• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGANTAR ILMU EKONOMI Modul 5 Monopoli

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGANTAR ILMU EKONOMI Modul 5 Monopoli"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PENGANTAR ILMU EKONOMI

Modul 5

Monopoli dan Oligopoli

Dosen

Dr. Asep Yunta Darma, M.T

yuntadarma@yahoo.com

PROGRAM STUDI TEKNI K I NDUSTRI

UNI VERSI TAS WI DYATAMA

(2)

Pasar mer upakan tempat ber temunya pembel i dan penjual ,dimana ada bar ang/ jasa, ser ta kesepakatan dalam ber tr ansaksi. Jeni s–jenis str uk tur pasar antar a lain: (1) per saingan sempur na pasar di mana ter dapat banyak pembeli dan penjual, (2) monopoli , pasar dimana ter dapat satu penjual , banyak pembel i, (3) oligopoli pasar dimana ter dapat beber apa penj ual dan banyak pembeli.

1.

Penentuan Har ga Kompetisi Sempur na dan Monopoli

A. M onopoli

(3)

barang-bar ang ter sebut dapat dik uasai ol eh mereka. Monopoli juga dapat diperoleh dengan car a institusional , misalnya pember ian l isensi untuk ber usaha secar a tunggal.

Kemampuan teknologi dalam industr i memudahkan timbulnya monopoli. Hal i ni menuntut i nvestasi yang besar untuk mempr oduksikan bar ang secar a optimal . Akibatnya pendatang bar u per lu ber fiki r ul ang dalam mer encanak an untuk dapat memasuki pasar yang ada, k ar ena resiko ak an mengal ami k er ugian. Agar tidak ter jadi ek sploitasi ter hadap k onsumen akibat monopoli ini, maka industr i-industri yang menguasai hajat hidup or ang banyak seper ti k er eta api, pos, per hubbungan udar a, listr ik dan sej eni snya dikuasai oleh negar a.

Pendatang bar u har us memilik i teknologi yang lebih efisien sehingga biaya r ata-r ata jangk a panjang terendah masih ter letak dibaw ah letak har ga ekuli br ium yang bar u. Jika demikian pendatang bar u akan mampu menggantikan k edudukan monopoli dar i perusahaan yang l ama.

Setiap per usahaan ak an menyadar i pengar uh-pengar uh keputusannya atas har ga pasar . Ketika suatu per usahaan mampu untuk selal u memproduk si bar ang dengan harga yang lebi h murah dibandingk an dengan pesai ngnya, dengan sendi r inya perusahaan ter sebut akan mampu ber tahan at au bahkan mendominasi pasar . Kondisi seper ti ini mendor ong terjadi nya monopoli oleh per usahaan yang ber sangkutan. Monopoli dapat pula ter jadi sebagai ak ibat dari hak -hak istimew a at au hak dagang yang diber ik an oleh pemeri ntah.

Pemegang monopoli sering k ali ber usaha memaksimalk an keuntungan. Keuntungan dimak si malkan dengan menetapkan har ga sedemik ian r upa sehi ngga: MC=MR. Kek uasaan Monopoli dapat di ukur dengan penyimpangan ant ar a MC=MR dengan harga P. Untuk bar ang-bar ang k ebutuhan umum dan suk ar subti tusinya, kekuasaan monopoli cender ung l ebih besar . Tidak demikian bagi bar ang-bar ang yang industri nya memili ki struktur yang k ompetitif ber saing. Ada suatu ker ugi an daya guna (turunnya sur pl us konsumen dan sur pl us pr odusen) kar ena volume pr oduksi dan per tuk ar an yang lebi h sedikit, dan juga suatu transfer yang mur ni dar i k onsumen ke penjualan daya guna, bil a sumber - sumber dipergunak an dalam per juangan untuk memper ol eh dan memper tahank an keduduk an monopoli.

(4)

itu ar tinya pr oduksi dar i industr i ini ber lebihan. Sebaliknya, bila AC sedang menurun (monopoli alamiah), maka solusi yang dikenai pengaturan (r egul at ed sol ut ion) ter letak diantar a k eluar an pemegang monopol i yang menghasilkan k euntungan maksimal dan akibat per saingan.

Dengan mengadakan disk riminasi har ga, seor ang pemegang monopoli dapat memper ol eh lebih banyak pendapatan dari per mintaan k onsumen ter t entu. Dalam segmentasi pasar , pemegang monopoli akan menetapk an keseluruhan Biaya Mar ginal (Marginal Cost / MC) dar i produk si yang sama besar nya dengan Pendapatan Mar jinal (Marginal Revenue/ MR) dalam setiap segmen pasar itu. Ini berar ti har ga yang l ebi h tinggi ak an dibebank an kepada segmen pasar dengan per mintaan yang kur ang el astis.

(5)

Rp/Kuantitas

Q* MR

0 P*

AR=D

MC AC

Kuantitas Monopoli

Keuntungan maksimal II* ter jadi pada k el uar an Q*, dimana seli sih ver tik al antar a kur va Pendapatan Total R dengan k ur va Biaya Total C pada panel atas adalah yang ter besar . Pada keluar an ini kur va-kur va R dan C sejajar (per hatikan gar i s singgung yang putus-putus). Pada panel baw ah, hal itu ber ar ti bahw a kur va- kur va Penghasilan Mar jinal MR dan Biaya Mar jinal MC ber potongan pada k eluar an Q*. Keuntungan pada panel baw ah digambar k an oleh bidang gelap, sama dengan Q* kali selisih antara harga P* dengan Biaya Rata-Rata AC* pada keluaran itu: Q*(P*-AC)

a. Faktor -Faktor Penyebab Ter bentuknya Monopoli

1) Ha mbatan Teknis (Technical Bar r ier s to Entr y)

Keti dak mampuan ber saing secar a tek nis menyebabk an per usahhan lai n sulit bersaing dengan perusahaan yang sudah ada ( exist ing fir m). Keuggulan secar a tek nis ini disebabkan oleh beber apa hal , yaitu:

Per usahaan memil iki pengetahuan khusus (speci al knowl edge), sehingga aktivi tas produk sinya sangat efi sien.

 Ti ngginya tingkat efi siensi memungki nkan per usahaan monopoli mempunyai k ur va biaya (MC dan AC) yang menur un. Mak in besar skala pr oduksi, biaya mar ginal mak in menur un, sehinggga biaya produk si per unit (AC) makin r endah.

(6)

mampu memili ki lokasi pr oduksi yang khusus, sehingga biaya tr anspor tasi menjadi r endah. Ini menyebabkan mampu menawar kan har ga mur ah dengan w aktu masuk pasar yang lebih singkat.

Perusahaan-perusahaan yang memi liki kemampuan monopoli k ar ena kemampuan tek nis disebut per usahaan monopolis alamiah ( nat ural monopoli st ).

2) Hambatan Legalitas ( Lega l Bar r ier s to Entr y)

 Udang-undang dan pemberi an hak k husus. Ser i ng kali ada per usahaan yang tidak memili ki kemampuan tekni s super ior, tidak efisien, tetapi mampu memonopoli. Beber apa per usahaan demikian, k ar ena mereka secar a huk um diber i hak monopoli (legal monopoli). BUMN-BUMN mer upakan contoh per usahaan yang memili ki daya monopoli kar ena undang-undang. Ber dasark an undang- undang ter sebut mer ek a memilik i hak khusus (special fr anchise) untuk mengelola i ndustr i ter tentu.

Hak paten (pat ent r ight ) atau hak cipta. Seri ng k al i Monopoli diberi kan kar ena penget ahuan k emampuan khusus (special knowledge) yang akhir nya menciptakan daya monopoli secar a tek nis.

b. Permintaan dan Penawaran Perusahaan Monopoli

1) Permintaan

Dal am pasar monopoli permintaan ter hadap output mer upak an per mintaan industri . Oleh k ar ena itu per usahaan mempunyai kemapuan untuk mempengar uhi har ga pasar dengan mengatur jumlah output. Posi si per usahaan monopoli adalah penentu har ga (pr ice set t er ).

2) Pener imaan Total dan Pener imaan Mar ginal

Pada pasar monopol i pener imaan mar gi nal (MR) < har ga jual (P)

c. Daya Monopoli ( Monopoly Power )

Daya monopoli yaitu k emampuan per usahaan melakuk an ek sploitasi pasar dengan mengatur j uml ah output (pr oduk ) dan har ga. Daya monopoli dikatakan maki n besar bila k eputusan har ga at au output semakin sulit dilawan oleh pasar . Lerner menguk ur kemampuan per usahaan ber landask an per mi ntaan yang dihadapi per usahaan dengan menhi tung angka indek s, yang dikenal sebagai indek s ler ner

L= ( P - MC )/ P

Dimana L = indeks l er ner

P = har ga output

MC = biaya mar ginal

(7)

Elastisitas Ha rga Per mintaan ( elastisita s har ga )

Dalam pasar per saingan sempur na, elasti sitas per mi ntaan tak ter hingga. Laba makimuum ter capai bila P =MC. Kar ena i tu dalam pasar per saingna sempur na nilai L sama dengna nol ar tinya per usahaan tidak memi liki daya moonopoli (price

t aker). Makin inelastis per mitaan, mak in besar nilai L atau daya monopol i.

Jum lah Per usahaan Dalam Pa sa r

Semak in sedi kit jumlah perusahaan, daya monopoli maki n besar . Dalam pasar persaingan sempur na, jumlah per usahaan banyak sekali, sehingga k onsumen leluasa memilih produsen. Dengan demik ian per mintaan menjadi elastis sempur na, sehingga nilai L sama dengan nol.

I ntera ksi Anta r Per usahaan

Mak in solid inter ak si antar per usahan, mak in besar daya monopoli, misal nya perusahaan membentuk k elompok k ar tel yang solid. Dalam pasar per saingan sempur na, amat sulit melakuk an konsol idasi untuk mencapai k ekuataan monopoli , kar ena jumlah per usahaan sangat banyak . Mak in sedik it jumlah perusahaan, makin mudah melakuk an konsoli dasi. Oleh k ar ena itu sturk tur pasar yang memil iki potensi besar untuk memilik i daya monopoli besar adalah oligopoli.

d. Monopoli Alamiah ( Natural Monopoly)

Perusahaan monopoli alamiah memil iki k ur va biaya r ata-r ata (AC) jangk a panj ang yang menurun (negat ive slope). Mak in besar output (pr oduk) yang di hasilkan maki n r endah biaya r ata-r at a. Ini dimungkinkan k ar ena per usahaan memil iki MC yang j uga menurun dan ber ada di baw ah kurva AC. Per usahaan memil iki ti ngk at efisiensi yang makin ti nggi, bila skla pr oduksi diper besar . Per usahaan seper ti i ni mampu melakuk an ekspl oitasi pasar, dilihat dar i seli sih makin besar nya har ga jual dengan harga mar ginal.

e. Deskr iminasi Har ga ( Pr ice Discrimination)

Kebijakan diskr iminasi har ga (pr ice discrimination) adalah kebij ak an menjual output/ barang yang sama dalam har ga yang ber beda. Tujuan yang ingin dicapai adalah menambah laba per usahaan melalui ek sploitasi sur plus konsumen.

Ada beber apa syar at diskr i minasi har ga ber dasar kan elasti sitas per mintaan adalah:

 Per usahaan harus memiliki daya monopoli. Hanya per usahaan monopoli yang mampu melakuk an disk ri minasi har ga.

 Pasar dapat dibagi dengan el astisitas per mintaannya ber beda.

(8)

 MR di tiap pasar adalah sama agar diskr i minasi har ga menghasilkan l aba mak simum.

f. Biaya Sosial Monopoli ( Social Cost Monopoly)

Dampak negatif monopoi menimbul kan beberapa ker ugi an pada masyar ak at (biaya social), antar a lain:

Hil angnya atau ber kur angnya kesejahter aan konsumen (dead wei ght loss)  Meni mbulk an ek sploi tasi ter hadap k onsumen dan pek er ja (P>MC)

 Memburuknya kondisi makr o ek onomi nasi onal  Memburuknya kondidi per ek onomi an inter nasi onal.

g. Pengatur an Per usahaan Monopoly ( Monopoly Regula tion) dan Masalahnya

Dua car a lain akan dibahas agak r inci adalah pengatur an har ga (pr ice r egulation) dan pengenaan pajak (taxation)

Pengatur an har ga ( price r egula tion), yaitu kebijakan menetapkan tingk at har ga mak simum atau terti nggi (cielig pr ice) bagi pr usahaan monopol i.

Pajak ( taxation) , yaitu dilema pengenaan paj ak ter hadap monopoli s alamiah, sebab kenaikan harga barang lebih besar dar i pajak pe r uni t.

h. Keuntungan Monopoli ( Monopoly Benefit)

Walaupun Monopoli dapat menimbulk an biaya sosial, namun ada beber apa manfaat monopoli yang per lu di per timbangk an:

Monopoli, efisiensi dan per tumbuhan ekonomi

Perusahaan monopolis mempunyai k elebihan dibandi ngkan dengan per usahaan yang ber gerak dalam pasar per saingan sempurna, yai tu mampu mengakumulasikan l aba super nor mal dalam jagka panjang. Kemampuan ini sangat dibutuhk an agar mampu membi ayai r iset dan pengembangan dal am r angka mendapatk an teknologi bar u atau penyempurnaan teknologi yang sudah ada, guna meningkatkan efi siensi, dar i sejumlah faktor pr oduksi yang sama yang dihasi lkan oleh output yang lebi h besar . Dengan kata lain, jik a moopol i dik elola dengan bai k akan mendorong per tumbuhan ek onomi.

Monopoli dan efisiensi pengadaan bar ang publik

(9)

Monopoli dan peningkatan kesejahter aan masyar ak at

Per usahaan monopol is jik a dibiark an memang sangat mer ugikan, kar ena mempr oduksi bar ang lebih sediki t dan menj ual barang dengan har ga yang sangat mahal. Namun monopoli dapat digunakan untuk kesejahter aan masyar akat. Kebij ak an disk r imiasi har ga memungki nkan masyar akat kelas bawah yang menganggap r ek r easi merupakan bar ang mew ah, menikmati r ekr easi hanya pada saat-saat ter tentu, dengan har ga yang lebih mur ah. Kebij ak an har ga dua tingkat memungki nkan dilakukannya peningkata output mel alui subsuidi sil ang.

i. Ar ti Pasar Bagi Perusahaan Monopoli

Jumlah barang yang ditaw ark an pengusaha t er gantung at as titik opti mal usahanya. Konsep titik optimal ini ber laku untuk setiap jenis pasar yang dihadapi oleh setiap pengusaha. Tapi bagi pasar monopoli pengusaha mempunyai kekuasaan untuk menentuk an har ga. Dia ber tindak sebagai penentu harga, kar ena pengusaha t er sebut berper an sebagai penjual tunggal yang menguasai pasar . Bagi perusahaan yang memegang monopoli atau apapun juga, k ur va per mintaan yang dihadapi menggambar kan besar ya pendapatan pada ber bagai tingkat har ga dan kuanti tas barang yang dijual.

j. Monopoli Dan Diskr iminasi Har ga

Keputusan pasar biasanya menyangk ut dua hal pokok yaitu k uantitas bar ang yang ak an dipr oduksikan dan di jual dan tingkat har ga yang akan dikenakan k epada pembeli. Dal am persaingan sempur na, pengusaha hanya mengambil k eputusan tentang kuanti tas pr oduksi saja, sedangkan pengusaha yang memegang kekuasaan monopoli dapat mengambil keputusan kedua-duanya. Di sk r iminasi har ga adalah kebijakan har ga yang pada dasarnya menet apk an harga ber beda kepada k onsumen yang ber beda. Diskr iminasi har ga seper ti i ni biasanya diasosiasikan dengan monopoli seor ang pengusaha yang mampu menetapkan harga ter sendi ri . Tujuan pokok dar i kebijakan ini adalah untuk menaik an jumlah k euntungan optimal.

Ter masuk disk riminasi harga adalah politik dumpi ng yaitu penetapan harga yang lebih mur ah di luar neger i di bandingkan dengan har ga di dalam neger i untuk produk yang sama. Tujuannya adal ah untuk penjualan di luar neger i yang di lak ukan dengan persaingan yang sangat hebat. Jadi sebenarnya buk an hanya pengusaha tunggal saja yang dapat melak ukan dikr iminasi har ga, ak an tetapi juga dalam bentuk pasar yang lain. Sebagai contoh pemberi an potongan har ga bagi pembeli kontan, pember ian diskon tik et oleh perum DAMRI dan PJKA pada musim libur an kepada sisw a-sisw a sekolah dan seterusnya adalah bentuk k ongkr it dar i diskr iminasi har ga.

(10)

pasar yang didasar k an pada elasti si tasnya. Syarat kedua adalah pemisahan pasar harus dijaga jangan sampai barang-bar ang yang di bel i dengan har ga mur ah pada segment pasar yang satu dijual pada segment pasar yang lai n.

Ketika pengusaha menetapk an lebih dar i dua jenis har ga ber dasar kan segmen pasar , kebijaksanaan har ga ter sebut dikatak an sebagai diskr i mi nasi har ga der aj at kedua (second degr ee pr ice discr imint ion). Dan ketika pengusaha monopoli ber hasil menet apkan har ga yang ber beda-beda untuk seti ap pembeli, k ebijakan disk riminasi ini disebut kebijakan diskr iminasi pertama (fir st degr ee pr ice discriminat ion).

k. Monopoli Dan Pemerintah

Pemeri nt ah biasanya akan ikut campur pada sek tor yang dikuasai oleh pengusaha monopoli ter sebut, kar ena besar nya k ekuasaan tunggal pada pasar oleh pengusaha. Intervensi pemeri ntah dilakukan dengan car a: Per tama, pemer intah sebagai pelak u usaha dengan menguasai k epemilihan per usahaan, misalnya pos, telepon, dan listri k dan sebagainya. Ketika dalam penguasaan pemer intah, biasanya k epenti ngan sosial lebih banyak ditonjolkan dar i pada sekedar keuntungan. Kedua, pemer intah dapat membuat undang-undang untuk mel ar ang kolusi atau per sek ongkolan di antar a para pengusaha. Pengar uh pemer intah ini ter asa juga oleh pengusaha monopoli dalam bentuk pajak keuntungan. Pemer intah dapat mener apk an pajak pr ogr esif atas dasar besar kecilnya bagian pasar yang dipunyai oleh satu perusahaan

l. Monopoli Bilater al dalam pasar tidak dapat menentukan atau mengubah har ga pasar . Apapun ti ndakan perusahaan dalam pasar, tidak ak an meni mbulkan perubahan har ga pasar .

Har ga pasar ditentukan oleh inter aksi diantar a keselur uhan pr odusen dan pembeli . Seor ang pr odusen adalah ter lalu keci l per anannya di dalam pasar sehingga tidak dapat mempengaruhi penentuan har ga atau ti ngk at pr oduksi di pasar , kar ena jumlah pr oduksi yang diciptakan seor ang pr odusen hanya sebagaian kecil saja dar i keseluruhan jumlah barang yang dihasi lkan dan diper jualbelik an.

Cir i – cir i pasar Per saingan sempur na:

• Pembeli dan Penjual sangat banyak

• Jumlah pr oduk yg diperj ual belik an sangat banyak (tdk mungkin langk a)

• Pr oduknya Homogen (ser agam)

(11)

• Pembeli dan penj ual mempunyai pengetahuan yg sempurna mengenai Pasar

• Mobilitas sumber – sumber ekonomi r elatif sempur na

Keseimbangan Per usahaan har ga perusahaan

Keseimbangan jangk a pendek pada pasar persaingan sempur na adalah MR = MC sehi ngga harha menjadi maksimum.

Keseimbangan pasar dalam jangka panjang pada pasar per saingan sempur na hanya memi liki laba nor mal saja.

2.

Penentuan Har ga Oligopoli dan Monopolistik

Pasar yang ter dir i dari beber apa produsen saja. Adakalanya pasar oligopoli ter dir i dari dua per usahaan saja dan pasar itu di namakan duopoli. Bisa juga dik atakan persaingan pasar yang hanya ter dir i atas beber apa per usahaan yang melayani konsumen untuk j enis pr oduk ter tentu

a. Cir i-ciri Pasar Oligopoli

Menghasilkan ba rang standar d maupun bar ang berbeda cor ak.

Industr i dalam pasar oligopoly yang demikian sifatnya banyak dijumpai dalam industr i yang menghasilkan bar ang ment ah seperti produsen bensin, industr i baja dan al umi nium dan industr i bahan baku seper ti industr i semen dan bahan bangunan. Di samping itu banyak juga pasar oligopoly yang ter dir i dar i per usahaan-per usahaan yang menghasilk an bar ang ber beda cor ak (di fferent i at ed

pr oduct). Bar ang seper ti itu pada umumnya adalah bar ang akhir. Contoh dar i pasar ol igopol i yang menghasi lkan bar ang akhir adalah industr i mobil dan tr uk, industr i r ok ok , dan industri sabun cuci dan sabun mandi.

Kekuasaan menentukan harga bisa lema h maupun sanga t tangguh.

(12)

Pada um umnya per usaha an oligopoli perlu melakukan pr om osi secar a ikla n.

Ikl an sacar a ter us-mener us sangat diper lukan oleh perusahaan oligopoli yang menghasilkan barang yang ber beda cor ak . Pengeluar an untuk iklan biasanya besar sek ali untuk perusahaan- per usahaan yang seper ti itu. Kegiatan pr omosi secara iklan yang sangat ak tif ter sebut adalah untuk dua tujuan, yaitu menari k pembeli bar u dan memper t ahan k an pembeli lama. Perusahaan oligopoli yang menghasilkan barang standar d membuat pengeluar an untuk iklan yang l ebih sedikit. Iklan tersebut ter utama untuk memelihar a hubungan baik dalam masyar ak at.

b. Penentuan Har ga dan Produksi Tanpa Per sepakatan

Tujuan memaksi mumkan k euntungan pada per usahaan ol igopol i ter jadi apabil a ada kesepakatan antar a per usahaan-per usahan. Ketika kesepakatan tidak dicapai, maka pengar uh satu perusahaan akan mempengar uhi per usahaan yang l ain

Cir i Per kaita n di anta ra Perusahaan- Perusahaan

Sebagai ak ibat dar i per kaitan dan sal ing mempengaruhi yang sangat er at ter sebut, per usahaan oligopol i harus membuat per hitungan yang cer mat mengenai r eaksi dar i perusahaan lain apabila ia menur unk an atau menaik an har ga bar angnya. Dengan demikian, di dalam pasar oligopoli, penur unan har ga dar i suatu per usahaan ber kecender ungan akan menyebabk an per usahaan-per usahaan lai n akan melakuk an penur unan har ga juga mer eka tidak kehil angan langganan. Jika per usahaan menai kkan har ga, pr oduksi per usahaan-per usahaan lain menjadi r elati f l ebi h mur ah. Sebagai ak ibatnya perusahaan yang menaik kan harga akan k ehilangan langganan, sedangkan perusahaan lain yang tidak menaikk an har ga ber tambah banyak langganannya. Dengan demik ian tidak ada alasan untuk per usahaan lai n ter sebut mengubah ti ngkat harganya.

Bentuk-bentuk Ham batan Oligopoli

Jumlah per usahaan yang ter batas di dalam pasar mengak ibatkan per usahaan-perusahaan bar u akan sangat sukar untuk masuk ke pasar oligopoli. Fak tor -fak tor penting yang menyebabk an k esuk ar an memasuli pasar oligopoli adalah:

- Skala ek onomi

- Per bedaan biaya produk si

(13)

1) Skala Ekonomi

Sk ala ekonomi yang dinik amati oleh per usahaan dalam pasar oligopoli dapat menjadi penghambat bagi per usahaan baru untuk masuk kedalam industri i tu. Per usahaan dalam oligopoli memperoleh per mintaan pasar yang ber tambah, maka ia akan mempunyai kesempat an yang lebih baik untuk mempunyai per mi ntaan ter sebut kar ena mer eka dapat menambah jumlah pr oduk si dan pada w aktu yang sama mengur angi biaya pr oduk si per unit. Mak a makin besar jumlah penjualan per usahaan ter sebut, semak in efisien kegiatan mempr oduksinya. Ini akan menyukar kan kemasukan per usahaan bar u.

2) Biaya Pr oduk si yang Berbeda

Sk ala ekonomi menjel askan biaya pr oduksi per unit yang ber beda sebagai akibat dar i tingkat (j uml ah) pr oduk si yang ber beda. Disamping itu biaya pr oduksi dapat pula berbeda pada tingkat produk si yang sama. Biasanya pada setiap ti ngk at pr oduk si , biaya pr oduksi per unit yang harus dikeluar kan per usahaan yang bar u adal ah l ebih tinggi dari yang dikeluark an per usahaan l ama.

Beber apa fak tor yang meni mbulkan kecender ungan per bedaan biaya pr oduksi ter sebut adalah:

- Per usahaan lama dapat menur unk an biaya pr oduk si sebagai ak ibat penguasaan penget ahuan mengenai kegiat an mempr oduksi yang dikumpulk an dar i pengalaman masa lal u.

- Par a peker janya sudah lebih ber pengalaman di dalam menger jakan pekerj aan mer eka, dan i ni menaik an pr oduktivitas pekerja, yang selanjutnya memungkinkan penur unan biaya pr oduksi.

- Per usahaan l ama sudah lebih dikenal ol eh bank, dan par a suplayer bahan mentah sehingga dapat mudah memper oleh k r edit dan har ga bahan mentah yang l ebi h mur ah.

3) Keistimewaan Hasil Pr oduksi

Kei stimewaan bar ang yang dipr oduksi oleh per usahaan lama akan menjadi penghambat masuknya per usahaan bar u. Bentuk-bentuk k eistimew aan diantar anya adalah bar ang sudah sangat ter kenal (product r ecognit ion), dan masyar akat sudah menar uh keper cayaan dan penghar gaan yang tinggi keatas bar ang ter sebut. Jika barang yang ditaw ark an per usahaan bar u tidak dinil ai jauh l ebih baik dar i bar ang yang sudah ada, per usahaan bar u ak an mengal ami kesukar an untuk ber saing dengan baik dipasar an.

Kei stimewaan selanj utnya adalah apabil a bar ang tersebut sangat r umi t (pr oduct

(14)

sukar membuat dan memper baik inya. Maka per usahaan lama akan suk ar untuk disaingi. Keistimwaan yang lain adalah mempr oduksik an berbagai bar ang yang sejenis.

4) Penila ian Ke atas Pa sa r Oligopoli

Di dal am meni lai kebaikan pasar oli gopoly tiga aspek dari kegi atan perusahaan- per usahaan oligopolies ak an diper hatikan, yaitu:

 Efisiensinya dalam menggunak an sumber-sumber daya.

(15)

Daftar Pustaka

- Rahar dja, P dan Manur ung, 2017, Pengantar Ilmu Ekonomi, Edi si Keti ga, Jakar ta: Lembaga Pener bit FE-UI

- Boy Mack lin. P., 2006, Pengantar Ek onomi dan Sistem Ek onomi Indonesia, Dik tat Kuliah, Univer sitas Widyatama Bandung

- gunadar ma.ac.i d/ Modul 9

Referensi

Dokumen terkait

Skrining Fitokimia dan Uji LD50 Ekstrak Biji Alpukat (Persea americana Mill.) Segar pada Mencit.. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1977 Nomor 11, Tambahan Lembaran Negara Republik

However, none of PT Semen Gresik (Persero) Tbk and/or its affiliated companies and/or their respective employees and/or agents make any representation or warranty

48.18 Toilet paper and similar paper, cellulose wadding or webs of cellulose fibres, of a kind used for household or sanitary purposes, in rolls of a width not exceeding 36 cm,

merupakan salah satu penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada atau yang. sudah

Dana Pensiun : Pada usaha Dana Pensiun, pekerja yang dimaksud adalah pengelola usaha Dana Pensiun yang memperoleh gaji/upah dari kegiatan usaha dana pensiun.. Koperasi Simpan Pinjam

Selain mengetahui apa saja verba-verba yang memiliki arti yang sama dalam bahasa Jepang, dan perbedaan konteks penggunaan verba tersebut, seringkali pembelajar

Dalam hal ini, cara yang digunakan untuk memilah data error dan mistake yaitu dengan melihat perbandingan antara error dan mistake, selanjutnya penulis