Strategi Lantamal II Padang dalam Mencegah Permasalahan Keamanan di
Wilayah Kerjanya
Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut II Padang (Lantamal II padang ) merupakan pemekaran dari pangkalan TNI AL Lanal kelas B Teluk Bayur yang sebelumnya bermarkas di jalan sutan Shahrir Bukit Putus Teluk Bayur, Padang. Namun seiring dengan berkembangnya waktu, untuk meningkatkan keamaanan wilayah perairan nasional dan mendukung strategi pertahanan laut nasional, maka pangkalan TNI AL lanal kelas B Teluk Bayur dimekarkan menjadi Pangkalan Utama TNI AL. Maka pada tanggal 1 Agustus 2006 Pangkalan TNI AL Lanal kelas B Teluk Bayur resmi menjadi Lantamal II TNI AL Padang. Wilayah kerja dari lantama II meliputi pesisir pulau Sumatera yang mencangkup 4 provinsi ( Nanggro Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Sumatera Barat dan Bengkulu) dengan membawahi 2 pangkalan TNI AL (Lanal )kelas C serta 18 Pos TNI AL (Posal) maupun Pos Keamanan Laut(Poskamala). Gelar kekuatan Lantamal II meliputi Lanal Nias, Lanal Sibolga, Mako Lantalam II Satrol dan juga Lanal Bengkulu.
Dalam menjalankan tugas TNI ALyang berdasarkan Pasal 9 UU No 34 Tahun 2004 yaitu melaksanakan tugas TNI Matra laut di bidang pertahanan, menegakkan hokum dan menjaga keamanan laut yurisdiksi nasional sesuai dengan ketentuan hukum internasional yang telah diratofikasi, melaksanakan tugas diplomasi angkatan laut dalam rangka mendukung kebijakan politik luar negri yang ditetapkan pemerintah, melaksanakan tugas TNI dalam pembangunan dan pengembangan kekuatan matra laut dan terakhir melaksanakan pembemberdayaan wilayah pertahanan lajut.
Banyak permasalahan kejahatan keamanan laut yang terjadi atau membayangi wilayah laut nasional Indonesia, terutama kejahatan perikanan di Indonesia, diantaranya yaitu transaksi BBM illegal, kejahatan imigran, kejahatan kepabean, pencucian uang, kejahatan pajak, korupsi, pelanggaran HAM , dan perdagangan obat terlarang.s
Dalam upaya menjaga keamanan laut di wilayah Lantamal II ini, maka ada beberapa upaya yang dilakukan diantaranya yaitu pengembangan dan pembangunan pelabuhan laut dan penyeberangan dan juga pengembangan dan pembangunan bandara seperti bandara Rokot, Peipei dan bandara Minas. Hal ini bertujuan untuk memperluas pengawasan terhadap wilayah kerja Lantamal II dan juga tempat berlabuh untuk menghentikan suatu kapal yang melakukan tindak illegal atau kejahatan dan juga untuk meningkatkan kerja dari Lantamal II tersebut. Contoh kasus kejahatan laut yang pernah terjadi dan di tangani oleh Lantal II yaitu kasus penyeludupan narkoba yang dilakukan oleh kapal nelayan dengan bendera berkebangsaan Taiwan, yatu oleh kapal Shun De Man NO. 66. Shun De Ching no.888, 12,14 dan Sunrise Glory.