SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Komunikasi Islam
(S.Kom.I)
Oleh :
Alvionita Jayussarah NIM. 1110051000048
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH
i
Pemenang
Pada umumnya dalam penyampaian pesan dakwah yang salah satunya adalah pesan akhlak ini menggunakan media elektronik seperti televisi, maupun radio. Seiring berkembangnya zaman, media yang digunakan bisa melalui media cetak, berbentuk buku, majalah, atau tabloid. Begitu juga dengan komik, yang menjadi sarana bagi para komikus untuk menuangkan ide kreatifnya tanpa batas. Keberadaan komik juga disukai tanpa batasan usia, dari anak-anak, remaja, sampai dewasa. Dengan media komiklah bisa menjadi inovasi baru dalam menyampaikan pesan-pesan dakwah termasuk pesan akhlak.
Komik ESQ For Kids Akulah Sang Pemenang, adalah inovasi terbaru
dalam sebuah metode ESQ Way 165. Komik ini dituliskan berdasarkan gabungan dari rukun Islam, rukun Iman, dan juga Ihsan. Dimana dalam penyampaian pesan-pesannya terkandung banyak sekali pesan akhlak yang memang ditujukan untuk kalangan anak-anak. Cerita yang dituangkan adalah contoh dari kehidupan sehari-hari, yaitu seorang manusia yang terus melakukan pembersihan hati dan pikirannya dari belenggu-belenggu hati dan pikiran yang terus mengganggu untuk
mencapai fitrah atau got spot. Kemudian muncul pertanyaan, representamen apa
saja yang terdapat dalam komik ESQ For Kids Akulah Sang Pemenang? Apa saja
object yang terdapat dalam komik ESQ For Kids Akulah Sang Pemenang?
Kemudian interpretant apa saja yang terdapat dalam komik ESQ For Kids Akulah
Sang Pemenang?
Melihat konteks penelitian ini, tinjauan teoritis yang digunakan adalah teori semiotika menurut Charles Sanders Peirce yaitu dengan melihat tanda
representamen (ikon, indeks, simbol), object, dan interpretant. Ikon adalah tanda
yang mengandung kemiripan “rupa” (resemblance) sebagaimana dapat dikenali
oleh para pemakainya. Indeks adalah tanda dirancang untuk mengindikasikan sumber acuan atau saling menghubungkan sumber acuan, sedangkan simbol adalah tanda dirancang untuk menyandikan sumber acuan melalui kesepakatan atau persetujuan.
Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis semiotik yang bersifat kualitatif model deskriptif. Data yang didapatkan dalam
penelitian ini bersumber dari komik ESQ For Kids Akulah Sang Pemenang,
digabungkan dengan buku-buku teoritis yang membahas mengenai komik dan pesan akhlak, wawancara, dan juga dokumentasi.
Kesimpulannya adalah dalam komik ESQ ini terdapat 5 (lima) bagian yang menjelaskan tentang sifat optimis, sholat, berpuasa, berzakat, dan ibadah haji. Kelima bagian tersebut mengandung pesan-pesan akhlak yang bisa dicontoh untuk para anak-anak agar tertanam didiri mereka sifat-sifat atau akhlak yang mulia. Serta bisa lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT sejak dini agar terjauh dari belenggu-belenggu hati dan pikiran yang menjerumuskan kedalam hal yang negatif.
ii
Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillahirrabbil’alamin, segala puji bagi Allah SWT Dzat Maha
Sempurna yang senantiasa menyempurnakan kenikmatan kepada hamba-Nya,
dengan segala karunia-Nya penulis akhirnya mampu menyelesaikan penelitian ini.
Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada nabi besar kita Nabi
Muhammad SAW beserta para sahabat dan keluarganya.
Penulis menyadari bahwa tidak akan mampu menyelesaikan skripsi ini
tanpa bantuan dari pihak lain. Semua karena bimbingan, nasihat dan motivasi dari
semua pihak yang diberikan kepada penulis.
Skripsi ini merupakan tugas akhir yang disusun untuk melengkapi salah
satu syarat yang telah ditentukan dalam menempuh program studi Strata Satu (S1)
pada jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Selanjutnya, pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, Bapak Dr. H. Arief Subhan, MA. Bapak Suparto Ph.D, M.Ed selaku
Wakil Dekan Bidang Akademik. Bapak Drs. Jumroni, M.Si selaku Wakil
Dekan Bidang Administrasi Umum. Bapak Dr. Sunandar Ibnu Noer, M.Ag
iii
Ibu Hj. Umi Musyarofah, MA yang membantu penulis dalam menjalankan
proses birokrasi yang ada, serta Bapak Fatoni yang telah banyak membantu
penulis dalam hal birokrasi untuk menempuh ujian skripsi ini.
3. Bapak Dr. Sunandar Ibnu Noer M.Ag, selaku dosen pembimbing skripsi yang
telah banyak meluangkan waktu, membimbing penulis dalam membuat skripsi
yang baik dan benar.
4. Bapak Drs. Hamdani, MA selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah
memberikan arahan kepada penulis terima kasih.
5. Seluruh Dosen dan Staff Tata Usaha Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, atas segala pengetahuan dan
pengalaman berharga sehingga penulis bisa menyelesaikan studi di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
6. Seluruh staff Perpustakaan Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi dan
Perpusatakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu
penulis dalam mencari bahan referensi penelitian ini.
7. Kedua orang tua saya, Bapak Sofian Hurry dan Ibu Yussaryanah, yang tidak
pernah lelah dan penuh kesabaran dalam mendidik anak-anaknya, terimakasih
untuk kasih sayang, do’a, serta nasihat-nasihatnya,. Adik saya Salwa Zaffira
iv
9. Kakak senior KPI Novita Intan Sari S.Kom.I (Ka Sobok), terimakasih buat
bantuan bahan referensi, dan masukan-masukan untuk menyelesaikan skripsi
ini.
10.R. Catur Satrio Utomo, terimakasih atas kesabaran, pengertian, waktu, dan
semua motivasi dalam membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.
11.Bapak Ir. R. Rudy Suryowidodo dan Ibu Ningrum, terimakasih untuk do’a,
motivasi dan keceriaan yang diberikan kepada penulis.
12.Sahabat-sahabat setia Endah, Eva, Manda, Iyos, Rika, Thank You guys! Buat
keceriaan selama 4 (empat) tahun ini.
13.Teman-teman dari KKN ULTRA 2013, terimakasih buat kekompakan dan
keseruannya selama satu bulan penuh.
14.Teman-teman KPI B angkatan 2010 yang telah banyak memberikan kenangan
selama masa kuliah.
15.Teman-teman dari LSO VOC, dan LSO SKETSA buat
pengalaman-pengalaman berharganya selama bergabung dengan kalian. Thank You!
16.Seluruh teman-teman KPI angkatan 2010, atas do’a dan semangatnya.
v
membantu baik secara langsung ataupun tidak langsung, terimakasih. Semoga
Allah SWT bisa membalas kebaikan jasa kalian semua. Penulis memohon maaf
apabila tanpa sengaja melakukan kesalahan dalam penulisan skripsi ini. Semoga
skripsi ini bisa bermanfaat bagi para pembaca. Amiiin Yaa Robbal Aalamiin.
Wassalam
Jakarta, 11 April 2014
vi
KATA PENGANTAR………...………ii
DAFTAR ISI………...vi
DAFTAR GAMBAR………...………...ix
DAFTAR TABEL………..……….………...x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……….1
B. Batasan dan Rumusan Masalah………..6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian………...6
D. Tinjauan Pustaka……….7
E. Metodologi Penelitian……….9
F. Sistematika Penulisan……….13
BAB II LANDASAN TEORI A. Semiotika…...……….15
1. Pengertian Semiotika …….………..………..15
2. Semiotika Charles Sanders Peirce ………...………..17
vii
B. Pesan Akhlak ……….23
C. Tinjauan Tentang Akhlak ……….……….25
1. Pengertian Akhlak ………. 25
2. Akhlak Mahmudah dan Akhlak Madzmumah……….……….………..27
D. Tinjauan Tentang Komik……….………. 33
1. Pengertian Komik ………..………33
2. Sejarah Komik Islam ………..………...36
3. Elemen Dalam Komik ………..……….41
4. Bentuk dan Jenis Cerita Komik…………..………... 48
5. Komikus, Kartunis, dan Karikaturis………..……… 53
BAB III PROFIL PENULIS KOMIK A. Komik ESQ For Kids Akulah Sang Pemenang……...……….... 54
B. Profil Tokoh Komik………. 57
C. Profil Pengarang Komik………....69
1. Profil Ary Ginanjar Agustian……….………69
2. Profil Nawa Nursari………..……….72
3. Sekilas Tentang Bambang Oeban………..73
D. Penghargaan dan Jabatan Ary Ginanjar Agustian………75
viii
Pemenang………...79
B. Analisis Semiotika Tokoh Komik ESQ For Kids Akulah Sang
Pemenang……….144
1. Tokoh Protagonis……...………...146
2. Tokoh Antagonis………...………149
C. Interpretasi Penulis Terhadap Komik ESQ For Kids Akulah Sang
Pemenang yang Mengandung Pesan Akhlak.………..152
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan………..………156
B. Saran………..………...158
DAFTAR PUSTAKA……….………159
ix
Gambar 2.1 Semiotika Peircean……….18
Gambar 3.1 Tokoh Komik Eqi………..……….59
Gambar 3.2 Tokoh Komik Esqi……….60
Gambar 3.3 Tokoh Komik Zero……….61
Gambar 3.4 Tokoh Komik Blenggo………...63
Gambar 3.5 Tokoh Komik Ayah...……….64
Gambar 3.6 Tokoh Komik Ibu……….………..65
Gambar 3.7 Tokoh Komik Erik……….……….66
Gambar 3.8 Tokoh Komik Ipung.………..66
Gambar 3.9 Tokoh Komik Zimpi..………....……….67
Gambar 4.1 Zero Memberikan Semangat…...……….81
Gambar 4.2 Semangatnya Anak-anak untuk Mencapai Keinginannya……….85
Gambar 4.3 Erik Merayu Eqi untuk Membolos Sekolah…….……….……….91
Gambar 4.4 Blenggo Berhasil Menghasut Eqi………..……….97
Gambar 4.5 Mr. Zero Mengingatkan Eqi Waktu Shalat…….….……….101
Gambar 4.6 Ayah Menceritakan Saat Thawafdi Tanah Suci.…….………….105
Gambar 4.7 Esqi Menjelaskan Gerakan Shalat…….……...……….…110
Gambar 4.8 Blenggo Menghasut Eqi Batal Puasa Melalui Ipung..…….…….114
Gambar 4.9 Zero Menjelaskan Makna Berpuasa Kepada Eqi….……….119
Gambar 4.10 Keikhlasan Esqi Memunguti Sampah……….………124
Gambar 4.11 Kebersihan adalah Sifat dari Allah SWT………130
Gambar 4.12 Tata Cara Ibadah Haji……….………134
x
Tabel 1.1 Semiotika Peircean……….12
Tabel 2.1 Semiotika Peircean……….19
Tabel 4.1 Zero Memberikan Semangat……….……….83
Tabel 4.2 Semangatnya Anak-anak untuk Mencapai Keinginannya………….88
Tabel 4.3 Erik Merayu Eqi untuk Membolos Sekolah…….……….93
Tabel 4.4 Blenggo Berhasil Menghasut Eqi….……….95
Tabel 4.5 Mr. Zero yang Mengingatkan Eqi Waktu Shalat…..……….99
Tabel 4.6 Ayah Menceritakan Thawafdi Tanah Suci………..……….108
Tabel 4.7 Esqi Menjelaskan Gerakan Shalat……….112
Tabel 4.8 Blenggo Menghasut Eqi Batal Puasa Melalui Ipung……….117
Tabel 4.9 Zero Menjelaskan Makna Berpuasa Kepada Eqi.….……….121
Tabel 4.10 Keikhlasan Esqi Memunguti Sampah…..………127
Tabel 4.11 Kebersihan adalah Sifat dari Allah SWT….………132
Tabel 4.12 Tata Cara Ibadah Haji………..………137
1 A. Latar Belakang Masalah
Seiring perkembangan zaman, media komunikasi dalam penyampaian
pesan-pesan dakwah salah satunya adalah pesan akhlak juga semakin
berkembang. Apalagi dengan hadirnya beragam media komunikasi baik visual
ataupun audio visual yang telah menjadi suatu kebutuhan mendasar bagi
manusia. Selain itu, masyarakat bisa memanfaatkan secara optimal media
komunikasi untuk menjadi salah satu sarana penyampaian pesan akhlak.
Akhlak adalah ilmu yang menerangkan tentang perilaku atau perbuatan
manusia. Akhlak itu sangat penting bagi manusia. Sifat seseorang dapat dilihat
dari akhlaknya. Kemuliaan akhlak sangat dibutuhkan dalam kehidupan
manusia yang penuh dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Akhlak terbagi menjadi dua yaitu, akhlak mahmudah dan akhlak madzmumah,
atau akhlak yang baik dan akhlak yang buruk.
Dalam penyampaikan pesan akhlak banyak metode dan media
komunikasi yang bisa digunakan. Media cetak atau media visual yang dalam
penggunaannya menggunakan alat indera penglihatan untuk menangkap isi
pesannya, diantaranya adalah koran, majalah, buku, novel, maupun komik.
penyampaian pesan akhlak berpedoman dengan Al-Qur’an dan sirah
Rasulullah SAW.
Komik adalah narasi didunia modern, baik yang merefleksikan
kehidupan modern dan yang membantu mempengaruhinya. Bahkan sebelum
munculnya televisi, komik menentukan gaya berpakaian, gaya rambut,
makanan, perilaku, dan sikap-sikap lainnya. Komik telah mengispirasi
pertunjukkan, musik, balet, film, serial radio dan televisi, lagu-lagu populer,
buku, dan mainan. Bahasa dipenuhi dengan idiom dan kata yang diciptakan
oleh komik.1 Selain itu, komik juga memiliki kepentingan dalam
pengembangan budaya populer kontemporer.
Komik merupakan sebuah seni yang disampaikan melalui ilustrasi
gambar. Tujuan penggunaan gambar tersebut untuk mempermudah pembaca
memahami pesan yang disampaikan pengarang komik yang juga biasa disebut
komikus. Komik banyak digunakan dalam berbagai macam bentuk kebutuhan.
Komik bisa menjadi media hiburan, media propaganda, media dakwah
termasuk penyampaian pesan akhlak, dan juga alat bantu pendidikan atau
pengajaran.
Komik sebagai media komunikasi, memiliki kemampuan
menyesuaikan diri yang juga memiliki banyak fungsi, selain itu komik
memiliki penggemar dari berbagai kalangan, usia, dan juga gender. Komik
yang identik digemari oleh anak-anak juga digemari oleh remaja, bahkan
1
orang tua. Oleh karena itu, komunikasi melalui media gambar seperti komik
memiliki kekuatan sendiri dalam penggambaran suatu hal.
Selain itu komik saat ini sudah menjadi media komoditi dan lahan
profesi. Citra komik perlahan-lahan naik karena keunikannya dari hanya
sekedar media hiburan saja menuju kepada media yang dipakai sebagai
promosi, edukasi, bahkan lahan kerja yang subur. Hal ini tidak terlepas dari
fungsi komik yang mampu memberikan nuansa baru bagi komunikasi yang
bersifat global dalam ranah kehidupan modern.2
Komik banyak memiliki jenis dalam pembahasannya, ada jenis horor
(hantu), percintaan, humor, kehidupan sehari-hari, dan tentu saja karangan
fiksi yang dikarang oleh komikus. Berbagai macam jenisnya, komik juga
mengandung unsur-unsur pendidikan, hiburan, dan unsur Islamnya. Banyak
komik yang disukai anak-anak hanya untuk sebagai bahan bacaan hiburan
saja. Contohnya komik Doraemon, Shincan, Detektif Conan, Naruto, dan lain
sebagainya.
Kalau untuk orang dewasa, seorang Ary Ginanjar Agustian membuat
sebuah buku yang melahirkan sebuah training ESQ, sedangkan dalam
menerapkan training ESQ for kids yang biasanya diikuti oleh anak-anak
berusia 8-12 tahun, beliau menyajikan sebuah komik yang syarat mengandung
makna rukun Islam, rukun Iman dan Ihsan dalam menyajikannya. Training
ESQ for kids yang tertuang dalam bentuk komik dan mengikuti perkembangan
2
zaman budaya kontemporer, sangat tepat jika disajikan dalam bentuk komik,
karena anak-anak biasanya tidaklah mudah untuk memahami informasi atau
pesan hanya melalui teks berita. Melalui komik yang banyak didominasi oleh
gambar-gambar lucu, membuat anak-anak tertarik untuk membacanya.
Nawa Nursari menjadikan komik sebagai media hiburan dan media
bacaan yang menarik, sekaligus untuk para orang tua juga bisa dijadikan
media bacaan untuk pendidikan yang berakhlak bagi anak-anaknya, agar
memiliki dasar dari ajaran agama Islam dan memahami makna Islam dalam
kehidupan sehari-hari untuk menyongsong kehidupan yang akan datang.
Komik yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah Akulah Sang Pemenang.
Pembahasan komik ESQ For Kids Akulah Sang Pemenang yang
memang ditujukan untuk anak-anak ini, berbeda dengan komik biasanya untuk
anak-anak yang hanya berceritakan hal-hal menarik tanpa didasari pesan
akhlak dan juga gambar-gambar yang biasanya hanya sekedar menceritakan
kartun-kartun yang digemari. Komik ESQ For Kids Akulah Sang Pemenang
bisa menjadi alat bantu pengajaran, karena dalam komik tersebut berdasarkan
gabungan dari rukun Islam, rukun Iman, dan juga Ihsan yang dijelaskan
tentang berbuat kebaikan, disiplin melaksanakan shalat, puasa, zakat, ibadah
haji dan optimis untuk menjadi pemenang. Hal itulah yang membuat komik
Akulah Sang Pemenang menarik untuk di teliti.
Menjadikan media komik untuk menyampaikan pesan akhlak bahkan
bertele-tele, serta menggunakan bahasa yang baik, karena dalam penyampaian
pesan yang efektif dibutuhkan bahasa yang baik. Alex Sobur di dalam buku
”Semiotik Bahasa” menuliskan bahasa lebih dari sekedar alat
mengkomunikasikan realitas; bahasa merupakan alat untuk menyusun
realitas.3
Pesan yang disampaikan melalui media komunikasi seperti komik ini
dapat dijelaskan dengan sungguh-sungguh yang maksudnya adalah isi pesan
yang berbentuk gambar dapat menjelaskan keseluruhan cerita. Pesan yang
disajikan komik juga bisa berbentuk pesan akhlak, yang disajikan sedemikian
rupa agar menarik perhatian.
Pesan yang tersusun rapi dan tertib mampu menciptakan suasana yang
baik, membangkitkan minat, memperlihatkan pembagian pesan yang jelas,
sehingga memudahkan pengertian, mempertegas gagasan pokok, dan
menunjukkan pokok-pokok pikiran secara logis.4 Begitu juga dalam
penyampain pesan dalam komik Akulah Sang Pemenang, yang mengandung
pesan akhlak dalam kehidupan sehari-hari yang kurang kita perdalam lagi.
Berdasarkan pemaparan di atas, penulis tertarik untuk mengambil judul “ANALISIS SEMIOTIKA PESAN AKHLAK DALAM KOMIK ESQ
FOR KIDS AKULAH SANG PEMENANG”.
3
Alex Sobur, Semiotika Komunikasi (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), h. 273.
4
B. Batasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Untuk memperjelas dan memberi arahan yang tepat, maka penulis
membatasi masalah penelitian skripsi ini pada konteks pesan akhlak dalam
komik ESQ for kids Akulah Sang Pemenang.
2. Perumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah:
a. Representamen apa saja yang terdapat dalam komik ESQ for kids
Akulah Sang Pemenang?
b. Object apa saja yang terdapat dalam komik ESQ for kids Akulah Sang
Pemenang?
c. Interpretant apa saja yang terdapat dalam komik ESQ for kids Akulah
Sang Pemenang?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pemikiran dan permasalahan diatas, tujuan dari
penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui dan memahami Representamen dalam komik ESQ
for kids Akulah Sang Pemenang.
b. Untuk mengetahui dan memahami Object dalam komik ESQ for kids
c. Untuk mengetahui dan memahami Interpretan dalam komik ESQ
for kids Akulah Sang Pemenang.
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang
positif terhadap keilmuan dalam bidang dakwah melalui media cetak,
khususnya komik, karena sesungguhnya komik tidak hanya sekedar
menjadi media komunikasi hiburan saja, tetapi bisa menjadi media
pendidikan dan memberikan informasi yang dikemas secara menarik.
b. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan para
akademisi dakwah dalam mengemas dakwah melalui media cetak yaitu
komik. Selain itu, dapat menambah informasi bagi penelitian yang
sama dalam hal pembahasan analisis semiotika komik.
D. Tinjauan Pustaka
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan di perpustakaan Fakultas
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi maupun perpustakaan Utama UIN Syarif
hidayatullah Jakarta, sudah banyak pembahasan mengenai analisis semiotika.
Perbedaannya adalah pada media yang di analisis sedangkan metode yang
digunakan sama, diantara lain:
1. Analisis Semiotik Kritik Sosial Handphone dalam Komik Kartun Benny &
10701100323 mahasiswi Konsentrasi Jurnalistik Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Analisis Semiotik Komik Strip “KPK dalam Kepungan” pada Kaver
Koran Tempo Edisi No. 4008 Tahun XII, 27 September 2012, yang ditulis
oleh Bobby Alexander, NIM: 109051100042 mahasiswa Konsentrasi
Jurnalistik Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Analisis Semiotika Kepemimpinan dalam Komik Strip Si Bujang, yang
ditulis oleh Novita Intan Sari, NIM: 108051000015 mahasiswa Jurusan
Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Banyaknya skripsi yang membahas tentang analisis semiotika, tetapi
penulis tidak menemukan pembahasan mengenai Analisis Semiotika Pesan
Akhlak dalam Komik ESQ for kids Akulah Sang Pemenang, dapat
disimpulkan penulis adalah orang pertama yang mengangkat Komik ESQ for
kids Akulah Sang Pemenang sebagai subjek penelitian.
E. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode analisis semiotik, yang secara
sendiri adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda.5
Sedangkan pendekatan jenis kualitatif deskriptif bertujuan membuat
deskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat tentang fakta-fakta dan
sifat-sifat populasi atau objek tertentu.6 Analisis semiotik itu sebagai
upaya pengungkapan maksud tersembunyi dari subyek (penulis) yang
mengemukakan suatu pernyataan. Pengungkapan dilakukan dengan
penempatan diri pada posisi penulis dengan mengikuti struktur makna dari
sang penulis sehingga bentuk distribusi dan produksi ideologi yang
disamarkan dalam wacana dapat diketahui.
Penelitian ini juga menggunakan beberapa literatur dan studi
lapangan. Penggunaan sumber literatur yang memuat tentang komik, baik
berupa artikel, buku-buku, sumber-sumber yang tertulis lainnya. Analisis
semiotik yang penulis ambil adalah model analisis semotik dari Charles
Sanders Pierce, untuk melihat (representamen, object, dan interpretan).
2. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah Komik ESQ for kids Akulah
Sang Pemenang. Sedangkan objek dalam penelitian ini adalah pesan
akhlak yang di analisis dan diamati dengan makna denotasi, konotasi, dan
mitos yang terkandung dalam Komik ESQ for kids Akulah Sang
Pemenang.
5
Alex Sobur, Semiotika Komunikasi (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), h. 15.
6
3. Teknik Pengumpulan Data
Adapun tahapan-tahapan pengumpulan data dalam penelitian ini
adalah:
a. Observasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk
penghimpun data penelitian melalui pengamatan dan pengindraan.7
Dalam penelitian ini observasi dengan cara membaca dan mengamati
isi pesan dan makna yang terkandung dalam Komik ESQ for kids
Akulah Sang Pemenang.
b. Dokumentasi adalah dengan cara mencari data berupa buku-buku,
catatan arsip dan internet sesuai dengan apa yang bisa dijadikan
informasi tambahan bagi penelitian ini.
c. Wawancara adalah percakapan antara periset – seseorang yang
berharap mendapatkan informasi – dan informan – seseorang yang
diasumsikan mempunyai informasi penting tentang suatu obek
(Berger, 2000: 111). Wawancara merupakan metode pengumpulan
data yang digunakan untuk memeroleh informasi langsung dari
sumbernya.8 Proses wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah dengan cara bertatap muka langsung (face to face), dan juga
melalui chatting bersama penulis naskah komik ESQ for kids Akulah
Sang Pemenang yaitu Nawa Nursari.
7
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya (Jakarta: Kencana, 2010), Edisi 1, cet. Ke. 4, h. 115.
8
4. Teknik Analisis Data
Untuk mengetahui dan menganalisis makna pesan akhlak dalam
objek melalui simbol-simbol yang ada di dalamnya (komik), maka dalam
penelitian ini menggunakan teknik analisis data dengan metode analisis
semiotika. Semiotika berasal dari bahasa Yunani semion yang berarti
“tanda”. Tanda itu sendiri dapat diartikan sebagai sesuatu yang atas dasar
konvensi sosial yang terbangun sebelumnya, dapat dianggap mewakili
sesuatu yang lain. Charles Sanders Pierce mengartikan semiotika sebagai
makna tanda-tanda dalam gambar dapat dilihat dari jenis tanda yang
digolongkan dalam semiotic. Diantaranya: representamen (ikon, indeks,
dan simbol), objek, dan interpretan.9
Representamen (X)
Objek (Y) Interpretan (X=Y)
Gambar 1.1 Semiotika Peircean
Sumber: Marcel Danesi (2010)
9
Tabel 1.1 (Tabel Semiotika Peircean)
Sumber: Marcel Danesi (2010)
Jenis Tanda (Representamen)
Hubungan antara Tanda dan Sumber Acuannya
Contoh
Ikon Tanda dirancang untuk
merepresentasikan sumber acuan melalui simulasi atau persamaan (artinya, sumber
acuan dapat dilihat,
didengar, dan seterusnya, dalam ikon).
Segala macam
gambar (bagan,
diagram, dan lain-lain), photo, kata-kata onomatopoeia, dan seterusnya.
Indeks Tanda dirancang untuk
mengindikasikan sumber
acuan atau saling
menghubungkan sumber
acuan.
Jari yang menunjuk,
kata keterangan
seperti di sini, di
sana, kata ganti seperti aku, kau, ia,
dan seterusnya
Simbol Tanda diranang untuk
menyandikan sumber acuan melalui kesepakatan atau persetujuan.
Simbol sosial seperti
mawar, simbol
matematika, dan
seterusnya.
F. Sistematika Penulisan
Penulis menyusun sisitematika pembahasan yang terdiri dari lima bab,
untuk mempermudah penulisan skripsi ini, dengan susunan sebagai berikut:
BAB I: Merupakan bab yang membahas mengenai latar belakang
masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka, serta
BAB II: Menjelaskan mengenai landasan teori diantaranya: analisis
semiotika, pengertian semiotika, semiotika Charles Sanders
Pierce, pesan akhlak, tinjauan tentang akhlak, pesan dalam komik,
pengertian komik, sejarah komik Islam, elemen dalam komik,
bentuk dan jenis cerita komik, pengertian komikus, kartunis, dan
karikaturis.
BAB III: Membahas tentang subjek penelitian, berupa penjelasan mengenai
Komik ESQ for kids Akulah Sang Pemenang, profil tokoh komik,
profil dari pengarang komik yaitu Ary Ginanjar Agustian dan
Nawa Nursari, karya-karya Ary Ginanjar Agustian dan Nawa
Nursari.
BAB IV: Bab ini membahas tentang analisis penelitian yang mencakup
analisis semiotika panel komik, analisis semiotika tokoh komik,
dan interpretasi penulis terhadap komik ESQ For Kids Akulah
Sang Pemenang edisi ke-3 (tiga).
BAB V: Menjelaskan tentang kesimpulan dan saran-saran. Pada bagian
terakhir ini, peneliti akan membaginya pada kesimpulan dari
peneliti dan hasil penelitian serta saran-saran untuk berbagai
14 A. Semiotika
1. Pengertian Semiotika
Semiotika atau semiologi adalah ilmu tentang tanda-tanda. Studi tentang
tanda dan segala yang berhubungan dengannya, cara berfungsinya, hubungannya
dengan tanda-tanda lain, pengirimannya dan penerimaannya oleh mereka yang
menggunakannya. Menurut Preminger (2001), ilmu ini menganggap bahwa
fenomena sosial atau masyarakat dan kebudayaan itu merupakan tanda-tanda.1
Istilah dari kata semiotika di samping kata semiologi sampai saat ini
masih dipakai, meskipun yang lebih sering digunakan para ilmuan ataupun
peneliti adalah istilah semiotika. Selain dua kata tersebut yang sering digunakan,
dalam sejarah linguistik ada pula digunakan istilah lain seperti semasiology,
sememik, dan semik untuk merujuk pada bisang studi yang mempelajari makna
atau arti dari suatu tanda atau lambang.
Kata “semiotika” itu sendiri berasal dari bahasa Yunani, semeion yang
berarti “tanda” (Sudjiman dan van Zoest, 1996:vii), atau seme yang berarti
“penafsir tanda” (Cobley dan Jansz, 1999:4). Semiotika berakar dari studi klasik
1
dan skolastik atas seni logika, retorika, dan poetika (Kurniawan: 2001:49).2
Semiotika adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda.
Tanda-tanda adalah perangkat yang kita pakai dalam upaya berusaha mencari jalan di
dunia ini, di tengah-tengah manusia dan bersama-sama manusia. Semiotika, atau
dalam istilah Barthes, semiologi, pada dasarnya hendak mempelajari bagaimana
kemanusiaan (humanity) memaknai hal-hal (things). Memaknai (to sinify) dalam
hal ini tidak dapat dicampuradukkan dengan mengkomunikasikan (to
communicate). Memaknai berarti bahwa objek-objek tidak hanya membawa
informasi, dalam hal mana objek-objek itu hendak berkomunikasi, tetapi juga
mengkonstitusi sistem terstruktur dari tanda.3
Dalam definisi Saussure (Budiman, 1999:107), semiologi merupakan
“sebuah ilmu yang mengkaji kehidupan tanda-tanda di tengah masyarakat” dan,
dengan demikian menjadi bagian dari disiplin psikologi sosial. Sementara, istilah
semiotika atau semiotik, yang dimunculkan pada akhir abad ke-19 oleh filsuf
aliran pragmatik Amerika, Charles Sanders Peirce, merujuk kepada “doktrin
formal tentang tanda-tanda”. Semiotika adalah konsep tentang tanda: tak hanya
bahasa dan sistem komunikasi yang tersusun oleh tanda-tanda, melainkan dunia
itu sendiri pun – sejauh terkait dengan pikiran manusia – seluruhnya terdiri atas
2
Alex Sobur, Semiotika Komunikasi (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), h. 16.
3
tanda-tanda karena, jika tidak begitu, manusia tidak akan bisa menjalin
hubungannya dengan realitas.4
Jadi, sesungguhnya kedua istilah dari semiotika atau semiologi ini
mengandung pengertian yang persis sama, membahas cara atau metode
[image:30.612.102.531.200.554.2]menganalisis dan memberikan makna-makna terhadap lambang-lambang, tanda
gambar yang terdapat suatu paket lambang-lambang pesan atau teks, dengan kata
lain mengkaji relasi tanda yang satu dengan tanda-tanda yang lain, dengan
objek-objeknya, dan dengan para penggunanya (Interpreter).
2. Semiotika Charles Sanders Pierce
Charles Sanders Peirce, adalah salah seorang fisuf Amerika yang paling
orisinal dan multidimensional. Beliau terkenal karena teori tandanya,
sebagaimana dipaparkan Lechte (2001:227), seringkali mengulang-ulang bahwa
secara umum tanda adalah yang mewakili sesuatu bagi seseorang. Berdasarkan
objeknya, Peirce membagi tanda atas icon (ikon), index (indeks), dan symbol
(simbol).5 Pembagian atas tiga tanda tersebut masuk kedalam repsesentamen
dimana sesuatu yang bagi seseorang mewakili sesuatu yang lain dalam beberapa
hal atau kapasitas. Sesuatu yang lain itu dinamakan sebagai interpretant dari
tanda yang pertama pada gilirannya mengacu kepada object. Jelaslah bahwa,
4
Alex Sobur, Semiotika Komunikasi (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), h. 12-13.
5
sebuah tanda atau representamen memiliki relasi triadik langsung dengan
interpretant dan objeknya.6
Interpretant
[image:31.612.100.529.176.609.2]Representamen Object Gambar 2.1 Semiotika Peircean
Sumber: Marcel Danesi (2010)
Skema di atas ini menghasilkan rangkaian hubungan yang
tak-berkesudahan, maka gilirannya sebuah interpretan akan menjadi
representamen, menjadi interpretan kembali, menjadi representamen kembali
dan seterusnya. Gerakan yang tak berujung-pangkal ini sebagai proses
semiosis tanpa batas. Dalam teorinya, Peirce lazimnya menggunakan
tanda-tanda dalam gambar dapat dilihat dari jenis tanda-tanda yang digolongkan dalam
semiotika, di antaranya: Ikon, Indeks, dan Simbol.
6
Tabel 2.1 (Semiotika Peircean)
Sumber: Marcel Danesi (2012)
Jenis Tanda (Representamen)
Hubungan antar Tanda dan Sumber Acuannya
Contoh
Ikon Tanda dirancang untuk
merepresentasikan sumber acuan melalui simulasi atau persamaan (artinya, sumber acuan dapat dilihat, didengar, dan seterusnya, dalam ikon).
Segala macam gambar (bagian, diagram, dan lain-lain), photo, kata-kata onomatopoeia, dan seterusnya.
Indeks Tanda dirancang untuk
mengindikasikan sumber acuan atau saling menghubungkan sumber acuan.
Jari yang menunjuk, kata keterangan seperti, di sini, sana,
kata ganti seperti aku, kau, ia, dan
seterusnya.
Simbol Tanda dirancang untuk
menyandikan sumber acuan
melalui kesepakatan atau
persetujuan.
Simbol sosial seperti mawar, simbol matematika, dan seterusnya.
a. Ikon
Ikon adalah tanda yang hubungan antara penanda dan petandanya
bersifat bersamaan bentuk alamiah. Dengan kata lain, ikon adalah
hubungan antara tanda dan objek atau acuan yang bersifat kemiripan. Ikon
[image:32.612.102.537.155.576.2]potret seseorang adalah ikon visual yang menunjukkan wajah orang yang
sebenarnya dari perspektif seorang seniman.7
Ikonisitas juga jelas tampak pada tahap perkembangan masa
kanak-kanan. Literatur ilmiah yang relevan sangat menekankan fakta
bahwa semua anak melalui tahap awal gestikulasi dan imitasi bunyi vocal
sebelum mereka dapat menggunakan bahasa secara penuh. Selain itu
ikonisitas juga muncul dalam kecenderungan anak-anak membuat
corat-coret dan gambar elemental pada saat yang bersamaan dengan pengucapan
kata-kata pertama mereka.8. Ternyata ikonisitas tidak hanya muncul di
dalam dunia orang dewasa saja untuk menggambarkan berbagai macam
tanda kedalam persepsi manusia.
b. Indeks
Indeks adalah tanda yang menunjukkan adanya hubungan alamiah
antara tanda dan petanda yang bersifat kausal atau hubungan sebab akibat,
atau tanda yang langsung mengacu pada kenyataan. Dengan kata lain
indeks adalah ikon yang menggantikan atau menunjuk ke sesuatu dalam
hubungannya dengan sesuatu yang lain. Indeks hanya
mengidentifikasikannya atau menunjukkan dimana mereka berada.9
7
Marcel Danesi, Pengantar Memahami Semiotika Media (Yogyakarta: Jalasutra, 2010), h. 47-48.
8
Marcel Danesi, Pesan, Tanda, dan Makna: Buku Teks Dasar Mengenai Semiotika dan Teori Komunikasi (Yogyakarta: Jalasutra, 2012), h. 35-36.
9
Indeksikalitas terwujud dalam segala macam perilaku
representatif. Manifestasinya yang paling khas dapat dilihat pada jari
yang menunjuk, yang oleh orang diseluruh dunia digunakan secara
naluriah untuk menunjukkan dan mencari sesuatu, orang, dan
peristiwa di dunia. Banyak kata telah dirancang pula sebagai indeks –
misalnya, di sini, di sana, atas, bawah, memungkinkan penutur bahasa
inggris untuk mengacu pada lokasi relatif sebuah benda saat
membicarakan benda itu. Ada tiga jenis dasar indeks, di antaranya:
1. Indeks ini mengacu pada lokasi spasial (ruang) sebuah benda,
makhluk dan peristiwa dalam hubungannya dengan penggunaan
tanda.
2. Indeks ini saling menghubungkan benda-benda dari segi waktu.
3. Indeks ini saling menghubungkan pihak-pihak yang ambil bagian
dalam sebuah situasi.
Indeks adalah tanda yang memiliki keterikatan fenomenal atau
eksistensial di antara representamen dan objeknya. Di dalam indeks,
hubungan antara tanda dan objeknya bersifat konkret, aktual, dan
tanda yang memiliki hubungan sebab akibat dengan apa yang
diwakilinya, atau disebut juga sebagai tanda bukti.10
Indeksikalitas membuktikan bahwa kesadaran manusia bukan
hanya memerhatikan pola warna, bentuk, dan lain-lain dan
menghasilkan tanda ikonis, tetapi juga memperhatikan pola berulang
dalam hubungan serta sebab-akibat yang tidak pasti dalam waktu dan
ruang. Dalam hal ini Peirce mengacu pada objek tanda sebagai “agen
ulang”, karena objek ini berupa reaksi terhadap sebuah agen yang
memungkinkan kita untuk menyimpulkan keberadaannya,
hubungannya dengan objek-objek lain, dan seterusnya.11
c. Simbol
Simbol adalah tanda yang menunjukkan hubungan alamiah
antara penanda dengan petandanya. Simbol mewakili acuannya dalam
cara yang konvensional. Kata-kata pada umumnya merupakan simbol.
tetapi penanda manapun – sebuah objek, suara, sosok, dan seterusnya
– dapat bersifat simbolik.12 Simbol adalah tanda yang representamen
-nya merujuk kepada objek tertentu tanpa motivasi; simbol terbentuk
melalui konvensi-konvensi atau kaidah-kaidah, tanpa adanya kaitan
10
Kris Budiman, Semiotika Visual Konsep Isu dan Problem Ikonisitas (Yogyakarta: Jalasutra, 2011), h. 20.
11
Marcel Danesi, Pesan, Tanda, dan Makna: Buku Teks Dasar Mengenai Semiotika dan Teori Komunikasi (Yogyakarta: Jalasutra, 2012), h. 37.
12
langsung di antara representamen dan objeknya.13 Simbolisme ada
dimana-mana, tiap negara memiliki simbol nasional baik yang resmi
maupun tidak. Bendera atau lagu kebangsaan melambangkan sebuah
negara. Tanda bentuk V yang tercipta dari jari telunjuk dan tengah
dapat mewakili “perdamaian”.
B. Pesan Akhlak
Hakikat pesan adalah sifatnya yang abstrak. Anda tidak tahu apa yang ada
di benak seseorang sampai ia mewujudkan pesan yang abstrak itu menjadi
konkret. Untuk mewujudkan pesan yang abstrak menjadi konkret, manusia
dengan akal budi menciptakan sejumlah lambang komunikasi. Pesan disampaikan
manusia kepada manusia lain guna memenuhi dorongan motif komunikasi. Dapat
didefinisikan pesan sebagai hasil penggunaan akal budi manusia untuk
mewujudkan motif komunikasi.14
Pesan bisa disampaikan melalui berbagai macam cara berkomunikasi, bisa
secara langsung tatap muka (face to face), bisa melalui media komunikasi, telepon
atau Handphone, fax, e-mail melalui komputer, bahkan juga melalui media sosial
yang mempermudah berkomunikasi tanpa jarak, ruang, dan waktu. Pesan pada
dasarnya bersifat abstrak. Untuk membuatnya konkret agar dapat dikirim dan
13
Kris Budiman, Semiotika Visual Konsep Isu dan Problem Ikonisitas (Yogyakarta: Jalasutra, 2011), h. 22.
14
diterima oleh komunikan, manusia dengan akal budinya menciptakan sejumlah
lambang komunikasi berupa suara, mimik, gerak-gerik, bahasa lisan, dan bahasa
tulisan (Cangara, 2006: 23).15
Pesan merupakan seperangkat lambang bermakna yang disampaikan oleh
komunikator. Lambang utama dalam menyampaikan pesan adalah bahasa. Pesan
dapat berupa gagasan, pendapat dan sebagainya yang sudah dituangkan dalam
suatu bentuk dan melalui lambang komunikasi diteruskan kepada orang lain atau
komunikan.
Berdasarkan bentuknya pesan merupakan sebuah gagasan-gagasan yang
telah diterjemahkan ke dalam simbol-simbol yang dipergunakan untuk
menyatakan suatu maksud tertentu. Pesan adalah serangkaian isyarat yang
diciptakan oleh seseorang untuk saluran tertentu dengan harapan bahwa
serangkaian isyarat atau simbol itu akan mengutarakan atau menimbulkan suatu
makna tertentu dalam diri orang lain yang hendak diajak berkomunikasi.
Akhlak merupakan sebuah ruang lingkup budi pekerti, dimana dapat
melengkapi keimanan dan keIslaman seseorang. Jelas kedudukan akhlak
sangatlah penting bagi manusia. karena dengan memiliki akhlak yang baik, tidak
akan terjadi yang dinamakan kemerosotan moral. Meskipun umumnya akhlak
dapat dibagi menjadi dua, yaitu akhlak mahmudah dan akhlak mazmumah.
15
Menyampaikan pesan akhlak tersebut juga diperlukan komunikasi yang baik,
begitu juga dengan media komunikasinya.
Komunikasi dalam kehidupan manusia sangatlah penting kedudukannya.
Dari segala jenis bidang membutuhkan komunikasi, agar apa yang dimaksud dan
dituju dapat tercapai dengan baik. Dalam setiap melakukan komunikasi unsur
yang paling inti adalah pesan. Pesan ditentukan dengan kata-kata yang tepat dan
sederhana, bahasa yang mudah dipahami, dan melalui media yang tepat agar
pesan yang disampaikan kepada komunikan bisa dimengerti dengan baik.
Demikian berarti pesan dalam komik yang berbentuk pesan akhlak ini
dapat berisi pesan dalam sebuah makna bahasa, tanda, simbol, kode, yang
terdapat dapal semua alat penyampaian komunikasi, baik berupa lisan atau tulisan
yang dimuat dalam media cetak, surat kabar, majalah, buku, komik serta karya
sastra lainnya, dengan isi dari pesannya tersebut mengandung nilai-nilai budi
pekerti atau perilaku.
C. Tinjauan tentang Akhlak
1. Pengertian Akhlak
Akhlak adalah sebagai budi pekerti atau perilaku. Dilihat dari sudut
bahasa (etimologi), perkataan akhlak (bahasa Arab) adalah bentuk jamak dari
tingkah laku atau tabiat.16 Akhlak adalah sifat-sifat yang dibawa manusia
sejak lahir yang tertanam dalam jiwanya dan selalu ada padanya. Sifat itu
antara lain berupa perbuatan baik, yang disebut dengan akhlak yang mulia
atau akhlak mahmudah, atau perbuatan buruk, yang disebut dengan akhlak
tercela atau akhlak mazmumah, sesuai dengan pembinaannya.
Prof. Dr. Ahmad Amin mengatakan bahwa akhlak ialah kebiasaan
kehendak. Ini berarti bahwa kehendak itu bila dibiasakan akan sesuatu maka
kebiasaannya itu disebut akhlak. Contohnya, bila hendaknya itu dibiasakan
memberi, maka kebiasaan itu ialah akhlak yang dermawan.17 Dermawan
adalah dimana orang yang memiliki sikap I’tidal atau berlaku sedang dalam
segala persoalan.18
Di dalam Ensiklopedi Pendidikan dikatakan bahwa akhlak ialah budi
pekerti, watak, kesusilaan (kesadaran etik dan moral) yaitu kelakuan baik
yang merupakan akibat dari sikap jiwa yang benar terhadap Khaliknya dan
terhadap sesama manusia. Senada dengan yang dikemukakan oleh Imam
Gazali dalam kitab Ihya-nya “ Al-Khulk ialah sifat yang tetanam dalam jiwa
16
Asmaran As, Pengantar Studi Akhlak (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. 1994), h. 1.
17
Ibid., h.2.
18
yang menimbulkan macam-macam perbuatan dengan gampang dan mudah,
tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan”.19
Jadi, pada hakikatnya akhlak adalah suatu kondisi atau sifat yang telah
meresap dalam jiwa dan menjadi kepribadian hingga timbullah berbagai
macam perbuatan dengan cara spontan dan mudah tanpa dibuat-buat dan
tanpa memerlukan pemikiran. Apabila timbul kelakuan yang baik dan terpuji
menurut pandangan syari’at dan akal pikiran, maka ia dinamakan budi pekerti
mulia, dan sebaliknya apabila yang timbul adalah kelakuan yang buruk, maka
disebut budi pekerti yang tercela.
2. Akhlak Mahmudah dan Akhlak Madzmumah
Ajaran Islam merupakan ajaran yang bersumber dari Al-Qur’an dan
Sunnah Nabi Muhammad SAW. Akhlak adalah sesuatu yang sangat mendasar
yang dimiliki setiap manusia. Sebagaimana yang telah dikonsepkan atau
dijelaskan di atas tentang akhlak yaitu, kumpulan sifat yang dimiliki
seseorang yang melahirkan perbuatan baik dan buruk. Akhlak meliputi
hubungan dengan Tuhannya (vertikal) dalam bentuk ritual keagamaan, dan
berbentuk pergaulan sesama manusia dalam kehidupan sehari-hari
(horizontal), dan juga sifat serta sikap yang terpantul terhadap semua makhluk
(alam semesta).
19
Bagi seorang muslim akhlak yang paling terbaik dan nomor 1 (satu)
adalah akhlak dari Nabi Muhammad SAW, yang karena sifat-sifatnya yang
sangat terpuji yang menjadikan contoh uswatun khasanah bagi semua ummat
muslim di dunia. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur’an:
Artinya: “Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar
berakhlak agung”. (Al-Qalam (68):4)
a. Akhlak Mahmudah
Akhlak mahmudah adalah akhlak baik yang dicontohkan Nabi
Muhammad SAW kepada para ummatnya. Kata “Baik” dalam bahasa
Arab adalah Khair. Beberapa pengertian “Baik” di antaranya: sesuatu
yang telah mencapai kesempurnaan (Al-Munjid, hlm.198); sesuatu yang
mempunyai nilai kebenaran atau nilai yang diharapkan, yang memberikan
kepuasan (The Advanced Learner’s Dictionary of Current English,
hlm.430); dan sesuatu hal dikatakan baik, bila ia mendatangkan rahmat,
memberikan perasaan senang atau bahagia. Jadi sesuatu yang dikatakan
baik bila ia dihargai secara positif (Ensiklopedi Indonesia, I, hlm.362).20
Sifat-sifat akhlak mahmudah adalah sebagai berikut:
20
1. Taubah ialah keazaman untuk meninggalkan segala kesalahan dan
dosa-dosa besar, melalui jalan ilmu, penyesalan dan niat untuk tidak
mengulanginya (taubat Nasuha).
2. Zuhud ialah satu corak kehidupan insan mukmin yang mengekang
jiwa dari pada segala rupa kesenangan dunia sambil berusaha
meninggalkan semua perkara yang tidak baik.
3. Takut Allah SWT ialah seorang muslim itu mengenali zat Allah SWT,
melalui mengenal sifat-sifat Allah SWT dan mempunyai jiwa yang
takut akan melakukan perkara dosa atau perkara yang telah dilarang
oleh Islam.
4. Mahabbah (cinta Allah SWT dan Rasulullah SAW) ialah kasih
seorang mukmin kepada Allah SWT dan Rasul-Nya melebihi segala
yang lain. Melahirkan jiwa insan yang benar-benar cinta akan agama
dan rela mengorbankan dirinya kejalan Allah SWT.
5. Sabar ialah separuh dari Iman. Secara teori sabar memang sangat
mudah untuk dipahami, tetapi sabar sangat sulit untuk dipraktikkan di
dalam diri seseorang, kecuali mukmin yang kuat imannya dan ridho
atas segala ujian yang diberikan oleh Allah SWT.
6. Syukur ialah seorang mukmin yang senantiasa berterima kasih kepada
Allah SWT atas segala nikmat yang diberikan. Bersyukur kepada
Allah SWT ini banyak sekali caranya, seperti melaksanakan ibadah
dengan menyebut kalimat tayyibah (perkataan yang baik) seperti:
Allahu Akbar, Alhamdulillah dan lain sebagainya.
7. Ikhlas dan benar ialah mukmin yang senantiasa membersihkan
amalannya dinamakan orang yang benar ikhlas. Setiap amalan ibadah
atau pekerjaan agama hendaklah dilaksanakan dengan ikhlas hati,
ihsan kepada Allah SWT dengan sebenar-benar ibadah seolahnya
Allah SWT berada dihadapan kita.
8. Tawakal ialah meletakkan pergantungan hanya kepada Allah SWT
setelah berazam dan diikuti dengan usaha.
9. Ridho dengan qadar Allah SWT ialah salah satu dari sifat mahmudah.
Segala ketentuan Allah SWT, yang baik atau buruk diterima dengan
syukur dan sabar.
10.Mengingat mati ialah mukmin yang senantiasa menjadi orang yang
pintar, karena mereka senantiasa bersedia untuk mati dengan segala
ibadah yang dilaksanakannya.
11.Disiplin, hidup bersih, ramah, sopan-santun, rendah hati, jujur, percaya
diri, taat dan patuh, tolong-menolong, tanggung jawab, adil, optimis,
dermawan, berilmu, kreatif, produktif, akhlak dalam berpakaian,
berhias, perjalanan, bertamu atau menerima tamu, amanah.
b. Akhlak Madzmumah
Akhlak madzmumah adalah akhlak yang tercela, akhlak yang
manusia. buruk dalam bahasa Arab yaitu syarr. Beberapa definisi buruk
yaitu sebagai berikut:
1. Tidak baik, tidak seperti yang seharusnya, tak sempurna dalam
kualitas, di bawah standar, kurang dalam nilai, tak mencukupi;
2. Keji, jahat, tidak bermoral, tidak menyenangkan, tidak dapat disetujui,
tidak dapat diterima;
3. Adalah segala yang tercela, lawan baik, pantas, bagus, dan
sebagainya. Perbuatan buruk berarti perbuatan yang bertentangan
dengan norma-norma masyarakat yang berlaku.21
Beberapa sifat-sifat akhlak madzmumah, diantaranya adalah:
1. Gemar makan dan minum. Hadis Nabi SAW yang bermaksud :
“Yang terlebih Afdal (utama) pada Allah SWT ialah orang yang
banyak berlapar dan banyak tafakur (berfikir sambil meneliti) dan
yang terlebih benci kepada Allah SWT ialah orang yang banyak
makan, banyak tidur dan banyak minum”.
2. Banyak kata perkara sia-sia ialah manusia yang suka
berkata-kata perkara yang laqa (lalai) seperti mencaci orang, menfitnah,
hanya kepentingan dunia, perkara tanpa faedah dan sebagainya.
Firman Allah swt yang bermaksud :
21
Artinya: “Tidak ada kebaikan pada kebanyakan
bisikan-bisikan mereka, melainkan bisikan-bisikan-bisikan-bisikan daripada yang menyuruh (manusia) bersedekah, atau berbuat makruf, atau mendamaikan manusia”. (An-Nisa (4): 114).
3. Marah ialah puncak dari kurang kesabaran dalam menghadapi
keadaan. Orang yang demikian, selalunya didorong oleh pengaruh
syetan yang ingin merusak iman dan dirinya.
4. Hasad dengki, dan iri hati ialah seseorang itu merasa kurang senang
dengan nikmat yang dicapai orang lain. Hadis Nabi saw yang
bermaksud : “Hasad itu memakan (memusnahkan) kebaikan ,
sebagaimana api memakan (membakar) kayu.”
5. Kasih kepada harta ialah seseorang yang memiliki harta dan
kemewahan hidup. Tetapi kemewahan yang membawa kepada sifat
bakhil , yang dibenci oleh Islam.
6. Takabur, puncak berlakunya sifat takabur adalah dari banyak sebab
yang boleh menyebabkan seseorang itu takabur atau sombong diri
seperti nasab keturunan, kuasa pemerintahan, kekayaan, kelebihan
7. Riya, orang yang riya pula ditakrifkan sebagai sifat untuk menarik
pandangan orang dengan menampakkan berbagai amalan yang baik
dilakukan semata-mata menginginkan pujian, pangkat atau
kedudukan.
8. Ujub ialah sama dengan takbur dan riya. Ujud berarti merasa bangga
dengan keistimewaan dan kelebihan diri sendiri. Ini juga berkait rapat
dengan kelebihan dari segi kecantikan, kepandaian, kekayaan dan
lain-lain.
9. Kasih akan dunia ialah orang yang mempunyai hati yang sentiasa
berpaut kepada kehidupan dan kesenangan dunia akan menyebabkan
seseorang itu takut akan mati.
10.Sombong, malas, hidup kotor, berkata kasar, berkhianat, iri, dengki,
membangkang, munafik, hasud, kikir, serakah, pesimis, putus asa,
syirik, pendendam, perbuatan dosa besar.
D. Tinjauan Tentang Komik
1. Pengertian Komik
Pengertian Komik atau comic sebutan Internasional untuk cerita yang
dituturkan lewat gambar diatas kertas, namun beberapa Negara juga punya
sebutan sendiri-sendiri, misalnya Jepang dengan manga, Cina dengan
Concept Magazine edisi 04 vol 20).22 Komik adalah suatu bentuk seni yang
menggunakan gambar-gambar tidak bergerak yang disusun sedemikian rupa
sehingga membentuk jalinan cerita. Biasanya, komik dicetak dan diterbitkan
di atas kertas dan dilengkapi dengan teks. Komik dapat diterbitkan dalam
berbagai bentuk, mulai dari strip dalam koran, dimuat dalam majalah, hingga
berbentuk buku tersendiri.
Maestro komik Will Eisner pada tahun 1986, membuat buku yang
berjudul Comics and Sequential Art. Di buku ini Eisner mendefinisikan komik
sebagai sequential art, yaitu: “Susunan gambar dan kata-kata untuk
menceritakan sesuatu atau mendramatisasi suatu ide”. Dalam pertengahan
antara penerbitan buku Will Eisner tersebut, buku Understanding Comics
(1993) yang dibuat oleh Scott McCloud muncul. Scott McCloud
mendefinisikan seni sequential dan komik adalah gambar-gambar dan
lambang-lambang lain yang terjukstaposisi (berdekatan, bersebelahan) dalam
urutan tertentu yang bertujuan untuk memberikan informasi atau untuk
mencapai tanggapan estetis dari para pembaca (McCloud, 2002:20). 23
Sementara menurut R.A. Kosasih, Bapak Komik Indonesia, komik adalah
media atau alat untuk bercerita. Bila komik didefinisikan sebagai rangkaian
gambar yang berurutan, berarti komik telah menjadi bagian dari budaya
22
Pengertian Komik: http://www.e-jurnal.com/2013/04/pengertian-komik.html, diakses pada hari Selasa, 21 Januari 2014, Pukul 09.54 WIB.
23
[image:47.612.105.530.205.575.2]manusia di seluruh dunia sejak zaman dahulu, bahkan sebelum manusia
mengenal tulisan.24
Komik pada mulanya berkaitan dengan segala sesuatu yang lucu.
Kelucuan itu dapat dilihat dari segi gambarnya yang sering tidak proporsional,
namun mengena. Namun karena kelucuan itu, komik menjadi digemari oleh
anak-anak (dan dewasa) di berbagai pelosok dunia. Komik biasanya
menggambarkan pertualangan satu karakter atau lebih dalam rangkaian waktu
yang terbatas. Dialog direpresentasikan oleh kata-kata yang dilingkari didalam
balon, yang dikeluarkan dari mulut atau kepala karakter yang berbicara.25
Hakikat komik adalah perpaduan antara gambar dan bahasa, teks
visual dan teks verbal, pembicaraan struktur komik juga tidak dapat
dilepaskan dari dua unsur yang secara langsung mendukungnya itu. Kedua
aspek komik itu bersifat saling mengisi, menguatkan, dan menjelaskan.
Adegan-adegan tertentu membutuhkan teks verbal untuk menegaskan apa
yang terjadi. Berdasarkan teks verbal itu pembaca mengetahui dialog, isi
dialog, atau isi pikiran tokoh. Di pihak lain, lewat panel-panel gambar ada
banyak deskripsi verbal yang dapat dihindari atau dihemat. Berdasarkan teks
visual dan verbal itu pula kita dapat menafsirkan karakter tokoh dan
perkembangan alur cerita.
24
Sejarah Komik Dunia: http://6110111035-ernasusilawati.blogspot.com/2012/11/sejarah-komik-dunia.html, diakses pada hari Selasa, 21 Januari 2014, Pukul 10.02 WIB.
25
Komik adalah narasi yang dikisahkan menggunakan sederetan gambar
yang disusun dalam bentuk garis horizontal, pita, atau empat persegi panjang,
yang disebut sebagai „panel’, dan dibaca seperti teks lisan dari kiri ke kanan.26
Jadi, dapat disimpulkan komik adalah sebuah media komunikasi yang
menyampaikan cerita dengan visualisasi atau ilustrasi gambar, dengan kata
lain komik adalah cerita bergambar, dimana gambar berfungsi untuk
mendeskripsikan cerita agar si pembaca mudah memahami cerita yang
disampaikan oleh si pengarang, dan juga menggunakan teks verbal untuk
melengkapinya.
2. Sejarah Komik Islam
Sejarah mencatat bahwa sejak pertengahan dekade 1950-an sampai
awal dekade 1980-an, komik Indonesia pernah berjaya dan senantiasa menjadi
konsumsi lazim generasi muda. Saat itu berbagai genre komik digemari dan
memiliki pasar yang menjanjikan. Katakanlah tema cerita rakyat, wayang,
roman, silat, komedi, horror atau misteri, superhero atau fantasi,
kepahlawanan, termasuk agama.
Indonesia sebagai negara yang berpenduduk mayoritas Muslim, juga
memiliki banyak sekali komik-komik bertema Islam. Walaupun secara umum
media komik merupakan sarana hiburan, namun tak jarang kita
menemukannya juga sebagai sarana pendidikan. Khusus pada masa keemasan
26
itu, komik-komik bertema Islam pada umumnya berkisar diantara tema
kepahlawanan atau pejuang nasional, syiar agama, dan petualangan, yang
kerap menyampaikan pesan moral. Bagi sebagian pihak, memvisualisasikan
wujud manusia dan makhluk hidup lainnya dalam bentuk gambar tidak
diperkenankan oleh agama. Visualisasi makhluk hidup dikhawatirkan akan
mengkultuskan seorang tokoh dan mengurangi kadar keimanan kepada Allah
SWT. Dalam banyak hal kekhawatiran ini memiliki latar belakang alasan
yang kuat, terutama banyaknya catatan sejarah perihal visualisasi tersebut.
Sebagian kalangan melihat visualisasi dari sisi positif dan
mengaplikasikannya untuk tujuan pendidikan. Visualisasi materi pendidikan
adalah salah satu metode yang efektif dalam menyampaikan pesan kepada
pembaca (dalam hal ini anak dan remaja). Komik sebagai media budaya pop
merupakan salah satu format yang tepat sebagai suplemen pendidikan.
Analogi yang sama juga digunakan oleh para Wali dalam menyebarkan agama
Islam di Indonesia dengan menggunakan media wayang kulit atau wayang
golek. Berangkat dari sinilah banyak kita jumpai komik Indonesia bertemakan
pendidikan Islam.
Untuk menyegarkan ingatan, mungkin teringat tokoh-tokoh pahlawan
nasional yang biografi atau perjuangannya divisualisasikan kedalam media
komik. Mungkin pula teringat saat menunaikan ibadah sholat Jumát, berbagai
dan neraka, riwayat para Nabi, kisah-kisah masyarakat di zaman para Nabi,
dan lainnya. Mungkin juga teringat sebagian kisah dari komik Jaka Sembung
(karya Djair Warni) dan Gina (karya Gerdi WK), yang kerap menyisipkan
pesan-pesan moral dan dakwah.
Seiring dengan melesunya industri komik nasional dipertengahan
dekade 1980-an, komik pendidikan Islam juga mulai hilang dari peredaran.
Khusus dalam komik bertema ke-Islam-an, kedatangan komik-komik asing
membawa kerugian. Tidak banyak (atau bahkan nyaris tidak ada) komik
impor atau komik terjemahan yang bertemakan ke-Islam-an. Putra-putri kita
tak lagi dapat menikmati komik-komik ke-Islam-an, sebagai pengetahuan
tambahan atau alternatif.
Beruntung sebagian generasi muda menyadari hal ini, dan hal ini juga
yang dilakukan oleh seorang Ary Ginanjar Agustian dan Nawa Nursari.
Secara perlahan, usaha untuk membangkitkan komik nasional bertemakan
ke-Islam-an mulai nampak diawal dekade 1990-an. Beberapa penerbit buku-buku
Islam seperti Aku Anak Saleh, As-Syaamil, MQ dan DAR Mizan mulai
menjajaki peluang komik Islam. Usaha keras ini mulai membuahkan hasil
yang memukau diawal tahun 2000-an. Diberbagai toko buku besar, pameran
buku nasional, bazar buku dilingkungan sekolah, dan sebagainya kerap
Respon pasar yang sangat baik memberi hasil positif berupa semakin
giatnya para penerbit tersebut merekrut para komikus muda untuk
mempublikasikan karyanya. Sebagian memvisualisasi kisah para Nabi (serta
para sahabat), dan sebagian besar lainnya membuat kisah fiksi dengan tema
Islami. Bahkan ada komik panduan ibadah haji yang sangat informatif. Kini
kita temukan juga beberapa penerbit umum merilis satu-dua judul komik
bertema ke-Islam-an.
Salah satu buku komik bertema Islam terbaik yang bisa dijumpai
adalah Komik Nabi Muhammad SAW karya Nur Wahidin (DAR Mizan,
1997) sepanjang 12 buku dengan total 1.825 halaman. Rangkaian kisah
dimulai sejak leluhur Rasulullah, masa kanak-kanak, remaja, dewasa,
turunnya wahyu Illahi, penyebaran agama Islam, perjuangan, hingga wafatnya
Rasulallah. Setiap lembar komik secara cermat menggambarkan kisah dan
disampaikan dengan bahasa yang sederhana, mudah dimengerti dan memiliki
makna dalam. Berbagai kutipan kitab suci juga ditemukan, termasuk
suplemen berisi penjelasan berbagai peristiwa (contohnya malam Isra Mi’raj)
yang tidak divisualisasikan. Nampak jelas bahwa penulis secara
bersungguh-sungguh dan berhati-hati menyajikan seri komik ini, termasuk saat-saat
penting pasca wafatnya Nabi Muhammad SAW. Seri komik ini sudah dicetak
Dalam 3 (tiga) tahun terakhir, tidak banyak ditemukan artikel, liputan,
wawancara, diskusi, resensi, atau kajian ringan diberbagai media seputar
dunia komik Islami. Ini bisa dimaklumi mengingat komik secara umumpun
belum mendapat perhatian khusus, sebagaimana media bacaan pop lainnya
seperti novel. Wacana sangatlah perlu sebagai sarana bertukar pikiran dan
pendapat, yang bertujuan untuk meningkatkan mutu komik Islami. Pembaca
membutuhkan media alternatif untuk lebih memahami ajaran agama, dan
komik adalah salah satu media bacaan paling populer di masyarakat.27
Tetapi seiring perkembangan zaman, dan seiring majunya tingkat
teknologi sekarang ini membuat para komikus dan penuls-penulis karya sastra
banyak mengeluarkan karya-karyanya yang sangat menarik dan berbagai
macam jenis temanya. Baik sosial, hiburan, bahkan Islami. Seperti hasil karya
dari Ary Ginanjar Agustian dan Nawa Nursari dimulai dari sebuah metode
training mengenai emotional spiritual quotient for kids, sejak tahun 2007
mereka mengkombinasikan kecerdasan emosional dan spiritual dan dikemas
dengan bentuk yang semenarik mungkin, bahkan menjadi sebuah media
pembelajaran bagi anak-anak penerus bangsa dalam bentuk media komunikasi
yaitu komik.
27
3. Elemen dalam Komik
Dalam pembuatan komik, memiliki beberapa elemen. Tidak hanya
berupa cerita bergambar, tetapi dalam komik memiliki beberapa elemen, yaitu
sebagai berikut:
a. Panel
Panel adalah kotak yang berisi ilustrasi dan teks yang nantinya
membentuk sebuah alur cerita. Panel bisa dikatakan sebagai frame atau
representasi dari kejadian-kejadian utama dari cerita yang terdapat dalam
komik tersebut. Menurut McCloud panel berfungsi sebagai petunjuk umum
untuk waktu atau ruang yang terpisah.28 Rentang waktu dan dimensi ruang
dalam komik lebih dijelaskan oleh isi dari panel tersebut, jadi bukan panel itu
sendiri.
Panel memiliki bentuk yang bermacam-macam. Istilah dalam
bentuk-bentuk panel disebut sebagai panel frame (Panels Frames). Panel frame tidak
hanya selalu kotak-kotak konvensional dengan garis yang tegas, tetapi juga
bisa dalam bentuk bulat atau bahkan panel tersebut dijadikan sebagai
background dalam halaman komik, itu semua tergantung kepada kreatifitas
para komikus. Adapun urutan membaca panel adalah dari kiri ke kanan, atas
28
ke bawah. Urutan pembacaan ini karena pembaca sudah terbiasa membaca
dari arah tersebut, searah jarum jam yaitu dari kiri ke kanan.29
b. Sudut Pandang dan Ukuran Gambar dalam panel
a) Sudut Pandang
Beberapa aspek filmis yang dipakai dalam komik di antaranya
adalah sudut pandang atau jika dalam bahasa film disebut sebagai camera
angle. Karena itu komik dikatakan sebagai citra visual yang filmis, hal ini
karena rangkaian gambar yang tercipta memakai pola yang dipakai dalam
film. Artinya logika gerak-gerik kamera film bisa diterapkan dalam
visualisasi komik. Terdapat lima macam sudut pandang dalam komik
yaitu:
1. Bird Eye View
Bird Eye View adalah pengambilan gambar dalam posisi jauh di atas
ketinggian obyek gambar, sehingga lingkungan yang luas bisa
tertangkap dalam gambar.
2. High Angle
Sudut