• Tidak ada hasil yang ditemukan

Slide Pembangunan masy desa 2017 tatap m

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Slide Pembangunan masy desa 2017 tatap m"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

MK:

PEMBANGUNAN MASYARAKAT

DESA

Tatap Muka #5

PEMETAAN

POTENSI

DESA

Oleh: Ahmad Mustanir

SEKOLAH TINGGI ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK (STISIP) MUHAMMADIYAH RAPPANG

2017

(2)

PEMETAAN SWADAYA

Proses Pemetaan Swadaya, menggunakan pendekatan pembangunan ’dari bawah’ (bottom up).

(3)

...PEMETAAN SWADAYA

Keterlibatan ’orang luar’ diharapkan sekecil mungkin, artinya peran Fasilitator hanya diperlukan untuk mendorong masyarakat agar mereka belajar untuk menganalisa dan mencari alternatif

pemecahan masalah, apabila

masyarakat memang belum mampu

mengembangkan gagasan yang

(4)

...PEMETAAN SWADAYA

(5)

...PEMETAAN SWADAYA

Dengan menggunakan metode ini

masyarakatlah yang menjadi peneliti bagi dirinya sendiri bukan Fasilitator (orang luar), sehingga proses belajar

(6)

...PEMETAAN SWADAYA

Melalui proses Pemetaan Swadaya hasil yang diharapkan adalah :

Memahami persoalan nyata mereka sendiri yang berdasarkan kepada fakta dan informasi yang ada, sehingga yang mereka rumuskan bukan daftar keinginan tetapi daftar kebutuhan yang

(7)

...PEMETAAN SWADAYA

(8)

...PEMETAAN SWADAYA

Bagi ’orang dalam’ (masyarakat) kegiatan ini

menjadi proses belajar dan penyadaran tentang keadaan kehidupan dan lingkungan yang mereka hadapi, sehingga diharapkan terjadi pemahaman terhadap kondisi warga di lingkungannya (mengapa si A miskin, bagaimana kondisi si B , dsb). Penyadaran ini merupakan renungan terhadap permasalah dirinya dan orang lain di lingkungannya sehingga diharapkan tumbuh kepedulian terhadap warga sekitar dan mencari jalan keluar dari keadaan – keadaan yang

(9)

...PEMETAAN SWADAYA

Bagi ’orang luar’ (pengembang program).

Kegiatan ini merupakan proses belajar dan ’penyadaran’ dalam memahami keadaan masyarakat , serta cara pandang dan

nilai-nilai masyarakat yang mempengaruhi kehidupan mereka. Proses belajar ini juga akan menimbulkan dukungan masyarakat terhadap program yang didampinginya, apabila benar-benar berdasarkan

kebutuhan-kebutuhan masyarakat, serta program kemudian dikembangkan oleh masyarakat

(10)

PRA

(

PARTICIPATORY RURAL

APPRAISAL)

PRA merupakan singkatan dari

Participatory Rural Appraisal yang secara harfiah artinya pengkajian (keadaan) desa (secara) partisipatif.

PRA senantiasa berkembang, sehingga

menurut Robert Chambers yang

mempromotori dan

(11)

...PRA (PARTICIPATORY RURAL APPRAISAL)

Robert Chambers mendefinisikannya

sebagai :

“Sekumpulan pendekatan dan metode yang mendorong masyarakat

(pedesaan) untuk turut serta

meningkatkan dan menganalisis

pengetahuan mereka mengenai hidup dan kondisi mereka sendiri agar

(12)

...PRA (PARTICIPATORY RURAL APPRAISAL)

Pada awalnya PRA berkembang

sebagai kumpulan metode atau teknik-teknik ‘penelitian’ yang dilakukan oleh masyarakat oleh untuk masyarakat

sendiri, seperti yang didefinisikan oleh

(13)

...PRA (PARTICIPATORY RURAL APPRAISAL)

PRA pada awalnya berkembang sebagai suatu alternative bagi penelitian sosial yang mengkritik penelitian itu

sebagai tindakan tidak bermanfaat bagi masyarakat

karena hanya menggunakan masyarakat sebagai obyek penelitian.

Kalau pada penelitian sosial, agenda penelitian adalah milik ‘orang luar’, informasi yang hasil penelitian dibawa oleh ‘orang luar’ untuk kepentingannya sendiri maupun kalangannya, maka pada PRA, agenda ‘penelitian’

dikembangkan oleh masyarakat dengan difasilitasi oleh orang luar, sebagai proses refleksi kritis masyarakat

tentang situasi dan persoalan yang mereka hadapi. Informasi hasilnya, digunakan oleh masyarakat untuk mengembangkan program aksi mereka.

Karena proses perkembangan PRA pada awalnya seperti ini, banyak kalangan menggunakan PRA hanya untuk

(14)

...PRA (PARTICIPATORY RURAL APPRAISAL)

Pada perkembangan berikutnya PRA menjadi

metodologi pendekatan program yang lebih dari

sekedar pengkajian untuk masyarakat, melainkan

sebagai sebuah kerangka kerja pengembangan

program partisipatif.

Pada tahun 1990 – an penggunaan PRA

berkembang pesat dalam upaya menemukan sebuah metodologi pendekatan yang bisa

mendukung proses perencanaan yang lebih terdesentralisasi dan pengambilan keputusan secara lebih demokratis , yang memungkinkan

masyarakat untuk ‘belajar bersama’, menganalisis, dan meningkatkan pengetahuannya, serta untuk

(15)

...PRA (PARTICIPATORY RURAL APPRAISAL)

Participatory Rural Appraisal (PRA) memiliki ’kekayaan’ berupa sejumlah metode/teknik analisa situasi yang ternyata sangat efektif untuk memetakan permasalahan di tingkat komunitas. Dalam pengalaman mengadopsi PRA, PRA untuk penjajakan kebutuhan menjadi sangat populer. Metode/teknik PRA dapat

dipergunakan oleh petugas lapangan, dan para petugas lapangan dapat memfasilitasi

masyarakat untuk dapat melakukan penjajakan kebutuhan dengan proses yang partisipatif.

Hampir semua metode/teknik PRA dapat

(16)

...PRA (PARTICIPATORY RURAL APPRAISAL)

Berdasarkan pengalaman, kegiatan penjajakan kebutuhan secara partisipatif (dengan menggunakan teknik/metode visual PRA), merupakan salah satu kegiatan pembelajaran bersama masyarakat yang memiliki

aspek ’penyadaran’ yang tinggi. Masyarakat dan fasilitator (petugas lapangan) sendiri, seringkali mendapat

(17)

...PRA (PARTICIPATORY RURAL APPRAISAL)

(18)

...PRA (PARTICIPATORY RURAL APPRAISAL)

Prinsip keberpihakan sangat penting diperhatikan menurut siapa kebutuhan itu dirumuskan. Dalam hal ini, seorang pemandu/fasilitator seharusnya menjangkau pihak-pihak yang paling terabaikan di suatu komunitas (misal : kelompok kelompok paling miskin, kelompok minoritas , perempuan dan sebagainya) dalam proses perumusan

(19)

UNSUR-UNSUR PRA

(PARTICIPATORY RURAL APPRAISAL)

Tiga pilar (unsur), utama PRA

menurut Robert Chambers, yaitu :

1) Sikap perilaku orang luar yang

(20)

...UNSUR-UNSUR PRA

(PARTICIPATORY RURAL APPRAISAL)

2) Metode-metode/teknik-teknik PRA,

sebagai alat untuk mengubah

pendekatan searah (tertutup) menjadi pendekatan multi – arah (terbuka),

pendekatan individu menjadi pendekatan kelompok, teknik belajar verbal (misalnya ceramah) menjadi visual, dan teknik

analisa dengan mengukur atau menghitung menjadi teknik

membandingkan.

3) Berbagi (sharing) pengetahuan,

(21)

PRA UNTUK PERENCANAAN PROGRAM

Metode-metode PRA seringkali

digunakan pada tahap penjajakan

kebutuhan sebagai rangkaian proses perencanaan program. Untuk

merencanakan program dilakukan beberapa kajian.

Kajian yang dilakukan antara lain (jika contoh program adalah

(22)

...PRA Untuk Perencanaan Program

؏Kajian kepemimpinan melalui proses

refleksi kepemimpinan. Kajian ini

dilakukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan kritis seperti :

Apakah kriteria yang diharapkan dari

(23)

...PRA Untuk Perencanaan Program

؏Kajian Kelembagaan, untuk

menganalisa lembaga seperti apakah yang diharapkan oleh masyarakat ? apakah di kelurahan/desa setempat

ada lembaga seperti yang diharapkan ? kalau tidak ada apakah mereka berniat untuk membentuk lembaga baru ?

kalau ada bagaimana caranya untuk memfungsikan lembaga yang ada

(24)

...PRA Untuk Perencanaan Program

؏ Kajian peraturan – peraturan dan program

penanggulangan kemiskinan yang ada di kelurahan/desa setempat

؏ Kajian gejala-gejala masalah yang muncul,

disesuaikan dengan situasi dan kondisi

kelurahan/desa setempat, berdasarkan kepada tipologi masyarakat (masyarakat nelayan,

pertanian, perkotaan, desa sekitar hutan, dsb), dengan pertimbangan setiap tipologi wilayah akan mempunyai karakteristik permasalahan yang berbeda – beda.

(25)

...PRA Untuk Perencanaan Program

Masalah sosial, terdiri dari : kajian kualitas

pendidikan, kajian kualitas kesehatan, kajian hubungan sosial, kajian pengangguran

(ketenaga kerjaan), kajian modal sosial dan

kajian kelompok sosial (comunity grouping).

Masalah ekonomi, terdiri dari : kajian lembaga

ekonomi lokal, kajian sistem pasar dan

pemasaran hasil produksi lokal, kajian mata pencaharian.

Masalah lingkungan, terdiri dari : kajian sarana

dan prasarana lingkungan, perumahan,

tataguna lahan, kajian saluran dan pemenuhan air bersih, kajian pengelolaan sampah dan

(26)

...PRA Untuk Perencanaan Program

؏Kajian Kelompok Penerima Manfaat,

siapakah yang berhak menerima

manfaat dari adanya upaya – upaya

penanggulangan kemiskinan (program penanggulangan kemiskinan) , hal ini menyangkut siapa saja yang termasuk ke dalam kriteria miskin dan

(27)
(28)
(29)

T

ER

I

M

A

K

ASI

H

CP : 0812 4163 143 BBM: 542E137D

FB: Ahmad Mustanir

tweeter:@ahmadmustanir

line id: ahmadmustanir Path: Ahmad Mustanir

email:

ahmadmustanir74@gmail.c om

Referensi

Dokumen terkait

“Indonesia AirAsia adalah perusahaan penerbangan dengan konsep biaya rendah dan penerbangan langsung (tanpa transit), sehingga tidak ada pelayanan penerbangan atau transfer

Pengakuan profesional ini dapat juga dikategorikan sebagai penghargaan yang tidak berwujud finansial (Stolle,1976 dalam Absara, 2011). Hal ini berarti bahwa memilih

Batu pada empedu meuncul sebagai Filling defects (batunya) pada saluran yang putih (opak) sekarang ERCP biasanya digunakan bersama-sama dengan ERS (endoscopic

Terakhir dilihat dari Payback period (PP) pengembalian investasi adalah dalam jangka 5 tahun lebih 5.6 bulan bahwa Jusana Hotel memiliki tingat pengembalian modal

Sedangkan data primer yang diperoleh melalui Focus Group Disccusion (FGD) antara lain untuk kepentingan konfirmasi hasil identifkasi sektor unggulan dan analisis

Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh korelasi spasial yang signifikan sebesar yang berarti bahwa jumlah pengidap HIV atau AIDS pada suatu wilayah atau

Pengaruh penambahan atraktan yang berbeda dalam pakan pasta terhadap retensi protein, lemak dan energi benih ikan sidat Anguilla bicolor stadia elver. Jurnal Ilmiah

Mekanisme pembayaran tagihan atas belanja negara ada dua, yaitu mekanisme pembayaran langsung (LS) dan mekanisme uang persediaan (UP). Pada mekanisme LS pembayaran