• Tidak ada hasil yang ditemukan

Advokasi Sosial Untuk Perempuan Korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga Di LBH Apik Jakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Advokasi Sosial Untuk Perempuan Korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga Di LBH Apik Jakarta"

Copied!
182
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Komunikasi Islam

(S.Kom.I)

Oleh :

Alvionita Jayussarah NIM. 1110051000048

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH

(2)
(3)
(4)
(5)

i

Pemenang

Pada umumnya dalam penyampaian pesan dakwah yang salah satunya adalah pesan akhlak ini menggunakan media elektronik seperti televisi, maupun radio. Seiring berkembangnya zaman, media yang digunakan bisa melalui media cetak, berbentuk buku, majalah, atau tabloid. Begitu juga dengan komik, yang menjadi sarana bagi para komikus untuk menuangkan ide kreatifnya tanpa batas. Keberadaan komik juga disukai tanpa batasan usia, dari anak-anak, remaja, sampai dewasa. Dengan media komiklah bisa menjadi inovasi baru dalam menyampaikan pesan-pesan dakwah termasuk pesan akhlak.

Komik ESQ For Kids Akulah Sang Pemenang, adalah inovasi terbaru

dalam sebuah metode ESQ Way 165. Komik ini dituliskan berdasarkan gabungan dari rukun Islam, rukun Iman, dan juga Ihsan. Dimana dalam penyampaian pesan-pesannya terkandung banyak sekali pesan akhlak yang memang ditujukan untuk kalangan anak-anak. Cerita yang dituangkan adalah contoh dari kehidupan sehari-hari, yaitu seorang manusia yang terus melakukan pembersihan hati dan pikirannya dari belenggu-belenggu hati dan pikiran yang terus mengganggu untuk

mencapai fitrah atau got spot. Kemudian muncul pertanyaan, representamen apa

saja yang terdapat dalam komik ESQ For Kids Akulah Sang Pemenang? Apa saja

object yang terdapat dalam komik ESQ For Kids Akulah Sang Pemenang?

Kemudian interpretant apa saja yang terdapat dalam komik ESQ For Kids Akulah

Sang Pemenang?

Melihat konteks penelitian ini, tinjauan teoritis yang digunakan adalah teori semiotika menurut Charles Sanders Peirce yaitu dengan melihat tanda

representamen (ikon, indeks, simbol), object, dan interpretant. Ikon adalah tanda

yang mengandung kemiripan “rupa” (resemblance) sebagaimana dapat dikenali

oleh para pemakainya. Indeks adalah tanda dirancang untuk mengindikasikan sumber acuan atau saling menghubungkan sumber acuan, sedangkan simbol adalah tanda dirancang untuk menyandikan sumber acuan melalui kesepakatan atau persetujuan.

Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis semiotik yang bersifat kualitatif model deskriptif. Data yang didapatkan dalam

penelitian ini bersumber dari komik ESQ For Kids Akulah Sang Pemenang,

digabungkan dengan buku-buku teoritis yang membahas mengenai komik dan pesan akhlak, wawancara, dan juga dokumentasi.

Kesimpulannya adalah dalam komik ESQ ini terdapat 5 (lima) bagian yang menjelaskan tentang sifat optimis, sholat, berpuasa, berzakat, dan ibadah haji. Kelima bagian tersebut mengandung pesan-pesan akhlak yang bisa dicontoh untuk para anak-anak agar tertanam didiri mereka sifat-sifat atau akhlak yang mulia. Serta bisa lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT sejak dini agar terjauh dari belenggu-belenggu hati dan pikiran yang menjerumuskan kedalam hal yang negatif.

(6)

ii

Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillahirrabbil’alamin, segala puji bagi Allah SWT Dzat Maha

Sempurna yang senantiasa menyempurnakan kenikmatan kepada hamba-Nya,

dengan segala karunia-Nya penulis akhirnya mampu menyelesaikan penelitian ini.

Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada nabi besar kita Nabi

Muhammad SAW beserta para sahabat dan keluarganya.

Penulis menyadari bahwa tidak akan mampu menyelesaikan skripsi ini

tanpa bantuan dari pihak lain. Semua karena bimbingan, nasihat dan motivasi dari

semua pihak yang diberikan kepada penulis.

Skripsi ini merupakan tugas akhir yang disusun untuk melengkapi salah

satu syarat yang telah ditentukan dalam menempuh program studi Strata Satu (S1)

pada jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Selanjutnya, pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih

kepada :

1. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, Bapak Dr. H. Arief Subhan, MA. Bapak Suparto Ph.D, M.Ed selaku

Wakil Dekan Bidang Akademik. Bapak Drs. Jumroni, M.Si selaku Wakil

Dekan Bidang Administrasi Umum. Bapak Dr. Sunandar Ibnu Noer, M.Ag

(7)

iii

Ibu Hj. Umi Musyarofah, MA yang membantu penulis dalam menjalankan

proses birokrasi yang ada, serta Bapak Fatoni yang telah banyak membantu

penulis dalam hal birokrasi untuk menempuh ujian skripsi ini.

3. Bapak Dr. Sunandar Ibnu Noer M.Ag, selaku dosen pembimbing skripsi yang

telah banyak meluangkan waktu, membimbing penulis dalam membuat skripsi

yang baik dan benar.

4. Bapak Drs. Hamdani, MA selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah

memberikan arahan kepada penulis terima kasih.

5. Seluruh Dosen dan Staff Tata Usaha Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, atas segala pengetahuan dan

pengalaman berharga sehingga penulis bisa menyelesaikan studi di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

6. Seluruh staff Perpustakaan Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi dan

Perpusatakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu

penulis dalam mencari bahan referensi penelitian ini.

7. Kedua orang tua saya, Bapak Sofian Hurry dan Ibu Yussaryanah, yang tidak

pernah lelah dan penuh kesabaran dalam mendidik anak-anaknya, terimakasih

untuk kasih sayang, do’a, serta nasihat-nasihatnya,. Adik saya Salwa Zaffira

(8)

iv

9. Kakak senior KPI Novita Intan Sari S.Kom.I (Ka Sobok), terimakasih buat

bantuan bahan referensi, dan masukan-masukan untuk menyelesaikan skripsi

ini.

10.R. Catur Satrio Utomo, terimakasih atas kesabaran, pengertian, waktu, dan

semua motivasi dalam membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.

11.Bapak Ir. R. Rudy Suryowidodo dan Ibu Ningrum, terimakasih untuk do’a,

motivasi dan keceriaan yang diberikan kepada penulis.

12.Sahabat-sahabat setia Endah, Eva, Manda, Iyos, Rika, Thank You guys! Buat

keceriaan selama 4 (empat) tahun ini.

13.Teman-teman dari KKN ULTRA 2013, terimakasih buat kekompakan dan

keseruannya selama satu bulan penuh.

14.Teman-teman KPI B angkatan 2010 yang telah banyak memberikan kenangan

selama masa kuliah.

15.Teman-teman dari LSO VOC, dan LSO SKETSA buat

pengalaman-pengalaman berharganya selama bergabung dengan kalian. Thank You!

16.Seluruh teman-teman KPI angkatan 2010, atas do’a dan semangatnya.

(9)

v

membantu baik secara langsung ataupun tidak langsung, terimakasih. Semoga

Allah SWT bisa membalas kebaikan jasa kalian semua. Penulis memohon maaf

apabila tanpa sengaja melakukan kesalahan dalam penulisan skripsi ini. Semoga

skripsi ini bisa bermanfaat bagi para pembaca. Amiiin Yaa Robbal Aalamiin.

Wassalam

Jakarta, 11 April 2014

(10)

vi

KATA PENGANTAR………...………ii

DAFTAR ISI………...vi

DAFTAR GAMBAR………...………...ix

DAFTAR TABEL………..……….………...x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……….1

B. Batasan dan Rumusan Masalah………..6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian………...6

D. Tinjauan Pustaka……….7

E. Metodologi Penelitian……….9

F. Sistematika Penulisan……….13

BAB II LANDASAN TEORI A. Semiotika…...……….15

1. Pengertian Semiotika …….………..………..15

2. Semiotika Charles Sanders Peirce ………...………..17

(11)

vii

B. Pesan Akhlak ……….23

C. Tinjauan Tentang Akhlak ……….……….25

1. Pengertian Akhlak ………. 25

2. Akhlak Mahmudah dan Akhlak Madzmumah……….……….………..27

D. Tinjauan Tentang Komik……….………. 33

1. Pengertian Komik ………..………33

2. Sejarah Komik Islam ………..………...36

3. Elemen Dalam Komik ………..……….41

4. Bentuk dan Jenis Cerita Komik…………..………... 48

5. Komikus, Kartunis, dan Karikaturis………..……… 53

BAB III PROFIL PENULIS KOMIK A. Komik ESQ For Kids Akulah Sang Pemenang……...……….... 54

B. Profil Tokoh Komik………. 57

C. Profil Pengarang Komik………....69

1. Profil Ary Ginanjar Agustian……….………69

2. Profil Nawa Nursari………..……….72

3. Sekilas Tentang Bambang Oeban………..73

D. Penghargaan dan Jabatan Ary Ginanjar Agustian………75

(12)

viii

Pemenang………...79

B. Analisis Semiotika Tokoh Komik ESQ For Kids Akulah Sang

Pemenang……….144

1. Tokoh Protagonis……...………...146

2. Tokoh Antagonis………...………149

C. Interpretasi Penulis Terhadap Komik ESQ For Kids Akulah Sang

Pemenang yang Mengandung Pesan Akhlak.………..152

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan………..………156

B. Saran………..………...158

DAFTAR PUSTAKA……….………159

(13)

ix

Gambar 2.1 Semiotika Peircean……….18

Gambar 3.1 Tokoh Komik Eqi………..……….59

Gambar 3.2 Tokoh Komik Esqi……….60

Gambar 3.3 Tokoh Komik Zero……….61

Gambar 3.4 Tokoh Komik Blenggo………...63

Gambar 3.5 Tokoh Komik Ayah...……….64

Gambar 3.6 Tokoh Komik Ibu……….………..65

Gambar 3.7 Tokoh Komik Erik……….……….66

Gambar 3.8 Tokoh Komik Ipung.………..66

Gambar 3.9 Tokoh Komik Zimpi..………....……….67

Gambar 4.1 Zero Memberikan Semangat…...……….81

Gambar 4.2 Semangatnya Anak-anak untuk Mencapai Keinginannya……….85

Gambar 4.3 Erik Merayu Eqi untuk Membolos Sekolah…….……….……….91

Gambar 4.4 Blenggo Berhasil Menghasut Eqi………..……….97

Gambar 4.5 Mr. Zero Mengingatkan Eqi Waktu Shalat…….….……….101

Gambar 4.6 Ayah Menceritakan Saat Thawafdi Tanah Suci.…….………….105

Gambar 4.7 Esqi Menjelaskan Gerakan Shalat…….……...……….…110

Gambar 4.8 Blenggo Menghasut Eqi Batal Puasa Melalui Ipung..…….…….114

Gambar 4.9 Zero Menjelaskan Makna Berpuasa Kepada Eqi….……….119

Gambar 4.10 Keikhlasan Esqi Memunguti Sampah……….………124

Gambar 4.11 Kebersihan adalah Sifat dari Allah SWT………130

Gambar 4.12 Tata Cara Ibadah Haji……….………134

(14)

x

Tabel 1.1 Semiotika Peircean……….12

Tabel 2.1 Semiotika Peircean……….19

Tabel 4.1 Zero Memberikan Semangat……….……….83

Tabel 4.2 Semangatnya Anak-anak untuk Mencapai Keinginannya………….88

Tabel 4.3 Erik Merayu Eqi untuk Membolos Sekolah…….……….93

Tabel 4.4 Blenggo Berhasil Menghasut Eqi….……….95

Tabel 4.5 Mr. Zero yang Mengingatkan Eqi Waktu Shalat…..……….99

Tabel 4.6 Ayah Menceritakan Thawafdi Tanah Suci………..……….108

Tabel 4.7 Esqi Menjelaskan Gerakan Shalat……….112

Tabel 4.8 Blenggo Menghasut Eqi Batal Puasa Melalui Ipung……….117

Tabel 4.9 Zero Menjelaskan Makna Berpuasa Kepada Eqi.….……….121

Tabel 4.10 Keikhlasan Esqi Memunguti Sampah…..………127

Tabel 4.11 Kebersihan adalah Sifat dari Allah SWT….………132

Tabel 4.12 Tata Cara Ibadah Haji………..………137

(15)

1 A. Latar Belakang Masalah

Seiring perkembangan zaman, media komunikasi dalam penyampaian

pesan-pesan dakwah salah satunya adalah pesan akhlak juga semakin

berkembang. Apalagi dengan hadirnya beragam media komunikasi baik visual

ataupun audio visual yang telah menjadi suatu kebutuhan mendasar bagi

manusia. Selain itu, masyarakat bisa memanfaatkan secara optimal media

komunikasi untuk menjadi salah satu sarana penyampaian pesan akhlak.

Akhlak adalah ilmu yang menerangkan tentang perilaku atau perbuatan

manusia. Akhlak itu sangat penting bagi manusia. Sifat seseorang dapat dilihat

dari akhlaknya. Kemuliaan akhlak sangat dibutuhkan dalam kehidupan

manusia yang penuh dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Akhlak terbagi menjadi dua yaitu, akhlak mahmudah dan akhlak madzmumah,

atau akhlak yang baik dan akhlak yang buruk.

Dalam penyampaikan pesan akhlak banyak metode dan media

komunikasi yang bisa digunakan. Media cetak atau media visual yang dalam

penggunaannya menggunakan alat indera penglihatan untuk menangkap isi

pesannya, diantaranya adalah koran, majalah, buku, novel, maupun komik.

(16)

penyampaian pesan akhlak berpedoman dengan Al-Qur’an dan sirah

Rasulullah SAW.

Komik adalah narasi didunia modern, baik yang merefleksikan

kehidupan modern dan yang membantu mempengaruhinya. Bahkan sebelum

munculnya televisi, komik menentukan gaya berpakaian, gaya rambut,

makanan, perilaku, dan sikap-sikap lainnya. Komik telah mengispirasi

pertunjukkan, musik, balet, film, serial radio dan televisi, lagu-lagu populer,

buku, dan mainan. Bahasa dipenuhi dengan idiom dan kata yang diciptakan

oleh komik.1 Selain itu, komik juga memiliki kepentingan dalam

pengembangan budaya populer kontemporer.

Komik merupakan sebuah seni yang disampaikan melalui ilustrasi

gambar. Tujuan penggunaan gambar tersebut untuk mempermudah pembaca

memahami pesan yang disampaikan pengarang komik yang juga biasa disebut

komikus. Komik banyak digunakan dalam berbagai macam bentuk kebutuhan.

Komik bisa menjadi media hiburan, media propaganda, media dakwah

termasuk penyampaian pesan akhlak, dan juga alat bantu pendidikan atau

pengajaran.

Komik sebagai media komunikasi, memiliki kemampuan

menyesuaikan diri yang juga memiliki banyak fungsi, selain itu komik

memiliki penggemar dari berbagai kalangan, usia, dan juga gender. Komik

yang identik digemari oleh anak-anak juga digemari oleh remaja, bahkan

1

(17)

orang tua. Oleh karena itu, komunikasi melalui media gambar seperti komik

memiliki kekuatan sendiri dalam penggambaran suatu hal.

Selain itu komik saat ini sudah menjadi media komoditi dan lahan

profesi. Citra komik perlahan-lahan naik karena keunikannya dari hanya

sekedar media hiburan saja menuju kepada media yang dipakai sebagai

promosi, edukasi, bahkan lahan kerja yang subur. Hal ini tidak terlepas dari

fungsi komik yang mampu memberikan nuansa baru bagi komunikasi yang

bersifat global dalam ranah kehidupan modern.2

Komik banyak memiliki jenis dalam pembahasannya, ada jenis horor

(hantu), percintaan, humor, kehidupan sehari-hari, dan tentu saja karangan

fiksi yang dikarang oleh komikus. Berbagai macam jenisnya, komik juga

mengandung unsur-unsur pendidikan, hiburan, dan unsur Islamnya. Banyak

komik yang disukai anak-anak hanya untuk sebagai bahan bacaan hiburan

saja. Contohnya komik Doraemon, Shincan, Detektif Conan, Naruto, dan lain

sebagainya.

Kalau untuk orang dewasa, seorang Ary Ginanjar Agustian membuat

sebuah buku yang melahirkan sebuah training ESQ, sedangkan dalam

menerapkan training ESQ for kids yang biasanya diikuti oleh anak-anak

berusia 8-12 tahun, beliau menyajikan sebuah komik yang syarat mengandung

makna rukun Islam, rukun Iman dan Ihsan dalam menyajikannya. Training

ESQ for kids yang tertuang dalam bentuk komik dan mengikuti perkembangan

2

(18)

zaman budaya kontemporer, sangat tepat jika disajikan dalam bentuk komik,

karena anak-anak biasanya tidaklah mudah untuk memahami informasi atau

pesan hanya melalui teks berita. Melalui komik yang banyak didominasi oleh

gambar-gambar lucu, membuat anak-anak tertarik untuk membacanya.

Nawa Nursari menjadikan komik sebagai media hiburan dan media

bacaan yang menarik, sekaligus untuk para orang tua juga bisa dijadikan

media bacaan untuk pendidikan yang berakhlak bagi anak-anaknya, agar

memiliki dasar dari ajaran agama Islam dan memahami makna Islam dalam

kehidupan sehari-hari untuk menyongsong kehidupan yang akan datang.

Komik yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah Akulah Sang Pemenang.

Pembahasan komik ESQ For Kids Akulah Sang Pemenang yang

memang ditujukan untuk anak-anak ini, berbeda dengan komik biasanya untuk

anak-anak yang hanya berceritakan hal-hal menarik tanpa didasari pesan

akhlak dan juga gambar-gambar yang biasanya hanya sekedar menceritakan

kartun-kartun yang digemari. Komik ESQ For Kids Akulah Sang Pemenang

bisa menjadi alat bantu pengajaran, karena dalam komik tersebut berdasarkan

gabungan dari rukun Islam, rukun Iman, dan juga Ihsan yang dijelaskan

tentang berbuat kebaikan, disiplin melaksanakan shalat, puasa, zakat, ibadah

haji dan optimis untuk menjadi pemenang. Hal itulah yang membuat komik

Akulah Sang Pemenang menarik untuk di teliti.

Menjadikan media komik untuk menyampaikan pesan akhlak bahkan

(19)

bertele-tele, serta menggunakan bahasa yang baik, karena dalam penyampaian

pesan yang efektif dibutuhkan bahasa yang baik. Alex Sobur di dalam buku

Semiotik Bahasa” menuliskan bahasa lebih dari sekedar alat

mengkomunikasikan realitas; bahasa merupakan alat untuk menyusun

realitas.3

Pesan yang disampaikan melalui media komunikasi seperti komik ini

dapat dijelaskan dengan sungguh-sungguh yang maksudnya adalah isi pesan

yang berbentuk gambar dapat menjelaskan keseluruhan cerita. Pesan yang

disajikan komik juga bisa berbentuk pesan akhlak, yang disajikan sedemikian

rupa agar menarik perhatian.

Pesan yang tersusun rapi dan tertib mampu menciptakan suasana yang

baik, membangkitkan minat, memperlihatkan pembagian pesan yang jelas,

sehingga memudahkan pengertian, mempertegas gagasan pokok, dan

menunjukkan pokok-pokok pikiran secara logis.4 Begitu juga dalam

penyampain pesan dalam komik Akulah Sang Pemenang, yang mengandung

pesan akhlak dalam kehidupan sehari-hari yang kurang kita perdalam lagi.

Berdasarkan pemaparan di atas, penulis tertarik untuk mengambil judul “ANALISIS SEMIOTIKA PESAN AKHLAK DALAM KOMIK ESQ

FOR KIDS AKULAH SANG PEMENANG”.

3

Alex Sobur, Semiotika Komunikasi (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), h. 273.

4

(20)

B. Batasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Untuk memperjelas dan memberi arahan yang tepat, maka penulis

membatasi masalah penelitian skripsi ini pada konteks pesan akhlak dalam

komik ESQ for kids Akulah Sang Pemenang.

2. Perumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah:

a. Representamen apa saja yang terdapat dalam komik ESQ for kids

Akulah Sang Pemenang?

b. Object apa saja yang terdapat dalam komik ESQ for kids Akulah Sang

Pemenang?

c. Interpretant apa saja yang terdapat dalam komik ESQ for kids Akulah

Sang Pemenang?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pemikiran dan permasalahan diatas, tujuan dari

penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui dan memahami Representamen dalam komik ESQ

for kids Akulah Sang Pemenang.

b. Untuk mengetahui dan memahami Object dalam komik ESQ for kids

(21)

c. Untuk mengetahui dan memahami Interpretan dalam komik ESQ

for kids Akulah Sang Pemenang.

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang

positif terhadap keilmuan dalam bidang dakwah melalui media cetak,

khususnya komik, karena sesungguhnya komik tidak hanya sekedar

menjadi media komunikasi hiburan saja, tetapi bisa menjadi media

pendidikan dan memberikan informasi yang dikemas secara menarik.

b. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan para

akademisi dakwah dalam mengemas dakwah melalui media cetak yaitu

komik. Selain itu, dapat menambah informasi bagi penelitian yang

sama dalam hal pembahasan analisis semiotika komik.

D. Tinjauan Pustaka

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan di perpustakaan Fakultas

Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi maupun perpustakaan Utama UIN Syarif

hidayatullah Jakarta, sudah banyak pembahasan mengenai analisis semiotika.

Perbedaannya adalah pada media yang di analisis sedangkan metode yang

digunakan sama, diantara lain:

1. Analisis Semiotik Kritik Sosial Handphone dalam Komik Kartun Benny &

(22)

10701100323 mahasiswi Konsentrasi Jurnalistik Fakultas Ilmu Dakwah

dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Analisis Semiotik Komik Strip “KPK dalam Kepungan” pada Kaver

Koran Tempo Edisi No. 4008 Tahun XII, 27 September 2012, yang ditulis

oleh Bobby Alexander, NIM: 109051100042 mahasiswa Konsentrasi

Jurnalistik Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Analisis Semiotika Kepemimpinan dalam Komik Strip Si Bujang, yang

ditulis oleh Novita Intan Sari, NIM: 108051000015 mahasiswa Jurusan

Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Banyaknya skripsi yang membahas tentang analisis semiotika, tetapi

penulis tidak menemukan pembahasan mengenai Analisis Semiotika Pesan

Akhlak dalam Komik ESQ for kids Akulah Sang Pemenang, dapat

disimpulkan penulis adalah orang pertama yang mengangkat Komik ESQ for

kids Akulah Sang Pemenang sebagai subjek penelitian.

E. Metodologi Penelitian

1. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode analisis semiotik, yang secara

(23)

sendiri adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda.5

Sedangkan pendekatan jenis kualitatif deskriptif bertujuan membuat

deskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat tentang fakta-fakta dan

sifat-sifat populasi atau objek tertentu.6 Analisis semiotik itu sebagai

upaya pengungkapan maksud tersembunyi dari subyek (penulis) yang

mengemukakan suatu pernyataan. Pengungkapan dilakukan dengan

penempatan diri pada posisi penulis dengan mengikuti struktur makna dari

sang penulis sehingga bentuk distribusi dan produksi ideologi yang

disamarkan dalam wacana dapat diketahui.

Penelitian ini juga menggunakan beberapa literatur dan studi

lapangan. Penggunaan sumber literatur yang memuat tentang komik, baik

berupa artikel, buku-buku, sumber-sumber yang tertulis lainnya. Analisis

semiotik yang penulis ambil adalah model analisis semotik dari Charles

Sanders Pierce, untuk melihat (representamen, object, dan interpretan).

2. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah Komik ESQ for kids Akulah

Sang Pemenang. Sedangkan objek dalam penelitian ini adalah pesan

akhlak yang di analisis dan diamati dengan makna denotasi, konotasi, dan

mitos yang terkandung dalam Komik ESQ for kids Akulah Sang

Pemenang.

5

Alex Sobur, Semiotika Komunikasi (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), h. 15.

6

(24)

3. Teknik Pengumpulan Data

Adapun tahapan-tahapan pengumpulan data dalam penelitian ini

adalah:

a. Observasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk

penghimpun data penelitian melalui pengamatan dan pengindraan.7

Dalam penelitian ini observasi dengan cara membaca dan mengamati

isi pesan dan makna yang terkandung dalam Komik ESQ for kids

Akulah Sang Pemenang.

b. Dokumentasi adalah dengan cara mencari data berupa buku-buku,

catatan arsip dan internet sesuai dengan apa yang bisa dijadikan

informasi tambahan bagi penelitian ini.

c. Wawancara adalah percakapan antara periset – seseorang yang

berharap mendapatkan informasi – dan informan – seseorang yang

diasumsikan mempunyai informasi penting tentang suatu obek

(Berger, 2000: 111). Wawancara merupakan metode pengumpulan

data yang digunakan untuk memeroleh informasi langsung dari

sumbernya.8 Proses wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini

adalah dengan cara bertatap muka langsung (face to face), dan juga

melalui chatting bersama penulis naskah komik ESQ for kids Akulah

Sang Pemenang yaitu Nawa Nursari.

7

Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya (Jakarta: Kencana, 2010), Edisi 1, cet. Ke. 4, h. 115.

8

(25)

4. Teknik Analisis Data

Untuk mengetahui dan menganalisis makna pesan akhlak dalam

objek melalui simbol-simbol yang ada di dalamnya (komik), maka dalam

penelitian ini menggunakan teknik analisis data dengan metode analisis

semiotika. Semiotika berasal dari bahasa Yunani semion yang berarti

“tanda”. Tanda itu sendiri dapat diartikan sebagai sesuatu yang atas dasar

konvensi sosial yang terbangun sebelumnya, dapat dianggap mewakili

sesuatu yang lain. Charles Sanders Pierce mengartikan semiotika sebagai

makna tanda-tanda dalam gambar dapat dilihat dari jenis tanda yang

digolongkan dalam semiotic. Diantaranya: representamen (ikon, indeks,

dan simbol), objek, dan interpretan.9

Representamen (X)

Objek (Y) Interpretan (X=Y)

Gambar 1.1 Semiotika Peircean

Sumber: Marcel Danesi (2010)

9

(26)

Tabel 1.1 (Tabel Semiotika Peircean)

Sumber: Marcel Danesi (2010)

Jenis Tanda (Representamen)

Hubungan antara Tanda dan Sumber Acuannya

Contoh

Ikon Tanda dirancang untuk

merepresentasikan sumber acuan melalui simulasi atau persamaan (artinya, sumber

acuan dapat dilihat,

didengar, dan seterusnya, dalam ikon).

Segala macam

gambar (bagan,

diagram, dan lain-lain), photo, kata-kata onomatopoeia, dan seterusnya.

Indeks Tanda dirancang untuk

mengindikasikan sumber

acuan atau saling

menghubungkan sumber

acuan.

Jari yang menunjuk,

kata keterangan

seperti di sini, di

sana, kata ganti seperti aku, kau, ia,

dan seterusnya

Simbol Tanda diranang untuk

menyandikan sumber acuan melalui kesepakatan atau persetujuan.

Simbol sosial seperti

mawar, simbol

matematika, dan

seterusnya.

F. Sistematika Penulisan

Penulis menyusun sisitematika pembahasan yang terdiri dari lima bab,

untuk mempermudah penulisan skripsi ini, dengan susunan sebagai berikut:

BAB I: Merupakan bab yang membahas mengenai latar belakang

masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka, serta

(27)

BAB II: Menjelaskan mengenai landasan teori diantaranya: analisis

semiotika, pengertian semiotika, semiotika Charles Sanders

Pierce, pesan akhlak, tinjauan tentang akhlak, pesan dalam komik,

pengertian komik, sejarah komik Islam, elemen dalam komik,

bentuk dan jenis cerita komik, pengertian komikus, kartunis, dan

karikaturis.

BAB III: Membahas tentang subjek penelitian, berupa penjelasan mengenai

Komik ESQ for kids Akulah Sang Pemenang, profil tokoh komik,

profil dari pengarang komik yaitu Ary Ginanjar Agustian dan

Nawa Nursari, karya-karya Ary Ginanjar Agustian dan Nawa

Nursari.

BAB IV: Bab ini membahas tentang analisis penelitian yang mencakup

analisis semiotika panel komik, analisis semiotika tokoh komik,

dan interpretasi penulis terhadap komik ESQ For Kids Akulah

Sang Pemenang edisi ke-3 (tiga).

BAB V: Menjelaskan tentang kesimpulan dan saran-saran. Pada bagian

terakhir ini, peneliti akan membaginya pada kesimpulan dari

peneliti dan hasil penelitian serta saran-saran untuk berbagai

(28)

14 A. Semiotika

1. Pengertian Semiotika

Semiotika atau semiologi adalah ilmu tentang tanda-tanda. Studi tentang

tanda dan segala yang berhubungan dengannya, cara berfungsinya, hubungannya

dengan tanda-tanda lain, pengirimannya dan penerimaannya oleh mereka yang

menggunakannya. Menurut Preminger (2001), ilmu ini menganggap bahwa

fenomena sosial atau masyarakat dan kebudayaan itu merupakan tanda-tanda.1

Istilah dari kata semiotika di samping kata semiologi sampai saat ini

masih dipakai, meskipun yang lebih sering digunakan para ilmuan ataupun

peneliti adalah istilah semiotika. Selain dua kata tersebut yang sering digunakan,

dalam sejarah linguistik ada pula digunakan istilah lain seperti semasiology,

sememik, dan semik untuk merujuk pada bisang studi yang mempelajari makna

atau arti dari suatu tanda atau lambang.

Kata “semiotika” itu sendiri berasal dari bahasa Yunani, semeion yang

berarti “tanda” (Sudjiman dan van Zoest, 1996:vii), atau seme yang berarti

“penafsir tanda” (Cobley dan Jansz, 1999:4). Semiotika berakar dari studi klasik

1

(29)

dan skolastik atas seni logika, retorika, dan poetika (Kurniawan: 2001:49).2

Semiotika adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda.

Tanda-tanda adalah perangkat yang kita pakai dalam upaya berusaha mencari jalan di

dunia ini, di tengah-tengah manusia dan bersama-sama manusia. Semiotika, atau

dalam istilah Barthes, semiologi, pada dasarnya hendak mempelajari bagaimana

kemanusiaan (humanity) memaknai hal-hal (things). Memaknai (to sinify) dalam

hal ini tidak dapat dicampuradukkan dengan mengkomunikasikan (to

communicate). Memaknai berarti bahwa objek-objek tidak hanya membawa

informasi, dalam hal mana objek-objek itu hendak berkomunikasi, tetapi juga

mengkonstitusi sistem terstruktur dari tanda.3

Dalam definisi Saussure (Budiman, 1999:107), semiologi merupakan

“sebuah ilmu yang mengkaji kehidupan tanda-tanda di tengah masyarakat” dan,

dengan demikian menjadi bagian dari disiplin psikologi sosial. Sementara, istilah

semiotika atau semiotik, yang dimunculkan pada akhir abad ke-19 oleh filsuf

aliran pragmatik Amerika, Charles Sanders Peirce, merujuk kepada “doktrin

formal tentang tanda-tanda”. Semiotika adalah konsep tentang tanda: tak hanya

bahasa dan sistem komunikasi yang tersusun oleh tanda-tanda, melainkan dunia

itu sendiri pun – sejauh terkait dengan pikiran manusia – seluruhnya terdiri atas

2

Alex Sobur, Semiotika Komunikasi (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), h. 16.

3

(30)

tanda-tanda karena, jika tidak begitu, manusia tidak akan bisa menjalin

hubungannya dengan realitas.4

Jadi, sesungguhnya kedua istilah dari semiotika atau semiologi ini

mengandung pengertian yang persis sama, membahas cara atau metode

[image:30.612.102.531.200.554.2]

menganalisis dan memberikan makna-makna terhadap lambang-lambang, tanda

gambar yang terdapat suatu paket lambang-lambang pesan atau teks, dengan kata

lain mengkaji relasi tanda yang satu dengan tanda-tanda yang lain, dengan

objek-objeknya, dan dengan para penggunanya (Interpreter).

2. Semiotika Charles Sanders Pierce

Charles Sanders Peirce, adalah salah seorang fisuf Amerika yang paling

orisinal dan multidimensional. Beliau terkenal karena teori tandanya,

sebagaimana dipaparkan Lechte (2001:227), seringkali mengulang-ulang bahwa

secara umum tanda adalah yang mewakili sesuatu bagi seseorang. Berdasarkan

objeknya, Peirce membagi tanda atas icon (ikon), index (indeks), dan symbol

(simbol).5 Pembagian atas tiga tanda tersebut masuk kedalam repsesentamen

dimana sesuatu yang bagi seseorang mewakili sesuatu yang lain dalam beberapa

hal atau kapasitas. Sesuatu yang lain itu dinamakan sebagai interpretant dari

tanda yang pertama pada gilirannya mengacu kepada object. Jelaslah bahwa,

4

Alex Sobur, Semiotika Komunikasi (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), h. 12-13.

5

(31)

sebuah tanda atau representamen memiliki relasi triadik langsung dengan

interpretant dan objeknya.6

Interpretant

[image:31.612.100.529.176.609.2]

Representamen Object Gambar 2.1 Semiotika Peircean

Sumber: Marcel Danesi (2010)

Skema di atas ini menghasilkan rangkaian hubungan yang

tak-berkesudahan, maka gilirannya sebuah interpretan akan menjadi

representamen, menjadi interpretan kembali, menjadi representamen kembali

dan seterusnya. Gerakan yang tak berujung-pangkal ini sebagai proses

semiosis tanpa batas. Dalam teorinya, Peirce lazimnya menggunakan

tanda-tanda dalam gambar dapat dilihat dari jenis tanda-tanda yang digolongkan dalam

semiotika, di antaranya: Ikon, Indeks, dan Simbol.

6

(32)

Tabel 2.1 (Semiotika Peircean)

Sumber: Marcel Danesi (2012)

Jenis Tanda (Representamen)

Hubungan antar Tanda dan Sumber Acuannya

Contoh

Ikon Tanda dirancang untuk

merepresentasikan sumber acuan melalui simulasi atau persamaan (artinya, sumber acuan dapat dilihat, didengar, dan seterusnya, dalam ikon).

Segala macam gambar (bagian, diagram, dan lain-lain), photo, kata-kata onomatopoeia, dan seterusnya.

Indeks Tanda dirancang untuk

mengindikasikan sumber acuan atau saling menghubungkan sumber acuan.

Jari yang menunjuk, kata keterangan seperti, di sini, sana,

kata ganti seperti aku, kau, ia, dan

seterusnya.

Simbol Tanda dirancang untuk

menyandikan sumber acuan

melalui kesepakatan atau

persetujuan.

Simbol sosial seperti mawar, simbol matematika, dan seterusnya.

a. Ikon

Ikon adalah tanda yang hubungan antara penanda dan petandanya

bersifat bersamaan bentuk alamiah. Dengan kata lain, ikon adalah

hubungan antara tanda dan objek atau acuan yang bersifat kemiripan. Ikon

[image:32.612.102.537.155.576.2]
(33)

potret seseorang adalah ikon visual yang menunjukkan wajah orang yang

sebenarnya dari perspektif seorang seniman.7

Ikonisitas juga jelas tampak pada tahap perkembangan masa

kanak-kanan. Literatur ilmiah yang relevan sangat menekankan fakta

bahwa semua anak melalui tahap awal gestikulasi dan imitasi bunyi vocal

sebelum mereka dapat menggunakan bahasa secara penuh. Selain itu

ikonisitas juga muncul dalam kecenderungan anak-anak membuat

corat-coret dan gambar elemental pada saat yang bersamaan dengan pengucapan

kata-kata pertama mereka.8. Ternyata ikonisitas tidak hanya muncul di

dalam dunia orang dewasa saja untuk menggambarkan berbagai macam

tanda kedalam persepsi manusia.

b. Indeks

Indeks adalah tanda yang menunjukkan adanya hubungan alamiah

antara tanda dan petanda yang bersifat kausal atau hubungan sebab akibat,

atau tanda yang langsung mengacu pada kenyataan. Dengan kata lain

indeks adalah ikon yang menggantikan atau menunjuk ke sesuatu dalam

hubungannya dengan sesuatu yang lain. Indeks hanya

mengidentifikasikannya atau menunjukkan dimana mereka berada.9

7

Marcel Danesi, Pengantar Memahami Semiotika Media (Yogyakarta: Jalasutra, 2010), h. 47-48.

8

Marcel Danesi, Pesan, Tanda, dan Makna: Buku Teks Dasar Mengenai Semiotika dan Teori Komunikasi (Yogyakarta: Jalasutra, 2012), h. 35-36.

9

(34)

Indeksikalitas terwujud dalam segala macam perilaku

representatif. Manifestasinya yang paling khas dapat dilihat pada jari

yang menunjuk, yang oleh orang diseluruh dunia digunakan secara

naluriah untuk menunjukkan dan mencari sesuatu, orang, dan

peristiwa di dunia. Banyak kata telah dirancang pula sebagai indeks –

misalnya, di sini, di sana, atas, bawah, memungkinkan penutur bahasa

inggris untuk mengacu pada lokasi relatif sebuah benda saat

membicarakan benda itu. Ada tiga jenis dasar indeks, di antaranya:

1. Indeks ini mengacu pada lokasi spasial (ruang) sebuah benda,

makhluk dan peristiwa dalam hubungannya dengan penggunaan

tanda.

2. Indeks ini saling menghubungkan benda-benda dari segi waktu.

3. Indeks ini saling menghubungkan pihak-pihak yang ambil bagian

dalam sebuah situasi.

Indeks adalah tanda yang memiliki keterikatan fenomenal atau

eksistensial di antara representamen dan objeknya. Di dalam indeks,

hubungan antara tanda dan objeknya bersifat konkret, aktual, dan

(35)

tanda yang memiliki hubungan sebab akibat dengan apa yang

diwakilinya, atau disebut juga sebagai tanda bukti.10

Indeksikalitas membuktikan bahwa kesadaran manusia bukan

hanya memerhatikan pola warna, bentuk, dan lain-lain dan

menghasilkan tanda ikonis, tetapi juga memperhatikan pola berulang

dalam hubungan serta sebab-akibat yang tidak pasti dalam waktu dan

ruang. Dalam hal ini Peirce mengacu pada objek tanda sebagai “agen

ulang”, karena objek ini berupa reaksi terhadap sebuah agen yang

memungkinkan kita untuk menyimpulkan keberadaannya,

hubungannya dengan objek-objek lain, dan seterusnya.11

c. Simbol

Simbol adalah tanda yang menunjukkan hubungan alamiah

antara penanda dengan petandanya. Simbol mewakili acuannya dalam

cara yang konvensional. Kata-kata pada umumnya merupakan simbol.

tetapi penanda manapun – sebuah objek, suara, sosok, dan seterusnya

– dapat bersifat simbolik.12 Simbol adalah tanda yang representamen

-nya merujuk kepada objek tertentu tanpa motivasi; simbol terbentuk

melalui konvensi-konvensi atau kaidah-kaidah, tanpa adanya kaitan

10

Kris Budiman, Semiotika Visual Konsep Isu dan Problem Ikonisitas (Yogyakarta: Jalasutra, 2011), h. 20.

11

Marcel Danesi, Pesan, Tanda, dan Makna: Buku Teks Dasar Mengenai Semiotika dan Teori Komunikasi (Yogyakarta: Jalasutra, 2012), h. 37.

12

(36)

langsung di antara representamen dan objeknya.13 Simbolisme ada

dimana-mana, tiap negara memiliki simbol nasional baik yang resmi

maupun tidak. Bendera atau lagu kebangsaan melambangkan sebuah

negara. Tanda bentuk V yang tercipta dari jari telunjuk dan tengah

dapat mewakili “perdamaian”.

B. Pesan Akhlak

Hakikat pesan adalah sifatnya yang abstrak. Anda tidak tahu apa yang ada

di benak seseorang sampai ia mewujudkan pesan yang abstrak itu menjadi

konkret. Untuk mewujudkan pesan yang abstrak menjadi konkret, manusia

dengan akal budi menciptakan sejumlah lambang komunikasi. Pesan disampaikan

manusia kepada manusia lain guna memenuhi dorongan motif komunikasi. Dapat

didefinisikan pesan sebagai hasil penggunaan akal budi manusia untuk

mewujudkan motif komunikasi.14

Pesan bisa disampaikan melalui berbagai macam cara berkomunikasi, bisa

secara langsung tatap muka (face to face), bisa melalui media komunikasi, telepon

atau Handphone, fax, e-mail melalui komputer, bahkan juga melalui media sosial

yang mempermudah berkomunikasi tanpa jarak, ruang, dan waktu. Pesan pada

dasarnya bersifat abstrak. Untuk membuatnya konkret agar dapat dikirim dan

13

Kris Budiman, Semiotika Visual Konsep Isu dan Problem Ikonisitas (Yogyakarta: Jalasutra, 2011), h. 22.

14

(37)

diterima oleh komunikan, manusia dengan akal budinya menciptakan sejumlah

lambang komunikasi berupa suara, mimik, gerak-gerik, bahasa lisan, dan bahasa

tulisan (Cangara, 2006: 23).15

Pesan merupakan seperangkat lambang bermakna yang disampaikan oleh

komunikator. Lambang utama dalam menyampaikan pesan adalah bahasa. Pesan

dapat berupa gagasan, pendapat dan sebagainya yang sudah dituangkan dalam

suatu bentuk dan melalui lambang komunikasi diteruskan kepada orang lain atau

komunikan.

Berdasarkan bentuknya pesan merupakan sebuah gagasan-gagasan yang

telah diterjemahkan ke dalam simbol-simbol yang dipergunakan untuk

menyatakan suatu maksud tertentu. Pesan adalah serangkaian isyarat yang

diciptakan oleh seseorang untuk saluran tertentu dengan harapan bahwa

serangkaian isyarat atau simbol itu akan mengutarakan atau menimbulkan suatu

makna tertentu dalam diri orang lain yang hendak diajak berkomunikasi.

Akhlak merupakan sebuah ruang lingkup budi pekerti, dimana dapat

melengkapi keimanan dan keIslaman seseorang. Jelas kedudukan akhlak

sangatlah penting bagi manusia. karena dengan memiliki akhlak yang baik, tidak

akan terjadi yang dinamakan kemerosotan moral. Meskipun umumnya akhlak

dapat dibagi menjadi dua, yaitu akhlak mahmudah dan akhlak mazmumah.

15

(38)

Menyampaikan pesan akhlak tersebut juga diperlukan komunikasi yang baik,

begitu juga dengan media komunikasinya.

Komunikasi dalam kehidupan manusia sangatlah penting kedudukannya.

Dari segala jenis bidang membutuhkan komunikasi, agar apa yang dimaksud dan

dituju dapat tercapai dengan baik. Dalam setiap melakukan komunikasi unsur

yang paling inti adalah pesan. Pesan ditentukan dengan kata-kata yang tepat dan

sederhana, bahasa yang mudah dipahami, dan melalui media yang tepat agar

pesan yang disampaikan kepada komunikan bisa dimengerti dengan baik.

Demikian berarti pesan dalam komik yang berbentuk pesan akhlak ini

dapat berisi pesan dalam sebuah makna bahasa, tanda, simbol, kode, yang

terdapat dapal semua alat penyampaian komunikasi, baik berupa lisan atau tulisan

yang dimuat dalam media cetak, surat kabar, majalah, buku, komik serta karya

sastra lainnya, dengan isi dari pesannya tersebut mengandung nilai-nilai budi

pekerti atau perilaku.

C. Tinjauan tentang Akhlak

1. Pengertian Akhlak

Akhlak adalah sebagai budi pekerti atau perilaku. Dilihat dari sudut

bahasa (etimologi), perkataan akhlak (bahasa Arab) adalah bentuk jamak dari

(39)

tingkah laku atau tabiat.16 Akhlak adalah sifat-sifat yang dibawa manusia

sejak lahir yang tertanam dalam jiwanya dan selalu ada padanya. Sifat itu

antara lain berupa perbuatan baik, yang disebut dengan akhlak yang mulia

atau akhlak mahmudah, atau perbuatan buruk, yang disebut dengan akhlak

tercela atau akhlak mazmumah, sesuai dengan pembinaannya.

Prof. Dr. Ahmad Amin mengatakan bahwa akhlak ialah kebiasaan

kehendak. Ini berarti bahwa kehendak itu bila dibiasakan akan sesuatu maka

kebiasaannya itu disebut akhlak. Contohnya, bila hendaknya itu dibiasakan

memberi, maka kebiasaan itu ialah akhlak yang dermawan.17 Dermawan

adalah dimana orang yang memiliki sikap I’tidal atau berlaku sedang dalam

segala persoalan.18

Di dalam Ensiklopedi Pendidikan dikatakan bahwa akhlak ialah budi

pekerti, watak, kesusilaan (kesadaran etik dan moral) yaitu kelakuan baik

yang merupakan akibat dari sikap jiwa yang benar terhadap Khaliknya dan

terhadap sesama manusia. Senada dengan yang dikemukakan oleh Imam

Gazali dalam kitab Ihya-nya “ Al-Khulk ialah sifat yang tetanam dalam jiwa

16

Asmaran As, Pengantar Studi Akhlak (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. 1994), h. 1.

17

Ibid., h.2.

18

(40)

yang menimbulkan macam-macam perbuatan dengan gampang dan mudah,

tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan”.19

Jadi, pada hakikatnya akhlak adalah suatu kondisi atau sifat yang telah

meresap dalam jiwa dan menjadi kepribadian hingga timbullah berbagai

macam perbuatan dengan cara spontan dan mudah tanpa dibuat-buat dan

tanpa memerlukan pemikiran. Apabila timbul kelakuan yang baik dan terpuji

menurut pandangan syari’at dan akal pikiran, maka ia dinamakan budi pekerti

mulia, dan sebaliknya apabila yang timbul adalah kelakuan yang buruk, maka

disebut budi pekerti yang tercela.

2. Akhlak Mahmudah dan Akhlak Madzmumah

Ajaran Islam merupakan ajaran yang bersumber dari Al-Qur’an dan

Sunnah Nabi Muhammad SAW. Akhlak adalah sesuatu yang sangat mendasar

yang dimiliki setiap manusia. Sebagaimana yang telah dikonsepkan atau

dijelaskan di atas tentang akhlak yaitu, kumpulan sifat yang dimiliki

seseorang yang melahirkan perbuatan baik dan buruk. Akhlak meliputi

hubungan dengan Tuhannya (vertikal) dalam bentuk ritual keagamaan, dan

berbentuk pergaulan sesama manusia dalam kehidupan sehari-hari

(horizontal), dan juga sifat serta sikap yang terpantul terhadap semua makhluk

(alam semesta).

19

(41)

Bagi seorang muslim akhlak yang paling terbaik dan nomor 1 (satu)

adalah akhlak dari Nabi Muhammad SAW, yang karena sifat-sifatnya yang

sangat terpuji yang menjadikan contoh uswatun khasanah bagi semua ummat

muslim di dunia. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur’an:













Artinya: “Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar

berakhlak agung”. (Al-Qalam (68):4)

a. Akhlak Mahmudah

Akhlak mahmudah adalah akhlak baik yang dicontohkan Nabi

Muhammad SAW kepada para ummatnya. Kata “Baik” dalam bahasa

Arab adalah Khair. Beberapa pengertian “Baik” di antaranya: sesuatu

yang telah mencapai kesempurnaan (Al-Munjid, hlm.198); sesuatu yang

mempunyai nilai kebenaran atau nilai yang diharapkan, yang memberikan

kepuasan (The Advanced Learner’s Dictionary of Current English,

hlm.430); dan sesuatu hal dikatakan baik, bila ia mendatangkan rahmat,

memberikan perasaan senang atau bahagia. Jadi sesuatu yang dikatakan

baik bila ia dihargai secara positif (Ensiklopedi Indonesia, I, hlm.362).20

Sifat-sifat akhlak mahmudah adalah sebagai berikut:

20

(42)

1. Taubah ialah keazaman untuk meninggalkan segala kesalahan dan

dosa-dosa besar, melalui jalan ilmu, penyesalan dan niat untuk tidak

mengulanginya (taubat Nasuha).

2. Zuhud ialah satu corak kehidupan insan mukmin yang mengekang

jiwa dari pada segala rupa kesenangan dunia sambil berusaha

meninggalkan semua perkara yang tidak baik.

3. Takut Allah SWT ialah seorang muslim itu mengenali zat Allah SWT,

melalui mengenal sifat-sifat Allah SWT dan mempunyai jiwa yang

takut akan melakukan perkara dosa atau perkara yang telah dilarang

oleh Islam.

4. Mahabbah (cinta Allah SWT dan Rasulullah SAW) ialah kasih

seorang mukmin kepada Allah SWT dan Rasul-Nya melebihi segala

yang lain. Melahirkan jiwa insan yang benar-benar cinta akan agama

dan rela mengorbankan dirinya kejalan Allah SWT.

5. Sabar ialah separuh dari Iman. Secara teori sabar memang sangat

mudah untuk dipahami, tetapi sabar sangat sulit untuk dipraktikkan di

dalam diri seseorang, kecuali mukmin yang kuat imannya dan ridho

atas segala ujian yang diberikan oleh Allah SWT.

6. Syukur ialah seorang mukmin yang senantiasa berterima kasih kepada

Allah SWT atas segala nikmat yang diberikan. Bersyukur kepada

Allah SWT ini banyak sekali caranya, seperti melaksanakan ibadah

(43)

dengan menyebut kalimat tayyibah (perkataan yang baik) seperti:

Allahu Akbar, Alhamdulillah dan lain sebagainya.

7. Ikhlas dan benar ialah mukmin yang senantiasa membersihkan

amalannya dinamakan orang yang benar ikhlas. Setiap amalan ibadah

atau pekerjaan agama hendaklah dilaksanakan dengan ikhlas hati,

ihsan kepada Allah SWT dengan sebenar-benar ibadah seolahnya

Allah SWT berada dihadapan kita.

8. Tawakal ialah meletakkan pergantungan hanya kepada Allah SWT

setelah berazam dan diikuti dengan usaha.

9. Ridho dengan qadar Allah SWT ialah salah satu dari sifat mahmudah.

Segala ketentuan Allah SWT, yang baik atau buruk diterima dengan

syukur dan sabar.

10.Mengingat mati ialah mukmin yang senantiasa menjadi orang yang

pintar, karena mereka senantiasa bersedia untuk mati dengan segala

ibadah yang dilaksanakannya.

11.Disiplin, hidup bersih, ramah, sopan-santun, rendah hati, jujur, percaya

diri, taat dan patuh, tolong-menolong, tanggung jawab, adil, optimis,

dermawan, berilmu, kreatif, produktif, akhlak dalam berpakaian,

berhias, perjalanan, bertamu atau menerima tamu, amanah.

b. Akhlak Madzmumah

Akhlak madzmumah adalah akhlak yang tercela, akhlak yang

(44)

manusia. buruk dalam bahasa Arab yaitu syarr. Beberapa definisi buruk

yaitu sebagai berikut:

1. Tidak baik, tidak seperti yang seharusnya, tak sempurna dalam

kualitas, di bawah standar, kurang dalam nilai, tak mencukupi;

2. Keji, jahat, tidak bermoral, tidak menyenangkan, tidak dapat disetujui,

tidak dapat diterima;

3. Adalah segala yang tercela, lawan baik, pantas, bagus, dan

sebagainya. Perbuatan buruk berarti perbuatan yang bertentangan

dengan norma-norma masyarakat yang berlaku.21

Beberapa sifat-sifat akhlak madzmumah, diantaranya adalah:

1. Gemar makan dan minum. Hadis Nabi SAW yang bermaksud :

Yang terlebih Afdal (utama) pada Allah SWT ialah orang yang

banyak berlapar dan banyak tafakur (berfikir sambil meneliti) dan

yang terlebih benci kepada Allah SWT ialah orang yang banyak

makan, banyak tidur dan banyak minum”.

2. Banyak kata perkara sia-sia ialah manusia yang suka

berkata-kata perkara yang laqa (lalai) seperti mencaci orang, menfitnah,

hanya kepentingan dunia, perkara tanpa faedah dan sebagainya.

Firman Allah swt yang bermaksud :

21

(45)









































































Artinya: “Tidak ada kebaikan pada kebanyakan

bisikan-bisikan mereka, melainkan bisikan-bisikan-bisikan-bisikan daripada yang menyuruh (manusia) bersedekah, atau berbuat makruf, atau mendamaikan manusia”. (An-Nisa (4): 114).

3. Marah ialah puncak dari kurang kesabaran dalam menghadapi

keadaan. Orang yang demikian, selalunya didorong oleh pengaruh

syetan yang ingin merusak iman dan dirinya.

4. Hasad dengki, dan iri hati ialah seseorang itu merasa kurang senang

dengan nikmat yang dicapai orang lain. Hadis Nabi saw yang

bermaksud : “Hasad itu memakan (memusnahkan) kebaikan ,

sebagaimana api memakan (membakar) kayu.”

5. Kasih kepada harta ialah seseorang yang memiliki harta dan

kemewahan hidup. Tetapi kemewahan yang membawa kepada sifat

bakhil , yang dibenci oleh Islam.

6. Takabur, puncak berlakunya sifat takabur adalah dari banyak sebab

yang boleh menyebabkan seseorang itu takabur atau sombong diri

seperti nasab keturunan, kuasa pemerintahan, kekayaan, kelebihan

(46)

7. Riya, orang yang riya pula ditakrifkan sebagai sifat untuk menarik

pandangan orang dengan menampakkan berbagai amalan yang baik

dilakukan semata-mata menginginkan pujian, pangkat atau

kedudukan.

8. Ujub ialah sama dengan takbur dan riya. Ujud berarti merasa bangga

dengan keistimewaan dan kelebihan diri sendiri. Ini juga berkait rapat

dengan kelebihan dari segi kecantikan, kepandaian, kekayaan dan

lain-lain.

9. Kasih akan dunia ialah orang yang mempunyai hati yang sentiasa

berpaut kepada kehidupan dan kesenangan dunia akan menyebabkan

seseorang itu takut akan mati.

10.Sombong, malas, hidup kotor, berkata kasar, berkhianat, iri, dengki,

membangkang, munafik, hasud, kikir, serakah, pesimis, putus asa,

syirik, pendendam, perbuatan dosa besar.

D. Tinjauan Tentang Komik

1. Pengertian Komik

Pengertian Komik atau comic sebutan Internasional untuk cerita yang

dituturkan lewat gambar diatas kertas, namun beberapa Negara juga punya

sebutan sendiri-sendiri, misalnya Jepang dengan manga, Cina dengan

(47)

Concept Magazine edisi 04 vol 20).22 Komik adalah suatu bentuk seni yang

menggunakan gambar-gambar tidak bergerak yang disusun sedemikian rupa

sehingga membentuk jalinan cerita. Biasanya, komik dicetak dan diterbitkan

di atas kertas dan dilengkapi dengan teks. Komik dapat diterbitkan dalam

berbagai bentuk, mulai dari strip dalam koran, dimuat dalam majalah, hingga

berbentuk buku tersendiri.

Maestro komik Will Eisner pada tahun 1986, membuat buku yang

berjudul Comics and Sequential Art. Di buku ini Eisner mendefinisikan komik

sebagai sequential art, yaitu: “Susunan gambar dan kata-kata untuk

menceritakan sesuatu atau mendramatisasi suatu ide”. Dalam pertengahan

antara penerbitan buku Will Eisner tersebut, buku Understanding Comics

(1993) yang dibuat oleh Scott McCloud muncul. Scott McCloud

mendefinisikan seni sequential dan komik adalah gambar-gambar dan

lambang-lambang lain yang terjukstaposisi (berdekatan, bersebelahan) dalam

urutan tertentu yang bertujuan untuk memberikan informasi atau untuk

mencapai tanggapan estetis dari para pembaca (McCloud, 2002:20). 23

Sementara menurut R.A. Kosasih, Bapak Komik Indonesia, komik adalah

media atau alat untuk bercerita. Bila komik didefinisikan sebagai rangkaian

gambar yang berurutan, berarti komik telah menjadi bagian dari budaya

22

Pengertian Komik: http://www.e-jurnal.com/2013/04/pengertian-komik.html, diakses pada hari Selasa, 21 Januari 2014, Pukul 09.54 WIB.

23

[image:47.612.105.530.205.575.2]
(48)

manusia di seluruh dunia sejak zaman dahulu, bahkan sebelum manusia

mengenal tulisan.24

Komik pada mulanya berkaitan dengan segala sesuatu yang lucu.

Kelucuan itu dapat dilihat dari segi gambarnya yang sering tidak proporsional,

namun mengena. Namun karena kelucuan itu, komik menjadi digemari oleh

anak-anak (dan dewasa) di berbagai pelosok dunia. Komik biasanya

menggambarkan pertualangan satu karakter atau lebih dalam rangkaian waktu

yang terbatas. Dialog direpresentasikan oleh kata-kata yang dilingkari didalam

balon, yang dikeluarkan dari mulut atau kepala karakter yang berbicara.25

Hakikat komik adalah perpaduan antara gambar dan bahasa, teks

visual dan teks verbal, pembicaraan struktur komik juga tidak dapat

dilepaskan dari dua unsur yang secara langsung mendukungnya itu. Kedua

aspek komik itu bersifat saling mengisi, menguatkan, dan menjelaskan.

Adegan-adegan tertentu membutuhkan teks verbal untuk menegaskan apa

yang terjadi. Berdasarkan teks verbal itu pembaca mengetahui dialog, isi

dialog, atau isi pikiran tokoh. Di pihak lain, lewat panel-panel gambar ada

banyak deskripsi verbal yang dapat dihindari atau dihemat. Berdasarkan teks

visual dan verbal itu pula kita dapat menafsirkan karakter tokoh dan

perkembangan alur cerita.

24

Sejarah Komik Dunia: http://6110111035-ernasusilawati.blogspot.com/2012/11/sejarah-komik-dunia.html, diakses pada hari Selasa, 21 Januari 2014, Pukul 10.02 WIB.

25

(49)

Komik adalah narasi yang dikisahkan menggunakan sederetan gambar

yang disusun dalam bentuk garis horizontal, pita, atau empat persegi panjang,

yang disebut sebagai „panel’, dan dibaca seperti teks lisan dari kiri ke kanan.26

Jadi, dapat disimpulkan komik adalah sebuah media komunikasi yang

menyampaikan cerita dengan visualisasi atau ilustrasi gambar, dengan kata

lain komik adalah cerita bergambar, dimana gambar berfungsi untuk

mendeskripsikan cerita agar si pembaca mudah memahami cerita yang

disampaikan oleh si pengarang, dan juga menggunakan teks verbal untuk

melengkapinya.

2. Sejarah Komik Islam

Sejarah mencatat bahwa sejak pertengahan dekade 1950-an sampai

awal dekade 1980-an, komik Indonesia pernah berjaya dan senantiasa menjadi

konsumsi lazim generasi muda. Saat itu berbagai genre komik digemari dan

memiliki pasar yang menjanjikan. Katakanlah tema cerita rakyat, wayang,

roman, silat, komedi, horror atau misteri, superhero atau fantasi,

kepahlawanan, termasuk agama.

Indonesia sebagai negara yang berpenduduk mayoritas Muslim, juga

memiliki banyak sekali komik-komik bertema Islam. Walaupun secara umum

media komik merupakan sarana hiburan, namun tak jarang kita

menemukannya juga sebagai sarana pendidikan. Khusus pada masa keemasan

26

(50)

itu, komik-komik bertema Islam pada umumnya berkisar diantara tema

kepahlawanan atau pejuang nasional, syiar agama, dan petualangan, yang

kerap menyampaikan pesan moral. Bagi sebagian pihak, memvisualisasikan

wujud manusia dan makhluk hidup lainnya dalam bentuk gambar tidak

diperkenankan oleh agama. Visualisasi makhluk hidup dikhawatirkan akan

mengkultuskan seorang tokoh dan mengurangi kadar keimanan kepada Allah

SWT. Dalam banyak hal kekhawatiran ini memiliki latar belakang alasan

yang kuat, terutama banyaknya catatan sejarah perihal visualisasi tersebut.

Sebagian kalangan melihat visualisasi dari sisi positif dan

mengaplikasikannya untuk tujuan pendidikan. Visualisasi materi pendidikan

adalah salah satu metode yang efektif dalam menyampaikan pesan kepada

pembaca (dalam hal ini anak dan remaja). Komik sebagai media budaya pop

merupakan salah satu format yang tepat sebagai suplemen pendidikan.

Analogi yang sama juga digunakan oleh para Wali dalam menyebarkan agama

Islam di Indonesia dengan menggunakan media wayang kulit atau wayang

golek. Berangkat dari sinilah banyak kita jumpai komik Indonesia bertemakan

pendidikan Islam.

Untuk menyegarkan ingatan, mungkin teringat tokoh-tokoh pahlawan

nasional yang biografi atau perjuangannya divisualisasikan kedalam media

komik. Mungkin pula teringat saat menunaikan ibadah sholat Jumát, berbagai

(51)

dan neraka, riwayat para Nabi, kisah-kisah masyarakat di zaman para Nabi,

dan lainnya. Mungkin juga teringat sebagian kisah dari komik Jaka Sembung

(karya Djair Warni) dan Gina (karya Gerdi WK), yang kerap menyisipkan

pesan-pesan moral dan dakwah.

Seiring dengan melesunya industri komik nasional dipertengahan

dekade 1980-an, komik pendidikan Islam juga mulai hilang dari peredaran.

Khusus dalam komik bertema ke-Islam-an, kedatangan komik-komik asing

membawa kerugian. Tidak banyak (atau bahkan nyaris tidak ada) komik

impor atau komik terjemahan yang bertemakan ke-Islam-an. Putra-putri kita

tak lagi dapat menikmati komik-komik ke-Islam-an, sebagai pengetahuan

tambahan atau alternatif.

Beruntung sebagian generasi muda menyadari hal ini, dan hal ini juga

yang dilakukan oleh seorang Ary Ginanjar Agustian dan Nawa Nursari.

Secara perlahan, usaha untuk membangkitkan komik nasional bertemakan

ke-Islam-an mulai nampak diawal dekade 1990-an. Beberapa penerbit buku-buku

Islam seperti Aku Anak Saleh, As-Syaamil, MQ dan DAR Mizan mulai

menjajaki peluang komik Islam. Usaha keras ini mulai membuahkan hasil

yang memukau diawal tahun 2000-an. Diberbagai toko buku besar, pameran

buku nasional, bazar buku dilingkungan sekolah, dan sebagainya kerap

(52)

Respon pasar yang sangat baik memberi hasil positif berupa semakin

giatnya para penerbit tersebut merekrut para komikus muda untuk

mempublikasikan karyanya. Sebagian memvisualisasi kisah para Nabi (serta

para sahabat), dan sebagian besar lainnya membuat kisah fiksi dengan tema

Islami. Bahkan ada komik panduan ibadah haji yang sangat informatif. Kini

kita temukan juga beberapa penerbit umum merilis satu-dua judul komik

bertema ke-Islam-an.

Salah satu buku komik bertema Islam terbaik yang bisa dijumpai

adalah Komik Nabi Muhammad SAW karya Nur Wahidin (DAR Mizan,

1997) sepanjang 12 buku dengan total 1.825 halaman. Rangkaian kisah

dimulai sejak leluhur Rasulullah, masa kanak-kanak, remaja, dewasa,

turunnya wahyu Illahi, penyebaran agama Islam, perjuangan, hingga wafatnya

Rasulallah. Setiap lembar komik secara cermat menggambarkan kisah dan

disampaikan dengan bahasa yang sederhana, mudah dimengerti dan memiliki

makna dalam. Berbagai kutipan kitab suci juga ditemukan, termasuk

suplemen berisi penjelasan berbagai peristiwa (contohnya malam Isra Mi’raj)

yang tidak divisualisasikan. Nampak jelas bahwa penulis secara

bersungguh-sungguh dan berhati-hati menyajikan seri komik ini, termasuk saat-saat

penting pasca wafatnya Nabi Muhammad SAW. Seri komik ini sudah dicetak

(53)

Dalam 3 (tiga) tahun terakhir, tidak banyak ditemukan artikel, liputan,

wawancara, diskusi, resensi, atau kajian ringan diberbagai media seputar

dunia komik Islami. Ini bisa dimaklumi mengingat komik secara umumpun

belum mendapat perhatian khusus, sebagaimana media bacaan pop lainnya

seperti novel. Wacana sangatlah perlu sebagai sarana bertukar pikiran dan

pendapat, yang bertujuan untuk meningkatkan mutu komik Islami. Pembaca

membutuhkan media alternatif untuk lebih memahami ajaran agama, dan

komik adalah salah satu media bacaan paling populer di masyarakat.27

Tetapi seiring perkembangan zaman, dan seiring majunya tingkat

teknologi sekarang ini membuat para komikus dan penuls-penulis karya sastra

banyak mengeluarkan karya-karyanya yang sangat menarik dan berbagai

macam jenis temanya. Baik sosial, hiburan, bahkan Islami. Seperti hasil karya

dari Ary Ginanjar Agustian dan Nawa Nursari dimulai dari sebuah metode

training mengenai emotional spiritual quotient for kids, sejak tahun 2007

mereka mengkombinasikan kecerdasan emosional dan spiritual dan dikemas

dengan bentuk yang semenarik mungkin, bahkan menjadi sebuah media

pembelajaran bagi anak-anak penerus bangsa dalam bentuk media komunikasi

yaitu komik.

27

(54)

3. Elemen dalam Komik

Dalam pembuatan komik, memiliki beberapa elemen. Tidak hanya

berupa cerita bergambar, tetapi dalam komik memiliki beberapa elemen, yaitu

sebagai berikut:

a. Panel

Panel adalah kotak yang berisi ilustrasi dan teks yang nantinya

membentuk sebuah alur cerita. Panel bisa dikatakan sebagai frame atau

representasi dari kejadian-kejadian utama dari cerita yang terdapat dalam

komik tersebut. Menurut McCloud panel berfungsi sebagai petunjuk umum

untuk waktu atau ruang yang terpisah.28 Rentang waktu dan dimensi ruang

dalam komik lebih dijelaskan oleh isi dari panel tersebut, jadi bukan panel itu

sendiri.

Panel memiliki bentuk yang bermacam-macam. Istilah dalam

bentuk-bentuk panel disebut sebagai panel frame (Panels Frames). Panel frame tidak

hanya selalu kotak-kotak konvensional dengan garis yang tegas, tetapi juga

bisa dalam bentuk bulat atau bahkan panel tersebut dijadikan sebagai

background dalam halaman komik, itu semua tergantung kepada kreatifitas

para komikus. Adapun urutan membaca panel adalah dari kiri ke kanan, atas

28

(55)

ke bawah. Urutan pembacaan ini karena pembaca sudah terbiasa membaca

dari arah tersebut, searah jarum jam yaitu dari kiri ke kanan.29

b. Sudut Pandang dan Ukuran Gambar dalam panel

a) Sudut Pandang

Beberapa aspek filmis yang dipakai dalam komik di antaranya

adalah sudut pandang atau jika dalam bahasa film disebut sebagai camera

angle. Karena itu komik dikatakan sebagai citra visual yang filmis, hal ini

karena rangkaian gambar yang tercipta memakai pola yang dipakai dalam

film. Artinya logika gerak-gerik kamera film bisa diterapkan dalam

visualisasi komik. Terdapat lima macam sudut pandang dalam komik

yaitu:

1. Bird Eye View

Bird Eye View adalah pengambilan gambar dalam posisi jauh di atas

ketinggian obyek gambar, sehingga lingkungan yang luas bisa

tertangkap dalam gambar.

2. High Angle

Sudut

Gambar

gambar yang terdapat suatu paket lambang-lambang pesan atau teks, dengan kata
Gambar 2.1 Semiotika Peircean
Tabel 2.1 (Semiotika Peircean)
gambar yang berurutan, berarti komik telah menjadi bagian dari budaya
+7

Referensi

Dokumen terkait

Persepsi Ibu Rumah Tangga tentang Perempuan Korban Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT) pada Acara Talkshow Curahan Hati Perempuan Di.. Trans TV (Studi Di kelurahan Rajabasa

ÜßÚÌßÎ ×Í× òòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòò ª···.

Schrabacq (1996) mengemukakan bahwa persepsi seseorang akan adanya dukungan sosial bagi dirinya dapat meningkatkan perasaan kontrol diri, kemananan, dan kesesuaian. Perasaan ini

dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut

Sampel penelitian ini adalah konselor selaku Pendamping dan tim di Lembaga Advokasi Perempuan Damar Bandar Lampung, serta korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang

perkara yang dicabut dapat dilakukan di karenakan beberapa hal, bisa saja jaksa penuntut umum selalu menunda-nunda tuntutannya, atau jaksa tidak dapat menghadirkan

Schrabacq (1996) mengemukakan bahwa persepsi seseorang akan adanya dukungan sosial bagi dirinya dapat meningkatkan perasaan kontrol diri, kemananan, dan kesesuaian. Perasaan ini

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL Skripsi, 21 Desember 2021 ANISA MAULI DINA PELAKSANAAN PENDAMPINGAN BIOPSIKOSOSIAL SPIRITUAL TERHADAP