• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tugas kelompok PERKEMBANGAN MORAL MANUSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Tugas kelompok PERKEMBANGAN MORAL MANUSI"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulilah segala puji kita panjatkan kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga kita mampu menyelesaikan makalah ini. Salawat serta salam senantiasa kami sanjungkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta sahabat dan keluarganya.

Sebagai penyusun kami menyadari bahwa makalah ini tidak lepas dari kesalahan dan jauh dari kesempurnaan, oleh karnanya penyusun berharap dari para pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi penyusun khususnya dan pemerhati pendidikan pada umatnya, serta makalah ini merupakan sebuah pengabdian kepada Allah SWT dan dapat menambah ketundukan kepada-Nya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Palopo, 21 Desember 2016

(2)

DAFTAR ISI

B. Moral dan kesadaran moral manusia

(3)

BAB III PENUTUP ... 10

A. KESIMPULAN

... 10

B. SARAN

... 10

DAFTAR PUSTAKA

(4)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Dalam dua dasawarsa terakhir, studi psikologi mengenal perkembangan moral telah dipacu oleh teori-teori yang didasarkan atas hasil-hasil penelitian sehubungan dengan pola perkembangan moral pada masa kanak-kanak dapat diramalkan. Teori terbaik dan yang paling berpengaruh adalah teori Piaget dan teori Kohlberg.

Manusia sulit bersikap netral terhadap perkembangan moral. Banyak orang tua kuatir bahwa anak-anak mereka bertumbuh tanpa nilai-nilai tradisional. Para guru mengeluh bahwa murid-murid mereka tidak sopan. Didalam makalah ini kita akan membahas tentang perkembangan moral, pandangan Piaget tentang pertimbangan moral anak-anak berkembang, hakikat perilaku moral anak-anak-anak-anak, dan perasaan anak-anak-anak-anak menyubang bagi perkembangan moral mereka.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana perkembangan moral manusia? 2. Bagaimana teori perkembangan manusia?

3. Apa yang mempengaruhi faktor perkembangan moral? C. Tujuan penulisan

1. Untuk mengetahui perkembangan moral manusia 2. Untuk mengetahui teori perkembangan manusia

(5)

BAB II PEMBAHASAN A. PERKEMBANGAN MORAL MANUSIA

Perkembangan moral adalah perkembangan yang berkaitan dengan aturan dan konvensi mengenai apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia dalam interaksinya dengan orang lain (Santrock, 1995). Anak-anak ketika dilahirkan tidak memiliki moral (imoral). Tetapi dalam dirinya terdapat potensi moral yang siap untuk dikembangkan. Karena itu, dalam pengalamannya berinteraksi dengan orang lain (dengan orang tua, saudara, teman sebaya, atau guru), anak belajar memahami tentang perilaku mana yang baik, yang boleh dikerjakan dan tingkah laku yang buruk, yang tidak boleh dikerjakan.

B. MORAL DAN KESADARAN MORAL MANUSIA

1. Moral berasal dari kata latin morela yang berarti costum, kebiasaan, dan adat istiadat. Tahu adat di sebut bermoral, dan sebaliknya disebut immoral. Kelakuan yang tidak baik disebut amoral. Orang yang tahu adat , mengerti tertib seperti inilah yang biasa disebut moralis.Dalam kamus yang dijelaskan: moral is pertaining to character and beravior from the point of view of right and wrong and abligation of duty. dari keterangan ini, maka istilah moral itu disamakan dengan etika, susila, atau kesusilaan.

(6)

3. Konsekuensi psikologis dari adanya kesadaran moral itu, ialah: bahwa kesadaran moral itu menggugah timbulnya rasa wajib yaitu:

a. Wajib berbuat baik

b. Menggugah rasa kemanusiaan c. Membangkitkan rasa introspeksi

Kita selajutnya meneropong 3 jenis interpretasi ini

a. Pengertian wajib disini, timbulnya dari dalam jiwa yang sadar, jadi bukan karena adanya faktor paksaan dari luar. Suatu wajib, atau kewajiban, adalah suatu keharusan yang di bebankan pada diri untuk memenuhi atau memikulnya dengan penuh tanggung jawab. Wajib yang tidak dilaksanakan, akan menimbulkan sanksi dalam jiwa sendiri berupa suatu pemisalan, dan menghukum kelalaian perbuatannya itu sebagai suatu dosa. Dari sini dapat kita lihat, bahwa kesadaran moral menyebabkan timbulnya kewajiban moral. Suatu kewajiban yang mengharuskan berbuat baik dan menjauhi kejahatan.

b. Adapun landasan dari rasa kemanusian itu adalah pada kesadaran moral. Ini berarti, bahwa orang yang tidak memiliki rasa kesadaran moral, sulit untuk di bangkitkan jiwanya untuk memilki rasa kemanusian. Disini rasa kemanusian identik dengan rasa persaudaraan suatu sikap yang menganggap bahwa semua manusia itu bersaudara.

c. Rasa introspeksi artinya kesadaran memeriksa diri sendiri. Sebenarnya jarang orang masih punya waktu untuk merenungkan “ kejadian dirinya sendiri”. Apalagi yang berupa kekurangan-kekurangan berupa cacad kesalahan-kesalahan atau kejelekan diri sendiri. Tak ada orng yang mau mebasahi garamnya sendiri kata pribahasa. Introspeksi, sebenarnya berarti melihat kedalam, maksudnya tentu kedalam jiwa sendiri, meneliti, mengoreksi bagaimana gerakgeriknya selama ini. Kesadaran moral itulah yang biasanya membisiki:

 Hari ini dustamu masih banyak dari pada kebaikanmu

 Hari ini kata-katamu masih lebih banyak dari amalmu

 Janjimu terlalu muluk mungkin nanti kamu tak dapat menepatinya

(7)

Kesadaran mengadakan instrospeksi ini menjadikan seseorang itu bersikap rendah hati. Introspeksi meningkatkan nilai jiwa, sadar akan kekurangan dan kelemahan diri sebagai manusia.

C. TEORI PERKEMBANGAN MORAL 1. Teori Psikoanalisa tentang Perkembangan Moral

Dalam menggambarkan perkembangan moral, teori psikoanalisa dengan pembagiaan struktur kepribadian manusia atas tiga, yaitu id, ego, dan superego. Id adalah struktur kepribadian yang terdiri atas aspek biologis yang irasional dan tidak disadari. Ego adalah struktur kepribadian yang terdiri dari aspek psikologis, yaitu sub sistem ego yang rasional dan disadari, namun tidak memiliki moralitas. Sedangkan superego adalah struktur kepribadian yang terdiri atas aspek sosial yang berisikan sistem nilai dan moral, yang benar-benar memperhitungkan benar dan salahya sesuatu.

2.Teori Belajar- Sosial tentang Perkembangan Moral

Teori belajar sosial melihat tingkah laku moral sebagai respons atas stimulus. Dalam hal ini, proses-proses penguatan, penghukuman dan peniruan digunakan untuk menjelaskan perilaku moral anak-anak.

3. Teori piaget.

(8)

moralitas otonomi atau “moralitas kerja sama”. Moralitas tersebut muncul ketika dunia sosial anak itu berkembang hingga meliputi makin banyak teman. Dengan terus-menerus berinteraksi dan bekerja sama dengan anak-anak lain, gagasan anak tersebut tentang aturan dan kerena itu juga moralitas mulai berubah. Kini aturan adalah apa yang kita buat sebagai aturan. Hukuman atas pelanggaran tidak lagi otomatis tetapi harus diberikan dengan pertimbangan maksud pelanggar dan lingkungan yang meringankan. Anak mengalami kemajuan dari tahap moralitas heteronom ke tahap moralitas otonom dengan perkembangan struktur kognitif tetapi juga karena interaksi dengan teman-teman yang mempunyai status yang sama. Dia percaya bahwa menyelesaikan konflik dengan teman-teman memperlemah sikap anak-anak mengandalkan otoritas orang dewasa dan meningkatkan kesadaran mereka bahwa aturan padat diubah dan seharusnya ada hanya sebagai hasil persetujuan bersama.

4. Teori Kohlberg

Hasil penyelidikan peaget tersebut menarik perhatian kohlberg ketika ia mempersiapkan doktoratnya. Dalam tesis doktoratnya (1958), kholberg mengidentifikasikan adanya 6 tahap dalam moral reasonim, di bagi menjadi 3 taraf (level);

a. Preconventional level (taraf pra-Konvensional)

Tahap 1: punishment and obedience orientation. Akibat akibat fisik dari tindakan menetukan baik – buruk tindakan tersebut. Menghindari hukuman dan taat secara buta pada yang berkuasa di anggap bernilai pada dirinya sendiri.

Tahap 2 : instrumental – relativist orientation . akibat dalam tahap ini beranggapan bahwa tindakan yang benar adalah tindakan yang dapat menjadi alat untuk memuaskan kebutuhannya sendiri dan kadang-kadang juga kebutuhan orang lain.

b. Conventional level (taraf konvensional)

Tahap 3 : interpersonal concordarke atau “ good boy – nice girl” orientation. Tingkah laku yang baik adalah tingkah laku yang membuat senang orang lain atau yang menolong orang lain dan mendapat persetujuan orang mereka.

Tahap 4 : “law and orther “orientation. Otoritas, peraturan-peraturan yang sudah di tetapkan dan pemeliharan ketertiban social di junjung tinggi dalam tahap ini. Tingkah laku disebut benar, bila orang melakukan kewajibannya, menghormati otoritas dan memelihara ketertiban sosial.

(9)

Pada tahap ini seorang individu berusaha mendapatkan perumusan nilai-nilai moral dan berusaha merumuskan prinsip-prinsip yang sah (valid) dan dapat di terapkan, entah prinsip itu berasal dari otoritas orang atau kelompok yang mana. Dua tahapnya adalah:

Tahap 5: social contract legalistic orientation. Dalam tahap ini orang mngartikan benar-salahnya suatu tindakan berdasarkan atas hak-hak individu dan norma-norma yang sudah teruji dalam suatu masyarakat didasari bahwa nilai-nilai yang bersifat individual dan opini pribadi harus diperhitungkan,tetapi bersifat relatif, disamping apa yang sudah di setujui secara konstitusional dan demokratis. Disadari bahwa perjanjian, kontrak, persetujuan mengandung unsur yang mengikat .

Tahap 6 : the universal ethical principle orientation. Benar-salahnya tindakan di tentukan oleh keputusan suara hati (budi nurani, conscience). Sesuai dengan prinsip-prinsip etis itu bersifat abstrak. Pada intinya prinsip-prinsip etis itu adalah prinsip-prinsip keadilan, kesamaan hak, hak-hak asasi, hormat pada harkat (nilai) manusia sebagai person (pribadi).

Dalam proses perkembangan moral reasoning dengan 6 tahapannya seperti tersebut itu berlaku dalil berikut:

1). Perkembangan moral terjadi secara berurutan dari satu tahap (stage)ke tahap berikutnya.

2). Dalam perkembangan moral orang tidak akan memahami cara berfikir dari tahap yang lebih dari dua tahap di atasnya.

3). Dalam perkembangan moral, seseorang secara kognitif tertarik pada cara berfikir dari satu tahap di atas tahapnya sendiri.

4). Dalam perkembangan moral, perkembangan hanya akan terjadi, apabila diciptakan suatu disequilibrium kognitif pada diri si anak didik.

Kritik Terhadap Kohlber

a. Pemikiran Moral dan Perilaku Moral

(10)

Kritik terhadap pandangan Kohlber adalah bahwa pandangan ini secara pandangan bias. Suatu tinjauan penelitian terhadap perkembangan moral di 27 negara menyimpulkan bahwa penalaran moral lebih bersifat spesifik kebudayaan daripada yang dibayangkan oleh Kohlber dan bahwa sistem skor Kohlber tidak memperhitungkan pealaran moral tingkat tinggi pada kelompok kebudayaan tertentu. Ringkasnya, penalaran moral lebih dibentuk oleh nilai-nilai dan keyakinan-keyakinan suatu kebudayaan dari pada yang dinyatakan oleh Kohlber.

c. Gender dan Perspektif Kepedulian

Carol Gilligan percaya bahwa teori perkembangan moral Kohlber tidak mencerminkan secara memadai relasi dan kepedulian terhadap manusia lain. Perspektif keadilan ialah suatu perspektif moral yang berfokus pada hak-hak individu, individu berdiri sendiri dan bebas mengambil keputusan moral (Teori Kohlber). Perspektif kepedulian ialah suatu perspektif moral yang memandang manusia dari sudut keterkaitanya dnegan manusia lain dan menekankan komunikasi interpersonal, relasi dengan manusia lain, dan kepedulian terhadap orang lain. (Teori Gilligan). Menurut Gilligan, Kohlber kurang memperhatikan perspektif kepedulian dalam perkembangan moral. Ia percaya bahwa hal ini mungkin terjadi karena Kohlberg seorang laki-laki, karena kebanyakan penelitiannya dengan laki-laki dari pada perempuan dan karena ia menggunakan respons laki-laki sebagai suatu model bagi teorinya.

(11)

a. Konsisten dalam mendidik anak dilarang

Ayah dan ibu harus memiliki sikap dan perlakuan yang sama dan melarang atau membolehkan tingkah laku tertentu kepada anak. Suatu tingkah laku anak yang dilarang oleh orangtua pada suatu waktu, harus juga dilarang apabila dilakukan kembali pada waktu lain.

b. Sikap orangtua dalam keluarga

Secara tidak langsung, sikap orangtua terhadap anak, sikap ayah terhadap ibu, atau sebaliknya, dapat mempengaruhi perkembangan moral anak, yaitu melalui proses peniruan (imitasi). Sikap yang sebaiknya dimiliki oleh orangtua adalah sikap kasih sayang, keterbukaan, musyawarah (dialogis), dan konsisten.

c. Penghayatan dan pengamalan agama yang dianut

Orangtua merupakan panutan (teladan) bagi anak, termasuk di sini panutan dalam mengamalkan ajaran agama. Orangtua yang menciptakan iklim religius (agamis), dengan cara membersihkan ajaran atau bimbingan tentang nilai-nilai agama kepada anak, maka anak akan mengalami perkembangan moral yang baik. d. Sikap konsisten orangtua dalam menerapkan norma

Orangtua sebaiknya menjadi contoh positif bagi anak – anaknya, bukan hanya sekedar member contoh. Karena itu, orang-orang yang tak mempunyai hubungan yang harmonis dengan orang taunya dimasa kecil, kemungkinan besar tidak mampu mengembangkan superego yang cukup kuat, sehingga mereka bisa menjadi orang yang sering melanggar norma masyarakat..

(12)

Dalam usaha membentuk tingkah laku sebagai pencerminan nilai-nilai hidup terterntu, banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan moral, diantaranya yaitu: 1) Faktor tingkat harmonisasi hubungan antara orang tua dan anak.

2) Faktor seberapa banyak model (orang-orang dewasa yang simpatik, teman-teman, orang-orang yang terkenal dan hal-hal lain) yang diidentifikasi oleh anak sebagai gambaran- gambaran ideal.

3) Faktor lingkungan memegang peranan penting. Diantara segala segala unsur lingkungan social yang berpengaruh, yang tampaknya sangat penting adalah unsur lingkungan berbentuk manusia yang langsung dikenal atau dihadapi oleh seseorang sebagai perwujudan dari nilai-nilai tertentu.

4) Faktor selanjutnya yang memengaruhi perkembangan moral adalah tingkat penalaran. Perkembangan moral yang sifatnya penalaran menurut Kohlberg, dipengaruhi oleh perkembangan nalar sebagaimana dikemukakan oleh piaget. Makin tinggi tingkat penalaran seseorang menrut tahap-tahap perkembangan piaget, makin tinggi pula tingkat moral seseorang.

5) Faktor Interaksi sosial dalam memberik kesepakatan pada anak untuk mempelajari dan menerapkan standart perilaku yang disetujui masyarakat, keluarga, sekolah, dan dalam pergaulan dengan orang lain.

(13)

Perkembangan moral adalah perkembangan yang berkaitan dengan aturan dan konvensi mengenai apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia dalam interaksinya dengan orang lain (Santrock, 1995). Anak-anak ketika dilahirkan tidak memiliki moral (imoral). Beberapa teori perkembangan yaitu Teori Psikoanalisa tentang Perkembangan Moral, Teori Belajar- Sosial tentang Perkembangan Moral, Teori Kohlberg dan Teori piaget. Perkembangan moral di pengaruhi oleh beberapa faktor.

B. SARAN

Semoga adanya makalah ini dapat membuat kita mengerti tentang perkembangan moral pada manusia. Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna oleh karena itu saran dan kritik kami harapkan.

DAFTAR PUSTAKA

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian telah dilaksanakan di pangkalan perikanan desa Bunaken bertolak dari tujuan untuk mempelajari dan mengkaji proil perikanan funae melalui telaah beberapa variabel

manusia yang diwarnai dengan segalarupa nilai dan tata nilai sejarah dan kehidupan sosial sedikitnya tercermin dalam karya sastra adalah elemen masyarakat yang dapat memberikan ide

Nugget ikan lele tentunya dapat menjadi sebuah pilihan yang baik sebagai makanan ataupun camilan karena mempunyai niliai gizi yang cukup tinggi terutama kandungan

Pemberian zat pengatur tumbuh alami air kelapa 750 cc/l air memberikan hasil yang terbaik untuk pertumbuhan bibit karet yang berasal dari stum mata tidur (parameter

Seperti yang telah penulis uraikan dalam tulisan ini bahwa afik yang menyatakan makna “orang” memiliki 6 macam, meskipun secara keseluruhnya menyatakan makna “orang” ,

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA* Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Penentuan Kawasan Perikanan Refugia Ikan Sidat ( Anguilla spp.) dari

Kesimpulan yang diperoleh dari praktikum Siklus Estrus dan Apusan Vagina adalah tahapan siklus estrus pada hewan betina, yaitu proestrus yang

Dari beberapa batasan yang dikemukakan ini, dapat disimpulkan bahwa keterampilan sosial adalah keterampilan atau strategi yang digunakan untuk memulai ataupun