• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ternyata sistem pendidikan Indonesia ter

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Ternyata sistem pendidikan Indonesia ter"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

Ternyata sistem pendidikan Indonesia terendah menurut penelitian yang dilakukan lembaga Pearson di Eropa, Asia, Amerika. Berikut cuplikan berita dari media online PESATNEWS. **************

Kenapa Pendidikan di Finlandia Maju?

Besarnya anggaran pendidikan yang dialokasikan pemerintah Finlandia. Beasiswa diberikan pada warga sejak TK hingga kuliah S3 (program doktoral). Pendidikan di Finlandia juga didukung iklim politik yang bagus.

Pendidikan di sekolah berlangsung rileks dan masuk kelas siswa harus melepas sepatu, hanya berkaus kaki. Belajar aktif diterapkan guru yang semuanya tamatan S2 dan dipilih dari the best ten lulusan universitas. Orang merasa lebih terhormat jadi guru daripada jadi dokter atau insinyur. Frekuensi tes benar-benar dikurangi. Ujian nasional hanyalah Matriculation

Examination untuk masuk PT. Sekolah swasta mendapatkan dana sama besar dengan dana untuk sekolah negeri.

Guru-guru di Finladia adalah guru bermutu tinggi. Karena para guru dipilih yang paling

berkualitas dan terlatih. Untuk bisa kuliah di jurusan pendidikan harus bersaing ketat, lebih ketat ketimbang persaingan di fakultas-fakultas bergengsi lainnya. Biasanya dari 7 peminat hanya 1 orang saja yang diterima. Padahal di Finlandia gaji guru tidak begitu besar. Tetapi negara dan rakyat Finladia menempatkan guru sebagai jabatan terhormat dan mereka yang menyandang jabatan itu pun juga merasa mendapat sebuah prestisius dan kebanggaan. Puncak kebanggaan mereka berhasil mendidik anak didik bukan berhasil memanipulasi nilai siswa.

Para guru di Finlandia akan selalu mengatakan “Kalau saya gagal dalam mengajar seorang siswa, itu berarti ada yang tidak beres dengan pengajaran saya.” Artinya, guru Finlandia sangat

bertanggungjawab, minimal pada kelangsungan masa depan anak didiknya termasuk pendidikan lanjutan yang akan ditempuh anak didik itu. Sementara nilai siswa sama sekali tidak dianggap penting.

Guru-guru di Finlandia dibebaskan untuk menggunakan metode kelas apapun, dengan kurikulum yang mereka rancang sendiri dan buku teks yang mereka pilih sendiri. Ujian bukan hal utama dan sakral, tetapi ujian hanya digunakan untuk mengetahui kualifikasi siswa di sebuah

universitas.

Kewibawaan guru demikian tinggi di mata murid, karena mereka sangat menghindari kritikan pada pekerjaan murid, tetapi mereka mengajak murid tersebut membandingkan dengan nilai sebelumnya. Lebih-lebih mengatakan “kamu salah” pada murid adalah sangat dihindari oleh guru-guru Finlandia. Para guru melihat sebagai hal biasa jika siswa melakukan kesalahan, termasuk dalam hal mengerjakan soal-soal.

(2)

kata Sundstrom, seorang Kepala Sekolah Dasar di Poikkilaakso, Finlandia. Sampsa Vourio, seorang guru di Torpparinmaki Comprehensive School, Finlandia menjelaskan kalau sistem pendidikan di negaranya dijalankan sangat demokratis.

Prestasi siswa, terletak pada prosesnya, buka pada hasil akhirnya. Artinya, jika ada PR, mereka tidak harus mengerjakannya secara sempurna. Yang penting murid sudah menunjukkan hasil usahanya, itu sudah dianggap cukup. Sungguh beda dengan di Indonesia, jangankan tidak mengerjakan PR, mengerjakan salah saja hukuman sudah menanti, tak heran jika masih banyak anak Indonesia rajin bolos sekolah lantaran belum mengerjakan PR karena takut kena sanksi. Dalam hal alokasi waktu belajar di sekolah, sebenarnya tidak banyak waktu yang dibebankan pada murid, rata-rata cuma 30 jam per-minggu. Usia masuk sekolah juga tergolong lambat, yaitu usia 7 tahun.

Bagaimana Indonesia?

Bagaimana dengan kebijakan pendidikan Indonesia jika dibandingkan dengan Finlandia? Pengamat pendidikan Syamsul Pasaribu memapakan berikut ini.

1. Kita masih asyik memborbardir siswa dengan sekian banyak tes (ulangan harian, ulangan blok, ulangan mid-semester, ulangan umum / kenaikan kelas, dan ujian nasional). Finlandia menganut kebijakan mengurangi tes jadi sesedikit mungkin. Tak ada ujian nasional sampai siswa yang menyelesaikan pendidikan SMA mengikuti matriculation examination untuk masuk

Perguruan Tinggi.

2. Kita masih getol menerapkan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) sehingga siswa yang gagal tes harus mengikuti tes remidial serta les tambahan dan masih ada tinggal kelas. Sebaliknya, Finlandia menganut kebijakan automatic promotion, naik kelas otomatis. Guru siap membantu siswa yang tertinggal sehingga semua naik kelas.

3. Kita masih berpikir bahwa PR amat penting untuk membiasakan siswa disiplin belajar. Bahkan, di sekolah tertentu, tiada hari tanpa PR. Sebaliknya, di Finlandia PR masih bisa ditolerir tapi maksimum hanya menyita waktu setengah jam waktu anak belajar di rumah.

4. Kita masih pusing meningkatkan kualifikasi guru SD agar setara dengan S1, di Finlandia semua guru harus tamatan S2.

5. Kita masih menerima calon guru yang lulus dengan nilai pas-pasan, sedangkan di Finlandia the best ten lulusan universitas yang diterima menjadi guru.

(3)

7. Hanya segelintir guru di tanah air yang membuat proses belajar-mengajar itu menyenangkan (learning is fun) melalui penerapan belajar aktif. Terbanyak guru masih getol mengajar satu arah dengan metode ceramah amat dominan. Sedangkan, di Finlandia terbanyak guru menciptakan suasana belajar yang menyenangkan melalui implementasi belajar aktif dan para siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil. Motivasi intrinsik siswa adalah kata kunci keberhasilan dalam belajar.

8. Di tanah air kita terseret arus mengkotak-kotakkan siswa dalam kelas reguler dan kelas anak pintar, kelas anak lamban berbahasa Indonesia dan kelas bilingual (bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar) dan membuat pengkastaan sekolah (sekolah berstandar nasional, sekolah berstandar internasional, sekolah negeri yang dianakemaskan dan sekolah swasta yang dianaktirikan). Sebaliknya di Finlandia, tidak ada pengkotakan siswa dan pengkastaan sekolah. Sekolah swasta mendapatkan besaran dana yang sama dengan sekolah negeri.

9. Di Indonesia bahasa Inggris wajib diajarkan sejak kelas I SMP, di Finlandia bahasa Inggris mulai diajarkan dari kelas III SD. Alasan kebijakan ini adalah memenangkan persaingan ekonomi di Eropa, membuka kesempatan kerja lebih luas bagi lulusan, mengembangkan wawasan menghargai keanekaragaman kultural.

10. Di Indonesia siswa-siswa kita ke sekolah sebanyak 220 hari dalam setahun (termasuk negara yang menerapkan jumlah hari belajar efektif dalam setahun yang tertinggi di dunia). Sebaliknya, siswa-siswa Finlandia ke sekolah hanya sebanyak 190 hari dalam satu tahun. Jumlah hari

(4)

PENDIDIKAN DI AMERIKA SERIKAT A. Latar belakang

Negara Amerika Serikat merupakan penduduk nomor tiga terbanyak di dunia yaitu berjumlah kira-kira 275 juta jiwa dan terdiri dari 50 negara bagian. Luas wilayahnya kurang lebih 9,5 juta km persegi.

Bangsa Amerika terdiri dari bangsa-bangsa emigran dari berbagai kawasan dunia, terutama dari kawasan Eropa sebagai bagian dominannya. Imigrasi tua berasal dari Eropa Utara dan Barat seperti Inggris, Scotlandia, Prancis, Belanda, Jerman dan sebagainya yang kemudian diikuti oleh imigrasi yang muda berasal dari Eropa Selatan dan timur seperti Italia, Rusia, Polandia, Austria, Hongaria dan lain sebagainya. Setiap bangsa membawa kepercayaan, adat istiadat, bahasa dan segi-segi kebudayaannya masing-masing ke Amerika sehingga Amerika menjadi periuk

peleburan bagi segala jenis kebudayaan asli dan pendatang dari benua hitam Afrika. Itulah yang membentuk kebudayaan Amerika sekarang.

Karena bagian terbesar warga Amerika berasal dari kaum imigran Eropa, maka sudah tentu tradisi pendidikan yang berkembang di Amerika adalah tradisi pendidikan bangsa-bangsa Eropa yang berimigrasi tersebut. Di tempat orang-orang Jerman berimigrasi, sekolah-sekolahnya diawasi oleh orang-orang gereja pada pertemuan-pertemuan gereja. Di daerah New Netherland pengawasan dilakukan oleh petugas-petugas gereja dan dibeberapa tempat oleh kelompok orang tertentu. Pengawasan terhadap sekolah-sekolah yang dilakukan oleh pribadi-pribadi melalui pertemuan-pertemuan orang-orang dan petugas gereja yang terus dipertahankan oleh para imigran itu, menjadi sebab timbulnya tanggung jawab atas sekolah-sekolah pada akhirnya dipikul oleh masyarakat setempat.

Karakteristik geografis dan demografis yang telah diuraikan di atas mengakibatkan penduduk Amerika bervariasi. Misalnya Negara bagian Alaska merupakan daerah yang paling luas tetapi memiliki penduduk yang kecil jumlahnya. Sementara Negara bagian Rhode Island yang

memiliki daerah yang kecil luasnya tetapi memiliki penduduk yang besar jumlahnya di Amerika Serikat

Kota-kota besar seperti New York, Washington DC, Chicago, Detroit dan Los Angeles

merupakan tempat-tempat terkonsentrasinya para penganggur, orang miskin, orang yang tidak bisa berbahasa inggris dan minoritas diiringi oleh maslah ekonomi social. Masalah

kependudukan lain ialah semakin kurangnya orang yang bergerak di bidang pertanian, kira-kira 50% penduduk bekerja sebagai juru tulis sampai pada tenaga-tenaga professor. Jumlah tenaga wanita pun meningkat sementara tingkat pengangguran relatif tinggi.

Pada pemerintahan presiden Ronald Reagon dimulai pengurangan bantuan dana serta campur tangan pemerintah federal terhadap pendidikan dan menyerahkan tanggung jawab ke negara bagian. Selama ini Amerika Serikat telah berhasil menyediakan pendidikan gratis selama 12 tahun dan biaya pendidikan yang relatif murah pada tingkat pendidikan tinggi.

(5)

Karakteristik utama sistem pendidikan di Amerika Serikat adalah sangat menonjolnya

desentralisasi. Pemerintah federal amerika serikat tidak punya mandat untuk mengontrol atau mengadakan pendidikan untuk masyarakat. Adapun ketentuan dan aturan pemerintah federal mengenai kelompok-kelompok minoritas rasial dan orang-orang cacat. Pemerintah juga

mendukung penelitian pendidikan. Tetapi Amerika Serikat tidak mempunyai sistem pendidikan yang berpusat. Namun demikian, tidak berarti bahwa pemerintah federal tidak memberikan arah dan pengaruh terhadap masalah pendidikan pemerintah federal juga ikut menghilangkan sistem sekolah yang memisahkan sekolah berdasarkan ras, khususnya antara orang kulit hitan dan kulit putih. Pemerintah federal menyamakan alokasi pendanaan sekolah, menyediakan akses

pendidikan bagi orang miskin dan orang cacat. Tujuan sistem pendidikan di Amerika antara lain : untuk mencapai kesatuan dalam kebhinekaan

untuk mengembangkan cita-cita dan praktek demokrasi untuk membantu pengembangan individu

untuk memperbaiki kondisi sosial masyarakat untuk mempercepat kemajuan nasional C. Struktur dan jenis pendidikan di Amerika

Setiap negara bagian menyediakan pendidikan secara gratis selama 12 tahun mulai dari taman kanak-kanak sampai pada jenjang berikutnya. Dalam sistem pendidikan di Amerika Serikat terdapat beberapa pola pendidikan yaitu :

taman kanak-kanak + pendidikan dasar ”grade” 1-8 + 4 tahun SLTA

taman kanak-kanak + sekolah dasar ”grade” 1-6 tahun + 3 tahun SLTP + 3 tahun SLTA taman kanak-kanak + sekolah dasar ”grade” 1-4/5 + 4 tahun SLTP + 4 tahun SLTA

setelah menyelesaikan pendidikan tingkat taman kanak-kanak + 12 tahun pada beberapa buah negara bagian dilanjutkan 2 tahun pada tingkat akademi (junior community college) sebagai bagian dari sistem pendidikan dasar dan menengah

Pada pola pertama seorang siswa menamatkan pendidikan pada umur 17- 18 tahun. Pendidikan khusus mendapat perhatian dari pemerintah dan masyarakat. Disamping itu pendidikan non formal tidak hanya di sponsori oleh badan pemerintah tapi juga badan swasta, serikat buruh-buruh, badan-badan keagamaan serta oleh individu yang kadang kala menjadikannya usaha bisnis.

Pada tingkat pendidikan tinggi, struktur dan jenis/ jenjang pendidikan pada dasarnya dikelompokkan dalam tiga bentuk baik pendidikan tinggi negeri maupun swasta yaitu : pendidikan tinggi 2 tahun yang lazim disebut junior community atau technical college memberikan sertifikat dan kadang kala memberikan gelar Associate of Arts (AA)

(6)

universitas yang biasanya terdiri dari berbagai fakultas yang menyediakan program-program diploma, S-1, pascasarjana S-2 (master) dan kebanyakan menyediakan program doktor S-3. para lulusan program s-2 diberi gelar Master of Arts (MA) atau Master of Science (MS). Lulusan program Doctor (S-3) diberi gelar Doctor of Philosphy (Ph.d) atau Doctor of Education (Ed.D) dalam bidang-bidang tertentu seperti kedokteran, hukum, teologi, bisnis. Pada level S-3 tersedia program-program spesialis.

D. Manajemen pendidikan 1. Otorita

Dalam sejarah pendidikan Amerika Serikat, pendidikan sudah menjadi tanggung jawab pemerintah negara bagian dan masyarakat setempat. Walaupun demikian semenjak 1872 pemerintah telah ikut campur tangan mulai dari memberikan tanah negara guna membangun fakultas dan juga membantu sekolah dengan program makan siang, menyediakan dana bagi veteran dan menyediakan pinjaman bagi mahasiswa.

Semenjak tahun 1979 dibentuk sebuah departemen pendidikan federal yang dipimpin oleh seseorang yang setaraf sekretaris kabinet. Yang memegang tugas melaksanakan kebijakan pemerintah dalam pendidikan. Hampir semua negara bagian memisahkan antara badan yang memberikan izin pendirian pergfuruan tinggi negeri dan perguruan tinggi swasta. Di perguruan tinggi memiliki struktur pelaksanaan tugas yaitu :

persident

pembantu presiden bidang akademik dan dekan dekan pascasarjana

pembantu presiden bidang kemahasiswaan ketua jurusan

registar. registar yaitu orang yang menyimpan segala dokumen kemahasiswaan di universitas registar pengembangan

senat universitas 2. Personalia

a. Dosen Perguruan Tinggi ü kualifikasi dan pengangkatan

Pada dasarnya kualifikasi doctor S-3 merupakan syarat untuk menjadi dosen pada perguruan tiggi di Amerika Serikat.

ü Kepangkatan

(7)

b. Guru Pendidikan Dasar dan Menengah

Pengangkatan guru adalah wewenang pemerintah negara bagian yang memiliki syarat untuk untuk memperoleh sertifikat mengajar. Pendidikan guru untuk sekolah dilakukan di tingkat universitas pada tingkat sarjana muda dan guru sekolah lanjutan disiapkan pada tingkat sarjana yang lamanya 4-5 tahun.

3. Pendanaan

Sumber keuangan pendidikan khususnya pendidikan dasar dan menengah berasal dari daerah kabupaten dan sumber-sumber lokal lainnya yang sebagian besar berasal dari pajak negara bagian. Anggaran pemerintah federal untuk perguruan tinggi juga meningkat terutama

pendidikan kejuruan teknik dan pendidikan bagi orang yang kembali ke kampus untuk belajar. Pada umumnya , beban biaya pendidikan bagi mahasiswa negeri lebih bera dibanding beban biaya untuk mahasiswa swasta

4. Kurikulum dan Metodologi Pengajaran

Kebiasaan otonomi yang sudah lama dan kuat serta keadaan masyarakat sangat mempengaruhi bentuk kurikulum serta cara mengajar di Amerika Serikat. Disini tidak ada kurikulum nasional yang resmi.

Bagian pendidikan negara bagian menggariskan kurikulum dengan tingkat variasi yang cukup besardan memberi peluang pada daerah setempat. Pada awalnya sekolah amerika sangat

dipengaruhi oleh agama dan fokus pada keterampilan tulis baca. Semenjak abad ke 19 perhatian terhadap masalah sosial semakin menonjol.

Pada akhir abad ke 19 muncul tuntutan untuk mengubah kurikulum dan metode mengajar dengan mengarahkan perhatian pada kebutuhan muris yang berbeda, serta perhatian terhadap kebutuhan individu. Dengan demikian siswa memiliki peluang yang besar untuk menentukan pilihan. Pertambahan jumlah populasi sekolah yang sangat cepat dan kemajuan iptek menjadi dorongan untuk inovasi-inovasi baru terutama metode pengajaran. Di daerah perkotaan persoalan sosial telah mendorong munculnya mata pelajaran baru yaitu studi etnis, pendidikan lingkungan, pendidikan seks, pendidikan narkoba dan sebagainya. Namun, awal 1980-an ada kecendrungan untuk kembali pada yang lama serta kebutuhan baru atas pendidikan akhir.

(8)

ditetapkan pemerintahan negara bagian ataupun pemerintahan lokal. Walaupun begitu pemerintah federal (pusat) diberi wewenang terbatas untuk mengintervensi dalam masalah pendidikan bila terkait dengan empat hal yaitu :

Memajukan demokrasi

Menjamin kesamaan dalam peluang pendidikan Meningkatkan produktivitasnasional

Memperkuat pertahanan/ ketahanan nasional.

Bentuk intervensi pemerintahan pusat tidak dalam bentuk penentuan materi ajar tetapi dalam bentuk usulan-usulan maupun program pendanaandengan tujuan-tujuan tertentu.

5. kenaikan kelas, ujian dan sertifikasi

Kenaikan kelas murid-murid sekolah ditentukan oleh daerah setingkat kecamatan atau negara bagain. Dalam prakteknya, anak-anak boleh tinggal kelas dan mengulang lagi apabila

performansinya memang tidak memuaskan.

SLTA tidak dituntut untuk ujian resmi akan tetapi kehadiran murid atau siswa serta rapornya yang baik memang menjadi persyaratan untuk memasuki perguruan tinggi negeri.

6. penelitian pendidikan

Pemerintah federal sudah sejak lama mendukung berbagai penelitian pendidikan. Walaupun hanya kira-kira 25 % dana yang disediakan. Penelitian banyak dilakukan pada bidang-bidang yang menjadi masalah orang banyak, serta pendidikan bagi orang miskin dan orang cacat dan penelitian perubahan pengangguran pemerintah serta perbaikan sistem pengajaran

7. akreditasi

Ada dua hal yang menjamin mutu pendidikan yaitu : a. sikap bahwa mutu dan standar itu penting

b. adanya otonomi lembaga

Proses akreditasi bertujuan untuk mendapat keyakinan bahwa perguruan-perguruan tinggi mempunyai dan mempertahankan standar akademik, dilaksanakan secara baik dan memenuhi syarat ikut dalam program pemerintah.

(9)

E. Sekolah Guru di Amerika Serikat

Sekolah di amerika serikat ada 4 macam yaitu : 1. sekolah normal (normal school)

Mengeluarkan guru-guru untuk sekolah rendah, lamapendidikan 4 tahun, yang diterima disana murid-murid tamatan sekolah rendah. Paling banyak di amerika tetapi telah dihapuskan dan sebahagian dijadikan fakultas guru.

2. fakultas guru (teacher school)

Mengeluarkan guru untuk sekolah menengah

3. jurusan pendidikan di universitas (departemen of education) Yang dipimpin oleh guru-guru besar seperti dekan dan dosen 4. sekolah atau fakultas pendidikan

Di tengah-tengah fakultas diadakan sekolah atau fakultas khusus untuk pendidikan, maka siswanya diterima sebelum title ilmiah

F. Isu-isu pendidikan

Mungkin banyak orang menganggap bahwa pendidikan di negara besar seperti Amerika serikat sudah mantap dan hampir tidak mempunyai masalah yang berarti. Mereka beranggapan seperti ini karena memiliki alasan yang kuat seperti kestabilan ekonomi dan politik yang sangat

berpengaruh terhadap pendidikan. Amerika serikat sendiri telah lama merintis dan melaksanakan sistem pendidikan sehingga banyak negara yang mengirimkan warganya untuk belajar di amerika serikat. Pendidikan di Amerika menerapkan model penerapan konsep sekuler-kapitalisme. Walaupun bukan hanya Amerika saja yang menerapkan konsep sekuler-kapitalisme namun karena saat ini Amerika merupakan negara adi daya maka konsepnya dalam berbagai bidang akan terasa pengaruhnya di negeri lain.

Masalah pendidikan yang dihadapi masyarakat dan pemerintah amerika serikat adalah : Dinamika perubahan sosial masyarakat amerika serikat yang terjadi dalam beberapa dekade terakhir sangat mempengaruhi pendidikan. Mulai dari tingkat pra sekolah sampai ke perguruan tinggi. Sebagai hasil emansipasi yang sejak lama diperjuangkan di amerika. Hampir semua wanita sudah mendapatkan pendidikan yang sama dengan pria dan selanjutnya kebanyakan wanita sudah mendapat tempat yang sangat luas dalam lapangan kerja, baik bagi mereka yang belum berkeluarga maupun yang sudah

(10)

dengan ibu) yang mau tidak mau harus bekerja untuk hidup mereka.

Sistem pendidikan amerika serikat memiliki berbagai badan-badan resmi yang berfungsi sebagai instrumen monitoring dan evaluasi pendidikan. Berdasarkan hasil penelitian dan informasi yang dikumpulkan dikethui bahwa kualitas pendidikan amerika serikat mengalami kemunduran yang cukup serius dan hal ini telah menjadi isu yang sangat hangat yang dipublikasikan oleh berbagai media masa sejak tahun 1980-an.

PENDIDIKAN DI JERMAN A. Latar Belakang

Pada bulan Mei 1945, pemerintah tertinggi negara Jerman berakhir dan menyerahnya Jerman tanpa syarat kepada kekuasaan sekutu. Hanya secara perlahan-lahan hak untuk menentukan hak sendiri kembali diperoleh.dalam tahun 1949,dua negara rival Jerman muncul yaitu pada

pendudukan Soviet lahir Republik Demokrasi Jerman (The Germany Democratic Repulsic, GDR), sebuah negara dengan sistem satu partai, dengan ekonomi terpimpin dan pada daerah pendudukan Amerika, Inggris dan Prancis muncul negara Republik Federal Jerman (Federal Republic of Germany,FRG). Membangun negara atas pembedaan regional sudah punya sejarah panjang, kedua negara baru ini melangkah dengan sistem yang berbeda.

Sebagai konsekuensi dari perubahan yang dramatis di Eropa pada akhir tahun 1980-an. Republik demokrasi Jerman menjadi lebur. Lima daerah yang dulu dikenal ”lander” sekarang dihidupkan kembali dan digabungkan kedalam Republik Federal Jerman pada Oktober 1990 yang dalam bentuk negara federal berstatus negara bagian.dengan demikian jerman setelah reunifikasi terdiri dari 16 negara bagian (state). Setelah mengalami masa perkembangan yang lama dan berbeda dalam segmendan asmek masyarakat, termasuk pendidikan, situasi pada awal 1990-an

menunjukan keperluan yang mendesak untuk menyamakan tingkat kehidupan dan kondisi kerja pada kedua negara bagian Jerman.

Secara geografis Jerman terletak pada tengah-tengah benua Eropa dengan luas wilayah 356.957 kilometer persegi. Jerman berpenduduk 82 juta lebih dan kira-kira 8% diantaranya tidak

berkebangsaan Jerman. Warga negara asing ini mulai berdatangan ke Jerman pada akhir tahun 1950-an ketika negara-negara Eropa selatan mulai merekrut buruh-buruh pekerja tangan. Jumlah yang paling banyak adalah orang Turki, baik yang lahir di Jerman maupun keturunan Turki. Imigran lain masuk ke Jerman sebagai pengungsi karena perang atau karena tekanan ekonomi di negaranya masing-masing. Jenis migran ketiga adalah dari etnis Jerman sendiri (walaupun tidak semuanya berbahasa jerman). Berbeda dengan jenis imigran lain mereka dapat lansung meminta kewarganegarannya sewaktu mereka masuk ke negara Jerman. Oleh karena kesulitan bahasa, baik bagi imigran yang telah lama menetap di Jerman, apalagi mereka yang baru datang, maka hal ini mejadi tantangan bagi sistem pendidikan Jerman.

Jerman bukan negara yang kaya dengan sumber alam dan juga bukan negara yang mampu memenuhi kebutuhan produksi pertanian sendiri. Oleh sebab itu jerman banyak tergantung pada barang-barang impor dan pada barang ekspornya. Posisi jerman sebagai negara tangguh

(11)

nilai tambah produksinya memerlukan orang-orang dengan standar pendidikan tinggi. Disamping itu perbedaan tingkat pengangguran di Jerman harus dilihat dan dinilai setelah reunifikasi kedua Jerman.

B. Tujuan Pendidikan

Berdasarkan sejarah pendidikan di Jerman berasal dari dua sumber yaitu gereja dan negara. Sudah menjadi tradisi semenjak awal abad pertengahan bahwa gereja selalu terlibat dalam pendidikan, sedangkan the lander (asal mula kekuasaan daerah) selalu pula mengatakan bahwa merekalah yang bertanggungjawab atas pendidikan. Pengumuman resmi wajib belajar pada beberapa daerah semenjak akhir abad ke-17 dapat diangggap sebagai penanda resmi bahwa pendidikan adalah tanggung jawab negara. Semenjak itu, pengaruh gereja secara umum mulai berkurang. Maka masalah pendidikan mulai saat itu terletak terutama pada kekuatan politik, para guru, orang tua siswa/ mahasiswa sebagai kelompok yang langsung terlibat untuk menentukan keadaan pendidikan serta perubahan-perubahan dalam sistem pendidikan.

Pemerintah negara bagian (state) yang sosial demokrat cenderung untuk menempatkan

pendidikan sebagai hak azazi dengan penekanan pada: usaha pendidikan itu atas inisiatif sendiri, persamaan dan tindakan pengimbalan, sementara pihak kristen demokrat konservatif

menginginkan tujuan dan kegiatan pendidikan itu bersifat kolektif untuk kepentingan masyarakat seperti penyiapan lulusan yang berkualitas.

Dengan hilangnya dasar ideologi yang utama dan sistem politik pun berubah, reunifikasi Jerman memaksa lander jerman timur menyesuaikan sistem pendidikannya dengan struktur yang ada di jerman barat. Maka dalam konstitusi negara (baru) serta dalam pembukaan undang-undang tentang sekolah khusus dan universitas ditetapkan tujuan umum pendidikan dengan tekanan pada pengembangan indivisualitas dan partisipasi dalam kehidupan masyarakat.

Politik pendidikan dan formulasi tujuan merupakan topik yang hangat dalam kelompok republik demokrasi. Tahun 1949 pejabat administrasi memoloskan undang-undang mengenai pendirian : ”sekolah persatuan demokrasi”. Dengan maksud untuk menghalangi monopoli pendidikan kelas masyarakat golongan atas, dan juga menjamin terbukanya kesempatan bagi masyarakat miskin. Lebih dari 2/3 guru yang bertugas di bawah partai sosialis nasionalis diganti dengan guru-guru yang telah mendapatkan pendidikan jangka pendek. Kecocokan dengan peraturan komunis maka berlangsunglah model soviet seperti prinsip ”pengajaran politeknik” dengan tujuan

membentuk pribadi sosial.

Tujuan pendidikan di Jerman yang dinyatakan dalam undang-undang adalah : 1. untuk membentuk individu yang maju secara fisik, moral dan intelektual

2. untuk membentuk manusia yang kreatif secara sosial yang memiliki minat terhadap sajak bagaimana terhadap matematika dan ekonomi.

(12)

a. pendidikan dasar, menengah dan pendidikan tinggi

Wajib sekolah di Jerman berlaku sembilan tahun atau sepuluh tahun. Dengan normal anak masuk sekolah pada usia enam tahun. Pada akhir abad ke-19 di jerman ada tiga macam sekolah

menengah. Yang paling tua adalah gimnasium didirikan pada tahun 1538. von humboldt menetapkan mutu sekolah itu dengan mengadakan ujian negara buat murid-muridnya dan menetapkan syarat ijazah negara buat guru-gurunya.

Jenis kedua dinamakan realgymnasiumyang memusatkan pelajaran pada bahasa latin, ilmu pasti dan ilmu alam. Sebagai pengganti bahasa yunani boleh diajarkan salah satu bahasa eropa

modern. Jenis sekolah itu sangat populer di jerman selatan, tidak di prussia. Jenis ketiga ialahober-real-schuleyang tidak mengajarkan bahasa kuno sama sekali, tetapi memberikan pelajaran dalam ilmu pasti, ilmu alam dan bahasa eropa modern. Pada pertengahan abad ke-18 di berlin dibuka sebuah real-schule yang lamanya 6 tahun. Ketika sekolah itu dijadikan 9 tahun, seperti keadaannya dengan sekalian sekolah menengah ketika itu maka ditambahkan istilah ober (tinggi) di depannya dan menjadi ober-real-svhule. Setelah berhasil menyelesaikan ujian pada akhir grade, siswa berhak memasuki perguruan tinggi.

b. pendidikan pra sekolah

pendidikan pra sekolah mempunyai sejarah yang panjang di jerma. Pada abad ke-18 dan 19, muncul lembaga-lembaga untuk mengurus kesejahteraan anak-anak yang membutuhkan yang pada awalnya menyediakan pengajaran agama (injil)

c. pendidikan khusus

pada tahun 1989, baik di jerman timur maupun jerman barat kira-kira 4% siswa tercatat pada lembaga-lembaga yang khusus melayani anak-anak cacat. Disamping itu, jerman timur

menjalankan sistem sekolah khusus (spezialschulen) bagi anak-anak yang punya bakat istemewa dalam bidang seni atau olah raga yang jumlahnya kira-kira 1% dari kelompok umur.

d. pendidikan vokasional, teknik dan bisnis

wajib belajar tidak terbatas hanya pendidikan umum saja. Anak-anak yang tamat dengan ijazah pendidikan umum pada tingkat hauptschule dan realschule dan bahkan yang tidak dapat ijazah setelah belajar 9 tahun, harus masuk pendidikan yang secara resmi diakui sebagai persyaratan untuk mendapatkan pekerjaan dan program ini dapat diikuti secara paruh waktu atau purna waktu.

(13)

dan perkembangan masyarakat. Dengan upaya-upaya di atas diperkirakan di Jerman barat kira-kira 40% angkatan kerja mengikuti berbagai bentuk program adult education ini setiap tahun. e. ujian kenaikan kelas dan sertifikasi

Dengan beberapa pengecualian tes formal pada prinsipnya tidak digunakan untuk menilai keberhasilan anak di sekolah. Pengecualian itu hanya untuk keperluan diagnostik yaitu

untukmengidentifikasikan jenis-jenis dyslexia (kesulitan belajar membaca dan menulis karena kondisi pada otak). Pendekatan yang dipakai untuk mengetahui pencapaian murid ialah menyerahkan sepenuhnya kepada guru untuk menyusun tes terulis sendiri ditambah dengan interaksi lisanmurid dan guru selama proses belajar berlangsung.

f. evaluasi

Tidak ada evaluasi nasional yang dilakukan secara teratur mengenai hasil pendidikan. Komponen jerman dalam asosiasi internasional untuk penelitian penilaian pencapaian pendidikan dalam bidang membaca merupakan survey pertama dalam dua decade terakhir yang didasarkan pada sampai probabilitas secara nasional.

D. Manajemen Pendidikan 1. Otorita

Oleh karena konstitusi federal telah menetapkan kewenagan lander atas pendidikan maka

beberapa lander membuat berbagai ketentuan dalam konstitusi mereka masing-masing mengenai pengaturan masalah pendidikan dan seluruhnya melalui proses legislatif. Pengaturan itu

mencakup penetapan tujuan pendidikan, struktur, isi pengajaran dan prosedur dalam sistem daerah mereka masing-masing. Dalam negara bagian, tanggung jawab pendidikan terletak pada level kementrian kabinet yang sering disebut Kementrian Kebudayaan (kultusministerium) pada negara-negara bagian yang luas daerahnya. Sekolah tidak dikontrol secara langsung oleh

kementrian negara bagian tetapi melalui badan administratif regional yang merupakan bagian dari badan eksekutif tanpa pasangan atau counterpart langsung dari pihak legislatif atau DPR. Masyarakat setempat biasanya juga punya tanggung jawab menyediakan infrastruktur yang diperlukan dan ada kalanya juga terlibat dalam pengangkatan staf.

2. pendanaan

Dengan pengecualian pendidikan tinggi, keuangan pendidikan sepenuhnya berada di tangan lander dan masyarakat setempat. Secara umum, seluruh biaya personil ditanggung oleh pemerintah negara bagian dan infrastruktur oleh masyarakat.

3. personalia

(14)

vokasional dan teknik memperoleh pendidikan di perguruan tinggi lain dan sering menuntut persyaratan masuk yang lebih rendah. Kebanyakan sistem yang dualisme seperti ini bertahan di jerman timur sampai tahun 1990. tetapi sejakn tahun 1960-an di Jerman barat pendidikan guru telah dilaksanakan di universitas yang ada dan bahkan sesungguhnya menjadi inti pendirian universitas baru. Terdapat kecendrungan untuk menyamakan berbagai bentuk pendidikan guru di seluruh jerman sehingga dengan kualifikasi yang sama terdapat pula status yang sama. Usaha ini telah berhasil tetapi baru pada negara bagian kecil.

Menteri-menteri pendidikan negara bagian menentukan kurikulum mereka sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan mereka melakukan itu melalui tiga jenis instrumen yaitu :

tabel yang menguraikan jumlah jam belajar per minggu serta mata pelajaran sesuai dengan grade dan jenis sekolah

pedoman kurikulum

pemberian wewenang penulisan dan pengadaan buku teks E. Isu-isu Pendidikan

Masa untuk melakukan reformasi pendidikan yang mendasar di Jerman barat secara resmi berakhir tahun 1975 dengan dibubarkannya dewan pendidikan (council of education) yang mencoba mengimplementasikan sistem pendidikan yang sama sekali baru. Semenjak itu, pemerintahyang konservatif cenderung mempertahankan struktur tripartit pada pendidikan menengah, sementara kementrian yang beraliran sosial demokrat mencoba menerapkan

gesamtschule sebagai alternatif, kalau tidak sebagai pengganti sistem tripartit. Namun demikian, ada perubahan yang cukup berarti . Terjadi penurunan jumlah siswa pada hauptschule dan peningkatan jumlah siswa pada tingkat gymnasium. Pendidikan akademik dan sekolah-sekolah kejuruan pada tingkat menengah atas telah semakin paralel, baik karena pengenalan kuliah-kuliah baru yang berorientasi profesional di gymnasium atau karena peningkatan jumlah siswanya atau karena dorongan pengintegrasian beberapa bentuk sekolah menengah atas. Juga terdapat perubahan pada kurikulum universitas pendidikan guru. Pada level pengajaran kelas, metode-metode baru mulai diterima. Hal yang sama terjadi pula dalam bidang kajian-kajian baru seperti pendidikan tentang perdamaian, pendidikan lingkungan dan kajian kewanitaan.

Walaupun tidak semua masalah berhubungan dengan reunifikasi kedua jerman namun yang menjadi pusat persoalan dalam tahun 1990-an adalah kebutuhan untuk memberikan kesempatan dan diragukan lagi masalah ini akan berlangsung sampai awal abad baru. Namun demikian, masih ada harapan tetapi jelas tidak bisa dipastikan bahwa sumber dana, pengalaman politik dan administratif serta orang-orang yang terlibat menanganinya dianggap mampu mengatasi masalah ini. Tetapi patut juga dicatat bahwa resiko transisi dapat pula merambat pada hilangnya hal-hal positif yang selama ini ada di sistem pendidikan jerman timur seperti sukses mereka dalam menanggulangi siswa-siswa yang lemah atau dalam mempertahankan motivasi siswa yang tinggi untuk mencapai keberhasilan.

(15)

perimbangan antara kebutuhan integrasi sosial bagi anak-anakcacat dan penyelenggaraan pengajaran yang optimal tetap menjadi fokus pemikiran.

Sistem pendidikan di Jerman terkenal sebagai salah satu yang terbaik di dunia. Dari sinilah dilahirkan para ilmuwan atau insinyur kenamaan. Akan tetapi tidak semua penduduk yang bermukim di jerman menikmatinya. Terutama pria remaja berlatang belakang migran yang memiliki citra umum sebagai kelompok yang kalah dan gagal dalam pendidikan di Jerman. Dalam arti, jarang yang mendapat menyelesaikan sekolah menengah atasnya.

Pengantar

Sekolah dasar dan menengah adalah wajab bagi seluruh siswa di Amerika Serikat, akan tetap jenjang usia siswa berbeda-beda di setiap Negara bagian. Siswa di Amerika Serikat memulai pendidikanya dari jenjang Kindergarten (usia 5 sampai 6 tahun) hingga menyelesaikan

pendidikan menegah pada kelas 12 (usia 18 tahun). Terdapat 14.000 sekolah di Amerika Serikat dan setiap tahunya pemerintah Amerika Serikat mengalokasikan dana pendidikan sebesar $500 triliun untuk digunakan keperluan sekolah dasar dan menengah.

Pendidikan dasar

Pendidikan dasar di Amerika Serikat berjenjang dari Kindergarten hingga Fithh grade (Kelas 5), tetapi terkadang juga berjenjang hingga Fourth grade (kelas 4), Sixth grade (kelas 6) atau eighth grade (kelas 8) tergantung sisitem kurikulum pada school district tersebut. Kurikulum

pembelajaran dipilih oleh school district mengacu pada standar pembelajaran di Negara bagian tersebut. Standar pembelajaran adalah tujuan yang harus dicapai oleh School district yang harus mengacu pada AYP (Adequate yearly program).

Suasana pembelajaran pada sekolah dasar di Amerika Serikat berbeda dengan pembelajaran pada sekolah di Indonesia. Satu kelas terdiri dari dua puluh higga tiga puluh siswa. Guru Sekolah dasar di Amerika Serikat dibekali pendidikan lanjutan mengenai perkembangan congnitive and psychological development. Guru-guru di Amerika Serikat telah menyelesaikan pendidikan lanjutan Sarjana dan atau Pasca Sarjana (Bachelors and/or Masters degree) dalam bidang Early Childhood and Elementary Education.

(16)

Jenjang pendidikan menengah di Amerika Serikat dibagi menjadi dua tahap (middle school/ junior high) mulai pada jenjang sixth, seventh, eighth and ninth grade (kelas 6, 7, 8, 9). Jenjang pendidikan pada middle school/ junior high (grade/kelas) di tentukan oleh faktor demografi seperti jumlah usia siswa sekolah menegah. Hal ini bertujuan untuk mempertahankan populasi siswa sekolah yang stabil. Pada jenjang ini, siswa diberikan kebebasan untuk memilih mata pelajaran yang dikehendaki dan menggunakan system kelas berpindah (moving class). Senior High(kelas 9,10,11,12) adalah jenjang lanjutan setelah middle school/ junior high, biasanya Jenjang ini dimulai dari ninth grade (freshman), tenth grade(sophomores), eleventh grade(Juniors), twelfth grade(seniors). Perlu diketahui bahwa jenjang middle school/Junior high dan Senior high berbeda-beda di setiap Negara bagian, mengacu pada demografi usia siswa di Negara bagian tersebut.

Pendidikan menengah memiliki struktur kurikulum yang berbeda dengan di Indonesia. Pada jenjang ini, siswa diwajibkan mengabil sejumalah mata pelajaran wajib (mandatory subjects) dan memilihi mata pelajaran pilihan (electives).

Mata pelajaran wajib (mandatory subjects) meiliputi :

Science (Ilmu pengetahuan alam) meliputi Biologi, Kimia dan Fisika

Mathematics (Matematika) meliputi aljabar, geometri, pre-calculus dan statistika

English (pelajaran bahasa inggris) meliputi sastra, humaniora, mengarang dan verbal(praktek)

Physical education (Olahraga)

Mata pelajaran pilihan (electives) meliputi:

Atletics meliputi cross country, football, basketball, track and field, swimming, tennis, gymnastics, waterpolo, soccer, softball, wrestling, cheerleading, volleyball, lacrosse, ice hockey, fieldhockey, crew, boxing, skiing/snowboarding, golf, mountain biking, marching band

Career and Technical Education meliputi agriculture/agriscience, Business/Marketing, Family and Consumer Science, Health occipations

Computer word processing meliputi programing and design

Foreign langguages meliputi bahasa Spanyol dan Perancis (umum) Bahasa Cina, Latin, Yunani, Jerman, itali dan Jepang (tidak umum)

(17)

Publishing meliputi Journalisme/ Koran siswa, buku tahunan dan majala siswa

FBS-Karangmalang. Jumat (2/3) lalu Badan Eksekutif Mahasiswa FBS UNY menyelenggarakan seminar internasional bertajuk Perbandingan Pendidikan di Eropa dan Asia (Belanda, Turki, Cina, dan Indonesia) yang bertempat di Ruang Seminar PLA FBS. Sebanyak 250 peserta memenuhi kursi-kursi yang berjejer rapi tanpa spasi kosong.

Dalam sambutannya, Dr. Widyastuti Purbani, M.A. menyatakan dukungannya terhadap penyelenggaraan seminar ini dengan menjelaskan betapa perlunya mengambil pembelajaran dari sistem pendidikan negara maju mengingat sistem pendidikan serta kurikulum Indonesia, sebagai negara berkembang, belum begitu kuat. Wakil Dekan I FBS UNY ini kemudian menambahkan pentingnya memahami sistem pendidikan yang diaplikasikan di negara lain terutama bagi mahasiswa yang ingin melanjutkan studi ke luar negeri. Hal ini turut diamini oleh Arda Sedyoko selaku Ketua BEM FBS sekaligus koordinator acara, “Kami berharap teman-teman peserta dapat membandingkan dan mengaplikasikan materi dalam seminar, apalagi di sini banyak mahasiswa yang mengambil jurusan pendidikan.

Seminar internasional yang dikenai harga lebih murah dari biasanya ini menghadirkan Prof. Theo Wubbles, Ph.D. (Dekan Social and Behaviour Faculty, Utrecht Universitet, The Netherlands), Lutfi Ulker (mahasiswa Pasca Sarjana UNY), Peng Zillin (mahasiswa FBS UNY), dan Dr. Kun Setyaning Astuti, M.Pd. (Dosen Pendidikan Seni Musik FBS dan program Pasca Sarjana Universitas Negeri Yogyakarta) sebagai pembicara. Para pembicara tersebut membawakan kultur pendidikan di negara masing-masing.

Prof. Theo Wubbles, Ph.D. menekankan pentingnya interpersonal perspective dalam mengajar. “Sangat penting bagi guru untuk membangun sebuah jalinan kedekatan dengan murid-muridnya,” ungkap Wubbles. Lebih lanjut ia menambahkan akan lebih baik jika seorang guru mengerti apa yang dibutuhkan serta dipikirkan murid, karenanya ia menyarankan angket sebagai sarana evaluasi.

(18)

Penampilan gitar ansambel dari mahasiswa Pendidikan Seni Musik memberikan hiburan bagi peserta seminar. Acara lalu dilanjutkan dengan pemaparan Peng Zillin dan Dr. Kun Setyaning Astuti, M.Pd. mengenai pendidikan di Cina dan Indonesia.

Peng Zillin mengemukakan betapa berbedanya sistem pendidikan Cina dan Indonesia. “Di sana semuanya sudah teratur, dimulai dari jadwal kuliah sampai penyediaan buku. Jadi mahasiswa tidak perlu kesulitan mencari buku pedoman, universitas sudah menyediakan. Mereka tinggal belajar saja,” ujarnya. Masih dari Zillin, “Tapi biaya kuliah di Indonesia murah sekali. Dan lagi biaya hidup di sini juga tergolong terjangkau.

Sementara Dr. Kun Setyaning Astuti, M.Pd. menjelaskan sistem student center, dimana murid yang mendominasi kelas alih-alih guru. Peran guru hanyalah sebagai korektor, jika ada yang salah barulah guru menengahi. Wakil Dekan III FBS UNY ini juga memaparkan pentingnya kreatifitas siswa dalam berkarya. “Jadi, misalnya, dalam mengajar tangga nada, cukup iringi siswa dengan instrumen saja. Ajak mereka berkreasi menciptakan melodi-melodi baru. Jangan cuma diberitahu jarak antar nada itu satu setengah ketuk dan sebagainya, tandasnya.

Ditanya tentang metode apa yang terbaik, Theo Wubbles menjawab, “Tidak ada yang lebih baik satu dari yang lainnya. Yang baik adalah mengambil manfaat dari apa yang ada kemudian menggabungkannya.”

Referensi

Dokumen terkait

PENANAMAN NILAI-NILAI KEWIRAUSAHAAN PADA ANAK USIA DINI MELALUI METODE PROYEK.. Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu

Sumber : Data primer yang diolah, 2016 Berdasarkan tabel di atas hasil pengujian model (Uji F) pengaruh karakteristik individu dan karakteristik pekerjaan terhadap

terhadap proyek bangunan yang sedang dikerjakan, sebab kontraktor yang bersangkutan mempunyai hak mekanis terhadap objek kontrak kerja. Dalam asuransi jiwa yang mempunyai

Dengan demikian nilai-nilai kesetaraan dan keadilan gender dalam aspek ekonomi kaum ibu (bundo kandung) di Minangkabau mempunyai kedudukan yang istimewa tentang

Dana Pensiun adalah badan hukum yang mengelola dan menjalankan program yang menjanjikan pembayarnranberkala kepada peserta pada saat mencapai usia pensiun atau pada

Untuk angka yang lebih dari lima dibulatkan ke atas dan bila kurang dari lima dibulatkan ke bawah.. Bila angka yang mau dibulatkan sama dengan 5, maka harus diperhatikan

Kawasan kajian juga menunjukkan bahawa hakisan tanih adalah tinggi di kawasan yang mempunyai siri tanih Serdang Kedah dan Tanah Curam yang mempunyai nilai K pada 0.128 dan

Resiko audit adalah resiko yg terjadi dlm hal auditor tanpa disadari tidak memodifikasi pendapatnya sebagaimana mestinya, atas suatu laporan keuangan yg mengandung