• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keywords: Price, product quality, consumer appetite, customer satisfaction and repeat purchase

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Keywords: Price, product quality, consumer appetite, customer satisfaction and repeat purchase"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK, SELERA KONSUMEN TERHADAP PEMBELIAN ULANG BERAS SIPULAU DI KEJORONGAN 3

PANGIAN DENGAN KEPUASAN KONSUMEN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

(Studi Kasus Pada Toko Tuan Muda)

Latmawati1, Yulna Dewita Hia2, Rika Verawati2 1

Mahasiswa Program StudiPendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat

2

Dosen Program StudiPendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat Latmawati39@gmail.com

ABSTRACT

This study aims to: Analyze the influence of price, product quality, consumer appetite variable (case study at Tuan Muda shop). The results showed 1). There is significant influence between price and consumer satisfaction. Obtained coefficient value of 0.329 and tcount of 3.715> ttable 1.9855. 2). There is significant influence between price to repurchase that obtained coefficient value equal to 0,298 and tcount equal to 3,794> ttabel 1,9855. 3). There is significant influence between product quality and consumer satisfaction. Obtained by the value of coefficient of 0.240 and obtained tcount value of 2.116> ttabel 1.9855. 4) .There is significant influence between product quality on repeat purchase, obtained coefficient value of 0.252 and Tcount value of 2.616> ttable 1.9855. 5). There is significant influence between consumer's taste to consumer satisfaction, obtained coefficient value equal to 0,333 and obtained tcount equal to 3,298> ttabel 1,9855. 6). There is significant influence between consumer taste to repurchase, obtained coefficient value equal to 0,251 tcount equal to 2,841> ttabel 1,9855. 7). There is significant influence between satisfaction to re-buy obtained coefficient value of 0.180 tcount value of 2.129> ttabel 1.9855. . Adjusted R Square sebesar 0,667.

Keywords: Price, product quality, consumer appetite, customer satisfaction and repeat purchase

PENDAHULUAN

Seiring dengan perkembangan dan kemajuan zaman mengakibatkan semakin ketatnya tingkat persaingan antar perusahaan. Persaingan yang ketat tidak hanya dilakukan oleh perusahaan dalam negeri saja, tetapi juga ditambah dengan banyaknya perusahaan asing yang masuk ke Indonesia. Dalam era persaingan yang semakin ketat, salah satu cara untuk meningkatkan daya saing suatu perusahaan adalah dengan menghadirkan produk yang mempunyai kualitas tinggi serta mampu

memenuhi keinginan konsumen, harga yang terjangkau, dan promosi yang menarik.

Pembelian ulang di pengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembelian ulang Menurut Joseph (2012) ada beberapa faktor, yaitu kepuasan pelanggan, kualitas layanan, preferensi merek, kualitas produk, nilai yang dirasakan, perilaku konsumen (selera) dan harga.

(2)

Berdasarkan hasil observasi awal yang penulis lakukan di Kejorongan 3 Pangian pada bulan Maret 2017 penulis mendapatkan data penjualan beras di toko Tuan Muda Kejorongan 3 Pangian sebagai berikut:.

Tabel 1. Data Penjualan Beras Dari Bulan Agustus 2016 -Februari 2017 (kilogram) N o Bulan Penjualan Sipulau 64 Lokal 1. Agustu s 4.000 kg 2.800 kg 1.000 kg 2. Septem ber 4.000 kg 2.800 kg 1.000 kg 3. Oktobe r 4.200 kg 2.500 kg 900 kg 4. Novem ber 4.800 kg 2.000 kg 700 kg 5. Desem ber 4.500 kg 3.000 kg 600 kg 6. Januari 3.800 kg 2.500 kg 850 kg 7. Februar i 3.500 kg 2.800 kg 850 kg Jumlah 28.800 kg 18.400 kg 5.900 kg Sumber:Toko Tuan Muda

Berdasarkan tabel 1 diatas, maka dapat dilihat bahwa penjualan beras di Toko Tuan Muda Kejorongan 3 Pangain setiap bulannya mengalami naik turun. Penjualan terbanyak beras merek Sipulau terjadi pada bulan November 2016 sebanyak 4.800 kg, dan penjualan terendah terjadi pada bulan Februari 2017 sebanyak 3.500 kg. Penjualan beras merek 64 tertinggi terjadi pada bulan Desember 2016 sebanyak 3.000 kg, sedangkan penjualan terendah pada bulan November 2016 sebanyak 2.000 kg. Penjualan beras

merek Lokal tertinggi terjadi pada Agustus dan September 2016 sebanyak 1.000 kg, sedangkan penjualan terendah terjadi pada bulan Desember 2016 sebanyak 600 kg.

Salah satu yang mempengaruhi pembelian ulang adalah harga. Harga berperan penting dalam mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian akan suatu produk. Melihat kemampuan konsumen dalam membeli produk maka dapat menentukan kebijakan harga yang sesuai dengan tingkat pendapatan masyarakat. Kebijakan harga sangat menentukan dalam pemasaran sebuah produk, karena harga adalah salah satu unsur pemasaran di dalam keputusan konsumen melakukan pembelian produk yang memberikan pendapatan bagi organisasi atau perusahaan.

Faktor selanjutnya yang dapat mempengaruhi pembelian ulang adalah kualitas produk. Menurut Handoko dalam Yusup (2011:5) kualitas ditentukan oleh sekumpulan kegunaan dan fungsinya, termasuk didalamnya daya tahan, ketidak tergantungan pada produk lain atau komponen lain, eksklusivitas, kenyamanan dan wujud luar (warna, bentuk, pembungkusan, dan sebagainya). Persepsi konsumen terhadap kualitas produk akan membentuk preferensi dan sikap yang mempengaruhi keputusan untuk melakukan pembelian ulang.

(3)

Faktor selanjutnya yaitu selera konsumen. Selera merupakan kegiatan seseorang untuk membeli suatu barang atau jasa. Selera konsumen pada umumnya berubah dari waktu ke waktu. Meningkatkan selera seseorang terhadap suatu barang tertentu pada umumnya berakibat naiknya jumlah permintaan terhadap barang tersebut, begitu pula sebaliknya menurunnya selera konsumen terhadap suatu barang tertentu pada umumnya berakibat berkurangnya jumlah permintaan terhadap barang tersebut.

Faktor selanjutnya yang mempengaruhi keputusan pembelian ulang adalah kepuasan konsumen. Kepuasan menjadi peran yang sangat penting dalam pembelian suatu produk dan jasa yang dilakukan oleh konsumen. Martin (2007) mendefinisikan, kepuasan konsumen adalah salah satu faktor penting untuk memprediksikan perilaku konsumen dan lebih khusus pembelian ulang. Tingkat kepuasan seorang konsumen merupakan fungsi dari perbedaan antara kinerja dengan harapannya.

METODE PENELITIAN

Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian yang bersifat asosiatif. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Irawan (2000:61) ”Penelitian Asosiatif bertujuan untuk menemukan ada

atau tidaknya hubungan atau pengaruh antara variabel yang satu dengan variabel yang lainnya dan tingkat signifikansi antara variabel bebas dengan variabel terikat”.

Di dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh konsumen yang mengkonsumsi beras merek si Pulau di Kejorongan 3 Pangian. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Purposive Sampling yaitu teknik penentuan sampel karna menagnggap bahwa seseorang atau sesuatu tersebut memiliki informasi yang diperlukan bagi peneliti

Setelah angket diedarkan kepada responden, terlebih dahulu diuji coba. Uji coba ini dimaksudkan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas angket. Menurut Arikunto (2010:211) validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahan sesuatu instrument. Suatu instrument dinyatakan valid (sah) jika pertanyaan pada suatu angket mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh angket tersebut. Pernyataan dinyatakan valid jika Correted Item-Total Correlation>0,361.

(4)

ρ 0,33 e1 ρ 0,329

ρ 0,329 Tabel 2. Hasil uji coba

Variabel Keterangan

Valid Tidak valid

Y 12 1

X1 11 1

X2 11 1

X3 7 2

X4 9 2

Tabel 3. Hasil Uji Reliabilitas No

Variabel Jumlah item pernyataan

Cronbach's

Alpha Nilai kritis Keterangan

1 Pembelian ulang 13 0,864 0,70 Reliabel

2 Harga 12 0,849 0,70 Reliabel

3 Kualitas produk 12 0,821 0,70 Reliabel

4 Selera konsumen 9 0,836 0,70 Reliabel

5 Kepuasan konsumen 11 0,885 0,70 Reliabel

Sumber: hasil olahan SPSS HASIL DAN PEMBAHASAN Substruktur

Gambar 1. Sub Struktur Koefisen jalur X1dan X2 , X3 terhadap X4

Pengaruh masing-masing oleh variabel bebas yang mempengaruhi pembelian ulang adalah:

1. Hipotesis 1, terdapat pengaruh signifikan antara harga (X1) terhadap kepuasan konsumen (X4). Untuk variabel harga diperoleh nilai thitung sebesar 3,715 > ttabel

1,9855 dengan nilai signifikan 0,000 <𝛼 = Harga (X1) ρ 0,329 Selera Konsumen (X3) Kualitas Produk (X2) Kepuasan Konsumen (X4)

(5)

0,05 berarti Ha diterima dan H0 ditolak

dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh secara langsung dan signifikan antara harga terhadapkepuasan konsumen. Hal ini berarti semakin tinggi harga maka akan semakin tinggi kepuasan konsumen.

2. Hipotesis 2, terdapat pengaruh signifikan antara harga (X1) terhadap pembelian ulang (Y). Untuk variabel harga diperoleh nilai thitung sebesar 3,794 > ttabel 1,9855

dengan nilai signifikan 0,000 <𝛼 = 0,05 berarti Ha diterima dan H0 ditolak dengan

demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh secara langsung dan signifikan antara harga terhadap ulang. Hal ini berarti semakin tinggi harga maka akan semakin tinggi pembelian ulang.

3. Hipotesis 3, terdapat pengaruh signifikan antara kualitas produk (X2) terhadap kepuasan konsumen (X4). Untuk variabel kualitas produk diperoleh nilai thitung sebesar

2,116 > ttabel 1,9855 dengan nilai signifikan

0,037 <𝛼 = 0,05 berarti Ha diterima dan H0

ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh secara langsung dan signifikan antara kualitas produk terhadapkepuasan konsumen. Hal ini berarti semakin tinggi kualitas produk maka akan semakin tinggi kepuasan konsumen.

4. Hipotesis 4, terdapat pengaruh signifikan antara kualitas produk(X2) terhadap pembelian ulang (Y). Untuk variabel kualitas produk diperoleh nilai thitung sebesar

2,616 > ttabel 1,9855 dengan nilai signifikan

0,000 <𝛼 = 0,05 berarti Ha diterima dan H0

ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh secara langsung dan signifikan antara kualitas produk terhadap ulang. Hal ini berarti semakin tinggi kualitas produk maka akan semakin tinggi pembelian ulang.

5. Hipotesis 5, terdapat pengaruh signifikan antara selera konsumen (X3) terhadap kepuasan konsumen (X4). Untuk variabel selera konsumen diperoleh nilai thitung

sebesar 3,298 > ttabel 1,9855 dengan nilai

signifikan 0,001 <𝛼 = 0,05 berarti Ha

diterima dan H0 ditolak dengan demikian

dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh secara langsung dan signifikan antara selera konsumen terhadap kepuasan konsumen. Hal ini berarti semakin tinggi selera konsumen maka akan semakin tinggi kepuasan konsumen.

6. Hipotesis 6, terdapat pengaruh signifikan antara selera konsumen (X3) terhadap pembelian ulang (Y). Untuk variabel selera konsumen diperoleh nilai thitung sebesar

2,841 >ttabel 1,9855 dengan nilai signifikan

0,000 <𝛼 = 0,05 berarti Ha diterima dan H0

ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh secara langsung dan signifikan antara selera konsumen terhadap ulang. Hal ini berarti semakin tinggi selera konsumen maka akan semakin tinggi pembelian ulang.

7. Hipotesis 7, terdapat pengaruh signifikan antara kepuasan konsumen (X4) terhadap pembelian ulang (Y). Untuk variabel kepuasan diperoleh nilai thitung sebesar

2,129 > ttabel 1,9855 dengan nilai signifikan

(6)

ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh secara langsung dan signifikan antara kepuasan konsumen terhadap ulang. Hal ini berarti semakin tinggi kepuasan konsumen maka akan semakin tinggi pembelian ulang.

1. Pengaruh Harga Terhadap Kepuasan Konsumen

Penelitian ini berdasarkan dengan teori yang dikemukakan oleh Kertajaya (2002) mengungkapkan bahwa indikator penilaian harga dapat dilihat dari kesesuaian antara suatu pengorbanan dari konsumen terhadap nilai yang diterimanya setelah melakukan pembelian, dan dari situlah konsumen akan mempersepsi dari produk atau jasa tersebut. Persepsi yang postif merupakan hasil dari rasa puas akan suatu pembelian yang dilakukannya, sedangkan persepsi yang negative merupakan suatu bentuk dari ketidakpuasan konsumen atas produk atau jasa yang dibelinya. Jika harga yang ditetapkan oleh sebuah perusahaan tidak sesuai dengan manfaat produk maka hal itu dapat menurunkan tingkat kepuasan pelanggan, dan sebaliknya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada tingkat harga tertentu, jika manfaat yang dirasakan meningkat, maka nilainya akan meningkat pula. Apabila nilai yang dirasakan pelanggan semakin tinggi, maka akan menciptakan kepuasan pelanggan yang maksimal.

Penelitian ini sejalan dengan yang dilakukan Dedi Kurniawan (2015) yang mengatakan bahwa . harga berpengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen.

Berdasarkan analisis rata-rata variabel skor jawaban responden untuk harga adalah 4,0 dengan tingkat capaian responden sebesar 79,85 % dan dikategorikan baik. Hal ini dapat dimaknai bahwa secara keseluruhan harga bagi konsumen dikategorikan baik. Pada indikator keterjangkauan harga diperoleh nilai rata-rata skor 3,8 dan TCR 76,67 % dengan kategori cukup. Pada indikator Kesesuaian harga dengan kualitas produk diperoleh nilai rata-rata 4,1 dan TCR 82,93 % dengan kategori baik. Pada indikator Daya saing harga diperoleh nilai rata-rata 3,9 dan TCR 77,70% dengan kategori baik. Pada indikator Kesesuaian harga dengan manfaat diperoleh rata-rata 4,1 dan TCR sebesar 82,40 % dengan kategori baik.

2. Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Kepuasan Konsumen

Penelitian ini berdasarkan dengan teori yang dikemukakan oleh Kotler dan Amstrong (2008) Kualitas produk merupakan kemampuan dari suatu produk dalam menjalankan fungsinya. Kualitas produk mempunyai hubungan yang sangat erat dengan kepuasan pelanggan karena kualitas produk dapat dinilai dari kemampuan produk tersebut untuk

(7)

menciptakan kepuasan pelanggan. Semakin tinggi tingkat kualitas produk dalam memuaskan pelanggan, maka akan menyebabkan kepuasaan pelanggan yang tinggi pula. Dengan meningkatkan kemampuan suatu produk maka akan tercipta keunggulan bersaing sehingga pelanggan menjadi semakin puas.

Kualitas produk yang dirasakan konsumen akan menentukan persepsi konsumen terhadap kinerja, yang pada gilirannya akan berdampak pada kepuasan konsumen. Kepuasan konsumen berkaitan erat dengan mutu, mutu mempunyai dampak langsung pada prestasi produk dan dengan demikian kepuasan konsumen. Kepuasan konsumen tergantung pada anggapan kinerja produk dalam menyerahkan nilai relatif terhadap harapan konsumen, bila produk jauh lebih rendah ketimbang harapan konsumen, konsumen tidak puas. ( Suharyati, Sudharto dan Sendhang 2013).

Berdasarkan analisis rata-rata variabel skor jawaban responden untuk kualitas produk adalah 4,0 dengan tingkat capaian responden sebesar 80,37 % dan dikategorikan baik. Hal ini dapat dimaknai bahwa secara keseluruhan kualitas produk bagi konsumen dikategorikan baik. Pada indikator Kemudahan penggunaan diperoleh nilai rata-rata skor 4,1 dan TCR 82,27 % dengan kategori baik. Pada indikator Daya tahan diperoleh nilai

rata-rata 4,1 dan TCR 81,40 % dengan kategori baik. Pada indikator Kejelasan fungsi diperoleh nilai rata-rata 4,0 dan TCR 79,60% dengan kategori baik. Pada indikator Keragaman ukuran produk diperoleh rata-rata 3,9 dan TCR sebesar 78,20 % dengan kategori cukup.

3. Pengaruh Selera Konsumen Terhadap Kepuasan Konsumen

Penelitian ini berdasarkan dengan teori yang dikemukakan oleh Hanselman,(2005) Selera adalah kesan yang diperoleh konsumen saat merasakan produk/jasa yang diberikan perusahaan. Apabila selera konsumen terhadap suatu barang atau jasa terpenuhi dengan baik maka mereka akan merasa puas.

Berdasarkan analisis rata-rata skor jawaban responden untuk selera konsumen adalah 3,9 dengan tingkat capaian responden sebesar 77,83 % dan dikategorikan cukup. Hal ini dapat dimaknai bahwa secara keseluruhan selera konsumen dikategorikan cukup. Pada indikator Kesan konsumen dalam pembelian diperoleh nilai rata-rata skor 4,1 dan TCR 82,60 % dengan kategori baik. Pada indikator Nilai guna produk diperoleh nilai rata-rata 3,6 dan TCR 72,40 % dengan kategori cukup. Pada indikator Bentuk dari setiap produk diperoleh nilai rata-rata 3,9 dan TCR 78,50% dengan kategori cukup.

(8)

4. Pengaruh Harga Terhadap Pembelian Ulang

Penelitian ini berdasarkan dengan teori yang dikemukakan oleh Kotler (2005) menyatakan ahwa harga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam membeli. Keputusan konsumen dalam melakukan pembelian akan meningkat jika suatu perusahaan dapat memnghasilkan produk yang sesuai dengan selera konsumen. Penentuan tingkat harga juga sangat mempengaruhi kepustusan konsumen dalam membeli. Apabila produk yang ditawarkan sesuai dengan selera dan kemampuan konsumen untuk membayar maka keputusan konsumen untuk membeli akan semakin besar. Hubungan antara selera dan harga terhadap keputusan konsumen dalam pembelian terlihat pada penentuan kebijakan yang dilakukan oleh perusahaan dalam menghasilkan produk yang sesuai dengan selera dan penentuan tingkat harga yang sesuai dengan kualitas produk dan tingkat kemampuan konsumen untuk membayar.

Penelitian ini sejalan dengan yang dilakukan Agnes Ligia Pratisitia Walukow (2014) yang mengatakan bahwa . Harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.

Berdasarkan analisis rata-rata variabel skor jawaban responden untuk harga adalah 4,0 dengan tingkat capaian

responden sebesar 79,85 % dan dikategorikan baik. Hal ini dapat dimaknai bahwa secara keseluruhan harga bagi konsumen dikategorikan baik. Pada indikator keterjangkauan harga diperoleh nilai rata-rata skor 3,8 dan TCR 76,67 % dengan kategori cukup. Pada indikator Kesesuaian harga dengan kualitas produk diperoleh nilai rata-rata 4,1 dan TCR 82,93 % dengan kategori baik. Pada indikator Daya saing harga diperoleh nilai rata-rata 3,9 dan TCR 77,70% dengan kategori baik. Pada indikator Kesesuaian harga dengan manfaat diperoleh rata-rata 4,1 dan TCR sebesar 82,40 % dengan kategori baik.

5. Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Pembelian Ulang

Penelitian ini berdasarkan Penelitian Suwarni dan Mayasari (2011) mendapatkan hasil penelitian pengaruh signifikan antara kualitas produk terhadap kepuasan. Artinya semakin bagus kualitas produk, semakin tinggi tingkat pembelian.

Berdasarkan analisis rata-rata variabel skor jawaban responden untuk kualitas produk adalah 4,0 dengan tingkat capaian responden sebesar 80,37 % dan dikategorikan baik. Hal ini dapat dimaknai bahwa secara keseluruhan kualitas produk bagi konsumen dikategorikan baik. Pada indikator Kemudahan penggunaan diperoleh nilai rata-rata skor 4,1 dan TCR 82,27 % dengan kategori baik. Pada

(9)

indikator Daya tahan diperoleh nilai rata-rata 4,1 dan TCR 81,40 % dengan kategori baik. Pada indikator Kejelasan fungsi diperoleh nilai rata-rata 4,0 dan TCR 79,60% dengan kategori baik. Pada indikator Keragaman ukuran produk diperoleh rata-rata 3,9 dan TCR sebesar 78,20 % dengan kategori cukup.

6. Pengaruh Selera Konsumen Terhadap Pembelian Ulang

Penelitian ini berdasarkan Kotler (2005) menyatakan bahwa selera merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam melakukan pembelian. Selera secara teoritik berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Hal tersebut dikarenakan selera mencangkup beberapa aspek yaitu kesan konsumen dalam pembelian, nilai guna produk, daya tahan produk, bentuk dari setiap produk, dan tampilan dari disain produk. Selera konsumen terhadap barang dan jasa dapat mempengaruhi jumlah barang yang diminta. Jika selera konsumen terhadap barang tertentu meningkat maka permintaan terhadap barang tersebut akan meningkat pula.

Berdasarkan analisis rata-rata skor jawaban responden untuk selera konsumen adalah 3,9 dengan tingkat capaian responden sebesar 77,83 % dan dikategorikan cukup. Hal ini dapat dimaknai bahwa secara keseluruhan selera konsumen dikategorikan cukup. Pada

indikator Kesan konsumen dalam pembelian diperoleh nilai rata-rata skor 4,1 dan TCR 82,60 % dengan kategori baik. Pada indikator Nilai guna produk diperoleh nilai rata-rata 3,6 dan TCR 72,40 % dengan kategori cukup. Pada indikator Bentuk dari setiap produk diperoleh nilai rata-rata 3,9 dan TCR 78,50% dengan kategori cukup. .

7. Pengaruh Kepuasan Konsumen Terhadap Pembelian Ulang

Hasil analisis data secara statistik membuktikan bahwa diperoleh nilai koefisien sebesar 0,180 nilai thitung sebesar

2,129 > ttabel 1,9855 dengan nilai signifikan

0,000 <𝛼 = 0,05 berarti Ha diterima dan H0

ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh secara langsung dan signifikan antara kepuasan konsumen terhadap ulang. Hal ini berarti semakin tinggi kepuasan konsumen maka akan semakin tinggi pembelian ulang.

Penelitian ini berdasarkan Widiana (2010), kepuasan berpengaruh signifikan terhadap pembelian ulang, yang artinya, semakin tinggi kepuasan semakin tinggi pula pembelian ulang, kesesuain antara kepuasan yang diperoleh konsumen dapat meningkatkan pembelian ulang.

Repurchase Intentions merupakan tindakan konsumen pasca pembelian. Terjadinya kepuasan dan ketidakpuasan pasca pembelian konsumen terhadap suatu produk akan mempengaruhi perilaku

(10)

selanjutnya. Jika konsumen puas, maka akan menunjukkan kemungkinan yang lebih tinggi untuk membeli kembali produk tersebut Kotler (dalam Ida 2011).

Berdasarkan analisis rata-rata skor jawaban responden untuk kepuasan konsumen adalah 4,0 dengan tingkat capaian responden sebesar 79,31 % dan dikategorikan baik. Hal ini dapat dimaknai bahwa secara keseluruhan kepuasan konsumen dikategorikan baik. Pada indikator Kesesuaian harapan dalam pembelian diperoleh nilai rata-rata skor 3,9 dan TCR 77,33 % dengan kategori baik. Pada indikator Kesediaan merekomendasikan pada orang lain diperoleh nilai rata-rata 4,2 dan TCR 83,20 % dengan kategori baik. Pada indikator Minat berkunjung kembali diperoleh nilai rata-rata 3,9 dan TCR 77,40% dengan kategori cukup.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut

1. Harga berpengaruh secara langsung dan signifikan terhadap kepuasan konsumen. diperoleh nilai koefisien sebesar 0,329 dan nilai thitung sebesar

3,715 > ttabel 1,9855 dengan nilai

signifikan 0,000 <𝛼 = 0,05 berarti Ha

diterima dan H0 ditolak. Hal ini berarti

semakin tinggi harga maka akan semakin tinggi kepuasan konsumen.

2. Harga berpengaruh secara langsung dan signifikan terhadap pembelian ulang bahwa diperoleh nilai koefisien sebesar 0,298 dan

nilai thitung sebesar 3,794 > ttabel 1,9855

dengan nilai signifikan 0,000 <𝛼 = 0,05 berarti Ha diterima dan H0 ditolak. Hal ini

berarti semakin tinggi kualitas produk maka akan semakin tinggi pembelian ulang. 3. Kualitas produk berpengaruh secara langsung dan signifikan terhadap kepuasan konsumen. diperoleh nilai koefisien sebesar 0,240 dan diperoleh nilai thitung sebesar

2,116 > ttabel 1,9855 dengan nilai signifikan

0,037 <𝛼 = 0,05 berarti Ha diterima dan H0

ditolak.Hal ini berarti semakin tinggi kualitas produk maka akan semakin tinggi kepuasan konsumen.

4. Kualitas produk berpengaruh secara langsung dan signifikan terhadap pembelian ulang, diperoleh nilai koefisien sebesar 0,252 dan nilai thitung sebesar 2,616

> ttabel 1,9855 dengan nilai signifikan 0,000

<𝛼 = 0,05 berarti Ha diterima dan H0

ditolak. Hal ini berarti semakin tinggi kualitas produk maka akan semakin tinggi pembelian ulang.

5. Selera berpengaruh secara langsung dan signifikan selera konsumen terhadap kepuasan konsumen, diperoleh nilai koefisien sebesar 0,333 dan diperoleh nilai thitung sebesar 3,298 > ttabel 1,9855 dengan

nilai signifikan 0,001 <𝛼 = 0,05 berarti Ha

diterima dan H0 ditolak. Hal ini berarti

semakin tinggi selera konsumen maka akan semakin tinggi kepuasan konsumen.

6. Selera konsumen berpengaruh secara langsung dan signifikan terhadap pembelian ulang, diperoleh nilai koefisien sebesar 0,251 nilai thitung sebesar 2,841 >

(11)

ttabel 1,9855 dengan nilai signifikan 0,000

<𝛼 = 0,05 berarti Ha diterima dan H0

ditolak. Hal ini berarti semakin tinggi selera konsumen maka akan semakin tinggi pembelian ulang.

7. Kepuasan konsumen berpengaruh secara langsung dan signifikan terdapat pembelian ulang diperoleh nilai koefisien sebesar 0,180 nilai thitung sebesar 2,129 >

ttabel 1,9855 dengan nilai signifikan 0,000

<𝛼 = 0,05 berarti Ha diterima dan H0

ditolak. Hal ini berarti semakin tinggi kepuasan konsumen maka akan semakin tinggi pembelian ulang.

DAFTAR PUSTAKA

Kasim,T Kasno (2014). Analisis komparatif selera konsumen perkotaan dan pedesaan terhadap pembelian selendang gendongan bayi merek Badawi Traso warna merah (studi kasus pada UD. Sinar baru Lumajang dan UD. Hj Farida Yosowilangun Lumajang). Jurnal Wiga Vol 4, No 1, Maret 2014:2088-2944.

Kotler, Philip dan Gari Armstrong. (2006). Prinsip-prinsip Pemasarn, edisi 12 jilid 1. Erlangga: Jakarta.

Manggala, Faisal Fati. Pengaruh citra merek, kualitas produk dan harga terhadap pembelian ulang

handphone Samsung jenis Android di Magelang. Vol 12, No 1c (2015) hal 12.

Mowen, John C, dkk. (2002). Perilaku Konsumen. Jilid 2 Edisi Kelima. Erlangga: Jakarta.

Simamora, Idham Kurnia, dkk (2013). Pengaruh harga, citra merek, positioning dan diferensiasi produk terhadap keputusan pembelian konsumen pada produk Jamu PT. Njonja Meneer (studi kasus pada pondok Jamu Njonja Meneer Depok-Semarang). Jurnal sosial politik, Hal:1-12.

Sunyoto, Danang (2013). Dasar-dasar manajemen pemasaran, konsep, strategi dan kasus. Yogyakarta: CAPS (Center of Academic Publishing Service).

Sumarwan, Ujang. (2012). Riset Pemasaran dan Konsumen. Bogor : IPB Pres.

Wangean, Ryanto Hariandy dan Silvya L.Mandey (2014). Analisis citra merek, kualitas dan harga pengaruhnya terhadap keputusan pembelian konsumen pada Mobil All New Kia Rio di kota Manado. Jurnal Emba, Vol 2, No. 3, September 2014:1715-1725

Gambar

Tabel 1. Data Penjualan Beras Dari  Bulan Agustus 2016 -Februari 2017  (kilogram)  N o  Bulan  Penjualan  Sipulau  64  Lokal  1
Gambar 1. Sub Struktur Koefisen jalur X1dan X2 , X3 terhadap X4

Referensi

Dokumen terkait

Sehingga dapat diartikan bahwa variasi variabel independen yang terdiri dari kualitas produk X1, harga X2 dan gaya hidup X3 mempunyai kontribusi terhadap keputusan pembelian minuman

Berdasarkan permasalahan yang telah disajikan, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis berbagai aspek yang berpengaruh pada pilihan pembelian ulang seperti merek, harga, kepuasan

Alamat Rumah : Desa Sumokembangsri, Dusun Luwung RT028 RW004 Dengan ini menyatakan skripsi yang berjudul Pengaruh Kualitas Pelayanan, Kualitas Produk, dan Persepsi Harga Terhadap

Pertemuan regresi berganda bisa dipaparkan selaku selanjutnya: elastis keterangan klien X1 harga produk X2 serta mutu jasa X3 mempunyai koefisien regresi berbekas positif, perihal ini