• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANCANGAN MODERNISASI MIGRASI JARINGAN pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERANCANGAN MODERNISASI MIGRASI JARINGAN pdf"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

JURNAL PENELITIAN

PERANCANGAN MODERNISASI MIGRASI JARINGAN DARI KABEL

TEMBAGA KE KABEL SERAT OPTIK DI PERUMAHAN DIAN

ANUGERAH REGENCY GAMBUT KABUPATEN BANJAR,

KALIMANTAN SELATAN

DISUSUN OLEH :

DWI AGUS PRIYANTO

D311032

PROGRAM STUDI D-III TEKNIK TELEKOMUNIKASI

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM

PURWOKERTO

(2)

PERANCANGAN MODERNISASI MIGRASI JARINGAN DARI KABEL

TEMBAGA KE KABEL SERAT OPTIK DI PERUMAHAN DIAN

ANUGERAH REGENCY GAMBUT KABUPATEN BANJAR,

KALIMANTAN SELATAN

Dwi Agus Priyanto1, Eka Wahyudi2 12

Program Studi DIII Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Purwokerto 1

dwiaguspriyanto.23@gmail.com, 2ekawahyudi@st3telkom.ac.id

ABSTRAK

Jaringan telekomunikasi terus berkembang seiring dengan perkembangan zaman, meningkatnya kebutuhan akan jasa layanan telekomunikasi yang sangat pesat dan tuntutan akan kualitas layanan telekomunikasi yang baik, membuat perusahaan-perusahaan penyedia jasa layanan telekomunikasi merasa harus melakukan inovasi terhadap jaringan telekomunikasi yang ada untuk menjawab semua permintaan. Oleh karena itu dilakukan modernisasi jaringan akses tembaga dengan fiber optik dengan salah satuteknologi yang berbasis Giga Bit Passive Optical Network (GPON). Setelah modernisasi jaringan akses tembaga menjadi fiber optik, fiber optik dapat memenuhi kebutuhan pelanggan dengan kualitas layanan meningkat dan bandwidth yang akan didapatkan menjadi bertambah besar hingga mencapai 100 Mbps. Proses pertama kali yang harus dilakukan sebelum perancangan adalah dengan melakukan survey lokasi dan melakukan pengumpulan data-data yang akan dijadikan bahan dalam perancangan modernisasi. Pada tugas akhir ini juga menggunakan aplikasi AutoCAD 2010 untuk membuat sebuah gambar perancangan yang dimulai dari perancangan jalur kabel feeder, kabel distribusi sampai dengan kael drop optic. Dengan serat optik biaya yang dibutuhkan menjadi lebih murah dari pada kabel tembaga dan kapasitas bandwidth yang dapat disalurkan melalui kabel serat optik juga besar serta layanan yang didapat menjadi lebih banyak. Kemudian sistem menjadi lebih sederhana, penempatan kabel optik lebih kecil akan kelihatan lebih mudah dan lebih rapi.

Kata kunci : Modernisasi, Inovasi, Kabel Tembaga, Fiber Optik, GPON

ABSTRACTION

Telecommunications networks continue to evolve with the times, the increasing demand for telecommunications services very rapidly and the demand for good quality telecommunication services, making companies feel telecommunications service providers must innovate the existing telecommunications network to answer all requests. Therefore modernization copper access network with fiber optic with one Giga Bit satuteknologi based Passive Optical Network (GPON). After modernization of the copper access network into the optical fiber, optical fiber can meet the needs of customers with increased service quality and bandwidth will increase in size was found to be up to 100 Mbps. First process that must be done before the design is to do a site survey and collecting data that will be used as materials in the design of modernization. In this thesis also uses AutoCAD 2010 application to create an image design that starts from the design of the feeder cable lines, cable distribution to the optic drop Kael. With the cost of optical fiber needed to be cheaper than the copper wires and bandwidth capacity that can be channeled through a fiber optic cable is also great as well as services become more learned. Then the system becomes simpler, smaller optic cable placement would seem easier and more presentable.

Keywords: Modernization, Innovation, Copper Cable, Fiber Optics, GPON,

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan teknologi saat ini semakin berkembang, khususnya dalam dunia telekomunikasi, sedangkan kebutuhan komunikasi tidak hanya terbatas pada layanan voice saja tetapi juga sudah merambah kelayanan data (internet dan intranet), dan video (TV interaktif dan multimedia), yang

membutuhkan bandwidth yang lebih besar dan kecepatan tinggi untuk dapat mengakses layanan tersebut.

(3)

akses telekomunikasi berbasis kabel tembaga merupakan langkah strategis perseroan, sekaligus menuju jaringan teknologi informasi dan komunikasi nasional berbasis IP (Internet Protocol) dan serat optik yang menjadi tulang punggung terbentuknya Next Generation Nationwide Broadband Network (NG-NBN).

Kebutuhan cakupan (bandwidth) makin besar seiring meningkatnya pertumbuhan konten, video, dan aplikasi data (internet) yang didorong oleh pertumbuhan penggunanya. Jaringan akses tembaga hanya mampu menyalurkan maksimal hingga 4 Mbps, sehingga perlu dilakukan modernisasi. Tujuannya agar mampu menyalurkan bandwidth hingga 100 Mbps dengan menggunakan 16 teknologi berbasis Gigabit Passive Optical Network (GPON). Untuk itu dilakukan modernisasi jaringan akses dan pembangunan jaringan IP core. Total kapasitas jangkauan (bandwidth) pada backbone jaringan serat optik mencapai 1,78 Tbps.

Prinsip kerja dari GPON itu sendiri ketika data atau sinyal dikirimkan dari Optical Line Terminal (OLT), maka ada bagian yang bernama splitter yang berfungsi untuk memungkinkan fiber optik tunggal dapat mengirim ke berbagai Optical Network Unit (ONU), untuk ONU sendiri akan memberikan data-data dan sinyal yang diinginkan user. Pada prinsinya, PON adalah sistem point to multipoint, dari fiber ke arsitektur premise network dimana unpowered optical splitter (spitter fiber) fiber optik tunggal.

Penggunaan GPON sebagai salah satu teknlogi dalam dunia telekomunikasi menunjukkan kualitas yang dirasakan oleh pengguna yang berbeda-beda.Terutama para pengguna yang jarak jangkauannya relative lebih jauh dari sentral. Sehingga dengan berlandaskan hal tersebut, penulis mencoba mengangkat karya tulis tersebut dengan judul “PERANCANGAN

MODERNISASI MIGRASI

JARINGAN DARI KABEL TEMBAGA

KE KABEL SERAT OPTIK DI

PERUMAHAN DIAN ANUGERAH

REGENCY GAMBUT KABUPATEN

BANJAR, KALIMANTAN

SELATAN”.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian tersebut maka penulis mendapatkan permasalahan yang dapat dikaji lebih lanjut, yaitu :

1. Bagaimana cara proses merancang modernisasi jaringan dari kabel tembaga menjadi kabel serat optik?

2. Apa saja alat/perangkat yang dibutuhkan dalam perancangan modernisasi jaringan ke kabel serat optik?

3. Apa prosedur modernisasi jaringan kabel tembaga menjadi fiber optik ke pelanggan beserta gambar perancangannya?

4. Berapa jumlah layanan dan jumlah bandwidth yang akan didapatkan pelanggan setelah dilakukan modernisasi jaringan?

1.3 Tujuan Penyusunan Jurnal

Penelitian

Dari pengerjaan proyek Jurnal Penelitian, adapun tujuan yang ingin dicapai penulis yaitu :

1. Membuat perancangan modernisasi jaringan dari kabel tembaga menjadi kabel serat optik.

2. Membuat rancangan gambar jalur kabel dari kabel feeder sampai dengan kabel drop optic menggunakan aplikasi AutoCAD 2010.

3. Menganalisa jumlah kebutuhan bandwidth dan jumlah layanan yang akan didapat per pelanggan. 4. Membuat perhitungan Link

Budget dan perhitungan Bill Of Quantity dari perancangan modernisasi jaringan

1.4 Manfaat Penulisan

Adapun manfaat yang didapatkan oleh penulis dari pengerjaan proyek Jurnal Penelitian ini, yaitu :

1. Menjelaskan kepada pembaca mengenai proses dan langkah-langkah perencanaan migrasi jaringan dari kabel tembaga ke kabel serat optik.

2. Menjelaskan kepada pembaca agar mengetahui berapa total bandwidth yang dibutuhkan dari perancangan yang dibuat.

1.5 Batasan Masalah

Pada Jurnal Penelitian ini dibuat suatu batasan masalah agar pembahasan yang akan dilakukan tidak menyimpang dari topik pembahasan. Pembatasan masalah tersebut adalah :

(4)

2) Hanya membahas prosedur/ langkah penggantian kabel tembaga menjadi fiber optik. 3) Hanya membahas perangkat

pendukung yang digunakan dalam jaringan fiber optik di PT Telkom Akses Area Banjarmasin.

4) Hanya membahas bagaimana jalur pentransmisian darikabel tembaga menjadi fiber optik melalui gambar skema menggunakan aplikasi AutoCad 2010.

5) Perhitungan link budget dan jumlah BOQ (Bill of Quantity) material yang dibutuhkan untuk membangun sebuah jaringan fiber optik.

2. DASAR TEORI

2.1 Jaringan Lokal Akses Tembaga

(JARLOKAT)

Jaringan lokal akses tembaga merupakan suatu jaringan kabel yang terbuat dari bahan tembaga yang dipasang atau ditarik dan digunakan untuk menghubungkan pesawat-pesawat pelanggan dengan Sentral Telepon Otomat (STO) yang bersangkutan.Setiap pesawat pelanggan terhubung dengan sepasang kawat (satu kabel) khusus ke sentral telepon. Di kantor pusat terdapat pusat penyambungan berupa perangkat elektronis[1,2,3].

Gambar 2.1 Konfigurasi JARLOKAT1,2,3].

2.2 Jaringan Catu Langsung

Pada jaringan catu langsung pesawat telepon pelanggan dicatu dari kotak pembagi (KP/DP) terdekat yang langsung dihubungkan dengan MDF tanpa melalui RK dengan menggunakan kabel primer.

Gambar 2.2 Konfigurasi Catu Langsung[1,2,3].

Jaringan catu langsung biasanya digunakan di kota-kota besar yang khusus untuk daerah sentral, daerah

dengan pelanggan VIP, dan kota-kota kecil yang pelanggannya masih sedikit (jumlah KP juga sedikit) seperti yang terlihat pada gambar 2.2. Keuntungan menggunakan jaringan catu langsung dari segi ekonomi menguntungkan karena tidak menggukan RK, administrasi kabel menjadi lebih sederhana, dan titik rawan gangguan kecil.Sedangkan kerugian menggunakan jaringan catu langsung yaitu tidak fleksibel, sulit melokalisir gangguan karena kabel primer yang digunakan terlalu panjang sehingga kesulitan untuk menentukan letak kerusakan dengan tepat dan perhitungan demand harus tepat[1,2,3].

2.3 Jaringan Catu Tidak Langsung

Pada jaringan catu tidak langsung, pelanggan dicatu melalui DP (distribution Point) terdekat yang dihubungkan dengan RK terlebih dahulu sebelum dihubungkan dengan MDF seperti yang dapat dilihat pada gambar 2.3. Perbedaan antara jaringan catu langsung dan jaringan catu tidak langsung hanya terdapat pada penggunaan RK[1,2,3].

Gambar 2.3 Konfigurasi Jaringan Catu Tidak Langsung[1,2,3].

2.4 Kabel Serat Optik

(5)

jalur (bandwidth) yang besar sehingga kemampuan dalam mentransmisikan data menjadi lebih banyak dan cepat dibandingan dengan penggunaan kabel konvensional. Dengan demikian serat optik sangat cocok digunakan terutama dalam aplikasi sistem telekomunikasi. Pada prinsipnya serat optik memantulkan dan membiaskan sejumlah cahaya yang merambat didalamnya[4,5,6].

2.5 Keunggulan Kabel Serat Optik

Dalam penggunaan serat optik ini, terdapat beberapa keuntungan antara lain :

1. Lebar jalur besar dan kemampuan dalam membawa banyak data, dapat memuat kapasitas informasi yang sangat besar dengan kecepatan transmisi mencapai gigabit-per detik dan menghantarkan informasi jarak jauh tanpa pengulangan.

2. Biaya pemasangan dan pengoperasian yang rendah serta tingkat keamanan yang lebih tinggi.

3. Ukuran kecil dan ringan, sehingga hemat pemakaian ruang..

4. Tidak berkarat[4,5,6].

2.6 Struktur Kabel Serat Optik

Gambar 2.4 Struktur Kabel Serat Optik[4,5,6].

Serat optik memiliki susunan dasar yang terdiri dari inti serat (core), lapisan atau selimut (cladding), dan jaket (coating) seperti pada gambar 2.5. Masing-masing dari bagian tersebut memiliki fungsi tersendiri, antara lain :

a. Inti serat (core) berfungsi untuk menentukan cahaya yang merambat dari ujung satu ke ujung lainnya. Core merupakan bagian utama dari serat optik karena pada inti serat inilah tempat di mana terjadinya perambatan cahaya. Core terbuat dari bahan kuarsa atau silika dengan kualitas tinggi. Core

memiliki diameter antara 10 µm sampai 50 µm.

b. Bungkus atau selimut (cladding) berfungsi sebagai cermin yang bertugas memantulkan cahaya agar dapat merambat dari ujung satu ke ujung lainnya. Cladding merupakan selubung dari core yangterbuat dari bahan kuarsa atau silika dengan nilai indeks bias lebih kecil dari core.

c. Jaket (coating) terbuat dari bahan plastik yang berfungsi untuk melindungi serat optik dari kerusakan dan sebagai tempat kode warna[4,5,6].

2.7 Arsitektur Jaringan Fiber Optik

Secara Umum

Sistem JARLOKAF setidaknya memiliki 2 buah perangkat opto elektronik, yaitu satu perangkat opto elektronik di sisi sentral dan satu perangkat opto elektronik di sisi pelanggan. Lokasi perangkat opto elektronik di sisi pelanggan selanjutnya disebut Titik Konversi Optik (TKO).Secara praktis TKO berarti batas terakhir kabel optik ke arah pelanggan yang berfungsi sebagai lokasi konversi sinyal optik ke sinyal elektronik[4,5,6].

Gambar 2.5 Konfigurasi FTTx[4,5,6]. A. Fiber To The Building (FTTB)

TKO terletak di dalam gedung dan biasanya terletak pada ruang telekomunikasi basement. Terminal pelanggan dihubungkan dengan TKO melalui kabel tembaga indoor. B. Fiber To The Zone (FTTZ)

TKO terletak di suatu tempat di luar bangunan, baik di dalam kabinet maupun manhole. Terminal pelanggan dihubungkan dengan TKO melalui kabel tembaga hingga beberapa kilometer. [7,8]

(6)

kabinet, di atas tiang maupun manhole. Terminal pelanggan dihubungkan dengan TKO melalui kabel tembaga hingga beberapa ratus meter[7,8].

D. Fiber To The Home (FTTH) TKO terletak di rumah pelanggan. Dari gambar dibawah ini keberadaan kabel tembaga dapat dihilangkan sama sekali, sehingga keterbatasan kemampuan dalam menyediakan bandwidth yang lebar dan interferensi tidak akan terjadi[7,8]. Fiber to the Home merupakan suatu format penghantaran isyarat optik dari pusat penyedia (provider) ke kawasan pengguna dengan menggunakan serat optik sebagai medium penghantarnya. Perkembangan teknologi ini tidak terlepas dari kemajuan perkembangan teknologi serat optik yang dapat menggantikan penggunaan kabel konvensional. Dan juga didorong oleh keinginan untuk mendapatkan layanan yang dikenal dengan istilah Triple Play Services yaitu layanan akan akses internet yang cepat, suara (jaringantelepon, PSTN) dan video (TV Kabel) dalam satu infrastruktur pada unit pelanggan[4,5,6].

2.8 Jaringan Lokal Akses Fiber

(JARLOKAF)

Jaringan Lokal Akses Fiber (Jarlokaf) menggunakan kabel serat optik sebagai media transmisi karena adanya keterbatasan pada jaringan lokal berbasis kabel tembaga atau yang lebih dikenal dengan sebutan Jarlokat. Kabel serat optik dijadikan alternatif media transmisi yang baru karena memiliki karakteristik transmisi yang lebih baik, seperti lebar pita frekuensi (bandwidth) yang lebih besar, redaman dan dispersi sinyal yang rendah, kapasitas kanal yang disediakan jauh lebih besar, tahan terhadap interferensi eletromagnetik dan mampu menyalurkan informasi dengan kecepatan yang lebih tinggi. Dengan keunggulan-keunggulan tersebut kabel serat optik dipilih untuk menggantikan kabel tembaga[2,3,4].

Gambar 2.6 Tipe Jaringan Lokal Akses Fiber[2,3,4].

Teknologi jarlokaf yang pertama kali dikembangkan menggunakan arsitektur single star atau point to point, dengan cara meletakkan suatu perangkat yang sama baik di sisi sentral maupun sisi pelanggan dan disebut sebagai teknologi Digital Loop Carrier (DLC). Kemudian teknologi tersebut berkembang sampai kepada sistem Optical Access Network (OAN) dengan ide utama adalah pembagian optical/electrical (perangkat jarlokaf) diantara beberapa pelanggan dan membawa fiber sedekat mungkin kepada pelanggan yang berasitektur multiple star atau point to multipoint, dimana titik pertama di sisi sentral dan titik berikutnya berada pada daerah antara sentral dan pelanggan[2,3,4].

Teknologi ini dibedakan menjadi dua kelompok. Jika sistem secara langsung membagi dan mengkombinasi intensitas sinyal optik melalui Passive Splitter (PS), maka teknologi ini dinamakan Passive Optical Network (PON). Tetapi jika menggunakan perangkat yang secara aktif membagi dan mengkombinasikan sinyal optik, maka dinamakan sebagai teknologi Active Optical Network (AON)[2,3,4].

2.9 ASYMMETRIC DIGITAL SUBCRIBER LINE (ADSL)

Gambar 2.7 Konfigurasi ADSL[2,3,4]. Teknologi ADSL bekerja menggunakan kabel telepon standar yang terbuat dari tembaga. Teknologi ini membawa kedua sinyal analog serta digital pada satu kabel.Sinyal digital untuk

(7)

komunikasi data sedangkan sinyal analog untuk suara.ADSL lebih banyak diamati oleh pelanggan karena batasan kecepatan uplink dan downlink yang tidak setara. Beberapa keunggulan ADSL antara lain :[1,2]

a. Dapat tersambung ke internet dan tetap dapat menggunakan telepon untuk menerima dan melakukan panggilan serta mengakses internet pada saat bersamaan b. Koneksi internet lebih cepat

dibandingkan menggunakan modem analog.

c. Tidak perlu kabel telepon baru, ADSL memungkinkan penggunaan kabel telepon yang telah ada.

d. Beberapa ISP ADSL akan memberikan modem ADSL sebagai bagian dari istalasi. e. Tidak terjadi share line dengan

pengguna lain[2,3,4].

2.10GIGA BIT PASSIVE OPTICAL

(GPON)

Giga Bit Passive Optical (GPON) adalah suatu teknologi akses yang dikategorikan sebagai Broadband Access berbasis kabel serat optik. GPON merupakan salah satu teknologi yang dikembangkan oleh TheInternational Telecommunication Union-Telecommunications

Standards Sector (ITU-T) dan hingga kini bersaing dengan Gigabit Ethernet PON (GEPON), yaitu Passive Optical Network (PON) versi Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE) yang berbasiskan Ethernet. GPON menggunakan serat optik sebagai medium transmisi. Satu perangkat akan diletakkan pada sentral, kemudian akan mendistribusikan trafik Triple Play (suara/VoIP, Multimedia/Digital Pay TV dan data/internet) hanya melalui satu core kabel optik disisi subscriber atau pelanggan[2,3,4].

Gambar 2.8 Arsitektur GPON[2,3,4]. Keunggulan GPON antara lain:

a. Mendukung aplikasi triple play (voice,data,dan video) pada layanan FTTx.

b. Memberikan power hingga loop terakhir.

c. Alokasi bandwidth dapat di atur. d. Passive component membutuhkan

biaya maintenance yang murah. e. Proses instalasi dan upgrade

menjadi sederhana. Program perangkat sistem GPON dikemas dalam bentuk modul agar memudahkan proses instalasi.Disamping itu, penambahan kapasitas jaringan pada GPON dapat dlakukan secara mudah dan tidak mahal. f. Transparan terhadap laju bit dan

format data. GPON dapat secara fleksibel mentransferkan informasi dengan laju bit dan format yang berbeda karena setipe laju bit dan format data ditransmisikan melalui panjang gelombang yang berbeda. Laju bit 1,244 Gbit/s untuk upstream dan 2,44 Gbit/s untuk downstream. g. Biaya pemasangan,pemeliharaan

dan pengembangan lebih efisien. Halini dikarenakan arsitektur jaringan GPON lebih sederhana daripada arsitektur jaringan serat optik konvensional.

h. Dengan adanya GPON mengurangi penggunaan banyak serat optik dan peralatan pada kantor pusat atau central office bila dibandingkan dengan arsitektur point to poin. Hanya satu port optik di central office (menggantikan multiple port) [2,3,4]

.

2.11MULTI SERVICE ACCESS NODE

(MSAN)

(8)

Digital Subscriber Line (SHDSL), E1, Plain Old Telephone Service (POTS), Ethernet. Topologi MSAN biasanya bertingkat atau master slave architecture yang berarti node slave digunakan sebagai perpanjangan tangan dari master seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.10 Jika node master tidak cukup maka akan digunakan slave untuk menambah kapasitas master[2,3,7].

2.12AUTOCAD

Auto-CAD merupakan perangkat lunak yang menyediakan fasilitas atau program untuk bermacam-macam keperluan menggambar di layar komputer sesuai dengan disiplin ilmu yang dikehendakinya, Misalnya, untuk keperluan untuk keperluan menggambar teknik mesin, arsitektur, elektro dan semacamnya[10].

Gambar 2.10 Tampilan Depan AutoCAD[10]

3. PEMODELAN SISTEM

3.1 TEMPAT DAN WAKTU

PENGAMBILAN DATA

Dalam penulisan Tugas Akhir ini, proses pengambilan data yang akan dirancang diambil di wilayah perumahan Anugerah Dian Regency Gambut Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan. Untuk waktu pengambilan data dilakukan selama bulan Agustus 2014.

3.2 PERANGKAT YANG

DIGUNAKAN

Pada penulisan Tugas Akhir ini menggunakan beberapa perangkat aktif antara lain Multiple Services Access Network (MSAN) dan Digital Subscriber Line Access Multiplexer (DSLAM). Perangkat tersebut merupakan salah satu teknologi yang digunakan dalam melakukan migrasi jaringan dari kabel tembaga menjadi kabel serat optik.

3.3 PARAMETER YANG DIAMATI

3.3.1 Perancangan Gambar

Menggunakan AutoCad

Untuk membuat sebuah gambar perancangan dibutuhkan data berdasarkan hasil survey lapangan. Setelah data diperoleh maka dapat dibuat sebuah gambar jalur pendistribusian kabel (feeder,

distribusi, drop cable)

menggunakan aplikasi AutoCad.

3.3.2 Kebutuhan Bandwidth

Salah satu alasan memodernisasi jaringan akses tembaga menjadi fiber optik sampai dengan ke pelanggan yaitu meningkatnya kebutuhan bandwidth untuk layanan. Kebutuhan bandwidth pada kabel tembaga dan fiber optik yaitu :

b.Internet membutuhkan 64 Khz

2. Dengan serat optik

Bandwidth serat optik : 150 – 600 Mbps

Aplikasi yang digunakan dan data kebutuhan bandwidth dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Kebutuhan Bandwidth Aplikasi per Pelanggan[9] NO APLIKASI BANDWITDH

(Mbps)

3.3.3 Kebutuhan Alat Ukur

A. Alat ukur yang digunakan pada kabel tembaga. 1) Continuity Tester 2) AVO Meter.

B. Alat Ukur yang digunakan pada kabel serat optik. 1) OPM (Optical Power

Meter)

(9)

2) OTDR (Optical Time Division Reflectometer)

Gambar 3.5 OTDR

3.3.4 Perhitungan Link Budget

Perhitungan link budget yang dimaksud yaitu perhitungan jumlah loss-loss dari seluruh penggunaan perangkat didalam perencanaan jaringan FTTx pada Tugas Akhir ini. Link Budget yang dihitung dalam perencanaan jaringan yaitu mulai dari Optical Line

Terminal (OLT) sampai

dengan Optical Network

Terminal (ONT) pada

Boundary yang dirancang. perhitungan Loss dilakukan berdasarkan nilai redaman per-perangkat.

3.3.5 Perhitungan Bill Of Quantity

(BOQ)

Bill of Quantity (BoQ) dimaksudkan untuk mengetahui berapa banyak kebutuhan perangkat yang digunakan untuk pembangunan jaringan Fiber To The Home (FTTH). Bill of Quantity (BoQ) dihitung dari keseluruhan jaringan yang ada yaitu dari perangkat yang digunakan, kabel feeder, kabel distribusi, dan kabel drop.

3.3.6 Metode Pelaksanaan

Dalam melakukan modernisasi jaringan dari kabel tembaga menjadi kabel serat optik terdapat langkah langkah yang harus dilakukan. Adapun langkah-langkah tersebut antara lain:

1. Project Management. 2. Survey, Planning dan

Design OSP, dan DRM

(Design Review

Management).

3. Pengadaan dan Pemasangan kabel primer FO (dari STO s.d ODC). 4. Pengadaan

danPemasangan kabel

sekunder FO (dari ODC s.d ODP).

5. Pengadaan dan Pemasangan Drop Cable FO (dari ODP s.d OTP/ Roset).

4. HASIL DAN ANALISA

4.1 Perancangan Jalur Kabel Feeder

Pada perancangan jalur kabel feeder hingga ke ODC ini, panjang kabel yang digunakan adalah sepanjang 1110 meter (1,11 Km). Perancangan kabel feeder ini jumlah kapasitas kabel (jumlah core) yang digunakan dibagi menjadi 2 dengan yang pertama jumlah kapasitas kabel 288 core sepanjang 275 meter dan kapasitas kabel 48 core sepanjang 935 meter. Sepanjang jalur kabel feeder ini juga menggunakan Manhole sebanyak 5 buah, 2 pipa HDPE dengan panjang 6 meter, 1 pipa HDPE dengan panjang 40 meter dan 1 closure yang digunakan tempat penyambungan dan cadangan kabel feeder

Gambar 4.1 Skema Jalur Kabel Feeder

4.2 Perancangan Jalur Kabel Distribusi Pada perancangan jalur kabel distribusi ini berdasarkan dari data yang didapat dari PT Telkom Akses Area Banjarmasin dan hasil perancangan menggunakan kabel distribusi sebanyak 5 buah kabel distribusi dengan kapasitas kabel fiber optik sebanyak 24 core pada setiap kabel distribusi, 30 buah Passive Splitter 1:8 dan total ODP yang digunakan sebanyak 55 buah ODP.

(10)

4.3 Perancangan Jalur Kabel Drop Optik

Pada perancangan jalur kabel drop optik jalur yang digunakan hampir sama dengan jalur kabel distribusi, dengan jumlah ODP 55 buah yang didapat berdasarkan hasil perancangan total homepass yang dapat tercakup adalah sebanyak 612 homepass.

Gambar 4.3 Cakupan Homepass Distribusi 1 (Warna Hitam)

4.4 Analisis Kebutuhan Bandwidth

Pada perancangan ini akan dihitung total dari keseluruhan bandwidth yang akan digunakan dengan cara melakukan perhitungan disetiap cakupan homepass per jalur kabel distribusi.

Tabel 4.1 Total Kebutuhan Bandwidth Pelanggan

Distribusi Jumlah HP

Total secara keseluruhan dari kebutuhan bandwidth per pelanggan dari tiap jalur distribusi dan total 612 homepass adalah sebesar 29437.2 Mbps atau sama dengan 29.44 Gbps. Sedangkan jumlah bandwidth yang dapat disalurkan dari sumber (OLT) menuju ke ODC hanya sebesar 4.8 Gbps sehingga dari pihak PT Telkom harus menambah kapasitas bandwidth yang sesuai dengan kebutuhan tersebut.

4.5 Perhitungan Link Budget

Tabel 4.2 Perhitungan LinkBudget

No Ket Distribusi

Rata-Rata 21,83

Berdasarkan dari tabel 4.10, rata-rata total redaman secara keseluruhan adalah sebesar 21,83 dB. Dimana besarnya hasil redaman tersebut masih termasuk dalam batas toleransi dalam sebuah jaringan FTTH yaitu sebesar 28 dB.

4.6 Analisis Kebutuhan Alat Ukur

Menggunakan media transmisi kabel serat optik alat ukur yang digunakan lebih sedikit dibandingkan dengan menggunakan media kabel tembaga. Dan dilihat dari segi kualitas jenis alat ukur Optical Power Meter (OPM) dan Optical Time Division Reflectometer (OTDR) memiliki kualitas yang lebih baik dan juga memiliki hasil ukur yang lebih akurat.

4.7 Perhitungan Bill Of Quantity

(BOQ)

Tabel 4.3 BOQ Kabel Feeder No Designator Satuan Jumlah

1 DC-OF-SM-48D Meter 935 2 DC-OF-SM-288D Meter 275 3 ODC-288 Splitter Pcs 1 4 PS-1-4-ODC Pcs 36

5 MH-HH1 Pcs 1

Tabel 4.4 BOQ Tabel Distribusi No Designator Satuan Jumlah

1 DC-OF-SM-12-SC Meter 2730 2 DC-OF-SM-24-SC Meter 2730 3 OS-SM-1 Eks Core 104

4 ODP-PL-8 Pcs 6

5 ODP-PL-16 Pcs 49

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1) Setelah dilakukan modernisasi jaringan dari akses kabel tembaga menjadi akses kabel serat optik sampai dengan ke pelanggan, fiber optik mampu menyalurkan bandwidth yang sangat besar hingga mencapai 100 Mbps dengan salah satunya menggunakan perangkat seperti MSAN.

2) Layanan yang didapatkan oleh pelanggan akan lebih banyak dan bervariasi karena dengan menggunakan kabel serat optik dapat menyalurkan layanan yang lebih banyak atau yang sekarang dikenal dengan layanan Triple Play.

(11)

untuk konfigurasi jaringan menjadi lebih sederhana

4) Dari hasil rancangan didapatkan total kebutuhan bandwidth seluruh pelanggan adalah sebesar 29.44 Gbps, sedangkan bandwidth yang tersedia melalui jalur sumber (OLT) hingga menuju ke ODC sebesar 4.8 Gbps. Ini menunjukkan bahwa dari pihak penyedia jasa layanan dalam hal ini PT Telkom Indonesia, harus menyediakan perangkat yang mampu untuk menyalurkan bandwidth sesuai dengan kebutuhan dari tiap-tiap pelanggan tersebut.

5.2 SARAN

Dari penyusunan Tugas Akhir ini, penulis menggunakan data pelanggan sebanyak 306 homepass dan dalam membuat perancangan gambar jaringan menggunakan software AutoCAD. Dan untuk pengembangan dari penulisan Tugas Akhir ini penulis menyarankan agar menggunakan data homepass lebih banyak lagi dan dalam membuat rancangan gambar jaringan penulis menyarankan agar menggunakan software yang berbeda agar terlihat perbedaan dari pembuatan dengan menggunakan software AutoCAD.

6. DAFTAR PUSTAKA

1. PT.Telekomunikasi Indonesia, Tbk, Konfigurasi Jarlokat, Telkom Training Center. 2004

2. Fitriani Noor Ellysa. Laporan Tugas Akhir Dengan Judul “Analisis Pengaruh Jumlah User Aktif T erhadap Kapasitas Bandwidth Pada Perangkat Giga Bit Passive Optical Network (GPON) Studi Kasus di PT Telkom Purwokerto”. Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Purwokerto. 2013.

3. Pattinasarani, Petronella. Laporan Tugas Akhir Dengan Judul

“Perancangan Jaringan Fiber To The

Home (FTTH) Menggunakan Google Earth Berdasarkan Survey Micro

Demand Di Wilayah Laksda

Adisucipto Babarsari Yogyakarta”. Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Purwokerto. 2014.

4. Sinaga, Rizly Roni Venda. Laporan Tugas Akhir Dengan Judul “Perancangan Jaringan Lokal Akses Fiber (Jarlokaf) Dengan Konfigurasi Jaringan Fiber To The Home (FTTH)

Di Daerah Nologaten, Caturtunggal Yogyakarta”. Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Purwokerto. 2014.

5. Betaria, Purna. Laporan Tugas Akhir Dengan Judul “Desain Jaringan Akses Fiber To The Home (Ftth) Di Area Saturan Raya, Babarsari, Yogyakarta Menggunakan Aplikasi Google Earth”. Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Purwokerto. 2014. 6. Lestari, Febriani Eka. Laporan Tugas

Akhir Dengan Judul “Perencanaan

Jalur Ftth Di Wilayah Desa Seturan Kecamatan Depok Daerah Istimewa Yogyakarta Menggunakan Google Earth Dan Kmlcsv Converter”. Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Purwokerto. 2014.

7. Isnawati, Anggun Fitrian,Diktat Sistem Komunikasi Serat Optik, Akatel Sandhy Putra Purwokerto, Purwokerto, 2005.

8. PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk,PL 1.1 - Dasar Sistem

Komunikasi Optik, Bandung,

TELKOMRisTI (R & D Center), 2004.

9. Nugroho, Adi,Teknologi GPON

sebagai Triple Play

Services,Universitas Diponegoro, Semarang, 2009

10. Purwadi., S.Kom., Modul Belajar

(12)

Jurnal Penelitian Dengan Judul :

PERANCANGAN MODERNISASI MIGRASI JARINGAN DARI

KABEL TEMBAGA KE KABEL SERAT OPTIK DI PERUMAHAN

DIAN ANUGERAH REGENCY GAMBUT KABUPATEN BANJAR,

KALIMANTAN SELATAN

DESIGN OF MIGRATION NETWORK MODERNIZATION OF

COPPER CABLE TO FIBER OPTIC CABLE HOUSING IN DIAN

ANUGERAH REGENCY BANJAR DISTRICT, SOUTH

KALIMANTAN

Telah Disetujui dan Disahkan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Ahli Madya (A.Md) Pada Program Studi D3 Teknik Telekomunikasi

Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Purwokerto

Disusun Oleh :

DWI AGUS PRIYANTO

NIM. D311032

Menyetujui,

Pembimbing I

EKA WAHYUDI, S.T., M.Eng.

Gambar

Gambar 4.3 Cakupan Homepass Distribusi

Referensi

Dokumen terkait

Tapi alih-alih membuka pintu, pelukis itu justru merangkak ke bawah tempat tidur dan bertanya dari bawah sana, ”Tunggu sebentar—tidakkah Anda ingin melihat lukisan, yang bisa

Bank syariah merupakan suatu lembaga keuangan yang berfungsi memperlancar mekanisme ekonomi di sektor riil melalui aktivitas kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah yang

Setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa diharapkan memiliki kemampuan untuk dapat menjabarkan peran penerjemah dalam penerjemahan yang melibatkan dua bahasa dan budaya  To

Pengamatan pada preparat histopatologi menunjukkan bahwa pada ikan kontrol tanpa vaksin mengalami kerusakan yang lebih parah bila dibandingkan dengan ikan yang

beberapa bentuk kejahatan pemalsuan, antaralain sumpah palsu, pemalsuan uang, pemalsuan merek dan materai, dan pemalsuan surat. Dalam perkembangannya, dari berbagai macam

Materi perkuliahan ini meliputi analisis masalah keterbelakangan, sub ordinat dan ketidak berdayaan kaum perempuan, isu gender serta program pendidikan pemberdayaan perempuan

Skripsi dengan judul “Analisis Hukum Islam terhadap Pajak Penghasilan UMKM (studi atas PP No. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh: Pada awalnya Indonesia

20 tinggi, daya besar dan bunyi kecil antara dua poros sejajar, pada umumnya roda gigi yang dipakai adalah roda gigi miring. Sedangkan untuk roda gigi kerucut biasanya