• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kelompok Siloviki dalam Kebijak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pengaruh Kelompok Siloviki dalam Kebijak"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

1

Pengaruh Kelompok Siloviki dalam Kebijakan Luar Negeri

Rusia di Laut Kaspia

Muhammad Ahalla Tsauro

Mahasiswa Hubungan Internasional

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga

Abstrak

Laut Kaspia merupakan kawasan yang menjadi prioritas kebijakan luar negeri

Rusia karena melimpahnya kekayaan alam dan posisi kawasan strategis yang

harus diamankan. Tantangan pun datang tidak hanya dari negara-negara

Kaspia seperti Azerbaijan, Iran, Kazakhstan dan Turkmenistan saja, akan

tetapi kekuatan lain seperti Amerika dan Uni Eropa. Usaha peningkatan

ekonomi dan keamanan mulai diberlakukan ketika Putin melakukan reformasi

politik, ia membawa kelompok Siloviki yang memiliki visi dan misi yang sama

dengan Putin untuk membangkitkan Rusia. Berbagai kebijakan menjadi bukti

pentingnya kehadiran kelompok tersebut dalam membangun negara

sebagaimana terlihat dari Konsep Kebijakan Luar Negeri Rusia, Strategi

Keamanan Nasional dan Doktrin Militer. Agenda utama prioritas siloviki di

Laut Kaspia adalah menjaga keamanan perdagangan, keamanan nasional dan

mengangkat kembali pengaruh Rusia dalam melakukan kontrol kawasan

Kaspia. Tulisan ini menunjukkan pengaruh siloviki dan dinamika kelompoknya

terhadap Kebijakan Luar Negeri Rusia di Laut Kaspia

Kata-kata Kunci: Kelompok, Siloviki, Kebijakan Luar Negeri, Rusia, Laut

Kaspia

The Caspian Sea is an area that became Russia's foreign policy priority because

of the abundance of natural resources and strategic position of the area that

must be secured. The challenges come not only from the Caspian countries such

as Azerbaijan, Iran, Kazakhstan and Turkmenistan, but other forces such as the

US and the European Union. Economic and security improvement efforts went

into effect when Putin's political reforms, he brought a group of the Siloviki have

the same vision and mission with Putin to resurrect Russia. Various policies

become evidence of the importance of the presence of groups in the developing

countries as seen from Russia's Foreign Policy Concept, National Security

Strategy and Military Doctrine. The main priority of the agenda of the siloviki

in the Caspian Sea is to maintain the trade security, national security and raised

again the influence of Russia in the Caspian region control. This paper shows

the influence of the siloviki and the dynamics of the group towards Russia’s

foreign policy in Caspian Sea.

(2)

2

Laut Kaspia diestimasikan sebagai sumber minyak dan gas alam terbesar ketiga

di dunia setelah teluk Persia dan Rusia, dengan estimasi mencapai lebih dari 30

milyar ton, dimana angka ini hampir mirip dengan potensi yang dimiliki Arab

Saudi (Ghafouri 2008, 81). Di era Uni Soviet, Rusia memiliki cadangan minyak

dan gas alam mencapai 86 persen dan 70 persen cadangan batu bara

(Alexandrov, 1998). Akan tetapi ketika negara-negara Soviet bubar dan menjadi

negara yang independen, Rusia hanya mendapat 40 persen dari cadangan

sumber daya alam. Jumlah tersebut tentu saja menurun drastis dibanding

sebelumnya, untuk itu, Rusia harus memanfaatkan kawasan tersebut melalui

kerjasama perdagangan maupun usaha mengamankan kawasan.

Grafik Produksi Minyak Kawasan Kaspia

Sumber: US Energy Information Administration, 2013

Hadirnya Putin dalam Pemerintahan Rusia memberikan gaya berbeda dalam

kebijakan luar negeri, tahun pertama menjadi Presiden, dia memberikan

perubahan dalam membentuk aturan dan konsep yang selanjutnya menjadi

karakter kebijakan luar negeri Rusia. Satu bulan setelah terpilihnya Putin,

terdapat kebijakan keamaan yang sudah dirumuskan; Konsep Keamanan

Nasional (Januari 2000), Doktrin Militer (April 2000) dan Konsep Kebijakan

Luar Negeri (Juni 2000) (Misiagiewicz 2012, 12). Dalam dokumen tersebut

sangat jelas, ditekankan bahwa keamanan nasional menjadi prioritas utama,

khususnya melakukan perlawanan terhadap ekstrimisme dan terorrisme.

(3)

3

maupun militer yang berasal dari Komitet Gosudarstvennoy Bezopasnosti (KGB)

Rusia yang kini berubah menjadi Federal Security Service (FSB). Kelompok

tersebut memiliki visi dan kepentingan yang sama untuk kejayaan Rusia,

sehingga Putin tidak bekerja sendirian, akan tetapi bersama siloviki.

Keterlibatan peran siloviki dalam kebijakan luar negeri Rusia dapat dilihat

melalui persebaran anggota siloviki diberbagai sektor penting pemerintahan.

Putin, yang juga seorang siloviki, seringkali mempercayakan implentasi

kebijakan kepada dua kekuatan penting pemerintahan;

The Presidential

Administration

dan

Security Council

. Selanjutnya, peran siloviki lainya juga

dapat dilihat dati komunitas intelijen Rusia seperti; Federal Security Service

(FSB), Foreign Intellijen Service (SVR), Main Intellijence Directorate (GRU),

Federal Protection Service (FSO), Interior Ministry (MVD) (Galeotti 2016).

Adapun hubungan antara Kebijakan Luar Negeri Rusia yang di dorong oleh

kekuatan kelompok siloviki dan kebijakan di Laut Kaspia adalah peran sentral

kelompok siloviki mulai dari kementrian pertahanan dan keamanan, komunitas

intelijen, Kementrian Luar Negeri dan Kementrian Energi dan Gas. Dalam

tulisan ini pula, Siloviki diposisikan sebagai unit analisa yg akan dijelaskan lebih

mendalam dalam bab-bab selanjutnya.

Analisis Kebijakan Luar Negeri

Peringkat analisis dibutuhkan untuk menjawab secara tepat fenomena yang

terjadi. Apabila fenomena tersebut umum maka digunakan peringkat analisis

yang juga umum untuk menjelaskannya, demikian pula halnya apabila fenomena

yang terjadi khusus maka digunakan peringkat yang dapat secara spesifik

menjelaskan fenomena tersebut. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan Singer

(1961, 77) bahwa peringkat analisis memungkinkan seorang analis untuk fokus

terhadap apa yang hendak diamati apakah itu merupakan keseluruhan atau

hanya komponen-komponen atau bagian-bagian dari suatu sistem. Menurut

James N Rosenau, kebijakan luar negeri digunakan untuk menganalisa dan

mengevakuasi kekuatan-kekuatan internal dan eksternal yang mempengaruhi

kebijakan luar negeri suatu negara terhadap negara lain (Herman, 1990). Charles

Hermann mengatakan bahwa kebijakan luar adalah tindakan-tindakan yang

dihasilkan dari keputusan-keputusan politis di tingkat individu maupun

kelompok (Hermann dalam Neack 2008, 9).

Terdapat teori yang beriringan untuk membantu mempermudah menganalisis

menggunakan peringkat analisis kelompok; teori peran dan teori dinamika

kelompok (Hudson 2007, 84). Teori peran melihat bagaimana pentingnya setiap

individu sebagai representasi kelompok yang tentu saja berperan dan memiliki

pengaruh dalam setiap perumusan dan proses kebijakan. sedangkan teori

dinamika kelompok melihat mengenai pola dan hubungan antar individu dalam

kelompok dalam bekerja sama dalam mewujudkan suatu tujuan dan

kepentingan.

(4)

4

oleh sekelompok individu, lembaga, dan agensi (Breuning 2007, 96). Asumsi ini

akan berkaitan dengan dua jenis pengambilan keputusan secara berkelompok

yakni organizational process dan bureaucratic politics model. Di dalam

organizational process, diasumsikan bahwa pemerintah merupakan sebuah

organisasi kolektif, terkoordinasi terpusat di atas, masing-masing dengan

spesialisasi dan keahliannya, dan juga prioritas serta perspesinya (Breuning

2007, 96). Pemerintah diasumsikan sebagai organisasi yang kolektif, sehingga

dari sini dapat ditarik pemahaman bahwa pemimpin tidak bekerja secara uniter

melainkan juga dipengaruhi oleh kelompok-kelompok sekitarnya yang memiliki

kemampuan dan keahlian. Kemudian, asumsi dasar LoA kelompok jika diamati

dari

bureaucratic politics

model adalah adanya individu-individu yang bekerja

dalam sebuah agensi atau lembaga dalam pemerintahan (Breuning 2007, 97-8).

Individu-individu ini bekerja untuk memberi rekomendasi kebijakan pada

pemerintah dan eksistensi mereka memberi keberagaman pengaruh dalam

proses pengambilan kebijakan luar negeri sebuah negara.

Teori Pemikiran Kelompok (groupthink) lahir dari penelitian panjang Irvin L

Janis. Janis menggunakan istilah groupthink untuk menunjukkan satu mode

berpikir sekelompok orang yang sifat kohesif (terpadu), ketika usaha-usaha keras

yang dilakukan anggota-anggota kelompok untuk mencapai kata mufakat.

Grouptink

dapat didefinisikan sebagai suatu situasi dalam proses pengambilan

keputusan yang menunjukkan timbulnya kemerosotan efesiensi mental,

pengujian realitas, dan penilaian moral yang disebabkan oleh tekanan-tekanan

kelompok (Mulyana, 1999). West dan Turner (2008: 274) mendefinisikan bahwa

pemikiran kelompok (groupthink) sebagai suatu cara pertimbangan yang

digunakan anggota kelompok ketika keinginan mereka akan kesepakatan

melampaui motivasi mereka untuk menilai semua rencana tindakan yang ada.

Jadi groupthink merupakan proses pengambilan keputusan yang terjadi pada

kelompok yang sangat kohesif, dimana anggota-anggota berusaha

mempertahankan konsensus kelompok sehingga kemampuan kritisnya tidak

efektif lagi.

Posisi Strategis Laut Kaspia Bagi Rusia

Laut Kaspia merupakan kawasan di sekitar negara-negara kawasan Asia Tengah

yang memiliki sumber daya alam minyak dan gas alam yang tinggi di dalamnya.

Perburuan akan sumber daya alam minyak semakin meningkat ketika banyak

negara mulai memasukkan kebutuhan tersebut sebagai salah satu kepentingan

utama yang harus dipenuhi. Selain karena kepemilikan sumber daya alam

minyak yang besar di Laut Kaspia, kawasan tersebut menjadi penting karena

beberapa keunggulan, diantaranya yang pertama, jika dilihat dari segi geografis,

Laut Kaspia merupakan jalur hubungan komunikasi antara benua Eropa dan

Asia yang lebih dikenal sebagai

Eurasian Pearl

. Kedua, Laut Kaspia memiliki

reputasi yang sangat baik dalam aspek perikanan dan menyediakan banyak

kesempatan kerja bidang tersebut. Ketiga, Laut Kaspia juga memiliki kualitas

caviar yang baik sebagai makanan mewah dan menjadi representasi

kemakmuran (Thomas 2008).

(5)

5

menggunakan metode pembagian wilayah laut menurut UNCLOS. Jika kaspia

statusnya danau, maka berbeda pula cara pembagian wilayahnya yang didasari

oleh kesepakatan setiap anggota negara di kawasan tersebut. Sementara itu ke

lima negara di wilayah Kaspia juga memilih untuk membuat kesepakatan. Hasil

Caspian Summit 2014 menyebutkan bahwa setiap negara memiliki kedaulatan

laut hingga pada titik 15 mil untuk explorasi mineral dan 10 mil untuk produksi

perikanan. Selain itu, dibuat pula laut teritori bersama yang setiap kapal dapat

bebas berpindah dari teritori negara lain.

Selain Laut Kaspia, Asia Tengah juga merupakan kepentingan utama bagi

negara-negara besar ketika Mackinder menempatkannya sebagai wilayah

heartland yang sangat strategis. Dalam teorinya, Mackinder menjelaskan

bahwasanya siapa saja yang mampu menguasai heartland, maka dia akan dapat

menguasai dunia (Marshall 1998). Maka kemudian, banyak negara yang memiliki

berbagai kepentingan demi menguasai kawasan tersebut, negara besar yang

menginginkan kawasan tersebut sebagai contohnya ialah Amerika Serikat dan

Rusia. Kawasan Asia Tengah digunakan oleh AmerikaSerikat sebagai kawasan

pembendung

sphere of influence

komunis Rusia agar tidak semakin menyebar.

Rusia juga memiliki kepentingan akan sumber daya alam minyak di kawasan

Asia Tengah. Kepentingan tersebut juga didorong oleh kepentingan Rusia untuk

mensukseskan kebijakan

Grand Russia Project

yang berkeinginan untuk

menyatukan kembali pecahan negara-negara bekas Uni Soviet menjadi satu

kembali di bawah naungan Rusia. Rusia juga mengklaim bahwa Laut Kaspia

merupakan kawasan

inland lake

dan bukan merupakan

closed sea

, yang berarti

bahwa kawasan tersebut bukan merupakan subjek hukum dari

Law of The Sea

.

Dan sebagai konsekuensinya, maka eksploitasi yang dilakukan di kawasan

tersebut harus melalui kesepakatan kelima negara yang berada di sekitarnya. Hal

ini sebagai bentuk pembendungan agar AmerikaSerikat tidak dengan serta merta

dapat mengeksploitasi sumber daya alam di kawasan tersebut (Grozin and

Gevorgyan 1998).

Kepentingan Nasional Rusia di Laut Kaspia

(6)

6

Menurut Luck Coffey (2015) terdapat lima kepentingan utama Rusia di Laut

Kaspia saat ini:

Pertama

, melakukan marginalisasi pengaruh Barat di kawasan

yang khususnya ditujukan pada Amerika, Uni Eropa dan NATO. Rusia memiliki

strategi tersendiri ketika Amerika dan NATO mulai memperluas ke kawasan

Eropa Timur dengan mempersempit ruang gerak di kawasan, sehingga Rusia

masih bisa mengontrol penuh kawasan Kaspia.

Kedua

, Integrasi kawasan melalui

Organisasi yang didorong oleh Rusia. Dinamika regionalisme pun memiliki

tantangan tersendiri (Coffey 2015).

Ketiga

, Mencegah masuknya investasi asing

di Turkmenistan, Azerbaijan dan Kazakhstan yang akan mempermudah

distribusi minyak dan gas alam. Hal ini dilakukan dengan kontrol penuh atas

Rusia melalui pos-pos penting dibawah pengaruh Rusia.

Keempat

, meningkatkan

aktivitas ekonomi dengan negara-negara Kaspia. Perdagangan Rusia dengan

Azerbaian, Iran, Kazkhstan dan Turkmenistan mencapai 33 Milyar pada tahun

2013 (Coffey 2015).

Kelima

, mempertahankan hegemoni atas Iran.

Sementara itu, Ariel Cohen (1997) berpendapat sendiri mengenai kepentingan

Rusia di Laut Kaspia. Isu utama yang menjadi perhatian adalah persaingan

kontrol atas transportasi distribusi minyak. Memang Rusia tiak memiliki sumber

daya hidrokarbon yang signifikan diantara kawasan Kaspia seperti Kazakhstan,

Azerbaijan dan Turkmenistan yang aktf memproduksi dan mengekspor minyak,

hal inilah yang menjadi pekerjaan bagi Rusia untuk mengontrol minyak tersebut.

usaha kontrol tersebut juga didasari oleh cadangan minyak yang begitu

melimpah, tercatat terdapat 100 hingga 200 milyar per barel cadangan minyak

dengan biaya produksi mencapai dua sampai empat triliun. Hal ini tentu saja

berbeda jauh dengan cadangan minyak kawasan Amerika Utara. Usaha Rusia

untuk mengontrol kawasan ini tentu saja mempersempit ruang negara lain

seperti Amerika yang berusaha masuk di kawasan tersebut (Cohen 1997).

Grafik

Index of Economic Freedom

di Laut Kaspia

Sumber: Heritage Foundation Research, 2015

(7)

7

Russia’s approach to comprehensive interaction with its partners

in the Black Sea and Caspian Sea regions is based on goals and

principles of the Charter of the Black Sea Economic Cooperation

Organization and takes into account the need to strengthen the

mechanism of cooperation among five Caspian states on the basis

of collectively taken decisions.

Sangat jelas disebutkan bahwa mekanisme kerjasama dengan

negara-negara kawasan laut Kaspia dengan basis pengambilan keputusan yang kolektif

menjadi perhatian bagi Rusia untuk terus memperkuat kerjasama tersebut. hal

ini menjadi isu penting, lantaran isu-isu perbatasan Rusia kerap kali terganggu

oleh kepentingan negara lain yang seharusnya harus dibangun kerjasama yang

menguntungkan. hal ini juga senada dengan sistem

Russia National Security

Strategy 2020

pasal 11 dan 42:

(11) In the long term, the attention of international politics will be

focused on ownership of energy resources, including in the Near

East, the Barents Sea shelf and other parts of the Arctic, in the

Caspian basin, and in Central Asia.

(42) The resolution of border security problems is achieved by

creating high-technology and multifunctional border complexes,

particularly on the borders with the Republic of Kazakhstan,

Ukraine, Georgia and Azerbaijan, and likewise by increasing the

effectiveness of state border defense, particularly in the Arctic

zone of the Russian Federation, the Far East and on the Caspian.

Kemunculan dan Perkembangan Kelompok Siloviki

Istilah Siloviki berasal dari frase

silovye struktury

yang berarti struktur angkata

bersenjata (Bremmer & Charap 2006, 86). Banyak sumber-sumber menyebutkan

bahwa siloviki dikaitkan dengan kelompok yang terdiri dari mantan anggota atau

pejabat di angkatan bersenjata, penegak hukum, dan agen intelijen era Uni

Soviet. Di era tersebut, kelompok tersebut tergabung dalam institusi bernama

Komitjet Gosudarstvjennoj Bjezopasnosti

(KGB). KGB sendiri memiliki fungsi

untuk melakukan aksi-aksi intelijen dan polisi rahasia baik didalam maupun luar

negeri serta bertanggung jawab atas keamaanan nasional (Bremmer & Charap

2006, 86).

Kelompok siloviki mendapatkan momentum untuk kembali masuk di

pemerintahan Rusia kembali pada masa Vladimir Putin pada tahun 1999. Putin

naik sebagai Presiden disaat kondisi perekonomian Rusia sedang melemah

(Saragih 2008, 81). Warisan pelemahan ekonomi Rusia era Yeltsin ditanggung

oleh Putin. Pemelahan ekonomi tersebut diindikasikan sikap oligarki yang

melakukan mengambil kekayaan negara sebanyak mungkin tanpa memberikan

kontribusi pada negara. Citra Rusia terhadap dunia semakin memburuk

lantaran, sebagai negara hasil runtuh soviet tersebut dilanda krisis politik dan

ekonomi yang semakin parah. Kondisi ini kemudian menjadi momentum bagi

Siloviki untuk mengambil peran penting dalam mere-strukturisasi negara baik

dalam hal ekonomi maupun politik (Bremmer & Charap 2006, 85).

(8)

8

sosial, ekonomi dan teknologi. Terdapat tiga kategori Siloviki;

Obvious Siloviki

,

Affiliated Siloviki

dan

Unidentified Siloviki

. Pertama,

Obvious Siloviki

yang

merupakan kategori siloviki yang terdiri dari masyarakat sipil yang terlibat dalam

urusan departemen keamanan Uni Soviet. Kedua,

Affiliated Siloviki

merupakan

kategori siloviki yang terdiri dari orang Rusia yang tidak tergabung langsung

secara resmi dalam departemen keamanan Uni Soviet akan tetapi terdapat

hubungan dan kaitanya terhadapnya. Untuk memahami kategori kedua ini,

terdapat tiga indikasi penting yang menghubungkan dengan kategori siloviki.

Pertama, adanya perbedaan periode latihan, dari sekolah militer yang diikuti

yang kemudian tidak semua lulus menjadi staf departemen keamanan atau yang

berafiliasi denganya. Kedua, adanya koneksi tidak langsung dengan pasukan

khusus yang terafiliasi langsung dengan KGB. Ketiga, pekerjaan sebagai

nomenklatur maupun bagian adminsitratif Soviet pun juga masuk dalam indikasi

siloviki (Kryshtanovskaya 2009, 114). Ketiga,

Unidentified Siloviki

, kategori yang

terakhir ini sangat berbeda dengan dua kategori sebelumnya, bukan termasuk

elit lingkaran dalam Putin dan susah untuk mengidentifikasi sebagai siloviki

lantaran tidak terlibat sama sekali di era Soviet. Akan tetapi kategori ini memiliki

kesamaan visi dan cara berfikir melihat kebijakan domestik Rusia harus

dijalankan (Kryshtanovskaya 2009, 114).

Tabel Persebaran Komunitas Intelijen Rusia

Sumber:

European Council on Foreign Relations 2015

(9)

9

seperti; Federal Security Service (FSB), Foreign Intellijen Service (SVR), Main

Intellijence Directorate (GRU), Federal Protection Service (FSO), Interior

Ministry (MVD), Prosecutor General Office (GP) Investigatory Committee (SK),

Federal Anti-Drug Service (FSKN) dan National Anti-Terrorism Committee

(NAK). Semua bentuk intelijen ini memiliki keunggulan masing-masing baik

dalam hal intelijen politik, keamanan politik, ekonomi, militer, penegakan

hukum dan langkah-langkah aktif Federal (Galeotti 2016).

Disisi lain, dalam konsep kebijakan luar negeri Rusia pada masa kepresidenan

Medvedev CIS masih merupakan prioritas kawasan yang utama. Namun di

bawah kepemimpinan Medvedev hubungan luar negeri Rusia juga

menampakkan kecenderungan pro-Barat yang intensif. Preferensi kepentingan

nasional dan kondisi dalam negeri yang berbeda dari masing-masing

kepemimpinan telah membuat kebijakan luar negeri Rusia secara umum terbagi

ke dalam dua arah faksi yaitu siloviki pada masa kepresidenan Putin dan faksi

yang beraliran liberal pada masa kepresidenan Yeltsin dan Medvedev. Kebijakan

luar negeri Putin dan siloviki memprioritaskan kawasan negara-negara bekas Uni

Soviet. Sedangkan kepemimpinan liberal Yeltsin dan Medvedev mengarahkan

Rusia cenderung pada negara-negara liberal-Barat (Staun 2007).

Tabel Respon Kebijakan Ekonomi dan Keamanan Faksi Siloviki dan

Liberal

Security

Anti-expansion NATO

Expand Alliance

(10)

10

negeri. Mereka adalah kelompok non-struktural yang menjalankan pola kerja

yang kompleks dalam mewujudkan misinya. Siloviki

di Rusia termasuk ke dalam

golongan elit politik sebab mereka ialah orang-orang yang memegang kendali

atas pemerintahan di Rusia melalui jabatan-jabatan strategis yang mereka

duduki semenjak Putin naik menjadi presiden (

Tsygankov 2006)

. Siloviki

tersebar di berbagai pos eksekutif dalam bidang keamanan, birokrasi, ekonomi,

dan lainnya, baik urusan dalam negeri maupun urusan luar negeri. Sebagai

Presiden Rusia Vladimir Putin merupakan simbol utama siloviki

sebab ia

merupakan eks-anggota KGB yang menduduki jabatan tertinggi dalam

pemerintahan Rusia. Mereka bekerja dalam bingkai visi-misi yang sama (Oldberg

2005).

Hal penting lainnya dalam menganalisis arah politik luar negeri Rusia adalah

orang-orang atau lembaga yang berperan dalam pengambilan keputusan

kebijakan luar negeri Rusia (Bremmer & Charap 2006, 60). Dalam konsep

kebijakan luar negeri Rusia dijelaskan rangkaian proses pembentukan dan

pelaksanaan kebijakan luar negeri Rusia. Dalam rangkaian proses tersebut

terdapat beberapa lembaga eksekutif yang memiliki peranan paling penting

dalam kebijakan luar negeri Rusia, yaitu:

Lembaga Administrasi Kepresidenan dikenal sebagai lembaga yang paling

berpengaruh dalam pemerintahan Rusia (Bremmer & Charap 2006, 87). Dengan

jabatanya tersebut, Sechin bertanggung jawab atas jadwal kerja Presiden dan

menentukan pihak-pihak yang diperbolehkan menemui Presiden. Hingga

periode kedua kepresidenan Putin, terdapat tiga orang yang pernah menjadi

Sekretaris Dewan Keamanan Federasi Rusia, yakni Sergei Ivanov (1999-2001),

Vladimir Rushailo (2001-2004), dan Igor Ivanov (2004-2007). Di antara ketiga

orang tersebut masing-masing sosok memiliki reputasi dan latar belakang yang

berbeda.

Lembaga lain yang memiliki peranan penting dalam kebijakan luar negeri Rusia

adalah Kementrian Luar Negeri Federasi Rusia (Kemlu). Kemlu merupakan

representasi kabinet kepresidenan. Lembaga ini menjalankan tugas sebagai

eksekutor dari kebijakan luar negeri yang telah disetujui oleh presiden Rusia.

Selain itu Kemenlu memiliki wewenang untuk berkoordinasi langsung dengan

lembaga federal lainnya dalam hal kebijakan luar negeri Rusia. Selama periode

kepresidenan Putin terdapat dua orang yang pernah menjabat sebagai Menteri

Luar Negeri Rusia, yaitu Igor Ivanov (1998-2004) dan Sergei Lavrov

(2004-sekarang). Bahkan Sergei Lavrov merupakan menteri luar negeri lintas

pemerintahan, ia juga menjabat menteri luar negeri pada masa kepresidenan

Medvedev (saat Putin menjabat sebagai perdana menteri).

(11)

11

sebagai Menteri Luar Negeri Rusia lalu dijabat oleh Sergei Lavrov (Bremmer &

Charap 2006).

Skema Proses Kebijakan Luar Negeri Rusia

Sumber: Jørgen Staun 2007

Berdasarkan pola pengambilan keputusan dalam kebijakan luar negeri Rusia,

lembaga yang memiliki peranan vital adalah Dewan Keamanan Federal dan

Kementrian Luar Negeri. Tugas pokok dan fungsi kedua lembaga berperan dalam

perencanaan, perumusan, dan pelaksanaan kebijakan luar negeri Rusia. Jika

mengacu pada konsep bahwa kepentingan nasional sebagai faktor yang paling

mendasari kebijakan luar negeri suatu negara, maka yang paling berperan dalam

menentukan kebijakan luar negeri Rusia adalah Dewan Keamanan Federasi

Rusia. Sebab, secara konstitusional Dewan Keamanan Federal bertugas untuk

merumuskan kepentingan nasional Rusia dan menjadi rujukan kepada presiden

(Lucas 2008).

Sebagai eksekutor kebijakan luar negeri, Kementrian Luar Negeri Rusia yang

diisi siloviki

dapat menjalankan koordinasi dengan mudah terhadap badan

eksekutif lainnya sebab struktur pemerintahan dalam negeri Rusia didominasi

oleh siloviki. Sehingga, pelaksanaan kebijakan luar negeri dapat dikawal sesuai

dengan arah kebijakan luar negeri siloviki. Pengaruh dalam kebijakan luar negeri

Rusia berasal dari orang-orang yang berada dalam struktur kekuasaan dalam

kepresidenan Putin atau elit politik pengambilan keputusan kebijakan luar

negeri. Mereka menentukan arah politik luar negeri Rusia. Mereka turut

membawa kedekatan emosional yang berasal dari latar belakang mereka dalam

menentukan arah dan merumuskan kebijakan luar negeri Rusia.

Sistem Kebijakan Keamanan Rusia

Dalam studi analisis kebijakan luar negeri, mengetahui sistem negara sangatlah

penting untuk memetakan arah kebijakan suatu negara. sistem yang dibangun

melalui perumusan yang matang melihat dari kondisi domestik negara dan juga

kepentingan negara tidak sedikit tertuang dalam sistem yang dibangun oleh

Ministry of Foreign

Affairs

Presidential

Administration

President

Intelligent Community

Security Council

(12)

12

negara. Kebijakan laut Kaspia misalnya, Rusia setidaknya telah mempersiapkan

sistematika kebijakan apa yang akan diterapkan merujuk pada sistem seperti apa

yang telah disepakati oleh pemerintah.

Konsep Kebijakan Luar Negeri Federasi Rusia 2013 merupakan konsep yang

mendeskripsikan mengenai prinsip dasar, prioritas, tujuan dan objektivitas

kebijakan luar negeri Federasi Rusia. Ini merupakan kelanjutan dari konsep yang

terakhir kali direvisi pada tahun 2008 yang saat ini mencapai 104 pasal

(Kementrian Luar Negeri Rusia, 2015). Doktrin Militer Federasi Rusia 2014

merepresentasikan sistem resmi Federasi Rusia yang diadopsi langsung melalui

pandangan negara terhadap pertahanan dan militer Doktrin ini berisi mengenai

ketentuan kebijakan militer dan dukungan ekonomi-militer untuk pertahanan

negara berdasarkan analisis resiko militer dan ancaman militer yang dihadapi

Federasi Rusia dan kepentingan aliansinya.

Doktrin Maritime Federasi Rusia 2015 merupakan doktrin yang tidak hanya

penting bagi Angkatan Laut Rusia saja, akan tetapi mencakup kebijakan

komprehensif Rusia mulai dari aset kelautan dan maritim, aset militer, rakyat,

dan juga infrastruktur kelautan. Doktrin ini juga berbicara mengenai

pembangunan infrastruktur militer dan sipil termasuk pembuatan kapal dan

penguasaan regional (

Jamestown 2012

). Sementara itu Strategi Keamanan

Federasi Rusia 2020 merupakan sistem jangka panjang Rusia yang telah

mengalami perubahan yang juga mulai diimplementasikan sejak 2009 lalu untuk

mengatur bagaimana strategi keamanan yang tepat bagi Rusia. Sebagai President

yang menandatangani sistem ini pada waktu itu, Dimitry Medvedev,

menyebutkan bahwa strategi keamanan nasional ini merupakan suatu hal yang

penting dan fundamental bagi Rusia, dibentuknya sistem keamanan negara ini

bertujuan untuk meningkatkan kualitas kontrol negara (Krasnaya Zvezda 2009

dalam Giles, 2009).

Respon yang ditunjukkan oleh Rusia melalui sistemnya sejalan dengan pendapat

Kementrian Pertahanan Federasi Rusia (2013). Pangkalan militer Caspian

Flotilla menyebutkan bahwa tugas utama dalam menjaga keamanan nasional

Rusia adalah memastikan dan mengamankan wilayah dengan melakukan

kegiatan pelatihan antiterorisme, memberikan keamanan perdagangan dengan

cara mengamankan jalur perdagangan, dan melindungi kepentingan nasional di

bidang ladang minyak.

(13)

13

Diantara kebijakan utama Rusia di Laut Kaspia, utamanya adalah Keamanan

Energi dan Keamanan Kawasan. Salah satu permasalahan krusial yang dihadapi

Rusia adalah mengenai bagaimana melakukan kontrol penuh terhadap laut

Kaspia yang tidak hanya dihuni oleh negara kawasan Kaspia saja (Azerbaijan,

Kazakhstan, Turkmenistan dan Iran), akan tetapi negara Uni Eropa, Amerika

bahkan China memiliki andil ditengah kerumitan Laut Kaspia. Siloviki telah

memainkan peran disini melalui peran dan fungsi masing-masing dalam

lembaga maupun departemen keamanan tertentu untuk berkontribusi (Marshal

1998). Kawasan Kaspia juga menjadi area geopolitik yang sangat kompleks dan

sangat rentan dengan ancaman keamanan. Tantangan yang dihadapi kawasan ini

pun sangat banyak, mulai dari terrorism, konflik regional, narkoba, perlombaan

senjata pemusnah masal, degradasi lingkungan dan tidak adanya kerjasama yang

baik.

Kesimpulan

Berdasarkan pemaparan dan analisis yang telah dibahas pada bab-bab

sebelumnya, penulis menyimpulkan bahwa alasan mengapa siloviki memainkan

peran perumusan kebijakan adalah karena kelompok Siloviki dalam kebijakan

keamanan Rusia di Laut Kaspia berkepentingan untuk membantu mengamankan

Rusia melalui cara-cara meningkatkan keamanan nasional dan mengangkat

pengaruh internasional Rusia diantara negara lain. Hal tersebut didasari oleh

faktor cara pandang siloviki terhadap Rusia yang mendorong dan mempengaruhi

kebijakan keamanan Rusia diantaranya; siloviki mendapatkan momentum

masuk dalam tatanan pemerintahan Rusia ketika Putin naik sebagai Presiden

menggantikan Yeltsin yang pada waktu itu Rusia berada diambang krisis dalam

banyak hal, sebaliknya Putin juga menginginkan orang-orang terdekatnya

semasa waktu menjadi KGB berada dalam lingkaranya untuk mampu

merumuskan suatu kebijakan yang tepat. Ditambah lagi, siloviki memiliki

nilai-nilai yang dalam penerapanya cocok dengan keinginan publik dan banyak

mendapatkan dukungan.

(14)

14

Daftar Pustaka

Ariel Cohen, 2006. Kazakhstan: Energy Cooperation with Russia; Oil , gas, and

Beyond, GMB Publishing Ltd, London, United Kingdom

Bremmer, I. dan S. Charap, 2006. “The Siloviki in Putin’s Russia: Who They Are

and What They Want”, The Washington Quarterly, 30(1): 83-92.

Grozin, Andrey dan Gevorgyan Karina 1998. Caspian Global Solitaire and

Russian Interest: Black Gold of Caspian Region Divided Up without any

rules, Nezavisimaya Gazeta.

Ghafouri, M 2008. The Caspian Sea: Rivalry and Cooperation, Middle East

Policy. Vol 15. No 2, p. 81

Hermann, C., 1990. “Changing Course: When Governments Choose to Redirect

Foreign Policy”, International Studies Quarterly, 34(1): 3- 21.

Hudson, V., 1997. “Culture and Foreign Policy: Developing a Research Agenda”.

dalam Hudson, V. (ed.),1997. Culture and Foreign Policy. Boulder: Lynne

Rienner Publishers.

Hudson, V., 2007. Foreign Policy Analysis: Classic and Contemporary Theory.

Plymouth: Rowman and Littlefield Publishers, Inc.

Hermann, Charles F, 1990. Changing Course: When Governments Choose to

Redirect Foreign Policy. Blackwell Publishing. International Studies

Quarterly, Vol. 34, No. 1 (Mar., 1990), pp. 3-21. The International Studies

Association Stable URL: http://www.jstor.org/stable/2600403. [diakses pada

15/06/2014].

Kryshtanovskaya, Olga 2009. Post-Soviet Affairs, The Sovietization of Russian

Politics. Routledge Vol 25.

Lucas, Edward. 2008. The New Cold War; Putin’s Russia and the threat to the

West. Palgrave Macmilan, New York, USA.

Marshall, Tyler 1998. Caspian Sea: Oil in a Tinderbox, Kansas City Star.

Oldberg, I. 2005, Foreign Policy Priorities Under Putin: a tour d’horizon, dalam

Russia as a Great Power: Dimension of Security Under Putin, ed. Jakob

Hedenskog, dkk. Routledge, New York.

Saragih, Simon. 2008. Bangkitnya Rusia. Penerbit Buku Kompas PT Kompas

Media Nusantara, Jakarta, Indonesia.

Singer, J. David (1961). “The Level-of-Analysis Problem in International

Relations”,World Politics, 14(1); pp.77-92.

(15)

15

Tsygankov, Andrei P. 2006. Russian Foreign Policy : Change and Continuity in

National Identity. Rowman and Littlefield Publisher, United States of

America.

Thomas, Timothy L 2008.

Russian National Interests and the Caspian Sea.

Perceptions, Volume IV, Number 4 pp. 75-96

West, Richard dan Lynn H. Turner. 2008. Teori Komunikasi: Analisis dan

Aplikasi. Jakarta: Salemba Humanika

Arvanitopoulos, Constantine. The Geopolitics os Oil in Central Asia.

http://www.hri.org/MFA/thesis/winter98/geopolitics.html. (Diakses 30 Juni

2016).

BP

Statictical

Review

of

World

Energy

June

2011

http://www.bp.com/sectionbodycopy.do?categoryId=7500&contentId=706848

1 (diakses 30 Juni 2016

)

Coffey, Luck 2015. A Secure and Stable Caspian Sea Is in America’s Interest.

http://www.heritage.org/research/reports/2015/12/a-secure-and-stable-caspian-sea-is-in-americas-interest (diakses 20 Mei 2016)

Global

Security

2015.

Russia

Siloviki.

http://www.globalsecurity.org/military/world/russia/siloviki.htm, diakses pada

15 April 2014.

Galeotti, Mark 2016. Putin’s hydra: Inside Russia’s intelligence services.

European

Council

on

Foreign

Relations.

http://www.ecfr.eu/publications/summary/putins_hydra_inside_russias_intelli

gence_services (diakses pada 10 Mei 2016).

Ministry of Defence The Russian Federation. Caspian Flotilla 2016.

http://eng.mil.ru/en/structure/forces/navy/associations/structure/forces/type/na

vy/kasp/about.htm (diakses 11 Juni 2016)

Ministry of Foreign Affair The Russian Federation, 2016. Foreign Policy.

http://www.mid.ru/en/mnogostoronnie-struktury-i-forumy/-/category/10657

(diakses 10 Juni 2016).

National Security

Concept

of The

Russian Federation 2016.

http://www.mid.ru/en/foreign_policy/official_documents/-/asset_publisher/CptICkB6BZ29/content/id/589768 (diakses pada 15 April

2016).

Russia Pedia, 2015. The Origin of Russian Siloviki, Dimitriev Oleg

http://russiapedia.rt.com/ofrussian-origin/siloviki/, diakses pada 15 April

2014.

(16)

16

Russian Government 2016. http://government.ru/en/dep_news/3770/ (diakses

pada 20 Mei 2016).

The Guardian, 2015. Dmitry Medvedev Silicon Valley Visit.

http://www.theguardian.com/business/2010/jun/23/dmitrymedvedev-silicon-valley-visit, diakses pada 12 Maret 2016.

The Ministry of Foreign Affairs of The Russian Federation , “National Security

Concept

of

The

Russian

Federation

2000”,

melalui

96

http://www.mid.ru/bdomp/nsosndoc.nsf/1e5f0de28fe77fdcc32575d900298676

/36aba64ac09f737fc32575 d9002bbf31!OpenDocument, diakses pada 9 Mei

2016.

The Economist. 2007, The Former KGB Who Run Russia Have The Wrong Idea

About

How

To

Make

It

Great

(online),

tersedia:

http:/www.finrosforum.fi/?p=512 (2015).

The Moscow Time 2015. Russian Intelligence Chie fis May Invade Central Asia.

http://www.themoscowtimes.com/opinion/news/article/russian-intelligence-chief-is-may-invade-central-asia/540643.html(diakses 30 Juni 2016)

US

Energy

Information

Administration,

2013

http://www.eia.gov/countries/regions-topics.cfm?fips=CSR (diakses 30 Juni

2016)

(17)

Gambar

Grafik Produksi Minyak Kawasan Kaspia
Grafik Index of Economic Freedom di Laut Kaspia
Tabel Persebaran Komunitas Intelijen Rusia
Tabel Respon Kebijakan Ekonomi dan Keamanan Faksi Siloviki dan Liberal

Referensi

Dokumen terkait

media pemasaran pariwisata Proses produksi yang mampu menopang kegiatan diversifikasi kebutuhan media pemasaran pariwisata propinsi Kalimantan Selatan Program kegiatan yang

Indramayu sudah termasuk dalam kategori Baik, promosi pegawai Dinas Perhubungan Kabupaten Indramayu harus lebih ditingkatkan lagi, dimana apabila promosi

Oleh karena itu, kasus aliran fluida laminer pada pipa tidak horizontal diselesaikan permasalahannya dengan menerapkan batasan-batasan yang tepat selama proses

& Fatwa Online; Ragam Ekspresi Islam Indonesia Kontemporer. Buku ini ditulis oleh Greg Fally dan Sally White, hasil dari penelitian tahun 2008 yang dilakukan

Selanjutnya dibuat sediaan emulgel yang mengandung ekstrak kulit batang kayu manis dengan menggunakan formulasi basis terbaik.. Konsentrasi kulit batang kayu manis ditentukan

22 Dengan pendekatan ilmu politik ini diharapkan dapat dijelaskan mengenai kebijakan politik, kemajuan yang dicapainya akibat dari kebijakan politiknya dan

Adapun kekhawatiran Australia tersebut berupa persepsi yang negatif terhadap Irregullar Maritime Arrivals seperti anggapan bahwa Irregullar Maritime Arrivals

Dari permasalahan y ang ada maka perlu dipikirkan j alan keluar untuk meningkatkan tarap hidup mas y arakat dengan menggali potensi y ang dimiliki oleh mas y arakat desa