(Penelitian Quasi Eksperimen di Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta) Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
OLEH :
DEDE KURNIAWAN NIM : 107015001733
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
iv
Keywords : Differences using media of learning in form of website and using of media powerpoint in sociology students about social interaction toward the result of studied students
The problem of this research is about the the differences of using media E-learning in
form of website and media powerpoint in XB and XC clas in improving the students’
achievement in case of thirty students of each class. And the method that is used in this
research is quasi experimental study; the research which compares two or three cases in
seeing the cause of that cases. This research uses pre-test and post-test as their instrument.
The result of data analyss of this research is the use of learning media E-learning in
form of website is highter than the use of learning media powerpoint. It can be seen from the
data analysis that shows the average of students post-test score in XB class as the experiment
class that is taught by using E-learning in form website is about 77.3 and, modus is 80, and
gain score is 0.50. while the average of students post-tet score in XC as the control class that
is taught by using media powerpoint is about 70.8, modus 60.70, and gain score is 0.42. So it
can be concluded that tobservation= 2.93 and the score of ttable=2.042 (α=0.05/5%). Because tobservation>ttable, so Ho is rejected and Ha is accepted.
It shows that the use of lerning media of E-learning in form of website is higher than
the use of learning media of powerpoint in improving studens achievement in X class MA
Pembangunan UIN Jakarta in sociology science lesson is accepted. The calculation of gain
score between experiment class is higher than control class, that is gain score of experiment
class g=0.50 and in control class g=0.42. so, it can be summarized that learning media of E-learning in form of website and media powerpoint have the differences in improving
iv
Jakarta: Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah. 2014.
Kata Kunci : Perbedaan Penggunaan Media Pembelajaran E-Learning Berbasis Website dan
Media Powerpoint Pada Pelajaran Sosiologi Materi Interaksi Sosial Terhadap Hasil Belajar
Siswa Kelas X di Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta.
Dalam masalah penelitian ini adalah mengenai perbedaan penggunaan media E-Learning
berbasis website dan media powerpoint di kelas XB dan XC dalam meningkatan hasil belajar siswa dengan jumlah masing siswa adalah 30 orang. Dan metode yang digunakan adalah quasi
eksperimen yaitu suatu penelitian dengan membandingkan dua atau tiga kejadian dengan melihat
penyebab-penyebadnya. Penelitian ini menggunakan instrumen penelitian yaitu berupa pretest
dan posttest.
Hasil analisis data perbedaan penggunaan media pembelajaran E-Learning berbasis
website lebih tinggi daripada menggunakan media pembelajaran powerpoint. Hal ini terlihat dari hasil analisis data yang menunjukan nilai rata-rata posttest siswa kelas XB yang merupakan
kelas eksperimen yang diajarkan dengan menggunakan E-learning berbasis website sebesar
77.3 dan modus sebesar 80 dengan gain sebesar 0.50 sedangkan nilai rata-rata posttest siswa
kelas XC yang merupakan kelas kontrol yang diajarkan dengan menggunakan pembelajaran
media powerpoint sebesar 70.8 dan modus 60,70 dengan N-Gain sebesar 0.42 telah didapat nilai
t
hitung = 2.93 dan nilait
tabel = 2.042 (α = 0.05 / 5%) karenat
hitung >t
tabel maka Ho ditolak dan Haditerima.
Hal ini menunjukan bahwa penggunaan media pembelajaran E-Learning berbasis web
lebih tinggi daripada penggunaan media pembelajaran powerpoint dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas X MA Pembangunan UIN Jakarta pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial Sosiologi diterima. Perhitungan nilai gain antara kelas eksperimen juga lebih tinggi daripada kelas kontrol, yaitu nilai gain kelas eksperimen g = 0.50 dan pada kelas kontrol g =
0.42. Melihat kesimpulan iu bahwa media pembelajaran E- Learning berbasis website dan
v
penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Shalawat serta salam penulis haturkan
kepada junjungan umat manusia, Nabi Muhamad SAW, mahluk paling mulia yang mengajarkan
akhlak mulia dan sebagai suri tauladan.
Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai
pihak, baik moril maupun materiil, maka penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga
kepada:
1. Ayah dan Ibu tercinta, Suparman, Sutinah dan orang tua kedua saya R. Sri Hartati (Alm) dan
Bapak Yahman serta saudara Nur, Pa Didit dan Ibu Didit, Pima dan Mas Tunggul penulis
yang telah memberikan banyak dukungan moril dan materiil serta do’a restu selama
menempuh perkuliahan di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dra. Nurlena Rifa’i, MA.,Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dr. Iwan Purwanto, M.Pd. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah membimbing dan
memberikan arahan kepada saya.
4. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta, serta Dosen-dosen Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang tidak terhingga dan sangat berguna bagi
penulis.
5. H.R. Sutrisman, S.H sebagai Head and Legal Regulatory PT XL Axiata selaku pemberi
bantuan beasiswa dalam penyusunan skripsi buat penulis.
6. Hirdjan selaku pemberi bantuan beasiswa dalam penyusunan skripsi buat penulis.
7. Seluruh civitas akademik Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
8. Staf perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negri (UIN)
vi
11. Teman-teman penulis terutama, Ade Komarudin (Alm), Taufik Hidayat, Akhmad Ali
Hasyim, Fahmi, Jamal, Noviyanto, Nico,Ipin, Mutoharoh, Paisal Aripin, Mahmud dan
Muklis dan teman-teman lainya yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, yang selalu
memberikan dukungan moriil dan semangat kepada penulis.
12. Teman-teman Iofc (Initiative Of Change ) Indonesia terutama Afif Fauzi, Miftahul Huda, Akhmad Hairul Umam,Muhamad Bahrul Ilmi,Wazen dan Iskandar , dan teman-teman lainya
yang penulis tidak bisa sebutkan satu persatu yang telah memberikan banyak nasehat,
dukungan moriil dan motivasi.
Atas bantuan mereka yang sangat berharga, semoga Allah SWT memberikan balasan
yang berlipat ganda sebagai amal shaleh dan ketaatan kepada-Nya, Amin.
Penulis menyadari bahwa skripsi masih banyak kekurangan serta masih jauh mencapai
kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis tidak menutup pintu atas saran membangun dari berbagai
pihak. Akhirnya besar harapan penulis, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca
sekalian.
Jakarta, 21April 2014
viii
Kata Pengantar ... v
Daftar Isi ... vii
Daftar Tabel ... x
Daftar Gambar ... xiv
Daftar Lampiran ... xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 7
C. Pembatasan Masalah ... 7
D. Rumusan Masalah ... 7
E. Tujuan Penelitian ... 8
F. Kegunaan Penelitian ... 8
BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESA A. Kajian Teori ... 10
1 Media Pembelajaran ... 10
a. Pengertian Media ... 10
ix
2. Media Powerpoint ... 22
a. Pengertian Media Powerpoint ... 22
b. Sejarah Media Powerpoint ... 30
c. Manfaat Media Powerpoint ... 35
3. Media E-Learning ... 36
a. Pengertian Media E-Learning ... 36
b. Karakteristik Pembelajaran dengan E-Learning ... 38
c. Fungsi dan Manfaat Pembelajaran dengan E-Learning ... 38
d. E-Learning sebagai Alat Pendukung SCL ... 39
4. Website ... 42
a. Pengertian Website ... 42
b. Kelebihan dan Kekurangan E-Learning Berbasis Website ... 43
c. Prinsip-prinsip Pembelajaran E-Learning Berbasis Website ... 44
d. Cara Memanfaatkan Teknologi Internet untuk Pembelajaran ... 45
5. Hasil Belajar ... 45
a. Pengertian Hasil Belajar ... 45
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 49
6. Ilmu Pengetahuan Sosial ... 49
x
B. Kerangka Berfikir ... 53
C. Hasil Penelitian yang Relevan... 54
D.Hipotesis Penelitian... 55
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 56
B. Metode Penelitian ... 56
C. Desain Penelitian ... 57
D. Diagram Alur Penelitian ... 57
E. Variable Penelitian ... 61
F. Populasi dan Sampel ... 62
G. Teknik Pengambilan Sampel ... 62
H. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ... 63
I. Prosedur Penelitian ... 63
J. Instrumen Penelitian ... 65
K.Teknik Pengumpulan Data ... 68
L. Pengujian Instrumen ... 72
M. Teknik Analisis Data ... 85
xi
1. Gambaran Umum MA Pembangunan UIN Jakarta ... 91
a. Sejarah Singkat MA Pembangunan UIN Jakarta ... 91
b. Tokoh-tokoh Pendiri Madrasah Pembangunan ... 93
c. Visi dan Misi Sekolah ... 94
d. Keadaan Guru dan Peserta Didik MA Pembangunan UIN Jakarta... 95
e. Struktur Organisasi ... 96
f. Keadaan Sarana dan Prasarana ... 96
2. Praktik Pembelajaran ... 98
a. Praktik Pembelajaran dengan Media Website ... 98
b. Praktik Pembelajaran dengan Media Powerpoint ... 101
3. Data Hasil belajar Sosiologi Siswa ... 103
a. Data Hasil Belajar Pretes Kelas Kontrol dan Eksperimen ... 103
b. Data Hasil Belajar PosttestKelas Kontrol dan Eksperimen ... 104
c. Deskripsi Nilai N-Gain ... 105
d. Distribusi Frekuensi ... 106
B. Pengujian Prasyarat Analisis Data ... 107
1. Uji Normalitas... 107
a. Uji Normalitas Kelas Kontrol... 107
xii
2. Hasil Pengujian Hipotesis Uji-t Nilai Posttest ... 110
3. Hasil Pengujian Hipotesis Uji-t Nilai N-Gain ... 111
D. Hasil Pengamatan ... 112
E. Pembahasan Hasil Penelitian ... 113
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 117
B. Saran ... 118
DAFTAR PUSTAKA ... 120
xii
1. Tabel 2.1 Perkembangan Powerpoint ... 33
2. Tabel 2.2 Langkah-langkah Penerapan SCL ... 41
3. Tabel 3.1 Rancangan Penelitian... 58
4. Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Tes Kognitif ... 66
5. Tabel 3.3 Kisi-Kisi Angket Penggunaan E-Learning Berbasis Website ... 68
6. Tabel 3.4 Kisi-Kisi Angket Penggunaan Media Powerpoint ... 68
7. Tabel 3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 69
8. Tabel 3.6 Skala Pernyataan Positif dan Negatif Pada Skala Likert ... 71
9. Tabel 3.7 Kisi-kisi Uji Validitas Ahli Instrumen E-Learning Berbasis Website ... 73
10.Tabel 3.8 Kisi-kisi Uji Validitas Ahli Instrumen Media Powerpoint ... 75
11.Tabel 3.9 Batas Signifikansi Koefisien Korelasi ... 79
12.Tabel 3.10 Kriteria Validitas Tes ... 80
13.Tabel 3.11 Rekapitulasi Perhitungan Validitas... 80
14.Tabel 3.12 Kriteria Realibilitas ... 81
15.Tabel 3.13 Tingkat Kesukaran Soal ... 82
16.Tabel 3.14 Kriteria Daya Pembeda ... 84
17.Tabel 4.1 Daftar Pendidikan Akhir Tenaga Pengajar ... 95
18.Tabel 4.2 Keadaan Siswa MA Pembangunan UIN Jakarta ... 96
19.Tabel 4.3 Struktur Organisasi Madrasah Pembangunan UIN Jakarta ... 96
20.Tabel 4.4 Sarana dan Prasarana MA Pembangunan UIN Jakarta ... 95
21.Tabel 4.5 Data Hasil Pretest Kelompok Kontrol dan Eksperimen ... 103
22.Tabel 4.6 Data Hasil Posttest Kelompok Kontrol dan Eksperimen ... 104
23.Tabel 4.7 Kategori Nilai-Gain Kelas Kontrol dan Eksperimen ... 105
24.Tabel 4.8 Uji Normalitas Pretest dan Posttest ... 107
25.Tabel 4.9 Uji Normalitas Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen ... 108
26.Tabel 4.10 Uji Homogenitas Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen... 109
xiii
xiv
2. Gambar 2.2 Kotak Dialog ... 26
3. Gambar 2.3 Mengklik Icon Audio ... 27
4. Gambar 2.4 Memilih File... 27
5. Gambar 2.5 Tampilan Ikon Audio ... 27
6. Gambar 2.6 Menekan Tab Animation ... 29
7. Gambar 2.7 Memilih Efek ... 29
8. Gambar 2.8 Nomor Efek Animasi ... 29
9. Gambar 2.9 Rob Campbell dan Taylor Pohlman ... 31
10.Gambar 2.10 Dennis Austin dan Bob Gaskin ... 31
11.Gambar 2.11 Powerpoint versi 1.0 ... 32
12.Gambar 2.12 Powerpoint Versi 2.0 ... 32
13.Gambar 2.13 Bagan Kerangka Berfikir ... 54
14.Gambar 3.1 Alur Penelitian ... 59
15.Gambar 3.2 Alur Penerapan E-Learning ... 60
16.Gambar 4.1 Tampilan Website Sebagai Media Pembelajaran Bagian Depan ... 99
17.Gambar 4.2 Tampilan Menu RPP di Website... 99
18.Gambar 4.3 Tampilan Menu Materi di Website ... 100
19.Gambar 4.4 Tampilan Menu Katalog Media Video di Website ... 100
20.Gambar 4.5 Tampilan Menu Test di Website ... 100
xv
2. Lampiran 2 Kisi-kisi Soal Validasi dan Pretest-Postest
3. Lampiran 3 Soal Validasi
4. Lampiran 4 Kunci Jawaban Soal Pretest dan Posttest
5. Lampiran 5 E-Learning Website
6. Lampiran 6 Media Powerpoint
7. Lampiran 7 Pedoman Wawancara Pra-Penelitian
8. Lampiran 8 Wawancara Pra-penelitian dengan Guru
9. Lampiran 9 Lembar Pra-observasi dengan Siswa
10.Lampiran 10 Lembar Observasi Pra-Penelitian
11.Lampiran 11 Hasil Belajar Kelas XB
12.Lampiran 12 Hasil Belajar kelas XC
13.Lampiran 13 Validitas Soal
14.Lampiran 14 Perhitungan Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol
15.Lampiran 15 Perhitungan Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen
16.Lampiran 16 Perhitungan Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol
17.Lampiran 17 Perhitungan Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen
18.Lampiran 18 Perhitungan Uji Homogenitas Pretest dan Posttest
19.Lampiran 19 Perhitungan N-Gain Eksperimen
20.Lampiran 20 Perhitungan N-Gain Kontrol
21.Lampiran 21 Perhitungan Uji Hipotesis Data Pretest
xvi
26.Lampiran 26 Perhitungan Skala Likert Kontrol
27.Lampiran 27 Perhitungan Skala Likert Eksperimen
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Teknologi komunikasi dan informasi (TIK) merupakan sesuatu yang
sangat penting untuk sekarang ini, yaitu era komunikasi dan informasi yang
artinya siapa yang memiliki informasi maka dia menguasai dunia. Melihat
fenomena yang terjadi pada saat ini seperti yang terjadi pada kasus spionase atau penyadapan yang dilakukan oleh Australia kepada Indonesia yang
membuktikan bahwa betapa pentingnya sebuah informasi untuk didapatkan.
Ini merupakan sebuah perkembangan teknologi yang semakin canggih dan
kekuatan baru sehingga menuntut untuk bisa mengggunakan dan mengakses
Information, Communication and Technology atau ICT. Dan ditambah lagi dengan perkembangannya yang begitu cepat sehingga interaksi dan
penyampaian informasi akan berlangsung dengan cepat. Dan memungkinkan
orang-orang dari belahan dunia dapat saling bertukar informasi, ilmu
pengetahuan dan teknologi. Inilah Globalisasi yang mempunyai pengaruh
terhadap suatu Negara baik berdampak positif dan juga negatif. Tetapi di lain
persaingan yang terjadi pada era globalisasi ini menumbuhkan kompetisi antar
bangsa, sehingga menuntut adanya pengembangan kualitas sumber daya
manusia. Pendidikan adalah salah satu hal penting dalam dalam
pengembangan sumber daya manusia.
Bagi pemerintah sendiri ini menjadi tantangan dalam mutu sistem
pendidikan nasional. Indonesia adalah salah satu Negara yang berusaha
mengurangi digital divide diantara penduduknya melalui penggunaan teknologi komputer dalam berbagai bidang kehidupan.
“Kebijakan pemerintah atas penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi atau TIK didasarkan pada keppres No. 50/2000 tentang Pengadaan Team Koordinir Telematika Indonesia dalam rangka mengantisipasi kebutuhan masyarakat terhadap kemajuan teknologi informasi dan pemanfaatan telematika guna menunjang peningkatan daya saing bangsa, maka diperlukannya adanya koordinasi dan sinergi dalam pembangunan sarana, aplikasi dan sumber daya telematika Indonesia.”1
Pengenalan tentang teknologi komputer dan aplikasinya sebaiknya dimulai sejak masa kanak-kanak, tidak membeda-bedakan dan diberikan pada
semua jenjang pendidikan, sehingga telematika dapat menjadi bagian penting
dari sistem pendidikan. Sebagaimana dikemukaan Eric Ashby yang
menyatakan adalah
dunia pendidikan telah memasuki revolusinya yang kelima. Revolusi pertama terjadi ketika orang tua menyerahkan pendidikan anaknya kepada seorang guru di sekolah, padepokan, paguron, dan pesantren. Revolusi kedua terjadi ketika ditemukan dan digunakannya tulisan untuk keperluan pembelajaran. Revolusi ketiga terjadi seiring dengan ditemukannya mesin cetak, sehingga materi dan sumber belajar dapat disajikan melalui media cetak seperti buku, modul, majalah, dan jurnal. Revolusi keempat terjadi ketika ditemukan dan digunakannya perangkat elektronik, sehingga pembelajaran dapat dikemas melalui media elektronik, seperti radio, tape recoder dan televisi untuk memudahkan dan memvariasikan proses pembelajaran. Revolusi kelima seperti saat ini, yaitu dengan ditemukan dan dimanfaatkannya komputer dan internet dalam kegiatan pembelajaran dapat lebih bervariasi seperti dengan menggunakan multimedia interaktif berbasis komputer, pembelajaran
1
berbasis web seperti e-learning, blended learning, m-learning, e-library, e-book, e-journal dan sebagainya2.
Pada tatanan global sekarang ini, maka muncul kesadaran baru
tentang pentingnya pendidikan yang memberikan informasi yang luas pada
peserta didik tanpa hambatan. Kesadaran informasi yang begitu luas atas
sebuah fakta , bahwa kemajuan teknologi informasi sudah berkembang pesat
di seluruh dunia. Dalam bidang pendidikan itu sendiri Teknologi Informasi
dan Komunikasi (TIK) menyebabkan perubahan mendasar dan penyesuaian
dalam hal cara mengajar guru, belajar siswa, managemen sekolah dari yang
ada sebelumnya.
Sebagai upaya pemerintah dalam pembukaan Undang-Undang dasar
1945 disebutkan bahwa tujuan pemerintah negara Republik Indonesia di
antaranya ialah mencerdaskan kehidupan bangsa. “Rincian amanat ini
ditemukan pada pasal 31 amandemen 4 yang menyebutkan bahwa ayat
ke-5 pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan
menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan
peradaban serta kesejahteraan umat manusia”3.
Perkembangan dunia informasi sudah menjadi bagian dari masyarakat
Indonesia yang membutuhkan informasi baik dari luar negeri dan dalam
negeri. Dimana dunia pendidikan jadi tempat utama dan tepat dalam
implementasinya dalam mendapatkan informasi yang terkini dalam
perkembangan ilmu pengetahuan dunia. Sekarang sudah masuk abad ke-21
yang merupakan era tranformasi pendidikan dan perubahan di mana guru dan
siswa akan sama-sama meningkatkan peranan penting dalam kegiatan
pembelajaran. Peranan guru bukan hanya sebagai tranfer of knowledge atau guru merupakan satu-satunya sumber belajar yang bisa melakukan apa saja
(teacher center), melainkan guru sebagai mediator dan fasilitator aktif untuk mengembangkan potensi aktif siswa yang ada pada dirinya.
2
Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer ,Mengembangkan Profesionalisme Abad 21, (Bandung: CV Alfabeta,2012), h.4.
3
Pada saat ini, dunia pendidikan masih kurang optimal menggunkan
teknologi layanan internet (interconnection networking) dalam pembelajaran. Sebagian guru dan siswa masih kesulitan mencari informasi
karena kendala bahasa dan mahalnya biaya. Padahal berbagai kepentingan
pekerjaan dan maupun pendidikan bergantung pada internet. Semua itu
menuntut setiap individu untuk dapat mengoperasikan internet sebagai
konsekuensi hidup di zaman serba canggih ini. Internet sebagai media
pembelajaran mulai diterapkan pada dunia pendidikan. Bentuk dari
perkembangan teknologi informasi yang diterapkan di dunia pendidikan
adalah E-Learning. E-Learning merupakan sebuah inovasi yang mempunyai kontribusi sangat besar terhadap perubahan proses
pembelajaran, dimana proses belajar tidak lagi hanya mendengarkan uraian
materi dari guru tetapi siswa juga melakukan aktivitas lain seperti
mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain. Materi bahan ajar
dapat divisualisasikan dalam berbagai format dan bentuk yang lebih
dinamis dan interaktif sehingga learner atau murid akan termotivasi untuk terlibat lebih jauh dalam proses pembelajaran tersebut. Peserta didik
diajarkan mengenai pengoperasian internet, tujuannya adalah agar peserta
didik mengenal dunianya, dunia yang tidak berhenti mengalami
perkembangan teknologi.
Menurut Azhar Arsyad perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan
hasil-hasil teknologi dalam proses belajar. Untuk itu guru harus memiliki
pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pembelajaran, yang
meliputi:
1. Media sebagai alat komunikasi guna lebih mengefektifkan proses belajar mengajar.
2. Fungsi media dalam rangka mencapai tujuan pendidikan 3. Seluk- beluk proses belajar
7. Berbagai jenis alat dan teknik media pendidikan 8. Media pendidikan dalam setiap mata pelajaran 9. Usaha inovasi dalam media pendidikan”4.
Sebuah realitas empiris di sekolah di lihatkan dalam proses
belajar-mengajar IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) atau lebih khususnya sosiologi
masih kurang optimal baik di dalam memanfaatkan dan memperdayagunakan
sumber pembelajaran. Karena, dalam proses belajar IPS sosiologi masih
terkesan berpusat pada guru (teacher centered) dan buku (textbook) dan media tunggal atau lebih tepatnya pembelajaran konvensional. Pembelajaran
konvensional yang dimaksud di sini adalah pembelajaran yang penyampaian
materinya diuraikan oleh guru dengan media pembelajaran yang standar,
misalnya powerpoint atau tanpa media pembelajaran kemudian memberikan soal (penugasan) kepada siswa dengan materi yang terbatas. Dan
tidak bisa disalahkan apabila siswa menganggap belajar IPS sosiologi
terkesan membosankan, monoton, kurang menyenangkan, terlalu banyak
hafalan, dan kurang variatif yang berdampak pada hasil belajar yang kurang
baik5.
Menurut John Holt, belajar semakin baik jika siswa diminta untuk
melakukan hal-hal seperti :
1. Mengungkapkan informasi dengan bahasa mereka sendiri 2. Memberikan contoh-contoh
3. Mengenal dalam berbagai samaran dan kondisi
4. Melihat hubungan antara satu fakta atau gagasan dengan yang lain. 5. Menggunakannya dengan berbagai cara.
6. Memperkirakanya betapa konsuekuensinya. 7. Mengungkapkan lawan atau sebaliknya”6.
Mata pelajaran IPS adalah salah satu mata pelajaran keilmuan dasar
yang membahas tentang masalah-masalah sosial. Dan secara pembelajaran
lebih mengedepankan pemahaman dan hafalan bukan belajar berfikir logis.
Hal ini salah satu yang menyebabkan mata pelajaran yang kurang digemari
siswa. Siswa merasa jenuh apabila belajar tentang soiologi yang dinilai terlalu
4
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran,( Jakarta: Rajawali Pres,2011), h.2.
5
Hasil wawancara dengan Guru Sosiologi dan Siswa Kelas X Lampiran 8 6
Mel Silberman, Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif, ( Yogyakarta: Pustaka
banyak hafalan dan terkesan teoritis. Pembelajaranya juga terkesan monoton
dan kurang bervariasi. Siswa hanya terfokus pada buku dan guru yang
menyebakan siswa jadi pasif dan kurang aktif karena lebih banyak
mendengarkan. Seperti yang terjadi di Aliyah Pembangunan UIN Jakarta saat
belajar sosiologi guru masih suka menggunakan metode ceramah dan masih
kurangnya keaktifan siswa saat belajar. Hal itu menjadikan siswa bercanda,
mengobrol dan kurang fokus terhadap belajar.
Kemudian ditambah lagi dengan penggunaan fasiltas yang di sekolah
yang terkesan kurang optimal. Fasilitas yang ada di MP UIN Jakarta seperti
jaringan WiFi (Wireless Fidelity) jaringan internet lokal nirkabel yang masih kurang optimal digunakan siswa untuk belajar. Padahal fasiltas itu sangat
berguna dalam menjelajah ilmu pengetahuan dan wawasan. Masalahnya
belum ada website dari guru itu sendiri yang memanfaatkan untuk belajar. Siswa masih hanya belajar lewat dunia nyata baik dikelas dan sumber
pengetahuan terbatas hanya dari buku dan guru. Dan apabila siswa mencari
informasi mereka mencari lewat Google dan Yahoo sebagai mesin pencari sehingga membuat siswa bingung dan malas membuka internet untuk belajar.
Menciptakan suasana belajar yang variatif dan atractif sangatlah penting. Oleh karenanya pemilihan strategi menggunakan media
pembelajaran merupakan salah satu kunci. Salah satu contoh dengan
menggunakan pembelajaran E-Learning berbasis website sebagai media untuk belajar dengan mengakses informasi dari berbagai sumber yang
tersedia di layanan website itu. Menurut Bambang Warsita “sekarang perkembangan teknologi sudah semakin maju dan guru harus
mengoptimalkan layanan internet untuk pembelajaran berbasis website atau web enhanced course yaitu pemanfaatan internet untuk pendidikan, untuk menunjang peningkatan kualitas kegiatan pembelajaran secara tatap muka
dikelas.”7
7
Berdasarkan permasalahan di atas maka penulis tertarik untuk meneliti
tentang “Perbedaan Penggunaan Media Pembelajaran E-Learning Berbasis Website dan Media Powerpoint Pada Pelajaran Sosiologi Materi Interaksi Sosial Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X di Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta”.
B. Identifikasi Masalah.
Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, ada beberapa masalah di
identifikasikan sebagai berikut:
1. Keterbatasan sumber belajar berbasis teknologi.
2. Siswa membutuhkan akses belajar yang luas, aktif, kreatif, dan
suasana belajar yang kurang menantang.
3. Penggunaan internet belum optimal dalam pencarian sumber untuk
belajar.
4. Kurang ketertarikan dan minat siswa dalam mengikuti
pembelajaran sosiologi menggunakan metode konvensional
sehingga hasil belajar kurang baik.
5. Rendahnya guru dalam memanfaatkan teknologi internet di
sekolah sebagai sarana khusus untuk proses belajar.
C. Pembatasan Masalah
Penelitian ini fokus pada perbedaan hasil belajar dengan penggunaan
media pembelajaran E-learning berbasis website dan media powerpoint pada pelajaran sosiologi materi interaksi sosial siswa kelas X di Madrasah
Pembangunan UIN Jakarta.
D. Rumusan Masalah
Setelah di identifikasi dan ditentukan pembatasan masalahnya, maka
perlu adanya perumusan masalah dalam penelitian ini. Berdasarkan
permasalahan yang telah disebutkan di atas, peneliti merumuskan masalah
dalam penelitian ini sebagai berikut:
“Bagaimana perbedaan hasil belajar dengan penggunaan media
pelajaran sosiologi materi interaksi sosial dapat meningkatkan hasil belajar
siswa kelas X di Madrasah Pembangunan UIN Jakarta “?
E. Tujuan Penelitian
Setelah identifikasi masalah dan batasan masalah selesai dirumuskan,
maka pada hakikatnya kita telah mempunyai inti dari tujuan penelitian yang
dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana
penggunaan teknologi internet dengan media pembelajaran E-learning berbasis website pada mata pelajaran IPS materi interaksi sosial dapat meningkatkan hasil belajar.
F . Kegunaan Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka penulis mengharapkan
penelitian ini berguna bagi semua kalangan. Hasil penelitian ini diharapkan
dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Manfaat bagi siswa:
Dapat dijadikan acuan untuk lebih meningkatkan intensitas dan
kualitas belajarnya.
b. Bagi pengembangan ilmu pengetahuan:
Menjadi sebuah tambahan pustaka terhadap wacana pendidikan di
Indonesia khususnya yang berkenaan dengan penggunaan web site dalam pembelajaran. Adapun juga menjadi bahan penelitian lebih
lanjut untuk menganalisa lebih dalam lagi berkenaan dengan kegitan
pembelajaran yang memanfaatkan media situs (website) atau pembelajaran berbasis website terhadap upaya meningkatkan hasil belajar sosiologi di Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta. c. Manfaat bagi peneliti
Dapat memperluas pengetahuan tentang inovasi-inovasi dalam
kualitas pembelajaran khususnya dalam penggunaan media-media
pembelajaran yang lebih variatif dari sisi multimedia dan multi
sumber. Sehingga pada nantinya akan menjadi bekal untuk berkreasi
mengurangi digital divide terhadap diri peneliti agar supaya selalu belajar mengikuti perkembangan teknologi dalam pembelajaran.
d. Manfaat bagi pembaca:
Dapat menambah informasi dan wawasan bagi pembaca tentang
penggunaan website dalam peningkatan hasil belajar terhadap pembelajaran sosiologi.
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat bagi siswa:
Dapat dijadikan acuan untuk lebih meningkatkan intensitas dan
kualitas belajarnya supaya lebih tertarik dalam memperluas wawasan
dan pengetahuan informasi yang terkini.
b. Manfaa bagi guru:
Penelitian ini dapat menjadi pertimbangan bagi guru agar dapat
menggunakan metode lain dalam mengajar selain menggunakan
metode ceramah, dan agar guru menggunakan media dalam
pembelajaran salah satunya dengan menggunakan Web Site . c. Kepala Sekolah :
Sekolah dengan adanya fasiltas internet supaya bisa
menggunakan secara optimal dalam pembelajaran yang lebih
bermanfaat dengan adanya internet tersebut.
d. Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial:
Semoga penelitian ini dapat menambah khasanah ilmu
pengetahuan di Jurusan Pendidiakan Sosial.
e. Masyarakat umum:
Semoga penelitian ini dapat membantu peneliti-peneliti lain
yang ingin membahas kembali tentang penggunaan internet dengan
10 BAB II
LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESA A. Kajian Teori
1. Media Pembelajaran a. Pengertian Media
Menurut Azhar Arsyad “kata media berasal dari Latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar”.1 Menurut Arif
Sadiman,dkk“media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim
ke penerima pesan.”2 Menurut Sadiman, dkk“media juga merupakan
segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari
pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan,
perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses
belajar terjadi.”3
Menurut Vemon S. Gerlach dan Donalp P. Ely pengertian “media ada dua macam ,arti sempit dan arti luas. Arti sempit , bahwa media itu berwujud : grafik, foto, alat mekanik dan alat elektronik yang digunakan untuk menangkap, memproses serta menyampaikan
1
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pres, 2011), h. 3.
2
Arif S. Sadiman, dkk, Media Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pres. 1986), Cet.1, h. 6.
3Ibid
informasi. Menurut arti luas, yaitu kegiatan yang dapat menciptakan suatu kondisi sehingga memungkinkan peserta didik dapat memperoleh pengetahuan dan sikap yang baru.”4
Pengertian media dalam arti luas ini sesuai pendapat Sharon yang
mengatakan “media itu adalah alat komunikasi dan sumber informasi.
Dalam konsep ini, segala jenis alat, baik elektronik maupun nonelektronik
yang dijadikan sarana penyampaian pesan dalam komunikasi dapat disebut
media. Kalau jenis alat ini digunakan dan dijadikan sumber informasi
pembelajaran, maka disebut media pembelajaran.”5
Gearlach dan Ely dalam Pupuh Fathurrohman mengatakan bahwa
“media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau
kejadian yang membangun suatu kondisi yang membuat siswa mampu
memperoleh pengetahuan, ketrampilan atau sikap.”6
Berdasarkan definisi-definisi diatas penulis menarik simpulan, media adalah segala sesuatu baik yang berwujud dan tidak berwujud yang
digunakan sebagai perantara atau penyampaikan pesan informasi dan
sejenisnya, yang dikondisikan oleh penyampai pesan sehingga penerima
pesan memperoleh pengetahuan, keterampilan, sikap yang mandiri .
Menurut Bambang Warsita pembelajaran merupakan terjemahan dari
“kata “instruction” yang dalam bahasa Yunani disebut instruction atau intruere yang berati menyampaikan pikiran, dengan demikian arti intruksioanal adalah menyampaikan pikiran atau ide yang telah diolah
secara bermakna melalui pembelajaran. Pengertian ini lebih mengarah
kepada guru sebagai pelaku perubahan.”7
Menurut Bambang Warsita dalam pengertian lain pembelajaran
adalah “usaha-usaha yang terencana dalam memanipulasi sumber-sumber
belajar agar terjadi proses belajar dalam diri peserta didik. Pembelajaran
4
HM Musfiqon, Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran. (Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya, 2012) . h. 26.
5
Ibid., h.6
6
Pupuh Fathurrohman dan Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Refika Aditama,2007), h.65.
disebut juga kegiatan pembelajaran (instruksional) adalah usaha mengelola lingkungan dengan sengaja agar seseorang membentuk diri secara positif
tertentu dalam kondisi tertentu. Jadi inti dari pembelajaran adalah segala
upaya yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses belajar pada diri
peserta didik.”8 Menurut Musfiqon pendek kata, “media alat bantu yang
digunakan guru dengan desain yang disesuaikan untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran.”9
Penulis dapat, memberikan simpulan secara lebih utuh, media
pembelajaran dapat didefinisikan sebagai alat bantu berupa fisik maupun
nonfisik yang sengaja digunakan dan di rancang sedemikian rupa sebagai
perantara antara guru dan siswa dalam penyampaikan materi pembelajaran
agar lebih efektif dan efesien. Sehingga materi pembelajaran lebih mudah
dan cepat diterima siswa dengan utuh serta menarik minat siswa untuk
belajar lebih lanjut secara mandiri.
b. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran
Media pembelajaran telah menjadi bagian integral dalam
pembelajaran. Bahkan keberadaannya tidak bisa dipisahkan dalam proses
pembelajaran di sekolah. Hal ini telah dikaji dan diteliti bahwa
pembelajaran yang menggunakan media hasilnya lebih optimal.
Angkowo dan Kosasih berpendapat bahwa salah satu fungsi media
pembelajaran adalah “sebagai alat bantu pembelajaran, yang ikut
mempengaruhi situasi, kondisi dan lingkungan belajar dalam rangka
mencapai tujuan pembelajaran yang telah diciptakan dan didesain oleh
guru.”10
Hamalik mengemukakan bahwa pemakaian “media pembelajaran
dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat
yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan
bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.”11
8
Ibid. h.266. 9
Musfiqon, Op.Cit., h. 28.
10
Musfiqon, Op Cit., h. 32.
11
Dari pemaparan diatas, penulis melihat bahwa fungsi media
pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut
mempengaruhi iklim, kondisi, lingkungan belajar yang didesain oleh guru
supaya siswa lebih mandiri dalam belajar.
Levied dan Lentz mengemukakan empat fungsi “media
pembelajaran, khususnya media visual, yaitu: fungsi atensi, fungsi afektif,
fungsi kognitif dan fungsi kompensatoris.”12 Menurut Benni Agus Pribadi,
media pembelajaran berfungsi sebagai berikut:
1) Membantu memudahkan belajar bagi siswa dan juga memudahkan proses pembelajaran bagi guru.
2) Memberikan pengalaman lebih nyata, seperti abstrak menjadi konkrit.
3) Menarik perhatian siswa lebih besar, jalannya pelajaran tidak membosankan.
4) Semua indera siswa dapat diaktifkan.
5) Dapat membangkitkan dunia teori dengan realitanya.”13
Dari fungsi-fungsi diatas, penulis menarik kesimpulan bahwa jikalau
media pembelajaran digunakan dengan baik pada proses kegiatan belajar
mengajar maka akan terjadi sebuah peningkatan intensitas, minat dan
membentuk kemandirian belajar siswa baik bentuknya motivasi belajar
maupun hasil belajar yang akan dicapai.
Menurut S.Nasution “adanya alat-alat pendidikan atau media
pembelajaran dapat mengubah pikiran manusia, mengubah cara kerja, dan
cara hidupnya..Juga pendidikan tidak bebas dari pengaruh teknologi.”14
Tokoh lain yang memberikan penjelasan mengenai fungsi dan
manfaat media pembelajaran, seperti Derek Rowntree. Media
pembelajaran berfungsi sebagai:
1) Membangkitkan motivasi belajar, 2) Mengulang apa yang telah dipelajari, 3) Menyediakan stimulus belajar, 4) Mengaktifkan respon peserta didik, 5) Memberikan balikan dengan segera, dan 6) Menggalakkan latihan yang serasi.”15
12
Azhar Arsyad, op.cit., h. 16.
13
Musfiqon, op. cit., h. 33.
14
Dari paparan diatas, dapat dilihat bahwa media pembelajaran pun
memberikan sebuah rangkaian peran dan fungsi dalam memahami dan
pendalaman materi secara efesien dan efektif.
Fungsi media pembelajaran, dapat juga dilihat dari segi
perkembangan media itu sendiri:
1). Pada mulanya media berfungsi sebagai alat bantu mengajar. 2) Dengan masuknya audio-visual instruksi, media berfungsi
memberikan pengalaman konkrit kepada siswa.
3) Munculnya teori komunikasi menyebabkan media mempunyai fungsi sebagai alat penyalur pesan/informasi belajar.
4) Adanya penggunaan pendekatan sistem dalam pembelajaran media berfungsi sebagai bagian integral dalam program pembelajaran.
5) Akhirnya, media bukan saja sekedar berfungsi sebagai peraga bagi guru, tetapi pembawa informasi atau pesan pembelajaran yang dibutuhkan siswa.”16
Dari pemaparan diatas, penulis dapat simpulkan bahwa media
pembelajaran tidak sekedar berfungsi sebagai alat tetapi sebagai sumber
belajar.
Pandangan lain, menurut Sudarsono Sudirdjo dan Evaline Siregar,
“media pembelajaran mempunyai dua fungsi: fungsi AVA (Audiovisual Aids atau Teaching Aids) berfungsi untuk memberikan pengalaman yang konkrit kepada siswa, dan fungsi komunikasi, yaitu sebagai sarana
komunikasi dan interaksi antara siswa dengan media, dan dengan demikian
merupakan sumber belajar yang penting.”17
c. Pemilihan Media
Pembelajaran yang efektif memerlukan perencanaan yang baik.
Media yang akan digunakan dalam proses pembelajaran itu juga
memerlukan perencanaan yang baik. Meskipun demikian, kenyataan
dilapangan menunjukan bahwa seorang guru memilih salah satu media
dalam kegiatannya di kelas atas dasar pertimbangan tertentu.
15
Musfiqon. loc cit.
16
Musfiqon. op.cit., h. 34.
17Ibid
Heinch mengajukan model perencanaan penggunaan “media yang
efektif yang dikenal dengan istilah ASSURE. (ASSURE adalah singkatan
dari Analyze learner characteristics, State objective, Select, or modify media, Utilize, Require learner response, and Evaluate).”18
Pada tingkat yang menyeluruh dan umum pemilihan media dapat
dilakukan dengan mempertimbangkan faktor-faktor berikut:
1) Hambatan pengembangan dan pembelajaran yang meliputi faktor dana, fasilitas dan peralatan yang tersedia serta waktu yang tersedia.
2) Persyaratan isi, tugas, dan jenis pembelajaran.
3) Hambatan dari sisi siswa dengan mempertimbangkan kemampuan dan keterampilan awal.
4) Pertimbangan lainnya adalah tingkat kesenangan (preferensi lembaga, guru, dan pelajar) dan keefekivan biaya.
5) Pemilihan media sebaiknya mempertimbangkan pula: kemampuan mengakomodasikan penyajian stimulus yang tepat, kemampuan mengakomodasikan respons siswa yang tepat, kemampuan mengakomodasikan umpan balik, pemilihan media utama dan media sekunder untuk penyajian informasi atau stimulus, dan untuk latihan dan tes.
6) Media sekunder harus mendapat perhatian karena pembelajaran yang berhasil menggunakan media yang beragam.”19
Faktor-faktor diatas merupakan sebuah acuan guru dalam
mempertimbangkan pemilihan media pembelajaran secara efektif dan
efesien agar memenuhi kebutuhannya dalam mencapai tujuan yang dia
telah tetapkan.
a) Prinsip Pemilihan Media
Memilih media yang tepat untuk digunakan dalam
pembelajaran tidaklah mudah. Selain memerlukan analisis
mendalam dengan mempertimbangkan berbagai aspek juga
dibutuhkan prinsip-prinsip tertentu agar pemilihan media bisa
lebih tepat.
Menurut Musfiqon Ada tiga prinsip utama yang bisa
dijadikan rujukan bagi guru dalam memilih “media
18
Azhar Arsyad, op. cit., h. 67-68.
19Ibid.,
pembelajaran, yaitu: (1) prinsip efektifitas dan efesiensi, (2)
prinsip relevansi, dan (3) prinsip produktifitas.”20Akan diuraikan
prinsip-prinsip diatas mengapa penting dan bagaimana memilih
media pembelajaran yang sesuai dengan prinsip-prinsip tersebut.
(1) Prinsip efektifitas dan efesiensi
“Media yang akan digunakan dalam pembelajaran
seharusnya bisa mendukung dan mempercepat pencapaian
tujuan pembelajaran. Jangan sampai media yang digunakan
tidak mendukung pencapaian tujuan pembelajaran secara
efektif dan efesien.”21
Jika dilaksanakan dengan baik prinsip ini maka dalam
sebuah pembelajaran tentunya akan meningkatkan
ketertarikan siswa dalam belajar dan mendukung sebuah
pencapaian tujuan pembelajaran.
(2). Prinsip Relevansi
Pertimbangan kesesuaian “media dengan materi yang akan disampaikan juga perlu menjadi pertimbangan guru dan memilih media pembelajaran. Guru dituntut bisa memilih media yang sesuai dengan tujuan, isi, strategi pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran. Relevansi ini ada dua macam, yaitu relevansi kedalam dan keluar. Relevansi ke dalam adalah pemilihan media pembelajaran yang mempertimbangkan kesesuaian dan sinkronisasi antara tujuan, isi, strategi dan evaluasi materi pembelajaran.”22
Tak hanya itu, relevansi ke dalam juga
mempertimbangkan pesan, guru, siswa, dan desain media
yang akan digunakan dalam pembelajaran. Sehingga media
yang digunakan sesuai dengan kebutuhan guru, kebutuhan
siswa, serta sesuai materi ajar yang disampaikan.
20
Musfiqon. op.cit.,h. 116.
21
Ibid.
22Ibid.,
Musfiqon mengemukakan juga sedangkan, relevansi
keluar adalah pemilihan “media yang disesuaikan dengan
kondisi perkembangan masyarakat.”23
Dalam hal ini, prinsip keluar lebih menekankan pada
kondisi peserta didik. Media yang dipilih harus disesuaikan
dengan apa yang digunakan masyarakat luas. Oleh karena
itu, media pembelajaran disesuaikan dengan problem yang dihadapi siswa serta disesuaikan dengan perkembangan di
kalangan peserta didik. Artinya, media yang digunakan
sesuai dengan konteks kehidupan sehari-hari peserta didik
yang dapat dilihat, dialami dan didengar. Semakin relevan
media yang dipilih guru maka akan semakin mendukung
pencapaian indikator belajar siswa.
(3). Prinsip Produktivitas
Walaupun sudah ada dua prinsip pemilihan media, guru juga perlu mempertimbangkan “prinsip produktifitas dalam memilih media pembelajaran.Produktifitas dalam pembelajaran dapat difahami pencapaian tujuan pembelajaran secara optimal dengan menggunakan sumber daya yang ada, baik sumber daya manusia maupun sumber daya alam.”24
Dalam media pembelajaran, guru dituntut untuk bisa
menganalisis apakah media yang digunakan bisa
meningkatkan pencapaian tujuan belajar atau tidak. Jika
media yang digunakan bisa menghasilkan dan mencapai
indikator dan tujuan pembelajaran lebih baik dan banyak
maka media tersebut dikategorikan media produktif.
Menurut Musfiqon dalam memilih “media perlu mempertimbangkan prinsip produktifitas. Tentunya media yang produktiflah yang seharusnya digunakan guru dalam melakukan pembelajaran. Semakin produktif media yang digunakan maka akan semakin cepat dan tepat tujuan pembelajaran terealisasikan.”25
23
Musfiqon. op.cit.,h. 117.
24
Ibid.
25
b) Kriteria Pemilihan Media
Selain prinsip pemilihan media tercapai, dalam memilih
media guru perlu menganalisis kriteria-kriteria pembelajaran.
Proses pemilihan media pembelajaran tidak sama dengan
pemilihan buku pegangan dalam pembelajaran.
Para pakar media pembelajaran telah merumuskan
kriteria-kriteria pemilihan media, ada beberapa kriteria yang
patut diperhatikan dalam memilih media, diantaranya:
(1) Kesesuain dengan tujuan
“Pembelajaran dilaksanakan dengan mengacu
pada tujuan yang telah dirumuskan.”26
Azhar Arsyad mengemukakan “Media dipilih
berdasarkan tujuan instruksional yang telah ditetapkan
yang secara umum mengacu kepada salah satu atau
gabungan dari dua atau tiga ranah kognitif, afektif, dan
psikomotorik.”27
Tujuan yang dirumuskan ini merupakan kriteria
yang paling pokok, sedangkan tujuan pembelajaran
yang lain merupakan kelengkapan dari kriteria utama
ini. Perlu diingat, kehadiran media dalam proses belajar
mengajar merupakan untuk mendukung pencapaian
tujuan pembelajaran agar lebih efektif dan efesien.
(2) Kesesuain dengan tujuan
Menurut Musfiqon “Tepat guna dalam konteks
media pembelajaran diartikan pemilihan media telah
didasarkan pada kegunaan. Jika media itu dirasa belum
tepat dan belum berguna maka tidak perlu dipilih dan
digunakan dalam pembelajaran.”28
26
Ibid.
27
Azhar Arsyad, op. cit., h. 75.
28
Menurut Azhar Arsyad “tepat untuk mendukung
isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip, atau
generalisasi.”29 Jika materi yang akan dipelajari adalah
bagian-bagian yang penting dari benda, maka gambar
seperti bagan dan slide dapat digunakan. Apabila yang
dipelajari adalah aspek-aspek yang menyangkut gerak,
maka media film atau video akan lebih tepat.
(3) Keadaan peserta didik
Menurut Arsyad kriteria pemilihan “media yang
baik adalah disesuaikan dengan keadaan peserta didik,
baik keadaan psikologis, filosofis, maupun sosiologis
anak.”30
Karena jikalau media pembelajaran tidak
disesuaikan dengan kondisi peserta didik tidak dapat
membantu banyak dalam memahami materi ajar.
Menurut Arsyad media yang efektif adalah
“media yang penggunaannya tidak tergantung dari
perbedaan individual siswa. Oleh karena itu, agar
media sesuai dengan bekal awal maka sesuaikanlah
media itu dengan apa yang telah difahami siswa.”31
(4) Ketersediaan
Walaupun suatu media dinilai sangat tepat untuk
mencapai tujuan pembelajaran, media tersebut tidak
dapat digunakan jika tidak tersedia. Menurut
Wilkinson, “media merupakan alat mengajar dan
belajar, peralatan tersebut harus tersedia jika
dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan siswa dan
guru.”32
29
Azhar Arsyad, op. cit., h. 75.
30
Ibid.
31
Ibid.
32Ibid.,
Dengan demikian, seorang guru jangan sampai
menentukan media pembelajaran yang tidak tersedia di
sekolah. Jika guru kesulitan untuk membuat dan
memproduksi media maka pilihlah media alternatif
yang tersedia di sekolah.
(5) Biaya Kecil
“Jika tidak tersedia waktu, dana, atau sumber
daya lainnya untuk memproduksi, tidak perlu
dipaksakan.”33 Faktor biaya seringkali menjadi
pertimbangan utama dalam pemilihan media
pembelajaran.“Biaya yang dikeluarkan untuk
memperoleh dan menggunakan media hendaknya
benar-benar seimbang dengan hasil-hasil yang akan
dicapai.”34
Dalam memilih media seorang guru tidak
diperkenankan memilih media yang biayanya mahal
tapi pembelajarannya tidak seimbang dengan biaya
yang harus dikeluarkan untuk memproduksi media
tersebut. Jikalau masih dilakukan maka akan
mengalami kerugian. Pilihlah media yang biayanya
murah dan sederhana tetapi hasilnya optimal dan
baik.Kalaupun harus memilih media yang mahal maka
hasilnya harus lebih besar dan lebih bagus.
(6) Keterampilan Guru
“Aspek keterampilan guru ini sering kali menjadi
kendala tersendiri dalam proses pemilihan media.
Banyak guru yang memilih media sederhana dengan
33
Azhar Arsyad, op. cit., h. 76.
34
alasan tidak bisa mengoperasionalkan media yang lebih
canggih atau modern.”35
Guru terampil menggunakannya. Ini merupakan
salah satu kriteria utama. “Apapun media itu, guru
harus mampu menggunakannya dalam proses
pembelajaran. Nilai dan manfaat media amat ditentukan
oleh guru yang menggunakannya.”36
Seperti proyektor transparansi (OHP), proyeksi
slide dan film, komputer, dan peralatan canggih lainnya
tidak akan mempunya arti apa-apa jika guru belum
dapat menggunakannya dalam proses pembelajaran
sebagai upaya mempertinggi mutu dan hasil belajar.
Apapun media yang dipilih, guru harus mampu
menggunakannya dalam proses pembelajaran.
(7) Mutu Teknis
Kualitas “media jelas mempengaruhi tingkat
keterampilan pesan atau materi pembelajaran kepada
anak didik.Untuk itu, media yang dipilih dan digunakan
hendaknya memilih mutu teknis yang bagus.”37
“Pengembangan visual baik gambar maupun
fotograf harus memenuhi persyaratan teknis tertentu.”38
Misalnya, media visual yang dipilih, baik gambar
maupun fotografi, harus memenuhi persyaratan teknis
tertentu. “Visual pada slide harus jelas dan informasi
atau pesan yang ditonjolkan dan ingin disampaikan
tidak boleh terganggu oleh elemen lain yang berupa
latar belakang.”39
35Ibid.
36
Azhar Arsyad, loc. cit.
37
Musfiqon. op.cit.,h. 121.
38
Azhar Arsyad, op. cit., h. 76.
39Ibid
Di atas telah disinggung mengenai kriteria mutu
teknis dalam pemilihan media pembelajaran, oleh
karena itu setiap peralatan yang digunakan guru
hendaknya memliki kualitas yang baik dan dapat
digunakan dengan mudah.
2. Powerpoint Sebagai Media Presentasi a. Pengertian Powerpoint
Menurut Asih Widi Harini dan Ridwan Sanjaya PowerPoint adalah aplikasi di dalam paket Microsoft Office yang digunakan untuk menyusun presentasi. Aplikasi ini sangat popular di kalangan professional, akademisi, praktisi, maupun pemula untuk aktivitas presentasi. Dalam sejarahnya, PowerPoint mengalami banyak perkembangan. Perusahaan pembuatnya, Microsoft, selalu konsisten mengembangkan fitur-fitur PowerPoint yang lebih kaya dan lebih mudah digunakan. Bahkan saat ini PowerPoint seakan-akan tekah menjadi program standar untuk presentasi. Kata PowerPoint sering kali digunakan sebagai kata pengganti untuk presentasi. Sama seperti Sanyo untuk menggantikan pompa air atau Aqua untuk air minum dalam kemasan. Apalagi dengan keunggulan dan pengoperasian, dapat dikatakan PowerPoint memiliki kelebihan dibandingkan dengan program lain yang sejenis.”40
Menurut Sindu Mulianto Sedangkan presentasi adalah “membawakan
atau menyampaikan suatu produk, ide/gagasan, proyek, usulan
kegiatan/proposal, program laporan, dan sebagainya di muka umum atau di
sekelompok orang.”41
Menurut EES Ada juga yang mengartikan presentasi dengan sebuah kegiatan yang menunjukkan atau menyajikan sebuah informasi atau gagasan kepada orang lain. Dalam kegiatan presentasi, dibutuhkan seseorang yang memiliki kemampuan untuk menjelaskan informasi dengan baik yang disebut presenter. Dalam kegiatan presentasi, presenter berusaha meyakinkan kepada pendengar atau audience mengenai informasi yang dimilikinya. Sebuah presentasi dapat dikatakan sukses jika presenter dapat meyakinkan dan audience paham/mengerti tentang informasi yang disampaikan presenter.”42
40
Asih Widi Harini, Ridwan Sanjaya. Panduan Cepat Menguasai PowerPoint 2010,
(Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2010), h.1. 41
Sindu Mulianto, dkk. Panduan lengkap Supervisi Diperkaya Perspektif Syariah,
(Jakarta: Elex Media Komputindo, 2006), h.144.
42
Jadi, presentasi yang penulis maksud merupakan sebuah aktivitas
menyampaikan gagasan atau materi dari seorang individu,guru,insrtuktur atau
pembimbing kepada para audiens, murid atau pendengar di dalam ruangan
khusus atau kelas dan waktu tertentu demi hasil yang ingin dicapai. Agar
penyamapaian materi tersebut bisa dipahami oleh murid dengan baik, penyaji
presentasi atau guru wajib mempersiapkan semua materi dalam slide-slide
presentasi yang menarik dengan bantuan microsoft PowerPoint.
Tidak semua orang mampu menyusun suatu paparan sehingga mudah
diterima oleh pihak lain sekalipun orang tersebut sebenarnya sangat
menguasai permasalahan yang akan dipresentasikan. Di Amerika sering
dilakukan survey yang hasilnya dimuat di majalah-majalah yang menyatakan
bahwa “ketakutan nomor satu”.43 Dari kebanyakan orang Amerika (dan juga
merupakan tendensi kebanyakan orang di seluruh dunia) adalah ketika dia
diminta untuk menjelaskan sesuatu di muka orang banyak (publik speaking).”44
Menurut Adi Kusrianto berikut ini beberapa hal yang harus diperhatikan
ketika membuat presentasi, yaitu:
1. Outline. Tuliskan garis besar atau topik utama presentasi, bukan dalam kalimat lengkap, untuk menjelaskannya, anda dapat menyampaikannya secara lisan.
2. Format slide. Gunakan tanda khusus misalkan bullet seperti ini atau bullet lainnya pada setiap point yang menurut anda penting dalam presentasi, yang akan di sampaikan yang tujuannya agar audiens tetap fokus dan tertarik pada apa yang akan anda sampaikan.
3. Format font.Gunakan font yang mudah di baca seperti arian atau time new roman. Gunakan size font yang berbeda untuk judul dan sub-judul, jangan sampai font terlalu kecil sehingga sulit untuk di baca, untuk warna font pilihlah warna yang kontras dengan background slide.
4. Design slide.Sebaiknya gunakan slide yang sederhana, simpel dan menarik. Dengan slide yang simpel anda akan lebih leluasa untuk menjelaskan materi, audiens pun akan lebih mudah memahami isi slide. Gunakan slide yang sama untuk satu topik presentasi.
43
Ketakutan yang kedua dan ketiga adalah takut akan ketinggian dan takut pada anjing galak. (Nancy Stevenson – Special Edition Using Microsoft PowerPoint)
44
5. Background.Jika ingin memakai background, pilihlah warna yang tidak terlalu kontras agar kalimat atau kata tetap dapat terbaca dengan baik. 6. Gambar, grafik, diagram.Anda dapat menambahkan gambar, grafik atau
diagram pada slide presentasi, karena biasanya data yang diajukan dengan gambar, grafik atau diagram akan lebih mudah dipahami.
7. Kesimpulan. Kesimpulan merupakan point penutup dalam sebuah
presentasi, anda dapat merangkum point-point penting dari presentasi
agar audiens dapat mengingat kembali topik yang telah diikuti.”45
Keberhasilan di dalam sebuah presentasi setidaknya terletak pada empat
unsur yang ada di dalamnya, yaitu
a) Presenternya, yaitu orang (Guru) yang menyampaikan presentasi secara langsung di depan audience (siswa).
b) Materi yang disampaikan, yaitu tema materi yang tepat yang akan disampaikan kepada audience (siswa).
c) Sarana yang dipergunakan untuk menyampaikan presentasi. Hal ini lagi-lagi yang pertama adalah slide show yang disusun berdasarkan materi yang ingin disampaikan. Karena saat ini yang penulis bahas tentang presentasi dengan PowerPoint, maka yang dimaksud tentu saja bagaimana kita mengemas materi presentasi dalam bentuk slide show. Faktor berikutnya adalah peralatan untuk menyampaikan slide show tersebut meliputi LCD Projector, Sound system apabila pada ruang yang cukup besar dan jumlah audience yang cukup banyak (tentu saja penulis perhatikan hampir di setiap semua ruangan dilengkapi dengan pengeras suara/sound system).
d) Yang terakhir tentu saja audience yang dijadikan sasaran sebagai penerima informasi. Jika ketiga unsur di atas telah dipersiapkan dengan baik, tetapi ternyata tidak ada audience-nya atau tema yang dipresentasikan tidak tepat sebagaimana yang dimaksud sebagaisasaran tersebut, maka rangkaian acara presentasi tersebut tidak akan sukses sebagaiamana yang diinginkan.”46
Mengingat peran slide begitu vital dalam sebuah presentasi, maka kita
dituntut untuk membuat slide presentasi dengan spektakuler dengan cara
mengubah warna background, menambahkan musik, efek transisi, atau efek
animasi. Untuk itulah, penulis akan menyajikan beragam pembahasan yang
berkaitan dengan slide presentasi berikut ini.
45 Ibid
,h. 1
46Ibid.,
1. Mengubah warna background slide
Secara default, background dokumen slide presentasi yag dibuat
dengan PowerPoint 2010 adalah putih.Agar presentasi menjadi kelihatan lebih unik dan menarik, kita dapat merubah warna background tersebut sesuai
dengan keinginan. Untuk melakukanya ikuti langkah-langkah dibawah ini:
a. Pilih slide yang akan diubah background warnanya, lalu buka tab Design.
[image:44.595.105.526.212.541.2]b. Kemudian klik ikon Background Style yang ada di bagian Background, lalu pilih opsi Format Background.
Gambar 2.1. Mengklik ikon background style lalu memilih opsi format backgroud
Gambar 2.2 Kotak dialog format background dengan opsi Fill yang sudah aktif
d. Terdapat beberapa pilihan jenis warna yang bisa digunakan untuk
mengubah warna background slide presentasi anda, yaitu:
• Solid Fill: untuk merubah warna background degan wara solid • Gradient Fill: untuk merubah warna background dengan warna
gradasi.
• Picture atau Texture Fill: untuk mengisi background denga gambar atau tekstur tertetu.
• Pattern Fill: untuk mengisi background dengan pola atau susuan warna tertentu.
2. Menambahkan musik atau audio
Kita dapat membuat presentasi dengan lebih spektakuler dengan
cara menambahkan file musik atau audio kedalamnya. Beberapa format
file musik atau audio yang sudah didukung oleh PowerPoint 2010 adalah MP3, WAV, MIDI, AAC, dan lain-lain. Untuk menambahkan file musik
atau audio ke dalam slide presentasi , ikuti langkah-langkah berikut ini:
Gambar 2.3 Mengklik ikon audio lalu memilih opsi Audio From File c. Lalu muncul kotak dialog Insert Audio, pilih file musik yag ingin anda
tambahkan, lalu teka tombol Insert.
Gambar 2.4 Memilih file musik lalu menekan tonbol Insert d. Setelah itu di dalam document slide presentasi anda akan muncuk ikon
Audio
3. Menambahkan efek animasi
Cara lain untuk membuat khutbah jumat menggunakan slide
PowerPoint lebih spektakuler adalah dengan menambahkan efek animasi pada objek yang ada dalam dokumen khutbah jumat. Dengan
menambahkan efek animasi ke dalam objek, objek tersebut akan
bergerak-gerak sesuai dengan efek animasi yang digunakan. MS PowerPoint 2010 sudah menyediakan empat macam kategori efek animasi yang terdiri dari
berbagai jenis efek animasi, yaitu:
a. Entrance
Efek animasi ini akan objekseakan-akan tampil masuk ke dalam slide
presentasi khutbah. Jenis efek yang masuk ke dalam kategori ini antara
lain Appear, Fade, Fly In, Splite, Wipe, Shape, dan sebagainya. b. Emphasis
Efek animasi ini akan menunjukkan keberadaan objek di dalam slide
presentasi khutbah. Jenis efek yang termasuk ke dalam kategori ini
adalah Pulse, Color Pulse, Teeter, Spin, Desaturate, Darken, Lighten,
Fiil Color, Font Color, dan lain-lain.
c. Exit
Efek animasi ini kebalikan dari efek Entrance, yaitu seakan-akan objek
tampil keluar dari slide presentasi khutbah. Jenis efeknya Disappear,
Fade, Fly Out, Splite, Wipe, Shape, dan sebagainya.
d. Motion Path
Efek animasi ini membuat objek tampil mengikuti garis lintasan yang
sudah anda tentukan.Jenis efek yang termasuk dalam kategori ini
adalah Lines, Arcs, Turns, Shapes, Loops, dan Custem Path.
Apabila kita ingin menambahkan efek animasi ke dalam slide
presentasi khutbah, ikuti langkah berikut ini:
a. Klik objek dalam slide presentasi yang akan ditambahkan efek animasi.
Gambar 2.6. Menekan tab Animationlalu mengklik ikon More. c. Setelah itu pilih salah satu jenis efek yang ingin kita gunakan,
misalnya Wipe.
Gambar 2.7. Memilih efek yang ingin digunakan
d. Objek yang sudah ditambahkan efek animasi akan ditandai dengan
[image:48.595.104.525.125.734.2]munculnya nomor pada objek yang menunjukan jumlah efek animasi.
Microsoft PowerPoint 2010 adalah aflikasi terbaru dan yang paling sempurna untuk menyajikan beragam materi presentasi. Selain karena
fitur-fitur yang menarik, aflikasi ini juga bisa digunakan oleh semua orang
sehingga mudah digunakan oleh semua kalangan.
b. Sejarah Perkembangan Powerpoint
Siapa yang tidak mengenal Microsoft PowerPoint? aplikasi terbitan Microsoft ini memang sangat populer bagi kalangan pelajar. Hampir semua
tugas presentasi sekolah kini lebih mengandalkan PowerPoint ketimbang harus menggunakan media kliping, tapi tidak semua orang tahu apa itu
PowerPoint dan bagaimana sejarah perkembangannya.
Menurut Asih Widi Harini dan Ridwan Sanjaya PowerPoint adalah aplikasi di dalam paket Microsoft Office yang digunakan untuk menyusun presentasi. Aplikasi ini sangat popular di kalangan professional, akademisi, praktisi, maupun pemula untuk aktivitas presentasi. Dalam sejarahnya, PowerPoint mengalami banyak perkembangan. Perusahaan pembuatnya, Microsoft, selalu konsisten mengembangkan fitur-fitur PowerPoint yang lebih kaya dan lebih mudah digunakan. Bahkan saat ini PowerPoint seakan-akan tekah menjadi program standar untuk presentasi. Kata PowerPoint sering kali digunakan sebagai kata pengganti untuk presentasi. Sama seperti Sanyo untuk menggantikan pompa air atau Aqua untuk air minum dalam kemasan. Apalagi dengan keunggulan dan pengoperasian, dapat dikatakan PowerPoint memiliki kelebihan dibandingkan dengan program lain yang sejenis.”47
Sejarah PowerPoint berawal pada akhir tahun 1983.kala itu Rob Campbell dan Taylor Pohlman mendirikan sebuah perusahaan bernama
Forethough, Inc. perusahaan ini kemudian mengembangkan aplikasi bitmap
berorientasi objek.
47
Gambar 2.9 Rob Campbell (Kiri) dan Taylor Pohlman (Kanan)
Pada tahun 1984, peruhasaan merekrut Bob Gaskins, seorang
mahasiswa Universitas of California, Berkeley bergelar Ph.D dan softwear
developer bernama Dennis Austin mengembangkan sebuah program bernama
Presenter. Aplikasi inilah yang menjadi cikal bakal PowerPoint.
Gambar 2.10 Dennis Austin (Kiri) dan Bob Gaskins (Kanan)
Pada tahun 1987, PowerPoint versi 1.0 dirilis, dan komputer yang didukungnya adalah Apple Machintosh. Pada waktu itu, PowerPoint masih menggunakan warna hitam dan putih, yang mampu membuat halaman teks
Gambar 2.11 PowerPoint Versi 1.0
Steve Andy Pascal mengemukakan Di penghujung tahun 1987, Forethought dan PowerPoint dibeli oleh Microsoft seharga 14 juta dollar. Tahun 1990 lahirlah PowerPoint versi windows untuk pertama kalinya. Di tahun yang sama pula, PowerPoint resmi bergabung dalam keluarga Microsoft Office. Sebagai bagian dari Microsoft Office, otomatis PowerPoint menjadi aplikasi presenter berkelas dunia. Dalam versi terbarunya, PowerPoint bukan hanya bisa menampilkan presentasi berwarna, tapi juga mampu menangani presentasi dalam bentuk film, musik, dan objek lainnya dalam halaman tersendiri yang biasa disebut slide. Analogi yang digunakan oleh system slide ini sama dengan prinsip yang digunakan oleh proyektor slide.”48
Gamba