• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kohesi antarkalimat dalam rubrik ``Nama dan Peristiwa`` Surat Kabar Harian Kompas edisi Maret 2005 - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Kohesi antarkalimat dalam rubrik ``Nama dan Peristiwa`` Surat Kabar Harian Kompas edisi Maret 2005 - USD Repository"

Copied!
93
0
0

Teks penuh

(1)

Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S-1) Sastra Indonesia Program Studi Sastra Indonesia

Disusun oleh: Karsanto Setio Adi

014114005

Program Studi Sastra Indonesia Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

(2)
(3)
(4)

P

encobaan-pencobaan yang kamu alami ialah

pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah

setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai

melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan

mamberikan kepadamu jalan keluar, sehingga kamu dapat

menanggungnya.

~1 Korintus 10:13~

J

anganlah pernah merasa cukup, belajar tanpa pengorbanan,

menilik tanpa kekaguman, taat tanpa sukacita, bertindak tanpa

semangat ilahi, mengenal tanpa kasih, mengerti tanpa rahmat ilahi.

~Santo Bonaventura~

Jika kondisi mengharuskan kita bicara jujur apa adanya,

lakukanlah dengan elegan

~Khalil Gibran~

K

upersembahkan untuk

K

edua Orang Tuaku dan Adikku

Yang senantiasa memberikan semangat dan doa

(5)

tidak memuat karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 20 Desember 2006 Penulis

Karsanto Setio Adi

(6)

kemurahan berkat dan anugerah-Nya yang dilimpahkan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Hery Antono, M.Hum selaku dosen pembimbing I yang dengan penuh kesabaran dan perhatian telah memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis hingga skripsi ini dapat diselesaikan.

2. Bapak Dr. I. Praptomo Baryadi, M.Hum selaku dosen pembimbing II yang telah membantu penulis dalam proses penyusunan skripsi ini dengan memberikan motivasi dan petunjuk kepada penulis.

3. Bapak Drs. FX. Santosa, M.S., Bapak Drs. B. Rahmanto, M. Hum., Bapak Drs. P. Ari Subagyo, M.Hum., Ibu Dra. Tjandrasih Adji, M.Hum., Ibu S.E. Peni Adji, M.Hum., atas bimbingannya selama penulis menjalani studi di Universitas Sanata Dharma.

4. Staf Fakultas Sastra Universitas Sanata Dharma atas pelayanannya dalam bidang administrasi.

5. Staf Perpustakaan Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan peminjaman buku yang diperlukan penulis baik selama menjalani perkuliahan maupun dalam proses penyusunan skripsi.

(7)

Universitas Sanata Dharma.

7. Keluarga Besar Kemloko Kranggan, Pak De dan Bu De, Om dan Bulik, Mas dan Mbak, Dik Nana sekeluarga, Agus, Itak, Desi, Yogi yang telah membantu memberikan semangat dan doa selama penulis menempuh studi di Universitas Sanata Dharma.

8. Semua teman-teman angkatan 2001, terima kasih atas dukungan dan semangat kepada penulis selama belajar di Universitas Sanata Dharma. 9. Keluarga besar Brojomusti 03, terima kasih atas dukungannya selama ini. 10. Komunitas Pemuda GKJ Kranggan Pepanthan Ploso, jangan lelah bekerja

di ladang Tuhan.

11. Sahabatku Maria Megayatri, yang telah memberikan dukungan untuk menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan skripsi ini

Yogyakarta, 20 Desember 2006

Penulis

(8)

1 (S1). Program Studi Sastra Indonesia. Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma.

Dalam skripsi ini dibahas tentang kohesi antarkalimat dalam rubrik “Nama dan Peristiwa” Surat Kabar Harian KOMPAS edisi Maret 2005. Masalah yang akan dibahas dalam penelitiaan ini adalah, kohesi apa saja yang terdapat dalam wacana rubrik “Nama dan Peristiwa”. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan jenis-jenis kohesi yang terdapat dalam wacana rubrik “Nama dan Peristiwa” Surat Kabar Harian KOMPAS edisi bulan Maret 2005.

Untuk metode penyediaan data digunakan metode simak. Metode simak adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan menyimak, yaitu menyimak penggunaan bahasa yang ada. Untuk melaksanakan metode simak tersebut, selanjutnya digunakan teknik catat, yaitu pencatatan pada kartu data yang segera dilanjutkan dengan klasifikasi.

Dalam analisis data digunakan metode agih, yaitu metode yang alat penentunya merupakan bagian dari bahasa itu sendiri. Teknik dasar yang digunakan adalah, teknik bagi unsur langsung (BUL) dengan membagi satuan lingual datanya menjadi beberapa unsur. Untuk teknik lanjutan digunakan teknik ganti. Teknik ganti dilaksanakan dengan menggantikan unsur tertentu satuan lingual yang bersangkutan dengan unsur tertentu yang lain di luar satuan lingual yang bersangkutan..

Dalam penyajian hasil analisis data digunakan metode informal, yaitu perumusan hasil analisis data yang dirumuskan dengan kata-kata biasa dalam bentuk bahasa tertulis.

Dalam rubrik “Nama dan Peristiwa” terdapat kohesi gramatikal, yang dapat dirinci lebih lanjut menjadi penunjukan, penggantian, pelesapan dan perangkaian. Pertama, kohesi penunjukan dibagi menjadi, penunjukan anaforis, yang ditunjukkan

(9)

kohesi perangkaian yang dibagi menjadi tujuh kategori, yaitu (i) perangkaian-urutan waktu yang ditunjukkan dengan frase setelah itu, dan konjungsi lalu, kemudian, (ii) perangkaian-ketidakserasian yang ditunjukkan dengan konjungsi padahal , (iii), perangkaian-tambahan (Aditif) yang ditunjukkan dengan frase selain itu, (iv), perangkaian-ringkasan (simpulan) yang ditunjukkan dengan konjungsi jadi, (v), perangkaian-lebih/ tegasan yang ditunjukkan dengan konjungsi bahkan, (vi), perangkaian pertentangan (kontras) yang ditunjukkan dengan konjungsi namun, konjungsi tetapi, konjungsi sedangkan, (vii), perangkaian-sebab akibat yang ditunjukkan dengan konjungsi akibatnya.

Dalam rubrik “Nama dan Peristiwa” Surat Kabar KOMPAS, ditemukan beberapa kohesi leksikal antara lain, pertama, kohesi pengulangan, kedua kohesi sinonimi, dan ketiga kohesi kolokasi.

(10)

Undergraduate. Indonesian Letters Study Program. Indonesian Letters Department, Faculty of Letters, Sanata Dharma University.

This thesis discusses sentence cohesion found in “Nama dan Peristiwa” column in Kompas Daily Newspaper March 2005 edition. The problem that will be discussed in this thesis is what kind of cohesion exist in “Nama dan Peristiwa” column in Kompas Daily Newspaper March 2005 edition. The objective of this research is to describe types of cohesion found in “Nama dan Peristiwa” column in Kompas March 2005 edition.

To provide the data, observation method is used. In this method, the writer observes the usage of the language in the texts. The technigue used to obtain the data is not technigue; which is done by taking notes on data card, and followed by classification.

To analyze the data, the writer uses distributional method. In this method, the instrument used to measure the data is part of the language itself. The writer divides the data lingual units into several elements; the writer directly divides the data lingual units into several elements. The following techniques are substitution and extension techniques. Substitution technique is done by substituting related data lingual units with other elements outside the related lingual units.

In data presentation, the writer uses informal method. In this method the formulation of data analyzes result is written in common language.

The cohession found in “Nama dan Peristiwa” column is grammatical cohesion, which can be explained further as: reference, substitution, elliptical, and conjunction. Reference cohesion is divided, anaphoric reference, which indicated by ini, itu and tersebut. Second substitution cohesion consists of (i) third person substitution dia; (ii) third person substitution ia, (iii) singular third person substitution –nya, plural third person substitution mereka. elimination cohesion which indicated by zero or Ø. Fourth, conjunction cohesion which divided into seven categories, those categories are : (i) time-order conjunction cohesion, which indicated by phrase setelah itu, and conjunction lalu, kemudian, (ii) inharmonious conjunction cohesion, that is shown by conjunction padahal, (iii) additive- conjunction which indicated by phrase selain itu, (iv) conclusive – conjunction which shown by conjunction jadi, (v) determinative – conjunction which shown by conjunction bahkan, (vi) contrastive – conjunction that is shown by conjunction namun, tetapi, and sedangkan, (vii) cause – effect – conjunction that is indicated by conjunction akibatnya.

(11)
(12)

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ... iii

HAL PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... x

DAFTAR ISI ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Hasil Penelitian ... 6

1.5 Tinjauan Pustaka ... 7

1.6 Landasan Teori ... 8

1.6.1 Pengertian Wacana ... 8

1.6.2 Kohesi ... 10

(13)

1.6.6 Konjungsi ... 12

1.6.7 Konstituen ... 12

1.6.8 Proposisi ... 12

1.7 Metode dan Teknik Penelitian ... 13

1.7.1 Metode dan Teknik Pengumpulan Data ... 13

1.7.2 Metode dan Teknik Analisis Data ... 13

1.7.3 Metode Pemaparan Hasil Analisis Data ... 16

1.8 Sistematika Penyajian ... 16

BAB II KOHESI DALAM RUBRIK “NAMA DAN PERISTIWA” SURAT KABAR HARIAN KOMPAS EDISI MARET 2005 2.1 Pengantar ... 18

2.2 Kohesi Gramatikal ... 18

2.2.1 Kohesi Penggantian ... 18

2.2.1.1 Penggantian Persona Ketiga Dia ... 18

2.2.1.2 Penggantian Persona Ketiga ia ... 20

2.2.1.3 Penggantian Persona Ketiga Tunggal –nya... 21

2.2.1.4 Penggantian Persona Ketiga Jamak mereka... 23

2.2.2 Kohesi Penunjukan ... 24

(14)

2.2.2.1.3 Penunjukan dengan Kata itu ... 27

2.2.3 Kohesi Pelesapan ... 29

2.2.4 Kohesi Perangkaian ... 30

2.2.4.1 Perangkaian-Urutan Waktu ... 31

2.2.4.1.1 Perangkaian Urutan Waktu dengan Frase setelah itu... 31

2.2.4.1.2 Perangkaian Urutan Waktu dengan Konjungsi lalu... 32

2.2.4.1.3 Perangkaian Urutan Waktu dengan Konjungsi kemudian ... 33

2.2.4.2 Perangkaian-Ketidakserasian ... 34

2.2.4.3 Perangkaian-Tambahan (Aditif) ... 35

2.2.4.4 Perangkaian-Ringkasan (simpulan) ... 36

2.2.4.5 Perangkaian-Lebih/ Tegasan ... 38

2.2.4.6 Perangkaian-Pertentangan (kontras) ... 39

2.2.4.6.1 Perangkaian Pertentangan dengan Konjungsi namun ... 39

2.2.4.6.2 Perangkaian Pertentangan dengan Konjungsi tetapi ... 40

(15)

2.3 Kohesi Leksikal ... 43

2.3.1 Kohesi Pengulangan ... 43

2.3.1.1 Pengulangan dengan Kata shooting ... 43

2.3.1.2 Pengulangan dengan Kata berdansa ... 44

2.3.2 Kohesi Sinonimi ... 45

2.3.2.1 Sinonimi antara Kata kado dan Kata hadiah... 45

2.3.2.2 Sinonimi antara Kata pas dan Kata cocok ... 46

2.3.3 Kohesi Kolokasi ... 46

2.3.3.1 Kolokasi antara Kata pengadilan dengan Kata jaksa ... 47

2.3.3.2 Kolokasi antara Kata menikah dengan Kata melamar ... 47

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan ... 49

3.2 Saran ... 51

(16)
(17)

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak dapat terlepas dari kebutuhan berinteraksi. Oleh karena itu diperlukan sarana pendukung, salah satu wujudnya bahasa. Dengan bahasa seseorang dapat menyampaikan sesuatu kepada orang lain. Oleh karena itu, bahasa memiliki fungsi yang penting yaitu sebagai alat komunikasi (Tarigan, 1987:144). Dalam komunikasi dikenal tiga aspek komunikasi yang penting pihak yang berkomunikasi, informasi yang dikomunikasikan, dan alat komunikasi (Alwasilah, 1989:9). Sebagai alat komunikasi bahasa digunakan secara lisan maupun tertulis. Secara lisan, bahasa diwujudkan dalam percakapan, sedangkan secara tertulis bahasa diwujudkan dalam bentuk tulisan misalnya rubrik dalam media cetak.

Dalam media massa cetak terdapat beberapa wacana, salah satunya adalah wacana rubrik “Nama dan Peristiwa” dalam Surat Kabar Harian Kompas bulan Maret 2005. Menurut Keraf (1982:141-142), wacana insiden (peristiwa) adalah bagian dari wacana narasi nonfiktif yang lebih panjang seperti sejarah, biografi, dan autobiografi. Wacana narasi nonfiktif yang berbentuk biografi adalah kisah menarik mengenai suka duka kehidupan dan pengalaman-pengalaman yang merupakan bagian dari kisah dan pengalaman-pengalaman menarik yang telah dialami seseorang (Keraf,1982: 141-142). Menurut Welseley via Assegaff (1983:56), ada enam jenis karangan khas, yaitu

(18)

(1) karangan khas yang bersifat insani (human interest feature), (2) karangan khas yang bersifat sejarah, (3) karangan khas biografi/ tokoh, (4) karangan khas perjalanan/ traveling, (5) karangan yang bersifat mengajar keahlian “how to do it”, (6) karangan khas yang bersifat ilmiah. Viko (1992:18), menyebut karangan khas biografi/ tokoh dengan istilah biographical and personality feature merupakan karangan khas yang menyangkut riwayat hidup atau kepribadian seseorang atau tokoh terkemuka.

Untuk menciptakan keutuhan, bagian-bagian wacana harus saling berhubungan. Sejalan dengan pandangan bahwa bahasa itu terdiri dari bentuk (form) dan makna (meaning), hubungan antarbagian wacana dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu hubungan bentuk yang disebut kohesi (cohesion) dan hubungan makna atau hubungan semantis yang disebut koherensi (coherence) (Baryadi, 2002:17). Dalam rubrik “Nama dan Peristiwa” Surat Kabar Harian Kompas Maret 2005, terdapat kalimat-kalimat yang mempunyai hubungan bentuk, misalnya contoh-contoh berikut :

(1). A. Rudjito, Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia, merupakan orang yang sangat rasional

B. Meski demikian, bukan berarti ia tidak menyukai hal-hal yang berbau keberuntungan

(19)

(2). A. Sejak pukul 08.00 sampai 19.00 malam, Rabu (2/3) kemarin, bintang sinetron, Diana Pungky (31), masih berada di wilayah Cakung, Jakarta Utara

B. Ia berada di tempat itu untuk pengambilan gambar sinetron Untung Ada Jinny episode ke-88

(Kompas, 3 Maret 2005) (3). A. Menurut dia, sebenarnya setelah yang kedua itu, sinetron Jinny akan

dihentikan

B. Tetapi, karena peminatnya masih banyak, dilanjutkan lagi dengan munculnya Untung Ada Jinny

(Kompas, 3 Maret 2005) (4). A. Nanti tempat kos itu akan saya beri nama Lenny kos

B. Tempat kos itu perlu dirancang dengan baik agar laku dan menyenangkan yang tinggal di situ,” ujarnya

(Kompas, 1 Maret 2005) (5). A. Saya tidak cukup kenal dunia senirupa Indonesia

B. Sewaktu di Jerman, ya tentu saya menikmati karya-karya seniman

Eropa, seperti misalnya Van Gogh

(20)

tempat itu. Pada contoh (3) di atas, kalimat (3A) dan kalimat (3B) mempunyai hubungan bentuk, yang ditunjukkan dengan kata tetapi. Pada contoh (4) di atas, kalimat (4A) dan kalimat (4B) mempunyai hubungan bentuk, antara tempat kos

dengan tempat kos. Pada contoh (5) di atas, kalimat (5A) dan kalimat (5B) mempunyai hubungan bentuk, antara seni rupa dengan seniman.

Dalam rubrik “Nama dan Peristiwa” Surat Kabar Harian Kompas, juga terdapat koherensi antarkalimat. Koherensi adalah keterkaitan semantis antara bagian-bagian wacana (Baryadi, 2002:29). Di bawah ini merupakan contoh koherensi yang terdapat pada rubrik “Nama dan Peristiwa” Surat Kabar Harian Kompas edisi Maret 2005 :

(6). A. Walau sibuk shooting, wanita berdarah Sumatera Utara ini masih sempat pula merasa prihatin atas kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM)” Saya pasrah atas kebijakan itu.

B. Akan tetapi, jangan lagi dong, berat

(Kompas, 9 Maret 2005) Contoh (6) di atas merupakan koherensi, yang terdiri dari dua kalimat, kalimat (6A) dan (6B). Pada contoh (6) tampak bahwa kalimat kedua dan kalimat pertama memiliki koherensi kontras dan koherensi tersebut ditandai oleh konjungsi akan tetapi.

(21)

Dari pengamatan penulis, wacana “Nama dan Peristiwa” ini merupakan wacana tulis, yang dapat ditemukan atau dijumpai dalam surat kabar harian Kompas.

Rubrik tersebut berisi peristiwa-peristiwa menarik dan pengalaman-pengalaman pribadi yang dialami tokoh-tokoh terkenal, artis, pejabat negara, dan selebritis luar negeri maupun dalam negeri. Wacana “Nama dan Peristiwa” bertujuan memberikan informasi dan hiburan yang dapat dimanfaatkan oleh pembaca untuk menambah pengetahuan.

(22)

1.2 Rumusan Masalah

Sehubungan dengan latar belakang tersebut, maka satu masalah pokok akan dibahas dalam penelitian ini. Masalah itu adalah Kohesi apa saja yang terdapat dalam wacana rubrik “Nama dan Peristiwa” surat kabar harian Kompas edisi Maret 2005

1.3 Tujuan Penelitian

Mendiskripsikan jenis-jenis kohesi yang terdapat dalam wacana rubrik “Nama dan Peristiwa” surat kabar harian Kompas edisi Maret 2005

1.4 Manfaat Hasil Penelitian

Memberikan penjelasan tentang jenis-jenis kohesi yang terdapat dalam Rubrik “Nama dan Peristiwa” surat kabar harian Kompas edisi Maret 2005

1.5 Tinjauan Pustaka

(23)

lanjut menjadi kohesi pengulangan (reiteration), kohesi hiponimi (hyponimi), kohesi sinonim (synonimi), kohesi antonimi (antonymi), dan kohesi kolokasi (collocation).

Dalam skripsi Kusumanthara (2000) yang memuat topik tentang ”Wacana Advertorial dalam Surat Kabar Harian Kompas edisi Januari s.d juni 2004” dijelaskan mengenai struktur, jenis tuturan, kohesi, dan koherensi dalam wacana advertorial. Struktur wacana advertorial terdiri dari lima bagian, yaitu bagian rubrik, bagian judul, bagian awal, bagian tubuh/isi, dan bagian penutup. Ada empat jenis tuturan yang digunakan dalam wacana advertorial, yaitu jenis tuturan deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan narasi. Beberapa jenis kohesi ditemukan dalam wacana advertorial yang kemudian dibagi menjadi kelompok kohesi gramatikal dan kohesi leksikal. Sedangkan jenis koherensi yang ditemukan dalam wacana advertorial dikelompokkan menjadi koherensi berpenanda dan koherensi tidak berpenanda.

Dalam Skripsi Kristanto (2000) yang mengangkat topik tentang ”Kekohesifan dalam Kalimat Majemuk Setara dalam Bahasa Indonesia”. Penelitian tersebut menitik beratkan pada hubungan antara dua konstituen dari dua klausa yang berbeda. Ia menyimpulkan bahwa dalam kalimat majemuk setara unsur pembentuk kekohesifan yang utama adalah perangkaian. Sementara itu, dalam hal penunjukan, konstituen penunjuk selalu menunjuk konstituen tertunjuk yang ada didepannya. Hal tersebut juga terjadi pada hubungan penggantian. Dalam kohesi leksikal, penanda kohesi yang utama adalah pengulangan.

(24)

sentilan untuk membentuk wacana yang kohesif dan koheren. Hal ini dikarenakan upaya itu hanya dilakukan oleh satu pihak saja, yaitu pihak yang mengemukakan pernyataan bagian sentilan atau redaksi. Upaya yang dilakukan oleh bagian sentilan untuk menciptakan wacana yang kohesif adalah dengan referensi, substisusi, elipsis, konjungsi dan leksikal. Pada hubungan referensi, kata penunjuk terdapat pada bagian sentilan, sedangkan konstituen tertunjuk terdapat pada bagian Kutipan Berita. Hubungan substitusi melibatkan dua unsur, yaitu unsur pengganti yang terdapat pada bagian sentilan dan unsur terganti yang terdapat pada bagian Kutipan berita. Hubungan elipsis terjadi apabila ada dua unsur yang sama sehingga salah satu unsurnya dilesapkan. Unsur yang dilesapkan disebut konstituen nol. Pada hubungan konjungsi, penanda konjungsi terdapat pada bagian sentilan. Sementara itu, hubungan leksikal dalam wacana “Pojok KR” dapat dibedakan menjadi repetisi, sinonim, antonim, hiponim dan kolokasi.Koherensi antara bagian sentilan dapat dibedakan menjadi hubungan sebab-akibat, hubungan perbandingan, hubungan Aditif dan hubungan generik-spesifik. Hubungan antarbagian dalam wacana “Pojok KR” dapat longgar dan rapat.

1.6 Landasan Teori

1.6.1 Pengertian Wacana

Kata wacana berasal dari kata vacana ‘bacaan’ dalam bahasa Sanskerta. Kata

(25)

kemudian diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi wacana ’ucapan, percakapan, kuliah’ (Poerwadarminta via Baryadi 2002:1).

Kata wacana dalam bahasa Indonesia dipakai dalam sebagai pedoman (atau terjemahan) kata discourse dalam bahasa Inggris. Secara etimologis kata discourse

itu berasal dari bahasa latin discursus ‘lari kian kemari’. Kata discurrere itu merupakan gabungan dari dis dan currere ‘lari, berjalan kencang(Webster via Baryadi 2002:1).

Menurut Kridalaksana (1984:208) wacana (discourse) adalah satuan bahasa terlengkap, dalam hierarki gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi atau terbesar. Hal ini berarti bahwa apa yang disebut wacana mencakup kalimat, gugus kalimat, alinea atau paragraf, penggalan wacana (pasal, subbab, bab atau episode) dan wacana utuh. Hal ini berarti juga bahwa kalimat merupakan satuan gramatikal terkecil dalam wacana, dan dengan demikian kalimat juga merupakan basis pokok pembentukan wacana (Baryadi, 2002:2). Dalam pengertian luas, wacana adalah rentangan ujaran yang berkesinambungan (urutan kalimat-kalimat individu) (Tarigan, 1987:23).

Wacana adalah organisasi bahasa di atas kalimat atau di atas klausa, dengan perkataan lain unit-unit linguistik yang lebih besar daripada kalimat atau klausa, seperti pertukaran-pertukaran percakapan atau teks-teks tertulis. Secara singkat apa yang disebut teks bagi wacana adalah kalimat bagi ujaran (utterence) (Stubbs via

(26)

1.6.2 Kohesi

Kohesi adalah hubungan antar kalimat di dalam sebuah wacana, baik dalam strata gramatikal maupun dalam strata leksikal tertentu (Gutwinsky, 1976:26, via

Tarigan, 1987:96). Berdasarkan perwujudan lingualnya, Halliday dan Hasan (1979:6,

via Baryadi, 2002:18) membedakan dua jenis kohesi yaitu, (i) kohesi gramatikal (grammatical cohesion) dan (ii) kohesi leksikal (lexical cohesion). Kohesi gramatikal adalah keterikatan gramatikal antara bagian-bagian wacana, sedangkan kohesi leksikal adalah keterikatan leksikal antara bagian-bagian wacana. Dalam kohesi gramatikal dapat dirinci menjadi, kohesi penunjukan (reference), kohesi penggantian (substitution), kohesi pelesapan (ellypsis), dan kohesi perangkaian (conjunction) (Halliday dan Hasan 1979:6, Baryadi 1990:39-50, Ramlan 1993).

Kohesi penunjukan adalah salah satu jenis kohesi gramatikal yang berupa satuan lingual tertentu yang menunjuk satuan lingual yang mendahului atau mengikutinya (Baryadi, 2002:18). Berdasarkan arah penunjukannya, kohesi penunjukan dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu (i) penunjukan anaforis yang ditandai oleh adanya konstituen yang menunjuk konstituen di sebelah kiri dan (ii) penunjukan kataforis yang ditandai oleh adanya konstituen yang mengacu konstituen di sebelah kanan.

(27)

pengganti. Bila unsur terganti berupa unsur yang menyatakan orang (persona), unsur pengganti berupa pronomina persona.

Pelesapan atau “penghilangan” (Ramlan 1993) adalah kohesi gramatikal yang berupa pelesapan (zero) konstituen yang telah disebut.

Perangkaian adalah kohesi gramatikal yang berwujud konjungsi. Dikatakan oleh Halliday dan Hasan (1979:226-273) dan Ramlan (1993) bahwa perangkaian berbeda dengan jenis kohesi gramatikal yang lain. Perangkaian yang berupa konjungsi menyatakan relasi makna tertentu.

Sedangkan kohesi leksikal dapat dirinci menjadi kohesi pengulangan (reiteration), sinonim (synonimi), antonimi (antonymi), dan kolokasi (collocation) (Baryadi, 1990:46). Bagian-bagian tersebut akan dirinci sebagai berikut.

Kohesi pengulangan adalah kohesi leksikal yang berupa pengulangan konstituen yang telah disebut (Baryadi, 2002:25).

Kohesi sinonimi adalah kohesi leksikal yang berupa relasi makna leksikal yang mirip antara konstituen yang satu dengan konstituen yang lain. Sinonimi ini disebut pula ekuivalensi leksikal (Baryadi, 2002:27).

Kohesi Antonimi adalah kohesi leksikal yang berupa relasi makna leksikal yang bersifat kontras atau berlawanan antara konstituen yang satu dengan konstituen yang lain (Baryadi, 2002:28).

(28)

1.6.3 Kata

Kata adalah Morfem atau kombinasi morfem yang oleh bahasawan dianggap sebagai satuan terkecil yang dapat diujarkan sebagai bentuk yang bebas (Kridalaksana, 1982: 76).

1.6.4 Kalimat

Kalimat adalah Konstruksi gramatikal yang terdiri atas satu atau lebih klausa yang ditata menurut pola yang tertentu, dan dapat berdiri sendiri sebagai satu satuan (Kridalaksana, 1982: 71).

1.6.5 Frase

Frase adalah bentuknya merupakan sebuah kelompok kata dan seringkali berfungsi sebagai keterangan predikat untuk keperluan-keperluan tertentu. Misalnya, untuk menyatakan keterangan waktu, keterangan, keterangan sebab, keterangan tempat, dan lain sebagainya (Razak, 1985: 14).

1.6.6 Konjungsi

Konjungsi adalah kategori yang berfungsi untuk meluaskan satuan yang lain dalam konstruksi hipotaksis, dan selalu menghubungkan dua satuan lain atau lebih dalam konstruksi (Kridalaksana, 1986:99).

1.6.7 Preposisi

(29)

1.7 Metode dan Teknik Penelitian

Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap, yakni (i) pengumpulan data, (ii) analisis data, dan (iii) pemaparan hasil analisis data. Berikut akan diuraikan masing-masing tahap dalam penelitian ini.

1.7.1 Metode dan teknik Pengumpulan Data

Objek penelitian ini adalah kohesi dan data penelitiannya adalah satuan antarkalimat. Data yang berupa wacana “Nama dan Peristiwa” diambil dari harian

Kompas bulan Maret tahun 2005.

Cara yang digunakan untuk menyediakan data penelitian ini adalah metode simak. Menurut Sudaryanto (1993:133), metode simak itu dilakukan dengan menyimak, yaitu menyimak penggunaan bahasa. Untuk melaksanakan metode simak digunakan teknik catat. Teknik ini dapat dilakukan dengan cara pencatatan pada kartu data yang segera dilanjutkan dengan klasifikasi. Sementara itu, kartu data yang digunakan dapat berupa kertas dengan ukuran dan kualitas apapun (Sudaryanto, 1986:5). Selanjutnya, data yang diperoleh dalam penelitian ini diamati, dicatat, dan dianalisis sesuai dengan jenis-jenis kohesi yang ada.

1.7.2 Metode dan Teknik Analisis Data

(30)

Teknik ganti dilaksanakan dengan menggantikan unsur tertentu satuan lingual yang bersangkutan dengan ”unsur” tertentu yang lain diluar satuan lingual yang bersangkutan (Sudaryanto, 1993:37). Teknik ini dipakai untuk menganalisis kohesi penggantian, kohesi penunjukan, kohesi pelesapan, dan kohesi sinonimi, dapat dilihat pada contoh data sebagai berikut :

(7). A. Berliana Febriyanti (31) kebagian peran yang cukup unik dalam film Banyu Biru

B. Ia hadir sebagai sosok yang mengundang misteri

(Kompas, 7 Maret 2005) Pada data (7) di atas, merupakan contoh kohesi penggantian. Teknik ganti digunakan untuk menggantikan konstituen ia pada kalimat (7B) dengan konstituen

Berliana Febriyanti pada kalimat (7A). Konstituen ia pada kalimat (7B) menunjuk konstituen Berliana Febriyanti pada kalimat (7A). Hal tersebut dapat dilihat pada pembuktian sebagai berikut :

(7a). A. Berliana Febriyanti (31) kebagian peran yang cukup unik dalam film Banyu Biru

B. Berliana Febriyanti hadir sebagai sosok yang mengundang misteri (8). A. Dari penjualan tiket untuk menonton pertandinagn itu, mereka berhasil

(31)

B. Uang sebesar itu seluruhnya bakal mereka sumbangkan untuk korban bencana tsunami

(Kompas, 18 Maret 2005) Pada contoh (8) di atas, merupakan contoh kohesi penunjukan. Teknik ganti digunakan untuk menggantikan kata itu pada kalimat (8B) dengan kelompok kata

50.000 dollar Amerika Serikat atau sekitar Rp 460 juta pada kalimat (8A). Kata itu pada kalimat (8B) menunjuk kelompok kata 50.000 dollar Amerika Serikat atau sekitar Rp 460 pada kalimat (8A). Hal tersebut dapat dilihat pada pembuktian sebagai berikut :

(8a). A. Dari penjualan tiket untuk menonton pertandinagn itu, mereka berhasil mengumpulkan uang sebesar 50.000 dollar Amerika Serikat atau sekitar Rp 460 juta

B. Uang sebesar 50.000 dollar Amerika Serikat atau Rp 460 juta

seluruhnya bakal mereka sumbangkan untuk korban bencana tsunami

(9). A. Diberitakan oleh majalah People, Jennifer Aniston menerima banyak sekali kado ulang tahun

B. Bahkan katanya, hadiah sudah mengalir sejak seminggu sebelum acara ulang tahun

(32)

pada kalimat (9A). Dengan kata lain kata hadiah pada kalimat (9B) dapat diganti kata

kado pada kalimat (9A). Kata hadiah pada kalimat (9B) memiliki makna yang sama dengan kata kado pada kalimat (9A). Hal tersebut dapat dilihat pada pembuktian sebagai berikut :

(9a). A. Diberitakan oleh majalah People, Jennifer Aniston menerima banyak sekali kado ulang tahun

B. Bahkan katanya, kado sudah mengalir sejak seminggu sebelum acara ulang tahun

1.7.3 Metode Pemaparan Hasil Analisis Data

Dalam penelitian bahasa ini, metode pemaparan hasil analisis data yang digunakan bersifat informal. Sudaryanto (1986:62), berpendapat bahwa metode pemaparan hasil analisis data bersifat informal berupa penyajian data yang dirumuskan dengan kata-kata biasa dalam bentuk bahasa tertulis.

1.8 Sistematika Penyajian

Skripsi ini terdiri dari tiga bab. Bab I berupa pendahuluan. Pendahuluan berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian, dan sistematika penyajian.

(33)

dapat diambil dari penelitian ini. Landasan teori berisi teori yang digunakan sebagai landasan penelitian. Metode penelitian memberi penjelasan mengenai pengumpulan data, analisis data, dan pemaparan hasil analisis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini. Sistematika penyajian menguraikan urutan hasil penelitian dalam skripsi ini. Bab II berisi uraian pembahasan tentang jenis-jenis kohesi yang mencakup kohesi gramatikal dan kohesi leksikal dalam wacana rubrik “Nama dan Peristiwa”. Bab III merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan dan saran.

(34)

EDISI MARET 2005

2.1 Pengantar

Dalam bab ini akan dibahas kohesi yang terdapat dalam rubrik “Nama dan Peristiwa” Surat Kabar Harian Kompas Edisi Maret 2005. Berdasarkan perwujudan lingualnya, kohesi dibedakan menjadi, (i) kohesi gramatikal dan (ii) kohesi leksikal.

2.2 Kohesi Gramatikal

Kohesi gramatikal yang terdapat dalam rubrik “Nama dan Peristiwa” dibagi

menjadi beberapa jenis, yaitu: kohesi penggantian, penunjukan, pelesapan, dan kohesi perangkaian.

2.2.1 Kohesi Penggantian

Di bawah ini merupakan contoh kohesi penggantian yang ditunjukkan dengan, penggantian persona ketiga dia, penggantian persona ketiga ia, penggantian persona

ketiga tunggal-nya, dan penggantian persona ketiga jamak mereka. 2.2.1.1 Penggantian Persona Ketiga dia

Di bawah ini beberapa contoh data yang diambil dari rubrik “Nama dan

Peristiwa” Surat Kabar Harian KOMPAS edisi Maret 2005 yang merupakan

(35)

penggantian persona ketiga dia. Kata ganti dia untuk menyatakan diri orang ketiga

atau orang yang dibicarakan (Chaer, 1998: 97).

(10). A. Nama Christine sebetulnya tidak asing lagi di dunia perfilman

Perancis

B. Tahun ini 2002, dia menjadi salah satu juri dalam Festival Film Perancis

(Kompas, 15 Maret 2005) Pada data (10) di atas terdapat kohesi, yang ditunjukkan oleh persona ketiga

dia pada kalimat (10B) yang manggantikan konstituen Christine pada kalimat (10A).

Hal tersebut dapat dibuktikan dengan menggantikan konstituen dia pada kalimat (10B) dengan konstituen Christine pada kalimat (5A). Konstituen dia merupakan

unsur pengganti, sedangkan konstituen Christine merupakan unsur terganti. Oleh karena itu, dapat dilihat pada pembuktian sebagai berikut :

(10a). A. Nama Christine sebetulnya tidak asing lagi di dunia perfilman Perancis

B. Tahun ini 2002, Christine menjadi salah satu juri dalam Festival Film

Perancis.

Contoh lain kohesi penggantian persona ketiga dia, dapat dilihat pada data

(11):

(36)

B. Lalu di siang hari dia muncul di Birmingham yang terletak di bagian

tengah Inggris, dan pada malam harinya di Leicester Square di kota London.

(Kompas, 4 Maret 2005) 2.2.1.2 Penggantian Persona Ketiga ia

Di bawah ini beberapa contoh data yang diambil dari rubrik “Nama dan

Peristiwa” Surat Kabar Harian KOMPAS edisi Maret 2005 yang merupakan kohesi penggantian persona ketiga ia. Kata ganti ia untuk menyatakan diri orang ketiga atau

orang yang dibicarakan digunakan terhadap orang yang sebaya, yang lebih muda, yang lebih rendah statis atau kedudukan sosialnya, atau yang tidak perlu secara eksplisit dihormati (Chaer, 1998: 96).

(12). A. Sejak pukul 08.00 sampai 19.00 malam, Rabu (2/3) kemarin, bintang sinetron, Diana Pungky (31), masih berada di wilayah

Cakung, Jakarta Utara.

B. Ia berada di tempat itu untuk pengambilan gambar sinetron Untung Ada Jinny episode ke-88.

(Kompas, 3 Maret 2005) Pada data (12) di atas terdapat kohesi, yang ditunjukkan oleh persona ketiga

(37)

merupakan unsur pengganti, sedangkan konstituen Diana Pungky merupakan unsur

terganti. Hal itu, dapat dilihat pada pembuktian sebagai berikut :

(12a). A. Sejak pukul 08.00 sampai 19.00 malam, Rabu (2/3) kemarin,

binrang sinetron, Diana Pungky (31), masih berada di wilayah Cakung, Jakarta Utara

B. Diana Pungky berada di tempat itu untuk pengambilan gambar

sinetron Untung Ada Jinny episode ke-88

Contoh lain kohesi penggantian kata ganti orang ketiga ia dapat dilihat pada

contoh (13) :

(13) A. Artis senior Ully Artha (53) menghabiskan waktunya, selasa (8/3), di sebuah rumah yang tidak dikenal siapa pemiliknya di kawasan

Cilandak, Jakarta selatan.

B. Di sana ia nongkrong-nongkrong menunggu giliran diambil

gambarnya (shooting)

(Kompas, 9 Maret 2005) 2.2.1.3 Penggantian Persona Ketiga tunggal –nya

Di bawah ini beberapa contoh data yang diambil dari rubrik “Nama dan Peristiwa” Surat Kabar Harian KOMPAS edisi Maret 2005 yang merupakan kohesi

(38)

(14) A. Tahun ini bintang film Lenny Marlina (51) punya jadwal ketat belajar

bahasa Inggris, komputer, dan baca-baca berbagai macam buku tentang desain interior

B. Katanya usaha rumah kos-kosan itu untuk menghadapi masa tuanya (Kompas, 3 Maret 2005) Pada data (14) di atas terdapat kohesi, yang ditunjukkan oleh persona ketiga

tunggal –nya pada kalimat (14B) yang menggantikan konstituen Lenny Marlina pada kalimat (14A). Hal tersebut dapat dibuktikan dengan menggantikan konstituen –nya

pada kalimat (14B) dengan konstituen Lenny Marlina. Konstituen –nya merupakan unsur pengganti, konstituen Lenny Marlina merupakan unsur terganti. Hal itu dapat dilihat pada pembuktian sebagai berikut :

(14a). A. Tahun ini bintang film Lenny Marlina (51) punya jadwal ketat belajar bahasa Inggris, komputer, dan baca-baca berbagai macam

buku tentang desain interior

B. Kata Lenny Marlina usaha rumah kos-kosan itu untuk menghadapi masa tuanya

Contoh lain kohesi penggantian kata ganti orang ketiga tunggal –nya dapat dilihat pada contoh (15):

(39)

B. Bahkan, katanya, hadiah sudah mengalir sejak seminggu sebelum acara

ulang tahun

(Kompas, 4 Maret 2005)

2.2.1.4 Penggantian Persona Ketiga jamak mereka

Di bawah ini beberapa contoh data yang diambil dari rubrik “Nama dan Peristiwa” Surat Kabar Harian KOMPAS edisi Maret 2005 yang merupakan kohesi

penggantian dengan kata ganti orang ketiga jamak mereka. Kata ganti mereka unutk menyatakan diri orang ketiga, atau orang yang dibicarakan, yang jumlahnya lebih dari

seorang, dapat digunakan terhadap siapa saja dan oleh siapa saja (Chaer, 1998: 98). (16). A. Aniston dan Brad Pitt mengumumkan perpisahan mereka awal

Januari lalu.

B. Toh, pada pesta ulang tahun Aniston malam itu, mereka berdua stampak tetap akrab

(Kompas, 4 Maret 2005) Pada data (16) di atas terdapat kohesi, yang ditunjukkan oleh persona ketiga jamak mereka pada kalimat (16B) dan konstituen Aniston dan Brad Pitt. Hal

tersebut dapat dibuktikan dengan menggantikan konstituen mereka pada kalimat (16B) dengan konstituen Aniston dan Brad Pitt. Konstituen mereka merupakan

unsur pengganti, sedangkan konstituen Aniston dan Brad Pitt merupakan unsur terganti. Hal itu dapat dilihat pada pembuktian sebagai berikut :

(16a). A. Aniston dan Brad Pitt mengumumkan perpisahan mereka awal

(40)

B. Toh, pada pesta ulang tahun Aniston malam itu, Aniston dan Brad

Pitt tampak tetap akrab.

Contoh lain kohesi penggantian dengan kata ganti orang ketiga jamak mereka

dapat dilihat pada contoh (12) :

(17). A. Pertunjukan itu, kata Bulantrisna, sangat berkesan sebab diikuti dengan tanya jawab dari para murid SD

B. Mereka menanyakan hal-hal lucu, seperti apakah orang Indonesia memakai sepatu, apa yang mereka makan, mengapa pakaian tari

bernuansa emas, dan seterusnya.

(Kompas, 8 maret 2005) 2.2.2 Kohesi Penunjukan

Berdasarkan arah penunjukannya, kohesi penunjukan dapat dibedakan menjadi dua jenis, penunjukan anaforis dan penunjukan kataforis. Penunjukan

anaforis ditandai oleh adanya konstituen yang menunjuk konstituen di sebelah kiri, sedangkan penunjukan kataforis ditandai oleh adanya konstituen yang mengacu konstituen di sebelah kanan (Baryadi, 2002:18-19). Dalam penelitian ini hanya

(41)

2.2.2.1 Kohesi Penunjukan Anaforis

2.2.2.1.1 Penunjukan dengan Kata tersebut

Di bawah ini beberapa contoh data yang diambil dari rubrik “Nama dan

Peristiwa” Surat Kabar Harian KOMPAS edisi Maret 2005 yang merupakan bentuk kohesi penunjukan anaforis, yang ditunjukkan dengan kata tersebut.

(18). A. Will Smith baru-baru ini juga berhasil mencetak rekor yang dicatat

dalam Guinnes Book of records ketika mempromosikan Film terbarunya, Hitch

B. Smith tercatat berhasil menghadiri tiga acara pemutaran perdana Film tersebut ditiga kota yang berbeda di Inggris dalam satu hari

(Kompas, 4 Maret 2005)

Pada data (18) terdapat kohesi, yang ditunjukkan oleh kata tersebut pada (18B) dan kata Hitch pada (18A). Hal tersebut dapat dibuktikan bahwa kata tersebut

pada (18B) menunjuk pada kata Hitch pada (18A). Kata Hitch pada (18A) dapat menggantikan kata tersebut pada (18B). Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa antara kalimat (18A) dan (18B) terdapat kohesi penunjukan anaforis. Hal itu dapat

dilihat pada pembuktian sebagai berikut :

(18a). A. Will Smith baru-baru ini juga berhasil mencetak rekor yang dicatat

dalam Guinnes Book of Records ketika mempromosikan Film terbarunya, Hitch

B. Smith tercatat berhasil menghadiri tiga acara pemutaran perdana

(42)

Contoh lain kohesi penunjukan anaforis yang ditunjukkan dengan kata

tersebut dapat dilihat pada contoh (19) :

(19). A. Artis kelahiran Israel itu, bersama kru filmnya, harus menghadapi

kelompok Ultra-ortodok Yahudi yang marah gara-gara dalam pembuatan Film Free Zone, Portman melakukan adegan ciuman dengan aktor Israel, Aki Avni, di Tembok Barat

B. Di tembok tersebut dibangun semacam pemisah untuk peziarah lelaki dan perempuan.

(Kompas, 2 Maret 2005) 2.2.2.1.2 Penunjukan dengan Kata ini

Di bawah ini beberapa contoh data yang diambil dari rubrik “Nama dan

Peristiwa” Surat Kabar Harian KOMPAS edisi Maret 2005 yang merupakan bentuk kohesi penunjukan anaforis, yang ditunjukkan dengan kata ini. Kata ini mengacu ke

acuan yang dekat dengan pembicara/ penulis, ke masa yan g akan datang, atau ke informasi yang akan disampaikan (Depdikbud, 1997: 181).

(20). A. Sebelumnya, Joko sukses menulis skenario untuk Film Arisan! Nia

Dinata

B. Film ini menjadi Film terbaik FFI 2004

(Kompas, 15 Maret 2005) Pada data (20) di atas terdapat kohesi, yang ditunjukkan oleh kelompok kata Film ini pada (20B) dan kata Arisan pada (20A). Hal tersebut dapat dibuktikan

(43)

Kata ini pada (20B) menunjuk konstituen disebelah kiri, pada kata Arisan pada

(20A). Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa antara kalimat (20A) dan (20B) terdapat kohesi penunjukan anaforis. Hal tersebut dapat dilihat pada pembuktian

sebagai berikut :

(20a). A. Sebelumnya, Joko sukses menulis skenario untuk Film Arisan! B. Film Arisan menjadi Film terbaik FFI 2004

Contoh lain kohesi penunjukan anaforis yang ditunjukkan dengan kata ini dapat dilihat pada contoh (21) :

(21). A. Namun, ternyata tidak banyak Film yang berkisah tentang Shanghai masa kini, ” tutur Joan Chen, yang mulai menjadi sutradara lewat Film Xiu-xiu : The Sent Down Girl (1999)

B. Film ini masuk nominasi penghargaan Golden bear pada Festival Film Berlin

(Kompas, 1 Maret 2005) 2.2.2.1.3 Penunjukan dengan Kata itu

Di bawah ini beberapa contoh data yang diambil dari rubrik “Nama dan

Peristiwa” Surat Kabar Harian KOMPAS edisi Maret 2005 yang merupakan bentuk kohesi penunjukan anaforis, yang ditunjukkan dengan kata itu. Kata itu mengacu ke

acuan yang agak jauh dari pembicara/ penulis, kemasa yang lampau, atau ke informasi yang sudah disampaikan (Depdikbud, 1997: 181).

(22). A. Penyanyi dan aktris Cher menuntut Warner/ Chappel Music Inc

(44)

B. Menurut artis yang suka berpenampilan eksentrik ini, perusahaan

rekaman itu tidak memenuhi kewajiban membayar royalti yang

besarnya (...)

(Kompas, 8 Maret 2005) Pada data (22) di atas terdapat kohesi, yang ditunjukkan oleh kata itu pada (22B) dan kata Warner/ Chappel Music Inc pada (22A). Hal tersebut dapat

dibuktikan bahwa kata itu pada (22B) dapat digantikan kata Warner/ Chappel Music Inc pada (22A). Kata itu pada (22B) menunjuk konstituen disebelah kiri, pada kata

Warner/ Chappel Music Inc pada (22A). Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa

antara kalimat (22A) dan (22B) terdapat kohesi penunjukan anaforis. Hal tersebut dapat dilihat pada pembuktian sebagai berikut :

(22a). A. Penyanyi dan aktris Cher menuntut Warner/Chappel Music Inc karena dianggap menyalahi kontrak

B. Menurut artis yang suka berpenampilan eksentrik ini, perusahaan rekaman Warner/ Chappel music Inc tidak memnuhi kewajiban membayar royalti yang besarnya (...)

Contoh lain kohesi penunjukan anaforis yang ditunjukkan dengan kata itu dapat dilihat pada contoh (23) :

(23). A. Walau sibuk shooting, wanita berdarah Sumatera Utara ini masih sempat pula merasa prihatin atas kenaikan harga bahan bakar

(45)

B. Saya pasrah atas kebijakan itu

(Kompas, 9 Maret 2005) 2.2.3 Kohesi Pelesapan

Di bawah ini merupakan contoh data kohesi pelesapan yang ditunjukkan dengan, kelompok kata penari pria dari Sekolah Tinggi Seni Indonesia dan kata film.

(24). A. Selain kesibukannya mengajar, selama dua tahun terakhir Retno juga

membina kelompok penari pria dari Sekolah Tinggi Seni Indonesia

B. Kelompok penari Ø yang beranggotakan 15 orang ini secara rutin

berlatih setiap hari jumat di taman Budaya Surakarta

(Kompas, 30 Maret 2005)

Pada data (24) diatas terdapat kohesi, yang ditunjukkan oleh kelompok kata penari pria dari Sekolah Tinggi Seni Indonesia pada (24A) dan pelesapan kelompok

kata penari pria dari Sekolah Tinggi Seni Indonesia pada kalimat (24B). Hal tersebut dapat dibuktikan bahwa konstituen Ø pada kalimat (24B) memiliki referensi yang sama dengan kelompok kata penari pria dari Sekolah Tinggi Seni Indonesia

yang telah disebut pada kalimat (24A). Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa antara kalimat (24A) dan (24B) terdapat kohesi pelesapan. Hal tersebut dapat dilihat

(46)

(25a). A. Selain kesibukannya mengajar, selama dua tahun terakhir

Retno juga membina kelompok penari pria dari Sekolah

Tinggi Seni Indonesia

B. Kelompok penari pria dari Sekolah Tinggi Seni Indonesia yang beranggotakan 15 orang ini secara rutin berlatih setiap hari jumat di Taman Budaya Surakarta

Contoh lain kohesi pelesapan yang ditunjukkan dengan kata Film dapat dilihat pada contoh (26) :

(26). A. Meskipun dalam Film Memoirs of a Geisha para pemain utamanya adalah aktris dari China, salah seorang pemerannya, Michelle Yeoh (42), yakin bahwa Film tersebut bakal diterima oleh publik Jepang.

B. Ø Memoirs of a Geisha rencananya beredar tahun ini, dan dua perempuan pemain utamanya adalah aktris asal China, Gongli dan

Zhang Ziyi.

(Kompas, 2 Maret 2005) 2.2.4 Kohesi Perangkaian

Di bawah ini merupakan contoh data kohesi perangkaian yang dibagi dalam beberapa kelompok, yakni : (i) Perangkaian-urutan waktu, yang ditunjukkan dengan

frase setelah itu, dan konjungsi lalu, kemudian, (ii)Perangkaian-ketidakserasian, yang ditunjukkan dengan konjungsi padahal, (iii) Perangkaian-tambahan (Aditif), yang ditunjukkan dengan frase selain itu,(iv) Perangkaian-ringkasan (simpulan),

(47)

ditunjukkan dengan konjungsi bahkan, (vi) Perangkaian-pertentangan (kontras) yang

ditunjukkan dengan konjungsi namun, tetapi, sedangkan (vii) Perangkaian-sebab akibat yang ditunjukkan dengan konjungsi akibatnya.

2.2.4.1 Perangkaian-Urutan Waktu

Proposisi-proposisi yang menunjukkan tahapan-tahapan seperti awal, pelaksanaan, dan penyelesaian dapat disusun dengan menggunakan urutan waktu.

Urutan waktu dapat dimulai dari proposisi yang menunjukkan tahap awal dan dilanjutkan oleh tahap berikutnya. Penyusunan proposisi yang demikian itu disebut

susunan berdasarkan urutan waktu. Proposisi-proposisi yang menunjukkan suatu rangkaian kesejarahan atau urutan waktu dapat menggunakan piranti kohesi yang menunjukkan adanya urutan waktu (Rani, 2004: 110). Di bawah ini contoh data

kohesi perangkaian yang menunjukkan urutan waktu sebagai berikut: 2.2.4.1.1 Perangkaian Urutan waktu dengan Frase setelah itu

(27). A. “Saya mau menulis skenarionya,

B. Setelah itu saya juga ingin menyutradarai sendiri Film tersebut, ”kata perempuan kelahiran Shanghai, China, 26 April 1961, ini seperti

dikutip koran South China Morning Post

(Kompas, 1 Maret 2005)

Pada contoh (27), konjungsi yang digunakan untuk menunjukkan urutan waktu menggunakan frase setelah itu . Kata setelah biasanya menunjukkan bahwa proposisi yang mengikuti kata itu sebagai proposisi lanjutan. Kata itu pada frase

(48)

tergolong anafora yang dapat menggantikan suatu proposisi atau bagian dari proposisi

yang telah disebutkan. Frase setelah itu pada kalimat (27B) menandai hubungan waktu yang bersangkutan antara kalimat (27A) dengan kalimat (27B). Tanpa frase

setelah itu, contoh diatas telah dapat dipahami adanya kohesi perangkaian urutan

waktu. Hal tersebut dapat dilihat pada pembuktian sebagai berikut: (27a). A. “Saya mau menulis skenarionya,

B. Saya juga ingin menyutradarai sendiri Film tersebut, ”kata perempuan kelahiran Shanghai, China, 26 April 1961, ini seperti

dikutip koran South China Morning Post

2.2.4.1.2 Perangkaian Urutan waktu dengan Konjungsi lalu

(28). A. Pada pagi hari, Smith menghadiri pemutaran film di Manchester yang terletak di Inggris bagian utara

B. Lalu di siang hari dia muncul di Birmingham yang terletak di bagian tengah Inggris, dan pada malam harinya di Leicester Square di kota London

(Kompas, 4 Maret 2005) Pada data (28) di atas terdapat kohesi, yang ditunjukkan oleh kalimat (28A)

dan kalimat (28B). Konjungsi lalu pada kalimat (28B) menandai hubungan waktu yang berurutan antara berlangsungnya peristiwa yang dinyatakan oleh kalimat pada pagi hari, Smith menghadiri pemutaran Film di Manchester yang terletak di Inggris

(49)

Birmingham yang terletak di bagian tengah Inggris. Penggunaan konjungsi lalu pada

(28) menjelaskan bahwa konjungsi tersebut menyatakan peristiwa, keadaan, atau perbuatan berturut-turut yang terjadi atau dilakukan. Tanpa konjungsi lalu, contoh

(24) diatas telah dapat dipahami adanya kohesi perangkaian urutan waktu. Hal tersebut dapat dilihat pada pembuktian sebagai berikut:

(28a). A. Pada pagi hari, Smith menghadiri pemutaran Film di Manchester

yang terletak di Inggris bagian utara

B. di siang hari dia muncul di Birmingham yang terletak di bagian

tengah Inggris, dan pada malam harinya di Leicester Square di kota London

2.2.4.1.3 Perangkaian Urutan Waktu dengan Konjungsi kemudian

(29). A. Lho, memang ada apa dengan angka 17? ”coba saja, saya ketika diangkat menjadi Dirut BRI itu tanggal 17 Juli

B. Kemudian ketika diminta tinggal di rumah dinas, saya katakan minta tinggal di rumah yang dekat kantor saja

(Kompas, 23 Maret 2005)

Pada data (29) di atas terdapat kohesi, yang ditunjukkan oleh kalimat (29A) dan kalimat (29B). Kalimat Lho, memang ada apa dengan angka 17?” coba saja,

saya ketika diangkat menjadi Dirut BRI itu tanggal 17 Juli terlebih dahulu hadir

(50)

menjelaskan bahwa konjungsi tersebut menyatakan peristiwa, keadaan atau perbuatan

berturut-turut yang terjadi atau dilakukan. 2.2.4.2 Perangkaian-ketidakserasian

Dalam pemakaian bahasa sehari-hari, proposisi yang diurutkan tidak selalu menunjukkan keserasian. Proposisi yang diurutkan itu kadang-kadang menunjukkan ketidakserasian. Ketidakserasian itu pada umumnya ditandai dengan perbedaan

proposisi yang terkandung didalamnya, bahkan sampai pada pertentangan. Dua proposisi yang tidak serasi biasanya diurutkan dengan menggunakan piranti tidak

serasian (Rani, 2004: 116). Di bawah ini contoh data kohesi perangkaian yang menunjukkan ketidakserasian, sebagai berikut:

(30). A. Rating-nya anjlok karena jalan ceritanya melompat-lompat akibat

diedit

B. Padahal, aku sudah berakting sebaik-baiknya

(Kompas, 14 Maret 2005) Pada data (30) diatas terdapat kohesi, yang ditunjukkan oleh kalimat (30A) dan Kalimat (30B). Konjungsi padahal merupakan piranti kohesi yang menunjukkan

adanya ketidakserasian antara proposisi yang pertama dan proposisi yang mengikuti. Tanpa kehadiran konjungsi padahal, contoh (30) tidak dapat dipahami adanya kohesi

perangkaian ketidakserasian. Dapat dilihat pada pembuktian sebagai berikut:

(30a). A. Rating-nya anjlok karena jalan ceritanya melompat-lompat akibat diedit

(51)

Contoh lain kohesi perangkaian ketidakserasian yang ditunjukkan dengan

konjungsi padahal dapat dilihat pada contoh (31) :

(31). A. Artis kelahiran Israel itu, bersama kru filmnya, harus menghadapi

kelompok ultra-ortodoks Yahudi yang marah gara-gara dalam pembuatan film FreeZone, Portman melakukan adegan ciuman dengan aktor Israel, Aki Avni, di Tembok Barat.

B. Padahal, tempat itu begitu dianggap suci, sampai bersentuhan badan antarseks berbeda saja dilarang terjadi di situ

(Kompas, 2 Maret 2005)

2.2.4.3 Perangkaian-Tambahan (Aditif)

Pada waktu memberikan informasi, penutur kadang-kadang tidak menyampaikan seluruh informasi dengan menggunakan satu kalimat. Hal itu

mungkin disebabkan keterbatasan bahasa si penutur dan pertimbangannya atas kemampuan penerima informasi. Dalam hal ini, penutur menyampaikan informasi secara bertahap. Informasi yang disampaikan dengan menggunakan suatu kalimat

perlu ditambah lagi. Informasi tambahan itu kadang-kadang tampak lepas dari isi informasi sebelumnya. Oleh karena itu, agar kalimat itu tampak berkaitan secara

maknawi, perlu digunakan piranti kohesi tambahan (Rani, 2004: 118). Di bawah ini contoh data yang menunjukkan kohesi perangkaian tambahan, sebagai berikut:

(32). A. “Dalam janji perkawinan yang kami buat, kami sepakat bahwa kami

(52)

B. Selain itu, kami memegang teguh prinsip “Apakah kamu seseoarng

seperti perkataanku atau tidak,”kata aktor yang membintangi I, Robot ini

(Kompas, 4 Maret 2005) Pada data (32) di atas terdapat kohesi, yang ditunjukkan oleh kalimat (32A) dan kalimat (32B). Frase selain itu pada kalimat (32B) merupakan piranti kohesi

tambahan. Proposisi yang mengikuti penjelasan itu memberikan keterangan tambahan proposisi sebelumnya. Proposisi-proposisi yang dihubungkan dengan perangkaian

tambahan tersebut pada umumnya bersifat setara, bahkan proposisi itu dapat saling menggantikan. Kalimat (32A) terlebih dahulu hadir sebelum kehadiran kalimat (32B). Tanpa kehadiran frase selain itu, contoh data (32) tidak dapat dipahami adanya

kohesi perangkaian tambahan. Dapat dilihat pada pembuktian sebagai berikut:

(32a). A. “Dalam janji perkawinan yang kami buat, kami sepakat bahwa kami

tidak akan mendengar apa yang saya lakukan setelah kejadian

B. kami memegang teguh prinsip “Apakah kamu seseorang seperti perkataanmu atau tidak, ”kata aktor yang membintangi I, Robot ini

S

2.2.4.4 Perangkaian-Ringkasan (Simpulan)

Piranti tersebut berguna untuk mengantarkan ringkasan dari bagian yang berisi uraian. Biasanya, ringkasan berupa simpulan yang ditarik dari sejumlah data yang telah diungkapkannya (Rani, 2004: 123). Dibawah ini contoh data kohesi

(53)

(33). A. “Untuk mengikuti kegiatan dua sinetron yang ditayangkan di dua

televisi ini, waktunya hanya tersisa satu hari dalam satu pekan, yakni kamis, ”ujar wanita yang jarang memakai parfum itu

B. Jadi, hanya kamis dia istirahat atau bebas dari kegiatan shooting (Kompas, 9 Maret 2005) Pada data (33) di atas terdapat kohesi, yang ditunjukkan oleh kalimat (33A)

dan kalimat (33B). Konjungsi jadi pada kalimat (33B) menunjukkan suatu ringkasan beberapa proposisi yang telah disebutkan sebelumnya. Kalimat (33B) merupakan

hasil ringkasan atau simpulan dari kalimat (33A). Tanpa kehadiran konjungsi jadi, contoh data (33) tidak dapat dipahami adanya kohesi perangkaian ringkasan (simpulan). Dapat dilihat pada pembuktian sebagai berikut:

(33a). A. “Selain janji perkawinan yang kami buat, kami sepakat bahwa kami tidak akan mendengar apa yang saya lakukan setelah kejadian

B. hanya kamis dia istirahat atau bebas dari kegiatan shooting

Contoh lain kohesi perangkaian ringkasan yang ditunjukkan dengan konjungsi jadi dapat dilihat pada contoh (34):

(34). A. “Film saya belum selesai prosesnya, dan tim dari Cannes mengatakan ingin melihat film itu dengan subtitle berbahasa Inggris.

(54)

2.2.4.5 Perangkaian-lebih/ tegasan

Dalam usaha menyampaikan proposisi kepada penerima, pengirim pesan sering menggunakan pelbagai macam cara agar proposisi yang di sampaikan itu dapat

segera dipahaminya. Salah satu cara yang dilakukan pengirim pesan adalah dengan menggunakan cara penegasan. Proposisi yang telah disebutkan perlu ditegaskan lagi agar dapat segera dipahami dan diresapi. Proposisi yang ditegaskan itu pada dasarnya

sama dengan proposisi sebelumnya (Rani, 2004: 127). Di bawah ini contoh data kohesi perangkaian-lebih/tegasan, sebagai berikut:

(35). A. Diberitakan oleh majalah People, Jennifer Aniston menerima banyak sekali kado ulang tahun

B. Bahkan, katanya, hadiah sudah mengalir sejak seminggu sebelum

acara ulang tahun

(Kompas, 4 Maret 2005)

Pada data (35) di atas terdapat kohesi, yang ditunjukkan oleh kalimat (35A) dan kalimat (35B). Konjungsi bahkan pada kalimat (35B) digunakan sebagai piranti yang menyatakan penegasan yang menyangatkan. Tanpa konjungsi bahkan, contoh

diatas telah dapat dipahami adanya kohesi perangkaian-lebih/ tegasan. Hal tersebut dapat dilihat pada pembuktian sebagai berikut:

(35a). A. Di beritakan oleh majalah People, Jennifer Aniston menerima banyak sekali kado ulang tahun

B. katanya, hadiah sudah mengalir sejak seminggu sebelum acara

(55)

2.2.4.6 Perangkaian-Pertentangan (kontras)

Hubungan pertentangan terjadi apabila ada dua ide/ proposisi yang menunjukkan kebalikan atau kekontrasan. Untuk menyatakan adanya hubungan

pertentangan dapat digunakan piranti kohesi pertentangan. Piranti tersebut digunakan untuk menghubungkan proposisi yang bertentangan atau kontras dengan bagian lain (Rani, 2004:120). Di bawah ini contoh data kohesi perangkaian yang menunjukkan

pertentangan (kontras), sebagai berikut:

2.2.4.6.1 Perangkaian Pertentangan dengan Konjungsi namun

(36). A. Dia mengaku ingin menjadi pemain yang serius dan profesional B. Namun, lingkungan kerja sepertinya tidak mendukung

(Kompas, 14 Maret 2005)

Pada data (36) di atas terdapat kohesi, yang ditunjukkan oleh kalimat (36A) dan kalimat (36B). Penggunaan konjungsi namun pada (36B) untuk mengontraskan

konsep bahwa Dia mengaku ingin menjadi pemain serius dan profesional dengan lingkungan kerja yang tidak mendukung. Hubungan kedua konsep itu terasa kontras.

Sebenarnya tanpa konjungsi namun dimunculkan, kalimat diatas telah dapat

dipahami adanya pertentangan kondisi yang dipaparkan tersebut. Pembuktian tersebut sebagai berikut:

(36a). A. Dia mengaku ingin menjadi pemain yang serius dan profesional B. Lingkungan kerja sepertinya tidak mendukung

Namun, konjungsi namun memperjelas hubungan kalimat (36A) dengan

(56)

Contoh lain kohesi perangkaian yang ditunjukkan dengan konjungsi namun

dapat dilihat pada contoh (37):

(37). A. Demi mempertahankan peran Jinny itulah, wanita berbobot 42

kilogram dengan tinggi 163 sentimeter ini tidak mau melanjutkan keinginannya yang pernah muncul, yaitu rekaman lagu

B. Namun karena saking ngebetnya shooting Jinny ini, Diana Pungky

sampai sering tidak tahu di mana dirinya sendiri berada

(Kompas, 3 Maret 2005)

2.2.4.6.2 Perangkaian Pertentangan dengan Konjungsi tetapi

(38). A. Menurut dia, sebenarnya setelah yang kedua itu, sinetron Jinny akan dihentikan

B. tetapi, karena peminatnya masih banyak, dilanjutkan lagi dengan munculnya Untung Ada Jinny

(Kompas, 3 Maret 2005) Pada data (38) di atas terdapat kohesi, yang ditunjukkan oleh kalimat (38A) dan kalimat (38B). Penggunaan konjungsi tetapi pada (38B) untuk mengontraskan

konsep bahwa Menurut dia, sebenarnya setelah yang kedua itu, sinetron Jinny akan dihentikan dengan karena peminatnya masih banyak, dilanjutkan lagi dengan

munculnya Untung Ada Jinny. Hubungan kedua konsep itu terasa kontras. Tanpa

(57)

(38a). A. Menurut dia, sebenarnya setelah yang kedua itu, sinetron Jinny akan

dihentikan

B. karena peminatnya masih banyak, dilanjutkan lagi dengan munculnya

Untung Ada Jinny

Contoh lain kohesi perangkaian yang ditunjukkan dengan konjungsi tetapi dapat dilihat pada contoh ( 39):

(39). A. “Skenario Janji Joni sebenarnya sudah kutulis sejak masih kuliah di ITB tahun 1998 lalu

B. tetapi baru sempat bikin filmnya sekarang,” ujar pria kelahiran Medan, 3 Januari 1975 ini

(Kompas, 15 Maret 2005)

2.2.4.6.3 Perangkaian Pertentangan dengan Konjungsi sedangkan

(40). A. Gong Li terkenal antara lain lewat Film Raise the Red Lantern

B. Sedangkan Zhang Ziyi muncul bersama Yeoh dalam film Crouching Tiger, Hidden Dragon

(Kompas, 2 Maret 2005)

Pada data (40) di atas terdapat kohesi, yang ditunjukkan oleh kalimat (40A) dan kalimat (40B). Penggunaan konjungsi sedangkan pada (40B) untuk

(58)

contoh (40) di atas telah dapat dipahami adanya pertentangan. Pembuktian tersebut

sebagai berikut:

(40a). A. Gong Li terkenal antara lain lewat Film Raise the Red Lantern

B. Zhang Ziyi muncul bersama Yeoh dalam film Crouching Tiger, Hidden Dragon

Namun, konjungsi sedangkan memperjelas hubungan kalimat (40A) dengan

kalimat (40B).

2.2.4.7 Perangkaian sebab-akibat

Sebab dan akibat merupakan dua kondisi yang berhubungan. Hubungan sebab-akibat terjadi apabila salah satu proposisi menunjukkan penyebab terjadinya suatu kondisi tertentu yang merupakan akibat atau sebaliknya (Rani, 2004: 122). Di

bawah ini contoh data kohesi perangkaian yang menunjukkan sebab akibat, sebagai berikut :

(41). A. “Hukuman ringan seperti ini tidak memberi pelajaran bagi masyarakat kalau begini terus, enggak bikin jera

B. Akibatnya, kejahatan yang sama berulang lagi berulang lagi dan

makin banyak,” kata wanita yang lebih terkenal sebagai Mpok Oneng ini

(Kompas, 17 Maret 2005) Pada data (41) di atas terdapat kohesi, yang ditunjukkan oleh kalimat (41A) dan kalimat (41B). Kalimat (41A) merupakan penyebab terjadinya suatu kondisi yang

(59)

Untuk memperjelas kohesi perangkaian yang menunjukkan sebab akibat, dihadirkan

konjungsi akibatnya untuk memperjelas kohesi tersebut. Tanpa kehadiran konjungsi akibatnya, contoh data (41) dapat terpahami adanya kohesi perangkaian sebab akibat.

Hal tersebut dapat dilihat pada pembuktian sebagai berikut :

(41a). A. “Hukuman ringan seperti ini tidak memberi pelajaran bagi masyarakat kalau begini terus, enggak bikin jera

B. kejahatan yang sama berulang lagi dan makin banyak,” kata wanita yang lebih terkenal sebagai Mpok Oneng ini

2.3 Kohesi Leksikal

Kohesi leksikal yang terdapat dam rubrik “Nama dan Peristiwa” dibagi

beberapa jenis, yaitu: kohesi pengulangan, sinonimi, dan kolokasi 2.3.1 Kohesi Pengulangan

Di bawah ini contoh data kohesi pengulangan yang ditunjukkan dengan, kata shooting dan kata berdansa

2.3.1.1 Pengulangan dengan Kata shooting

(42). A. Jadi, hanya kamis dia istirahat atau bebas dari kegiatan shooting. B. Walau sibuk shooting, wanita berdarah Sumatera Utara ini masih

sempat pula merasa prihatin (...)

(Kompas, 9 Maret 2005) Pada data (42) di atas terdapat kohesi, yang ditunjukkan oleh kata shooting

(60)

kalimat (42A) memiliki arti atau makna yang sama dengan kata shooting pada

kalimat (42B) yaitu pengambilan gambar. Buktinya bahwa kata shooting dapat diubah menjadi kelompok kata pengambilan gambar. Oleh karena itu, dapat dilihat

pada pembuktian sebagai berikut :

(42a). A. Jadi, hanya kamis dia istirahat atau bebas dari kegiatan

pengambilan gambar

B. Walau sibuk pengambilan gambar, wanita berdarah Suamtera Utara ini masih sempat pula merasa prihatin (...)

2.3.1.2 Pengulangan dengan Kata berdansa

(43). A. Pernah nonton Berliana Febriyanti (31) berdansa ? B. Ia berdansa dengan aktor kawakan Slamet Rahardjo

(Kompas, 16 Maret 2005) Pada Data (43) di atas terdapat kohesi, yang ditunjukkan oleh kata berdansa

pada kalimat (43A) dan kata berdansa pada kalimat (43B). Kata berdansa pada kalimat (43A) memiliki arti atau makna yang sama dengan kata berdansa pada kalimat (43B) yaitu menari cara barat. Buktinya bahwa kata berdansa dapat diubah

menjadi kelompok kata menari cara barat. Oleh karena itu, dapat dilihat pad pembuktian sebagai berikut :

(61)

2.3.2 Kohesi Sinonimi

Di bawah ini merupakan contoh data kohesi sinonimi yang ditunjukkan dengan, kata kado bersinonim dengan kata hadiah dan kata pas bersinonim dengan

kata cocok :

2.3.2.1 Kohesi sinonimi antara kata kado dan kata hadiah

(44). A. Diberitakan oleh majalah People, Jennifer Aniston menerima banyak

sekali kado ulang tahun

B. Bahkan katanya, hadiah sudah mengalir sejak seminggu sebelum

acara ulang tahun

(Kompas, 4 Maret 2005) Pada data (44) di atas terdapat kohesi, yang ditunjukkan oleh kata hadiah

pada kalimat (44B) dan kata kado pada kalimat (44A). Hal tersebut dapat dibuktikan bahwa kata hadiah pada kalimat (44B) dapat diganti kata kado pada kalimat (44A).

Kata hadiah pada kalimat (44B) memiliki makna yang sama dengan kata kado pada kalimat (44A). Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa antara kalimat (44A) dan (44B) terdapat kohesi sinonimi.Hal tersebut dapat dilihat pada pembuktian sebagai

berikut :

(44). A. Diberitakan oleh majalah People, Jennifer Aniston menerima banyak

sekali kado ulang tahun

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan nilai b yang diperoleh pada ikan jantan dan betina menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi ikan bungo jantan dan betina kurang dari 3 (b < 3) (Lampiran

Program Diploma III Teknik Informatika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret Surakarta.. Taman Hiburan Rakyat ( THR ) Sriwedari Surakarta

Dalam penyusunan tugas akhir ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu, mengarahkan dan memberikan dorongan bagi penulis

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) pengaruh persepsi siswa tentang karakteristik guru matematika dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar matematika, (2)

Bagi sekolah, sebagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan sehubungan dengan faktor yang mempengaruhi belajar siswa, dalam hal ini adalah persepsi siswa tentang

Alat analisis yang digunakan dalam penelitian adalah 1) Analisis kualitatif dan Analisis kuantitatif (rasio likuiditas, rasio Rentabilitas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas dan

Menurut Ritzema (2007),  desain  saluran  drainase  yang  dibuat  selama  ini  berorientasi  kepada  pembuangan  kelebihan  air  tanpa  betas  (unrestricted drainage)

Perumusan masalah dalam penelitian ini ialah cara meningkatkan kinerja sistem spatial data warehouse kebakaran hutan hasil penelitian Imaduddin (2012) agar runtime