• Tidak ada hasil yang ditemukan

HABIBIE DALAM PEMERINTAHAN masa TRANSISI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "HABIBIE DALAM PEMERINTAHAN masa TRANSISI"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

TOKOH BERPENGARUH DI INDONESIA

“PROF. Dr. ING. B.J. HABIBIE DALAM PEMERINTAHAN TRANSISI”

Diajukan untuk memenuhi nilai Ujian Akhir Semester (UAS) Mata Kuliah

Kekuatan-Kekuatan Politik Indonesia

Dosen Pengampu : Dr. Firdaus Syam, M.A.

OLEH :

ZAINAL MUTTAQIN NPM. 16011865030

PROGRAM ILMU POLITIK

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS NASIONAL

JAKARTA

(2)

Page | 1

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Baharuddin Jusuf Habibie merupakan putera terbaik Bangsa Indonesia yang menempuh pendidikan tinggi di Fakultas Teknik Universitas Indonesia (kini ITB) Bandung, sebelum akhirnya berangkat menempuh studi Diploma Ingenieur dan Doctor Ingeneur di Technische Hochschule di Aachen, Jerman. Selanjutnya ia bekerja di Messerchmitt Bolkow Blohm (MBB) Jerman sebagai Vice President.

Di Jerman, ia dikenal sebagai ilmuwan pengembang pesawat terbang terkemuka, untuk itulah ia dengan mudah menduduki jabatan prestise pada perusahaan pembuatan pesawat terbang. Pada masa ia lulus sebagai Doktor Ingenieur dengan predikat summa cumlaude tak mudah baginya untuk dapat mengabdi di negerinya, terbukti dengan ia mengirimkan surat dari Jerman ke Indonesia yang meminta kepada Presiden Ir. Soekarno agar dapat menerima dirinya pada perusahaan Industri Pesawat Terbang, mengingat dirinya sudah menyelesaikan studi dengan predikat summa cumlaude, namun permintaannya tidak direspon oleh pemerintah.

Awal Perkenalan Habibie dengan Soeharto dimulai dari tahun 1950-an, ketika Soeharto menjabat sebagai Komandan Brigade Mataram yang bertugas menumpas pemberontakan Kapten Andi Azis yang menolak bergabung dengan Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat (APRIS) di Sulawesi Selatan. Kemudian setelah sukses belajar di Jerman (telah bergelar Professor Ingeneur) diminta kembali pulang tahun 1974, disampaikan oleh Soeharto di kediamannya agar dapat mendampinginya selama 25 tahun kedepan.

Pada saat pemerintahan Orde Baru lah, dirinya baru memiliki panggung, dengan mengutus Ibnu Sutowo Sebagai Direktur Pertamina saat itu untuk menemui Habibie. Habibie diminta pulang dengan alasan, pemerintah membutuhkan dirinya agar Industri Pesawat Terbang terwujud, dan Indonesia memiliki Pesawat sendiri. Ditawarkan tekad kuat pemerintah untuk mengembangkan teknologi dan ilmu pengetahuan, membuat Habibie mau kembali pulang. Kedatangannya kembali ke Indonesia pada tanggal 26 Januari 19741 di Bandara Kemayoran.

Atas rasa kecintaannya kepada negeri, ia rela untuk melepaskan jabatan prestisenya di Jerman sebagai vice president MBB. Habibie berangkat untuk belajar di Jerman ialah karena mengikuti program belajar dari pemerintah Soekarno, ia masuk kedalam angkatan kedua

1 Pada masa ini terjadi ketegangan akibat tragedi 15 Januari 1974 (dikenal dengan peristiwa malari), dan

(3)

Page | 2

yang berangkat2. Berangkat di era pemerintahan Ir. Soekarno dan kembali untuk membantu Orde Baru. Kembalinya ia ke Indonesia merupakan optimisme untuk membangun, tanpa pikiran untuk berada dalam lingkar politik, kerena memang sosok yang biasa dipanggil Mr. Crack3 ini menginginkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta Industri Pesawat Terbang yang dirancangnya dapat berhasil dan diakui dunia.

Awal mula Habibie masuk di Indonesia sebagai Kepala Divisi Advanced Teknologi di PT. Pertamina, kemudian selanjutnya dari sini melahirkan Badan Pengkaji dan Penerapan Teknologi (BPPT) sambil merencanakan dan melaksanakan pembangunan industri pesawat terbang di Bandung.4 Masa-masa selanjutnya Habibie banyak melahirkan lembaga-lembaga dan perusahaan-perusahaan yang mengandalkan teknologi, seperti PT. PAL, PINDAD, BPPT, BPIS dan lain sebagainya. Namun memasuki era 1980-1990an Habibie diminta oleh Soeharto untuk menjadi menterinya yang akan membidangi Riset dan Teknologi. Disanalah akhirnya Habibie berpusar kedalam politik, terbukti dengan ia dijadikan ketua harian Golkar oleh rezim.

2. Rumusan Masalah

Habibie datang ke Indonesia pada masa sedang bergejolak. Sebelumnya ia pernah melamar pada komando perindustrian pesawat terbang di era Ir. Soekarno, namun ditolak. Akan tetapi ia kembali pada Rezim yang berbeda, ketika Soeharto memimpin Orde Baru. Kemudian kita akan dihadapkan kepada pertanyaan, mengapa pemerintah Orde Baru kala itu menginginkan Habibie membangun IPTEK di Indonesia? Kita juga akan dihadapkan, mengapa Habibie mau kembali ke Indonesia, setelah ditolak pada rezim sebelumnya? Mengingat pula ia merupakan delegasi yang dikirim oleh pemerintahan Soekarno untuk belajar di luar negeri.

Di masa-masa selanjutnya Habibie berhasil mencatat, sebagai cendikiawan yang memiliki kedudukan strategis dalam pembangunan teknologi di Indonesia, tak kurang dari 46 Jabatan strategis untuk membangun Ilmu Pengetahuan dan teknologi di dalam negeri, pantaskah seorang memimpin begitu banyak posisi secara bersamaan dalam kurun waktu yang begitu lama, tidak kah ini merupakan monopoli kekuasaan? Lantas mengapa pada era setelah berada di jalur professional, Habibie ingin terjun secara praktis ke dalam dunia politik?

2 Makmur Makka. 2008. The True Life of Habibie : Ceita dibalik kesuksesan. Depok : Pustaka Iman.

3 Panggilan untuk Habibie, dikarenakan penemuan-penemuannya di bidang Teknologi, ada 46 Hak patennya di

bidang teknologi pesawat terbang, yang tidak tertandingi di dunia, dan satu-satunya hingga kini, membuat dirinya dijuluki Mr. Crack. Ibid.

(4)

Page | 3

TINJAUAN TEORITIS

1. Teori Oligarki

Secara konseptual, istilah Oligarki telah lama dikenal dalam studi politik. Istilah ini sudah muncul sejak jaman Yunani Kuno hingga era sekarang. Menurut Jeffrey A. Winters5,

oligarki menekankan keunggulan sumber daya material sebagai kekuatan politik maupun kekuatan ekonomi. Karya-karya tersebut secara teoretis berbeda dengan konseptualisasi oligarki yang muncul dari tradisi teori kekuasaan elite dan teori elite dalam ilmu politik dan sosiologi.

Hadiz dan Robison menulis tema oligarki untuk menjelaskan fenomena ekonomi-politik di Indonesia pasca-Soeharto. Teori oligarki digunakan untuk menggambarkan kekuatan-kekuatan yang menjadi lingkar inti kekuasaan di Indonesia, yang mendominasi struktur ekonomi dan struktur politik Indonesia pasca-Orde Baru.6

2. Teori Pembangunan.

Pada era Orde baru, Indonesia dengan ketersediaan sumberdaya dalam industrialisasi berniat untuk tinggal landas dalam pembangunan, sebagaimana teori pembangunan menurut Rostow dalam Arif Budiman7 bahwa untuk tinggal landas dibutuhkan tiga syarat, antara lain : 1) Harus ada kenaikan tingkat investasi yang produktif dari 5 persen atau kurang menjadi 10 persen atau lebih dari pendapatan nasional (net national product), 2) Munculnya satu atau lebih cabang industri yang kuat dengan tingkat pertumbuhan yang sangat tinggi, 3) Tatanan politik, social dan kelembagaan telah berkembang dengan baik sehingga mampu mendorong perluasan ekonomi modern dan efek-efek ekonomi eksternal yang berpotensial dari kegiatan lepas landas menuju pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan.

3. Teori Komunikasi

Dalam ilmu komunikasi, perspektif interaksional dikenal sebagai bentuk baru yang merupakan reaksi dari kedua model lainnya (mekanistis dan psikologi). Dalam perspektif ini, menurut Fisher8 komunikasi dikonseptualisasikan sebagai interaksi manusiawi pada masing-masing individu. Walaupun interaksi itu sering juga disamakan dengan komunikasi terutama

5 Jeffrey A Winters. 2011. Oligarki. Jakarta : Gramedia

6 Richard Robison dan Vedi R Hadiz. Ekonomi Politik Oligarki dan Pengorganisasian Kembali Kekuasaan di

Indonesia. Prisma, Vol. 33 No. 1 tahun 2014. hlm. 37

7 Arif Budiman. 2000. Teori Pembangunan Dunia Ketiga. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

8 Aurbey Fisher. 1990. Teroi Komunikasi : Perspektif Mekanistis, Psikologis, Interaksional dan Pragmatis.

(5)

Page | 4

komunikasi dua arah. Dalam perspetif ini, komunika ini dipahami sebagai sistem perilaku. Eksistensi empirisnya lokusnya berada pada perilaku yang berurutan, sehingga komponennya meliputi pola, interaksi sistem, struktur, dan fungsi.

Menurut Arifin9, karakteristik utama paradigma interaksional ialah penonjolan nilai individu di atas segala pengaruh yang lainnya. Hal itu disebabkan manusia dalam dirinya memiliki esensi kebudayaan, saling berhubungan, serta mayarakat dan buah pikiran. Justru itu, setiap bentuk interaksi sosial dimuali dan berakhir dengan mempertimbangkan diri manusia. Itulah sebabnya perspektif ini, dipandang paling manusiawi di antara semua perspektif komunikasi yang ada.

4. Teori Pemisahan Kekuasaan

Teori pemisahan kekuasaan yaitu teori yang membagi kekuasaan di suatu negara menjadi 3 (tiga) agar tidak terpusat pada satu saja. Pembagian kekuasaan tersebut, antara lain : 1) Kekuasaan Legislatif, yaitu kekuasaan untuk membuat UU atau kekuasaan untuk membuat peraturan, 2) Kekuasaan Eksekutif, yaitu kekuasaan untuk menjalankan UU atau peraturan yang dibuat, 3) Kekuasaan Yudikatif, yaitu kekuasaan untuk mempertahankan UU atau peraturan (kekuasaan untuk mengadili)10.

9Arifin, Anwar. 2003. Ilmu Komunikasi : Suatu Pengantar Ringkas. Jakarta. PT. RajaGrafindo Persada

10 C.S.T. Kansil dan Christine S.T. Kansil. 2000. Hukum Tata Negara Republik Indonesia. Penerbit PT Rineka

(6)

Page | 5

PEMBAHASAN

1. Habibie Dalam Pusaran Orde Baru

Habibie mendarat di Jakarta pada tanggal 26 Januari 1974 setelah ditemui oleh Ibnu Sutowo yang bertindak sebagai Direktur Pertamina atas perintah Soeharto. Habibie tiba di Jakarta pada masa-masa tegagang pasca tragedi Malari (15 Januari 1974), ketika itu diberlakukan jam malam, setiap sudut dijaga oleh pengamanan ketat tentara. Dia dapat melenggang bebas pada kedatangannya di malam hari, tepatnya 19.00 dengan pengawalan aparat keamanan.

Saat itu Habibie dijanjikan mengendalikan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, selama lembaga yang dijanjikan belum terbentuk, sementara ia diberikan porsi untuk memimpin Divisi Advanced Teknologi di PT. Pertamina, selanjutnya dengan konsep-konsep yang disediakan kemudian ia membentuk BPPT dengan sokongan dana dari Pertamina. Sambil mempersiapkan industri penerbangan yang akan ia pimpin. Pada akhirnya duduk sebagai Direktur Industri Pesawat Terbang Nurtanio (IPTN) pada tahun 1976. Kemudian tahun 1985 perusahaan itu berubah nama menjadi Industri Pesawat Terbang Nasional.

Sepuluh tahun setelah bulan Januari 1974, pasca pertemuan pertama dengan Soeharto, Habibie berjanji akan menerbangkan pesawat pertamanya. Ketika memimpin perusahaan pesawat terbang tersebut, Habibie berhasil menghasilkan pesawat pertama produksi IPTN, yaitu pesawat CN-235 pada tahun 1983.

Ternyata dengan adanya Habibie pada komposisi pemerintahan Orde Baru, menjadi daya tarik tersendiri, dikarenakan pada Industri pesawat terbang, nama Habibie sudah dikenal luas karena sebelumnya ia mengendalikan perusahaan MBB di Jerman (perusahaan yang bergerak dalam industri pesawat terbang). Dengan kemampuannya, ia dipercaya untuk mengembangkan sayapnya, selain menjadi arsitek pesawat terbang Indoenesia, ia juga mengembangkan teknologi persenjataan untuk militer Indonesia, maka PINDAD dipercayakan kepada Habibie. Dibawah kepemimpinan Habibie di PINDAD, berhasil menciptakan senjata dengan jarak tembak 1.000 meter dengan hasil akurat.11

Berikutnya, Habibie mengembangkan IPTN di Bandung dan Pabrik Kapal (PAL) di Surabaya menjadi pusat pendidikan, riset dan teknologi bidang kedirgantaraan dan perkapalan, sedangkan penyediaan SDM bidang IPTEK didukung oleh ITB dan ITS. Dengan

11 Saat itu senjata buatan Barat hanya mampu mencapai sasaran tembak dengan akurat maksimum 750 meter.

(7)

Page | 6

kemampuannya Habibie juga mampu menciptakan Air Bus 600 yang tercepat di Dunia. Di tahun 1990an ia mengumumkan penciptaan pesawat tercepat, waktu Jakarta-New York hanya empat jam. Padahal lazimnya waktu tempuh pesawat terbang Jakarta-New York mencapai antara 25-30 jam.

Dalam pemerintahan Orde Baru, memang Habibie concern pada pembentukan IPTEK yang unggul demi tinggal landasnya pembangunan yang sudah digagas. Namun di samping itu, karena pengaruh dirinya diberikan banyak kepercayaan oleh Soeharto selaku Presiden kala itu, akhirnya Habibie pun bermanuver. Mulai dari jabatan sebagai ketua Harian di Golkar sampai kepada jabatan-jabatan strategis yang diberikan kepadanya. Terdapat sekitar 46 jabatan strategis yang ia duduki pada eta Tahun 1980an sampai 1990an.

Habibie bahkan menyebutkan Soeharto sebagai guru besar politiknya. Mengingat hanya dirinya yang mampu berkomunikasi secara aktif dengan Soeharto terkait gagasan-gagasannya, yang akhirnya secara khusus Habibie juga selain Professional, juga diminta berperan aktif dalam mengambil keputusan dalam Golkar. Kita tahu bersama Politik Orde Baru tertumpu pada kekuatan Golkar dan militer.

Tahun 1990an merupakan tahun emas bagi Habibie dan pemerintahan Orde Baru, dimana beberapa produk telah berhasil di buat pada Industri persenjataan, pesawat terbang, helikopter dan perkapalan. Bersamaan dengan itu, melalui dorongan mahasiswa di Malang akhirnya ia berhasil mendeklarasikan Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) setelah mendapatkan restu dari Soeharto, sekaligus menjadi ketua umum selama delapan tahun.

Soeharto melihat dengan didirikannya ICMI sama dengan menguatkan posisinya sebagai penguasa, maka Soeharto merestui gagasan tersebut dan meminta Habibie menjadi ketuanya.12 Dengan kepemimpinan Habibie di ICMI, dianggap sebagian kalangan elit sebagai

manuver politik untuk menduduki tampuk kekuasaan, namun hal tersebut ditampik secara langsung oleh Habibie. Ia mengatakan bahwa organisasi cendikiawan tersebut tak lebih untuk mengembangkan ilmu pengetahuan.

Empat tahun berjalan kepemimpinannya di ICMI, pada tahun 1995 beberapa pengurusnya berhasil masuk kedalam perlemen dan menduduki jabatan di departemen/kementerian. Hal tersebut mengakibatkan kegusaran dalam tubuh Golkar, karena menganggap Habibie memanfaatkan ICMI untuk meraih kedudukan, ditambah pada tahun yang sama, adiknya Fannie Habibie dan anaknya Ilham Habibie mendapatkan kedudukan yang cukup penting pada BUMN. Yang mencolok ialah Ilham Habibie yang menduduki bangku Direksi di IPTN, namun Habibie menanggapinya dengan jawaban bukanlah

(8)

Page | 7

kemauannya Ilham menjadi Direktur IPTN, melainkan kemauan Soeharto, mengingat ia memang memiliki kompetensi dibidangnya. Pada tahun ini pula IPTN ditutup atas permintaan dari Amerika Serikat melalui IMF, karena Indonesia dianggap memiliki hutang besar yang belum dilunasi, padahal hutang tersebut merupakan hutang swasta yang harusnya tidak mempengaruhi IPTN sebagai BUMN. Disini Habibie menganggap ada yang tidak beres dengan Amerika, karena IPTN sedang maju-majunya dan diakui oleh seluruh dunia.

Pada tahun yang sama juga, Habibie mengendalikan secara total semua yang berurusan dengan pengembangan industri teknologi, salah satu yang menjadi geger ialah upaya Habibie mengimpor Kapal perang bekas dari Jerman, kemudian diberitakan oleh Tempo, Editor dan deTIK. Lantas saja mebuat Habibie berang, akhirnya ketiga media tersebut dibredel dengan dicabut izin terbitnya.

Tahun 1990an menjadi tahun yang teramat penting bagi Habibie, karena pada masa itu ia duduk pada jabatan Menristek, kemudian naik tahta menjadi wakil presiden pada tahun 1997, dimana merupakan masa krisis bagi pemerintahan Orde Baru. Posisi Habibie pun mengalami ketidakenakan. Pada akhirnya ia meminta kepada Soeharto untuk mundur dari jabatannya, namun permintaan Habibie hanya dijawab lihat saja nanti oleh Soeharto.

Akhirnya puncak dari segala kecamuk berada pada tahun 1998, dimana kondisi ibu kota diriuhkan oleh aksi mahasiswa, mulai dari aksi di dalam kampus sampai kepada aksi-aksi massa di jalanan. Pada tanggal 9 Mei 1998, dalam keadaan ketegangan di ibu kota, Soeharto pergi ke Kairo, Mesir untuk menghadiri KTT G-15 dan menyerahkan keamanan ibu kota sepenuhnya kepada Menhan/Pangab Jendral Wiranto. Namun kondisi semakin tidak stabil, terjadi kerusuhan dan penjarahan. Habibie sebagai wakil Presiden kala itu kebingungan dalam mengambil sikap, akhirnya ia didesak oleh Sintong Panjaitan sebagai penasehat kepresidenan agar Habibie mengabil sikap, kemudian Habibie berargumen, dirinya tidak berhak mengambil keputsan tanpa restu Presiden.

Keadaan Istana makin kacau, Habibie tak mau bertindak. Ia cenderung menunggu signal dari Soeharto sebagai Presiden saat itu. Sintong tetap mendesak agar Habibie mengambil keputusan, dengan mengatakan entah intruksi Presiden maupun Wakil Presiden yang penting berada pada struktur tertinggi pemerintahan, akhirnya Habibie menyarankan Sintong agar konsep penyampaian dilaksanakan oleh Presiden. Pada pukul 19.00 tanggal 14 Mei 1998 akhirnya konsep penyampaian keadaan dari Presiden dapat disiarkan secara langsung dari Kairo, Mesir.

(9)

Page | 8

tertembak peluru petugas. Kondisi Pemerintahan mulai ditinggalkan, Harmoko selaku ketua DPR/MPR tidak lagi mendukukung pemerintahan dengan meminta agar Soeharto mundur dengan arif dan bijaksana. ABRI yang digawangi oleh Wiranto juga perlahan mulai menarik dukungan, bahkan tuntutan reformasi yang mulai diakomodir oleh Soeharto dengan dibentuknya kabinet Reformasi pun, sebelum dilantik serempak mengundurkan diri. Sekitar ada 14 Menteri yang mundur dari posisinya.

Di masa-masa sulit ini, Soeharto jelas ditinggalkan oleh pendukung setianya, akhirnya pada malam 20 Mei 1998 Soeharto memutuskan untuk mundur dari jabatannya, yang akan diumumkan esok harinya. Dengan berberat hati Soeharto mundur dari jabatannya, dengan menyiratkan kepada Habibie apakah dirinya juga akan ikut mundur. Habibie dengan jawaban diplomatisnya mengatakan andaisaja hal tersebut dikehendaki oleh konstitusi maka dirinya lebih baik mundur.13 Akhirnya Habibie resmi dilantik menjadi Presiden setelah surat pengunduran diri Soeharto dibacakan. Maka kabinet Reformasi pun dibentuk ulang.

2. Habibie Pasca Orde Baru

Setelah dilantiknya Habibie menjadi Presiden, kemudian ia membentuk kembali kabinet reformasi yang sebelumnya digagas oleh Dewan Reformasi. Pemerintahan Habibie yang baru saja dibentuk langsung mendapatkan perlawanan dari aksi masa prodemokrasi. Namun berbeda gaya dengan Soeharto, Habibie lebih menunjukan sikap demokratisnya dibandingan pendahulunya.

Dalam Posisinya sebagai Presiden, Habibie menunjukkan sikap egaliternya, dibawah kepemimpinannya dilahirkan undang-undang kebebasan pers, desentralisasi dan otonomi daerah, kepartaian, pemilu dan pembatasan kekuasaan presiden dengan periodisasi terbatas. Ketika diwawancara oleh wartawan, Habibie mengatakan bahwa peralihan dari otoriter ke sistem demokrasi harus dilaksanakan dengan efektif, karena menurutnya kekuasaan hanyalah sarana perjuangan dalam pengabdian kepada bangsa dan negara.14

Habibie memanglah bukan pemain politik yang piawai, dikarenakan selama karirnya ia berfokus kepada pengembangan IPTEK, tak terpikirkan sama sekali untuk mengemban amanat rakyat yang lebih tinggi. Pada pemerintahannya yang dapat dikatakan baru saja berkecambah, dari segi ekonomi disambut positif oleh pasar Internasional, dimana pada pemerintahannya nilai rupiah menguat dibandingkan akhir masa orde baru. Namun disamping itu semua, rintangan politik mengahdangnya dengan nyata.

13 Dalam konstitusi, bahwa apabila Presiden mengundurkan diri karena sudah tidak sanggup mengemban

jabatannya, maka harus digantikan oleh wakil Presiden.

(10)

Page | 9

Setelah dilepaskannya tahanan politik orde baru, kondisi politik jauh lebih memanas, dimana ketika terjadi bentrokan antara demonstran dengan aparat keamnanan pada tragedi Semanggi II, kemudian di Yogyakarta dan Medan menelan korban, baik dari aparat keamanan maupun demonstran. Yang paling mencolok ialah tragedi Semanggi II memakan korban lebih banyak daripada kejadian trisakti Mei 1998. Akhirnya Komnas HAM mendesak Habibie agar menjawab bahwa pemerintah bertanggung jawab. Namun berbeda dengan kenyataan, Wiranto selaku Pangab mengatakan tidak bertanggung jawab atas jatuhnya korban pada tragedi semanggi II, karena sudah sesuai Protap. Tak ayal pemerintahan Habibie pun mendapat sandungan keras.

Pemerintah Habibie pun akhirnya diterjang masalah keadaan Timor Timur yang mendapat tekanan keras dari asing, terutama IMF dan PBB.15 Jelas motivasi referendum menjadi kepentingan Amerika dan Portugal. Akhirnya melalui jajak pendapat yang dilakukan UNAMET16 kepada rakyat Timor Timur dengan hasil 78,5% menolak dan 21,5% menerima. Habibie mengetahui jajak pendapat tersebut merupakan intrik politik internasional agar Timor Timur lepas dari Indonesia, terbukti dengan adanya tekanan dari militer asing (terutama Australia dan portugal) yang didatangkan kesana.

Ketidakberdayaan Politik Habibie pada akhirnya menghantarkan dirinya untuk melaksanakan pemilihan umum pada bulan September 1999. Setelah ditemui terlebih dahulu di penghujung tahun 1998 oleh tokoh reformasi di Istana negara, yang hadir antara lain adalah Adnan Buyung Nasution, Amien Rais, K.H. Abdurrahman Wahid, dan lain lain. Dari pembicaraannya Amien Rais mengungkapkan bahwa Pemerintah harus segera menggelar pemilihan umum yang bebas, jujur dan adil. Dengan argumentasinya Habibie menyetujui menggelar perhelatan pemilu tersebut setelah enam bulan dari pertemuan, dikarenakan banyaknya yang harus dipersiapkan dalam Pemilu.17

Dalam kepemimpinan politiknya Habibie hanya menjabat sebagai Presiden tak lebih dari 517 Hari, atau sekitar 16 bulan saja. Namun dalam kepemimpinannya selama 16 bulan tersebut, kepemimpinan Habibie dianggap sebagai jembatan atas demokratisasi yang terjadi di Indoneisa. Bahkan beberapa pendapat, jika saja Habibie melakukan pemerintahan secara

15 IMF meminta Indonesia agar melepaskan Timor Timur menjadi Negara yang merdeka, karena Timor Timur

bukanlah bagian dari wilayah kemerdekaan Indonesia yang diproklamasikan pada 17 Agustus 1945. Dalam pembentukan negara Kesatuan Indonesia disebutkan hanya wilayah yang masuk kedalam persamaan nasib yang sama (yang dijajah Belanda). Di PBB pun menggaung bahwa pemerintah Indonesia harus menyerahkan kemerdekaan Timor Timur kepada Portugal, selaku negara yang menguasainya sampai pada 1974 (padahal tahun terakhir tersebut Portugal mengalami kebangkrutan). Ibid : 250-251.

16 Jajak pendapat dilakukan dengan kemungkinan hasil apabila menerima otonomi pemerintahan tetap berada

dalam kekuasaan Republik Indonesia, akan tetapi jika tidak menerima, maka harus dilepaskan menjadi negara merdeka (terlepas dari NKRI). Ibid : Hal. 256.

(11)

Page | 10

otoriter seperti mentor politiknya adalah sangat mungkin, karena cengkraman kuku politik Habibie sudah mengakar mulai dari Golkar samapai kepada ICMI. Namun ia tidak melakukan hal tersebut, karena pemerintahan yang diselenggarakan secara demokratis jauh lebih baik dan memberikan manfaat luas daripada kepemimpinan politik secara otoriter. Bahkan setelah pertanggungjawabannya ditolak MPR, ketika ditanya apakah dirinya akan kembali mencalonkan dalam bursa pemilihan presiden? Dengan tegas ia menjawab tidak, malah dirinya mengungkapkan ingin mendirikan semacam LSM untuk kepentingan ilmu pengetahuan18.

Bangku kekuasaan tidak lantas membuat dirinya menjadi rakus jabatan politik, tetapi ia mampu menjadi negarawan yang berhati luas. Dengan sengaja dia membuka keran agar penguasa dibatasi kepemimpinannya, agar tidak terjadi oligarki politik dan kecenderungan KKN. Dalam hal ini Habibie sadar, kemampuan teknologi yang ia miliki tidaklah cukup untuk membangun bangsa, namun harus diimbangi dengan kepribadian yang memang cakap dalam hal yang dipimpinnya. Habibie secara gamblang mengakui, bahwa kepiawaiannya dalam merancang pesawat terbang maupun kapal tempur tidak sama dengan kemampuan politiknya, karena selama berada dalam lingkar Orde Baru, sangat sedikit dirinya bersentuhan dengan kebijakan publik yang harus diemban seorang pejabat politik.

18 Baharuddin Jusuf Habibie. 2006. Detik-detik yang menentukan : Jalan Panjang Indonesia Menuju Demokrasi.

(12)

Page | 11

KESIMPULAN

Prof. Ing. B.J. habibie merupakan salah satu putera terbaik bangsa Indonesia yang berhasil memegang rekor paten dunia terkait teknologi pesawat terbang, sekitar 46 paten yang dia pegang dan belum ada yang menandingi di dunia.

Duduk sebagai tenaga professional ketika Habibie kembali ke Indonesia dari Jerman, menghantarkan dirinya duduk pada jabatan politik strategis pada pemerintahan Orde Baru. Kemudian Hadirnya Habibie sebagai orang yang duduk pada jabatan politik membuat sebagian politisi Golkar gerah dan ingin menyingkirkan Habibie.

Atas kepercayaan Soeharto kepada Habibie dalam Industri pesawat terbang, menjadikan Habibie sebagai orang nomor dua di Indoneisa pada tahun 1997 pasca pemilu diselenggarakan, membuat sebagian orang tidak terima. Bahkan akan dari Soeharto, yaitu Siti Hardianti Rukmana (Tutut) tidak senang kepadanya, dikarenakan Habibie dikenal keras kepala dan tidak meu bernegosiasi. Namun Soeharto tetap percaya kepada Habibie.

Pasca pemerintahan Orde Baru, Habibie menunjukkan pengaruhnya dengan tindakan yang egaliter dan demokratis. Mau menyerap aspirasi masyarakat dengan tuntutan reformasinya, sehingga ia menggalang perancangan peraturan perundang-undangan yang disusun oleh akademisi dari berbagai perguruan tinggi untuk menyelesaikan undang-undang kebebasan pers, pemilihan umum, HAM, Anti KKN, desentraslisasi dan otonomi, dan lain sebagainya.

(13)

Page | 12

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Anwar. 2003. Ilmu Komunikasi : Suatu Pengantar Ringkas. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

Budiman, Arif. 2000. Teori Pembangunan Dunia Ketiga. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

C.S.T. Kansil dan Christine S.T. Kansil. 2000. Hukum Tata Negara Republik Indonesia. Penerbit PT Rineka Cipta : Jakarta.

Fisher, Aurbey. 1990. Teroi Komunikasi : Perspektif Mekanistis, Psikologis, Interaksional dan Pragmatis. Bandung : Remaja Rosdakarya

Habibie, Baharuddin Jusuf. 2006. Detik-detik yang menentukan : Jalan Panjang Indonesia Menuju Demokrasi. Jakarta : THC Mandiri.

Makka, Makmur. 2008. The True Life of Habibie : Ceita dibalik kesuksesan. Depok : Pustaka Iman

Richard Robison dan Vedi R Hadiz. Ekonomi Politik Oligarki dan Pengorganisasian Kembali Kekuasaan di Indonesia. Prisma, Vol. 33 No. 1 tahun 2014. hlm. 37

Sugiharto, R Toto. 2017. Biografi Politik Habibie. Yogyakarta : Media Pressindo

Referensi

Dokumen terkait

Sementara di wilayah dataran rendah, sektor non pertanian sebagai sumber utama pendapatan berasal dari kegiatan-kegiatan buruh non pertanian dan kiriman anggota rumah tangga

Bahasa mereka pun murni dan terpelihara dari kerusakan bahasa yang disebabkan oleh percampuran dengan bangsa-bangsa lain seperti yang terjadi pada bahasa penduduk negeri.. Oleh

|jejakseribupena.com, Soal dan Solusi Simak UI Matematikan Dasar, 2015

Dari uraian tentang pembelajaran di atas dapat dipahami bahwa pada saat ini, madrasah diniyah takmiliyah telah sangat dimungkinkan menerapkan strategi dan metode

Dari uraian di atas dapat disimpulakan bahwa kepercayaan diri merupakan keyakinan individu akan kemampuan diri sendiri dalam hubungannya dnegan orang lain, optimis dalam

Bank Syari’ah Mandiri Kantor Caba ng Pembantu Bagan Batu, Dari hasil wawancara kepada pihak Bank, bahwa indikator kepuasan nasabah terhadap produk pembiayaan murabahah adalah

Uji ttest digunakan untuk melihat tingkat signifikansi variabel independen mempengaruhi variabel dependen secara parsial atau individu (Bawono,2006: 89). Tingkat

Tahapan Penyusunan Profil Permukiman tingkat kota/kabupaten ini merupakan tahapan lanjutan dari Pendataan Baseline 100 0 100 tingkat desa/kelurahan di lokasi Program