• Tidak ada hasil yang ditemukan

SAINS SEBAGAI PROSES PRODUK DAN TATA NIL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "SAINS SEBAGAI PROSES PRODUK DAN TATA NIL"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

SAINS SEBAGAI PROSES, PRODUK DAN TATA NILAI ILMIAH

MAKALAH

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Dasar-Dasar Sains

yang dibina oleh Bapak Sugianto

Oleh

Fisika / Offering G

Novita Dewi Rosalina (120322420466)

The Learning University

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN FISIKA

(2)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Secara umum istilah sains (science) diartikan sebagai ilmu atau ilmu pengetahuan . Istilah science yang berasal dari scio, scire dari bahasa latin yang berarti tahu. Begitupun juga ilmu berasal dari kata alim’dari bahasa arab yang juga berarti tahu. Jadi, baik ilmu maupun science secara etimologis berarti pengetahuan. Dalam makna sempit, sains diartikan sebagai natural sains atau ilmu kealaman yang terdiri atas disiplin ilmu physical sciences dan life sciences. James Conant (dalam Poedjiadi,1999) mendefinisikan sebagai suatu deretan dan skema konseptual yang

berhubungan satu sama lain, dan yang tumbuh sebagai hasil eksperimentasi dan observasi serta berguna untuk diamati dan

dieksperimentasikan lebih lanjut. Sains dibentuk oleh karena dua orde pengalaman, yaitu hasil observasi terhadap gejala atau fakta (orde observasi) dan konsep manusia mengenai alam semesta (orde konsepsional).

(3)

Einstein (dalam Poedjiadi,1999) mengungkapkan bahwa seluruh science berawal dari gagasan yang timbul dari pemikiran sehari-hari mengenai fenomena yang terjadi di alam 2 semesta. Sains dimulai dengan fakta dan berakhir dengan fakta. Fakta yang terjadi kemudian menjadi fakta baru dan menjalani siklus yang sama. Saintis mengemukakan teorinya secara tentatif melalui induksi yang diawali dengan

mengumpulkan sejumlah fakta. Kemudian mengadakan prediksi melalui deduksi. Apabila sejumlah observasi yang dimaksudkan untuk

memverifikasi prediksi tidak mendukung teori sebelumnya, maka teori lama dimodifikasi atau diubah menjadi teori baru.

Cara kerja para saintis yang khas dalam mengembangkan sains tersebut memberikan dampak dan kontribusi yang sangat besar bagi kemajuan peradaban manusia. Oleh karena itulah, perlu ditelusuri kembali sifat alamiah sains (the nature of science)

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apakah yang dimaksud dengan sains sebagai proses, produk dan tata nilai ilmiah?

2. Apa saja yang menjadi komponen dari sains sebagai proses, produk dan tata nilai ilmiah?

1.3 TUJUAN

1. Mengetahui maksud (makna) dari sains sebagai proses, produk dan tata nilai ilmiah

(4)

Simbol Konsepsi

Fakta Empiris

Abstrak

Simbol Konsepsi

BAB II PEMBAHASAN

2. 1 Sains sebagai produk

Saat manusia menggunakan inderanya untuk berinteraksi dengan alam, saat itulah sains tercipta. Sains sebagai produk terdiri atas:

- Fakta

Suatu fenomena yang terjadi tanpa adanya manipulasi. Faktual, benar adanya.

- Konsep

Dalam berkonsep terdiri atas:

 Simbol

 Konsepsi

 Fakta

Ada beberapa konsep dalam sains, antara lain: konsep sempurna dan konsep setengah.

Konsep sempurna melalui 3 tahapan, yaitu simbol-konsepsi-fakta. Simbol dan konsep berada di dunia abstrak, yang mana itu hanya ada dalam angan kita. Sedangkan fakta berada pada dunia empiris, diamana itu terealisasikan.

(5)

Gaya Tarikan dan dorongan yang mengubah jarak dan bentuk . F=

Sebuah meja didorong dengan gaya 10 N, dan mengalami perpindahan 100 cm Abstrak

Empiris - Teori

Teori merupakan hubungan antara 2 konsep atau lebih. Jika 2 konsep digabungkan dan di kaitkan, akan menghasilkan sebuah teori.

- Paradigma

Paradigma itu sendiri merupakan suatu wawasan, cara pandang. Jadi paradigma merupakan kumpulan dari teori-teori yang membernarkan (berhubungan).

Contoh sains sebagai produk melalui konsep sempurna:

2.2 Sains sebagai proses

Sains sebagai proses ditunjukkan dalam beberapa keterampilan proses sains. Keterampilan proses sains dibagi menjadi dua, yaitu keterampilan proses sains dasar dan keterampilan proses terintegrasi. Dalam proses sains juga terkandung cara kerja dan cara berpikir untuk kemajuan sains itu sendiri.

Metode atau proses sains dibagi menjadi dua yaitu metode yang lengkap dan metode yang tidak lengkap.

Metode lengkap meliputi:

1. Identifikasi masalah atau rumusan masalah 2. Mengkaji teori.

3. Mengembangkan hipotesis. 4. Mendesain pembuktian hipotesis 5. Meneliti.

6. Generalisasi

(6)

teori

Berikut ini adalah bagan metode tidak lengkap, secara siklus (jalannya metode tidak lengkap) dimulai dari membentuk teori-teori-menerapkan teori-pelaksanaan teori.

Bagan informasi dan metode utama dalam pendekatan ilmiah.

Sains sebagai proses berteori. Teori merupakan hasil observasi, dua konsep yang berhubungan menjadi satu akan menjadi teori. hipotesa meruupakan cikal bakal teori, dimana hipotesa merupakan hubungan 2 konsep dalam dunia abstrak kemudian dilanjutkan pembuktian pada dunia

(7)

empiris. Saat hipotesa diterima oleh teman seilmuan (teman sejawat) maka lahirlah teori. teori yang dihasilkan harus dapat di uji ulang, yang

kemudian menjadi teori kokoh.

Sains sebagai proses dalam metode tidak lengkap terdapat tahap menerapkan teori. Ada cara dalam menerapkan teori, 1) faham teori, dalam menerapkan teori kita harus faham teori yang akan kita aplikasikan, ini mempermudah kita menerapkan teori. 2) faham masalah, dimana masalah yang di hadapi faktual (berada di dunia empiris), saat kita faham akan masalah, kita akan menjadi kritis. Tentu saja keduanya (faham teori dan masalah) harus sesuai (sinkron) satu sama lain.

2.1.1 Sifat-sifat Sains:

Berikut beberapa sifat-sifat sains (Oei Ban Liang, Nop 2000): 1. Obyektif

Sains itu objektif artinya, sains tidak boleh mengatas namakan pokoknya, dalam sains keyakinan tidak menjamin kebenaran, suara banyak tidak menjamin kebenaran, satu-satunya hakim dalam perselisihan ilmiah adalah fenomena atau fakta. Dalam wikipedia bahasa indonesia, ensiklopedi bebas objektif adalah pertimbangan antara hubungan sesuatu dengan obyeknya. objektif dalam keilmuan berarti upaya-upaya untuk menangkap sifat alamiah (mengindentifikasi) sebuah objek yang sedang diteliti/ dipelajari dengan suatu cara dimana hasilnya tidak tergantung pada fasilitas apapun dari subjek yang menyelidikinya

2. logis

(8)

logika (ilmu pengetahuan) yang mempelajari kecakapan untuk berpikir secara lurus, tepat, dan teratur.

3. Kritis

Sains itu kritis, dalam hal ini ilmuan tidak menerima sesuatu begitu saja, selalu mempertanyakan kebenaran konsep, sains maju karena ilmuan kritis

4. Sistematis

Tidak ada sains acak-acakan. Sains selalu tertata 5. mengakumulasi Konsep

Sains mengakumulasi konsep. Dalam hal ini akumulasi konsep meliputi: konsep baru ditambahkan pada ilmu pengetahuan, konsep lama diperbaiki. Akumulasi konsep ini bertujuan untuk mempertajam ilmu pengetahuan guna kesejahteraan masyarakat.

2.3 Sains sebagai tata nilai

Penelitian ilmiah dibangun atas dasar trust (kepercayaan). Ilmuwan mempercayai bahwa data atau informasi yang dilaporkan oleh ilmuwan lain adalah benar adanya. Masyarakat percaya bahwa penelitian

merefleksikan usaha yang jujur dari ilmuwan untuk menjelaskan fenomena alam secara akurat tanpa bias. Trust ini hanya dapat dipertahankan jika tata nilai dalams cientific conduct tetap dijunjung tinggi.

(9)

mengetahui pilihan akan suatu cara atau teknik tertentu mempunyai implikasi moral.

2.3.1 Perbuatan tercela dalam ilmu pengetahuan.

Perbuatan tercela dalam sains (misconduct in science) meliputi semua aspek kesalahan yang melibatkan pembohongan (deception) di luar kesalahan jujur (honest error) dan kesalahan akibat kelalaian (negligence). Mungkin dalam penelitian bisa salah, tapi tidak bisa bohong.

1. Fabrikasi

mengarang dan membuat data hasil penelitian 2. Falsifikasi

mengubah atau salah melaporkan data atau hasil penelitian, termasuk pembuangan data yang bertentangan secara sengaja untuk mengubah hasil

3. Plagiatrisme

menggunakan ide atau kata-kata orang lain tanpa memberikan pengakuan (acknowledgement)

4. Misappropriation of others’ ideas

penggunaan informasi khusus tanpa izin (misalnya pelanggaran kerahasian pada waktu penelaahan atau review oleh teman sejawat (sesama ilmuan) atau praktek lain yang menyimpang dari yang sudah diterima umum dalam suatu komunitas ilmiah dalam mengajukan proposal penelitian, melakukan penelitian, atau melaporkan hasil penelitian.

2.3.2 Karakter (ciri) Peneliti Sejati:

a. Kemampuan bernalar (reasoning power) b. Originalitas (originality)

c. Memori (memory)

d. Tanggap dan sigap (alertness) e. Kecermatan (accuracy) f. Persisten (application)

(10)

i. Kesehatan (health)

j. Daya kreasi tinggi dan pantang menyerah (zeal)

(11)

- Saat manusia menggunakan inderanya untuk berinteraksi dengan alam, saat itulah sains tercipta. Sains sebagai proses ditunjukkan dalam beberapa keterampilan proses sains. Tata nilai atau etika dalam penelitian ilimah adalah falsafah moral yang berfungsi sebagai pedoman dan tolok ukur terhadap apa yang baik dan apa yang buruk.

- Komponen sains sebagai produk adalah fakta, konsep, teori, paradigma. Komponen sains sebagai proses ada sifat-sifat sains, metode atau proses sains. Dimana metode itu dibagi menjadi dua yaitu metode yang lengkap dan metode yang tidak lengkap. Dalam tata nilai terdapat perbuatan tercela dalam pengetahuan, dan karakteristik peneliti sejati.

(12)

Konsep / Istilah Pengarang - Nama

suatu deretan dan skema konseptual yang berhubungan satu sama lain, dan yang tumbuh sebagai hasil eksperimentasi dan observasi serta berguna untuk diamati dan

dieksperimentasikan lebih lanjut

Jujun. S. Soeriasoemantri

(1985)

kumpulan pengetahuan yang menelaah atau mengaji fakta-fakta empiris

Einstein (dalam Poedjiadi,1999)

seluruh science berawal dari gagasan yang timbul dari pemikiran sehari-hari mengenai fenomena yang terjadi di alam 2 semesta

Sifat-sifat sains

(Oei Ban Liang, Nop 2000)

Menurut Oei Ban Liang, sifat sifat sains terdiri atas:

(13)

(Latin: logica scientia) atau ilmu logika (ilmu pengetahuan) yang mempelajari kecakapan untuk berpikir secara lurus, tepat, dan teratur.

objektivitas Wikipedia bahasa indonesia, ensiklopedia bebas

pertimbangan antara hubungan sesuatu dengan obyeknya.

konsep Woodruf konsep sebagai adalah suatu

gagasan/ide yang relatif sempurna dan bermakna, suatu pengertian tentang suatu objek, produk subjektif yang berasal dari cara seseorang membuat pengertian terhadap objek-objek atau benda-benda melalui pengalamannya (setelah melakukan persepsi terhadap objek/benda).

Soedjadi ide abstrak yang digunakan untuk menagadakan klasifikasi atau penggolongan yang apad umumnya dinyatakan dengan suatu istilah atau rangakaian kata.

Bahri satuan ahli yang mewakili sejumlah objek yang mempunyai ciri yang sama.

Paradigma Wikipedia bahasa indonesia, ensiklopedia bebas

(14)

bertingkah laku (konatif).

DAFTAR PUSTAKA

Carapedia.htm-definisi konsep…- di akses pada tanggal 4 Mei 2013

(15)

ebookbrowse.com/Etika dan PMP..- di akses pada tanggal 27 April 2013 Konsep- Wikipedia bahasa Indonesia,ensiklopedi bebas.htm..- di akses pada

tanggal 4 Mei 2013.

Logika-Wikipedia bahasa Indonesia,ensiklopedi bebas.htm..- di akses pada tanggal 4 Mei 2013.

Objektivitas- Wikipedia bahasa Indonesia,ensiklopedi bebas.htm..- di akses pada tanggal 4 Mei 2013.

Referensi

Dokumen terkait

Pemberian skor pada setiap indikator ketrampilan proses sains terdapat pada lampiran. 2) Keterampilan proses sains yang diamati melalui lembar observasi yaitu

Simpulan dari penelitian ini yaitu pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan keterampilan proses sains dapat berjalan dengan lancar, aktivitas siswa

larangan pengembangan sains tertentu Anggapan ini muncul karena ada ayat yang berbeda dengan teori sains Sains dikembangkan dalam kerangka. etika islam (islam mengharamkan

Kajian ini di bentuk untuk mengkaji kesan aplikasi kemahiran proses sains terhadap tahap pencapaian pelajar dalam konsep nutrisi melalui pendekatan PBM berbanding

Islam secara historis menerapkan paradigma tersebut dengan cara memahami sains sebagai salah satu alat untuk menjawab realitas alam semesta. New York: Harper

Pada tahap pelaksanaan terdapat 65% mahasiswa kurang memahami makna sains bagi anak usia dini, penguasaan materi pelajaran dalam membelajarkan sains serta keterampilan sains

Dari penelitian yang telah dilakukan terdapat beberapa cara dalam menarik minat siswa SD dalam belajar yaitu dengan menerapkan metode Adaptive Learning, yang mana dengan

Metode bermain sains memang efektif dalam pembelajaran sains pada anak usia dini, di antaranya; dapat meningkatkan kemampuan sains dan hasil belajar sains, mengenalkan dan meningkatkan