• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. monoton dalam mengajar, tidak menggunakan model model pembelajaran yang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. monoton dalam mengajar, tidak menggunakan model model pembelajaran yang"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1

Usaha dalam meningkatkan mutu pendidikan yang telah dilakukan oleh pemerintah melalui perubahan kurikulum, penataran dan pelatihan dan melengkapi sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan pendidikan. Adapun usaha yang dilakukan pemerintah tersebut belum mencapai hasil yang maksimal, yang dapat dilihat dari hasil belajar siswa masih tetap rendah. Banyak hal dapat menjadi penyebab rendahnya hasil belajar siswa, salah satunya diantaranya karena pendidik (guru). Guru memainkan peran yang sangat penting dalam proses kemajuan pendidikan, terkhusus dalam proses pembelajaran di dalam kelas. Proses pembelajaran pada hakikatnya merupakan interaksi antara dua unsur manusia, yaitu peserta didik dan guru. Dalam proses pembelajaran yang bersifat monoton dalam mengajar, tidak menggunakan model – model pembelajaran yang menarik, dapat menyebabkan siswa kurang aktif dalam proses belajar mengajar. Guru yang selalu mendominasi kegiatan belajar mengajar membuat siswa sulit untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Adanya persepsi bahwa guru dianggap sebagai sumber satu – satunya dalam proses belajar mengajar membuat siswa tidak aktif dan merasa bahwa mereka cukup menjadi pendengar yang baik dalam proses belajar mengajar. Kurangnya peran siswa tersebut menyebabkan hasil belajar siswa juga rendah.

Maka untuk itu dalam meningkatkan hasil belajar siswa di butuhkan proses belajar mengajar dengan pelaksanaan yang baik. Pelaksanaan pembelajaran yang

(2)

baik dapat dilakukan dengan menciptakan situasi belajar mengajar yang menarik misalnya dengan menggunakan berbagai strategi ataupun model pembelajaran , karena dapat memberikan kontribusi yang baik dalam meningkatkan kualitas siswa dan mampu mengarahkan siswa dalam proses belajar mengajar sehingga tujuan belajar tercapai yaitu siswa yang tidak tahu menjadi tahu, terjadilah perubahan sikap atau moral anak menjadi lebih baik, dengan kata lain akan tercapai tujuan pembelajaran.

Keadaan diatas juga dapat dilihat melalui pengamatan yang penulis lakukan di SMA ST.Thomas 2 Medan bahwa proses pembelajaran masih didominasi oleh guru dan kurang memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk berkembang secara mandiri melalui penemuan dan proses berpikirnya. Pada proses pembelajaran ini menyebabkan siswa menjadi pasif dan hanya menerima pengetahuan yang ditransferkan oleh guru. Selama proses pembelajaran di dalam kelas guru tidak menggunakan alat dan bahan praktik, tetapi guru cukup menjelaskan konsep – konsep yang ada pada buku ajar atau referensi lain. Dalam hal ini, siswa tidak diajarkan strategi belajar yang dapat memahami bagaimana belajar, berpikir, dan memotivasi diri sendiri), padahal aspek tersebut merupakan kunci keberhasilan dalam suatu pembelajaran. Hal demikian sangat mempengaruhi perolehan hasil belajar siswa terutama pada mata pelajaran ekonomi. Diketahui bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi masih tergolong rendah. Hal ini dapat dilihat dari saat guru mengadakan ulangan harian ekonomi masih banyak yang belum mencapai KKM (75). Berikut daftar persentase nilai ketuntansan ulangan harian ekonomi di kelas XI IPS :

(3)

Tabel 1.1 Hasil Ulangan Harian Ekonomi Siswa

KELAS JUMLAH

SISWA KKM

UH - I UH II

>75 <75 >75 <75 XI – IPS 1 38 Orang 75 17 Orang

(44,73%) 21 Orang (55,23 %) 14 Orang (36,84 %) 24 Orang (63,15%) XI – IPS 2 38 Orang 75 14 Orang

( 36,84%) 24 Orang (63,15%) 12 Orang (31,57 %) 26 Orang (68,42%) Jumlah 76 Orang

Sumber : Daftar Nilai Siswa Kelas XI – IPS T.P 2015/2016

Kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan oleh sekolah pada mata pelajaran ekonomi adalah 75. Dimana KKM merupakan target kompetensi yang harus dicapai siswa dan acuan yang menetukan kompeten atau tidaknya siswa. Berdasarkan hasil observasi dan Tabel 1.1 penulis beranggapan bahwa informasi bahwa masih banyaknnya siswa yang belum mencapai KKM. Dalam kegiatan proses belajar mengajar dikelas proses pembelajaran masih di dominan oleh guru dimana guru lebih banyak menjelaskan dan memberikan informasi tentang konsep yang akan dibahas. Penulis juga mengamati bahwa ruangan kelas yang menjadi tempat pelaksanaan kegiatan proses pembelajaran terlalu sempit antara bangku yang satu dan yang lainnya memiliki jarak yang terlalu dekat sehingga pada saat mengikut pembelajaran perhatian kurang fokus yaitu dengan melakukan aktivitas seperti berbicara dengan teman sebangku, mengantuk, dan menggeser – geser bangku. Proses pembelajaran yang seperti ini akan membuat kegiatan belajar mengajar menjadi pasif.

Sedangkan kegiatan proses belajar mengajar seharusnya menarik dengan menerapkan strategi belajar dengan prinsip pembelajaran inovatif untuk meningkatkan semangat belajar siswa dan membantu siswa untuk memahami materi ajar . Pertimbangan lain untuk menggunakan strategi pembelajaran aktif

(4)

adalah realita bahwa peserta didik mempunyai cara belajar yang berbeda – beda . Ada peserta didik yang lebih senang membaca, ada yang lebih senang berdiskusi dan ada yang lebih senang praktek langsung.

Oleh karena itu salah satu tindakan alternatif yang dapat dilakukan guna mengatasi masalah rendahnya hasil belajar ekonomi siswa adalah dengan menggunakan model pembelajaran Student Facilitator And Explaining dan Demonstration. Huda (2013) “Dalam penerapannya di dalam kelas guru yang menggunakan model pembelajaran Student Facilitator And Explaining menyajikan materi di depan siswa lalu memberikan mereka (siswa) kesempatan untuk menjelaskan kepada teman-temannya”.Sedangkan dalam model pembelajaran Demonstration (Faiz,17 Februari 2016) menyatakan “Guru menyajikan bahan pelajaran dengan memperagakan atau mempertunjukkan kepada peserta didik suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik sebenarnya atau tiruan yang sering disertai penjelasan lisan”.

Dengan membandingkan kedua model pembelajaran ini, maka akan dapat dilihat model pembelajaran mana yang lebih efektif untuk diterapkan. Efektif tidaknya model pembelajaran yang diterapkan dalam mata pelajaran ekonomi akan ditunjukkan pada hasil belajar ekonomi yang diperoleh siswa.

Berdasarkan hal – hal yang telah diuraikan diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Perbedaan Hasil Belajar Ekonomi yang Menggunakan Model Pembelajaran Student Facilitator And Explaining

dan Demonstration di Kelas XI-IPS SMA ST.Thomas 2 Medan T.P

(5)

1.2 Indentifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka yang menjad identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana cara meningkatkan hasil belajar ekonomi di kelas XI-IPS SMA ST.Thomas 2 Medan T.P 2015/2016?

2. Apakah model pembelajaran Student Facilitator And Explaining dapat meningkatkan hasil belajar ekonomi siswa kelas XI-IPS T.P 2015/2016? 3. Apakah model pembelajaran Demonstration dapat meningkatkan hasil

belajar ekonomi siswa kelas XI-IPS SMA ST.Thomas 2 Medan T.P 2015/2016?

4. Apakah ada perbedaan hasil belajar ekonomi siswa kelas XI-IPS dengan menggunakan model pembelajaran Student Facilitator And Explaining dan Demonstration di SMA ST.Thomas 2 Medan T.P 2015/2016?

1.3 Pembatasan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang dan identifikasi masalah diatas, maka peneliti membatasi masalah ini hanya mencakup hal – hal sebagai berikut :

1. Model pembelajaran yang diterapkan yaitu model pembelajaran Student Facilitator And Explaining dan Demonstration

2. Hasil belajar yang diteliti adalah hasil belajar pada mata pelajaran ekonomi kelas XI- IPS di SMA ST.Thomas 2 Medan Semester Genap T.P 2015/2016.

(6)

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah yang dikemukakan diatas maka dapat dirumuskan masalah yang akan diteliti yaitu : “Apakah terdapat perbedaan hasil belajar ekonomi yang diajarkan menggunakan model pembelajaran Student Facilitator And Explaining dan Demonstration di kelas XI-IPS SMA ST.Thomas 2 Medan T.P 2015/2016”.

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar ekonomi yang diajarkan menggunakan model pembelajaran Student Facilitator And Explaining dan Demonstration di kelas XI-IPS SMA ST.Thomas 2 Medan T.P 2015/2016.

1.6 Manfaat Penelitian

Dengan dilaksanakannya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan penulis tentang perbedaan model pembelajaran Student Facilitator And Explaining dan Demonstration terhadap hasil belajar siswa

2. Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan terhadap guru dalam memilih ataupun menentukan model pembelajaran yang efektif dan efisien .

(7)

3. Sebagai bentuk tambahan kajian dan referensi untuk para pembaca dan penulis terutama di civitas akademika Fakultas Ekonomi UNIMED yang melakukan penelitian yang sama tentang Perbedaan hasil belajar ekonomi yang menggunakan model pembelajaran Student Facilitator And Explaining dengan Demonstration di kelas XI IPS SMA ST.Thomas 2 Medan T.P 2015/2016.

Gambar

Tabel 1.1 Hasil Ulangan Harian Ekonomi Siswa

Referensi

Dokumen terkait

Hasil uji F pada analisis ragam menunjukkan bahwa dosis pupuk SP 36 berpengaruh tidak nyata terhadap semua peubah pertumbuhan dan hasil tanaman kacang tanah,

Direktur Jenderal Tanaman Pangan setelah menerima usulan dari Kepala Dinas Pertanian Provinsi menetapkan kelompoktani penerima bantuan langsung pupuk, selanjutnya

Berdasarkan fenomena di atas sebagai gambaran problematika maka di sini penulis tertarik untuk mengangkat judul “Penerapan Metode Demonstrasi untuk Meningkatkan

Indonesia merupakan negara agraris, namun ironisnya Indonesia masih mengimpor beras dari negara lain. Salah satu alasan dilakukannya impor beras adalah tak lain

Nata dalam penelitian ini dapat disebut Nata de Soya karena bahan utamanya berasal dari whey tahu yaitu 90 % dan penambahan air kelapa hanya sebesar 10 % yang

Hasil pengujian alat pengukur persentase lemak tubuh dapat dilihat pada tabel 6 Dari Tabel 6, dapat diketahui perbandingan antara hasil alat pengukur persentase lemak

1. Sulasmono, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana yang telah menyediakan fasilitas-fasilitas perkuliahan

Pustakawan sesuai dengan peran dasarnya, dalam menyediakan akses dapat bertindak sebagai pembimbing terutama bagi pengguna baru, konsultan seperti layaknya fungsi