FIRMAN, SKM., MPH
Public Health Faculty
Ahmad Dahlan University
Manajemen
Kinerja
RumahSakit
firman@ikm.uad.ac.id 3 Sept 2016
Timeline Perkuliahan
Outline
Kuliah
1. Konsep Manajemen Kinerja RS 2. Tujuan Pengukuran Kinerja RS 3. Penyusunan Indikator Kinerja
4. Kategori Penilaian Kinerja RS (Finansial dan Non Finansial) 5. Strategi Pengukuran Kinerja RS dengan Balanced
Scorecard
6. Manajemen Kinerja SDM RS
7. Manajemen Pengembangan Kinerja SDM Kesehatan (Studi kasus Nakes RS dan Puskesmas)
Timeline Perkuliahan
Under
standing
Kinerja : sesuatu/prestasi yang dicapai, kemampuan kerja (KBBI)
Manajemen Kinerja RS: Suatu proses yang dirancang untuk mendapatkan apa yang ingin dicapai oleh individu dan organsiasi rumah sakit sesuai standar dan persyaratan yang telah ditentukan.
Timeline Perkuliahan
Why?
Mengapa RS Butuh Pengukuran Kinerja ?
1) Melindungi masyarakat dalam bentuk akuntabilitas publik,
2) Sebagai mekanisme pemberian reward & penyediaan konsultan 3) Menciptakan iklim transparansi & kompetisi sehat dalam
mencapai misi pelayanan prima, 4) Untuk bencmark antar Rumahsakit 5) Fund rasing
.
Timeline Perkuliahan
Why (2)?
Rumah Sakit merupakan organisasi Publik
Publik artinya sesuatu yang berkaitan dengan kepentingan umum atau masyarakat , melalui penyedian layanan baik produk atau jasa dibidang kesehatan.
RS bisa eksis karena dibutuhkan, sehingga keberdaanya dimasyarakat tidak bisa dihadirkan. Sebab itu, masyarakat membutuhkan peraturan atau ketentuan yang mengatur penggunaan RS. Salah satunya, transparansi atau akuntabilitas RS terhadap masyarakat melalui informasi seperti laporan.
Bahasa ekstrimnya: RS adalah pemberi layanan kesehatan yang menyangkut hidup mati seseorang sehingga harus senantias dilakukan pengawan atau pengukuran kinerja atau pekerjaan mereka.
Hospital
1. Menetapkan tujuan, sasaran, dan strategi organisasi RS 2. Merumuskan indikator kinerja RS
3. Mengukur tingkat ketercapaian tujuan, sasaran organisasi 4. Evaluasi kinerja (feedback)
HRSA , 2011
Hospital
1. Menetapkan tujuan, sasaran, dan strategi organisasi RS 2. Merumuskan indikator kinerja RS
3. Mengukur tingkat ketercapaian tujuan, sasaran organisasi 4. Evaluasi kinerja (feedback)
HRSA , 2011
• Menetapkan tujuan, sasaran org.
o tujuan pernyataan umum (lihat visi misi organisasi), sasaran: tujuan lebih spesifik (dinyatakan dlm ukuran jumlah dan ukuran waktu), strategi adalah cara/tekni untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi
• Merumuskan indikator kinerja adalah ukuran pencapaian keberhasilan dinyatakan dalam bentuk Key Performance Indicators (KPIs) dan Key Success Factor (CSF).
• Mengukur tingkat ketercapaian tujuan & sasaran (Pengukuran kinerja dengan cara membandingkan hasil dengan indikator yang ditetapkan) Hasil bisa penyimpangan posiitif, negatif, dan Nol.
Siklus Pengukuran Kinerja
Menurut Lohman (2003) siklus pengukuran kinerja meliputi tahapan utama berikut:
1. Merumuskan visi misi
2. Merumuskan falsafah (slogan, motto) 3. Menetapkan kebijakan
4. Menetapkan tujuan 5. Menetapkan sasaran 6. Menyusun strategi
7. Menyusun program 8. Menyusun anggaran
9. Merumuskan indikator dan ukuran kinerja 10. Menetapkan sistem pengukuran kinerja 11. Implementasi sistem pengukuran kinerja 12. Pelaporan hasil pengukuran kinerja
Hospital Clinic
Performance
1. Input: segala sesuatu yg dibutuhkan memulai kegiatan
2. Proses: cara atau ukuran pelaksanan kegiatan (delivery)
3. Output: hasil/luaran langsung dari kegiatan
4. Outcomes: hasil yang dapat dirasakan (short –mid term)
5. Benefit: manfaat kegiatan yg dapat dirasakan
(finansial/non)
6. Impact: pengaruh kuat dari kegiatan(long term)
Contoh Ilustrasi Aspek Pengukuran Kinerja RS
• Sumber daya (5M0
• Ex: Jumlah dana (Rp)
Input
• Upaya yang dilakukan
• Ex; Kesesuaian dengan aturan / sop
Proses
• Luaran (fisik / non fisik)
• Ex: Jumlah obat generik / non yg tersedia
Output
• Menggambarkan berfungsinya output
• Ex: Kualitas obat
Outcomes
• Manfaat yang diperoleh dari indikator hasil
• Ex: Tingkat efektifitas kesembuhan pasien
Benefit
• Pengaruh dari adanya Manfaat
• Ex: Tingkat kesehatan masyarakat/komunitas
Hospital
Pengukuran kinerja RS merupakan keterkaitan
antara
perbaikan
kualitas
layanan
dan
penggunaan data
.
Secara
teknis,
cara
pengukuran
kinerja
RS
menggunakan
indikator
hasil
dari
Tingkat Kekosongan Persediaan Obat
(Target
: ≤5%)
• Tingkat kekosongan obat telah mencapai target yang ditetapkan.
• Hasil ini perlu dipertahankan.
• Saran selanjutnya untuk menurunkan target menjadi 1%.
• Data yang telah ada perlu dianalisa secara kualitatif. Apakah yang kosong merupakan obat kunci (key drug)?
• Upayakan target yang berbeda untuk kekosongan obat kunci (key drug
menjadi 0%.
Juli Agustus September Oktober
Target 5% 5% 5% 5%
Capaian 2,210% 1,900% ,970% 1% RS A 1,200% 1,200% 1,200% 1,200% RS B
5% 5% 5% 5%
2,210%
1,900%
,970% 1% 1,200% 1,200% 1,200% 1,200%
0%
Definisi
•
Indikator Kinerja adalah ukuran kuantitatif/kualitatif
yg menggambarkan tingkat percapaian
tujuan dan
sasaran
yg telah ditetapkan.
•
Indikator
kinerja
dan
ukuran
kinerja
berbeda, Indikator menggambarkan ttg penilaian
kinerja
sec.tidak
langsung
yg
sifatnya
indikasi
Hospital Clinic
Performance
Key Performance Indicators
Financial
Indicator
Patient Key Performance Indicator (KPI) kadang disebut juga sebagai Key Success Indicator/Factor yakni satu set ukuran kuantitatif yang digunakan perusahaan atau industri untuk mengukur atau membandingkan kinerja dalam hal memenuhi tujuan strategis dan operasional mereka.
Padahal sebenarnya KPIs dan KSF berbeda:
Contoh:
• Penerapan Call Center 24 Jam RS
• Pelanggan meningkat 100 pasien per bulan
Key Success Indicators
Key Success Indicator/Factor adalah faktor keberhasilan utama atau kinerja organisasi.
Clinic
Syarat Indikator Ideal
Indikator yg ideal WHO mempunyai 4 kriteria berikut:
1. Sahih (valid), yaitu benar2 dapat dipakai untuk mengukur aspek yg akan dinilai.
2. Reliable, yaitu dapat dipercaya, mampu menunjukkan hasil yg benar jika nilai secara berulang-ulang
3. Sensitif, yaitu peka untuk digunakan sebagai bahan pengukur
4. Spesifik, yaitu mampu memberikan gambaran perubahan ukuran yg jelas pada suatu jenis kegiatan tertentu.
Ada juga menyatakan suatu indikator yg harus memenuhi syarat SMART
Hospital Clinic
Performance
Jenis Indikator
Financial
Indicator
Patient
• Indikator input : Berkaitan dengan sumber daya (jumlah nakes, jumlah fasilitas, tempat tidur)
• Indikator proses : Cara pemberian layanan, waktu layanan,
• Indikator output : Hasil , jumlah pasien dilayani,
• Indikator outcomes : Dampak yang dirasakan, survey kepuasaan
• Indikator benefit : Manfaat yang diproleh, (tingkat keutungan)
Clinic
Pengembangan Indikator
1. Biaya pelayanan:
unit cost (biaya per layanan)
2. Penggunaan:
utilisasi, jumlah pasien, frekuensi
operasi
3. Kualitas dan standar pelayanan:
jumlah komplen
4. Cakupan pelayanan:
SPM,
Timeline Perkuliahan
Fungsi Indikator
1. Alat ukur untuk mengetahui adanya perubahan/penyimpangan yang dikaitkan dengan target/standaryang telahditentukan
2. Sebagai alat ukur & ebagai pembanding dalam proses benchmarking
3. Tanda yang dapat menyadarkan kita bahwa akan atau terjadi penyimpangan
4. Indikator biasanya digunakan dalam mengukur keberhasilan kinerja seseorang, kelompok atau organisasi tertentu
Timeline Perkuliahan
Menyusun Indikator
1. Pastikan ada anggota yang terlibat; 2. Pastikan Tupoksi Organisasi;
3. Persiapkan Dasar Hukum yang dipergunakan;
4. Pilihlah indikator yang paling sensitif; 5. Pastikan kisi-kisi Input-Proses-Ouput;
6. Gunakan prinsip SMART (Sensitif-M
Timeline Perkuliahan
Regulasi terkait
1. Tupoksi Organisasi / unit kerja
2. Standar Akreditasi (PMK No.012 Tahun 2012)
3. Standar Pelayanan Publik (UU. No.25)
4. Standar Pelayanan Minimal (PMK No.129)
Timeline Perkuliahan
Area Indikator
1. Clinical Efectiveness and Outcomes
2. Eficiency
3. Patient/ Carer Experience
4. Capacity and Capability
Dimensi Pengukuran Kinerja
Dimensi Konten (conten of the dimension)
Clinical Askes dan kualitas layanan, perbaikan mutu layanan invidu /pasien, evidence based practice
Efficiency Sumber daya, ketersediaan anggaran, fasilitas, alat kesehatan dan teknologi
Personnel Ketersediaan nakes, motivasi, kemampuan/kompetensi, pendidikan, pelatihan, dan jenjang karir
Responsiveness Government/org aniztion
Peraturan/kebijakan, upaya public health, promosi, sistem kesehatan, penyedian layanan secara adil dan merata
Safety Patient safety, lingkungan safety, dan organisasi safety
Hospital Clinic
Performance
Contoh
Financial
Indicator
Patient Indikator Kinerja RS
Hospital Clinic
Performance
Survey Pelanggan
Indikator Kepuasaan Pasien Indikator Kepuasaan Karyawan
Indikator Kinerja Secara umum
BOR (Bed Occupancy Ratio) Angka penggunaan tempat tidur (ideal 60-85 %, Kemenkes)
Rumus BOR= (n hari rawat/n tempat tidur X n hari dalam satu periode) x 100%
AVLOS ( Average Length of Stay) Rata-rata lamanya pasien di rawat (ideal 6-9 hari, Kemenkes).
Rumus AVLOS= (n lama rawat/n pasien keluar (hidup+mati)
TOI (Turn Over Interval) Tenggang perputaran, ideal 1-3 hari tempat tidur telah kosong/tidak terisi.
Timeline Perkuliahan
Mekanisme & Metode
Mengukur Indikator
Financial Hospital
Indicator
Performance
Clinic Patient
Mekanisme monitoring kinerja RS dilakukan atas perijinan Dinkes Prov, Kab/Kota, KARS, dan Bencmark RS (organisasi jaringan RS, Konsul mutu, Lembaga bencmark)
Metode : • Inspeksi
• Survei Pelanggan
• Penilaian Pihak Ke-3
• Indikator Statistik
Hospital
Indikator Kinerja Secara umum
BTO(Bed Turn Over) Angka perputaran tempat tidur (ideal 40-50 kali per tahun, Kemenkes)
Rumus BTO= n pasien keluar (hidup+mati)/ n jumlah tempat tidur
NDR ( Net Death Rate) Angka kematin 48 jam untuk tiap 1000 penderita keluar
Rumus NDR= (n pasien mati > 48 jam/n pasien keluar (hidup+mati) X 1000 permil
GDR (Gross Death Rate) Angka kematian untuk setiap 1000 penderita keluar
Hospital
Indikator Kinerja Secara umum
BTO(Bed Turn Over) Angka perputaran tempat tidur (ideal 40-50 kali per tahun, Kemenkes)
Rumus BTO= n pasien keluar (hidup+mati)/ n jumlah tempat tidur
NDR ( Net Death Rate) Angka kematin 48 jam untuk tiap 1000 penderita keluar
Rumus NDR= (n pasien mati > 48 jam/n pasien keluar (hidup+mati) X 1000 permil
GDR (Gross Death Rate) Angka kematian untuk setiap 1000 penderita keluar
• Indikator Kinerja RS (Kemenkes, 2005)
• Manajemen Kinerja : Falsafah Teori dan Penerapannya ( Surya Darma, 2010)
• Performance Management and Measurement (HRSA, 2011) • Veillard J, Champagne F, Klazinga N, Kazandjian V, Arah
OA, Guisset AL. A performance assessment framework for hospitals: the WHO regional office for Europe PATH project. International journal for quality in Health Care. 2005
Referensi
FIRMAN, SKM., MPH
Public Health Faculty
Ahmad Dahlan University firman@ikm.uad.ac.id
S t r a t e g i P e n g u k u r a n
K i n e r j a R u m a h S a k i t
( B a l a n c e d S c o r e c a r d )
3 Sept 2016
BALANCED SCORECARD
Balanced : Keseimbangan antara kinerja keuangan dan non keuangan, dalam jangka waktu pendek dan panjang,
• Tools ini mengukur kinerja melalui penyesuaian kegiatan skala kecil-besar ke dalam
strategi dan misi RS.
• Idealnya analisis strategis ini digunakan sebelum menyusun KPIs.
Financial
Learning & Growth Perspective
MISSION
PERSPEKTIF BSC
Keuntungan, ROI, Cash flow
Satisfaction, Retensi
P
1. Mendifisikan tujuan, sasaran, dan program sebagai rujukan penentuan indikator/kriteria 2. Merumuskan framework pengukuran pada
setiap jenjang manajerial (top-middle-low) dan sesuai kategori (individu-tim, dan organisasi) 3. Integrasi pengukuran ke dalam sistem
manajemen (poace) organisasi.
4. Implementasi sistem pengukuran harus selalu di monitoring untuk menjaga konsistensi dan
ORGANISASI RS
TUJUAN ORGANISASI RS
• Pure Profit Oriented
• Pure Non Profit
• Quasi Non Profit
• Quasi Profit
Menyediakan layanan untuk tujuan
kesejahteraan, sumber dana dari pemerintah ex. pajak
Menyediakan layanan untuk tujuan
keuntungan untuk pemiliknya. ex.swasta
RE-SCALING BSC RS
Perpektif Inovasi dan Pembelajaran
Model BSC RS Pemerintah
Perspektif Finasial
Perspektif Pelanggan
Perpesktif Proses Internal
Perpektif Inovasi dan Pembelajaran
Model BSC RS Swasta
TEKNIK
PENGUKURAN
Perspektif keuangan memberikan penilaian terhadap target keuangan yang dicapai oleh organisasi dalam mewujudkan visi dan misinya
ROI (Return of Investment)
CRR (Cost Recovery Ratio)
Perspektif Pelanggan
Akusisi Pelanggan (customer acquisition)
Retensi Pelanggan (customer retention)
Kepuasan Pelanggan (customer satisfaction)
Perspektif Bisnis Internal
• Berkurangnya Keluhan
(penurunan jumlah keluhan pertahun) • Respond Times
(Waktu respon layanan kepada pasien) • Menggunakan Standar Jasa Layanan
Perspektif Pembelajaran
Retensi Karyawan
Kelebihan BSC
Terukur
Why ?
You Need Strategy.
If we can measure it, we
can
manage it, if we can manage
Penerapan BSC di RSUD Sragen
Sumber : Karim Mustaqim, UMS, 2012
Outline
•
Kinerja SDM dengan Merit system
•
Tujuan Penilaian Kinerja SDM
•
Metode Penilaian Kinerja SDM Kesehatan
Penilaian Kinerja SDM
• Penerapan merit system dalam pengelolaan SDM;
• Perencanaan Pengembangan SDM berdasarkan kebutuhan kompetensi dan jumlah pegawai yang tertuang di dalam human capital development plan;
• Pola karir, yang mewajibkan adanya standar kompetensi
jabatan dan job person match, penilaian prilaku dan kinerja serta rekam jejak pegawai;
• Promosi secara adil, pelaksanaan sistem rewards and punishment, serta standar integritas dan perilaku.
Merit System
Manajemen penilaian kinerja
pegawai/karywan berdasarkan
Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil
PGPS
PENILAIAN KINERJA
Firman, S.KM., M.PH
SDM KESEHATAN
Yogyakarta, Nov 2017
Learning
Outcome
•
Pada
akhir
sesi
ini,
peserta
mampu
menjelaskan konsep penilaian kinerja SDM
Kesehatan Puskesmas
•
Secara khusus, peserta mampu menerapkan
Why
Mapping karir (promosi jabatan, golongan)
Mengetahui standar kualitas kerja staf Rujukan pemberian insentif, bonus, reward
Alasan lain …….
Kelompok SDM
KOMPONEN PENILAIAN SDM KESEHATAN
Pendidikan
Lama Kerja
Kehadiran
Penambah
Pengurang Produktifitas
Kelompok SDM
No Kelompok Pegawai Bobot
1 Manajemen 10
2 Medis/Profesional 7.5 3 Tenaga kesehatan lain 5 4 Administrasi 2.5 5 Tenaga penunjang 2
Tingkat Pendidikan
No Tingkat Pendidikan Bobot Skor
1 Spesialis 10 2 sd 12 2 S2/dr/drg/apt/Ns 8
3 S1/D4 6
4 SMA dan Sederajat 4
5 SMP atau yang lebih rendah
PRODUKTIFITAS
POLA 1:
Produktifitas Target Bobot Skor
Melayani Pasien >79 10 60-79 8
50-59 6 20-39 4 <20 2
PRODUKTIFITAS
POLA 2: Bila satu jenis pekerjaan yang dikerjakan oleh beberapa tenaga
sejenis, maka penilaian yang digunakan adalah Produk individu / produk puskesmas x 10
PRODUKTIFITAS
POLA 3: Bila satu jenis pekerjaan yang dikerjakan oleh beberapa tenaga
sejenis, maka penilaian yang digunakan adalah
Produk individu / produk puskesmas x Nilai Koreksi x 10
Contoh kasus:
Contoh Kasus
POLA 3: Bila satu jenis pekerjaan yang dikerjakan oleh beberapa tenaga
sejenis, maka penilaian yang digunakan adalah
Produk individu / produk puskesmas x Nilai Koreksi x 10
Produktifitas SDM Bobot Nilai koreksi
Bobot Skor
Layanan Dokter Gigi (10 / 15) x 10= 6.7 3 6.7 x 3 20
Layanan Perawat (5 / 15) x 10= 3.3 1 3.3 x 1 3
Lama kerja / maksimum masa kerja x 10 = Lama kerja/30th x 10
Masa Kerja
Formulir variabel masa kerja
Lama Kerja Bobot Skor
Pembobotan dilakukan untuk kehadiran masing-masing staf di Puskesmas. Beberapa kategori penilaian ialah 1) Tidak hadir satu hari penuh, 2) datang terlamba, 3) Pulang cepat, dan hal lain yang belum diatur.
Variabel Kehadiran
Formulir variabel kehadiran
No Tingkat Pendidikan Bobot Skor
1 Absensi 10 0 sd 10
Tidak hadir 0 hari 7 Tidak hadir 1-3 hari 4
Tidak hadir 4-6 hari 2
Tidak hadir 7-9 hari 0
Tidak hadir 7-9 hari
2 Datang terlambat
NDT= (JHK-JDT)/JHK
0-1 0 sd 1
3 Pulang cepat
NPC=(JHK-JPC)/JHK
Kinerja SDM = Kp+Tp+Mk+K+P+T+K
Keterangan:
Kp= Variabel kelompok pegawai Tp= Variabel tingkat pendidikan Mk= Variabel kehadiran
Jenis SDM Kesehatan Kriteria Penilaian Nilai Keterangan
Insentif=
Total Nilai individu Total nilai Seluruh SDM
E VA LU A S I
R e n d a h
B a i k
Sumber Bacaan
• Dieleman M, Harnmeijer JW. Improving health worker performance: in search of promising practices. Geneva: World Health Organization. 2006 Sep:5-34.
• Depkes. Indikator Kinerja Rumahsakit. 2005
• Kemenkes, RI, Pedoman Penilaian Kinerja Puskesmas, 2006
• Kepmenkes KMK. 857/Tahun 2009 Tentang Pedoman
penilaian kinerja SDM kesehatan Puskesmas
• PermenPan No.28/Tahun 2012 tentang pedoman penilaian kinerja layanan publik
MANAJEMEN
Strategi Pengembangang Kinerja SDM
1. Manajemen SDM teknis, mencakup
rekrutmen, kompensasi, dan benefit.
2. Manajemen SDMstrategik mencakup penyampaian (delivery) pelayanan manajemen sumber daya manusia dalam cara yang mendukung implementasi strategi perusahaan.
1. Menghubungkan keputusan seleksi dan promosi untuk memvalidasi model kompetensi.
2. Mengembangkan strategi yang menyediakan waktu dan dukungan yang efektif untuk keterampilan yang dituntut oleh implementasi strategi organisasi.
3. Melaksanakan kebijaksanaan
kompensasi dan manajemen kinerja yang menarik, mempertahankan dan memotivasi kinerja
4. karyawan yang tinggi.
1. Perilaku inti, (core behavior) adalah alur yang langsung berasal dari kompetensi inti 2. Perilaku yang sepesifik yang
Model Penilaian Kinerja SDM
•
Human Resource Scorecard
•
Integrated Performance Measurement
Sistem (IPMS)
•
Model Performance Prism (prisma)
HR Balanced ScoreCard
Menurut Becker, Huselid, and Ulrich, sistem
pengukuran kinerja sumber daya manusia
yang efektif mempunyai dua tujuan penting:
(i) memberikan petunjuk bagi pembuatan
keputusan dalam organisasi, dan
Implementasi
Human Resource Scorecard
• Mendefinisikan bisnis strategi, baru kemudian Human Resource Scorecard strateginya.
• Membangun Case Human Resource sebagai strategy asset, termasuk value change-nya.
• Membangun indikator sebab dan akibat di dalam
perusahaan, di dalam Human Resource Departement itu sendiri.
• Membangun Human Resource strategy map
• Menghubungkan sebab akibat, satu dengan yang lainnya.
• Melakukan pengukuran kinerja
Integrated Performance Measurement Sistem (IPMS)
Penggunaan IPMS merupakan model sistem pengukuran kinerja dengan titik awal (starting point) dari stakeholder sebagai landasan menentukan Key Performance Indikator (KPI) nya. Pada penggunaan IPMS ini, sebelum melakukan identifikasi stakehoolder tersebut perlu lebih dahulu ditentukan dan diidentifikasi pada level bisnisnya.
(i) bisnis inti (Core business), (ii) Unit bisnis (Business unit),
Tahap IMPS
1. Mengidentifikasi dan membuat daftar stakeholder dan keinginan dari masing-masing stakeholder tersebut.
2. Membandingkan kemampuan bisnis dalam memenuhi keinginan stakeholder dengan bisnis lain yang sejenis dalam memenuhi
keinginan dari stakeholdernya (Benchmarking)
3. Menetapkan tujuan (objective) bisnis yang bersumber dari tujuan bisnis itu sendiri.
4. Menetapkan Kej Performance Indikator (KPI) terlebih dahulu untuk mengukur pencapaian objek bisnis.
5. Meneliti dan mencocokan apakah ada Key Performance Indikator (KPI yang bertentangan dengan objek bisnis.
Model Performance Prism (prisma)
• Kepuasan stakeholder, siapa saja stakeholder organisasi dan apa saja
keinginan dan kebutuhan mereka meliputi:
investor, karyawan, konsumen, pemasok, dan regulator (pemerintah).
• Strategi, yaitu apa yang diperlukan untuk memberikan kepuasan
terhadap stakeholders. Hal tersebut sangat diperlukan untuk mengukur kinerja organisasi, sehingga dapat diketahui sejauhmana kinerja organisasi dapat dicapai.
• Proses, yaitu apa saja yang diperlukan untuk menerapkan strategi
Model Performance Prism (prisma)
• Kapabilitas, yaitu kemampuan apa saja yang diperlukan untuk
menjalankan proses yang ada. Kemampuan yang dimiliki antara lain meliputi: keahlian sumber daya, praktik bisnis, pemanfaatan teknologi dan infrastuktur, jaringan pemasaran, dan distribusi.
• Kontribusi stakeholder, yaitu kontribusi apa yang kita butuhkan dan
kita inginkan dari para stakeholder untuk mengembangkan
kemampuan yang kita miliki.
Langkah yang perlu dilakukan untuk memperbaiki kinerja organisasi dan juga dapat memperbaiki kinerja karyawan.
1. Melaksanakan Tindak Lanjut Audit
2. Feedback
3. Pemberian Reward
Audit
1. Menggambarkan hasil analisis atas manfaat yang diperkirakan dan manfaat aktual dalam periode tertentu
2. Laporan merupakan ringkasan pelaksanaan rekomendasi
3. Laporan menitikberatkan pada pelaksanaan rekomendasi yang buruk.
FeedBack
1. Teman sekerja dalam atu tim , atasan, b awahan atau pihak luar,
2. Tugas dan kewajiban yang dibebankan (task) 3. Dirinya sendiri.
Umumnya orang cendrung
menerima feedback positif lebih akurat dibanding menerima feedback negatif
1. Keinginan untuk memperbaiki kinerja tetapi tidak memahami apa yang harus dilakukan.
2. Sangat bersemangat diawal priode tetapi
3. selanjutnya kembali pada perilaku yang sebenarnya. 4. Termotivasi untuk mampu lebih baik dari pada kinerja
sebelumnya dengan upaya yang tekun secara terus menerus.
5. Perlawanan (resistance) dan tidak
Teori Kebutuhan Maslow
Keputusan MenteriKesehatan Republik
Indonesia No.1981/MENKES/SK/XII/2010
• Tentang Pedoman Akuntansi BadanLayanan Umum (BLU) RumahSakit pada
bagian II laporan keuangan bertujuan untukmenyediakan informasi yang bermanfaat bagi stakeholder laporankeuangan) dalam
pengambilankeputusan ekonomi rasional seperti:
– Pemberi bantuan (donator)
– Investor
– Kreditur
– Otoritas pengawasan
– Pemerintah
Ukuran Kinerja Keuagan
1. Ukuran Biaya
(realisasi
anggaran, efisiensi biaya)
2. Ukuran Pendapatan
(realisasi
layanan, perluasan layanan)
Rasio Keuangan Menurut Sumber
1. Rasio neraca
:
rasio yang disusun dari data
yang berasal dari neraca. Misal current
ratio, acid test ratio.
2. Rasio Laporan laba rugi
: rasio yg disusun dari
data yg bersumber dari income
statement, misal gross profit margin, dsb.
3. Rasio antar laporan:
rasio yg disusun dari
neraca dr income statement. Aset turn
Rasio Keuangan Menurut Penggunaan
• Rasio likuiditas menggambarkan kemampuanrumah sakit memenuhikewajiban lancar atau jangka pendek. Ex: current ratio
• Rasio aktivitas dapatmenggambarkan
kinerja perusahaan dalam pengelolaan sumber dananya. Ex. Average Collection periode
• Rasio profitabilitas yaitu rasioyang melihat kemampuan rumah sakit dalam menghasilkan laba. Ex: profit margin, dsb.
• Rasio struktur yaitu modal inidigunakan untuk
mengukurkemampuan rumah sakit darisisi pembiayaan
yang bersumber dari dana sendiri. Ex: equity financing ratio • Ratio leverage: rasio untuk mengukur aktiva perusahaan dari
Kinerja Keuangan RS
Indikator Bobot
Imbalan Investasi / Return of Invenstment (ROI)
15
Cost Recovery Ratio 15
Rasio Lancar (current ratio) 15
Collection period 15
Perputaran persediaan 10
Perputaran total aset 10
ROI (Return of Investment)
CRR (
Cost Recovery Ratio)
CURRENT RASIO :
Aktiva
Hutang Lancar
Contoh :
Rasio Lancar sebesar 2 kali ini dianggap sebagai posisi nyaman dalam keuangan bagi kebanyakan perusahaan.
Collection Period
Receivable Turnover in Days atau Average collection
period (Perputaran piutang harian) adalah untuk menghitung jumlah hari dalam setahun dengan perputaran piutang. Rasio ini di gunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mengumpulkan jumlah piutang dalam setiap jangka waktu tertentu. Piutang dapat di katakan likuid apabila dikumpulkan relative lebih singkat waktunya.
REFERENSI
• KEPMENKES NO.198/MENKES/SK/XII/2010 Tentang Pedoman Akuntansi BLU RS
https://sites.google.com/site/kelasmanager/unduh-materi-kuliah