• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGANTAR. Jakarta April 2016 Penyusun. ii P a g e

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGANTAR. Jakarta April 2016 Penyusun. ii P a g e"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan limpahan rahmat dan hidayah sehingga penyusunan Prosedur Operasional Standar (POS) penyusunan profil permukiman tingkat kota/kab akhirnya dapat diselesaikan. POS ini nantinya akan menjadi acuan bagi pelaku, organisasi dan lembaga di tingkat masyarakat desa/Kelurahan dalam menyusun profil permukiman dan penentuan deliniasi kumuh di tingkat kelurahan/desa.

POS penyusunan profil permukiman tingkat kota/kab ini intinya memuat tujuan, keluaran, alur pelaksanaan kegiatan dan langkah-langkahnya.

Semua upaya tersebut hanya dapat dicapai melalui upaya kolaborasi para pihak di tingkat desa/kelurahan yang didukung komitmen Pemerintah Kabupaten/Kota melalui pokja PKP dalam melaksanakan program kota tanpa kumuh (KOTAKU).

Jakarta April 2016 Penyusun

(3)

DAFTAR ISI

1. Pengantar ... 1 2. Tujuan ... 2 3. Keluaran ... 2 4. Penyelenggaraan ... 2 A. Ketentuan Umum ... 2 B. Langkah-langkahPelaksanaan ... 3

1. FGDawal penentuan delineasi kawasan kumuh desa/kelurahan ... 5

2. Observasi & verifikasi permukiman kumuh ... 9

3. Perumusan profil desa/kelurahan ... 25

4. Perumusan profil kota/kabupaten ... 26

5. Lampiran : Lampiran-1 TatacaraPenentuanDelineasiPermukimanKumuh ... 29

Lampiran-2 Outline ProfilPermukiman Dan PermukimanKumuhDesa/Kelurahan ... 33

(4)
(5)

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR (POS)

PENYUSUNAN PROFIL PERMUKIMAN TINGKAT KAB/KOTA

1.

PENGANTAR

Tahapan Penyusunan Profil Permukiman tingkat kota/kabupaten ini merupakan tahapan lanjutan dari Pendataan Baseline 100 0 100 tingkat desa/kelurahan di lokasi Program KOTAKU Merupakan bagian tidak terpisahkan dari kegiatan Persiapan dalam siklus Program KOTAKU Maksud utama dari Penyusunan POS ini adalah untuk mempermudah parapihak dalam merumuskan Profil Permukiman dan Permukiman Kumuh Tingkat Kota/Kabupaten berdasarkan baseline data 100 0 100 tingkat komunitas sesuai dengan kondisi riil di lapangan.

Sebagaimana diketahui hasil dari proses pendataan adalah berupa profil permukiman di setiap RT, mengingat bahwa area kajian dalam proses pendataan adalah lingkup RT. Agar data ini bisa dipergunakan, maka perlu diolah sedemikian rupa dan juga mempertajamnya dengan melihat luasan riil kumuh di lapangan melalui proses pengamatan visual yang lebih mendalam. Proses lanjutanya ini akan

Monitoring Pengembangan Kapasitas (menerus) : Pelatihan & Sosialisasi Operasional & Pemeliharaan KEGIATAN YANG MENERUS DAN BERKALA

I.PERSIAPAN 1. Sosialisasi Awal 2. Pembentukan/ Penguatan Pokja PKP II.PERENCANAAN 6.Pengumpulan Data : Primer &

Sekunder 8.Analisis Data 9.Perencanaan Penanganan Kumuh (RP2KP-KP/ SIAP) III.PELAKSANAAN 11b.Investasi Infrastruktur

Kota (Fisik) dan Kegiatan Pendukung Penanganan

Kumuh (Non Fisik)

IV.EVALUASI

12b.Sistem Evaluasi & Tematik

PROSES KONSULTASI PEMDA & MASYARAKAT MELALUI POKJA PKP KOTA/KAB

Monitoring Pengembangan Kapasitas (menerus) : Pelatihan & Sosialisasi Operasional & Pemeliharaan KEGIATAN YANG MENERUS DAN BERKALA

I.PERSIAPAN 3a. Sosialisasi Awal 3b.Pembentukan/ Penguatan BKM/LKM II.PERENCANAAN 5. RPK & Baseline Survey 7.Kajian Pemetaan Swadaya 10.Perencanan Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) III.PELAKSANAAN 11a.Investasi Infrastruktur skala lingkungan, termasuk perumahan , Kegiatan sosial & kegiatan

ekonomi (livelihood) IV.EVALUASI 12a.Sistem Evaluasi & Tematik 4. Pembentukan/ Penguatan TIPP

Proses Perencanaan & Penganggaran melalui Musrenbang

Proses Perencanaan & Penganggaran melalui Musrenbang

V.KEBERLANJUTAN 13.Integrasi RP2KP dengan Perencanaan Pembanguan Daerah V.KEBERLANJUTAN 13.Integrasi RPLP dengan Perencanaan Pembanguan Daerah

Memorandum Baseline Kumuh Memorandum RP2KP-KP/SIAP Memorandum Program/Kegiatan Memorandum Keberlanjutan Program

Penyusunan Profil Kelurahan

Penyusunan Profil Kota

(6)

bisa digunakan sebagai dasar perencanaan pembangunan baik di tingkat desa/kelurahan maupun di tingkat kab/kota.

2.

TUJUAN

Tujuan dari disusunnya POS ini adalah untuk:

a. Mempermudah para pihak dalam menyusun profil permukiman dan permukiman kumuh

tingkat desa/kelurahan yang akan berguna untuk proses perencanaan maupun untuk pengendalian peningkatan kualitas permukiman

b. Mempermudah para pihak untuk merekap profil permukiman tersebut menjadi profil

permukiman di tingkat kab/kota yang berguna untuk perencanaan pembangunan tingkat kab/kota

3.

KELUARAN

Keluaran yang akan diharapkan dari POS ini adalah:Adanya Profil Permukiman di seluruh desa/kelurahan dan profil Permukiman di tingkat Kota/Kabuapaten

4.

PENYELENGGARAAN

C.

Ketentuan Umum

Beberapa hal yang perlu menjadi dasar dalam penyusunan profil kali ini adalah sebagai berikut:

1. Mengacu kepada pengertian permukiman menurut Undang-Undang 1 No. 2011, maka

permukiman adalah: “bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau kawasan perdesaan”

2. Maka Profil permukiman yang dimaksud adalah profil data dan informasi yang mencakup

lebih dari satuan perumahan, yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau kawasan perdesaan.

3. Untuk mempermudah penggambaran profil tersebut maka digunakan 7 indikator yang

biasa digunakan dalam permukiman kumuh dan juga aspek yang lain terkait permukiman, sesuai hasil pendataan 100 0 100 pada tahap sebelumnya, yaitu:

a. Data dan informasi fisik yang terkait dengan 7 indikator kumuh yaitu:

i. Kondisi bangunan hunian:

1. Keteraturan Bangunan

2. Kepadatan Bangunan

3. Kondisi Fisik Bangunan

ii. Jalan Lingkungan

(7)

iv. Pembuangan air Limbah

v. Penyediaan Air Bersih & Air Minum

vi. Pengelolaan Persampahan

vii. Pengamanan Bahaya Kebakaran

b. Data dan informasi non fisik yang terkait dengan infrastruktur permukiman, antara lain:

i. Legalitas pendirian bangunan

ii. Kepadatan penduduk

iii. Mata pencarian penduduk

iv. Penggunaan Daya Listrik

v. Fasilitas Pelayanan Kesehatan

vi. Fasilitas Pelayanan Pendidikan

4. Seluruh desa/kelurahan yang sudah menyelesaikan proses pendataan 100 0 100, dapat

langsung merumuskan profil permukimannya sesuai dengan minimal outline sederhana sebagaimana di lampiran 1, dengan mengambil data yang dapat di peroleh melalui data SIM WEB P2KP.org.

5. Bagi 11.067 desa/kelurahan di wilayah KOTAKU yang memiliki informasi awal terdapat

perumahan dan permukiman kumuh (SK Kumuh Bupati/Walikota, data baseline 100 0 100, Data BPS, informasi masyarakat, sumber informasi lainnya) akan dilakukan proses lanjutan untuk menentukan luasan riil kumuh melalui observasi mendalam di lapangan (sesuai langkah-langkah dalam POS ini)

6. Perumusan profil permukiman dan permukiman kumuh kota/kabupaten ini akan

dilakukan secara berjenjang dari mulai tingkat desa/kelurahan sampai dengan tingkat kota/kabupaten.

7. Hasil observasi mendalam untuk menentukan luasan riil permukiman kumuh ini, tidak

dimaksudkan untuk menggantikan lokasi permukiman yang sudah ditetapkan sebelumnya, akan tetapi merupakan pelengkap data dan informasi yang dapat memperkaya Pemerintah Daerah untuk menyajikan informasi mengenai Permukiman Kumuh di wilayahnya.

8. Hasil akhir penetapan luasan riil permukiman kumuh akan dilakukan melalui serangkaian

diskusi bersama pemerintah daerah dan pemangku kepentingan lain dalam rangka penyusunan RP2KP-KP, Yang kemudian akan ditetapkan oleh SK Bupati/Walikota setempat.

D.

Langkah-Langkah Pelaksanaan

Yang dimaksud langkah-langkah pelaksanaan dalam hal ini adalah langkah-langkah pelaksanaan

(8)

terdapat permukiman kumuh tidak akan dilakukan proses penentuan luasan riil permukiman kumuh ini, jadi cukup hanya menyajikan profil permukiman di desa/kelurahan terkait.

Langkah-langkah pelaksanaan penyusunan profil permukiman dan permukiman kumuh dideskripsikan melalui alur sebagai berikut:

DATA PROFIL KAWASAN KUMUH PENYUSUNAN PROFIL KELURAHAN PENYUSUNAN PROFIL KOTA/KAB PENYEPAKATAN PROFIL KOTA/KAB PENDATAAN 100 0 100 PERENCANAAN PARTISIPATIF PERENCANAAN TINGKAT KOTA / KAB FGD AWAL DELINEASI KAWASAN KUMUH

PUSAT

KAB/KOTA

OBSERVASI DELINEASI KAWASAN KUMUH Ya Tidak

(9)

Gambar 1: Diagram alir Proses Penyusunan Profil Permukiman tingkat Kab/Kota

Selanjutnya langkah-langkah kegiatan Penyusunan profil permukimanKabupaten/Kota ini secara lebih lengkap akan diuraikan melalui tahapan sebagai berikut:

5. FGD AWAL PENENTUAN DELINEASI KAWASAN KUMUH DESA/KELURAHAN

a. Uraian : FGD awal penentuan delineasi permukiman kumuh ini

dilakukan setelah dipastikan bahwa di desa/kelurahan terkait terdapat lokasi permukiman kumuhnya.

• FGD awal deliniasi awal kawasan kumuh ini merupakan

pertemuan awal untuk membahas Kawasan Kumuh desa/kelurahan

• Penentuan delineasi kawasan kumuh pada peta berskala

dilakukan dengan menarik garis batas erbentuk polygon

tertutup

• Hasil FGD inilah yang kemudian akan menjadi dasar bagi tim

untuk melakukan pengamatan (observasi) dan verifikasi langsung di lapangan

• Tatacara dan ketentuan mengenai delineasi permukiman

kumuh akan diuraikan di lampiran 1.

b. Pelaksana : TIPP/BKM

c. Fasilitator : Fasilitator Kelurahan

d. Peserta : Masyarakat dan aparat Desa.kelurahan (RT)

e. Output : 1. Peta desa/kelurahan;

2. Rencana kerja Observasi;

f. Langkah-langkah :

f.1. Pastikan sudah tersedia peta dasar yang berskala 1:5000, contoh sebagai berikut:

Comment [IS1]: 1.Tersedia tanki septic (individu/komunal) 2.Tempat BAB terhubung dgn tanki septic

(10)
(11)

Gambar 1 contoh Peta dasar Desa/kelurahan terukur

f.2. Pastikan bahwa sudah ada informasi awal sebelumnya mengenai lokasi permukiman

kumuh di desa/kelurahan tersebut. Dan bilamana perlu sebaiknya informasi tersebut sudah dituangkan ke dalam peta terukur, seperti berikut ini:

Gambar 2 contoh Delineasi awal lokasi Permukiman Kumuh Desa/kelurahan

f.3. Sampaikan kepada peserta FGD tentang tujuan dari FGD tersebut, antara lain:

i. Menyepakati delineasi awal permukiman kumuh sesuai dengan persepsi, dan

pengetahuan warga setempat tentang permukiman kumuh.

ii. Untuk Tatacara penentuan delineasi ini silahkan lihat di lampiran 3.

Deliniasi SK Kumuh Bupati/Walikota

Deliniasi Data baseline 100-0-100

(12)

iii. Indikator yang dapat dipergunakan untuk penentuan delineasi awal ini antara lain 5 indikator seperti di table 1, beri penekanan bahwa indikator tersebut adalah

indikator yang bisa diamati secara visual

iv. Sampaikan bahwa pertemuan ini adalah tindak lanjut dari proses pendataan 100 0

100 sebelumnya yang belum mengidentifikasi delineasi Kumuh, kegiatan ini bukan mengulang tetapi untuk memperjelas luasan riil kumuh yang ada, untuk kebutuhan pengendalian penanganan kumuh oleh masyarakat dan juga Pemerintah Daerah.

v. Selanjutnya akan dilakukan observasi delineasi kumuh yang ada, dengan melakukan

pengamatan secara visual.

f.4. Berdasarkan informasi awal sebelumnya, tampilkan peta hasil delineasi awal kumuh atau

berdasarkan informasi awal tersebut lakukan pemetaan permukiman kumuh melalui peta terukur yang ada bersama masyarakat.

f.5. TIPP, BKM, Aparat Desa/Kelurahan melakukan FGD untuk mendiskusikan lokasi yang

diindikasikan kumuh berdasarkan 5 indikator tersebut (tabel 1). Kemudian hasil diskusi dituangkan ke dalam peta berskala yang sudah disediakan dengan menggunakan spidol warna;

f.6. Luasan awal Permukiman kumuh sudah dapat ditentukan, cara penentuan luas delineasi

dapat dilakukan dengan cara delineasi di lampiran 3

Tabel 1. 5 Indikator untuk Penentuan awal Delineasi Permukiman Kumuh

No Indikator

1 Keteraturan bangunan hunian (%)

2 Jangkauan Jaringan Jalan Lingkungan yang layak (%)

3 Prosentase Masyarakat terpenuhi kebutuhan air minum, mandi, cuci (minimal

60liter/org/hari)

4 Prosentase Jamban keluarga/jamban bersama sesuai persyaratan teknis (memiliki

kloset leher angsa yang terhubung dengan septic-tank)

5 Prosentase Sampah domestik rumah tangga di kawasan permukiman terangkut

ke TPS/TPA min. dua kali seminggu

f.7. Kemudian TIPP BKM menyusun rencana kegiatan observasi, kurang lebih sebagai berikut :

Tabel 2 Rencana Kerja Observasi

No Kegiatan Penanggung

Jawab

Waktu

pelaksanaan Keluaran

1 Menyusun dan membuat catatan rute survey berdasarkan jumlah anggota tim survey dan luas kawasan yang akan di survey.

• Rute dan lokasi/titik-titik survey

• Pembagian peran dan tugas anggota tim survey 2 Mengambil foto permasalah tentang:

Keteraturan Bangunan, Akses Jalan

Mendapatkan foto permasalahan tentang

(13)

Lingkungan, Akses Air Minum, Kondisi Persampahan, dan kloset yang terhubung dengan tanki saptic (individu/komunal)).

Keteraturan Bangunan, Akses Jalan Lingkungan, Akses Air Minum, Kondisi Persampahan, dan kloset yang terhubung dengan tanki saptic (individu/komunal)). 3 Membuat patokan sebagai batas yang

akan di deliniasi

Mendapatkan gambaran batas – batas deliniasi 4 Melakukan wawancara terkait dengan 5

indikator terduga kumuh

Catatan permasalah terkait 5 indikator terduga kumuh 5 Membuat catatan dari hasil wawancara

dan temuan selama observasi

Hasil gambaran / deskripsi kondisi lapangan

6. OBSERVASI & VERIFIKASI PERMUKIMAN KUMUH

a. Uraian : Observasi dan verifikasi kawasan kumuh dilakukan untuk

memastikan kondisi dan permasalahan kawasan kumuh dan garis batas deliniasi..

• Dengan menggunakan Peta hasil indikasi awal di kegiatan

sebelumnya, langkah selanjutnya adalah melakukan

pengamatan secara visual lokasi-lokasi/RT yang terduga kumuh, dengan melihat 5 indikator yang bisa dilihat secara visual seperti pada tabel 1

• Dan sekaligus melakukan verifikasi batasan (deliniasi

permukiman kumuh) yang dituangkan ke dalam peta

• Melakukan dokumentasi visual, titik-titik strategis RT yang

terduga kumuh tersebut

b. Pelaksana : TIPP/BKM

c. Fasilitator : Fasilitator Kelurahan

d. Peserta : Masyarakat

e. Output : 1. Peta deliniasi permukiman kumuh;

2. Foto visual gambaran permasalah di permukiman kumuh;

3. Luas permukiman Kumuh;

4. Data permasalahan kumuh di lokasi permukiman kumuh; dan

f. Langkah-langkah :

f.1. Lakukan survey sesuai rute yang direncanakan dan dengan menggunakan peta deliniasi

awal hasil FGD.;

f.2. Lakukan pengamatan visual dan dokumentasikan obyek-obyek serta catat titik-titik lokasi

(14)

f.3. Bilamana diperlukan lakukan wawancara singkat dengan penduduk sekitar, untuk memastikan kondisi sebenarnya dari setiap indikator;

f.4. TIPP, BKM didampingi oleh Tim Fasilitator melakukan analisis terhadap data hasil observasi,

sampai menghasilkan:

i. Lokasi kawasan kumuh yang dideliniasi

ii. Kawasan kumuh yang dilengkapi dengan foto visual

f.5. Peta hasil observasi lapangan tersebut,dengan bantuan ahli gambar kemudian di digitasi di

komputer dengan aplikasi tertentu seperti autocad untuk menghasilkan peta yang

(15)
(16)

Peta hasil observasi lapangan tersebut kemudian di digitasi di komputer dengan aplikasi tertentu sehingga diperoleh lebih kurang gambar sebagaimana berikut:

Gambar 4 Contoh Peta digitasi delineasi hasil observasi lapangan

Selanjutnya buatlah peta tematik terkait 7 indikator kumuh di setiap delineasi disertai dengan foto-foto dokumentasi hasil lapangan yang terkait dengan itu, seperti contoh sebagai berikut:

(17)
(18)
(19)

Gambar 6. Peta tematik permukiman kumuh yang dilengkapi dengan foto visual

f.6 Lakukan Input data khusus permukiman kumuh yang di deliniasi terkait (Aplikasi ini telah dipersiapkan):

a. Rumah Tangga (format A-1 s.d A-6) dan Lingkungan baseline data 100-0-100 (format B-1 s.d B6)

(Bisa menggunakan format Excel yang sudah disediakan sebelumnya)

b. Profil kawasan kumuh Kelurahan

(20)
(21)
(22)
(23)

FORMAT A.4 PENGELOLAAN SANITASI A. INFORMASI UMUM Provinsi Kab/Kota Kecamatan Kelurahan/Desa RT Tanggal Pendataan [1] [2] 1 Oey Si an Li e 2 Sutarno 3 Lambok Sil al ahi 4 Puryono 5 Heryadi Sugi anto 6 Mumun 7 Ati n 8 Endang Sunarto 59 M Bagus Andriyanto 60 Suyati 61 Puji adi 62 Hadi Prawi ro 63 Mas ni 64 As manah 65 Tuki mo 66 Warti ni 67 Enjam 68 Supardi 69 Iyem 70 Nuryuda Jumlah TOTAL PERSENTASE NO NAMA KEPALA RUMAH TANGGA

(24)
(25)
(26)

Tidak Pernah Terjadi Genangan Tinggi genanga n ≤ 30 cm Tinggi genanga n > 30 cm ≤ 2 Jam > 2 Jam a b c a b [18] [19] [20] [21] [22] 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 11 Tinggi Genangan

Kejadian Genangan/Kemampuan Mengalirkan Air limpasan

Durasi/lama genangan

> 2 Jam ≤ 2 Kali per tahun > 2 Kali per tahun

13 15 16

b a b (Ha) a b c (meter) (meter) (%)

[22] [23] [24] [25] [26] [27] [28] [29] [30] [31] [32] 1 1 1.01 1 466 120 0 0% 1 1 0.66 1 592 140 0 34% 1 1 0.84 1 390 200 0 16% 1 1 0.68 1 531 170 0 32% 1 1 0.96 1 584 150 0 4% 14 Panjang drainase dengan kondisi tidak rusak/berf ungsi baik Kejadian tidak ada Genangan Prosentase Luas tidak ada

Genangan dalam permukiman

12 Kejadian Genangan/Kemampuan Mengalirkan Air limpasan

Luas Area Genangan (dalam permukima

n)

Sumber genangan Kondisi Fisik DrainaseGenangan Yg Dipersyaratkan

Limpasan air hujan Panjang total drainase B3. DRAINASE LINGKUNGAN

Durasi/lama genangan Frekuensi genangan

Rob/ pasang air laut Sungai/ danau/ rawa Kesesuaian dgn Persyaratan Teknis (%) [33]=[30/29] 26% 24% 51% 32% 26% Prosentase tidak ada Genangan dalam permukiman Prosentase Panjang drainase dengan kondisi tidak rusak/berfungsi baik Genangan Yg Dipersyaratkan

(27)

a b c a b [36] [37] [38] [40] [41] 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Tungku/ kompor mas a k Kons l eti ng Li s tri k 18 >2 kal i da l am 5 ta hun Ti dak pernah terja di kebaka ra n da l a m 5 tahun

Penyebab Kejadian Bencana Kebakaran

1-2 ka l i dal am 5 ta hun

(28)

Catatan:

a. Untuk Pemetaan kembali jalan dan drainase:

Jalan:

• Berapa panjang jalan keseluruhan (pilah berapa yang dilokasi kumuh dan non kumuh)

• Berapa panjang jalan yang lebar 1,5 m (pilah berapa yang dilokasi kumuh dan non

kumuh)

• Berapa panjang jalan rusak yang lebar 1,5 m (pilah berapa yang dilokasi kumuh dan non

kumuh)

Drainase:

• Berapa panjang drainase keseluruhan (pilah berapa yang dilokasi kumuh dan non

kumuh)

• Berapa panjang drainase yang rusak (pilah berapa yang dilokasi kumuh dan non kumuh)

f.7 Langkah terakhir maka diperoleh data profil permukiman kumuh terdelineasi yang sudah diverifikasi di lapangan

(29)
(30)

Penjelasan profil Permukiman kumuh ini juga bisa ditambahkan informasi tipologinya. Tipologi perumahan kumuh dan permukiman kumuh sebagaimana dimaksud, terdiri dari:

a. Di atas air;

b. di tepi air;

c. di dataran rendah;

d. di perbukitan; dan .

e. di daerah rawan bencana.

7. PERUMUSAN PROFIL DESA/KELURAHAN

a. Uraian : Setelah data diperoleh, tahapan selanjutnya adalah menyusun

profil permukiman Desa/kelurahan yang akan terdiri dari dua bagian informasi yaitu:

o Profil Permukiman Desa/Kelurahan

o Profil permukiman kumuh

•Format penyajian data profil permukiman desa/kelurahan

dapat menggunakan contoh pada lampiran 2

b. Pelaksana : TIPP/BKM

c. Fasilitator : Tim Fasilitator

d. Peserta : Masyarakat

e. Output : Profil Kawasan Permukiman Desa/Kelurahan:

•Peta dan Informasi Permukiman desa/Kelurahan

•Delineasi dan Visualisasi Permukiman Kumuh Desa/Kelurahan

•Data-data dan informasi permukiman kumuh desa/kelurahan

f. Langkah-langkah :

f.1 Gunakan Peta dan informasi hasil observasi dan verifikasi kawasan kumuh yang diperoleh dari langkah pendataan sebelumnya, yang terdiri dari :

a. Peta Kawasan Permukiman :

i. Peta Desa/Kelurahan diupayakan dengan skala minimum 1 : 5000

ii. Batas administrasi tingkat basis (RT/RW/Dusun)

iii. Legenda (Keterangan Peta)

b. Informasi Kawasan Permukiman (Data Baseline) tingkat desa/kelurahan:

i. Luas Kawasan Permukiman Desa/Kelurahan dan jumlah wilayah administratif;

ii. Data Penduduk ( Jumlah jiwa, jumlah Kepala Keluarga, komposisi penduduk, jumlah

penduduk miskin/MBR);

iii. Data Fisik (keteraturan bangunan, kepadatan bangunan, kelayakan fisik bangunan,

aksesibilitas lingkungan, drainase lingkungan, pelayanan air minum, pengelolaan air limbah, pengelolaan persampahan, pengamanan bahaya kebakaran);

(31)

iv. Data Non Fisik (legalitas pendirian bangunan, kepadatan penduduk, mata pencaharian penduduk, penggunaan listrik, fasilitas kesehatan dan fasilitas pendidikan).

c. Peta Sebaran Kumuh (Delineasi):

i. Delineasi Kawasan Permukiman kumuh teridentifikasi dituangkan dalam peta

desa/kelurahan yang bersakala minimum 1:5000

d. Data-data kawasan permukiman kumuh

i. Informasi kawasan permukiman kumuh yang meliputi 7 indikator :

ii. Lengkapi dengan visualisasi (foto) terkait informasi kawasan permukiman kumuh yang

terdelineasi (sudah diperoleh pada proses pendataan).

f.3 Gunakan hasil perhitungan tingkat kekumuhan pada langkah sebelumnya, untuk mendapatkan informasi :

a. Luas (Hektar) Permukiman Kumuh Desa/Kelurahan sesuai perhitungan berikut Lokasi

administratif Kawasan berada.

b. Luas (Hektar) Permukiman Non Kumuh Desa/Kelurahan dengan cara mengurangkan Total

Luas Permukiman desa/kelurahan dengan Total Luas Permukiman kumuh desa/kelurahan. f.4 Sajikan pula data dan grafik-grafik profil permukiman desa/kelurahan, yang bersumber dari data

SIM yang ada (gunakan grafik yang disediakan dari databaseline SIM), sebagaimana contoh dilampiran 2

f.6 Lakukan musyawarah tingkat desa/kelurahan dengan menghadirkan TIPP/BKM/Perwakilan masyarakat dan Pemerintah Desa/Kelurahan untuk menyepakati profil permukiman dan permukiman kumuh yang sudah dipetakan sekaligus sebagai media uji publik terhadap profil permukiman desa/kelurahan yang telah disusun.

8. PERUMUSAN PROFIL KOTA/KABUPATEN

a. Uraian : Merupakantahappenandaandanpenggambaran/ilustrasi/visualisasiprofil

permukimanKabupaten/Kota dalampeta

• Kompilasi data profilpermukimandanpermukimankumuhkelurahan

/desa yang dituangkandalampetaKabupaten/Kota

• Mendapatkangambaransebarankawasankumuhberatsedangringandan 7

indikatorkumuh di Kabupaten/Kota

b. Output : Profil Permukiman Kota/Kabupaten, yang antara lain mencakup:

o Profil Permukiman Kota/Kabupaten

o Data dan informasi tematik (7 indikator) kumuh

o Peta Delineasi permukiman kumuh di seluruh desa/kelurahan yang

terdapat lokasi permukiman kumuh nya

c. Pelaksana : Tim/POKJA kota/kabupaten

d. Fasilitator : Korkot dan Askot CD

e.

Langkah-kangkah

: 1. Penyusunan Peta SebaranPermukimantingkatKabupaten/Kota

(32)

format DRW (CAD). • PastikansemuapetadeliniasidanprofilpermukimanKelurahan/Desasu dahtersediauntukdikompilasi • Dari petapenggambaranKelurahan/Desa, lakukankompilasipenggambarankawasankumuhpadapeta 2. Peta ProfilPermukimantingkatKabupaten/Kota

• Pastikansudahtersediaprofilpermukimankelurahandari data SIM

• PastikansudahtersediapetaKabupaten/Kotahasilpenggambaranbatas

Kelurahan/Desa

• Pastikansudahtersedia data terkait 7 indikatorkumuh per RT di

kelurahan. (table danataugrafikdiperolehdari data Profilpermukiman SIM)

• Buatlahpenanda (icon/legenda) sebagaitandauntukmenghubungkan

(link) kondisiKAbupaten/Kota :

a. ProfilKabupaten/Kota

b. Data berupatabel/grafik 7 indikatorkumuhtingkatkelurahan

3. Peta JaringanKabupaten/Kota • PastikanpetaKabupaten/Kota yang telahdigambarbatasKelurahan/Desatersedia • Lakukanpenggambaranjaringanpadapetasesuaidenganhasilpendat aan baseline • Gambarkanjaringandantematiklainnyakedalampeta 4. Lokakaryapenyepakatanpetahasildeliniasidanpetaprofilpermukimanda nkumuhkelurahan/desauntukdikompilasiketingkatkota

5. Lebih lengkap contoh profil permukiman kota/kabupaten sebagaimana

(33)
(34)

lampiran-1

TATACARA PENENTUAN DELINEASI PERMUKIMAN KUMUH

A.

Pengertian

1. Perumahan dan kawasan permukiman adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas

pembinaan, penyelenggaraan perumahan, penyelenggaraan kawasan permukiman, pemeliharaan dan perbaikan, pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh, penyediaan tanah, pendanaan dan sistem pembiayaan,

serta peran masyarakat 1.

2. Perumahan adalah kumpulan rumah sebagai bagian dari permukiman, baik perkotaan

maupun perdesaan, yang dilengkapi dengan prasarana, sarana, dan utilitas umum sebagai

hasil upaya pemenuhan rumah yang layak huni 2.

3. Kawasan permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik

berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan, yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan

penghidupan 3.

4. Lingkungan hunian adalah bagian dari kawasan permukiman yang terdiri atas lebih dari satu

satuan permukiman4

5. Permukiman : “bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan

perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai penunjang

kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau kawasan perdesaan”5

6. Maka Profil permukiman yang dimaksud adalah profil data dan informasi yang mencakup

lebih dari satuan perumahan, yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau kawasan perdesaan.

7. Permukiman kumuh adalah permukiman yang tidak layak huni karena ketidakteraturan

bangunan, tingkat kepadatan bangunan yang tinggi, dan kualitas bangunan serta sarana dan

prasarana yang tidak memenuhi syarat6

8. Pengertian deliniasi : adalah penggambaran hal penting dengan garis dan lambang tertentu

dalam peta.

9. Deliniasi permukiman kumuh :

1

UU N0.1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Permukiman

2idem 3 idem 4 idem 5 idem 6 idem

(35)

a. Adalah garis (membentuk poligon tertutup/berada dalam satu hamparan) yang menggambarkan batas permukiman kumuh yang ditetapkan berdasarkan kriteria kumuh (7 indikator kumuh)yaitu a.bangunan gedung; b. jalan lingkungan; c. penyediaan air minum; d. drainase lingkungan; e. pengelolaan air limbah; f. pengelolaan persampahan;

dan g. proteksi kebakaran7. Yang keberadaannya bisa dengan sangat jelas (visual) dapat

dibedakan dengan permukiman yang tidak kumuh.

b. Delineasi permukiman kumuh dapat mencakup sebagian, satu atau lebih RT/dusun dalam

satu kelurahan/desa,

c. Dalam satu desa/kelurahan dimungkinkan terdapat lebih dari satu delineasi permukiman

kumuh, dengan catatan harus memenuhi syarat permukiman sebagaimana disebut dalam poin 6 diatas, dan jarak satu delineasi dengan delineasi yang lain cukup jauh.

d. Satu satuan delineasi permukiman harus berada dalam satu kesatuan sistem tertentu,

apakah sistem sosial ekonomi, sistem geospasial tertentu.

B.

Penentuan Batas delineasi

Batas delineasi permukiman kumuh, dapat menggunakan batas umum sebagai berikut:

1. Dapat menggunakan batas administratif wilayah ( batas kel/desa; batas RT/dusun dll)

2. Dapat menggunakan Batas fisik yang nyata ( jaringan jalan, jaringan rel kereta api, sungai,

danau dll)

7

(36)

ILUSTRASI DELINEASI BERDASARKAN BATAS ADMINISTRASI WILAYAH

(37)

C.

Penentuan Luasan Permukiman Kumuh

1. Untuk menentukan koordinat dan luasan kawasan terdeliniasi secara umum dilakukan

dengan menghitung luasan kawasan yang terdeliniasi dengan menggunakan polygon dan grid. Poligon merupakan garis tertutup yang kedua ujungnya saling bertemu dan membentuk area. Area yang terbentuk berupa kawasan ini akan membentuk luasan yang dapat kita ukur/hitung berapa besarnya.

2. Untuk menghitung luasan delineasi dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain:

a. Secara manual: dengan menggunakan Sistem Grid. Menghitung dengan menggunakan sistem grid adalah dengan membuat petak-petak pada gambar peta dalam bentuk bujur sangkar yang berukuran sama. Penentuan panjang sisi bujur sangkar secara umum dibuat 1 cm, tetapi dapat dimodifikasi tergantung kebutuhan. Kemudian hitung berapa jumlah kotak yang ada, dengan pedoman :

i. Kotak yang penuh dihitung satu;

ii. Jika ada kotak yang terpotong oleh poligon maka : area yang berada di dalam lebih

luas/sama dengan area yang berada di luar poligon, dihitung satu kotak. jika area yang berada di dalam lebih sempit dengan area yang berada di luar poligon, tidak dihitung.

iii. Luas kotak adalah Panjang kali Lebar, maka luas polygon sama dengan luas kota kali

jumlah kotak yang ada.

b. Menggunakan Tracking GPS: 1) jika jumlah perangkat GPS terbatas sedangkan jumlah tim banyak, maka penggunaan GPS dapat dilakukan oleh 1 / 2 orang saja untuk menentukan koordinat deliniasi dilakukan sebelum analisis data berdasarkan peta hasil observasi. 2) tidak akan menjadi hambatan apabila jumlah perangkat GPS sesuai dengan jumlah tim, penentuan titik koordinat bisa langsung ditentukan pada saat observasi.

c. Jika tidak tersedia perangkat GPS: penentuan titik koordinat bisa menggunakan google

(38)

lampiran-2

Outline Profil Permukiman dan Permukiman Kumuh Desa/Kelurahan

Nama Kabupaten/Kota : ... Nama Kecamatan : ... Nama Desa/Kelurahan : ... Delineasi permukiman kumuh

(39)

I. PROFIL PERMUKIMAN: A. Luas Permukiman: ... Ha

B. Penduduk :

1. Jumlah Penduduk:... jiwa 2. Jumlah Kepala Keluarga: ...jiwa

3. Komposisi Penduduk :

a. Laki-laki: ... jiwa b. Perempuan: ...jiwa

4. Jumlah Penduduk Miskin/MBR: ... jiwa

C Informasi Fisik

1. Keteraturan Bangunan : ... % Bangunan hunian memiliki keteraturan

2. Kepadatan Bangunan : ... unit/Ha

3. Kelayakan Fisik Bangunan : ... % Bangunan hunian memiliki luas lantai ≥ 7,2 m2 per orang

... % Bangunan hunian memiliki kondisi Atap, Lantai,

Dinding sesuai persyaratan teknis

4. Aksesibilitas Lingkungan: ... % Kawasan permukiman terlayani jaringan jalan

lingkungan yang minimum memadai

... % Kondisi jaringan jalan pada kawasan permukiman

memiliki kualitas minimum memadai

5. Drainase Lingkungan: ... % Kawasan permukiman tidak terjadi genangan

air/banjir

... % Kondisi jaringan drainase di lokasi permukiman memiliki kualitas minimum memadai

6. Pelayanan Air Minum/Baku:

.... % Masyarakat terlayani Sarana Air Minum untuk minum, mandi, dan cuci (perpipaan atau non perpipaan terlindungi yang layak)

.... % Masyarakat terpenuhi kebutuhan air minum, mandi, cuci (minimal 60liter/org/hari)

7. Pengelolaan Air Limbah : .... % Masyarakat memiliki akses jamban keluarga /

jamban bersama (5 KK/jamban)

.... % Jamban keluarga/jamban bersama sesuai persyaratan teknis (memiliki kloset leher angsa yang terhubung dengan septic-tank)

.... % Saluran pembuangan air limbah rumah tangga terpisah dengan saluran drainase lingkungan 8. Pengelolaan Persampahan

:

... % Sampah domestik rumah tangga di kawasan permukiman terangkut ke TPS/TPA 2 kali seminggu

(40)

9. Pengamanan Bahaya Kebakaran :

... % Kawasan permukiman memiliki prasarana/sarana Proteksi Kebakaran

D. Informasi Non Fisik

1. Legalitas pendirian bangunan :

... % Bangunan hunian memiliki IMB

... % Lahan bangunan hunian memiliki SHM/HGB/Surat surat perjanjian lainnya

2. Kepadatan penduduk : ... jiwa/ha

3. Mata pencarian penduduk :

... % Mata pencaharian utama rumah tangga adalah ...

4. Penggunaan Daya Listrik: ...% Rumah tangga menggunakan daya listrik ...

Watt" 5. Fasilitas Pelayanan

Kesehatan:

...% Rumah tangga menggunakan fasilitas kesehatan di ...

6. Fasilitas Pelayanan Pendidikan:

...% Rumah tangga dengan anak usia wajib belajar 9

Tahun (SD/SMP/Sederajat) memperoleh akses

pendidikan dasar di ... Disertai dengan grafis:

5. Grafik Indikator 1 (Contoh Kepadatan Bangunan)

6. Grafik Indikator 2 (Contoh Aksebilitas Lingkungan)

7. Grafik Indikator 3

(Contoh Drainase)

8. Grafik Indikator 4

(Contoh Air Minum)

(41)

9. Grafik Indikator 5

(Contoh Air Limbah/Sanitasi)

10. Grafik Indikator 6

(Contoh Pengelolaan Persampahan)

(42)

INDIKATOR 1 (Kondisi Bangunan Hunian)

INDIKATOR 2 (Aksesibilitas Lingkungan) INDIKATOR 3 (Drainase) INDIKATOR 4 (Air Minum) INDIKATOR 5 (Air Limbah/Sanitasi) INDIKATOR 6 (Pengelolaan Persampahan)

(43)

II. PROFIL PERMUKIMAN KUMUH:

A. Total Luas

o Kawasan Kumuh : ... Ha

o Non Kumuh : ... Ha

Lampirkan Peta Sebaran (Delineasi) Kawasan Permukiman kumuh teridentifikasi dituangkan dalam peta desa/kelurahan yang berskala minimum 1:5000

(44)

B. Penduduk Kawasan kumuh:

Jumlah Penduduk:... jiwa

Jumlah Kepala Keluarga: ...jiwa

Komposisi Penduduk :

− Laki-laki: ... jiwa

− Perempuan: ...jiwa

Jumlah Penduduk Miskin/MBR: ... jiwa

C. Letak dan Tipologi Permukiman Kumuh :

Tipologi perumahan kumuh dan permukiman kumuh sebagaimana dimaksud, terdiri

dari:

a. Di atas air;

b. di tepi air;

c. di dataran rendah;

d. di perbukitan; dan .

e. di daerah rawan bencana.

sebutkan : ...

Karakter lahan dalam kawasan : lahan datar/tebing/berbukit/dll, sebutkan :

...

Kawasan berdekatan dengan fasilitas/sarana kota: pasar/ pusat pertokoan/ kawasan

industri (pabrik)/ kawasan perkantoran/ stasiun/ terminal/ pelabuhan/tempat wisata/dll, sebutkan : ...

D. Informasi Fisik

1. Keteraturan Bangunan : ... % Bangunan Hunian tidak memiliki keteraturan (contoh ilustrasi)

(45)

2.

Aksesibilitas Lingkungan: ... % Kawasan permukiman tidak terlayani jaringan jalan lingkungan yang memadai (contoh ilustrasi)

(46)

5. Pelayanan Air Minum/Baku: ...% Masyarakat tidak terpenuhi kebutuhan minimal 60liter/org/hari (Mandi, Minum, Cuci) (contoh ilustrasi)

6. Pengelolaan Air Limbah:...% Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak memiliki

(47)

7. Pengelolaan Persampahan : ... % Sampah domestik rumah tangga pada kawasan permukiman terangkut ke TPS/TPA kurang dari 2 kali seminggu (contoh ilustrasi)

(48)

Lampiran 3

OUT LINE PROFIL PERMASALAHAN PERMUKIMAN TINGKAT

KABUPATEN/KOTA...

I.

GAMBARAN UMUM

Wilayah Kota…...secara administrasi sebelah utara berbatasan dengan Kota…...sebelah timur berbatasan dengan …...sebelah barat berbatasan dengan …... dan sebelah selatan berbatasan dengan …...Secara geografis Kota…terletak diantara ...° …...′ …...′ dan ...…° ...…′ …...′ Bujur Timur, ....…° ....…′ ....…′ dan ...…° ...…′ …....′ Lintang Selatan. Luas WilayahKota… adalah...… Ha atau...…. Km2. Secaraadministratifterdiridari...…Kecamatan, ...….... Desa, dan...…RT/Dusun.

Berdasarkan surve ilapangan (baseline) diwilayah permukuman yang dilakukan oleh masyarakat melalui Program KOTAKU, diperoleh gambaran umum Kabupaten/Kota ... secara garis besar adalah sebagai berikut:

1 Jumlah Kelurahan Program KOTAKU(Kelurahan/Desa)

2 Jumlah Kelurahan Tidak Kumuh (Kelurahan/Desa)

3 Jumlah Kelurahan Kumuh (Kelurahan/Desa)

(49)

(*) Kelurahan terkategori kumuh jika minimal memiliki 1 delineasipermukiman kumuh

II.

PROFIL PERMASALAHAN 7 INDIKATOR KUMUH TINGKAT KABUPATEN/KOTA (HANYA

KELURAHAN KUMUH)

Link : ... (SIM)

Status Data : 01-04-2016

PROFIL PERMASALAHAN PERMUKIMAN

A Propinsi JAWA TENGAH

B Kota KOTA SURAKARTA

No KRITERIA /

INDIKATOR PARAMETER

A FISIK

1 Keteraturan

Bangunan 27% Bangunan hunian tidak memiliki keteraturan

2 Kepadatan

Bangunan Kawasan permukiman memiliki Kepadatan Rendah (43 unit/Ha)

3 Kelayakan Fisik

Bangunan 16% Bangunan hunian memiliki luas lantai <7,2 m2 per orang

16% Bangunan hunian memiliki kondisi Atap, Lantai, Dinding tidak

sesuai persyaratan teknis

4 Aksesibilitas

Lingkungan

16% Kawasan permukiman tidak terlayani jaringan jalan lingkungan yang memadai

25% Kondisi Jaringan jalan pada kawasan permukiman memiliki

kualitas buruk

5 Drainase Lingkungan 5% Kawasan permukiman terjadi genangan/banjir

4 Luas Lokasi Kumuh (Ha)

5 Jumlah Kepala Rumah Tangga

6 Jumlah Kepala Keluarga (KK)

7 Jumlah Masyarakat Berpenghasilan Rendah/MBR (KK)

8 Jumlah Penduduk (Jiwa)

9 Laki –laki (Jiwa)

(50)

25% Kondisi jaringan drainse pada lokasi permukiman memiliki kualitas buruk

6 Pelayanan Air

Minum/Baku

27% Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak terlayani jaringan Air Bersih/Baku perpipaan atau non perpipaan terlindungi yang layak

3% Masyarakat tidak terpenuhi kebutuhan minimal 60liter/org/hari (Mandi, Minum, Cuci)

7 Pengelolaan Air

Limbah

10% Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak memiliki akses Jamban/MCK Komunal

8% Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak memiliki kloset (Leher Angsa) yang terhubung dengan tangkiseptik

0% Saluran Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga tercampur dengan Drainase Lingkungan

8 Pengelolaan

Persampahan

18% Sampah domestik rumah tangga pada kawasan permukiman terangkut ke TPS/TPA kurang dari 2 kali seminggu

9 Pengamanan Bahaya

Kebakaran

97% Kawasan permukiman tidak memiliki Ketersediaan prasarana/sarana Proteksi Kebakaran

B NON FISIK

1 Legalitas pendirian

bangunan

64% Bangunan Hunian tidak memiliki IMB

21% Lahan Bangunan Hunian tidak Memiliki SHM/HGB/Surat yang diakui pemerintah

2 Kepadatan

penduduk Kepadatan Penduduk 94 jiwa/ha

3 Mata pencarian

penduduk

80% Mata pencaharian utama rumah tangga adalah Perdagangan/jasa (guru, tenaga kesehatan, hotel, dll)

4 Penggunaan Daya

Listrik 54% Rumah tangga menggunakan daya listrik 900 Watt

5 Fasilitas Pelayanan

Kesehatan

60% Rumah tangga menggunakan fasilitas kesehatan di Puskesmas/Pustu

6 Fasilitas Pelayanan

Pendidikan

51% Rumah tangga dengan anak usia wajib belajar 9 Tahun (SD/SMP/Sederajat) memperoleh akses pendidikan dasar di Dalam kelurahan/kecamatan yang sama

Copyright P2KP © 2015

III.PETA TEMATIK 7 INDIKATOR KUMUH TINGKAT KOTA A. FISIK

Dari pendataan yang dilakukan oleh masyarakat terkait dengan kondisi permasalahan 7 indikator kumuh, selengkapnya disajikan pada peta permasalahan permukiman Kabupaten/Kota.

(51)

1. PETA SEBARAN PERMUKIMAN KUMUH KABUPATEN/KOTA

Gambar 1.Contoh Peta Sebaran Kawasan Kumuh Kabupaten/Kota

Keterangan Sumber : Peta awal dari RTRW atau Rencana Kota Lainnya atau SK Walikota yang kemudian diolah sesuai hasil deliniasi kawasan kumuh kelurahan berdasarkan hasil observasi

(52)

Gambar 2.

Contoh Peta Sebaran dan Prioritas Penanganan Kawasan Kumuh Kabupaten/Kota

Tabel 1. Sebaran Kawasan Kumuh Kabupaten/Kota

No

DESA/KELURAHAN

JUMLAH RT

JUMLAH

PERMUKIMAN

KUMUH

JUMLAH RUMAH

TANGGA

1

2

3

Dst

(53)

2. PETA SEBARAN KETERATURAN BANGUNAN HUNIAN

Gambar 3.

Contoh Peta Sebaran Bangunan Hunian Tidak Teratur Tabel 2. Sebaran Bangunan Hunian Tidak Teratur

No

DESA/KELURAHAN

JUMLAH

BANGUNAN

HUNIAN (unit)

LUAS

PERMUKIMAN

(Ha)

JUMLAH

BANGUNAN

HUNIAN TIDAK

TERATUR (unit)

1

2

3

4

Dst

(54)

3. PETA SEBARAN KEPADATAN BANGUNAN HUNIAN KABUPATEN/KOTA

Gambar 4.

Contoh Peta Kepadatan Bangunan Hunian Kabupaten/Kota Tabel 3. Sebaran Kepadatan Bangunan Hunian Kabupaten/Kota

No DESA/KELURAHAN JUMLAH BANGUNAN (unit) LUAS PERMUKIMAN (Ha) TINGKAT KEPADATAN BANGUNAN HUNIAN (unit/Ha) 1 2 3 4 Dst

(55)

4. SEBARAN PERSOALAN KONDISI ATAP LANTAI DINDING BANGUNAN HUNIAN Tabel 4. Sebaran Bangunan Hunian Tidak Layak No DESA/KELURAHAN

JUMLAH BANGUNAN HUNIAN (Unit)

JUMLAH BANGUNAN HUNIAN YANG TIDAK

LAYAK (Unit) 1 2 3 4 Dst

5. PETA PERSOALAN JALAN DAN AKSESIBILITAS LINGKUNGAN

Gambar 6.

(56)

Tabel 5.Jumlah panjang jalan yang tidak layak

No

DESA/KELURAHAN

JUMLAH

RT

PANJANG JALAN

YANG LEBARNYA

<1,5 M

PANJANG JALAN (L

1,5 m) YANG

RUSAK

1

2

3

4

Dst

6. PETA PERSOALAN DRAINASE LINGKUNGAN

Gambar 7.

(57)

Tabel 6. RT Tidak Memiliki Drainase Lingkungan Yang Layak

No DESA/KELURAHAN JUMLAH RT LUAS AREA

GENANGAN (HA) PANJANG DRAINASE YANG RUSAK (m) 1 2 3 4 Dst

7. PETA PERSOALAN PELAYANAN AIR MINUM/BAKU

Gambar 8.

(58)

Tabel 7. Jumlah Rumah tangga yang Tidak Memiliki Akses Air Minum/Baku Yang Layak No DESA/KELURAHAN JUMLAH RT JUMLAH RUMAH TANGGA JUMLAH RUMAH TANGGA YG TIDAK MEMILIKI AKSES AIR MINUM/BAKU JUMLAH RUMAH TANGGA YANG TIDAK TERPENUHI KECUKUPAN AIR MINUM

1

2

3

4

Dst

(59)

Gambar 9.

Contoh Peta Sebaran Permukiman Yang Tidak Memiliki Pengelolaan Limbah Rumah Tangga Yang Layak

Tabel 8. Jumlah Rumah Tangga Tidak Memiliki Pengelolaan Limbah Rumah Tangga Yang Layak

No DESA/KELURAHAN JUMLAH RT JUMLAH RUMAH TANGGA JMLRUMAH TANGGA YANG TIDAK MEMILIKI AKSES JAMBAN/MCK KOMUNAL JMLRUMAH TANGGA YANG TDK MEMILIKI KLOSET (LEHER ANGSA) YG TERHUBUNG DGN TANGKI SEPTIK JUMLAH RT YG SALURAN PEMBUANGAN AIR LIMBAH RUMAH TANGGA TERCAMPUR DGN DRAINASE LINGK. 1 2 3 4 Dst

(60)

Gambar 10.

Contoh Peta Sebaran RT Tidak Memiliki Pengelolaan Sampah Domestik Yang Layak

Tabel 9. Jumlah RT Tidak Memiliki Pengelolaan Sampah Domestik Yang Layak

No DESA/KELURAHAN JUMLAH RT

JUMLAH RT YANG TIDAK MEMILIKI PENGELOLAAN SAMPAH DOMESTIK YANG

LAYAK 1 2 3 4 Dst

(61)

Gambar 11.

Contoh Peta Sebaran RT Tidak Memiliki Sarana Penanganan Bahaya Kebakaran Yang Layak

Tabel 10. Jumlah RT Tidak Memiliki Sarana Penanganan Bahaya Kebakaran Yang Layak No DESA/KELURAHAN JUMLAH RT

JUMLAH RT TIDAK MEMILIKI SARANA PENANGANAN BAHAYA

KEBAKARAN YANG LAYAK 1

2 3 4 Dst

(62)

B. DATA NON FISIK

1. PETA PERSOALAN LEGALITAS BANGUNAN HUNIAN

Gambar 12.

Contoh Peta Sebaran Bangunan Hunian Yang Tidak Legal

Tabel 11. Jumlah Bangunan Hunian Yang Tidak Legal

No DESA/KELURAHAN JUMLAH RT JUMLAH BANGUNAN HUNIAN JUMLAH BANGUNAN HUNIAN TIDAK MEMILIKI IMB LAHAN BANGUNAN HUNIAN TIDAK MEMILIKI

SHM/HGB/SURAT YANG DIAKUI PEMERINTAH 1 2 3 4 Dst

(63)

2. PETA TINGKAT KEPADATAN PENDUDUK

Gambar 13.

Contoh Peta Sebaran Kepadatan Penduduk Tabel 13. Kepadatan Penduduk

No DESA/KELURAHAN JUMLAH PENDUDUK LUAS KELURAHAN KEPADATAN PENDUDUK (JIWA/HA) 1 2 3 4 Dst

(64)

Gambar

Gambar 1: Diagram alir Proses Penyusunan Profil Permukiman tingkat Kab/Kota
Gambar 2 contoh Delineasi awal lokasi Permukiman Kumuh Desa/kelurahan
Tabel 1. 5 Indikator untuk Penentuan awal Delineasi Permukiman Kumuh
Gambar 3. Contoh Peta delineasi hasil observasi lapangan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini adalah 1 gaya kepemimpinan tidak memiliki pengaruh terhadap kinerja auditor, 2 budaya organisasi memiliki pengaruh positif terhadap kinerja auditor, 3 etika

PROGRAM KOTA TANPA KUMUH (KOTAKU) TINGKAT DESA/KELURAHAN.. PROGRAM KOTA TANPA

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor

Artikel ini ini memiliki dua temuan penting.Pertama, Al-Qur’an membicarakan tentang penurunannya sendiri dengan menyitir tiga kata kunci dan para mufasir kemudian mengaitkannya bahwa

Kesan-kesan buruk lain : Tiada kesan yang penting atau bahaya kritikal yang diketahui.

Kesimpulannya adalah disiplin belajar dapat diartikan sebagai suatu keadaan tertib dan teratur yang dimiliki oleh siswa di sekolah sebagai penataan tindakan agar mempunyai

Metode item-based collaborative filtering pada penelitian ini menggunakan perhitungan adjusted cosine similarity untuk menghitung nilai kemiripan antarbuku dan weighted sum

Penelitian ini bertujuan menilai hubungan tingkat partisipasi masyarakat dengan kapasitas modal sosial pada program penanganan permukiman kumuh KOTAKU di Kelurahan