PENDAHULUAN
Fokus Penelitian
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Definisi Istilah
Sistematika Pembahasan
KAJIAN KEPUSTAKAAN
Kajian Teori
- Peran Guru Agama
- Karakter Siswa
- Peran Guru Agama dalam membentuk karakter siswa
Oleh karena itu, tempat yang akan dijadikan lokasi penelitian ini adalah SMA Negeri Arjasa Jember. Subyek penelitian ini adalah pihak-pihak yang dianggap dapat memberikan informasi atau informasi tentang peran guru agama dalam membentuk karakter siswa di SMA Negeri Arjasa Jember. Guru agama di SMA Negeri Arjasa Jember mempunyai peranan yang sangat penting dalam menanamkan nilai-nilai luhur agama kepada siswanya karena guru merupakan orang yang mempunyai tanggung jawab sebagai orang tua dari kedua siswa yang ada di sekolah tersebut.
Menurut Ibu Widiyastuti, S.Pd selaku WAKA Sarana dan Prasarana SMA Negeri Arjasa Jember, tidak hanya para ustadz yang berperan penting dalam membentuk karakter siswa di SMA Negeri Arjasa, namun juga seluruh pihak yang terlibat. warga di lingkungan Sekolah Menengah Negeri Arjasa. Seluruh komponen yang ada di lingkungan SMA Arjasa Jember juga mempunyai tanggung jawab dalam membentuk karakter siswa. Menurut Ibu Widiasuti selaku Wakil Kepala Sarpras, tidak hanya guru agama yang berperan penting dalam membentuk karakter siswa di SMA Negeri Arjasa, namun seluruh warga di lingkungan SMA Negeri Arjasa juga bertanggung jawab atas kegiatan yang ada di lembaga tersebut.
Guru agama SMA Negeri Arjasa Jember menjalankan tugasnya sebagai pendidik dengan sangat penuh tanggung jawab. Peran guru agama sebagai role model dalam membentuk karakter siswa di SMA Negeri Arjasa Jember.Siswa di SMA Negeri Arjasa Jember. Guru agama SMA Negeri Arjasa Jember tidak perlu lagi dipertanyakan keimanan dan ilmunya.
Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan mengenai peran guru agama dalam pembentukan karakter siswa di SMA Negeri Arjasa Jember pada tahun ajaran, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut. Peran guru agama sebagai guru dalam pembentukan karakter siswa di SMA Negeri Arjasa Jember tahun ajaran 2014/2015 sudah sangat baik dan sesuai dengan apa yang sangat dibutuhkan siswa. Peran guru agama sebagai role model dalam pembentukan karakter siswa di SMA Negeri Arjasa Jember tahun ajaran 2014/2015 telah diterapkan di SMA Negeri Arjasa Jember tahun ajaran 2014/2015.
Saudara-saudara, Dewan Guru dan jajaran SMA Negeri Arjasa Jember yang dengan senang hati telah membantu terwujudnya tema ini. Fokus penelitian ini adalah peran guru agama sebagai pendidik dan model dalam pembentukan karakter siswa di SMA Negeri Arja Xhembër tahun ajaran 2014/2015. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan peran guru agama sebagai pendidik dan model dalam pembentukan karakter siswa di SMA Negeri Arjasë Jember tahun ajaran 2014/2015.
Untuk mengidentifikasi permasalahan tersebut, penelitian ini menggunakan analisis deskriptif yang menganalisis peran guru agama dalam membentuk karakter siswa di SMA Negeri Arjasa Jember. Penelitian ini menyimpulkan bahwa peran guru agama sebagai pendidik dan teladan dalam pembentukan karakter siswa di SMA Negeri Arjasa Jember sangat diperlukan dan sejauh ini sudah efektif dilaksanakan. Bagaimana peran guru agama sebagai pendidik dalam pembentukan karakter siswa di SMA Negeri Arjasa Jember.
Bagaimana peran guru agama sebagai role model dalam pembentukan karakter siswa di SMA Negeri Arjasa Jember.
METODE PENELITIAN
Lokasi Penelitian
Subyek Penelitian
Berdasarkan cara memperolehnya, data dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer dalam hal ini adalah data yang diperoleh dan dikumpulkan langsung dari informan melalui observasi, catatan lapangan dan wawancara. Sedangkan data sekunder adalah data yang dikumpulkan, diolah dan disajikan oleh pihak lain dan biasanya disajikan dalam bentuk publikasi dan jurnal.
Teknik Pengumpulan Data
Proses observasi yang dilakukan peneliti di SMA Negeri Arjasa Jember adalah untuk memperoleh data kondisi SMA Negeri Arjasa Jember meliputi : letak geografis sekolah, siswa, guru dan kepala sekolah, kegiatan yang berlangsung termasuk kegiatan kurikuler seperti pengajaran dan proses pembelajaran, serta kegiatan ekstrakurikuler seperti proses kegiatan sholat subuh berjamaah di masjid, dan lain sebagainya. Wawancara adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara berdialog (tanya jawab) berkomunikasi secara lisan dengan sumber data (Moloeng. Dalam penelitian ini wawancara dilakukan terhadap informan yang dianggap potensial, artinya orang-orang tersebut mempunyai banyak informasi mengenai permasalahan yang ada. sedang dipelajari.
Selain menggunakan teknik observasi dan wawancara, pengumpulan data penelitian ini juga dapat dilakukan dengan cara dokumentasi, yaitu studi terhadap dokumen-dokumen yang relevan dengan tujuan penelitian. Dokumen merupakan catatan peristiwa masa lalu, dokumen dapat berupa tulisan, gambar atau karya monumental seseorang. Bagian ini menguraikan bagaimana prosedur analisis data yang akan dilakukan guna memberikan gambaran bagaimana peneliti akan melakukan pengolahan data seperti proses mencari, mengorganisasikan dan mengklasifikasikan data (STAIN, 2013:47).
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif, dimana data yang dikumpulkan berupa kata-kata dan gambar. Dengan cara ini, data yang direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan memudahkan peneliti untuk mengumpulkan data lebih lanjut dan mencarinya jika diperlukan (Sugiyono. Menurut Miles dan Huberman (1984) dalam Sugiyono, teks paling sering digunakan untuk mengungkapkan data yang disajikan dalam penelitian kualitatif bersifat naratif.
Penyajian data memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan pekerjaan selanjutnya berdasarkan apa yang telah Anda pahami. Untuk menguji keabsahan data yang diperoleh di tempat penelitian, metode keabsahan data sangat penting digunakan. Keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik memeriksa keabsahan data yang diperoleh dari sumber tertentu kemudian dibandingkan dengan data yang diperoleh melalui waktu, sumber, dan alat yang berbeda (Moleong.
Triangulasi sumber berarti membandingkan dan memeriksa kembali tingkat keandalan informasi lintas waktu dan instrumen yang berbeda dalam penelitian kualitatif (Patton 1987:331). Hal ini dapat dicapai dengan: (1) membandingkan data observasi dengan data wawancara; (2) membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi; 3) membandingkan apa yang orang katakan tentang situasi penelitian dengan apa yang mereka katakan sepanjang waktu; (4) membandingkan keadaan dan cara pandang seseorang dengan pendapat dan pandangan orang yang berbeda, seperti masyarakat biasa, masyarakat berpendidikan menengah atau tinggi, orang kaya, orang pemerintah; (5) membandingkan hasil wawancara dengan isi dokumen terkait (Moleong, 2012:331). Kegiatan Lapangan: Peneliti terjun langsung ke lapangan untuk mengumpulkan data dengan menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Gambaran Objek Penelitian
- Sejarah singkat berdirinya SMA Negeri Arjasa
- Visi dan Misi SMA Negeri Arjasa
- Letak Geografis SMA Negeri Arjasa
- Struktur Organisasi SMA Negeri Arjasa
- Keadaan Guru SMA Negeri Arjasa
- Keadaan Siswa SMA Negeri Arjasa
Selain itu SMA Negeri Arjasa merupakan sekolah yang mempunyai MULOK (Pencak Silat) yang tidak terdapat pada SMA lainnya. Dari situ terlihat jelas bahwa SMA Negeri Arjasa Jember saling mendukung dalam menciptakan suasana pendidikan yang mendukung (observasi, Jember, 4 Desember 2014). Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara penulis dengan salah satu siswa SMA Negeri Arjasa Jember bernama Ulul Albab yang menyatakan bahwa seluruh strategi yang dilakukan guru agama dalam beberapa kegiatan di sekolah tersebut adalah untuk menciptakan siswa yang berakhlak mulia (wawancara ), Jember 4 Desember 2014).
Menurut salah satu siswi SMA Negeri Arjasa Jember yang bernama Milda, beliau mengatakan bahwa guru agamanya lucu dan ramah, gaya mengajarnya sederhana namun mudah dipahami, dan tidak lupa menggunakan motivasi dalam setiap bagiannya. bahan. diberikan (wawancara, 6 Desember 2014). Di SMA Negeri Arjasa Jember penilaian tidak hanya dilakukan dengan melihat kinerja kelas saja, namun penilaian juga mencakup sikap keseharian, kedisiplinan dan aktivitas sehari-hari. Di SMA Negeri Arjasa Jember, memiliki guru agama sangatlah penting dan seluruh guru agama di lembaga ini telah memenuhi berbagai kompetensi yang dimiliki oleh seorang guru agama saat ini.
Hal ini dapat dirasakan dalam keseharian siswa di SMA Negeri Arjasa Jember, seperti ketika waktu salat magrib tiba, siswa langsung menuju masjid tanpa disuruh terlebih dahulu. Terus meningkatkan kualitas peran guru agama sebagai pendidik dan teladan dalam pembentukan karakter siswa.
Penyajian Data dan Analisis
- Peran Guru Agama sebagai Pendidik dalam
- Peran Guru Agama sebagai Teladan dalam
Pembahasan Temuan
- Peran Guru Agama sebagai teladan dalam