KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
DIREKTORAT PELAKSANAAN ANGGARAN
TAHUN 2019
Landasan Hukum
Menteri Keuangan selaku BUN dan Menteri/Pimpinan Lembaga
selaku PA melakukan monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan
anggaran belanja Kementerian Negara/Lembaga untuk menjamin
efektivitas pelaksanaan anggaran, efisiensi penggunaan anggaran,
dan kepatuhan terhadap regulasi pelaksanaan anggaran.
Hasil monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan anggaran belanja
Kementerian Negara/Lembaga yang dilakukan oleh Menteri
Keuangan selaku BUN sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (
1) huruf a, digunakan oleh Menteri Keuangan selaku BUN untuk: a.
evaluasi kinerja pelaksanaan anggaran; b. pengendalian belanja
negara; dan c. peningkatan efisiensi anggaran belanja.
Pasal 4 PMK Nomor 195/2018 tentang
Monev Pelaksanaan Anggaran Belanja K/L
Pasal 131 PP Nomor 45/2013 jo.
PP Nomor 50/2018 tentang
Tata Cara Pelaksanaan APBN
Menteri Keuangan selaku BUN menggunakan hasil monitoring dan
evaluasi atas pelaksanaan anggaran belanja oleh Menteri Keuangan
selaku BUN sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk: a. evaluasi
kinerja pelaksanaan anggaran; b. pengendalian belanja negara; dan
c. peningkatan efisiensi anggaran belanja.
Ayat 1
Ayat 2
Evaluasi kinerja pelaksanaan anggaran sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a diwujudkan dalam
bentuk pengukuran kualitas kinerja menggunakan
IKPA.
POLA PIKIR DALAM MELAKSANAKAN ANGGARAN
OUT
C
OME
PREAMBULE
TUJUAN BERNEGARA
KOMITMEN NASIONAL
RPJMN
UNDANG-UNDANG
SE DIRJEN PBN SE-XX/PB/20XX
Berita Acara &
Pernyataan
SEBESAR-BESARNYA KEMAKMURAN RAKYAT
LAYANAN
PUBLIK
TIMEFRAME
PENCAPAIAN OUTPUT SECARA IDEAL
Fungsi
APBN
adalah
untuk
operasionalisasi
pemerintahan,
penyediaan
layanan
publik,
dan
mendorong pertumbuhan ekonomi
Dalam satu tahun fiskal,
APBN yang telah ditetapkan
harus dapat memenuhi
ketiga fungsi tersebut.
Pemenuhan fungsi dicerminkan dengan
pencapaian output, outcome, & impact
dalam satu kurun waktu tahun anggaran
sesuai RKP dan renja K/L
TAHUN FISKAL ... PERIODE PELAKSANAAN APBN
PENCAPAIAN OUTPUT
Sesuai
dengan
fungsi
APBN,
sejak
dilaksanakan
harus
menghasilkan
output;
Kerangka
waktu
pencapaian
output
harus dibatasi s/d Triwulan III
PENCAPAIAN OUTCOME
Outcome adalah manfaat dari belanja
negara terhadap
pelayanan publik dan
pembangunan.
Output harus dirasakan oleh masyarakat
secepat
mungkin
dan
keseluruhan
outcome tercapai pada akhir tahun.
PENCAPAIAN IMPACT
Impact adalah dampak dari belanja
negara pada APBN;
5
Definisi IKPA
adalah indikator yang ditetapkan oleh Kementerian Keuangan selaku BUN
untuk
mengukur
kualitas
kinerja
pelaksanaan
anggaran
belanja
Kementerian
Negara/Lembaga
dari
sisi
kesesuaian
terhadap
perencanaan, efektivitas pelaksanaan anggaran, efisiensi pelaksanaan
anggaran, dan kepatuhan terhadap regulasi
Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA)
“
“
Tujuan Pengukuran Kinerja dengan IKPA
Kelancaran Pelaksanaan Anggaran:
(
Pembayaran/Realisasi Anggaran, Penyampaian Data Kontrak, Penyelesaian Tagihan, SPM
yang Akurat, Kebijakan Dispensasi SPM)
Mendukung Manajemen Kas:
(Pengelolaan UP/TUP, Revisi DIPA, Renkas/RPD, Deviasi Halaman III DIPA, Retur
SP2D)
Meningkatkan Kualitas Laporan Keuangan (LKKL/LKPP):
(Penyampaian LPJ Bendahara dan Penyelesaian Pagu Minus Belanja)
Menjamin
Ketercapaian
Keluaran/Output
(Output Delivery)
1
7
DIPA
Tagihan
SPM
LPJ
Aspek Pelaksanaan
Aspek
Pertanggungjawan
Tata Kelola & Proses Bisnis Pelaksanaan Anggaran
KERANGKA PENGUKURAN
KINERJA PELAKSANAAN ANGGARAN
Retur SP2D
Pengembalian SPM
RKA KL
SPAN
RKAK/L
SPRINT
OMSPAN IKPA
INTEGRASI IKPA PADA OM SPAN
https://spanint.kemenkeu.go.id/
TUJUAN
Transparansi dan akuntabilitas
Mudah diakses dan user friendly
Real time dan by system
Menu IKPA terbagi atas 3 layer:
(1) Nilai
Indikator;
(2) Rekap Transaksi; dan
(3) Detil
Transaksi.
Seluruh satker DJPb (sebagai satker dan
Pembina K/L (BUN))
dapat mengakses IKPA
dengan user dan password OM SPAN
masing-masing, melalui perangkat PC maupun
smartphone,
kapanpun & dimanapun.
Integrasi IKPA pada OM SPAN merupakan
terobosan untuk menjamin perhitungan IKPA
yang terotomasi untuk meningkatkan
Transparansi dan Akuntabilitas.
1
2
Perkembangan IKPA Agregat K/L
Tahun 2016 - 2018
67,17
93,11
9
Capaian kinerja pelaksanaan
anggaran (IKPA)
mencerminkan peningkatan
yang sangat signifikan
terhadap pola eksekusi
anggaran yang dilakukan
oleh satker K/L.
Sejak tahun 2016, capaian
IKPA K/L telah meningkat
signifikan dari 67,17
menjadi 93,11.
2016
2018
Sumber: OMSPAN 06-01-19 (diolah)
Kesesuaian
Semester I 2016 72.50 55.89 69.45 70.00 67.17
Semester II 2016 80.77 59.33 69.53 70.00 69.82
Semester I 2017 67.19 76.68 79.11 62.98 77.09
Semester II 2017 73.42 74.16 82.32 76.99 82.19
Semester I 2018 82.63 87.50 92.72 85.51 85.81
Semester II 2018 95.71 88.55 97.53 92.10 93.11
72.50
55.89
A. Kesesuaian Perencanaan dan Penganggaran
B. Efektivitas Pelaksanaan Kegiatan
C. Kepatuhan Terhadap Regulasi
D. Efisiensi Pelaksanaan Kegiatan
12
INDIKATOR PENILAIAN
11
PEMBOBOTAN IKPA
2019
Realisasi Tagihan Data Kontrak
Pengelolaan
UP
Revisi
DIPA
Retur
SP2D
SPM
Salah
Renkas
LPJ
Bendahara
Deviasi Hal. III
Dispensasi
SPM
Pagu
Minus
20%
15%
15%
10%
5%
5%
5%
5%
6%
6%
4%
4%
BOBOT
No. Indikator Uraian Indikator Kalkulasi Bobot (%)
Subkriteria
Sub
Kriteria Nilai
1. Revisi DIPA
Dihitung berdasarkan jumlah revisi anggaran K/L per Satker. Data revisi DIPA yang digunakan adalah untuk data revisi yang bersifat pergeseran (dalam hal pagu tetap) dengan target 1x per triwulan.
σ 𝑅𝑒𝑣𝑖𝑠𝑖 𝐷𝐼𝑃𝐴
σ Target Revisi DIPA 5 100 /Rasio Revisi DIPA
2. Hal III DIPA
Dihitung berdasarkan rata-rata gap antara realisasi dengan rencana penarikan dana (% gap realisasi terhadap rencana). Angka gap per bulan yang diambil bernilai absolut sehingga dalam penghitungan rata-rata gap tidak saling meniadakan. Perhitungan Deviasi s.d. bulan November tahun berjalan.
𝑹𝒂𝒕𝒂 − 𝒓𝒂𝒕𝒂 ฮ൫ 𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝑃𝑒𝑛𝑎𝑟𝑖𝑘𝑎𝑛 𝐷𝑎𝑛𝑎 −
5 100 - Rasio Rata-rata Deviasi Hal III
3.
Pengelolaan UP Dihitung berdasarkan jumlah GUP yang tepat waktu dibagi seluruh record GUP yang terdapat dalam set data.
σ SPM GUP yang disampaikan tepat waktu
σ SPM GUP 𝑥 100 10
sesuai dengan rasio GUP yang tepat waktu
4. Penyampaian LPJ Bendahara
Dihitung berdasarkan rasio LPJ Bendahara yang tepat waktu disampaikan terhadap seluruh LPJ Bendahara yang disampaikan ke KPPN.
σ Data LPJ Bendahara yang disampaikantepat waktu
σ LPJ Bendahara yang disampaikan ke KPPN
𝑥100 5 sesuai dengan rasio lpj tepat
waktu
5. Data Kontrak
Dihitung berdasarkan rasio data kontrak (diatas Rp 200 Juta) yang tepat waktu disampaikan terhadap seluruh kontrak yang disampaikan ke KPPN.
σ Data kontrak yang disampaikan tepat waktu
σ data kontrak yang disampaikan ke KPPN 𝑥100 15
sesuai dengan rasio data kontrak yang tepat waktu
6. Penyelesaian Tagihan
Dihitung berdasarkan rasio penyelesaian tagihan atas kontrak diatas Rp 200 Juta yang tepat waktu dibagi dengan seluruh SPM LS Kontraktual Non Belanja Pegawai yang disampaikan ke KPPN
σ 𝑇𝑎𝑔𝑖ℎ𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑝𝑎𝑡 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢
σ 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑇𝑎𝑔𝑖ℎ𝑎𝑛 𝑥100 15
sesuai dengan rasio tagihan tepat waktu
7. Penyerapan Anggaran
Dihitung berdasarkan persentase realisasi anggaran terhadap pagu DIPA efektif (dikurangi blokir). Target penyerapan anggaran KL untuk Triwulan I sebesar 15%, Triwulan II sebesar 40%, Triwulan III sebesar 60%, dan Triwulan IV sebesar 90%. K/L dengan tingkat realisasi di atas target per triwulan diberikan nilai maksimal.
σ 𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝐴𝑛𝑔𝑔𝑎𝑟𝑎𝑛
σ Pagu 𝑥100 20
(Persentase Realisasi : Target Realisasi) x 100
13
PENGUKURAN DAN PEMBOBOTAN IKPA (2)
No. Indikator Uraian Indikator Kalkulasi Bobot
(%)
Subkriteria Sub
kriteria Nilai
8. Retur SP2D Dihitung dengan membandingkan jumlah retur SP2D dengan Jumlah SP2D yang terbit
σ Retur SP2D
σ SP2D 𝑇𝑒𝑟𝑏𝑖𝑡 𝑥100 5 100 - Rasio Retur SP2D
9. Renkas
Dihitung berdasarkan rasio Renkas yang tepat waktu disampaikan sesuai nilai rencana penarikan dan kategori KPPN terhadap seluruh Renkas yang disampaikan ke KPPN.
σ data Renkas yang disampaikantepat waktu
σ Renkas yang disampaikan ke KPPN
𝑥100 6 Sesuai dengan Rasio renkas tepat waktu
10.
Pengembalian/
Kesalahan SPM Dihitung berdasarkan jumlah pengembalian SPM oleh KPPN
Terdapat 4 rentang jumlah SPM yang
dikembalikan/salah 6
1-100 SPM 99
101-500
SPM 97
501-1000
SPM 94
>1000 SPM 90
11. Dispensasi
Penyampaian SPM
Dihitung berdasarkan jumlah SPM yang mendapat dispensasi karena
melewati batas waktu penyampaian SPM pada akhir tahun anggaran Terdapat 4 rentang SPM yang mendapat dispensasi 4
1-10 99
11-30 97
31-50 94
>50 90
12. Pagu Minus Dihitung berdasarkan persentase pagu minus (level 6 digit/akun) terhadap pagunya
σ 𝑃𝑎𝑔𝑢 𝑀𝑖𝑛𝑢𝑠
Tren Realisasi Anggaran Belanja K/L 2014-2018
jan feb mar apr mei jun jul ags sep okt nov des
2014 2.34% 2.71% 5.16% 5.56% 5.69% 6.40% 9.08% 6.78% 7.96% 7.46% 9.59% 20.36% 2015 1.40% 2.51% 4.12% 4.94% 4.73% 5.64% 7.93% 7.00% 7.60% 8.37% 10.03% 22.48% 2016 1.91% 3.15% 5.33% 5.71% 6.44% 10.46% 5.25% 7.51% 8.05% 6.59% 8.43% 16.70% 2017 1.81% 3.35% 5.92% 5.12% 6.93% 8.50% 7.79% 7.59% 6.95% 7.35% 10.05% 20.15% 2018 2.19% 3.79% 5.19% 6.80% 7.10% 7.00% 8.70% 7.08% 7.55% 8.14% 8.66% 16.38% 0.00%
15
Langkah-Langkah Strategis
Peningkatan IKPA (1)
No.
Indikator
Keterangan/Penjelasan
Langkah Peningkatan
1. Revisi DIPA
1. Jenis revisi anggaran yang diperhitungkan adalah revisi dalam kewenangan pagu tetap (tidak masuk adalah revisi dalam kewenangan pagu berubah dan revisi administratif).
2. Frekuensi revisi hanya diperkenankan 1x dalam rentang triwulanan. Apabila dalam satu triwulan akan ada 2x revisi, maka revisi yang kedua agar diajukan pada triwulan berikutnya.
1. Untuk mempertahankan capaian ini, maka Satker agar sangat selektif dalam melakukan pergeseran anggaran dalam revisi DIPA (pagu tetap).
2. Selain itu, Satker agar dapat mengelola dan menghimpun kebutuhan revisi anggaran untuk kemudian dapat dijadwalkan dengan frekuensi revisi yang akan diajukan baik kepada DJA maupun Kanwil DJPb sebanyak 1 kali dalam 1 triwulan.
2. Deviasi Halaman
III DIPA
1. Halaman III DIPA memuat Rencana Penarikan Dana (RPD) per bulan sepanjang tahun anggaran berjalan atas pelaksanaan anggaran yang dilakukan pada suatu satker.
2. Validitas dan keakuratan RPD pada Halaman III DIPA sangat penting untuk menjaga likuiditas Kas Negara guna memenuhi kebutuhan penyediaan dana bagi pencairan anggaran atas suatu DIPA.
3. Keakuratan Deviasi Halaman III pada IKPA dihitung untuk rencana yang dieksekusi sampai dengan bulan November tahun anggaran berjalan.
1. Untuk meningkatkan nilai capaian pada indikator ini, seluruh
satker yang memiliki deviasi tinggi, agar melakukan
penyesuaian rencana kegiatan dan realisasi anggaran dengan
mengajukan revisi administratif penyesuaian Halaman III DIPA ke Kanwil DJPb pada triwulan berjalan.
Langkah-Langkah Strategis
Peningkatan IKPA (2)
No.
Indikator
Keterangan/Penjelasan
Langkah Peningkatan
3. Pengelolaan UP
1. SPM GUP merupakan sarana pertanggungjawaban belanja atas penggunaan UP pada Bendahara Pengeluaran.
2. Jenis UP yang diperhitungkan dalam IKPA adalah UP Tunai (tidak termasuk UP yang menggunakan Kartu Kredit Pemerintah).
3. Pertanggungjawaban UP tepat waktu sangat penting agar belanja dapat segera dibebankan pada DIPA satker masing-masing sebagai realisasi anggaran.
Untuk meningkatkan nilai capaian pada indikator ini, maka seluruh satker agar memperhatikan periode pengajuan SPM GUP dari SP2D UP/GUP terakhir paling lambat dalam rentang 30 hari kalender ( pengajuan GUP minimal sekali dalam sebulan ke KPPN)dan tidak menambah frekuensi SPM GUP yang terlambat.
4. LPJ Bendahara
1. LPJ Bendahara Pengeluaran merupakan sarana
pertanggungjawaban atas uang yang dikelolanya.
2. LPJ dibuat oleh bendahara setiap bulan dan disampaikan paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya atau hari kerja sebelumnya jika tanggal 10 adalah hari libur kepada KPPN.
3. Penyampaian LPJ dilakukan dengan menu upload pada Aplikasi SPRINT, dan terhitung sejak Satker pertama kali melalukan upload tersebut.
17
Langkah-Langkah Strategis
Peningkatan IKPA (3)
No.
Indikator
Keterangan/Penjelasan
Langkah Peningkatan
5. Penyampaian Data Kontrak
1. Kontrak yang dihitung pada IKPA merupakan kontrak dengan nilai diatas Rp 200 Juta (bukan hasil pengadaan langsung menurut batasan Perpres No. 16/2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah).
2. ADK kontrak maksimal disampaikan ke KPPN 5 hari kerja sejak
tanggal tanda tangan kontrak sampai dengan tanggal
penyampaian/konversi di KPPN.
Untuk meningkatkan nilai capaian indikator ini, satker agar senantiasa meningkatkan kedisiplinan, ketertiban, dan ketepatan waktu dalam penyampaian data kontrak sebelum 5 hari kerja setelah ditanda tangani dan dipastikan verifikasi kebenaran data kontraknya (approval) oleh KPPN.
6. Penyelesaian
Tagihan
1. Indikator ini diukur berdasarkan ketepatan waktu penyelesaian tagihan kontraktual (SPM LS Kontraktual Non-Belanja Pegawai) yang ADK nya telah disampaikan ke KPPN (dengan nilai kontrak diatas Rp 200 Juta).
2. Penyelesaian tagihan dihitung dengan ketentuan selambat-lambatnya selama 17 hari kerja setelah BAST/BAPP, satker telah diterbitkan SPM tagihan dimaksud ke KPPN.
Langkah-Langkah Strategis
Peningkatan IKPA (4)
No.
Indikator
Keterangan/Penjelasan
Langkah Peningkatan
7. Penyerapan
Anggaran
1. Indikator ini dihitung dari pemenuhan realisasi anggaran secara proporsi penyerapan anggaran pada setiap triwulan: Triwulan I (15%), Triwulan II (40%), Triwulan III (60%), dan Triwulan IV (90%).
2. Pagu anggaran pembagi diperhitungkan sebagai pagu efektif, dimana pagu anggaran DIPA dikurangi dengan pagu yang masih diblokir.
1. Untuk mempertahankan capaian ini, maka Satker agar
senantiasa memperhatikan progres penyerapan anggaran
secara proporsionaldari pagu DIPA efektif.
2. Memperbaiki perencanaan dan eksekusi kegiatan secara relevan
dan terjadwal, tidak menumpuk pencairan anggaran pada
akhir tahun.
8. Retur SP2D
1. Indikator ini dihitung dari rasio SP2D yang diretur dengan jumlah SP2D total yang telah terbit.
2. Semakin sedikit SP2D yang diretur, maka indikator ini semakin bagus.
1. Untuk meningkatkan nilai capaian indikator ini, satker agar
senantiasa meningkatkan ketelitian dalam memproses
dokumen pembayaran dalam SPM terutama kebenaran dan keakuratan nama dan nomor rekening bank Pihak Ketiga/ penerima pembayaran.
19
Langkah-Langkah Strategis
Peningkatan IKPA (5)
No.
Indikator
Keterangan/Penjelasan
Langkah Peningkatan
9. Perencanaan Kas
1. Indikator ini dihitung dari rasio ketepatan waktu penyampaian renkas/RPD Harian yang disampaikan ke KPPN untuk jenis transaksi besar (Diatas Rp 1 Miliar).
2. Renkas tepat waktu akan mendukung terwujudnya likuiditas Kas Negara yang terencana dan terkendali.
Untuk meningkatkan nilai capaian indikator ini, Satker agar
senantiasa meningkatkan kedisiplinan, ketertiban, dan
ketepatan waktu dalam penyampaian Renkas (RPD Harian) untuk transaksi pencairan dana dalam kategori besar (> Rp 1 Miliar) yang memerlukan penyampaian renkas dengan tidak lebih dari 5 hari kerja sejak tanggal APS pada Aplikasi SAS sampai dengan pengajuan SPM ke KPPN.
10. Pengembalian/
Kesalahan SPM
1. Indikator ini dihitung dari besaran/jumlah SPM yang terdapat kesalahan secara substantif dan dikembalikan oleh KPPN.
2. Pengembalian SPM secara substantif biasanya disebabkan oleh kesalahan pengisian data supplier, sehingga SPM harus diperbaiki oleh Satker.
3. Pengembalian SPM berpotensi menyebabkan tagihan tidak dapat dibayarkan secara tepat waktu.
Untuk meningkatkan nilai capaian indikator ini, satker agar senantiasa meningkatkan ketelitian dalam memproses dokumen
pembayaran dalam SPM terutama kebenaran dan keakuratan
data supplier yang telah dicocokkan dengan data yang ada
Langkah-Langkah Strategis
Peningkatan IKPA (6)
No.
Indikator
Keterangan/Penjelasan
Langkah Peningkatan
11. Pagu Minus
1. Pagu Minus dihitung akhir tahun (triwulan IV) untuk sesuai jenis belanja sampai dengan level 6 digit/akun.
2. Pagu minus dapat terjadi akibat kekurangan anggaran maupun karena pergeseran akun (revisi POK) yang belum dilakukan penyamaan data/revisi ke Kanwil DJPb.
Satker-satker yang memiliki pagu minus agar dapat segera menyelesaikan pagu minus dengan mempersiapkan revisi anggaran untuk menutup pagu minus tersebut.
12. Dispensasi SPM
1. Dispensasi SPM dihitung berdasarkan jumlah SPM yang terlambat disampaiakan melewati batas-batas akhir SPM pada akhir tahun anggaran.
2. Dikenakan penalti nilai sesuai dengan rentang SPM yang mendapat dispensasi.
TERIMA KASIH
DIREKTORAT PELAKSANAAN ANGGARAN
–
DITJEN PERBENDAHARAAN
Telepon (021) 3449230 PSW. 5709 Faksimili (021) 3813039
Gedung Prijadi Praptosuhardjo I lt IV JL. Lapangan Banteng Timur No. 2-4 Jakarta 10710
SITUS: