Habib 44312022
HI DI ASIA TIMUR
Analisis Literatur – Hubungan Luar Negeri Mongolia
Banyak perubahan terjadi sejak runtuhnya Uni Soviet. Terutama dalam hubungannya terhadap negara-negara lain. Sejak dulu kita ketahui bahwa Mongolia merupakan negara satelit dari Uni Soviet, namun sejak runtuhnya Uni Soviet, dominasi Rusia (pewaris Uni Soviet) mulai berkurang dan mulai memantapkan China sebagai partner segala bidang terbesar bagi Mongolia.
Dalam politik luar negerinya, Mongolia mengeluarkan politik “third neighbor”. Disadari bahwa selama ini Mongolia sangat bergantung pada dua negara besar yang mengapitnya (China dan Russia). Khawatir akan dominasi kekuatannya di Mongolia yang dikhawatirkan menyebabkan Mongolia tiusdak bebas dalam menjalankan perdagangannya. Third Neigbour maksudnya negara tetangga ketiga yang bisa negara manapun yang kemudian mau berkerja sama dengan Mongolia dan menyeimbangkan dominasi yang selama ini diperebutkan hanya oleh China dan Russia. Mongolia telah berjuang untuk mendapatkan investasi terhadap Eropa sebagai perwujudan dari politik luar negeri yang diperkenalkan. Namun Eropa sendiri terlihat tidak terlalu tertarik pada Mongolia. Amerika Serikat sendiri sejak barrack obama, seolah-olah mulai tidak terlalu peduli akan Mongolia. Sehingga kemudian, Third Neighbour sangat mengandalkan negara-negara Asia Pasifik seperti Jepang dan Korea Selatan,
CHINA: Economic Partner or “enemies” Partner
persetujuan ekonomi dan perdagangan antara Mongolia dan China telah diratifikasi.salah satunya ialah Agreement on Friendly Relations and Cooperation between Mongolia and the PRC”.
China merupakan partner perdagangan terbesar dengan total perdagangan sebesar 2,8 miliar US Dollar. China pun menjadi investor yang paling besar dengan total investasi 1,6 milliar US dollar. dalam hal pinjaman pun, sejak tahun 1958 sampai sekarang pinjaman dan bantuan dari china terus mengalir dan bervariasi dari yang berbunga, tidak berbunga, dengan ketentuan tertenti dan bantuan khusus.
Namun dibalik itu semua, keterlibatan China dalam ekonomi Mongolia sebenarnya sangat ditentang oleh publik mongolia. para Nasionalis mongolia secara aktif menentang pengaruh China dalam perekonomian mereka. penentangan ini cukup beralasan, dengan banyaknya pekerja imigran China yang mulai masuk ke mongolia dan penguasaan berbagai sektor pertambangan oleh China dikhawatirkan akan mempengaruhi dominasi politik di Mongolia. Ketika perdana menteri China, Jiabao, datang ke Ulanbataar pun banyak menimbulkan protes terutama dalam blog-blog internet yang didominasi kecaman terhadap China.
Untuk mengatasi hal tersebut, China menggunakan cultural diplomacy. salah satunya ialah persetujuan pertukaran pelajar dengan China kemudian membiayai 2000 pelajar mongolia di China. Pembangunan jalan dan fasilitas umum juga sponsorship atas portal berita mongolia (solonggo.net). dengan begini dilihat dari sudut pandang mana pun, China masih berhasil dalam memenangkan persaingan ekonomi di Mongolia sekalipun publik kebanyakan menolak China di Mongolia.
South Korean: New Established Relation
pernah terjadi perselisihan. sehingga, tidak ada dendam masa lalu atau apapun yang kemudian bisa menghalangi terjadinya kerjasama yang lebih besar. terlebih lagi terhadap korea selatan yang punya sistem ekonomi yang sama dengan menjunjung pasar bebas. System ini di anut Mongolia sejak munculnya liberalisaasi ekonomi tahun 1994 sebagai buntut dari runtuhnya Uni Soviet.
Sekalipun hubungan ini baru saja dimulai tahun 1990. Berbagai kerjasama diplomatic sudah mulai dibuat. Salah satunya kerjasama dalam bidang militer dengan Korea Selatan yang dimulai sejak tahun 1996. Bentuknya ialah pertukaran tentara untuk dilatih, juga latihan bersama dll. Tujuan dari kerjasama ini umumnya untuk memperkuat pertahanan Mongolia dan memperkuat hubungan diplomasi politik antara kedua negara.
Korea selatan pun menjadi partner perdagangan terbesar ke 4 di Mongolia. ini didukung dengan kesamaan sistem ekonomi dengan menjunjung pasar bebas. Batubara menjadi komoditi ekspor dari Mongolia ke Korea Selatan. dalam bidang import pun Korea menjadi mitra dagang Mongolia yang cukup diperhitungkan. Barang dagangannya meliputi alat-alat transportasi pertambangan dan minyak. Investasi Korea Selatan adalah terbesar ke 5 di Mongolia dengan perdagangan menjadi sektor investasi terbesar. berbeda dengan China yang lebih mengutamakan sektor pertambangan dalam investasinya.
North Korean: Deep Friendship
Sebagai salah satu negara yang punya ikatan tradisional kuat terhadap kedua korea, Mongolia sangat mendukung adanya unifikasi antara Korea Utara dan Korea Selatan. terlihat ketika Mongolia mendukung proposan reunifikasi yang datang dari Korea Selatan maupun Korea Utara.
Japan: Most Wanted New “Neighbour”
Seperti yang kita ketahui bahwa Mongolia sangat mengharapkan investasi dan kerjasama perdagangan selain dari Russia dan China untuk menyeimbangkan dominasinya. Ketika Eropa dan Amerika Serikat mulai tidak terlalu memikirkan Mongolia maka pilihan jatuh pada Jepang. Dengan potensi ini diharapkan Jepang mau ikut berpartisipasi dalam perekonomian Mongolia.
Pada tahun 2007, Jepang belum menjadi partner ekspor dari Mongolia. Ekspor sendiri masih sangat didominasi China dan Rusia. Dalam bidang Impor sendiri Jepang merupakan negara yang dibeli barangnya oleh Mongolia terbanyak ke 4 dengan 5,1 % persentasenya.
Sumber Literatur:
Radchenko, Sergey. Mongolia Between Russia and China. www.ise.ac.uk
Rentsendo, Jigjid. 2013 . Cooperatin Potentials In Clean Coal Sector: Mongolia – Japan Clean Coal Day In Japan 2013 International Symposium. www.jcoal.ac.jp Shishmishig, J .2009. Current Situation of Mongolia-China Trade and Economic Cooperation and Further Trends. www.carecprogram.org
______. 2012. 1st KINU Dialogue with Mongolia on Korean Unification. www.kinu.or.kr
