Penggunaan Media Sumber Belajar Dalam Proses Belajar Mengajar
Dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting. Karena dalam kegiatan tersebut ketidak jelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu. Dengan demikian, anak didik lebih mudah mencerna bahan daripada tanpa bantuan media. Akhirnya, dapat dipahami bahwa media adalah alat Bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pengajaran. Berikut akan dibahas secara rinci namun ringkas.
A. Pengertian Media
Kata “media” berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata “medium”
yang secara harfiah berarti “perantara atau pengantar”. Dengan demikian, media merupakan
wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan. Secara luas media dapat diartikan dengan manusia, benda ataupun peristiwa yang memungkinkan anak didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan.
Dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting. Karena dalam kegiatan tersebut ketidak jelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu. Dengan demikian, anak didik lebih mudah mencerna bahan daripada tanpa bantuan media. Akhirnya, dapat dipahami bahwa media adalah alat Bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan
pengajaran.
B. Media Sebagai Alat Bantu
Sebagai alat Bantu, media mempunyai fungsi melicinkan jalan menuju tercapainya tujuan pengajaran. Hal ini dilandasi dengan keyakinan bahwa proses belajar mengajar dengan bantuan media mempertinggi kegiatan belajar anak didik dalam tenggang waktu yang cukup lama. Itu berarti kegiatan belajar anak didik dengan bantuan media akan menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih baik daripada tanpa bantuan media.
Akhirnya, dapat dipahami bahwa media adalah alat Bantu dalam proses belajar mengajar. Dan gurulah yang mempergunakannnya untuk membelajarkan anak didik demi tercapainya tujuan pengajaran.
C. Media Sebagai Sumber Belajar
Belajar mengajar adalah suatu proses yang mengolah sejumlah nilai untuk dikonsumsi oleh setiap anak didik. Nilai-nilai itu tidak datang dengan sendirinya, tetapi terambil dari berbagai sumber. Sumber belajar yang sesungguhnya banyak sekali terdapat di mana-mana; di sekolah, di
halaman, di pusat kota, di pedesaan, dan sebagainya. Udin Saripuddin dan Winataputra (199;65)
mengelompokkan sumber-sumber belajar menjadi lima kategori, yaitu manusia,
buku/perpustakaan, media massa, alam lingkungan, dan media pendidikan. Karena itu, sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat di mana bahan pengajaran terdapat atau asal untuk belajar seseorang.
Media sebagai sumber belajar diakui sebagai alat Bantu auditif, visual, dan audiovisual. Penggunaan ketiga jenis sumber belajar ini tidak sembarangan, tetapi harus disesuaikan dengan perumusan tujuan instruksional, dan tentu saja dengan kompetensi guru itu sendiri dan
sebagainya. Untuk tercapainya tujuan pengajaran tidak mesti dilihat dari kemahalan suatu media, yang sederhana juga bisa mencapainya, asalkan guru pandai menggunakannya. Maka guru yang pandai menggunakan media adalah guru yang bisa memanipulasi media sebagai sumber belajar dan sebagai penyalur informasi dari bahan yang disampaikan kepada anak didik dalam proses belajar mengajar.
D. Macam-Macam Media
Media auditif adalah media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja, Seperti radio, cassette recorder, piringan hitam. Media ini tidak cocok untuk orang tuli atau mempunyai kelainan dalam pendengaran.
b. Media visual
Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indra penglihatan. Media visual ini ada yang menampilkan gambar diam seperti film strip (film rangkai), slides (film bingkai) foto, gambar atau lukisan, cetakan. Ada pula media visual yang menampilkan gambar atau symbol yang bergerak seperti film bisu, film kartun.
c. Media Audiovisual
Media audiovisual adalah media yang mempunyai unsure suara dan unsure gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis media yang pertama dan kedua.
2. Dilihat dari Daya Liputnya, Media Dibagi Dalam :
a. Media dengan Gaya Liput Luas dan Serentak, contoh: radio dan televisi.
b. Media dengan Gaya Liput yang Terbatas oleh Ruang dan Tempat, contoh: film.
c. Media untuk Pengajaran Individual, contoh: modul berprogram melalui computer.
3. Dilihat dari Bahan Pembuatannya, Media Dibagi Dalam :
a. Media Sederhana yaitu media yang mudah diperoleh dan harganya murah, serta cara pembuatannya mudah.
b. Media Kompleks yaitu media yang bahan dan lat pembuatannya sulit diperoleh serta mahal harganya, sulit membuatnya dan penggunaannya memerlukan keterampilah yang memadai.
E. Prinsip-Prinsip Pemilihan dan Penggunaan Media
Drs. Sudirman N. (1991) mengemukakan beberapa prinsip pemilihan media pengajaran yang dibaginya ke dalam tiga kategori, sebagai berikut:
1. Tujuan Pemilihan
2. Karakteristik Media Pengajaran
Setiap media mempunyai karakteristik tertentu, baik dilihat dari segi keampuhannya, cara pembuatannya, maupun cara penggunaannya. Memahami karakteristik berbagai media
pengajaran merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki guru dalam kaitannya dengan keterampilan pemilihan media pengajaran.
3. Alternatif Pilihan
Memilih pada hakikatnya adalah proses membuat keputusan dari berbagai alternative pilihan. Guru bisa menentukan pilihan media mana yang akan digunakan apabila terdapat beberapa media yang dapat diperbandingkan. Sedangkan apabila media pengajaran itu hanya satu, maka guru tidak bisa memilih, tetapi menggunakan apa adanya.
Menurut Dr. Nana Sudjana (1991; 104) tentang prinsip-prinsip penggunaan media agar
mencapai hasil yang baik yaitu:
1) Menentukan jenis media dengan tepat,
2) Menetapkan atau memperhitungkan subjek dengan tepat,
3) Menyajikan media dengan tepat,
4) Menempatkan atau memperlihatkan media pada waktu, tempat dan situasi yang tepat.
F. Dasar Pertimbangan Pemilihan dan Penggunaan Media
1. Faktor-Faktor yang Perlu Diperhatikan Dalam Memilih Media Pengajaran a. Objektivitas
Artinya guru tidak boleh memilih suatu media pengajaran atas dasar kesenangan pribadi. Apabila secara objektif, berdasarkan hasil penelitian atau percobaan, suatu media pengajaran
menunjukkan keefektifan dan efesiensi yang tinggi, maka guru jangan merasa bosan menggunakannya.
b. Program Pengajaran
Progam pengajaran yang akan disampaikan kepada anak didik harus sesuai dengan kurikulum yang berlaku, baik isinya, strukturnya, maupun kedalamannya.
Sasaran program yang dimaksud adalah anak didik yang akan menerima informasi pengajaran melalui media pengajaran.
d. Situasi dan Kondisi
Situasi dan kondisi yang dimaksud adalah:
1) Situasi dan kondisi sekolah atau tempat dan ruangan yang dipergunakan.
2) Situasi serta kondisi anak didik yang akan mengikuti pelajaran mengenai jumlahnya, motivasi
dan kegairahan.
e. Kualitas Teknik
Dari segi teknik, media pengajaran yang akan digunakan perlu diperhatikan, apakah sudah memenuhi syarat atau belum.
f. Kefektifan dan Efesiensi Penggunaan
Keefektifan berkenaan dengan hasil yang dicapai, sedangkan efesiensi berkenaan dengan proses pencapaian hasil tersebut.
2. Kriteria Pemilihan Media Pengajaran
Menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (1991; 5), dalam memilih media untuk kepentingan pengajaran sebaiknya memperhatikan criteria-kriteria sebagai berikut: a. Ketepatannya dengan tujuan pengajaran,
b. Dukungan terhadap isi bahan pelajaran,
c. Kemudahan memperoleh media,
d. Keterampilan guru dalam menggunakannya,
e. Tersedia waktu untuk menggunakannya,
f. Sesuai dengan taraf berpikir siswa.
G. Pengembangan Pemanfaatan Media Sumber
1. Penggunaan media dalam proses belajar mengajar bukan merupakan fungsi tambahan, tetapi
mempunyai fungsi sendiri sebagai alat Bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif.
2. Penggunaan media pengajaran merupakan bagian yang integral dari keseluruhan siatuasi
mengajar.
3. Media pengajaran dalam pengajaran, penggunaanya integral dengan tujuan dari isi pelajaran.
4. Penggunaan media dalam pengajaran bukan semata-mata alat hiburan melainkan proses belajar
supaya lebih menarik perhatian siswa.
5. Penggunaan media dalam pengajaran lebih diutamakan untuk mempercepat proses belajar
mengajar.
6. Penggunaan media dalam pengajaran diutamakan untuk mempertinggi mutu belajar mengajar.
Ketika fungsi-fungsi media pelajaran itu diaplikasikan ke dalam proses belajar mengajar, maka terlihatlah peranannya sebagai berikut:
a. Sebagai penjelas dari keterangan terhadap suatu bahan yang guru sampaikan.
b. Media dapat memunculkan permasalahan untuk dikaji lebih lanjut dan dipecahkan oleh para
siswa dalam proses belajarnya.
c. Media sebagai sumber belajar bagi siswa.
Ada enam langkah yang bisa ditempuh guru pada waktu ia mengajar dengan mempergunakan media sebagai berikut:
1. Merumuskan tujuan pengajaran dengan memanfaatkan media.
2. Persiapan guru.
3. Persiapan kelas.
4. Langkah penyajian pelajaran dan pemanfaatan media.
5. Langkah kegiatan belajar siswa.
6. Langkah evaluasi pengajaran.
Nana Sudjana (1991) mengemukakan nilai-nilai praktis media pengajaran adalah: a) Dengan mefia dapat meletakkan dasar-dasar yang nyata untuk berpikir.
b) Dengan media dapat memperbesar minat dan perhatian siswa untuk belajar.
c) Dengan media dapat meletakkan dasar untuk perkembangan belajar sehingga hasil belajar
d) Memberikan pengalaman yang nyata dan dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri pada
setiap siswa.
e) Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan berkesinambungan.
f) Metode belajar lebih bervariasi.
g) Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya.
h) Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar.
Diposkan oleh Muchlis Al-Ikhlas di 02.26.00