• Tidak ada hasil yang ditemukan

3. METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "3. METODE PENELITIAN"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

3. METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian model pengendalian aktivitas sumber nutrien total fosfor yang difokuskan pada pengendalian beban nutrien total fosfor yang menjadi pemicu terjadinya peningkatan kesuburan perairan waduk. Penelitian dilakukan di Waduk Cirata yang secara administratif terletak dalam tiga wilayah kabupaten yaitu: Kabupaten Cianjur, Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Purwakarta seperti diperlihatkan pada Gambar 4. Penelitian dilakukan pada 6 stasiun pengamatan dengan rincian seperti pada Tabel 7.

Tabel 7 Posisi titik stasiun pengambilan sampel

Stasiun Posisi Keterangan

Lintang Bujur

St. 1 06.79651 107.26360 Muara Sungai Citarum yang merupakan inlet Waduk Cirata

St. 2  06.77152 107.26357 Muara Sungai Cisokan

St. 3  06.74563 107.27360 Muara Sungai Cibalagung yang merupakan daerah pemukiman dan sawah

St. 4 06.72122 107.25328 Muara Sungai Cikundul yang merupakan daerah pertanian dan pemukiman

St. 5  06.73761 107.28991 Daerah tengah waduk yang merupakan daerah padat KJA

St. 6  06.71406 107.22549 Daerah outlet Waduk Cirata

Kasus Waduk Cirata dengan pertimbangan:

1. Ikan sering mengalami kematian secara masal akibat pencemaran yang terjadi di waduk.

2. Aktivitas budidaya ikan sistem KJA berkembang tidak sesuai dengan kapasitas perairan waduk yang telah ditetapkan.

3. Aktivitas pertanian dan pemukiman penduduk di wilayah sekitar waduk semakin berkembang.

Pengumpulan data dilakukan selama 10 bulan mulai bulan Agustus 2010 sampai dengan bulan Mei 2011.

(2)
(3)

3.2. Bahan dan Alat Penelitian

Bahan yang digunakan dalam penelitian yaitu peta dasar yang meliputi: peta topografi, peta tata guna lahan (land use) dan peta kontur.

Peralatan penelitian yang diperlukan untuk pengumpulan data yaitu: kuesioner alat panduan dalam melakukan wawancara dengan responden untuk mengetahui pendapat stakeholder sehubungan dengan eksistensi dan kebijakan

pengelolaan perairan waduk.

3.3. Jenis dan Sumber Data

Data yang dikumpulkan terdiri atas data primer dan data sekunder dari aktivitas pertanian, pemukiman dan perikanan. Data primer dikumpulkan dengan melakukan survei dan obesevasi. Data sekunder dengan mengumpulkan laporan dan hasil penelitian dari instansi-instansi yang terkait, secara lengkap jenis data yang dikumpulkan seperti pada Tabel 8.

Tabel 8 Jenis dan cara pengumpulan data untuk masing-masing variabel No. Variabel yang diukur Jenis data Sumber Cara data pengumpulan 1 Pertanian: - Jenis tutupan

lahan - Luas sawah - P lahan Primer Sekunder Sekunder Sekunder Lapangan Laporan Laporan Laporan Survei Kompilasi laporan Kompilasi laporan Kompilasi laporan 2 Pemukiman - Jumlah penduduk - Jumlah KK - P dalam deterjen - Penggunaan deterjen per KK Sekunder Sekunder Primer Primer Laporan Laporan Lapangan Masyarakat Kompilasi laporan Kompilasi laporan Observasi dan analisis laboratorium

Survei

3 Perikanan : - Jumlah KJA

- Jumlah produksi ikan budidaya - FCR pakan - P dalam pakan - P ikan Primer dan sekunder Sekunder Laporan Laporan Pembudidaya ikan Lapangan Literatur Kompilasi laporan Laporan Dinas Perikanan Survei

Observasi dan analisis laboratorium Kompilasi literatur 4 Nilai ekonomi total waduk - Nilai ekonomi perikanan

- Nilai ekonomi listrik - Nilai ekonomi pariwisata - Nilai ekonomi trasportasi air Primer dan sekunder Pembudidaya , wisatawan, masyarakat, petugas PJB II dan laporan

Survei dan kompilasi laporan

(4)

3.4. Rancangan penelitian

Berorientasi kepada tujuan penelitian, yaitu membangun model dinamik pengendalian aktivitas sumber fosfor secara terpadu di waduk yang mempresentasikan berbagai elemen, maka pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan sistem. Tahapan penelitian dirancang sebagai berikut:

3.4.1. Analisis Kebutuhan

Analisis kebutuhan pada dasarnya merupakan tahap awal pegkajian dalam pendekatan sistem, dan sangat menentukan kelaikan sistem yang dibangun. Analisis kebutuhan juga merupakan kajian terhadap faktor-faktor yang berkaitan dengan sistem yang dianalisis (Pramudya 1989). Oleh karena itu, dalam penelitian ini analisis kebutuhan diarahkan pada pihak-pihak yang mempunyai kepentingan dan keterkaitan baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap pengelolaan input beban nutrien di waduk. Dalam pengelolaan aktivitas sumber fosfor di waduk, pihak yang mempunyai kepentingan dan terkait secara langsung adalah: (1) masyarakat lokal yaitu masyarakat yang tinggal di sekitar waduk yang memanfaatkan perairan waduk untuk berbagai kepentingan maupun lahan di sekitar waduk, (2), Badan Pengelola Waduk Cirata (BPWC) yaitu badan yang mempunyai wewenang mengelola perairan Waduk Cirata (3) Pemerintah daerah yaitu dinas yang terkait langsung dalam pengelolaan perairan waduk, dan (4) Tokoh masyarakat yaitu aparat desa maupun tokoh agama yang ada di daerah tersebut.

Dalam analisis kebutuhan dilakukan inventarisasi kebutuhan setiap pelaku yang terlibat dalam sistem pengendalian input beban nutrien di waduk. Inventarisasi ini dilakukan berdasarkan kajian pustaka, hasil analisis kebutuhan pelaku seperti disajikan pada Tabel 9.

(5)

Tabel 9 Kebutuhan pelaku dalam pengendalian aktivitas sumber fosfor di Waduk Cirata No Pelaku Kebutuhan 1 Masyarakat (pembudidaya dan petani di sekitar waduk)

- Produksi ikan meningkat - Tersedia lapangan kerja

- kegiatan usaha perikanan dan pertanian tetap berjalan

- Kualitas lingkungan tidak menurun 2 Badan

Pengelola Waduk Cirata (BPWC)

- beban nutrien dari aktivitas eksternal dan internal tidak mencemari perairan waduk

- Tidak terjadinya eutrofikasi yang dapat merusak peralatan PLTA

3 Pemerintah - Kelestarian lingkungan perairan waduk - Tersedia lapangan kerja

4 Tokoh masyarakat

- Kualitas perairan waduk tetap baik - Pendapatan masyarakat meningkat

3.4.2. Identifikasi Sistem

Identifikasi sistem merupakan suatu rantai hubungan antara pernyataan dari kebutuhan dengan pernyataan khusus dari masalah yang harus dipecahkan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut (Eriyatno dan Sofyar 2007). Hal ini sering digambarkan dalam bentuk diagram lingkar sebab akibat (cousal loop

diagram). Diagram tersebut merupakan pengungkapan interaksi antara

komponen di dalam sistem yang saling berinteraksi dan mempengaruhi dalam kinerja sistem. Komponen-komponen sistem dalam penelitian ini digambarkan dalam diagram lingkar sebab akibat, seperti disajikan pada Gambar 5. Di samping itu, hubungan antara input (masukan) dan output (keluaran) dalam

suatu sistem digambarkan dalam suatu diagram input-output (masukan-keluaran)

(6)

Gambar 5 Diagram lingkar sebab akibat model aktivitas sumber fosfor di Waduk Cirata

Menurut Manetsch dan Park (1997), secara garis besar variabel yang mempengaruhi kinerja sistem ada 6 variabel yakni : (1) variabel output yang

dikehendaki ; ditentukan berdasarkan hasil analisis kebutuhan, (2) variabel input

terkontrol, variabel yang dapat dikelola untuk menghasilkan perilaku sistem sesuai yang harapkan, (3) variabel output yang tidak dikehendaki ; merupakan hasil sampingan atau dampak ditimbulkan bersama-sama dengan output yang harapkan, (4) variabel input tak terkontrol, (5) variabel input lingkungan ; variabel yang berasal dari luar sistem yang mempengaruhi sistem tetapi tidak dipengaruhi oleh sistem, dan (6) variabel kontrol sistem ; merupakan pengendalian terhadap pengoperasian sistem dalam menghasilkan output yang dikehendaki.

Aktivitas  budidaya Penggunaan  pupuk Konservasi Penggunaan  lahan sumber P  eksternal Sumber P  Internal Kebijakan Deterjen Jumlah KK Produksi  ikan Jumlah  pembudidaya +

-

+ + + + + + Daya  tampung  waduk -+ + -Luas lahan  per KK -+ - + Pertanian

(7)

-Gambar 6 3.4.3. Met Be dinamik p berwawas 1. Kajian dalam 2. Pengh 3. Menet Cirata Ana beberapa yang digu 6 Diagram Waduk C tode Analis erdasarkan pengendalia san lingkung n daya tam dan di luar hitungan nila tapkan fakto lisis data tahap ana nakan dan nput - outp Cirata sis Data pada tuju an aktivitas gan didahul mpung berd r Waduk Cir ai ekonomi or-faktor do untuk men alisis data. sumber dat put model p uan peneliti s sumber f lui dengan m dasarkan b rata total dari pe ominan yan ncapai tuju Keterkaitan ta dapat dili engendalia ian, maka fosfor di w melakukan eban fosfo emanfaatan ng mempen an yang t n antara tuj ihat pada T n aktivitas untuk mem waduk seca analisis ter or dari sum n Waduk Ci garuhi pen telah diteta uan, metod abel 10. sumber fos mbangun m ara terpadu rhadap : mber aktivit rata gelolaan W apkan dilak de analisis, sfor di model u dan as di Waduk kukan data

(8)

Tabel 10 Tujuan, metode analisis, data dan sumber data

3.4.3.1. Penghitungan Daya Tampung Beban Fosfor dari Aktivitas di dalam dan Luar Waduk Cirata

Tahapan penghitungan daya tampung waduk: Tahap 1: Kondisi Eksisting Perairan Waduk Cirata

Analisis ini bertujuan untuk mengetahui kandungan fosfor dan faktor pembatas perairan waduk. Sejumlah parameter kimia dan biologi perairan waduk diukur dengan peralatan yang mengikuti pedoman Standar Methodes for Examinition of Water and Waste Water (APHA 1992). Data yang diperlukan

adalah data parameter fisika, kimia dan biologi perairan waduk. Secara rinci data parameter kualitas air yang dibutuhkan ditunjukkan pada Tabel 11.

Lokasi pengambilan sampel ditetapkan secara purporsive (secara

sengaja). Sampel air diambil di muara-muara sungai dan badan air waduk. Titik stasiun pengambilan sampel air dibagi menjadi 6 stasiun yang dibedakan menjadi 3 bagian daerah sampling yaitu daerah inlet, tengah dan outlet waduk.

Dari sejumlah stasiun sampling tersebut, empat (4) stasiun ditetapkan di daerah

inlet waduk yang terdiri atas: Muara Sungai Citarum, Muara Sungai Cikundul,

Muara Sungai Cisokan dan Muara Sungai Cibalagung. Sedangkan dua (2) stasiun masing-masing ditetapkan di daerah tengah waduk (transition zone), dan

daerah outlet (lacustrine zone).   

   

No Tujuan Metode Analisis Data Sumber Data

1. Daya tampung waduk - Perhitungan daya tampung (KLH 2008) - Model dinamik denagn Stella 2005 Beban nutrien internal waduk, eksternal waduk dan dibadan air

Data hasil olahan

2. Nilai ekonomi total waduk

Valuasi ekonomi Primer dan sekunder Laporan PJB II Waduk Cirata, masyarakat, wisatawan, pembudidaya, nelayan dan pemilik perahu

(9)

Tabel 11 Parameter kualitas air dan metode analisis serta alat yang digunakan dalam pengukuran di lapangan

Pengambilan sampel air dilakukan dengan metode berstrata (stratifed sampling methode) mulai pada kedalaman 0 m (permukaan), 3 m dan 7 m yang

dilakukan secara komposit. Jangka waktu pengambilan sampel akan dilakukan selama 4 (empat) bulan dengan interval waktu pengambilan sampel 1 (satu) kali dalam sebulan.

Kondisi nutrien P di perairan waduk secara spasial dapat diketahui dengan melakukan pengolahan data secara tabulasi dan grafik selanjutnya dilakukan analisis secara deskriptif. Selanjutnya, mengevaluasi rasio N dan P sebagai pembatas dalam pengendalian pengkayaan nutrien.

Tahap 2: Penghitungan beban fosfor dari aktivitas di perairan waduk

Analisis ini bertujuan untuk mengetahui besarnya input beban nutrien dari limbah sisa pakan yang masuk ke waduk. Penghitungan input beban nutrien ini menggunakan Metode Keseimbangan Massa (Beveridge 2004), dengan persamaan:

=

FCR

P

pakan

P

ikan

TP

*

Keterangan:

TP = beban total fosfor (kg/tahun)

Ppakan = kandungan fosfor dalam pakan (kg)

Pikan = kandungan fosfor dalam ikan (kg)

FCR = rasio konversi pakan (feed conversion rasio) (ton pakan / ton ikan)

Tahap 3: Pengukuran input beban nutrien dari aktivitas di luar waduk

9 Penghitungan input beban nutrien P dari lahan pertanian (IB_Ppt)

Analisis ini bertujuan untuk mengetahui besarnya input beban nutrien dari aktivitas pertanian. Beban nutrien dihitung dengan persamaan:

Parameter Satuan Metode Analisis Peralatan A. 1. 2. 3. 4. 5. B. Kimia Total nitrogen Nitrit Nitrat Total fosfor Orthofosfor Biologi Klorofil-a mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l µg/l Spektrofotometrik Spektrofotometrik Spektrofotometrik Spektrofotometrik Spektrofotometrik Spektrofotometrik Spektrofotometrik Spektrofotometer Spektrofotometer Spektrofotometer Spektrofotometer Spektrofotometer Spektrofotometer Spektrofotometer

(10)

IB_Ppt = LT_Lpt * FP

Keterangan:

IB_Ppt = input beban nutrien P lahan pertanian (ton/tahun)

LT_Lpt = luas tutupan lahan pertanian (ha) FP = fraksi P lahan peratanian (ton/ha)

9 Penghitungan input beban nutrien P dari pemukiman (IB_Ppkm)

Beban nutrien dari pemukiman merupakan jumlah penggunaan deterjen dari pemukiman di sekitar waduk. Input nutrien P dari pemukiman dihitung dengan persamaan:

IB_Ppkm = ΣKK*dKK*Pd

Keterangan:

IB_Ppkm= input beban nutrien P pemukiman (kg/tahun)

KK = jumlah kepala keluarga (orang) dKK = penggunaan deterjen per KK (kg/org) Pd = kandungan P dalam deterjen (kg/bungkus)

Responden terdiri atas kepala keluarga (KK) yang bermukim dalam radius lingkungan daerah tangkapan air waduk. Sampel diambil secara purporsive

dalam jumlah yang representatif terhadap jumlah penduduk di daerah lokasi sampling. Setiap responden akan ditanyakan jumlah pemakaian deterjen per bulan. Selain itu, kandungan P dalam bahan deterjen dianalisa di laboratorium. Tahap 3: Aspek daya tampung beban nutrien P Waduk Cirata

Daya tampung beban nutrien dihitung menurut ketentuan PerMen LH nomor 28 tahun 2009 tentang daya tampung beban pencemaran air danau dan/atau waduk, dengan persamaan:

Lp = L x A = Δ [P] A Ž ρ /(1- R) Keterangan:

Lp = jumlah daya tampung limbah Pf pada perairan waduk (kg Pf /tahun) L = daya tampung limbah Pf per satuan luas waduk (mg Pf /m2. tahun)

Pf = alokasi beban Pf limbah kegiatan pada peraian waduk (mg /m3)

R = total Pf yang tinggal bersama sedimen A = luas perairan waduk (m2)

Ž = rata-rata kedalaman waduk (m)

ρ = laju pembilasan air (1/tahun)

3.4.3.2. Perhitungan Nilai Ekonomi Total Waduk Cirata

Nilai ekonomi total Waduk Cirata terdiri atas Nilai Guna Langsung (NGL), Nilai Guna Tidak Langsung (NGTL), Nilai Pilihan (NP) dan Nilai Bukan Guna (NBG). Nilai guna langsung adalah pemanfaatan langsung yang dihitung berdasarkan nilai di lapangan karena umumnya berdasarkan nilai pasarnya.

(11)

Sedangkan Nilai Guna Tidak Langsung, Nilai Pilihan dan Nilai Bukan Guna tidak ada nilai pasarnya sehingga perhitungannya berdasarkan kesediaan masyarakat untuk membayar (willingness to Pay, WTP).

a. Nilai Guna Langsung

Nilai guna langsung yang akan diidentifikasi terdiri atas: • Nilai Ekonomi Perikanan

• Nilai Ekonomi Listrik • Nilai Ekonomi Rekreasi

• Nilai Ekonomi Transportasi Air

Nilai Ekonomi Produksi Perikanan (NEPP)

Pemanfaatan untuk perikanan terdiri dari dua bantuk yaitu budidaya keramba jaring apung (KJA) dan ikan yang tumbuh secara alami (non-budidaya). Ikan non budidaya ditangkap oleh nelayan dengan menggunakan alat tagkap seperti pancing, jala dan lain-lain.

Penentuan nilai manfaat langsung perikanan menggunakan metode harga pasar. Untuk menghitung nilai manfaat langsung ekonomi perikanan, data yang akan digunakan data primer dari masyarakat sebagai pembudidaya dan nelayan penangkap ikan informasi yang diperoleh dengan bantuan kuisioner.

Nilai ekonomi perikanan merupakan penjumlahan dari nilai ekonomi perikanan budidaya keramba jaring apung dan nilai ekonomi perikanan tangkap. Penghitungan nilai ekonomi dengan menggunakan Analisis Manfaat Biaya (Gitinger 1986) dimana manfaat bersih adalah berupa keuntungan dirumuskan sebagai berikut:

Keuntungan = Penerimaan - Biaya

Dengan demikian nilai ekonomi perikanan total adalah sebagai berikut:

NEPP = NEKJA + NENT .

NEPP = (NEKJA- KPKJA) + NENT + NENP

NEPP = (MBKJA x PKJA)-(KPKJA x HIKJA)+(MBNT x PNT)+(MBNP x PNP)

Keterangan:

NEPP = nilai ekonomi produksi perikanan

MBKJA = manfaat bersih berupa keuntungan rata-rata petani per kg ikan (Rp/kg)

PKJA = produksi ikan dari KJA selama setahun (kg)

KPKJA = kehilangan produksi ikan selama setahun (kg)

(12)

MBNT = manfaat bersih berupa keuntungan rata-rata nelayan tangkap per kg

ikan (Rp/kg)

PNT = hasil tangkapan ikan selama setahhun (kg)

MBNP = manfaat bersih berupa keuntungan rata-rata pemancing per kg ikan

(Rp/kg)

PNP = hasil tangkapan pemancing ikan selama setahun (kg)

Nilai Ekonomi Produksi Listrik (NEPL)

Untuk menghitung nilai ekonomi manfaat dari PLTA digunakan data sekunder berdasarkan laporan produksi listrik dari Perum PJT II.

Nilai ekonomi manfaat dari PLTA dihitung dengan tahapan sebagai berikut: NEPL = NPL – BP – HPL

Pertama: Biaya Produksi Listrik (NPL)

NPL = RJIT x HLI Keterangan:

RJIT = KWHR x JH

NPL = nilai produksi listrik (Rp)

RJIT = rata-rata jumlah produksi Kwh/tahun dalam kondisi normal (Kwh/tahun)

HLI = harga listrik per Kwh (Rp/Kwh)

KWHR = rata-rata jumlah produksi Kwh per hari (kwh/hari) JH = jumlah hari dalam setahun (hari)

Kedua: Biaya Perawatan (BP)

BP = JP x BK Keterangan:

BP = biaya perawatan alat per tahun (Rp) JP = banyaknya perawatan per tahun (kali)

BK = biaya perawatan alat setiap kali perawatan (Rp/kali) Ketiga: Kehilangan produksi listrik (HPL)

HPL = JHTP x KWHR x HLI Keterangan:

HPL = kehilangan produksi listrik pertahun (Rp) JHTP = jumlah hari tidak beroperasi (hari)

KWHR = rata-rata jumlah produksi Kwh per hari (kwh/hari) HLI = harga listrik per Kwh (Rp/Kwh)

Nilai Ekonomi Rekreasi (NER)

Pendekatan yang digunkan untuk menghitung nilai ekonomi rekresi ini adalah pendekatan biaya perjalanan (Travel cost method). Biaya perjalanan

dimaksudkan adalah biaya transportasi (pulang - pergi) dari tempat tinggalnya ke tempat rekreasi waduk dan total pengeluaran pengunjung selama berada di lokasi rekreasi.

(13)

Data yang dibutuhkan adalah data primer dan data sekunder. Data primer yang dikumpulkan yakni data mengenai karakteristik pengunjung, jumlah kunjungan per hari, biaya perjalanan untuk berekreasi, waktu yang dikorbankan (untuk perjalanan pergi dan pulang serta selama rekreasi), serta penghasilan rata-rata pengunjung taman rekreasi. Sedangkan data sekunder yang dihimpun adalah data keterkaitan dengan jumlah penduduk di setiap zone kunjungan.

Penentuan total nilai ekonomi rekreasi (TNER) yaitu yang meliputi total kesediaan membayar, nilai yang dibayarkan dan surplus konsumen wisatawan yang berkunjung ke lokasi Waduk Cirata dengan cara mengkonversi nilai tersebut dengan total jumlah penduduk di seluruh zona pengunjung dengan rumus sebagai berikut :

TNER = (Nilai rata-rata x jumlah penduduk)/1000

Nilai Ekonomi Transportasi Air (NETA)

Untuk menghitung nilai ekonomi total transportasi air dilakukan survei dengan mengambil sampel penduduk yang mengoperasikan perahu motor di pelabuhan pelayanan penumpang. Data yang dikumpulkan terdiri atas penerimaan dan biaya-biaya yang dikeluarkan selama setahun. Nilai manfaat bersih dihitung dari total penerimaan dikurangi jumlah biaya yang harus dikeluarkan selama setahun, dengan persamaan:

NETA = [{

= − n i B P 1 ) ( }/n] x 365 x N Keterangan:

NETA = Nilai Ekonomi Transportasi Air (Rp)

P = Nilai penerimaan rat-rata per hari dari responden ke-i (Rp) B = Nilai biaya rata-rata per hari dari responden ke-i (RP) n = Jumlah responden (orang)

N = Jumlah penduduk yang aktif mengoperasikan perahu (orang)

3.4.3.3. Menetapkan Faktor-Faktor Dominan yang Mempengaruhi Pengendalian Aktivitas Sumber Fosfor di Waduk Cirata

Sekenario penanganan aktivitas sumber fosfor di waduk dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif. Dari analisis ini akan didapatkan informasi mengenai faktor kunci yang berperan dalam pengendalian pencemaran nutrien di perairan waduk. Selanjutnya faktor kunci tersebut digunakan untuk

(14)

mendeskripsikan kemungkianan perubahan masa depan bagi penanganan aktivitas sumber fosfor di waduk.

3.4.4. Pemodelan Sistem Pengendalian Aktivitas Sumber Fosfor

Model yang dibangun menggambarkan abstraksi dari objek atau situasi aktual yang memperlihatkan hubungan-hubungan langsung atau tidak langsung serta kaitan timbal balik setiap aspek yang terkait dalam pengendalian input nutrien di waduk. Untuk kasus Waduk Cirata, model yang dibangun terdiri atas 2 submodel, yaitu: (1) submodel input nutrien dari eksternal waduk (daerah sekitar waduk) dan (2) submodel input nutrien dari internal waduk (aktivitas di dalam waduk). Perangkat lunak yang dipergunakan sebagai alat bantu dalam pemodelan ini adalah stella 9. Hasil kajian mengenai kondisi eksisting perairan

waduk merupakan faktor kondisional dalam simulasi model. Dengan pendekatan model dinamis dapat dilakukan simulasi terhadap peubah-peubah yang diinginkan, sehingga pengguna mendapat beberapa alternatif keputusan yang diperlukan dalam pengendalian input beban nutrien di waduk.

3.4.5. Validasi Model

Validasi model dilakukan terhadap kinerja atau keluaran model, yaitu membandingkan hasil keluaran model dan data lapangan. Validasi kenerja dapat dilakukan dengan memperifikasi data lapangan berdasarkan standar penyimpangan data (root mean square error) pada masing-masing level keluaran

model dengan tingkat perbedaan maksimal dari nilai rata-rata data empirik sebesar 10% berdasarkan persamaan (Ortiz et al. 2005):

=

=

n j j ij i

P

T

n

E

1 2

)

(

1

Keterangan:

Ei = Standar penyimpangan (RMSE)

n = Jumlah simulasi Pij = Nilai data simulasi

Tj = Nilai rata-rata data empirik

Model dinyatakan valid jika hasil pengujian (verifikasi) sesuai dengan data lapangan. Hasilnya dianggap dapat digunakan untuk mensimulasikan atau memproyeksikan keadaan yang diperkirakan terjadi di masa mendatang. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan kebutuhan lainnya, maka verifikasi dan

(15)

validasi bisa dikembangkan menjadi sebuah langkah sistematis yang berupaya untuk memberikan umpan balik pada model konseptual sehingga dapat dilakukan perbaikan sebelum diimplementasikan (Eriyatno & Sofyar 2007).

Menurut Hartisari (2007) pengujian model mencakup tiga hal penting yaitu (1) pengujian kesesuaian model (2) evaluasi model dan (3) validasi model. Selanjutnya dijelaskan bahwa pengujian kesesuain model dimaksudkan untuk : (a) melihat apakah persamaan-persamaan yang digunakan sudah benar, (b) melihat kesesuaian prosedur perhitungan dan (c) meyakinkan bahwa model telah bebas dari kesalahan-kesalahan teknis.

Validasi model ditujukan untuk melihat kesesuaian hasil model dibandingkan dengan realistis bila model dijalankan dengan data yang lain.

Gambar

Gambar 4. Peta lokasi penelitian dan titik sampling
Tabel 8  Jenis dan cara pengumpulan data untuk masing-masing variabel
Gambar 5  Diagram lingkar sebab akibat model aktivitas sumber fosfor di Waduk  Cirata
Gambar 6          3.4.3. Met  Be dinamik  p berwawas 1. Kajian dalam 2. Pengh 3. Menet Cirata  Ana beberapa  yang digu 6  Diagram  Waduk Ctode Analiserdasarkan pengendaliasan lingkungn daya tam dan di luarhitungan nilatapkan faktolisis data tahap ananakan

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian permasalahan pada latar belakang, maka dipandang perlu dilakukan suatu penelitian tentang pengembangan model multimedia interaktif adaptif dalam

cinerea pada benih cabai memberikan pengaruh nyata terhadap peubah bibit muncul di lapangan dan bibit terserang, namun memberikan pengaruh tidak nyata pada peubah

Kandungan kalium dari seledri yang membuat batu ginjal berupa kalsium oksalat terurai, karena kalium akan menyingkirkan kalsium dan bergabung dengan senyawa kalsium oksalat,

Penelitian ini dilakukan peramalan mengenai jumlah penumpang dan barang di Bandar Udara Internasional Juanda dan Pelabuhan Tanjung Perak dengan membandingkan 5

Radioisotop 198Au yang dihasilkan dikarakterisasi dengan mengukur aktivitas, waktu paruh, energi, yield, kemurnian radionuklida dan kemurnian radiokimia serta ukuran

Ketiga kumparan pada transformator tiga fasa dapat dihubungkan dengan sebuah tegangan nominal ∆ dan ketiga gulungan dengan tegangan nominal yang lain di hubung Y sehingga

Penelitian pada Jakarta Islamic Index (JII) di Bursa efek Indonesia Menggunakan Uji t dan Uji f untuk mengetahui pengaruh rasio keuangan(rasi o leverage, rasio pasar, aset

Kedua, Efisiensi memberikan penilaian apakah kualitas kinerja yang terdapat dalam implementasi sebanding dengan biaya yang dikeluarkan. Efisiensi dalam pelaksanaan