METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian
L. Pengujian Instrumen
1. Uji coba instrumen media E-Learning bebasis Website dan Media Powerpoint
Dalam penelitian ini untuk uji coba instrumen media e-learning berbasis website dan media powerpoint adalah dengan uji validitas ahli dan isi. Pada uji validitas ahli, kisi-kisi instrumen yang telah tersusun divalidasi kepada bidang validitas yang dilakukan, yaitu untuk e-learning berbasis website yaitu, validitas penggunaan e-learning berbasis website,
21
Riduwan, op.cit., h.76.
22
kesesuaian bahasa kesesuaian gambar, kesesuaian video, terhadap isi materi dan kesesuaian contoh-contoh yang ditampilkan . sedangkan untuk media powerpoint yaitu validitas penggunaan media gambar, kesesuaian teks, terhadap isi materi dan kesesuaian contoh-contoh yang di tampilkan dalam presentasi materi. Bagi mahasiswa pendidikan IPS kosentrasi sosiologi bisa melibatkan guru mata pelajaran sosiologi di sekolah tempat penelitian, dosen pembimbing, atau dosen mata kuliah yang sesuai dengan materi yang diteliti.
Tabel.3.7
Kisi-kisi Uji Validitas Ahli Instrument E-Learning Berbasis Website
Kesesuaian Pernyataan No.Soal
Penggunaan E-Learning berbasis Website
• Kamu menyukai pembelajaran dengan menggunkan media E-learning berbasis website
• Kamu pernah belajar dengan bantuan E-learning berbasis website
• Kamu tidak menyukai
pembelajaran dengan
menggunakan media website • Kamu tidak pernah belajar
menggunakan website disekolah
1,2,11,12
Kesesuaian Bahasa • Kamu menyukai penjelasan / bahasa yang ditampilkan di website • Kamu tidak menyukai
penjelasan/bahasa yang ditampilkan di website
4,14
Kesesuaian
gambar/foto, video
• Kamu menyukai gambar/foto,video yang ditampilkan di website
terhadap isi materi tutwurihandayani.com • Kamu tidak menyukai gambar/foto,video yang ditampilkan di website tutwurihandayani.com Kesesuaian contoh
yang diberikan dengan isi pelajaran
• Kamu menyukai contoh-contoh dan tulisan-tulisan yang ada di website • Kamu tidak menyukai
contoh-contoh dan tulisan-tulisan yang ditampilkan di website 5,15 Kecocokan penggunaan E-Learning berbasis Website pada pelajaran sosiologi materi interaksi sosial
• Penggunaan E-Learning cocok untuk diterapkan pada pelajaran sosiologi materi interaksi sosial • Penyajian materi, video,diskusi
online, tes online membuatmu lebih tertarik belajar sosiologi materi interaksi social
• Penggunaan E-Learning tidak cocok untuk diterapkan pada pelajaran sosiologi materi interaksi sosial
• Penyajian materi, video,diskusi online, tes online tidak membuat kamu lebih tertarik belajar sosiologi materi interaksi sosial
Pengaruh E-Learning berbasis Website terhadap hasil belajar pelajaran sosiologi materi interaksi sosial
• Belajar menggunakan E-Learning membantu dalam memahami pelajaran sosiologi materi interaksi sosial
• Belajar dengan E-Learning
mempermudah kamu dalam belajar pada pelajaran sosiologi materi interaksi social
• Penggunaan E-Learning sangat efektif untuk meningkatkan hasil belajar pada pelajaran sosiologi materi interaksi sosial
• Belajar menggunakan E-Learning tidak membantu dalam memahami pelajaran sosiologi materi interaksi sosial
• Belajar dengan E-Learning tidak mempermudah kamu dalam belajar pada pelajaran sosiologi materi interaksi sosial
• Penggunaan E-Learning tidak efektif untuk meningkatkan hasil belajar pada pelajaran sosiologi materi interaksi sosial
8,9,10,18,19,20
Tabel.3.8
Kisi-kisi Uji Validitas Ahli Instrument Media Powerpoint
Kesesuaian Pernyataan No.Soal
Penggunaan Media Powerpoint
dengan menggunkan media Powerpoint
• Kamu pernah belajar dengan bantuan media Powerpoint
• Kamu tidak menyukai
pembelajaran dengan
menggunakan media powerpoint • Kamu tidak pernah belajar
menggunakan media powerpoint disekolah
Kesesuaian Bahasa • Kamu menyukai penjelasan / bahasa yang ditampilkan media powerpoint
• Kamu tidak menyukai penjelasan/bahasa yang
ditampilkan di media powerpoint
4,14
Kesesuaian
gambar/foto, video terhadap isi materi
• Kamu menyukai gambar/foto,video yang ditampilkan di media
powerpoint
• Kamu tidak menyukai gambar/foto,video yang
ditampilkan di media powerpoint
3,13
Kesesuaian contoh yang diberikan dengan isi pelajaran
• Kamu menyukai contoh-contoh dan tulisan-tulisan yang ada di media powerpoint.
• Kamu tidak menyukai contoh-contoh dan tulisan-tulisan yang
ditampilkan di media powerpoint • Kecocokan penggunaan media powerpoint pada pelajaran sosiologi materi interaksi sosial
• Penggunaan di media powerpoint cocok untuk diterapkan pada pelajaran sosiologi materi interaksi sosial
• Penyajian materi, video,
membuatmu lebih tertarik belajar sosiologi materi interaksi sosial • Penggunaan di media powerpoint
tidak cocok untuk diterapkan pada pelajaran sosiologi materi interaksi sosial
• Penyajian materi, video tidak membuat kamu lebih tertarik belajar sosiologi materi interaksi sosial 6,7,16,17 • Pengaruh media powerpoint terhadap hasil belajar pelajaran sosiologi materi interaksi sosial
• Belajar menggunakan media powerpoint membantu dalam memahami pelajaran sosiologi materi interaksi sosial
• Belajar dengan media powerpoint mempermudah kamu dalam belajar pada pelajaran sosiologi materi interaksi sosial
• Penggunaan media powerpoint sangat efektif untuk meningkatkan hasil belajar pada pelajaran
sosiologi materi interaksi sosial
• Belajar menggunakan media powerpoint tidak membantu dalam memahami pelajaran sosiologi materi interaksi sosial
• Belajar dengan media powerpoint tidak mempermudah kamu dalam belajar pada pelajaran sosiologi materi interaksi sosial
• Penggunaan media powerpoint tidak efektif untuk meningkatkan hasil belajar pada pelajaran sosiologi materi interaksi sosial
2. Uji Instrumen Tes Tertulis a) Pengujian Validitas Instrumen
Arikunto dalam Riduwan menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan validitas adalah ”suatu ukuran yang menunjukan tingkat keandalan atau kesahihan alat ukur. Dari pengertian itu dapat diartikan lebih luwes lagi bahwa valid itu mengukur apa yang hendak diukur.”23
Pengujian validitas yang digunakan dalam instrumen ini adalah validitas isi yang dalam penyusunan butir-butir soalnya disesuaikan dengan materi. Validitas butir soal untuk soal berbentuk pilihan ganda di uji dengan menggunakan koeefisien biseral , dengan rumus :
=Mp − MtSDt pq
Keterangan:
r
pbi=
angka indeks korelasi poin biseral23
Mp = Mean responden yang menjawab benar Mt = Mean secara keseluruhan
SDt = Standar deviasi total
P = Proporsi responden yang menjawab benar q = Proporsi responden yang menjawab salah Pengujian validitas ini menggunakan rumus Anates.
Adapun batas signifikan koefisen korelasi dari validitas tes adalah sebagai berikut:
Tabel 3.9
Batas Signifikansi Koefisien Korelasi
df (N-2) P= 0,05 P= 0,01 10 0.576 0.708 15 0.482 0.606 20 0.423 0.549 25 0.381 0.496 30 0.349 0.449 40 0.304 0.393 50 0.273 0.354 60 0.250 0.325 70 0.233 0.302 80 0.217 0.283 90 0.205 0.267 100 0.195 0.254 125 0.174 0.228 >125 0.159 0.208
Bila koefisien 0.000 berarti tidak dapat dihitung. Berdasarkan kriteria dengan batas signifikan pada tabel dapat diklasifikasikan soal pada validitas tes dengan batas signifikansi 0,05 adalah sebagai berikut:
Tabel 3.10 Kriteria Validitas Tes
Rentang Keterangan
>0.462 Sangat Signifikan
0.349-0461 Signifikan
0.128-0.348 Tidak Signifikan
<0.000 NAN
Perhitungan validitas dari 30 butir soal yang diujicobakan diperoleh hasil yang memiliki validitas yang sangat signifikan, signifikan dan tidak signifikan. Rekapitulasi perhitungan validitas hasil uji coba instrumen dapat dilihat pada tabel.
Tabel 3.11
Rekapitulasi perhitungan validitas Interpretasi
validitas
Nomor Soal Jumlah Persentase
Sangat Signifikan 3,5,8,9,25,27,28 7 23.3% Signifikan 2,4,6,7,10,11,12,13, 18,19,20,21,24 13 43.3% Tidak Signifikan 14,15,16,17,22 ,23,26,29,30 10 33.3%
Keterangan : Soal sangat signifikan dan signifikan diujikan kembali sedangkan soal yang tidak signifikan tidak diujikan
b) Pengujian Reliabilitas Instrumen
Menurut Suharsimi reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan. Suatu tes dapat dikatakan taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Maka pengertian reliabilitas tes, berhubungan dengan masalah ketetapan hasil tes, atau
seandainya hasilnya berubah-ubah, perubahan yang terjadi dikatakan tidak berarti.”24
Intrumen ini diuji dengan menggunkan Kuder Richardhon 20, dengan rumus :
= − 1 1 − ∑
Keterangan :
r
KR = Koefisien reliabilitas k = Banyaknya butir soal St2 = Varians skor butir PiQi = Varians skor butirPi = Proporsi jawaban benar untuk butir soal nomor i Qi = Proporsi jawaban salah untuk butir soal nomor i Penyajian realibilitas ini menggunakan program ANATES. Sedangkan Kriteria Realibilitas adalah sebagai berikut:
Tabel 3.12 Kriteria Realibilitas Nilai Kriteria 0.81- 1.00 Sangat tinggi 0.61- 0.80 Tinggi 0.41- 0.60 Cukup 0.21- 0.40 Rendah 0.00- 0.20 Sangat rendah
Berdasarkan pengujian realibilitas instrumen penelitian dari 30 soal di dapat realibilitas sebesar 0.62 yang tergolong dalam kategori tinggi. c) Pengujian Taraf Kesukaran Instrumen
Menurut Suharsimi soal yang baik adalah ”soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak
24
merangsang siswa untuk mempertinggi usaha memecahkanya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena di luar jangkauannya.”25 Oleh karena itu , maka perlu adanya pengujian taraf kesukaran.
Pengujian tes ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesukaran dari tiap item soal apakah mudah, sedang, atau sukar. Untuk menentukan tingkat kesukaran butir soal dapat meggunakan rumus:
=Ab + BbN
Keterangan:
TK = Tingkat kesukaran
Ab = Jumlah jawaban yang benar dalam kelompok atas (A) Bb = Jumlah jawaban yang benar dalam kelompok bawah (B) N = Jumlah siswa dalam kelompok A dan B
Taraf kesukaran ini diuji dengan menggunakan program ANATES. Sementara kriteria indeks kesukaran adalah sebagai berikut:
Tabel 3.13 Tingkat Kesukaran Soal
TK Tingkat Kesukaran
0.00 – 0.30 Soal Sukar
0.31 – 0.70 Soal Sedang
0.71 – 1.00 Soal Mudah
Berdasarkan pengujian tingkat kesukaran instrumen peneliti dari 30 soal, di dapatkan kategori soal yang termasuk mudah sebanyak 9 soal, dengan nomor soalnya adalah 3,10,12,16,17,20,21,27,28. Dan yang termasuk sedang terdapat 18 soal yaitu nomor 2,4,5,6,7,8,9,14,15,18,19,22,23,24,25,26,29,30. Sedangkan yang termasuk sukar terdapat 3 soal yaitu 1,11,13.
25
d) Pengujian Daya Pembeda
Menurut Suharsimi daya pembeda soal adalah ”kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah). Angka yang menunjukan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi disingkat D (d besar).seperti halnya indeks kesukaran, indeks diskriminasi (daya pembeda) ini berkisar antara 0.00 – 1,00 hanya bedanya, indeks kesukaran tidak mengenal tanda negatif (-) tetapi pada indeks diskriminasi ada tanda negatif. Tanda negatif pada indeks diskriminsi digunakan jika sesuatu soal ”terbalik”menunjukan kualitas testee. Yaitu anak pandai disebut bodoh dan anak bodoh disebut pandai.”26
Untuk menentukan tinggi rendahnyaa daya pembeda pada penelitian ini digunakan rumus:
# =∑ $% & −
∑ '
%( = $ − '
Keterangan :
D = Indeks daya pembeda
∑ $ = Jumlah peserta tes yang menjawab benar pada kelompok atas
∑ ' = Jumlah peserta tes yang menjawab benar pada kelompok bawah
nA = Jumlah peserta tes kelompok atas nB = Jumlah peserta tes kelompok bawah
PA = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar PB = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar Untuk menentukan daya pembeda menggunakan program ANATES.
26
Dengan klasifikasi daya pembeda sebagai berikut: Tabel 3.14
Kriteria Daya Beda
DP Tingkat DP
0-20 Kurang
21-40 Sedang
41-70 Baik
71-100 Baik Sekali
Berdasarkan pengujian daya pembeda instrumen penelitian dari 30 soal, di dapat kategori soal yang termasuk kurang sebanyak 5 soal, dengan nomor soalnya adalah 1,16,17,22,26. Kategori soal yang termasuk sedang sebanyak 7 soal dengan nomor soalnya adalah 11,13,14,15,21,23,29. Kategori soal yang termasuk baik sebanyak 12 dengan nomor soalnya adalah 2,4,6,7,10,12,18,19,20,24,25,30. Sedangkan untuk soal kategori baik sekali sebanyak 6 soal dengan nomor soalnya adalah 3,5,8,9,27 dan 28.
3. Lembar Observasi
Lembar Observasi yang digunakan untuk dapat mengambil perbedaan proses pembelajaran yang menggunakan E-Learning berbasis Website dan menggunakan media powerpoint. Lembar observasi ini di uji menggunakan uji ahli.
4. Angket
Agket yang digunakan adalah untuk mengukur seberapa besar tanggapan siswa terhadap penggunaan media E-Learning adan penggunaan media powerpoint dalam pembelajaran. Angket ini terdiri dari dua puluh soal dengan lima pilihan jawaban , angket ini diuji dengan menggunakan uji ahli.