• Tidak ada hasil yang ditemukan

DIREKTORAT PELAKSANAAN ANGGARAN TAHUN 2019

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "DIREKTORAT PELAKSANAAN ANGGARAN TAHUN 2019"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

DIREKTORAT PELAKSANAAN ANGGARAN

TAHUN 2019

(2)

Landasan Hukum

Menteri Keuangan selaku BUN dan Menteri/Pimpinan Lembaga

selaku PA melakukan monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan

anggaran belanja Kementerian Negara/Lembaga untuk menjamin

efektivitas pelaksanaan anggaran, efisiensi penggunaan anggaran,

dan kepatuhan terhadap regulasi pelaksanaan anggaran.

Hasil monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan anggaran belanja

Kementerian Negara/Lembaga yang dilakukan oleh Menteri

Keuangan selaku BUN sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (

1) huruf a, digunakan oleh Menteri Keuangan selaku BUN untuk: a.

evaluasi kinerja pelaksanaan anggaran; b. pengendalian belanja

negara; dan c. peningkatan efisiensi anggaran belanja.

Pasal 4 PMK Nomor 195/2018 tentang

Monev Pelaksanaan Anggaran Belanja K/L

Pasal 131 PP Nomor 45/2013 jo.

PP Nomor 50/2018 tentang

Tata Cara Pelaksanaan APBN

Menteri Keuangan selaku BUN menggunakan hasil monitoring dan

evaluasi atas pelaksanaan anggaran belanja oleh Menteri Keuangan

selaku BUN sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk: a. evaluasi

kinerja pelaksanaan anggaran; b. pengendalian belanja negara; dan

c. peningkatan efisiensi anggaran belanja.

Ayat 1

Ayat 2

Evaluasi kinerja pelaksanaan anggaran sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) huruf a diwujudkan dalam

bentuk pengukuran kualitas kinerja menggunakan

IKPA.

(3)

POLA PIKIR DALAM MELAKSANAKAN ANGGARAN

OUT

C

OME

PREAMBULE

TUJUAN BERNEGARA

KOMITMEN NASIONAL

RPJMN

UNDANG-UNDANG

SE DIRJEN PBN SE-XX/PB/20XX

Berita Acara &

Pernyataan

SEBESAR-BESARNYA KEMAKMURAN RAKYAT

LAYANAN

PUBLIK

(4)

TIMEFRAME

PENCAPAIAN OUTPUT SECARA IDEAL

Fungsi

APBN

adalah

untuk

operasionalisasi

pemerintahan,

penyediaan

layanan

publik,

dan

mendorong pertumbuhan ekonomi

Dalam satu tahun fiskal,

APBN yang telah ditetapkan

harus dapat memenuhi

ketiga fungsi tersebut.

Pemenuhan fungsi dicerminkan dengan

pencapaian output, outcome, & impact

dalam satu kurun waktu tahun anggaran

sesuai RKP dan renja K/L

TAHUN FISKAL ... PERIODE PELAKSANAAN APBN

PENCAPAIAN OUTPUT

Sesuai

dengan

fungsi

APBN,

sejak

dilaksanakan

harus

menghasilkan

output;

Kerangka

waktu

pencapaian

output

harus dibatasi s/d Triwulan III

PENCAPAIAN OUTCOME

Outcome adalah manfaat dari belanja

negara terhadap

pelayanan publik dan

pembangunan.

Output harus dirasakan oleh masyarakat

secepat

mungkin

dan

keseluruhan

outcome tercapai pada akhir tahun.

PENCAPAIAN IMPACT

Impact adalah dampak dari belanja

negara pada APBN;

(5)

5

Definisi IKPA

adalah indikator yang ditetapkan oleh Kementerian Keuangan selaku BUN

untuk

mengukur

kualitas

kinerja

pelaksanaan

anggaran

belanja

Kementerian

Negara/Lembaga

dari

sisi

kesesuaian

terhadap

perencanaan, efektivitas pelaksanaan anggaran, efisiensi pelaksanaan

anggaran, dan kepatuhan terhadap regulasi

Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA)

(6)

Tujuan Pengukuran Kinerja dengan IKPA

Kelancaran Pelaksanaan Anggaran:

(

Pembayaran/Realisasi Anggaran, Penyampaian Data Kontrak, Penyelesaian Tagihan, SPM

yang Akurat, Kebijakan Dispensasi SPM)

Mendukung Manajemen Kas:

(Pengelolaan UP/TUP, Revisi DIPA, Renkas/RPD, Deviasi Halaman III DIPA, Retur

SP2D)

Meningkatkan Kualitas Laporan Keuangan (LKKL/LKPP):

(Penyampaian LPJ Bendahara dan Penyelesaian Pagu Minus Belanja)

Menjamin

Ketercapaian

Keluaran/Output

(Output Delivery)

1

(7)

7

DIPA

Tagihan

SPM

LPJ

Aspek Pelaksanaan

Aspek

Pertanggungjawan

Tata Kelola & Proses Bisnis Pelaksanaan Anggaran

KERANGKA PENGUKURAN

KINERJA PELAKSANAAN ANGGARAN

Retur SP2D

Pengembalian SPM

RKA KL

(8)

SPAN

RKAK/L

SPRINT

OMSPAN IKPA

INTEGRASI IKPA PADA OM SPAN

https://spanint.kemenkeu.go.id/

TUJUAN

Transparansi dan akuntabilitas

Mudah diakses dan user friendly

Real time dan by system

Menu IKPA terbagi atas 3 layer:

(1) Nilai

Indikator;

(2) Rekap Transaksi; dan

(3) Detil

Transaksi.

Seluruh satker DJPb (sebagai satker dan

Pembina K/L (BUN))

dapat mengakses IKPA

dengan user dan password OM SPAN

masing-masing, melalui perangkat PC maupun

smartphone,

kapanpun & dimanapun.

Integrasi IKPA pada OM SPAN merupakan

terobosan untuk menjamin perhitungan IKPA

yang terotomasi untuk meningkatkan

Transparansi dan Akuntabilitas.

1

2

(9)

Perkembangan IKPA Agregat K/L

Tahun 2016 - 2018

67,17

93,11

9

Capaian kinerja pelaksanaan

anggaran (IKPA)

mencerminkan peningkatan

yang sangat signifikan

terhadap pola eksekusi

anggaran yang dilakukan

oleh satker K/L.

Sejak tahun 2016, capaian

IKPA K/L telah meningkat

signifikan dari 67,17

menjadi 93,11.

2016

2018

Sumber: OMSPAN 06-01-19 (diolah)

Kesesuaian

Semester I 2016 72.50 55.89 69.45 70.00 67.17

Semester II 2016 80.77 59.33 69.53 70.00 69.82

Semester I 2017 67.19 76.68 79.11 62.98 77.09

Semester II 2017 73.42 74.16 82.32 76.99 82.19

Semester I 2018 82.63 87.50 92.72 85.51 85.81

Semester II 2018 95.71 88.55 97.53 92.10 93.11

72.50

55.89

(10)

A. Kesesuaian Perencanaan dan Penganggaran

B. Efektivitas Pelaksanaan Kegiatan

C. Kepatuhan Terhadap Regulasi

D. Efisiensi Pelaksanaan Kegiatan

12

INDIKATOR PENILAIAN

(11)

11

PEMBOBOTAN IKPA

2019

Realisasi Tagihan Data Kontrak

Pengelolaan

UP

Revisi

DIPA

Retur

SP2D

SPM

Salah

Renkas

LPJ

Bendahara

Deviasi Hal. III

Dispensasi

SPM

Pagu

Minus

20%

15%

15%

10%

5%

5%

5%

5%

6%

6%

4%

4%

BOBOT

(12)

No. Indikator Uraian Indikator Kalkulasi Bobot (%)

Subkriteria

Sub

Kriteria Nilai

1. Revisi DIPA

Dihitung berdasarkan jumlah revisi anggaran K/L per Satker. Data revisi DIPA yang digunakan adalah untuk data revisi yang bersifat pergeseran (dalam hal pagu tetap) dengan target 1x per triwulan.

σ 𝑅𝑒𝑣𝑖𝑠𝑖 𝐷𝐼𝑃𝐴

σ Target Revisi DIPA 5 100 /Rasio Revisi DIPA

2. Hal III DIPA

Dihitung berdasarkan rata-rata gap antara realisasi dengan rencana penarikan dana (% gap realisasi terhadap rencana). Angka gap per bulan yang diambil bernilai absolut sehingga dalam penghitungan rata-rata gap tidak saling meniadakan. Perhitungan Deviasi s.d. bulan November tahun berjalan.

𝑹𝒂𝒕𝒂 − 𝒓𝒂𝒕𝒂 ฮ൫ 𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝑃𝑒𝑛𝑎𝑟𝑖𝑘𝑎𝑛 𝐷𝑎𝑛𝑎 −

5 100 - Rasio Rata-rata Deviasi Hal III

3.

Pengelolaan UP Dihitung berdasarkan jumlah GUP yang tepat waktu dibagi seluruh record GUP yang terdapat dalam set data.

σ SPM GUP yang disampaikan tepat waktu

σ SPM GUP 𝑥 100 10

sesuai dengan rasio GUP yang tepat waktu

4. Penyampaian LPJ Bendahara

Dihitung berdasarkan rasio LPJ Bendahara yang tepat waktu disampaikan terhadap seluruh LPJ Bendahara yang disampaikan ke KPPN.

σ Data LPJ Bendahara yang disampaikantepat waktu

σ LPJ Bendahara yang disampaikan ke KPPN

𝑥100 5 sesuai dengan rasio lpj tepat

waktu

5. Data Kontrak

Dihitung berdasarkan rasio data kontrak (diatas Rp 200 Juta) yang tepat waktu disampaikan terhadap seluruh kontrak yang disampaikan ke KPPN.

σ Data kontrak yang disampaikan tepat waktu

σ data kontrak yang disampaikan ke KPPN 𝑥100 15

sesuai dengan rasio data kontrak yang tepat waktu

6. Penyelesaian Tagihan

Dihitung berdasarkan rasio penyelesaian tagihan atas kontrak diatas Rp 200 Juta yang tepat waktu dibagi dengan seluruh SPM LS Kontraktual Non Belanja Pegawai yang disampaikan ke KPPN

σ 𝑇𝑎𝑔𝑖ℎ𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑝𝑎𝑡 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢

σ 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑇𝑎𝑔𝑖ℎ𝑎𝑛 𝑥100 15

sesuai dengan rasio tagihan tepat waktu

7. Penyerapan Anggaran

Dihitung berdasarkan persentase realisasi anggaran terhadap pagu DIPA efektif (dikurangi blokir). Target penyerapan anggaran KL untuk Triwulan I sebesar 15%, Triwulan II sebesar 40%, Triwulan III sebesar 60%, dan Triwulan IV sebesar 90%. K/L dengan tingkat realisasi di atas target per triwulan diberikan nilai maksimal.

σ 𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝐴𝑛𝑔𝑔𝑎𝑟𝑎𝑛

σ Pagu 𝑥100 20

(Persentase Realisasi : Target Realisasi) x 100

(13)

13

PENGUKURAN DAN PEMBOBOTAN IKPA (2)

No. Indikator Uraian Indikator Kalkulasi Bobot

(%)

Subkriteria Sub

kriteria Nilai

8. Retur SP2D Dihitung dengan membandingkan jumlah retur SP2D dengan Jumlah SP2D yang terbit

σ Retur SP2D

σ SP2D 𝑇𝑒𝑟𝑏𝑖𝑡 𝑥100 5 100 - Rasio Retur SP2D

9. Renkas

Dihitung berdasarkan rasio Renkas yang tepat waktu disampaikan sesuai nilai rencana penarikan dan kategori KPPN terhadap seluruh Renkas yang disampaikan ke KPPN.

σ data Renkas yang disampaikantepat waktu

σ Renkas yang disampaikan ke KPPN

𝑥100 6 Sesuai dengan Rasio renkas tepat waktu

10.

Pengembalian/

Kesalahan SPM Dihitung berdasarkan jumlah pengembalian SPM oleh KPPN

Terdapat 4 rentang jumlah SPM yang

dikembalikan/salah 6

1-100 SPM 99

101-500

SPM 97

501-1000

SPM 94

>1000 SPM 90

11. Dispensasi

Penyampaian SPM

Dihitung berdasarkan jumlah SPM yang mendapat dispensasi karena

melewati batas waktu penyampaian SPM pada akhir tahun anggaran Terdapat 4 rentang SPM yang mendapat dispensasi 4

1-10 99

11-30 97

31-50 94

>50 90

12. Pagu Minus Dihitung berdasarkan persentase pagu minus (level 6 digit/akun) terhadap pagunya

σ 𝑃𝑎𝑔𝑢 𝑀𝑖𝑛𝑢𝑠

(14)

Tren Realisasi Anggaran Belanja K/L 2014-2018

jan feb mar apr mei jun jul ags sep okt nov des

2014 2.34% 2.71% 5.16% 5.56% 5.69% 6.40% 9.08% 6.78% 7.96% 7.46% 9.59% 20.36% 2015 1.40% 2.51% 4.12% 4.94% 4.73% 5.64% 7.93% 7.00% 7.60% 8.37% 10.03% 22.48% 2016 1.91% 3.15% 5.33% 5.71% 6.44% 10.46% 5.25% 7.51% 8.05% 6.59% 8.43% 16.70% 2017 1.81% 3.35% 5.92% 5.12% 6.93% 8.50% 7.79% 7.59% 6.95% 7.35% 10.05% 20.15% 2018 2.19% 3.79% 5.19% 6.80% 7.10% 7.00% 8.70% 7.08% 7.55% 8.14% 8.66% 16.38% 0.00%

(15)

15

Langkah-Langkah Strategis

Peningkatan IKPA (1)

No.

Indikator

Keterangan/Penjelasan

Langkah Peningkatan

1. Revisi DIPA

1. Jenis revisi anggaran yang diperhitungkan adalah revisi dalam kewenangan pagu tetap (tidak masuk adalah revisi dalam kewenangan pagu berubah dan revisi administratif).

2. Frekuensi revisi hanya diperkenankan 1x dalam rentang triwulanan. Apabila dalam satu triwulan akan ada 2x revisi, maka revisi yang kedua agar diajukan pada triwulan berikutnya.

1. Untuk mempertahankan capaian ini, maka Satker agar sangat selektif dalam melakukan pergeseran anggaran dalam revisi DIPA (pagu tetap).

2. Selain itu, Satker agar dapat mengelola dan menghimpun kebutuhan revisi anggaran untuk kemudian dapat dijadwalkan dengan frekuensi revisi yang akan diajukan baik kepada DJA maupun Kanwil DJPb sebanyak 1 kali dalam 1 triwulan.

2. Deviasi Halaman

III DIPA

1. Halaman III DIPA memuat Rencana Penarikan Dana (RPD) per bulan sepanjang tahun anggaran berjalan atas pelaksanaan anggaran yang dilakukan pada suatu satker.

2. Validitas dan keakuratan RPD pada Halaman III DIPA sangat penting untuk menjaga likuiditas Kas Negara guna memenuhi kebutuhan penyediaan dana bagi pencairan anggaran atas suatu DIPA.

3. Keakuratan Deviasi Halaman III pada IKPA dihitung untuk rencana yang dieksekusi sampai dengan bulan November tahun anggaran berjalan.

1. Untuk meningkatkan nilai capaian pada indikator ini, seluruh

satker yang memiliki deviasi tinggi, agar melakukan

penyesuaian rencana kegiatan dan realisasi anggaran dengan

mengajukan revisi administratif penyesuaian Halaman III DIPA ke Kanwil DJPb pada triwulan berjalan.

(16)

Langkah-Langkah Strategis

Peningkatan IKPA (2)

No.

Indikator

Keterangan/Penjelasan

Langkah Peningkatan

3. Pengelolaan UP

1. SPM GUP merupakan sarana pertanggungjawaban belanja atas penggunaan UP pada Bendahara Pengeluaran.

2. Jenis UP yang diperhitungkan dalam IKPA adalah UP Tunai (tidak termasuk UP yang menggunakan Kartu Kredit Pemerintah).

3. Pertanggungjawaban UP tepat waktu sangat penting agar belanja dapat segera dibebankan pada DIPA satker masing-masing sebagai realisasi anggaran.

Untuk meningkatkan nilai capaian pada indikator ini, maka seluruh satker agar memperhatikan periode pengajuan SPM GUP dari SP2D UP/GUP terakhir paling lambat dalam rentang 30 hari kalender ( pengajuan GUP minimal sekali dalam sebulan ke KPPN)dan tidak menambah frekuensi SPM GUP yang terlambat.

4. LPJ Bendahara

1. LPJ Bendahara Pengeluaran merupakan sarana

pertanggungjawaban atas uang yang dikelolanya.

2. LPJ dibuat oleh bendahara setiap bulan dan disampaikan paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya atau hari kerja sebelumnya jika tanggal 10 adalah hari libur kepada KPPN.

3. Penyampaian LPJ dilakukan dengan menu upload pada Aplikasi SPRINT, dan terhitung sejak Satker pertama kali melalukan upload tersebut.

(17)

17

Langkah-Langkah Strategis

Peningkatan IKPA (3)

No.

Indikator

Keterangan/Penjelasan

Langkah Peningkatan

5. Penyampaian Data Kontrak

1. Kontrak yang dihitung pada IKPA merupakan kontrak dengan nilai diatas Rp 200 Juta (bukan hasil pengadaan langsung menurut batasan Perpres No. 16/2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah).

2. ADK kontrak maksimal disampaikan ke KPPN 5 hari kerja sejak

tanggal tanda tangan kontrak sampai dengan tanggal

penyampaian/konversi di KPPN.

Untuk meningkatkan nilai capaian indikator ini, satker agar senantiasa meningkatkan kedisiplinan, ketertiban, dan ketepatan waktu dalam penyampaian data kontrak sebelum 5 hari kerja setelah ditanda tangani dan dipastikan verifikasi kebenaran data kontraknya (approval) oleh KPPN.

6. Penyelesaian

Tagihan

1. Indikator ini diukur berdasarkan ketepatan waktu penyelesaian tagihan kontraktual (SPM LS Kontraktual Non-Belanja Pegawai) yang ADK nya telah disampaikan ke KPPN (dengan nilai kontrak diatas Rp 200 Juta).

2. Penyelesaian tagihan dihitung dengan ketentuan selambat-lambatnya selama 17 hari kerja setelah BAST/BAPP, satker telah diterbitkan SPM tagihan dimaksud ke KPPN.

(18)

Langkah-Langkah Strategis

Peningkatan IKPA (4)

No.

Indikator

Keterangan/Penjelasan

Langkah Peningkatan

7. Penyerapan

Anggaran

1. Indikator ini dihitung dari pemenuhan realisasi anggaran secara proporsi penyerapan anggaran pada setiap triwulan: Triwulan I (15%), Triwulan II (40%), Triwulan III (60%), dan Triwulan IV (90%).

2. Pagu anggaran pembagi diperhitungkan sebagai pagu efektif, dimana pagu anggaran DIPA dikurangi dengan pagu yang masih diblokir.

1. Untuk mempertahankan capaian ini, maka Satker agar

senantiasa memperhatikan progres penyerapan anggaran

secara proporsionaldari pagu DIPA efektif.

2. Memperbaiki perencanaan dan eksekusi kegiatan secara relevan

dan terjadwal, tidak menumpuk pencairan anggaran pada

akhir tahun.

8. Retur SP2D

1. Indikator ini dihitung dari rasio SP2D yang diretur dengan jumlah SP2D total yang telah terbit.

2. Semakin sedikit SP2D yang diretur, maka indikator ini semakin bagus.

1. Untuk meningkatkan nilai capaian indikator ini, satker agar

senantiasa meningkatkan ketelitian dalam memproses

dokumen pembayaran dalam SPM terutama kebenaran dan keakuratan nama dan nomor rekening bank Pihak Ketiga/ penerima pembayaran.

(19)

19

Langkah-Langkah Strategis

Peningkatan IKPA (5)

No.

Indikator

Keterangan/Penjelasan

Langkah Peningkatan

9. Perencanaan Kas

1. Indikator ini dihitung dari rasio ketepatan waktu penyampaian renkas/RPD Harian yang disampaikan ke KPPN untuk jenis transaksi besar (Diatas Rp 1 Miliar).

2. Renkas tepat waktu akan mendukung terwujudnya likuiditas Kas Negara yang terencana dan terkendali.

Untuk meningkatkan nilai capaian indikator ini, Satker agar

senantiasa meningkatkan kedisiplinan, ketertiban, dan

ketepatan waktu dalam penyampaian Renkas (RPD Harian) untuk transaksi pencairan dana dalam kategori besar (> Rp 1 Miliar) yang memerlukan penyampaian renkas dengan tidak lebih dari 5 hari kerja sejak tanggal APS pada Aplikasi SAS sampai dengan pengajuan SPM ke KPPN.

10. Pengembalian/

Kesalahan SPM

1. Indikator ini dihitung dari besaran/jumlah SPM yang terdapat kesalahan secara substantif dan dikembalikan oleh KPPN.

2. Pengembalian SPM secara substantif biasanya disebabkan oleh kesalahan pengisian data supplier, sehingga SPM harus diperbaiki oleh Satker.

3. Pengembalian SPM berpotensi menyebabkan tagihan tidak dapat dibayarkan secara tepat waktu.

Untuk meningkatkan nilai capaian indikator ini, satker agar senantiasa meningkatkan ketelitian dalam memproses dokumen

pembayaran dalam SPM terutama kebenaran dan keakuratan

data supplier yang telah dicocokkan dengan data yang ada

(20)

Langkah-Langkah Strategis

Peningkatan IKPA (6)

No.

Indikator

Keterangan/Penjelasan

Langkah Peningkatan

11. Pagu Minus

1. Pagu Minus dihitung akhir tahun (triwulan IV) untuk sesuai jenis belanja sampai dengan level 6 digit/akun.

2. Pagu minus dapat terjadi akibat kekurangan anggaran maupun karena pergeseran akun (revisi POK) yang belum dilakukan penyamaan data/revisi ke Kanwil DJPb.

Satker-satker yang memiliki pagu minus agar dapat segera menyelesaikan pagu minus dengan mempersiapkan revisi anggaran untuk menutup pagu minus tersebut.

12. Dispensasi SPM

1. Dispensasi SPM dihitung berdasarkan jumlah SPM yang terlambat disampaiakan melewati batas-batas akhir SPM pada akhir tahun anggaran.

2. Dikenakan penalti nilai sesuai dengan rentang SPM yang mendapat dispensasi.

(21)

TERIMA KASIH

DIREKTORAT PELAKSANAAN ANGGARAN

DITJEN PERBENDAHARAAN

Telepon (021) 3449230 PSW. 5709 Faksimili (021) 3813039

Gedung Prijadi Praptosuhardjo I lt IV JL. Lapangan Banteng Timur No. 2-4 Jakarta 10710

SITUS:

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Hal tersebut menjadi hal yang paling sering dibahas didalam ruang DPR mengingat tentang bagaimana mencari solusi untuk mengatasinya, dari hasil yang dibicarakan

Demikian pengumuman dari kami harap menjadikan maklum.. Kepala Dinas Cipta Karya dan Tata

Dalam kesempatan ini telah diberikan penjelasan tambahan dan tanya jawab mengenai dokumen lelang,penjelasan,perubahan,dan penambahan seperti pada lampiran Berita Acara ini merupakan

[r]

Sebuah layang-layang, dua ekor sapi, tiga sepeda, empat buah jeruk, lima orang ibu, enam balon, tujuh ekor burung, delapan wortel, sembilan penari, dan sepuluh ikan.. Santi

Dari hasil pengujian dengan memberikan variasi beban, sistem kendali hybrid mempunyai daya tahan yang lebih besar terhadap pemberian beban, ini dapat dilihat dengan pemberian

Memberikan kuasa dan wewenang kepada Direksi Perseroan dengan hak substitusi untuk melakukan segala tindakan yang diperlukan berkaitan dengan keputusan mata acara ini