• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbedaan penggunaan media pembelajaran e-learning berbasis website dan media powerpoint pada pelajaran sosiologi materi interaksi sosial terhadap hasil belajar siswa kelas x di Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta: penelitian quasi eksperimen di Madra

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perbedaan penggunaan media pembelajaran e-learning berbasis website dan media powerpoint pada pelajaran sosiologi materi interaksi sosial terhadap hasil belajar siswa kelas x di Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta: penelitian quasi eksperimen di Madra"

Copied!
247
0
0

Teks penuh

(1)

(Penelitian Quasi Eksperimen di Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta) Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

OLEH :

DEDE KURNIAWAN NIM : 107015001733

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

(2)
(3)
(4)
(5)

iv

Keywords : Differences using media of learning in form of website and using of media powerpoint in sociology students about social interaction toward the result of studied students

The problem of this research is about the the differences of using media E-learning in

form of website and media powerpoint in XB and XC clas in improving the students’

achievement in case of thirty students of each class. And the method that is used in this

research is quasi experimental study; the research which compares two or three cases in

seeing the cause of that cases. This research uses pre-test and post-test as their instrument.

The result of data analyss of this research is the use of learning media E-learning in

form of website is highter than the use of learning media powerpoint. It can be seen from the

data analysis that shows the average of students post-test score in XB class as the experiment

class that is taught by using E-learning in form website is about 77.3 and, modus is 80, and

gain score is 0.50. while the average of students post-tet score in XC as the control class that

is taught by using media powerpoint is about 70.8, modus 60.70, and gain score is 0.42. So it

can be concluded that tobservation= 2.93 and the score of ttable=2.042 (α=0.05/5%). Because tobservation>ttable, so Ho is rejected and Ha is accepted.

It shows that the use of lerning media of E-learning in form of website is higher than

the use of learning media of powerpoint in improving studens achievement in X class MA

Pembangunan UIN Jakarta in sociology science lesson is accepted. The calculation of gain

score between experiment class is higher than control class, that is gain score of experiment

class g=0.50 and in control class g=0.42. so, it can be summarized that learning media of E-learning in form of website and media powerpoint have the differences in improving

(6)

iv

Jakarta: Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah. 2014.

Kata Kunci : Perbedaan Penggunaan Media Pembelajaran E-Learning Berbasis Website dan

Media Powerpoint Pada Pelajaran Sosiologi Materi Interaksi Sosial Terhadap Hasil Belajar

Siswa Kelas X di Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta.

Dalam masalah penelitian ini adalah mengenai perbedaan penggunaan media E-Learning

berbasis website dan media powerpoint di kelas XB dan XC dalam meningkatan hasil belajar siswa dengan jumlah masing siswa adalah 30 orang. Dan metode yang digunakan adalah quasi

eksperimen yaitu suatu penelitian dengan membandingkan dua atau tiga kejadian dengan melihat

penyebab-penyebadnya. Penelitian ini menggunakan instrumen penelitian yaitu berupa pretest

dan posttest.

Hasil analisis data perbedaan penggunaan media pembelajaran E-Learning berbasis

website lebih tinggi daripada menggunakan media pembelajaran powerpoint. Hal ini terlihat dari hasil analisis data yang menunjukan nilai rata-rata posttest siswa kelas XB yang merupakan

kelas eksperimen yang diajarkan dengan menggunakan E-learning berbasis website sebesar

77.3 dan modus sebesar 80 dengan gain sebesar 0.50 sedangkan nilai rata-rata posttest siswa

kelas XC yang merupakan kelas kontrol yang diajarkan dengan menggunakan pembelajaran

media powerpoint sebesar 70.8 dan modus 60,70 dengan N-Gain sebesar 0.42 telah didapat nilai

t

hitung = 2.93 dan nilai

t

tabel = 2.042 (α = 0.05 / 5%) karena

t

hitung >

t

tabel maka Ho ditolak dan Ha

diterima.

Hal ini menunjukan bahwa penggunaan media pembelajaran E-Learning berbasis web

lebih tinggi daripada penggunaan media pembelajaran powerpoint dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas X MA Pembangunan UIN Jakarta pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan

Sosial Sosiologi diterima. Perhitungan nilai gain antara kelas eksperimen juga lebih tinggi daripada kelas kontrol, yaitu nilai gain kelas eksperimen g = 0.50 dan pada kelas kontrol g =

0.42. Melihat kesimpulan iu bahwa media pembelajaran E- Learning berbasis website dan

(7)
(8)

v

penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Shalawat serta salam penulis haturkan

kepada junjungan umat manusia, Nabi Muhamad SAW, mahluk paling mulia yang mengajarkan

akhlak mulia dan sebagai suri tauladan.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai

pihak, baik moril maupun materiil, maka penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga

kepada:

1. Ayah dan Ibu tercinta, Suparman, Sutinah dan orang tua kedua saya R. Sri Hartati (Alm) dan

Bapak Yahman serta saudara Nur, Pa Didit dan Ibu Didit, Pima dan Mas Tunggul penulis

yang telah memberikan banyak dukungan moril dan materiil serta do’a restu selama

menempuh perkuliahan di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dra. Nurlena Rifa’i, MA.,Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Dr. Iwan Purwanto, M.Pd. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah membimbing dan

memberikan arahan kepada saya.

4. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta, serta Dosen-dosen Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang tidak terhingga dan sangat berguna bagi

penulis.

5. H.R. Sutrisman, S.H sebagai Head and Legal Regulatory PT XL Axiata selaku pemberi

bantuan beasiswa dalam penyusunan skripsi buat penulis.

6. Hirdjan selaku pemberi bantuan beasiswa dalam penyusunan skripsi buat penulis.

7. Seluruh civitas akademik Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

8. Staf perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negri (UIN)

(9)

vi

11. Teman-teman penulis terutama, Ade Komarudin (Alm), Taufik Hidayat, Akhmad Ali

Hasyim, Fahmi, Jamal, Noviyanto, Nico,Ipin, Mutoharoh, Paisal Aripin, Mahmud dan

Muklis dan teman-teman lainya yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, yang selalu

memberikan dukungan moriil dan semangat kepada penulis.

12. Teman-teman Iofc (Initiative Of Change ) Indonesia terutama Afif Fauzi, Miftahul Huda, Akhmad Hairul Umam,Muhamad Bahrul Ilmi,Wazen dan Iskandar , dan teman-teman lainya

yang penulis tidak bisa sebutkan satu persatu yang telah memberikan banyak nasehat,

dukungan moriil dan motivasi.

Atas bantuan mereka yang sangat berharga, semoga Allah SWT memberikan balasan

yang berlipat ganda sebagai amal shaleh dan ketaatan kepada-Nya, Amin.

Penulis menyadari bahwa skripsi masih banyak kekurangan serta masih jauh mencapai

kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis tidak menutup pintu atas saran membangun dari berbagai

pihak. Akhirnya besar harapan penulis, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca

sekalian.

Jakarta, 21April 2014

(10)

viii

Kata Pengantar ... v

Daftar Isi ... vii

Daftar Tabel ... x

Daftar Gambar ... xiv

Daftar Lampiran ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Pembatasan Masalah ... 7

D. Rumusan Masalah ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 8

F. Kegunaan Penelitian ... 8

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESA A. Kajian Teori ... 10

1 Media Pembelajaran ... 10

a. Pengertian Media ... 10

(11)

ix

2. Media Powerpoint ... 22

a. Pengertian Media Powerpoint ... 22

b. Sejarah Media Powerpoint ... 30

c. Manfaat Media Powerpoint ... 35

3. Media E-Learning ... 36

a. Pengertian Media E-Learning ... 36

b. Karakteristik Pembelajaran dengan E-Learning ... 38

c. Fungsi dan Manfaat Pembelajaran dengan E-Learning ... 38

d. E-Learning sebagai Alat Pendukung SCL ... 39

4. Website ... 42

a. Pengertian Website ... 42

b. Kelebihan dan Kekurangan E-Learning Berbasis Website ... 43

c. Prinsip-prinsip Pembelajaran E-Learning Berbasis Website ... 44

d. Cara Memanfaatkan Teknologi Internet untuk Pembelajaran ... 45

5. Hasil Belajar ... 45

a. Pengertian Hasil Belajar ... 45

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 49

6. Ilmu Pengetahuan Sosial ... 49

(12)

x

B. Kerangka Berfikir ... 53

C. Hasil Penelitian yang Relevan... 54

D.Hipotesis Penelitian... 55

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 56

B. Metode Penelitian ... 56

C. Desain Penelitian ... 57

D. Diagram Alur Penelitian ... 57

E. Variable Penelitian ... 61

F. Populasi dan Sampel ... 62

G. Teknik Pengambilan Sampel ... 62

H. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ... 63

I. Prosedur Penelitian ... 63

J. Instrumen Penelitian ... 65

K.Teknik Pengumpulan Data ... 68

L. Pengujian Instrumen ... 72

M. Teknik Analisis Data ... 85

(13)

xi

1. Gambaran Umum MA Pembangunan UIN Jakarta ... 91

a. Sejarah Singkat MA Pembangunan UIN Jakarta ... 91

b. Tokoh-tokoh Pendiri Madrasah Pembangunan ... 93

c. Visi dan Misi Sekolah ... 94

d. Keadaan Guru dan Peserta Didik MA Pembangunan UIN Jakarta... 95

e. Struktur Organisasi ... 96

f. Keadaan Sarana dan Prasarana ... 96

2. Praktik Pembelajaran ... 98

a. Praktik Pembelajaran dengan Media Website ... 98

b. Praktik Pembelajaran dengan Media Powerpoint ... 101

3. Data Hasil belajar Sosiologi Siswa ... 103

a. Data Hasil Belajar Pretes Kelas Kontrol dan Eksperimen ... 103

b. Data Hasil Belajar PosttestKelas Kontrol dan Eksperimen ... 104

c. Deskripsi Nilai N-Gain ... 105

d. Distribusi Frekuensi ... 106

B. Pengujian Prasyarat Analisis Data ... 107

1. Uji Normalitas... 107

a. Uji Normalitas Kelas Kontrol... 107

(14)

xii

2. Hasil Pengujian Hipotesis Uji-t Nilai Posttest ... 110

3. Hasil Pengujian Hipotesis Uji-t Nilai N-Gain ... 111

D. Hasil Pengamatan ... 112

E. Pembahasan Hasil Penelitian ... 113

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 117

B. Saran ... 118

DAFTAR PUSTAKA ... 120

(15)

xii

1. Tabel 2.1 Perkembangan Powerpoint ... 33

2. Tabel 2.2 Langkah-langkah Penerapan SCL ... 41

3. Tabel 3.1 Rancangan Penelitian... 58

4. Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Tes Kognitif ... 66

5. Tabel 3.3 Kisi-Kisi Angket Penggunaan E-Learning Berbasis Website ... 68

6. Tabel 3.4 Kisi-Kisi Angket Penggunaan Media Powerpoint ... 68

7. Tabel 3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 69

8. Tabel 3.6 Skala Pernyataan Positif dan Negatif Pada Skala Likert ... 71

9. Tabel 3.7 Kisi-kisi Uji Validitas Ahli Instrumen E-Learning Berbasis Website ... 73

10.Tabel 3.8 Kisi-kisi Uji Validitas Ahli Instrumen Media Powerpoint ... 75

11.Tabel 3.9 Batas Signifikansi Koefisien Korelasi ... 79

12.Tabel 3.10 Kriteria Validitas Tes ... 80

13.Tabel 3.11 Rekapitulasi Perhitungan Validitas... 80

14.Tabel 3.12 Kriteria Realibilitas ... 81

15.Tabel 3.13 Tingkat Kesukaran Soal ... 82

16.Tabel 3.14 Kriteria Daya Pembeda ... 84

17.Tabel 4.1 Daftar Pendidikan Akhir Tenaga Pengajar ... 95

18.Tabel 4.2 Keadaan Siswa MA Pembangunan UIN Jakarta ... 96

19.Tabel 4.3 Struktur Organisasi Madrasah Pembangunan UIN Jakarta ... 96

20.Tabel 4.4 Sarana dan Prasarana MA Pembangunan UIN Jakarta ... 95

21.Tabel 4.5 Data Hasil Pretest Kelompok Kontrol dan Eksperimen ... 103

22.Tabel 4.6 Data Hasil Posttest Kelompok Kontrol dan Eksperimen ... 104

23.Tabel 4.7 Kategori Nilai-Gain Kelas Kontrol dan Eksperimen ... 105

24.Tabel 4.8 Uji Normalitas Pretest dan Posttest ... 107

25.Tabel 4.9 Uji Normalitas Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen ... 108

26.Tabel 4.10 Uji Homogenitas Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen... 109

(16)

xiii

(17)

xiv

2. Gambar 2.2 Kotak Dialog ... 26

3. Gambar 2.3 Mengklik Icon Audio ... 27

4. Gambar 2.4 Memilih File... 27

5. Gambar 2.5 Tampilan Ikon Audio ... 27

6. Gambar 2.6 Menekan Tab Animation ... 29

7. Gambar 2.7 Memilih Efek ... 29

8. Gambar 2.8 Nomor Efek Animasi ... 29

9. Gambar 2.9 Rob Campbell dan Taylor Pohlman ... 31

10.Gambar 2.10 Dennis Austin dan Bob Gaskin ... 31

11.Gambar 2.11 Powerpoint versi 1.0 ... 32

12.Gambar 2.12 Powerpoint Versi 2.0 ... 32

13.Gambar 2.13 Bagan Kerangka Berfikir ... 54

14.Gambar 3.1 Alur Penelitian ... 59

15.Gambar 3.2 Alur Penerapan E-Learning ... 60

16.Gambar 4.1 Tampilan Website Sebagai Media Pembelajaran Bagian Depan ... 99

17.Gambar 4.2 Tampilan Menu RPP di Website... 99

18.Gambar 4.3 Tampilan Menu Materi di Website ... 100

19.Gambar 4.4 Tampilan Menu Katalog Media Video di Website ... 100

20.Gambar 4.5 Tampilan Menu Test di Website ... 100

(18)

xv

2. Lampiran 2 Kisi-kisi Soal Validasi dan Pretest-Postest

3. Lampiran 3 Soal Validasi

4. Lampiran 4 Kunci Jawaban Soal Pretest dan Posttest

5. Lampiran 5 E-Learning Website

6. Lampiran 6 Media Powerpoint

7. Lampiran 7 Pedoman Wawancara Pra-Penelitian

8. Lampiran 8 Wawancara Pra-penelitian dengan Guru

9. Lampiran 9 Lembar Pra-observasi dengan Siswa

10.Lampiran 10 Lembar Observasi Pra-Penelitian

11.Lampiran 11 Hasil Belajar Kelas XB

12.Lampiran 12 Hasil Belajar kelas XC

13.Lampiran 13 Validitas Soal

14.Lampiran 14 Perhitungan Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol

15.Lampiran 15 Perhitungan Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen

16.Lampiran 16 Perhitungan Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol

17.Lampiran 17 Perhitungan Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen

18.Lampiran 18 Perhitungan Uji Homogenitas Pretest dan Posttest

19.Lampiran 19 Perhitungan N-Gain Eksperimen

20.Lampiran 20 Perhitungan N-Gain Kontrol

21.Lampiran 21 Perhitungan Uji Hipotesis Data Pretest

(19)

xvi

26.Lampiran 26 Perhitungan Skala Likert Kontrol

27.Lampiran 27 Perhitungan Skala Likert Eksperimen

(20)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Teknologi komunikasi dan informasi (TIK) merupakan sesuatu yang

sangat penting untuk sekarang ini, yaitu era komunikasi dan informasi yang

artinya siapa yang memiliki informasi maka dia menguasai dunia. Melihat

fenomena yang terjadi pada saat ini seperti yang terjadi pada kasus spionase atau penyadapan yang dilakukan oleh Australia kepada Indonesia yang

membuktikan bahwa betapa pentingnya sebuah informasi untuk didapatkan.

Ini merupakan sebuah perkembangan teknologi yang semakin canggih dan

kekuatan baru sehingga menuntut untuk bisa mengggunakan dan mengakses

Information, Communication and Technology atau ICT. Dan ditambah lagi dengan perkembangannya yang begitu cepat sehingga interaksi dan

penyampaian informasi akan berlangsung dengan cepat. Dan memungkinkan

orang-orang dari belahan dunia dapat saling bertukar informasi, ilmu

pengetahuan dan teknologi. Inilah Globalisasi yang mempunyai pengaruh

terhadap suatu Negara baik berdampak positif dan juga negatif. Tetapi di lain

(21)

persaingan yang terjadi pada era globalisasi ini menumbuhkan kompetisi antar

bangsa, sehingga menuntut adanya pengembangan kualitas sumber daya

manusia. Pendidikan adalah salah satu hal penting dalam dalam

pengembangan sumber daya manusia.

Bagi pemerintah sendiri ini menjadi tantangan dalam mutu sistem

pendidikan nasional. Indonesia adalah salah satu Negara yang berusaha

mengurangi digital divide diantara penduduknya melalui penggunaan teknologi komputer dalam berbagai bidang kehidupan.

“Kebijakan pemerintah atas penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi atau TIK didasarkan pada keppres No. 50/2000 tentang Pengadaan Team Koordinir Telematika Indonesia dalam rangka mengantisipasi kebutuhan masyarakat terhadap kemajuan teknologi informasi dan pemanfaatan telematika guna menunjang peningkatan daya saing bangsa, maka diperlukannya adanya koordinasi dan sinergi dalam pembangunan sarana, aplikasi dan sumber daya telematika Indonesia.”1

Pengenalan tentang teknologi komputer dan aplikasinya sebaiknya dimulai sejak masa kanak-kanak, tidak membeda-bedakan dan diberikan pada

semua jenjang pendidikan, sehingga telematika dapat menjadi bagian penting

dari sistem pendidikan. Sebagaimana dikemukaan Eric Ashby yang

menyatakan adalah

dunia pendidikan telah memasuki revolusinya yang kelima. Revolusi pertama terjadi ketika orang tua menyerahkan pendidikan anaknya kepada seorang guru di sekolah, padepokan, paguron, dan pesantren. Revolusi kedua terjadi ketika ditemukan dan digunakannya tulisan untuk keperluan pembelajaran. Revolusi ketiga terjadi seiring dengan ditemukannya mesin cetak, sehingga materi dan sumber belajar dapat disajikan melalui media cetak seperti buku, modul, majalah, dan jurnal. Revolusi keempat terjadi ketika ditemukan dan digunakannya perangkat elektronik, sehingga pembelajaran dapat dikemas melalui media elektronik, seperti radio, tape recoder dan televisi untuk memudahkan dan memvariasikan proses pembelajaran. Revolusi kelima seperti saat ini, yaitu dengan ditemukan dan dimanfaatkannya komputer dan internet dalam kegiatan pembelajaran dapat lebih bervariasi seperti dengan menggunakan multimedia interaktif berbasis komputer, pembelajaran

1

(22)

berbasis web seperti e-learning, blended learning, m-learning, e-library, e-book, e-journal dan sebagainya2.

Pada tatanan global sekarang ini, maka muncul kesadaran baru

tentang pentingnya pendidikan yang memberikan informasi yang luas pada

peserta didik tanpa hambatan. Kesadaran informasi yang begitu luas atas

sebuah fakta , bahwa kemajuan teknologi informasi sudah berkembang pesat

di seluruh dunia. Dalam bidang pendidikan itu sendiri Teknologi Informasi

dan Komunikasi (TIK) menyebabkan perubahan mendasar dan penyesuaian

dalam hal cara mengajar guru, belajar siswa, managemen sekolah dari yang

ada sebelumnya.

Sebagai upaya pemerintah dalam pembukaan Undang-Undang dasar

1945 disebutkan bahwa tujuan pemerintah negara Republik Indonesia di

antaranya ialah mencerdaskan kehidupan bangsa. “Rincian amanat ini

ditemukan pada pasal 31 amandemen 4 yang menyebutkan bahwa ayat

ke-5 pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan

menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan

peradaban serta kesejahteraan umat manusia”3.

Perkembangan dunia informasi sudah menjadi bagian dari masyarakat

Indonesia yang membutuhkan informasi baik dari luar negeri dan dalam

negeri. Dimana dunia pendidikan jadi tempat utama dan tepat dalam

implementasinya dalam mendapatkan informasi yang terkini dalam

perkembangan ilmu pengetahuan dunia. Sekarang sudah masuk abad ke-21

yang merupakan era tranformasi pendidikan dan perubahan di mana guru dan

siswa akan sama-sama meningkatkan peranan penting dalam kegiatan

pembelajaran. Peranan guru bukan hanya sebagai tranfer of knowledge atau guru merupakan satu-satunya sumber belajar yang bisa melakukan apa saja

(teacher center), melainkan guru sebagai mediator dan fasilitator aktif untuk mengembangkan potensi aktif siswa yang ada pada dirinya.

2

Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer ,Mengembangkan Profesionalisme Abad 21, (Bandung: CV Alfabeta,2012), h.4.

3

(23)

Pada saat ini, dunia pendidikan masih kurang optimal menggunkan

teknologi layanan internet (interconnection networking) dalam pembelajaran. Sebagian guru dan siswa masih kesulitan mencari informasi

karena kendala bahasa dan mahalnya biaya. Padahal berbagai kepentingan

pekerjaan dan maupun pendidikan bergantung pada internet. Semua itu

menuntut setiap individu untuk dapat mengoperasikan internet sebagai

konsekuensi hidup di zaman serba canggih ini. Internet sebagai media

pembelajaran mulai diterapkan pada dunia pendidikan. Bentuk dari

perkembangan teknologi informasi yang diterapkan di dunia pendidikan

adalah E-Learning. E-Learning merupakan sebuah inovasi yang mempunyai kontribusi sangat besar terhadap perubahan proses

pembelajaran, dimana proses belajar tidak lagi hanya mendengarkan uraian

materi dari guru tetapi siswa juga melakukan aktivitas lain seperti

mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain. Materi bahan ajar

dapat divisualisasikan dalam berbagai format dan bentuk yang lebih

dinamis dan interaktif sehingga learner atau murid akan termotivasi untuk terlibat lebih jauh dalam proses pembelajaran tersebut. Peserta didik

diajarkan mengenai pengoperasian internet, tujuannya adalah agar peserta

didik mengenal dunianya, dunia yang tidak berhenti mengalami

perkembangan teknologi.

Menurut Azhar Arsyad perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan

hasil-hasil teknologi dalam proses belajar. Untuk itu guru harus memiliki

pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pembelajaran, yang

meliputi:

1. Media sebagai alat komunikasi guna lebih mengefektifkan proses belajar mengajar.

2. Fungsi media dalam rangka mencapai tujuan pendidikan 3. Seluk- beluk proses belajar

(24)

7. Berbagai jenis alat dan teknik media pendidikan 8. Media pendidikan dalam setiap mata pelajaran 9. Usaha inovasi dalam media pendidikan”4.

Sebuah realitas empiris di sekolah di lihatkan dalam proses

belajar-mengajar IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) atau lebih khususnya sosiologi

masih kurang optimal baik di dalam memanfaatkan dan memperdayagunakan

sumber pembelajaran. Karena, dalam proses belajar IPS sosiologi masih

terkesan berpusat pada guru (teacher centered) dan buku (textbook) dan media tunggal atau lebih tepatnya pembelajaran konvensional. Pembelajaran

konvensional yang dimaksud di sini adalah pembelajaran yang penyampaian

materinya diuraikan oleh guru dengan media pembelajaran yang standar,

misalnya powerpoint atau tanpa media pembelajaran kemudian memberikan soal (penugasan) kepada siswa dengan materi yang terbatas. Dan

tidak bisa disalahkan apabila siswa menganggap belajar IPS sosiologi

terkesan membosankan, monoton, kurang menyenangkan, terlalu banyak

hafalan, dan kurang variatif yang berdampak pada hasil belajar yang kurang

baik5.

Menurut John Holt, belajar semakin baik jika siswa diminta untuk

melakukan hal-hal seperti :

1. Mengungkapkan informasi dengan bahasa mereka sendiri 2. Memberikan contoh-contoh

3. Mengenal dalam berbagai samaran dan kondisi

4. Melihat hubungan antara satu fakta atau gagasan dengan yang lain. 5. Menggunakannya dengan berbagai cara.

6. Memperkirakanya betapa konsuekuensinya. 7. Mengungkapkan lawan atau sebaliknya”6.

Mata pelajaran IPS adalah salah satu mata pelajaran keilmuan dasar

yang membahas tentang masalah-masalah sosial. Dan secara pembelajaran

lebih mengedepankan pemahaman dan hafalan bukan belajar berfikir logis.

Hal ini salah satu yang menyebabkan mata pelajaran yang kurang digemari

siswa. Siswa merasa jenuh apabila belajar tentang soiologi yang dinilai terlalu

4

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran,( Jakarta: Rajawali Pres,2011), h.2.

5

Hasil wawancara dengan Guru Sosiologi dan Siswa Kelas X Lampiran 8 6

Mel Silberman, Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif, ( Yogyakarta: Pustaka

(25)

banyak hafalan dan terkesan teoritis. Pembelajaranya juga terkesan monoton

dan kurang bervariasi. Siswa hanya terfokus pada buku dan guru yang

menyebakan siswa jadi pasif dan kurang aktif karena lebih banyak

mendengarkan. Seperti yang terjadi di Aliyah Pembangunan UIN Jakarta saat

belajar sosiologi guru masih suka menggunakan metode ceramah dan masih

kurangnya keaktifan siswa saat belajar. Hal itu menjadikan siswa bercanda,

mengobrol dan kurang fokus terhadap belajar.

Kemudian ditambah lagi dengan penggunaan fasiltas yang di sekolah

yang terkesan kurang optimal. Fasilitas yang ada di MP UIN Jakarta seperti

jaringan WiFi (Wireless Fidelity) jaringan internet lokal nirkabel yang masih kurang optimal digunakan siswa untuk belajar. Padahal fasiltas itu sangat

berguna dalam menjelajah ilmu pengetahuan dan wawasan. Masalahnya

belum ada website dari guru itu sendiri yang memanfaatkan untuk belajar. Siswa masih hanya belajar lewat dunia nyata baik dikelas dan sumber

pengetahuan terbatas hanya dari buku dan guru. Dan apabila siswa mencari

informasi mereka mencari lewat Google dan Yahoo sebagai mesin pencari sehingga membuat siswa bingung dan malas membuka internet untuk belajar.

Menciptakan suasana belajar yang variatif dan atractif sangatlah penting. Oleh karenanya pemilihan strategi menggunakan media

pembelajaran merupakan salah satu kunci. Salah satu contoh dengan

menggunakan pembelajaran E-Learning berbasis website sebagai media untuk belajar dengan mengakses informasi dari berbagai sumber yang

tersedia di layanan website itu. Menurut Bambang Warsita “sekarang perkembangan teknologi sudah semakin maju dan guru harus

mengoptimalkan layanan internet untuk pembelajaran berbasis website atau web enhanced course yaitu pemanfaatan internet untuk pendidikan, untuk menunjang peningkatan kualitas kegiatan pembelajaran secara tatap muka

dikelas.”7

7

(26)

Berdasarkan permasalahan di atas maka penulis tertarik untuk meneliti

tentang “Perbedaan Penggunaan Media Pembelajaran E-Learning Berbasis Website dan Media Powerpoint Pada Pelajaran Sosiologi Materi Interaksi Sosial Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X di Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta”.

B. Identifikasi Masalah.

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, ada beberapa masalah di

identifikasikan sebagai berikut:

1. Keterbatasan sumber belajar berbasis teknologi.

2. Siswa membutuhkan akses belajar yang luas, aktif, kreatif, dan

suasana belajar yang kurang menantang.

3. Penggunaan internet belum optimal dalam pencarian sumber untuk

belajar.

4. Kurang ketertarikan dan minat siswa dalam mengikuti

pembelajaran sosiologi menggunakan metode konvensional

sehingga hasil belajar kurang baik.

5. Rendahnya guru dalam memanfaatkan teknologi internet di

sekolah sebagai sarana khusus untuk proses belajar.

C. Pembatasan Masalah

Penelitian ini fokus pada perbedaan hasil belajar dengan penggunaan

media pembelajaran E-learning berbasis website dan media powerpoint pada pelajaran sosiologi materi interaksi sosial siswa kelas X di Madrasah

Pembangunan UIN Jakarta.

D. Rumusan Masalah

Setelah di identifikasi dan ditentukan pembatasan masalahnya, maka

perlu adanya perumusan masalah dalam penelitian ini. Berdasarkan

permasalahan yang telah disebutkan di atas, peneliti merumuskan masalah

dalam penelitian ini sebagai berikut:

“Bagaimana perbedaan hasil belajar dengan penggunaan media

(27)

pelajaran sosiologi materi interaksi sosial dapat meningkatkan hasil belajar

siswa kelas X di Madrasah Pembangunan UIN Jakarta “?

E. Tujuan Penelitian

Setelah identifikasi masalah dan batasan masalah selesai dirumuskan,

maka pada hakikatnya kita telah mempunyai inti dari tujuan penelitian yang

dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana

penggunaan teknologi internet dengan media pembelajaran E-learning berbasis website pada mata pelajaran IPS materi interaksi sosial dapat meningkatkan hasil belajar.

F . Kegunaan Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka penulis mengharapkan

penelitian ini berguna bagi semua kalangan. Hasil penelitian ini diharapkan

dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Manfaat bagi siswa:

Dapat dijadikan acuan untuk lebih meningkatkan intensitas dan

kualitas belajarnya.

b. Bagi pengembangan ilmu pengetahuan:

Menjadi sebuah tambahan pustaka terhadap wacana pendidikan di

Indonesia khususnya yang berkenaan dengan penggunaan web site dalam pembelajaran. Adapun juga menjadi bahan penelitian lebih

lanjut untuk menganalisa lebih dalam lagi berkenaan dengan kegitan

pembelajaran yang memanfaatkan media situs (website) atau pembelajaran berbasis website terhadap upaya meningkatkan hasil belajar sosiologi di Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta. c. Manfaat bagi peneliti

Dapat memperluas pengetahuan tentang inovasi-inovasi dalam

kualitas pembelajaran khususnya dalam penggunaan media-media

pembelajaran yang lebih variatif dari sisi multimedia dan multi

sumber. Sehingga pada nantinya akan menjadi bekal untuk berkreasi

(28)

mengurangi digital divide terhadap diri peneliti agar supaya selalu belajar mengikuti perkembangan teknologi dalam pembelajaran.

d. Manfaat bagi pembaca:

Dapat menambah informasi dan wawasan bagi pembaca tentang

penggunaan website dalam peningkatan hasil belajar terhadap pembelajaran sosiologi.

2. Manfaat Praktis

a. Manfaat bagi siswa:

Dapat dijadikan acuan untuk lebih meningkatkan intensitas dan

kualitas belajarnya supaya lebih tertarik dalam memperluas wawasan

dan pengetahuan informasi yang terkini.

b. Manfaa bagi guru:

Penelitian ini dapat menjadi pertimbangan bagi guru agar dapat

menggunakan metode lain dalam mengajar selain menggunakan

metode ceramah, dan agar guru menggunakan media dalam

pembelajaran salah satunya dengan menggunakan Web Site . c. Kepala Sekolah :

Sekolah dengan adanya fasiltas internet supaya bisa

menggunakan secara optimal dalam pembelajaran yang lebih

bermanfaat dengan adanya internet tersebut.

d. Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial:

Semoga penelitian ini dapat menambah khasanah ilmu

pengetahuan di Jurusan Pendidiakan Sosial.

e. Masyarakat umum:

Semoga penelitian ini dapat membantu peneliti-peneliti lain

yang ingin membahas kembali tentang penggunaan internet dengan

(29)

10 BAB II

LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESA A. Kajian Teori

1. Media Pembelajaran a. Pengertian Media

Menurut Azhar Arsyad “kata media berasal dari Latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar”.1 Menurut Arif

Sadiman,dkk“media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim

ke penerima pesan.”2 Menurut Sadiman, dkk“media juga merupakan

segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari

pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan,

perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses

belajar terjadi.”3

Menurut Vemon S. Gerlach dan Donalp P. Ely pengertian “media ada dua macam ,arti sempit dan arti luas. Arti sempit , bahwa media itu berwujud : grafik, foto, alat mekanik dan alat elektronik yang digunakan untuk menangkap, memproses serta menyampaikan

1

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pres, 2011), h. 3.

2

Arif S. Sadiman, dkk, Media Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pres. 1986), Cet.1, h. 6.

3Ibid

(30)

informasi. Menurut arti luas, yaitu kegiatan yang dapat menciptakan suatu kondisi sehingga memungkinkan peserta didik dapat memperoleh pengetahuan dan sikap yang baru.”4

Pengertian media dalam arti luas ini sesuai pendapat Sharon yang

mengatakan “media itu adalah alat komunikasi dan sumber informasi.

Dalam konsep ini, segala jenis alat, baik elektronik maupun nonelektronik

yang dijadikan sarana penyampaian pesan dalam komunikasi dapat disebut

media. Kalau jenis alat ini digunakan dan dijadikan sumber informasi

pembelajaran, maka disebut media pembelajaran.”5

Gearlach dan Ely dalam Pupuh Fathurrohman mengatakan bahwa

“media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau

kejadian yang membangun suatu kondisi yang membuat siswa mampu

memperoleh pengetahuan, ketrampilan atau sikap.”6

Berdasarkan definisi-definisi diatas penulis menarik simpulan, media adalah segala sesuatu baik yang berwujud dan tidak berwujud yang

digunakan sebagai perantara atau penyampaikan pesan informasi dan

sejenisnya, yang dikondisikan oleh penyampai pesan sehingga penerima

pesan memperoleh pengetahuan, keterampilan, sikap yang mandiri .

Menurut Bambang Warsita pembelajaran merupakan terjemahan dari

“kata “instruction” yang dalam bahasa Yunani disebut instruction atau intruere yang berati menyampaikan pikiran, dengan demikian arti intruksioanal adalah menyampaikan pikiran atau ide yang telah diolah

secara bermakna melalui pembelajaran. Pengertian ini lebih mengarah

kepada guru sebagai pelaku perubahan.”7

Menurut Bambang Warsita dalam pengertian lain pembelajaran

adalah “usaha-usaha yang terencana dalam memanipulasi sumber-sumber

belajar agar terjadi proses belajar dalam diri peserta didik. Pembelajaran

4

HM Musfiqon, Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran. (Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya, 2012) . h. 26.

5

Ibid., h.6

6

Pupuh Fathurrohman dan Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Refika Aditama,2007), h.65.

(31)

disebut juga kegiatan pembelajaran (instruksional) adalah usaha mengelola lingkungan dengan sengaja agar seseorang membentuk diri secara positif

tertentu dalam kondisi tertentu. Jadi inti dari pembelajaran adalah segala

upaya yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses belajar pada diri

peserta didik.”8 Menurut Musfiqon pendek kata, “media alat bantu yang

digunakan guru dengan desain yang disesuaikan untuk meningkatkan

kualitas pembelajaran.”9

Penulis dapat, memberikan simpulan secara lebih utuh, media

pembelajaran dapat didefinisikan sebagai alat bantu berupa fisik maupun

nonfisik yang sengaja digunakan dan di rancang sedemikian rupa sebagai

perantara antara guru dan siswa dalam penyampaikan materi pembelajaran

agar lebih efektif dan efesien. Sehingga materi pembelajaran lebih mudah

dan cepat diterima siswa dengan utuh serta menarik minat siswa untuk

belajar lebih lanjut secara mandiri.

b. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran

Media pembelajaran telah menjadi bagian integral dalam

pembelajaran. Bahkan keberadaannya tidak bisa dipisahkan dalam proses

pembelajaran di sekolah. Hal ini telah dikaji dan diteliti bahwa

pembelajaran yang menggunakan media hasilnya lebih optimal.

Angkowo dan Kosasih berpendapat bahwa salah satu fungsi media

pembelajaran adalah “sebagai alat bantu pembelajaran, yang ikut

mempengaruhi situasi, kondisi dan lingkungan belajar dalam rangka

mencapai tujuan pembelajaran yang telah diciptakan dan didesain oleh

guru.”10

Hamalik mengemukakan bahwa pemakaian “media pembelajaran

dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat

yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan

bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.”11

8

Ibid. h.266. 9

Musfiqon, Op.Cit., h. 28.

10

Musfiqon, Op Cit., h. 32.

11

(32)

Dari pemaparan diatas, penulis melihat bahwa fungsi media

pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut

mempengaruhi iklim, kondisi, lingkungan belajar yang didesain oleh guru

supaya siswa lebih mandiri dalam belajar.

Levied dan Lentz mengemukakan empat fungsi “media

pembelajaran, khususnya media visual, yaitu: fungsi atensi, fungsi afektif,

fungsi kognitif dan fungsi kompensatoris.”12 Menurut Benni Agus Pribadi,

media pembelajaran berfungsi sebagai berikut:

1) Membantu memudahkan belajar bagi siswa dan juga memudahkan proses pembelajaran bagi guru.

2) Memberikan pengalaman lebih nyata, seperti abstrak menjadi konkrit.

3) Menarik perhatian siswa lebih besar, jalannya pelajaran tidak membosankan.

4) Semua indera siswa dapat diaktifkan.

5) Dapat membangkitkan dunia teori dengan realitanya.”13

Dari fungsi-fungsi diatas, penulis menarik kesimpulan bahwa jikalau

media pembelajaran digunakan dengan baik pada proses kegiatan belajar

mengajar maka akan terjadi sebuah peningkatan intensitas, minat dan

membentuk kemandirian belajar siswa baik bentuknya motivasi belajar

maupun hasil belajar yang akan dicapai.

Menurut S.Nasution “adanya alat-alat pendidikan atau media

pembelajaran dapat mengubah pikiran manusia, mengubah cara kerja, dan

cara hidupnya..Juga pendidikan tidak bebas dari pengaruh teknologi.”14

Tokoh lain yang memberikan penjelasan mengenai fungsi dan

manfaat media pembelajaran, seperti Derek Rowntree. Media

pembelajaran berfungsi sebagai:

1) Membangkitkan motivasi belajar, 2) Mengulang apa yang telah dipelajari, 3) Menyediakan stimulus belajar, 4) Mengaktifkan respon peserta didik, 5) Memberikan balikan dengan segera, dan 6) Menggalakkan latihan yang serasi.”15

12

Azhar Arsyad, op.cit., h. 16.

13

Musfiqon, op. cit., h. 33.

14

(33)

Dari paparan diatas, dapat dilihat bahwa media pembelajaran pun

memberikan sebuah rangkaian peran dan fungsi dalam memahami dan

pendalaman materi secara efesien dan efektif.

Fungsi media pembelajaran, dapat juga dilihat dari segi

perkembangan media itu sendiri:

1). Pada mulanya media berfungsi sebagai alat bantu mengajar. 2) Dengan masuknya audio-visual instruksi, media berfungsi

memberikan pengalaman konkrit kepada siswa.

3) Munculnya teori komunikasi menyebabkan media mempunyai fungsi sebagai alat penyalur pesan/informasi belajar.

4) Adanya penggunaan pendekatan sistem dalam pembelajaran media berfungsi sebagai bagian integral dalam program pembelajaran.

5) Akhirnya, media bukan saja sekedar berfungsi sebagai peraga bagi guru, tetapi pembawa informasi atau pesan pembelajaran yang dibutuhkan siswa.”16

Dari pemaparan diatas, penulis dapat simpulkan bahwa media

pembelajaran tidak sekedar berfungsi sebagai alat tetapi sebagai sumber

belajar.

Pandangan lain, menurut Sudarsono Sudirdjo dan Evaline Siregar,

“media pembelajaran mempunyai dua fungsi: fungsi AVA (Audiovisual Aids atau Teaching Aids) berfungsi untuk memberikan pengalaman yang konkrit kepada siswa, dan fungsi komunikasi, yaitu sebagai sarana

komunikasi dan interaksi antara siswa dengan media, dan dengan demikian

merupakan sumber belajar yang penting.”17

c. Pemilihan Media

Pembelajaran yang efektif memerlukan perencanaan yang baik.

Media yang akan digunakan dalam proses pembelajaran itu juga

memerlukan perencanaan yang baik. Meskipun demikian, kenyataan

dilapangan menunjukan bahwa seorang guru memilih salah satu media

dalam kegiatannya di kelas atas dasar pertimbangan tertentu.

15

Musfiqon. loc cit.

16

Musfiqon. op.cit., h. 34.

17Ibid

(34)

Heinch mengajukan model perencanaan penggunaan “media yang

efektif yang dikenal dengan istilah ASSURE. (ASSURE adalah singkatan

dari Analyze learner characteristics, State objective, Select, or modify media, Utilize, Require learner response, and Evaluate).”18

Pada tingkat yang menyeluruh dan umum pemilihan media dapat

dilakukan dengan mempertimbangkan faktor-faktor berikut:

1) Hambatan pengembangan dan pembelajaran yang meliputi faktor dana, fasilitas dan peralatan yang tersedia serta waktu yang tersedia.

2) Persyaratan isi, tugas, dan jenis pembelajaran.

3) Hambatan dari sisi siswa dengan mempertimbangkan kemampuan dan keterampilan awal.

4) Pertimbangan lainnya adalah tingkat kesenangan (preferensi lembaga, guru, dan pelajar) dan keefekivan biaya.

5) Pemilihan media sebaiknya mempertimbangkan pula: kemampuan mengakomodasikan penyajian stimulus yang tepat, kemampuan mengakomodasikan respons siswa yang tepat, kemampuan mengakomodasikan umpan balik, pemilihan media utama dan media sekunder untuk penyajian informasi atau stimulus, dan untuk latihan dan tes.

6) Media sekunder harus mendapat perhatian karena pembelajaran yang berhasil menggunakan media yang beragam.”19

Faktor-faktor diatas merupakan sebuah acuan guru dalam

mempertimbangkan pemilihan media pembelajaran secara efektif dan

efesien agar memenuhi kebutuhannya dalam mencapai tujuan yang dia

telah tetapkan.

a) Prinsip Pemilihan Media

Memilih media yang tepat untuk digunakan dalam

pembelajaran tidaklah mudah. Selain memerlukan analisis

mendalam dengan mempertimbangkan berbagai aspek juga

dibutuhkan prinsip-prinsip tertentu agar pemilihan media bisa

lebih tepat.

Menurut Musfiqon Ada tiga prinsip utama yang bisa

dijadikan rujukan bagi guru dalam memilih “media

18

Azhar Arsyad, op. cit., h. 67-68.

19Ibid.,

(35)

pembelajaran, yaitu: (1) prinsip efektifitas dan efesiensi, (2)

prinsip relevansi, dan (3) prinsip produktifitas.”20Akan diuraikan

prinsip-prinsip diatas mengapa penting dan bagaimana memilih

media pembelajaran yang sesuai dengan prinsip-prinsip tersebut.

(1) Prinsip efektifitas dan efesiensi

“Media yang akan digunakan dalam pembelajaran

seharusnya bisa mendukung dan mempercepat pencapaian

tujuan pembelajaran. Jangan sampai media yang digunakan

tidak mendukung pencapaian tujuan pembelajaran secara

efektif dan efesien.”21

Jika dilaksanakan dengan baik prinsip ini maka dalam

sebuah pembelajaran tentunya akan meningkatkan

ketertarikan siswa dalam belajar dan mendukung sebuah

pencapaian tujuan pembelajaran.

(2). Prinsip Relevansi

Pertimbangan kesesuaian “media dengan materi yang akan disampaikan juga perlu menjadi pertimbangan guru dan memilih media pembelajaran. Guru dituntut bisa memilih media yang sesuai dengan tujuan, isi, strategi pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran. Relevansi ini ada dua macam, yaitu relevansi kedalam dan keluar. Relevansi ke dalam adalah pemilihan media pembelajaran yang mempertimbangkan kesesuaian dan sinkronisasi antara tujuan, isi, strategi dan evaluasi materi pembelajaran.”22

Tak hanya itu, relevansi ke dalam juga

mempertimbangkan pesan, guru, siswa, dan desain media

yang akan digunakan dalam pembelajaran. Sehingga media

yang digunakan sesuai dengan kebutuhan guru, kebutuhan

siswa, serta sesuai materi ajar yang disampaikan.

20

Musfiqon. op.cit.,h. 116.

21

Ibid.

22Ibid.,

(36)

Musfiqon mengemukakan juga sedangkan, relevansi

keluar adalah pemilihan “media yang disesuaikan dengan

kondisi perkembangan masyarakat.”23

Dalam hal ini, prinsip keluar lebih menekankan pada

kondisi peserta didik. Media yang dipilih harus disesuaikan

dengan apa yang digunakan masyarakat luas. Oleh karena

itu, media pembelajaran disesuaikan dengan problem yang dihadapi siswa serta disesuaikan dengan perkembangan di

kalangan peserta didik. Artinya, media yang digunakan

sesuai dengan konteks kehidupan sehari-hari peserta didik

yang dapat dilihat, dialami dan didengar. Semakin relevan

media yang dipilih guru maka akan semakin mendukung

pencapaian indikator belajar siswa.

(3). Prinsip Produktivitas

Walaupun sudah ada dua prinsip pemilihan media, guru juga perlu mempertimbangkan “prinsip produktifitas dalam memilih media pembelajaran.Produktifitas dalam pembelajaran dapat difahami pencapaian tujuan pembelajaran secara optimal dengan menggunakan sumber daya yang ada, baik sumber daya manusia maupun sumber daya alam.”24

Dalam media pembelajaran, guru dituntut untuk bisa

menganalisis apakah media yang digunakan bisa

meningkatkan pencapaian tujuan belajar atau tidak. Jika

media yang digunakan bisa menghasilkan dan mencapai

indikator dan tujuan pembelajaran lebih baik dan banyak

maka media tersebut dikategorikan media produktif.

Menurut Musfiqon dalam memilih “media perlu mempertimbangkan prinsip produktifitas. Tentunya media yang produktiflah yang seharusnya digunakan guru dalam melakukan pembelajaran. Semakin produktif media yang digunakan maka akan semakin cepat dan tepat tujuan pembelajaran terealisasikan.”25

23

Musfiqon. op.cit.,h. 117.

24

Ibid.

25

(37)

b) Kriteria Pemilihan Media

Selain prinsip pemilihan media tercapai, dalam memilih

media guru perlu menganalisis kriteria-kriteria pembelajaran.

Proses pemilihan media pembelajaran tidak sama dengan

pemilihan buku pegangan dalam pembelajaran.

Para pakar media pembelajaran telah merumuskan

kriteria-kriteria pemilihan media, ada beberapa kriteria yang

patut diperhatikan dalam memilih media, diantaranya:

(1) Kesesuain dengan tujuan

“Pembelajaran dilaksanakan dengan mengacu

pada tujuan yang telah dirumuskan.”26

Azhar Arsyad mengemukakan “Media dipilih

berdasarkan tujuan instruksional yang telah ditetapkan

yang secara umum mengacu kepada salah satu atau

gabungan dari dua atau tiga ranah kognitif, afektif, dan

psikomotorik.”27

Tujuan yang dirumuskan ini merupakan kriteria

yang paling pokok, sedangkan tujuan pembelajaran

yang lain merupakan kelengkapan dari kriteria utama

ini. Perlu diingat, kehadiran media dalam proses belajar

mengajar merupakan untuk mendukung pencapaian

tujuan pembelajaran agar lebih efektif dan efesien.

(2) Kesesuain dengan tujuan

Menurut Musfiqon “Tepat guna dalam konteks

media pembelajaran diartikan pemilihan media telah

didasarkan pada kegunaan. Jika media itu dirasa belum

tepat dan belum berguna maka tidak perlu dipilih dan

digunakan dalam pembelajaran.”28

26

Ibid.

27

Azhar Arsyad, op. cit., h. 75.

28

(38)

Menurut Azhar Arsyad “tepat untuk mendukung

isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip, atau

generalisasi.”29 Jika materi yang akan dipelajari adalah

bagian-bagian yang penting dari benda, maka gambar

seperti bagan dan slide dapat digunakan. Apabila yang

dipelajari adalah aspek-aspek yang menyangkut gerak,

maka media film atau video akan lebih tepat.

(3) Keadaan peserta didik

Menurut Arsyad kriteria pemilihan “media yang

baik adalah disesuaikan dengan keadaan peserta didik,

baik keadaan psikologis, filosofis, maupun sosiologis

anak.”30

Karena jikalau media pembelajaran tidak

disesuaikan dengan kondisi peserta didik tidak dapat

membantu banyak dalam memahami materi ajar.

Menurut Arsyad media yang efektif adalah

“media yang penggunaannya tidak tergantung dari

perbedaan individual siswa. Oleh karena itu, agar

media sesuai dengan bekal awal maka sesuaikanlah

media itu dengan apa yang telah difahami siswa.”31

(4) Ketersediaan

Walaupun suatu media dinilai sangat tepat untuk

mencapai tujuan pembelajaran, media tersebut tidak

dapat digunakan jika tidak tersedia. Menurut

Wilkinson, “media merupakan alat mengajar dan

belajar, peralatan tersebut harus tersedia jika

dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan siswa dan

guru.”32

29

Azhar Arsyad, op. cit., h. 75.

30

Ibid.

31

Ibid.

32Ibid.,

(39)

Dengan demikian, seorang guru jangan sampai

menentukan media pembelajaran yang tidak tersedia di

sekolah. Jika guru kesulitan untuk membuat dan

memproduksi media maka pilihlah media alternatif

yang tersedia di sekolah.

(5) Biaya Kecil

“Jika tidak tersedia waktu, dana, atau sumber

daya lainnya untuk memproduksi, tidak perlu

dipaksakan.”33 Faktor biaya seringkali menjadi

pertimbangan utama dalam pemilihan media

pembelajaran.“Biaya yang dikeluarkan untuk

memperoleh dan menggunakan media hendaknya

benar-benar seimbang dengan hasil-hasil yang akan

dicapai.”34

Dalam memilih media seorang guru tidak

diperkenankan memilih media yang biayanya mahal

tapi pembelajarannya tidak seimbang dengan biaya

yang harus dikeluarkan untuk memproduksi media

tersebut. Jikalau masih dilakukan maka akan

mengalami kerugian. Pilihlah media yang biayanya

murah dan sederhana tetapi hasilnya optimal dan

baik.Kalaupun harus memilih media yang mahal maka

hasilnya harus lebih besar dan lebih bagus.

(6) Keterampilan Guru

“Aspek keterampilan guru ini sering kali menjadi

kendala tersendiri dalam proses pemilihan media.

Banyak guru yang memilih media sederhana dengan

33

Azhar Arsyad, op. cit., h. 76.

34

(40)

alasan tidak bisa mengoperasionalkan media yang lebih

canggih atau modern.”35

Guru terampil menggunakannya. Ini merupakan

salah satu kriteria utama. “Apapun media itu, guru

harus mampu menggunakannya dalam proses

pembelajaran. Nilai dan manfaat media amat ditentukan

oleh guru yang menggunakannya.”36

Seperti proyektor transparansi (OHP), proyeksi

slide dan film, komputer, dan peralatan canggih lainnya

tidak akan mempunya arti apa-apa jika guru belum

dapat menggunakannya dalam proses pembelajaran

sebagai upaya mempertinggi mutu dan hasil belajar.

Apapun media yang dipilih, guru harus mampu

menggunakannya dalam proses pembelajaran.

(7) Mutu Teknis

Kualitas “media jelas mempengaruhi tingkat

keterampilan pesan atau materi pembelajaran kepada

anak didik.Untuk itu, media yang dipilih dan digunakan

hendaknya memilih mutu teknis yang bagus.”37

“Pengembangan visual baik gambar maupun

fotograf harus memenuhi persyaratan teknis tertentu.”38

Misalnya, media visual yang dipilih, baik gambar

maupun fotografi, harus memenuhi persyaratan teknis

tertentu. “Visual pada slide harus jelas dan informasi

atau pesan yang ditonjolkan dan ingin disampaikan

tidak boleh terganggu oleh elemen lain yang berupa

latar belakang.”39

35Ibid.

36

Azhar Arsyad, loc. cit.

37

Musfiqon. op.cit.,h. 121.

38

Azhar Arsyad, op. cit., h. 76.

39Ibid

(41)

Di atas telah disinggung mengenai kriteria mutu

teknis dalam pemilihan media pembelajaran, oleh

karena itu setiap peralatan yang digunakan guru

hendaknya memliki kualitas yang baik dan dapat

digunakan dengan mudah.

2. Powerpoint Sebagai Media Presentasi a. Pengertian Powerpoint

Menurut Asih Widi Harini dan Ridwan Sanjaya PowerPoint adalah aplikasi di dalam paket Microsoft Office yang digunakan untuk menyusun presentasi. Aplikasi ini sangat popular di kalangan professional, akademisi, praktisi, maupun pemula untuk aktivitas presentasi. Dalam sejarahnya, PowerPoint mengalami banyak perkembangan. Perusahaan pembuatnya, Microsoft, selalu konsisten mengembangkan fitur-fitur PowerPoint yang lebih kaya dan lebih mudah digunakan. Bahkan saat ini PowerPoint seakan-akan tekah menjadi program standar untuk presentasi. Kata PowerPoint sering kali digunakan sebagai kata pengganti untuk presentasi. Sama seperti Sanyo untuk menggantikan pompa air atau Aqua untuk air minum dalam kemasan. Apalagi dengan keunggulan dan pengoperasian, dapat dikatakan PowerPoint memiliki kelebihan dibandingkan dengan program lain yang sejenis.”40

Menurut Sindu Mulianto Sedangkan presentasi adalah “membawakan

atau menyampaikan suatu produk, ide/gagasan, proyek, usulan

kegiatan/proposal, program laporan, dan sebagainya di muka umum atau di

sekelompok orang.”41

Menurut EES Ada juga yang mengartikan presentasi dengan sebuah kegiatan yang menunjukkan atau menyajikan sebuah informasi atau gagasan kepada orang lain. Dalam kegiatan presentasi, dibutuhkan seseorang yang memiliki kemampuan untuk menjelaskan informasi dengan baik yang disebut presenter. Dalam kegiatan presentasi, presenter berusaha meyakinkan kepada pendengar atau audience mengenai informasi yang dimilikinya. Sebuah presentasi dapat dikatakan sukses jika presenter dapat meyakinkan dan audience paham/mengerti tentang informasi yang disampaikan presenter.”42

40

Asih Widi Harini, Ridwan Sanjaya. Panduan Cepat Menguasai PowerPoint 2010,

(Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2010), h.1. 41

Sindu Mulianto, dkk. Panduan lengkap Supervisi Diperkaya Perspektif Syariah,

(Jakarta: Elex Media Komputindo, 2006), h.144.

42

(42)

Jadi, presentasi yang penulis maksud merupakan sebuah aktivitas

menyampaikan gagasan atau materi dari seorang individu,guru,insrtuktur atau

pembimbing kepada para audiens, murid atau pendengar di dalam ruangan

khusus atau kelas dan waktu tertentu demi hasil yang ingin dicapai. Agar

penyamapaian materi tersebut bisa dipahami oleh murid dengan baik, penyaji

presentasi atau guru wajib mempersiapkan semua materi dalam slide-slide

presentasi yang menarik dengan bantuan microsoft PowerPoint.

Tidak semua orang mampu menyusun suatu paparan sehingga mudah

diterima oleh pihak lain sekalipun orang tersebut sebenarnya sangat

menguasai permasalahan yang akan dipresentasikan. Di Amerika sering

dilakukan survey yang hasilnya dimuat di majalah-majalah yang menyatakan

bahwa “ketakutan nomor satu”.43 Dari kebanyakan orang Amerika (dan juga

merupakan tendensi kebanyakan orang di seluruh dunia) adalah ketika dia

diminta untuk menjelaskan sesuatu di muka orang banyak (publik speaking).”44

Menurut Adi Kusrianto berikut ini beberapa hal yang harus diperhatikan

ketika membuat presentasi, yaitu:

1. Outline. Tuliskan garis besar atau topik utama presentasi, bukan dalam kalimat lengkap, untuk menjelaskannya, anda dapat menyampaikannya secara lisan.

2. Format slide. Gunakan tanda khusus misalkan bullet seperti ini atau bullet lainnya pada setiap point yang menurut anda penting dalam presentasi, yang akan di sampaikan yang tujuannya agar audiens tetap fokus dan tertarik pada apa yang akan anda sampaikan.

3. Format font.Gunakan font yang mudah di baca seperti arian atau time new roman. Gunakan size font yang berbeda untuk judul dan sub-judul, jangan sampai font terlalu kecil sehingga sulit untuk di baca, untuk warna font pilihlah warna yang kontras dengan background slide.

4. Design slide.Sebaiknya gunakan slide yang sederhana, simpel dan menarik. Dengan slide yang simpel anda akan lebih leluasa untuk menjelaskan materi, audiens pun akan lebih mudah memahami isi slide. Gunakan slide yang sama untuk satu topik presentasi.

43

Ketakutan yang kedua dan ketiga adalah takut akan ketinggian dan takut pada anjing galak. (Nancy Stevenson – Special Edition Using Microsoft PowerPoint)

44

(43)

5. Background.Jika ingin memakai background, pilihlah warna yang tidak terlalu kontras agar kalimat atau kata tetap dapat terbaca dengan baik. 6. Gambar, grafik, diagram.Anda dapat menambahkan gambar, grafik atau

diagram pada slide presentasi, karena biasanya data yang diajukan dengan gambar, grafik atau diagram akan lebih mudah dipahami.

7. Kesimpulan. Kesimpulan merupakan point penutup dalam sebuah

presentasi, anda dapat merangkum point-point penting dari presentasi

agar audiens dapat mengingat kembali topik yang telah diikuti.”45

Keberhasilan di dalam sebuah presentasi setidaknya terletak pada empat

unsur yang ada di dalamnya, yaitu

a) Presenternya, yaitu orang (Guru) yang menyampaikan presentasi secara langsung di depan audience (siswa).

b) Materi yang disampaikan, yaitu tema materi yang tepat yang akan disampaikan kepada audience (siswa).

c) Sarana yang dipergunakan untuk menyampaikan presentasi. Hal ini lagi-lagi yang pertama adalah slide show yang disusun berdasarkan materi yang ingin disampaikan. Karena saat ini yang penulis bahas tentang presentasi dengan PowerPoint, maka yang dimaksud tentu saja bagaimana kita mengemas materi presentasi dalam bentuk slide show. Faktor berikutnya adalah peralatan untuk menyampaikan slide show tersebut meliputi LCD Projector, Sound system apabila pada ruang yang cukup besar dan jumlah audience yang cukup banyak (tentu saja penulis perhatikan hampir di setiap semua ruangan dilengkapi dengan pengeras suara/sound system).

d) Yang terakhir tentu saja audience yang dijadikan sasaran sebagai penerima informasi. Jika ketiga unsur di atas telah dipersiapkan dengan baik, tetapi ternyata tidak ada audience-nya atau tema yang dipresentasikan tidak tepat sebagaimana yang dimaksud sebagaisasaran tersebut, maka rangkaian acara presentasi tersebut tidak akan sukses sebagaiamana yang diinginkan.”46

Mengingat peran slide begitu vital dalam sebuah presentasi, maka kita

dituntut untuk membuat slide presentasi dengan spektakuler dengan cara

mengubah warna background, menambahkan musik, efek transisi, atau efek

animasi. Untuk itulah, penulis akan menyajikan beragam pembahasan yang

berkaitan dengan slide presentasi berikut ini.

45 Ibid

,h. 1

46Ibid.,

(44)

1. Mengubah warna background slide

Secara default, background dokumen slide presentasi yag dibuat

dengan PowerPoint 2010 adalah putih.Agar presentasi menjadi kelihatan lebih unik dan menarik, kita dapat merubah warna background tersebut sesuai

dengan keinginan. Untuk melakukanya ikuti langkah-langkah dibawah ini:

a. Pilih slide yang akan diubah background warnanya, lalu buka tab Design.

[image:44.595.105.526.212.541.2]

b. Kemudian klik ikon Background Style yang ada di bagian Background, lalu pilih opsi Format Background.

Gambar 2.1. Mengklik ikon background style lalu memilih opsi format backgroud

(45)
[image:45.595.107.527.107.554.2]

Gambar 2.2 Kotak dialog format background dengan opsi Fill yang sudah aktif

d. Terdapat beberapa pilihan jenis warna yang bisa digunakan untuk

mengubah warna background slide presentasi anda, yaitu:

Solid Fill: untuk merubah warna background degan wara solid • Gradient Fill: untuk merubah warna background dengan warna

gradasi.

Picture atau Texture Fill: untuk mengisi background denga gambar atau tekstur tertetu.

Pattern Fill: untuk mengisi background dengan pola atau susuan warna tertentu.

2. Menambahkan musik atau audio

Kita dapat membuat presentasi dengan lebih spektakuler dengan

cara menambahkan file musik atau audio kedalamnya. Beberapa format

file musik atau audio yang sudah didukung oleh PowerPoint 2010 adalah MP3, WAV, MIDI, AAC, dan lain-lain. Untuk menambahkan file musik

atau audio ke dalam slide presentasi , ikuti langkah-langkah berikut ini:

(46)
[image:46.595.104.523.108.674.2]

Gambar 2.3 Mengklik ikon audio lalu memilih opsi Audio From File c. Lalu muncul kotak dialog Insert Audio, pilih file musik yag ingin anda

tambahkan, lalu teka tombol Insert.

Gambar 2.4 Memilih file musik lalu menekan tonbol Insert d. Setelah itu di dalam document slide presentasi anda akan muncuk ikon

Audio

(47)

3. Menambahkan efek animasi

Cara lain untuk membuat khutbah jumat menggunakan slide

PowerPoint lebih spektakuler adalah dengan menambahkan efek animasi pada objek yang ada dalam dokumen khutbah jumat. Dengan

menambahkan efek animasi ke dalam objek, objek tersebut akan

bergerak-gerak sesuai dengan efek animasi yang digunakan. MS PowerPoint 2010 sudah menyediakan empat macam kategori efek animasi yang terdiri dari

berbagai jenis efek animasi, yaitu:

a. Entrance

Efek animasi ini akan objekseakan-akan tampil masuk ke dalam slide

presentasi khutbah. Jenis efek yang masuk ke dalam kategori ini antara

lain Appear, Fade, Fly In, Splite, Wipe, Shape, dan sebagainya. b. Emphasis

Efek animasi ini akan menunjukkan keberadaan objek di dalam slide

presentasi khutbah. Jenis efek yang termasuk ke dalam kategori ini

adalah Pulse, Color Pulse, Teeter, Spin, Desaturate, Darken, Lighten,

Fiil Color, Font Color, dan lain-lain.

c. Exit

Efek animasi ini kebalikan dari efek Entrance, yaitu seakan-akan objek

tampil keluar dari slide presentasi khutbah. Jenis efeknya Disappear,

Fade, Fly Out, Splite, Wipe, Shape, dan sebagainya.

d. Motion Path

Efek animasi ini membuat objek tampil mengikuti garis lintasan yang

sudah anda tentukan.Jenis efek yang termasuk dalam kategori ini

adalah Lines, Arcs, Turns, Shapes, Loops, dan Custem Path.

Apabila kita ingin menambahkan efek animasi ke dalam slide

presentasi khutbah, ikuti langkah berikut ini:

a. Klik objek dalam slide presentasi yang akan ditambahkan efek animasi.

(48)

Gambar 2.6. Menekan tab Animationlalu mengklik ikon More. c. Setelah itu pilih salah satu jenis efek yang ingin kita gunakan,

misalnya Wipe.

Gambar 2.7. Memilih efek yang ingin digunakan

d. Objek yang sudah ditambahkan efek animasi akan ditandai dengan

[image:48.595.104.525.125.734.2]

munculnya nomor pada objek yang menunjukan jumlah efek animasi.

(49)

Microsoft PowerPoint 2010 adalah aflikasi terbaru dan yang paling sempurna untuk menyajikan beragam materi presentasi. Selain karena

fitur-fitur yang menarik, aflikasi ini juga bisa digunakan oleh semua orang

sehingga mudah digunakan oleh semua kalangan.

b. Sejarah Perkembangan Powerpoint

Siapa yang tidak mengenal Microsoft PowerPoint? aplikasi terbitan Microsoft ini memang sangat populer bagi kalangan pelajar. Hampir semua

tugas presentasi sekolah kini lebih mengandalkan PowerPoint ketimbang harus menggunakan media kliping, tapi tidak semua orang tahu apa itu

PowerPoint dan bagaimana sejarah perkembangannya.

Menurut Asih Widi Harini dan Ridwan Sanjaya PowerPoint adalah aplikasi di dalam paket Microsoft Office yang digunakan untuk menyusun presentasi. Aplikasi ini sangat popular di kalangan professional, akademisi, praktisi, maupun pemula untuk aktivitas presentasi. Dalam sejarahnya, PowerPoint mengalami banyak perkembangan. Perusahaan pembuatnya, Microsoft, selalu konsisten mengembangkan fitur-fitur PowerPoint yang lebih kaya dan lebih mudah digunakan. Bahkan saat ini PowerPoint seakan-akan tekah menjadi program standar untuk presentasi. Kata PowerPoint sering kali digunakan sebagai kata pengganti untuk presentasi. Sama seperti Sanyo untuk menggantikan pompa air atau Aqua untuk air minum dalam kemasan. Apalagi dengan keunggulan dan pengoperasian, dapat dikatakan PowerPoint memiliki kelebihan dibandingkan dengan program lain yang sejenis.”47

Sejarah PowerPoint berawal pada akhir tahun 1983.kala itu Rob Campbell dan Taylor Pohlman mendirikan sebuah perusahaan bernama

Forethough, Inc. perusahaan ini kemudian mengembangkan aplikasi bitmap

berorientasi objek.

47

(50)
[image:50.595.103.524.113.568.2]

Gambar 2.9 Rob Campbell (Kiri) dan Taylor Pohlman (Kanan)

Pada tahun 1984, peruhasaan merekrut Bob Gaskins, seorang

mahasiswa Universitas of California, Berkeley bergelar Ph.D dan softwear

developer bernama Dennis Austin mengembangkan sebuah program bernama

Presenter. Aplikasi inilah yang menjadi cikal bakal PowerPoint.

Gambar 2.10 Dennis Austin (Kiri) dan Bob Gaskins (Kanan)

Pada tahun 1987, PowerPoint versi 1.0 dirilis, dan komputer yang didukungnya adalah Apple Machintosh. Pada waktu itu, PowerPoint masih menggunakan warna hitam dan putih, yang mampu membuat halaman teks

(51)
[image:51.595.106.516.110.579.2]

Gambar 2.11 PowerPoint Versi 1.0

Steve Andy Pascal mengemukakan Di penghujung tahun 1987, Forethought dan PowerPoint dibeli oleh Microsoft seharga 14 juta dollar. Tahun 1990 lahirlah PowerPoint versi windows untuk pertama kalinya. Di tahun yang sama pula, PowerPoint resmi bergabung dalam keluarga Microsoft Office. Sebagai bagian dari Microsoft Office, otomatis PowerPoint menjadi aplikasi presenter berkelas dunia. Dalam versi terbarunya, PowerPoint bukan hanya bisa menampilkan presentasi berwarna, tapi juga mampu menangani presentasi dalam bentuk film, musik, dan objek lainnya dalam halaman tersendiri yang biasa disebut slide. Analogi yang digunakan oleh system slide ini sama dengan prinsip yang digunakan oleh proyektor slide.”48

Gamba

Gambar

Gambar 2.1. Mengklik ikon background style lalu memilih opsi format
Gambar 2.2 Kotak dialog format background dengan opsi Fill yang
Gambar 2.3 Mengklik ikon audio lalu memilih opsi Audio From File
Gambar 2.8 Nomor efek animasi pada gambar
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada tahun 2015 Kementrian Agraria dan Tata Ruang mengeluarkan sebuah kebijakan baru guna melaksanakan apa yang menjadi tujuan dari Putusan MK tersebut yaitu untuk

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 2 saluran pemasaran yang terjadi di Kecamatan Kupang Barat yaitu, Saluran pemasaran tingkat I (Petani – Pedagang

Oleh karena itu, dibutuhkan sistem pendukung keputusan dengan metode Weighted Product (WP) untuk membantu proses pemilihan mahasiswa lulusan terbaik Fakultas Teknik. Sistem

Oleh itu, untuk mengelakkan seseorang pelajar hilang minat terhadap sesuatu mata pelajaran, satu kaedah pengajaran yang berbantu komputer barangkali boleh dilaksanakan. Kajian

b) mengusulkan penambahan alat transportasi operasional, persenjataan, penginderaan dan teknologi informasi dan komunikasi;.. c) mengusulkan pembangunan Gedung Kantor,

Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai kesukaan panelis terhadap warna dari ketiga jenis susu (S1; S2; S3) mendapat skor 4-5 dengan nilai rata-rata masing-masing adalah

Metode pendekatan Vogel yang dianggap sebagai metode konvensional yang terbaik, juga tidak selalu dapat menemukan solusi awal yang optimum (Taha, H.A,1992 dan Siang,

Perlu diingat bahwa, Peta industri Asuransi Nasional menunjukkan persaingan pada para pelaku Industri asuransi kerugian sudah sangat tinggi, baik dari dalam negeri maupun