• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KESIAPAN SUMBER DAYA MANUSIA DA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS KESIAPAN SUMBER DAYA MANUSIA DA"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KESIAPAN SUMBER DAYA MANUSIA

DALAM PENERAPAN TOTAL QUALITY

MANAGEMENT

TUGAS MATA KULIAH TOTAL QUALITY MANAGEMENT

OLEH:

WIDODO: 942015008

PROGRAM PASCASARJANA MANAJEMEN PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Otonomi pendidikan merupakan suatu bentuk reformasi yang perlu dijalankan dengan baik. Rich (2000) berpendapat bahwa reformasi bertujuan untuk memperbaiki penyalahgunaan, kesalahan, atau ketidakcocokan, kemudian membuat perubahan yang lebih baik ( to make changes to the better). Dengan reformasi, perbaikan kualitas pendidikan menuntut tingginya kinerja lembaga pendidikan dengan mengacu pada perbaikan mutu yang berkelanjutan, kreativitas, dan produktivitas pegawai (guru). Kualitas bukan saja pada unsur masukan (input), tetapi juga unsur proses, terutama pada unsur keluaran (output) atau lulusan, agar dapat memuaskan harapan masyarakat pelanggan pendidikan.

Kepala sekolah sebagai manajer sudah saatnya mengoptimalkan mutu kegiatan pembelajaran untuk memenuhi harapan pelanggan pendidikan. Sekolah berfungsi untuk membina SDM yang kreatif dan inovatif, sehingga lulusannya memenuhi kebutuhan masyarakat. Para manajer pendidikan dituntut mencari dan menerapkan suatu strategi manajemen baru yang dapat mendorong perbaikan mutu di sekolah. Penerapan TQM dalam pendidikan mengutamakan pencapaian harapan pelanggan melalui upaya perbaikan terus menerus, pembagian tangung jawab dengan pegawai dalam rangka meningkatkan kualitas pelajar.

(3)

saatnya memperhatikan dan menerapkan manajemen mutu terpadu (TQM) dalam rangka mengoptimalkan pencapaian mutu lulusan.

Pemberlakuan otonomi daerah dibawah payung Undang- Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang perimbangan Keuangan pusat dan Daerah, menuntut para manajer atau pengelola lembaga pendidikan, khususnya rektor dan kepala sekolah, untuk mengadopsi manajemen mutu terpadu bagi peningkatan mutu lulusan.

Mengelola Sumber Daya Manusia bukan lagi merupakan sebuah pilihan, melainkan sudah menjadi keharusan untuk bisa bersaing dalam dunia yang sangat kompetitif. Hal ini berlaku dalam semua bidang kehidupan termasuk di dalamnya dunia pendidikan. Di sini kesiapan menjadi faktor yang sangat menentukan keberhasilan usaha yang dilakukan.

Sumber Daya Manusia merupakan asset organisasi yang paling vital sekaligus pelanggan akhir yang menentukan kualitas akhir jasa dan organisasi. Jadi jika semua Sumber Daya Manusia yang ada di SMPN3 Salatiga mempunyai kesiapan untuk melaksanakan TQM, tentu dapat diharapkan implementasi Total Quality Management di sekolah ini akan sukses.

Yang terpenting ketika hendak memulai sesuatu adalah kondisi kesiapan untuk melaksanakan sesuatu itu. Aras pikir ini boleh disepadangkan dengan pola pikir MDI (2005) yang menyebutkan kesiapan sebagai “citra diri layanan pelanggan professional, yang terdiri dari pengetahuan, keterampilan dan sikap”.

Insight pemikiran ini menjadi penunjuk arah dalam mengerjakan karya tulis Total Quality Manajemen ini dengan fokus perhatian pada kesiapan SDM SMPN3 dalam menerapkan TQM di sekolah. Sekaligus munuju pada analisis SWOT perihal kekuatan-kelemahan dan peluang-ancaman. Demikian karya tulis ini akan didesain berdasarkan pada sistematika berikut:

Bab I, Pendahuluan Bab II, Landasan Teori

(4)

1.2 Permasalahan

1. Bagaimana kesiapan sumber daya manusia di SMP N 3 Salatiga ditilik dari sisi kemampuan dalam menerapkan TQM?

2. Hal-hal apa saja yang menjadi faktor kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman bagi sumber daya manusia di sekolah ini dalam rangka upaya penerapan TQM?

3. Strategi apa yang tepat berdasarkan kesiapan sumber daya manusia dan analisis SWOT untuk menerapkan TQM di SMPN 3 Salatiga.?

1.3 Tujuan

Kajian dan tulisan ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui kesiapan sumber daya manusia di SMPN 3 Salatiga ditilik dari sisi kemampuan dan kemauan dalam menerapkan TQM di sekolah tersebut.

2. Mengetahui hal-hal yang menjadi faktor kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman bagi sumber daya manusia di sekolah ini dalam rangka upaya penerapan TQM

3. Membuat usulan strategi yang tepat berdasarkan kesiapan sumber daya manusia dan analisis SWOT untuk menerapkan TQM di SMPN 3 Salatiga.

1.4 Batasan Pembahasan

(5)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Manajemen Mutu Terpadu

Total Quality management ialah continuous improvement (perbaikan terus menerus) dan quality improvement (perbaikan mutu). Untuk melaksanakan strategi manajemen diperlukan Sumber Daya Manusia yang siap dalam hal pengetahuan (knowledge) , keterampilan (skill), sikap(attitude). Titik pikir ini dapat dibandingkan dengan pandangan Ziglar (1998) yang mengatakan bahwa untuk dapat melakukan suatu pekerjaan dibutuhkan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang baik.

Menurut Sallis (2006) bahwa ”Total Quality Management is philosophy and a methodology which assists institutions to manage change and to set their own agendas for dealing with the plethora of new external pressures.” Pendapat ini menekankan pengertian bahwa manajemen mutu terpadu merupakan suatu filsafat dan metodologi yang membantu berbagai institusi, terutama industri, dalam mengelola perubahan dan menyusun agenda masing-masing untuk menanggapi tekanan- tekanan faktor ekternal.

TQM menfokuskan proses atau sistem pencapaian tujuan organisasi. Dengan dimulai dari proses perbaikan mutu, maka TQM diharapkan dapat mengurangi peluang membuat kesalahan dalam menghasilkan produk, karena produk yang baik adalah harapan para pelanggan. Jadi, rancangan produk diproses sesuai dengan prosedur dan tehnik untuk mencapai harapan pelanggan. Pengunaan metode ilmiah dalam menganalisis data diperlukan untuk menyelesaikan masalah dalam peningkatan mutu. Partisipasi semua pegawai digerakkan agar mereka memiliki motivasi dan kinerja yang tinggi dalam mencapai tujuan kepuasan pelanggan.

(6)

Smith (1994) menyebutkan strategi dalam konteks organisasi adalah kerangka kerja yang menentukan pilihan, dasar, dan arah suatu organisasi. Esensi strategi organisasi adalah menentukan sesuatu yang benar dilakukan (determining the right thing to do).

Dapat disimpulkan bahwa manajemen mutu terpadu merupakan suatu teori ilmu manajemen yang mengarahkan pimpinan organisasi dan personelnya untuk melakukan program perbaikan mutu secara berkelanjutan yang terfokus pada pada pencapaian kepuasan (expectation) pelanggan. Aras pikir ini boleh disepadankan dengan pola pikir MDI (2005) yang menyebutkan kesiapan sebagai “citra diri layanan pelanggan professional, yang terdiri dari pengetahuan, keterampilan dan sikap”.

B. GAMBARAN SEKOLAH

Identitas SMP Negeri 3 Salatiga

DATA IDENTITAS SEKOLAH

 Nama Lembaga : SMP Negeri 3 Salatiga

 Alamat : Jl Stadion No. 4

 Kotamadya : Salatiga

 No. Telp : ( 0298 ) 326260

 No. Dik Sekolah :

 No. kode Sekolah : 003

 No. Kode Pos : 50721

 No. NPWP Bendahara : 00.062722.4 – 505.000

 No. Statistik : 201036201003

 Status Sekolah : Tipe B

(7)

C. SEJARAH

SMP Negeri 3 Salatiga yang berlokasi di Jl. Stadion No. 4 dulunya berasal dari SMEP Negeri Salatiga, SMEP Negeri Salatiga didirikan pada tanggal 1 Agustus 1954 dengan kepala sekolah pertama Bp Soedjas ( Alm ). SMEP Negeri Salatiga mulai berdiri sampai akhir tahun 1972 tempatnya selalu berpindah – pindah, terakhir di SPG Negeri Salatiga Jl Kartini. Pada Tahun 1972 Bp. D Sucipto, BA Kepala Sekolah II mendapatkan surat kawat dari Kanwil Semarang yang isinya SMEP Negeri Salatiga diminta untuk pindah dari SPGN Salatiga. Karena SMEP belum mempunyai lokasi sendiri akhirnya Bp. D Sucipto, BA ( Alm ) menghadap Walikota Salatiga untuk minta disediakan lahan tanah, permintaan tersebut dikabulkan dengan diberi tanah di sebelah barat kampung Kridanggo dan juga Walikota memerintahkan untuk segera membangun sekolahan di lokasi tersebut.

Dana pembangunan diperoleh dari Kabag Ekonomi Kanwil dan dari dana POM ( Persatuan Orangtua Murid ) yang sekarang dikenal dengan istilah Komite Sekolah berujud kayu. Sehingga jumlah lokal yang tadinya hanya 6 lokal bertambah menjadi 8 lokal. Masing – masing 1 kantor, 1 ruang guru dan 6 kelas. Seseudah bangunan di Kridanggo jadi maka sejak tanggal 1 April 1973 SMEP Negeri pindah ke gedung sendiri yaitu di Jalan Kridanggo ( sekarang Jalan Stadion ). Karena ruang saat itu belum mencukupi maka siswa masuk pagi dan siang. Pada pertengahan tahun 1979/1980 SMEP Negeri Salatiga integrasi menjadi SMP Negeri 3 Salatiga

Personil kepala sekolah SMEP ~ SMP Negeri 3 Salatiga :

o Soedjas ( 1960 ~ 1969 )

(8)

o Purwadi Antoro, S.Pd ( 2003 -2008) o Arif Haryanto,S.Pd (2008- 2011)

o Drs. Bambang Subiyakto, M.Pd. (2011-2015) o Suyudi, M.Pd. (2015 sampai sekarang)

D. Visi dan Misi Sekolah

Kejar prestasi, pelopor dalam IPTEK yang dilandasi IMTAQ, Teladan dalam bersikap dan bertindak, untuk terwujudnya SMP Negeri 3 Salatiga nan SEGAR (Santun, Energik, Gembira, Arif, Re-evaluasi).

Indikator Visi :

1. Unggul dalam pengembangan kurikulum

2. Unggul dalam pengembangan tenaga kependidikan 3. Unggul dalam proses pembelajaran

4. Unggul dalam pengembangan fasilitas pendidikan 5. Unggul dalam peningkatan kelulusan

6. Unggul dalam peningkatan mutu kelembagaan 7. Unggul dalam penggalangan dana

8. Unggul dalam pengembangan standar penilaian 9. Unggul dalam prestasi akademik

10. Unggul dalam prestasi non akademik 11. Unggul dalam peningkatan iman dan taqwa

Misi sekolah :

1. Melaksanakan pengembangan kurikulum satuan pendidikan. 2. Melaksanakan pengembangan pemetaan KBK.

3. Melaksanakan pengembangan silabus.

(9)

5. Melaksanakan pengembangan sistem penilaian. 6. Meningkatkan pengembangan profesionalitas guru. 7. Meningkatkan kompetensi guru

8. Meningkatkan kompetensi tenaga tata usaha.

9. Melaksanakan monitoring dan evaluasi oleh Kepala Sekolah terhadap kinerja guru dan tenaga tata usaha.

10. Mengembangkan metode pengajaran untuk semua mata pelajaran. 11. Mengembangkan strategi pembelajaran.

12. Mengembangkan strategi penilaian.

13. Mengembangkan bahan, sumber pembelajaran. 14. Peningkatan dan pengembangan media pembelajaran. 15. Pengembangan sarana pendidikan.

16. Pengembangan prasarana pendidikan.

17. Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif 18. Pengembangan Income Generating Activities.

19. Mengembangkan standar pencapaian ketuntasan kompetensi. 20. Meningkatkan standar kelulusan tiap tahunnya.

21. Meningkatkan pengembangan kejuaraan lomba – omba akademik dan non akademik.

22. Mengembangkan dan melengkapi administrasi sekolah. 23. Melaksanakan implementasi MBS.

24. Melaksanakan monitoring dan evaluasi oleh sekolah tentang kinerja sekolah.

25. Melaksanakan supervisi klinis oleh kepala sekolah. 26. Mengembangkan sekolah menuju tercapainya SPM. 27. Menggalang partisipasi masyarakat.

28. Membuat jaringan informasi akademik di dalam sekolah. 29. Membuat jaringan kerja secara vertikal dan horisontal. 30. Mengembangkan jalinan kerja dengan penyandang dana. 31. Menggalang dana dari berbagai sumber.

(10)

33. Melaksanakan sistem subsidi silang.

34. Mengembangkan perangkat model penilaian pembelajaran.

35. Mengimplementasikan model evaluasi pembelajaran : ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ulangan kenaikan kelas. 36. Mengembangkan perangkat soal – soal untuk berbagai model evaluasi. 37. Mengembangkan pedoman – pedoman evaluasi.

38. Mengembangkan lomba – lomba, uji coba dalam usaha peningkatan standar nilai.

39. Menerapkan model – model pembelajaran bagi anak berprestasi, bermasalah, dan kelompok.

40. Meningkatkan prestasi akademik sekolah.

41. Meningkatkan standar pelayanan penunjang prestasi non akademik. 42. Meningkatkan standar pelayanan iman dan taqwa warga sekolah.

E. Tujuan SMP Negeri 3 Salatiga

Tujuan sekolah :

Tujuan yang akan dicapai dalam kurun waktu sampai dengan tahun 2011 adalah :

o Memiliki warga sekolah yang seimbang antara IMTAQ dan

IPTEK.

o Memiliki tim olah raga bola basket dan bola volly yang mampu

menjuarai di tingkat Propinsi.

o Memiliki tim Atletik yang mampu menjuarai di tingkat Propinsi. o Memiliki siswa yang berbudi pekerti luhur.

o Memiliki kelompok Karya Ilmiah Remaja ( KIR ) sekolah. o Memiliki group musik baik siswa maupun guru dan karyawan,

sehingga dapat diberdayakan di masyarakat dan mampu bersaing pada festival musik tingkat kota.

o Memiliki perpustakaan yang lengkap.

(11)

o Memiliki laboratorium bahasa.

o Memiliki laboratorium Ilmu Pengetahuan Sosial. o Memiliki laboratorium komputer yang representatif. o Memiliki Green House sekolah.

o Memiliki studio musik yang representatif.

o Memiliki lulusan yang cakap, handal, kreatif, kritis, dan mampu

bersaing pada era globalisasi.

o Memiliki tenaga pengajar yang mampu menyampaikan materi

pelajaran dengan dua bahasa ( Bilingual )

o Memiliki siswa yang mampu menggunakan bahasa Inggris sebagai

bahasa pengantar dalam menerima pelajaran.

o Memiliki siswa yang peka terhadap lingkungan sehingga mampu

menjaga dan melestarikan lingkungan hidup guna meningkatkan budaya manusia.

o memiliki warga sekolah yang mampu mengoperasikan komputer

pada tingkat mahir.

(12)

F. Data Personel SMP N3 Salatiga

No Kategori Subjek Jlh (Orang)

Usia (thn)

Jurusan Jumlah

Lulusan 1 Guru 50 28-50 S1 Pend.Psikologi

S1 Pend.Ekonomi SI Pend. Georafi SI Pend. Sejarah

S1 Pend.Bahasa Inggris S2 Manajemen Pend S1 Pend. Bahasa Indo S1 Pend.Teknik Elektro S1 Pend. Seni Musik SI Pend.Penjas

2 Pimpinan SMPWakasek 14 45- 55 S2 Manajemen PendS1 Pend. Fisika S1 Pend. Geografi

7 30-45 S1 Informatika S1 peternakan S1 Eko. Akuntansi

Kebersihan 6 25-35 SMASMP SD

(13)
(14)

BAB III

PEMBAHASAN DAN ANALISA SWOT

Berdasarkan teori dan data lapangan yang diperoleh maka klasifikasi data mengarah pada tiga hal yaitu:

Pertama, kesiapan SDM yang terdiri dari guru, pimpinan SMP, staf administrasi dan keuangan, satpam, dan petugas kebersihan untuk melakukan TQM, Kedua,

Kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman di SMP N 3 berdasarkan hasil analisa SWOT. Ketiga, Strategi pengembangan SMPN 3.

3.1 Kesiapan SDM untuk Melakukan TQM 3.1.1 Kesiapan Guru

Khusus untuk guru , selain data diperoleh dari wawancara (Lihat lampiran pedoman wawancara), observasi, dan studi dokumentasi , data tentang guru juga diperoleh dari Skala Penilaian Kesiapan Guru. Berikut adalah perhitungan Skala Penilaian Kesiapan Guru.

No Item Min Max Mean Keterangan

1 Pengetahuan 1 4 3,58 Sangat bagus

a.Pentingnya kualitas 1 4 3,77 Sangat bagus b. Pentingnya kualitas total 2 4 3,76 Sangat bagus

c. Pelanggan 1 4 3,20 Sangat bagus

2 Ketrampilan 1 4 3,29 Sangat bagus

a. Keandalan 1 4 3,20 Sangat bagus

b. Daya tanggap 1 4 3,31 Sangat bagus

c. Jaminan 1 4 3,47 Sangat bagus

d.Empati 2 4 3,48 Sangat bagus

3 Sikap: 1 4 3,45 Sangat bagus

a. Rendah hati 2 4 3,51 Sangat bagus

b.Optimis 2 4 3,72 Sangat bagus

c.Berpikir positif 1 4 3,63 Sangat bagus

d.Komitmen 2 4 3,60 Sangat bagus

e.terbuka 1 4 3,41 Sangat bagus

f. Persepsi yang sehat mengenai yayasan dan

(15)

pimpinan

Skor Minimum dan maksimun didasarkan pada skala diskusi.

Dari data tersebut mengarah dan menunjuk pada adanya kesiapan guru untuk melaksanakan TQM sangat bagus. Kesiapan guru dari sudut pengetahuan , ketrampilan dan sikap sangat bagus.

3.1.2 Tinjaun Kesiapan Dari Sudut Pengetahuan

Dari sisi pengetahuan guru sudah mempunyai pemahaman yang memadai tentang pengertian kualitas, pentingnya kualitas total, dan konsep tentang pelanggan. Pemahaman guru tentang pengertian kualitas dan pentingnya kualitas total memiliki mean yang relatif sama yakni 3, 77 dan 3, 76. Tetapi untuk konsep tentang pelanggan meannya 3, 20.

Jika dilihat dari konsep tentang pelanggan secara umum , mean 3,20 masih masuk dalam kategori sangat bagus. Tetapi cukup besar perbedaannya manakala dibandingkan dengan konsep mengenai pengertian kualitas dan pentingnya kualitas total.

Hal ini terjadi karena ada dua konsep tentang pelanggan yang memilki mean di bawah 3. Konsep pertama adalah “pelanggan tidak tergantung pada pemberi jasa, dalam konteks ini SMPN3, tetapi pemberi jasalah yang tergantung pada pelanggan”.

Konsep Kedua adalah “pemberi jasa bukan menolong pelanggan dengan melayaninya, tetapi pelangganlah yang menolong pemberi jasa dengan memberi kesempatan pemberi jasa untuk melayaninya.”

Secara umum guru masih berpendapat bahwa siswa dan orangtualah yang tergantung kepada sekolah karena siswalah yang membutuhkan pendidikan. Sekolah justru membantu siswa dengan memenuhi kebutuhan siswa tersebut. Tetapi dari sudut TQM, pandangan ini kurang tepat. Justru sekolahlah yang tergantung kepada siswa karena kalau tidak ada siswa, sekolah tidak bisa menjadi sekolah karena tidak ada siswa yang dididik.

(16)

melayani siswa . tetapi dari sudut TQM , konsep itu menjadi kurang tepat , karena manakala guru dapat melayani siswa, itu karena siswa memberi kesempatan kepada guru untuk melayani siswa. Apabila tidak ada siswa yang mau bersekolah di SMPN 3 , maka kendati guru ingin melayani siswa, guru tetap tidak mempunyai kesempatan untuk melayani.

Kedua konsep tersebut perlu dipahami dengan baik oleh guru supaya guru mengerjakan bagiannya dengan lebih sungguh-sungguh. Bila konsep ini dipahami secara baik guru akan semakin mengerti apa yang harus dilakukannya sebagai seorang guru. Guru akan memperhatikan kepentingan siswa sebagai pelanggan utamanya.

Dari hasil wawancara dan observasi didapat data bahwa sebagaian besar guru belum memiliki konsep tantang pelanggan internal. Selama ini yang dianggap sebagai pelanggan adalah siswa dan orangtua siswa. Padahal selain pelanggan eksternal ada juga yang disebut pelanggan internal. Setiap orang yag bekerja di sekolah dan ikut memberi jasa bagi temannya disebut dengan pelanggan internal.

Guru perlu memahami setiap orang yang bekerjasama di sekolah juga adalah pelanggannya yang perlu dipuaskan. Misalnya guru mata pelajaran selanjutnya atau staf administrasi dan keuangan yang berhubungan dengan guru.

3.1.3 Tinjauan Kesiapan Dari Sudut Keterampilan

Secara umum guru menilai kesiapan guru sendiri dari sisi ketrampilan sangat baik. Skala penilaian kesiapan guru menunjukkan bahwa ketrampilan guru dalam keandalan, daya tanggap, jaminan, dan empati sangat baik. Namun berdasarkan hasil perhitungan skala penilaian ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh guru untuk meningkatkan keterampilan guru.

(17)

pembelajara kreatif dengan berbagai macam metode agar siswa dapat dengan semangat mengikuti pelajaran. Tetapi ditinjau dari sisi potensi guru untuk melakukan pembelajaran kreatif, sebenarnya masih banyak guru yang belum maksimal. Bahkan masih juga ada guru yang memberi pelajaran secara konvensional . Hal ini perlu menjadi perhatian serius jika keterampilan guru ingin ditingkatkan.,

3.1.4 Tinjauan Kesiapan dari Sudut Sikap

Secara umum guru menilai kesiapan guru sendiri dari sudut sikap sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil skala penilaian dibandingkan dengan hasil wawancara, observasi dan studi dokumentasi.

Hampir semua guru tidak pernah berpikir untuk pindah dari SMPN3 Salatiga. Hal ini merupakan pertanda baik bagi permulaan pelaksanaan TQM , karena TQM membutuhkan loyalitas jangka panjang dari staf, terutama staf senior terhadap sebuah institusi , dalam hal ini merujuk pada SMPN3.

Secara umum guru tidak pernah mempertahankan bahwa pendapatnyalah yang paling benar. Sikap ini juga merupakan sikap positif sebagai pertanda bahwa adanya sebagian besar guru yang terbuka terhadap segala masukan.

Wawancara yang dilakukan dengan beberapa siswa dan orangtua siswa , jawaban mereka mengarah kepada adanya kepuasan dengan pembelajaran yang dilakukan di SMPN3. Hasil ini ada konsistensi dengan hasil wawancara dan observasi dengan guru . Dengan demikian dikatakan guru-guru siap untuk mulai melaksanakan TQM dalam pendidikan di SMPN3.

3.1.5 Kesiapan Staf Admnistrasi dan Keuangan

(18)

Ketika dikonfirmasi dengan data dari hasil observasi, wawancara dengan guru, dan pimpinan , ada beberapa hal yang perlu dibenahi pada diri staf dalam kaitannya dengan keterampilan dan sikap.

Keterampilan kerja staf pada umumnya sudah baik. Tetapi masih perlu ditingkatkan . Bukan sekedar menjadi pelaksana tetapi menjadi orang yang punya inisiatif dalam melaksanakan tugasnya dan menjadi kepala atas tugasnya sendiri. Secara umum staf administrasi menyadari bahwa kualitas sekolah baik, tetapi ternyata mereka tidak tahu visi dan misi sekolah. Hal ini perlu mendapat perhatian supaya staf tahu kemanakah sekolah ini akan mengarah.

3.1.6 Kesiapan Satpam

Dari hasil wawancara diketahui bahwa semua anggota satpam siap jika akan dilakukan perbaikan berkesinambungan di SMPN3. Satpam tahu bahwa kualitas kerja yang baik itu diperlukan. Sedangkan dari sisi ketrampilan, satpam menyadari ada hal-hal yang harus diperbaiki.

Dari hasil pengamatan, kerjasama antara satpam dan kinerja satpam dikatakan cukup baik. Tetapi kadang-kadang mereka menjadi kurang disiplin dalam menjaga pintu masuk, sehingga ada orang yang mestinya tidak berkepentingan dengan sekolah dapat masuk ke lokasi sekolah.

Dari hasil wawancara, anggota satpam menyadari kelebihan dan kekurangan masing-masing. Satpam minta dibimbing agar kinerjanya menjadi lebih baik. Hal ini menjadi pertanda baik karena satpam sudah memiliki kesadaran dan kesediaan untuk memperbaiki diri dan kinerjanya.

3.1.7 Kesiapan Petugas Kebersihan

Secara umum anggota petugas kebersihan siap untuk melakukan perbaikan berkesinambungan. Mereka tahu bahwa kualitas kebersihan yang baik sangat diperlukan. Mereka dapat mengevaluasi hasil kerja mereka dan merasa kurang puas.

(19)

penuh ramah. Mereka tahu dan siap dengan konsekuensi pulang sore kalau pekerjaan di sekolah belum selesai dan hal itu dilakukan tanpa mengeluh.

Kekuatan Dan Kelemahan Serta Ancaman dan Peluang Berdasarkan Analisa Swot

Untuk melakukan analisan SWOT perihal kekuatan dan kelamahan serta ancaman dan peluang , data dipilah dalam tiga kompenen yakni komponen input, proses dan output, dengan penghitungan bobot dan rating.

Kekuatan dan kelemahan input

NO Faktorinternal strategi Bobot Ratin g

Bx

R. No Faktorinternal strategi Bobot Ratin g

B x R

Kekuatan Kelemahan

1

Kemampuan dasar siswa yang masuk SPMN 3 sangat baik

0,11 4 0,44 1 Fasilitas

perpustakaan belum memadai diban-ding dengan jumlah anak

muda 0,1 4 0,4 2 Peralatanlaboratorium masih kurang

0,13

3 1 0,131

3 Guru bisa kerjasama dalam tim

4 Tidak merangkap menga-jar di SMP lain

0,09

8 2 0,196 4 Alattermasuk peragamedia audio visual sbg media pembelajaran ma-sih kurang

0,13 1 0,13

5 Rasio guru dan

siswa 1:20 0,097 3 0,291 5 Kebersihan sekolahma-sih kurang 0,13 1 0,128 6 Guru memahami

dinas pendidikan 0,098 2 0,196 8 Area sekolah terbagidalam dua lokasi yang berbeda

0,10

6 2 0,212

9 Ada coordinator dan supervisor bahasa inggris

0,10

6 4 0,424

10 Kebutuhan guru dari sisi kesehatan terpenuhi

0,09

7 3 0,291

(20)

8 6

Skor akhir 2,21

2

Peluang dan ancaman input

N

No Faktor strategi Esternal

1. Mulai berkembang banyak pelatihan yg ba-gus dan inovatif berkai-tan dg pendidikan yg bisa diikuti oleh guru

0,15 4 0,6 1 Anak-anak SMP menjadi target obat-obat

2. Banyak orangtua ingin

menyekolahkan anaknya di sini

0,14

8 4 0,592 2 Pemanfaatanteknologi un-tuk hal2 negatif

3 Tersedia banyak sumber belajar dari berbagai orangtua sibuk bekerja sehingga perlu menitipkan anak dalam jangka dengan pengawas sekolah dan mantan pengawas sekolah

0,14 1

4 0,5 64

6 Profesi guru bukan menja-di pilihan utama bagi masyarakat

0,13 1 0,13

7 Perkembangan teknologi

komunikasi dan informasi yang bisa diakses oleh

Total Skor 1 3,7

1 Total Skor 1 1,722

(21)

8

Kekuatan dan kelemahan proses

No Faktor strategi

internal Bobot Ratin g

perpustakaan be-lum memadai dibanding dengan jumlah anak sekolah bukan dipakai utk men-didikan holistik meliputi iman, karakter, akade-mis dan fisik

0,10

1 4 0,404 5 Kebersihansekolah masih kurang

character buil-ding untuk kurang terawat dan kurang memadai.

0,13 3 0,39

8 Mempunyai desain pem-belajran yang khusus

0,09

8 3 0,294

9 Anak pulang dalam kondisi sudah selesai semua tugasnya

dan sudah

0,09

(22)

makan siang 10 Prakarya tidak

menjadi beban orangtua karena diselesaikan di sekolah dan bahan disiapkan oleh guru.

0,09 6

4 0,3 84

Total Skor 1 3,6

99

Total Skor 1 2,27

8

Skor akhir 1,42

1

Peluang dan ancaman proses

No Faktor strategi

eksternal Bobot Ratin g

Bx

R. No Faktor strategieksternal Bobot Rating B xR

Peluang Ancaman

1. Kemajuan

pandangan ttg pola pendidikan yg baik utk anak memungkinkan sekolah dpt

mengem-bangkan metode pendi-dikan baru

0,20 2

4 0,8 08

1 Bermunculan SMP yg bertaraf

pendidikan yg baru mulai maju.

0,2 3 0,6 3 Muncul banyak les di luar sekolah sehingga anak merasa tidak perlu terhadap SMPN3 tinggi

0,19

9 3 0,597 4 Adanyapembicaraan negatif ttg SMPN3

berkembang sis-tem pendidikan

dunia yg

berpusat pada 0,19 8

(23)

anak sebagai

Kekuatan dan kelemahan output

No Faktor strategi

internal Bobot Rating BxR. No Faktor strategiinternal Bobot Rating B xR

5 3 1,005 1 Orangtua kuwatirbahwa anak tidak dapat mengikut dicek melalui post test

0,33

3 3 0,999 2 Orangtuamerasa nilai di SMPN3 mudah karena anak mandapat nilai bagus

Total Skor 1 3,3

32 Total Skor 1 2,55

Total skor akhir 0,7

82

(24)

No Faktor strategi

Eksternal Bobot Ratin g

Bx

R. No FaktorEksternal strategi Bobot Rating B xR

Peluang Ancaman

1. Perlu disipakan

anak yang

mempunyai jiwa beriman dan takwa

0,55 4 2,2 1 Orangtua melihat keberhasilan anak dari sisi hasil / nilai , dan bukan dari proses

0,5 2 1

2. Perlu adanya usaha

membangun generasi muda

yang siap

menghapi masa depan

0,45 4 1,8 2 Ambisi orangtua yang tidak realistis terhadap anaknya

0,5 2 1

Total skor 1 4 Total skor 1 2

Total skor akhir 2

3.2.Rencana Strategi Pengembangan Sekolah

3.2.1. Strategi Pengembangan Input SMPN3

Dari hasil analisa SWOT diperoleh hasil bahwa skor kekuatan dikurangi kelemahan = 2,212. Skor peluang dikurangi ancaman = 1,988. Itu berarti berada pada domain SO (Strengths-opportunities).

3.2.1. Strategi Pengembangan Proses SMPN3

(25)

3.2.2. Strategi Pengembangan Output SMPN3

Hasil analisa SWOT mengarah kepada kwadran SO (Strengths – Opportunities) untuk pengembangan Output. Dimana skor kekuatan dikurangi skor kelemahan = 0,728; dan skor peluang dikurangi ancaman= 2.

BAB 1V

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Paparan data yang ada, mengarah dan menunjuk pada penyimpulan berikut:

4.1.1 Kesiapan SDM Dalam Melaksanakan TQM

(26)

menunjuk pada siap secara pengetahuan, ketrampilan dan sikap untuk melaksanakan TQM.

4.1.2 Kekuatan Dan Peluang Serta Kesempatan dan Ancaman Di SMPN3

Dari analisa SWOT simpulan bermuara pada adanya keunggulan dalam hal input siswa dan guru, desain pembelajaran , hingga mencapai taraf internasional sebagai kekuatan yang dimiliki SMPN3. Sedangkan kelemahannya adalah fasilitas kurang, system analisa data masih manual, kekhawatiran orangtua terhadap desain pembelajaran yang beda dengan dengan SMP lain.

Peluangnya adalah banyak orangtua ingin menyekolahkan anaknya di SMPN3, adanya kebutuhan untuk menyiapkan generasi muda yang memiliki pendidikan yang berkualitas. Sedangkan yang menjadi ancaman adalah anak menjadi target narkoba, muncul SMP baru dengan taraf internasional, ambisi orangtua yang tidak realistis terhadap anaknya.

4.1.3 Strategi Pengembangan Sekolah

(27)

4.2 SARAN

1. Pimpinan SMPN3 agar tetap berpegang teguh pada komitmennya karena inisiatif upaya perbaikan berkesinambungan dimulai dari pihak manajemen.

2. Budaya kualitas di SMPN3 perlu diciptakan terlebih dahulu. Perlu dikondisikan situasi yang membuat SDM mau melakukan secara sukarela karena merasa memiliki sekolah sehingga ada kesadaran bahwa sekolah berkembang atau tidak tergantung dari setiap unsur SDM yang ada di SMPN3

3. Karena kunci keberhasilan TQM ada pada SDM, maka dalam melaksanakan strategi SO harus ada SDM yang memegang teguh komitmennya supaya TQM dapat berlangsung secara konsisten.

4. Membentuk tim quality control untuk memperhatikan dan memastikan bahwa ketika rencana pengembangan strategi dilaksanakan , semuanya dilaksanakan dengan kualitas yang benar-benar baik.

DAFTAR PUSTAKA

Lewis, Ralph. G, dan Smith, Douglas. H, 1994. Total Quality Higher Education.

Florida: St. Lucia Press.

Rich, John Martin, 2000. Innovation in Education: Reformers and Their Critic.

Boston: Allyn and Bacon.

Sallis, Edward, 2006. Total Quality management in Education (Manajemen Mutu Pendidikan), Jogjakarta: IRCiSoD.

Ziglar, Zig, 1998. Success for Dummy. IDG Books Worldwide.

(28)

Lampiran

Pedoman wawancara guru

1. Apa pendapat ibu/bapak mengenai kualitas SMPN3? 2. Bagaimana kualitas siswa SMPN3?

3. Bagaimana kualitas guru-guru SMPN3?

4. Bagaimana hubungan guru yang satu dengan yang lain? 5. Bagimana hubungan guru dengan pimpinan?

6. Bagaimana hubungan guru dengan siswa?

7. Apa pendapat ibu/bapak mengenai pengajaran, penilaian , metode pengajaran yang dilakukan oleh guru?

8. Apa pendapat ibu/bapak mengenai materi yang diberikan kepada siswa? 9. Bagaimana pembinaan iman dan karakter siswa di SMPN3

10. Apa target ibu/bapak untuk siswa yang anda ajarkan? 11. Apa pendapat ibu/bapak tentang visi dan misi SMPN3

(29)

14. Apa pendapat ibu/bapak tentang fasilitas sekolah? 15. Apa ibu/bapak sudah puas dengan kualitas SMPN3? 16. Perlukah kualitas itu ditingkatkan? Bagaimana caranya?

17. Apa guru-guru sudah sudah memenuhi criteria kualitas yang diharapkan?

Pedoman wawancara untuk staf administrasi dan keuangan

1. Apa pendapat ibu/bapak tentang kualitas SMPN3? 2. Bagaimana kualitas administrasi menurut anda?

3. Apa ibu/bapa sudah puas dengan kualitas SMPN3 sekarang?mengapa? 4. Apa staf SMP yang lain dan karyawan sudah memenuhi criteria kualitas

yang diharapkan?

5. Apa ibu/bapak tahu visi dan misi SMPN3? Bagaimana pendapat ibu/bapak tentang visi dan misi itu?

6. Apa ibu /bapak sudah puas dengan kualitas kerja ibu/bapak di SMPN3? 7. Apa ibu/bapak siap jika dilakukan perubahan manajemen secara total di

SMPN3?

8. Masalah/kesulitan apa yang ibu/bapak hadapi dalam melakukan pekerjaan?

9. Apa usul/masukan ibu/bapak untuk meningkatkan kualitas ?

Pedoman wawancara untuk Satpam dan Petugas Kebersihan

1. Apa pendapat ibu/bapak tentang kualitas SMPN3?

2. Apa ibu/.bapak sudah puas dengan kualitas yang sekarang? Mengapa? 3. Apa ibu/bapak puas dengan kualitas kerja anda?

4. Menurut ibu/bapak, bagian mana dari anda yang perlu dibenahi atau diperbaiki agar dapat mencapai kualitas yang maksimum?

Referensi

Dokumen terkait

Saran yang dapat disampaikan dari hasil penelitian mengenai Pengaruh Fluktuasi Harga Emas dan Kualitas Produk terhadap Profitabilitas Home Industry Perhiasan Emas di

Din as Pc r

Kabupaten/kota yang termasuk ke dalam interval ini adalah Humbang Hasundutan, Tapanuli Utara, kota Pematangsiantar, Toba Samosir, Dairi, Samosir, kota Medan, kota

Penyebaran Kuesioner dilakukan untuk mengetahui bagaimana persepsi mahasiswa terhadap keputusan pembelian produk sikat gigi formula dan dimensi persepsi mana yang paling

Biaya tenaga kerja langsung dikenakan pada operator pabrikasi dan operator assembling , karena biaya tenaga kerja tidak langsung adalah semua ongkos yang dibayarkan pada

Oleh karena itu, ada korelasi yang signifikan antara penguasaan frasa benda dan kemampuan menulis teks deskriptif pada siswa kelas sepuluh MAN 2 Kudus tahun ajaran

Terdapat BMN berupa Aset Tetap dan Aset Lain-Lain dalam kondisi rusak berat yang sudah diusulkan penghapusannya kepada Pengelola Barang pada Badan Pengawas Obat dan

Dari indikator kemampuan kognitif proses yang ditentukan diperoleh hasil sebagai berikut: siswa mencapai tahapan proses ilmiah sampai tahap publikasi prasiklus 0%,siklus