• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDUGAAN UMUR SIMPAN MINUMAN BERPERISA APEL MENGGUNAKAN METODE ACCELERATED SHELF LIFE TESTING (ASLT) DENGAN PENDEKATAN ARRHENIUS Shelf Life Determination of Apple Flavored Drink Using Accelerated Shelf Life Testing (ASLT) Method by Arrhenius Equation App

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENDUGAAN UMUR SIMPAN MINUMAN BERPERISA APEL MENGGUNAKAN METODE ACCELERATED SHELF LIFE TESTING (ASLT) DENGAN PENDEKATAN ARRHENIUS Shelf Life Determination of Apple Flavored Drink Using Accelerated Shelf Life Testing (ASLT) Method by Arrhenius Equation App"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

203

PENDUGAAN UMUR SIMPAN MINUMAN BERPERISA APEL MENGGUNAKAN

METODE

ACCELERATED SHELF LIFE TESTING

(ASLT) DENGAN

PENDEKATAN

ARRHENIUS

Shelf Life Determination of Apple Flavored Drink Using Accelerated Shelf Life

Testing (ASLT) Method by Arrhenius Equation Approach

Abisatya Widya Swadana1*, Sudarminto Setyo Yuwono1

1) Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, FTP Universitas Brawijaya Malang Jl. Veteran, Malang 65145

*Penulis Korespondensi, email: abisatya_ws@yahoo.com

ABSTRAK

Minuman ringan merupakan minuman olahan dalam bentuk bubuk atau cair yang mengandung bahan makanan atau bahan tambahan lainnya baik alami maupun sintetis, yang pada umumnya dikemas dalam gelas plastik PP. Informasi umur simpan untuk produk tersebut belum banyak dilaporkan.Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan laju perubahan mutu, menentukan parameter kritis, dan menduga umur simpan minuman berperisa apel dengan metode akselerasi (Arrhenius) yang disimulasikan pada tiga kondisi suhu penyimpanan pada inkubator (30⁰C, 35⁰C, dan 45⁰C). Parameter yang diamati selama proses penyimpanan adalah pH, warna, total asam, kadar vitamin C, total padatan terlarut, dan organoleptik.Penolakan panelis terjadi pada parameter aroma. Hasil penelitian menunjukkan nilai energi aktivasi terkecil digunakan untuk penentuan umur simpan produk yaitu parameter total asam (reaksi orde satu) dengan regresi linier y = -2127.944x – 0.244. Umur simpan minuman berperisa apel adalah 1 tahun 2 bulan pada suhu 25⁰C.

Kata kunci:ASLT, Minuman Berperisa Apel, Pendekatan Arrhenius, Umur Simpan

ABSTRACT

Soft drink is a formula drink in form of powder or liquid that contains food additives or other synthetic or natural good, generally that are packed in plastic glass PP. The information about expired date of apple flavored drinks are less.Aim of the study is to determine expired date of the apple flavored drinks and to explore the changes on quality during storage. Three conditions of storage temperature in the incubator (30

C ,35

C ,and 45

C) are used in this study. Parameters observed during the storage process are pH, color, total acid, vitamin C, total soluble solids, and organoleptic.Result show that aroma was

the critical parameter for the expired date. The total acid was used as a model in

determine expired date by linear regression y = -2127.944 x - 0.244 . The shelf life of

apple flavored drink is 1 year 2 months at 25

C.

Keywords: Apple flavored drink, Arrhenius Approach, ASLT, Shelf life

PENDAHULUAN

(2)

204 Informasi umur simpan produk sangat penting bagi banyak pihak, baik produsen, konsumen, penjual, dan distributor. Konsumen tidak hanya dapat mengetahui tingkat keamanan dan kelayakan produk untuk dikonsumsi, tetapi juga dapat memberikan petunjuk terjadinya perubahan citarasa, penampakan dan kandungan gizi produk tersebut. Bagi produsen, informasi umur simpan merupakan bagian dari konsep pemasaran produk yang penting secara ekonomi dalam hal pendistribusian produk serta berkaitan dengan usaha pengembangan jenis bahan pengemas yang digunakan. Bagi penjual dan distributor informasi umur simpan sangat penting dalam hal penanganan stok barang dagangannya.

Umur simpan produk pangan adalah selang waktu antara saat produksi hingga konsumsi di mana produk berada dalam kondisi yang memuaskan berdasarkan karakteristik penampakan, rasa, aroma, tekstur, dan nilai gizi [1]. Umur simpan didapatkan dari nilai energi aktivasi terendah atribut kritis mutu. Penentuan umur simpan minuman berperisa apel menggunakan metode Accelerated Shelf-Life Testing (ASLT) dengan pendekatan Arrhenius. Prinsip metode ASLT yaitu mempercepat kerusakan fisik-kimia produk dengan suhu kemudian ditentukan umur simpan yang sebenarnya dengan perhitungan matematis.

BAHAN DAN METODE

Bahan

Bahan yang digunakan dalam menduga umur simpan adalah produk minuman berperisa apel yang dikemas dalam kemasan PP 240 ml.Bahan untuk analisis yaitu aquades, larutan iodine 0.01 N, larutan pati 1%, larutan NaOH 0.1 N, indikator PP, asam askorbat, larutan asam oksalat standart, media agar PCA dan pepton yang didapat dari Laboratorium Kimia dan Biokimia Pangan dan Hasil Pertanian serta Laboraturium Mikrobiologi Pangan dan Hasil Pertanian, Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian.

Alat

Alat yang digunakan untuk mengkondisikan penyimpanan adalah oven listrik (Memmert).Alat yang digunakan dalam analisis yaitu seperangkat glassware,bola hisap (Merienfiel), spatula, timbangan analitik, pH meter (Ezido spec: PL 600 V 220 volt), Colour Reader, danHand Refractometer.

Desain Penelitian

Penelitian ini dilakukan menggunakan dua tahap yaitu penentuan karakteristik mutu kritis minuman berperisa apel dan penentuan umur simpan minuman berperisa apel menggunakan metode Accerelerated Shelf Life Testing (ASLT) yang menggunakan pengaruh suhu untuk mempercepat kerusakan dengan pendekatan Arrhenius[2]. Penentuan mutu kritis dilakukan menggunakan uji organoleptik [3], menggunakan 20 orang panelis tidak terlatih yang dilakukan setiap 7 hari sekali dengan analisis kimiawi dilakukan mulai pada hari ke – 0 dan pada saat minuman berperisa apel dinyatakan ditolak oleh panelis. Penentuan karakteristik mutu kritis ditetapkan pada suhu 45ºC dan penentuan umur simpan dengan pendekatan Arrhenius dilakukan pada tiga suhu yaitu 30ºC, 35ºC, dan 45ºC.

Tahapan Penelitian

1. Penentuan karakteristik mutu kritis minuman berperisa apel:

(3)

205

2. Penentuan Umur Simpan dengan Pendekatan Arrhenius:

a. Minuman berperisa apel disimpan dalam 3 suhu yang berbeda yaitu 30ºC, 35ºC, dan 45ºC, b. Semua suhu dilakukan pengamatan setiap 7 hari dengan pengamatan yang dilakukan terhadap parameter yang mempengaruhi yaitu, Total Asam Tertitrasi [4], Warna [5], pH [6], Total padatan terlarut[4], Kadar vitamin C[7], c. Dari hasil pengamatan minuman berperisa apel terhadap waktu akan diplotkan dan didapatkan 3 persamaan regresi yang didapat dari 3 suhu penyimpanan yang berbeda, d. Dari tiap-tiap persamaan akan didapatkan nilai slope (b) dan nilai konstanta (k), e. Penentuan orde reaksi yang akan digunakan menggunakan grafik orde nol yang merupakan hubungan antara nilai k dengan lama penyimpanan dan orde satu yang merupakan hubungan antara ln k dengan lama penyimpanan. Dari dua persamaan tersebut akan didapat R2 terbesar yang dipilih sebagai orde reaksi, f. Untuk pendekatan Arrhenius nilai k diplotkan dengan 1/T (K-1) dan ln K yang merupakan intersep dan slope dari persamaan regresi linier ln k= ln k0 -(E/R) (1/T) dengan ln k0 adalah intersep, E/R adalah slope, Ea adalah energi aktivasi dan R adalah konstanta gas ideal yaitu 1.986 kal/moloK, g. Setelah didapatkan nilai k0 yang merupakan faktor preeksponensial dan nilai energi aktivasi reaksi perubahan karakteristik minuman berperisa apel dimana EA = E, maka akan didapatkan persamaan Arrhenius yang merupakan persamaan laju reaksi perubahan karakteristik perubahan minuman berperisa apel dengan persamaan k – k0 . e –E/RT dengan T adalah suhu penyimpanan, h. Dengan persamaan Arrhenius yang didapat, maka dapat dihitung nilai konstanta Arrhenius dengan masing-masing suhu penyimpanan, i. Parameter yang memiliki nilai energi aktivasi yang terendah merupakan parameter kunci [10], j. Umur simpan dihitung menggunakan persamaan reaksi berdasarkan orde reaksinya, k. Untuk penentuan umur simpan minuman berperisa apel adalah dengan memasukkan nilai suhu ke dalam persamaan ln k=ln k0 – (E/R) (1/T). Nilai k yang didapat dimasukkan dalampersamaan orde reaksi untuk mendapatkan umur simpan minuman berperisa apel.

Prosedur Analisis

Pengujian organoleptik dilakukan setiap satu minggu sekali meliputi warna, kenampakan, aroma apel, aroma asam, serta rasa hingga 50% panelis menolak. Analisis Kimia meliputi analisis Total Asam Tertitrasi [4], Warna [5], pH [6], Total padatan terlarut[4], dan Kadar vitamin C[7]. Data yang didapat digunakan untuk menentukan umur simpan, dianalisis menggunakan metode regresi linier sederhana pada program Microsoft Excel.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Mutu Minuman Berperisa Apel

Pada pendugaan umur simpan minuman berperisa apel terlebih dulu dilakukan analisis terhadap parameter yang mempengaruhi mutu produk pada awal penyimpanan. Karakteristik mutu minuman berperisa apel dapat dipengaruhi oleh kondisi penyimpanan, komposisi bahan penyusun, proses pengolahan, dan pengemasan. Hasil analisis karakteristik mutu awal (A0) dapat dilihat pada Tabel 1.

(4)

206 Tabel 1. Karakteristik Mutu Minuman Berperisa Apel Sebelum Penyimpanan (A

0) Hari ke – 0

No Parameter Analisis Awal Penyimpanan

1 Kadar Vitamin C (mg/100ml) 2.03 2 Analisis Warna :

Tingkat Kecerahan Warna (L*) 32.54 Intensitas Warna Merah (a*) 11.91 Intensitas Warna Kuning (b*) 2.47

3 Total Asam (% asam) 0.63

4 pH 3.74

5 Total Padatan Terlarut (⁰Brix) 5.00 6 Total Mikroorganisme (CFU/ml) 0

Tabel 2. Rerata Score Uji Organoleptik Minuman Berperisa Apel Selama Penyimpanan Pada Suhu Kritis 45⁰C penentu kriteria penolakan konsumen terhadap minuman berperisa apel diikuti aroma asam, rasa, warna, kesulurahan (overall) dan kenampakan. Menurunnya parameter aroma dapat terjadi karena kurangnya ketahanan kemasan polypropylene (PP) dalam menahan gas [11]. Secara umum, hilangnya senyawa volatil pada aroma dan rasa mengikuti prinsip – prinsip permeasi yang sama untuk gas dan uap dalam bahan plastik seperti yang dijelaskan sebelumnya[12]. Nielsen, et al[13] juga mengungkapkan kemasan polypropylene mengalami penyerapan aroma (scalping) lebih besar dibandingkan daripada kemasan lain (LDPE, LLDPE, dan PET) sehingga menyebabkan hilangnya aroma apel ketika penyimpanan.

Setelah produk ditolak oleh lebih dari 50% panelis, minuman berperisa apel dianalisis karakteristik fisik kimianya seperti sebelum disimpan. Hasil analisis digunakan sebagai karakteristik mutu akhir minuman berperisa apel (At). Nilai karakteristik mutu akhir dari minuman berperisa apel (A

t) dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Karakteristik Mutu Minuman Berperisa ApelSetelah Penyimpanan (A t) Hari ke-85

No Parameter Analisis Akhir Penyimpanan

1 Kadar Vitamin C (mg/100ml) 0.93 2 Analisis Warna :

Tingkat Kecerahan Warna (L*) 37.90 Intensitas Warna Merah (a*) 3.20 Intensitas Warna Kuning (b*) 12.23

3 Total Asam (% asam) 0.41

4 pH 4.86

(5)

207

Kinetika Reaksi Dasar Untuk Menduga Penurunan Mutu

Kinetika reaksi dasar dihitung dari masing-masing produk yang disimpan pada suhu 30⁰ C, 35⁰C, dan 45⁰ C melalui analisis kimia yang meliputi vitamin C, pH, total asam tertitrasi, warna, serta total padatan terlarut. Konversi suhu dari ⁰C menjadi K dilakukan untuk perhitungan selanjutnya.

1. Vitamin C

Plot data hasil perubahan kadar vitamin C minuman berperisa apel selama penyimpanan pada tiga suhu dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Nilai Perubahan Kadar Vitamin C Minuman Berperisa Apel Pada 3 Kondisi Suhu Penyimpanan

Degradasi vitamin C secara aerob terjadi tergantung kadar oksigen tersisanya dalam produk pangan. Adanya ruang kosong dalam kemasan yang mengandung udara, memungkinkan terjadinya pemecahan vitamin C secara aerob. Oksigen dapat menyebabkan degradasi asam askorbat menjadi asam dehidroaskorbat. Gugus lakton dari asam dehidroaskorbat terhidrolisis menjadi asam 2,3-diketogulonat, yang tidak menunjukkan aktivitas vitamin C. Kemudian terjadi proses dekarboksilasi pada asam 2,3-diketogulonat menghasilkan xylosone, degradasi lebih lanjut membentuk senyawa furfural dan redukton [14].

Pemilihan kinetika orde reaksi penurunan kadar vitamin C dilakukan dengan cara membandingkan nilai koefisien korelasi (R2) tiap persamaan regresi linier pada suhu yang sama dari reaksi orde nol (A diplotkan terhadap waktu) dan reaksi orde satu (ln A diplotkan terhadap waktu). Orde reaksi dengan nilai R2 yang lebih besar merupakan orde reaksi yang digunakan [15]. Pemilihan orde perubahan kadar vitamin C dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Persamaan Regresi Linier Untuk Parameter Kadar Vitamin C (mg/100 ml sampel) Orde Nol dan Orde Satu Pada Minuman Berperisa Apel

Suhu

Dari Tabel 4 dapat diketahui bahwa koefisien korelasi orde nol lebih besar daripada koefisien korelasi orde satu (R2 orde nol > R2 orde satu), maka laju penurunan kadar vitamin C

(6)

208

2. Warna

Berikut adalah plot data hasil perubahan warna (∆E) minuman berperisa apel selama penyimpanan pada tiga suhu yang dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Nilai Perubahan Warna (∆E) Minuman Berperisa Apel Pada 3 Kondisi Suhu Penyimpanan

Perubahan warna yang semakin cerah diduga karena minuman berperisa apel mengandung bahan pewarna makanan yang bisa mengalami degradasi. Kehilangan warna pada makanan dan minuman yang mengandung bahan pewarna sunset yellow disebabkan karena perpecahan ikatan rangkap dimer dari 5-amino-6-hydroxy-2-naphthalene sulfonate dan kemungkinan juga dari p-aminobenzensulfonate [16]. Selanjutnya pemilihan orde perubahan derajat perubahan warna (∆E) dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Persamaan Regresi Linier Untuk Parameter Warna (∆E) Orde Nol dan Orde Satu Pada Minuman Berperisa Apel

Suhu (K)

Persamaan Reaksi R2

Ordo Nol Ordo Satu Ordo Nol Ordo

Satu

303 y = 0.1633x - 0,1835 y = 0.0950x – 0.2808 0.9717 0.8258 308 y = 0.2381x - 0,0618 y = 0.0698x + 0.5370 0.9969 0.9446 318 y = 0.2876x + 0,0311 y = 0.0677x + 0.7802 0.9942 0.9066

Dari Tabel 5 dapat diketahui bahwa koefisien korelasi orde nol lebih besar daripada koefisien korelasi orde satu (R2 orde nol > R2 orde satu), maka laju penurunan derajat perubahan warna (∆E) mengikuti reaksi orde nol.

3. Total Asam

Plot data hasil perubahan nilai total asam minuman berperisa apel selama penyimpanan pada tiga suhu dapat dilihat pada Gambar 3.

PP (polipropilene) merupakan plastik tipis yang tidak mengkilap mempunyai daya tahan yang cukup tinggi terhadap suhu tetapi bukan penahan gas yang baik [17]. Kandungan asam – asam organik yang bersifat volatil pada flavor apel seperti asam sitrat, asam butanoik, dan asam heksanoik [18] diduga mampu menguap keluar kemasan, sehingga mengakibatkan persentase total asam pada minuman berperisa apel menurun. Pemilihan orde perubahan nilai total asam dapat dilihat pada Tabel 6.

y = 0.1633x - 0.1835 R² = 0.9717 y = 0.2381x - 0.0618

R² = 0.9969 y = 0.2876x + 0.0311

R² = 0.9942

0 2 4 6 8 10

0 7 14 21 28

∆E

minggu ke

(7)

209 Gambar 3. Nilai Perubahan Total Asam Minuman Berperisa Apel Pada 3 Kondisi Suhu

Penyimpanan

Tabel 6. Persamaan Regresi Linier Untuk Parameter Total Asam Orde Nol Dan Orde Satu Pada Minuman Berperisa Apel

Dari Tabel 6 dapat diketahui bahwa koefisien korelasi orde nol lebih besar daripada koefisien korelasi orde satu (R2 orde nol< R2 orde satu), maka laju penurunan nilai total asam mengikuti reaksi orde satu.

4. pH

Plot data hasil perubahan nilai pH minuman berperisa apel selama penyimpanan pada tiga suhu dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4.Nilai Perubahan Nilai pH Minuman Berperisa Apel Pada 3 Kondisi Suhu Penyimpanan

Pemilihan kinetika orde reaksi penurunan nilai pH pada minuman berperisa apel dilakukan dengan cara membandingkan nilai koefisien korelasi (R2) tiap persamaan regresi linier pada suhu yang sama dari reaksi orde nol dan reaksi orde satu. Orde reaksi dengan nilai R2 yang lebih besar merupakan orde reaksi yang digunakan [15]. Pemilihan orde perubahan nilai pH dapat dilihat pada Tabel 7

y = 0.0019x + 3.7372

(8)

210 Tabel 7. Persamaan Regresi Linier Untuk Parameter Nilai pH Orde Nol dan Orde Satu Pada

Minuman Berperisa Apel

Dari Tabel 7 dapat diketahui bahwa koefisien korelasi orde satu lebih besar daripada koefisien korelasi orde nol (R2 orde nol< R2 orde satu), maka laju penurunan nilai pH mengikuti reaksi orde satu.

5. Total Padatan Terlarut

Plot data hasil perubahan total padatan terlarut minuman berperisa apel selama penyimpanan pada tiga suhu dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Nilai Perubahan Total Padatan Terlarut Minuman Berperisa Apel Pada 3 Kondisi Suhu Penyimpanan

Penurunan total padatan terlarut dapat terjadi karena berkurangnya total asam yang terlarut pada minuman berperisa. Menurunnya total asam disebabkan adanya senyawa asam volatil yang berkurang selama penyimpanan, dan mampu keluar dari kemasan polypropylene. PP (polipropilene) merupakan plastik tipis yang tidak mengkilap mempunyai daya tahan yang cukup tinggi terhadap suhu tetapi bukan penahan gas yang baik [17]. Selain itu berkurangnya kadar vitamin C, juga dapat mempengaruhi penurunan total padatan terlarut dalam produk.Pemilihan orde perubahan total padatan terlarut dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Persamaan Regresi Linier Untuk Parameter Total Padatan Terlarut Orde Nol Dan Orde Satu Pada Minuman Berperisa Apel

Suhu

(9)

211

Pendugaan Umur Simpan Minuman Berperisa Apel

Berikut disajikan persamaan regresi linier plot 1/T dan ln k yang merupakan persamaan Arrhenius untuk setiap parameter pengamatan minuman berperisa apel pada Tabel 9.

Tabel 9. Persamaan Arrhenius Tiap Parameter Minuman Berperisa Apel

No Parameter Analisis Persamaan Arrhenius

1 Kadar Vitamin C (mg/100ml) y = -2279.706x + 3.027

2 Warna (∆E) y = -3399.501x + 9.485

3 Total Asam Tertitrasi (% asam) y = -2127.944x – 0.244

4 pH y = -2674.064x + 1.512

5 Total Padatan Terlarut (⁰ Brix) y = -6561.057x + 13.891

Dari persamaan Arrhenius di atas, selanjutnya ditentukan nilai energi aktivasi (Ea) yang diperoleh dari kemiringan (slope) persamaan tersebut dan dipilih satu parameter yang paling mempengaruhi penurunan mutu minuman berperisa apel selama penyimpanan dalam berbagai variasi suhu yaitu parameter yang mempunyai nilai energi aktivasi (Ea) terendah karena semakin rendah nilai energi aktivasinya suatu reaksi akan berjalan lebih cepat berarti semakin cepat pula memberikan kontribusi terhadap kerusakan minuman berperisa apel. Dalam penelitian ini persentase total asam memiliki energi aktivasi terendah seperti yang ditunjukkan pada Tabel 10 sebesar 4226.097 kal/mol

Tabel 10. Nilai Energi Aktivasi Tiap Parameter Minuman Berperisa Apel

No Parameter Analisis Energi Aktivasi(kal/mol)

1 Kadar Vitamin C (mg/100ml) 4527.496

2 Warna (∆E) 6751.409

3 Total Asam Tertitrasi (% asam) 4226.097

4 pH 5310.691

5 Total Padatan Terlarut (⁰Brix) 13030.259

Berikut adalah hasil perhitungan umur simpan minuman berperisa apel pada berbagai suhu penyimpanan dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Hasil Perhitungan Umur Simpan Minuman Berperisa Apel Di Berbagai Suhu Penyimpanan Dengan Parameter Total Asam

Suhu

K Umur Simpan

(hari)

K C

298 25 0.0010110644 425.29 300 27 0.0010603601 405.52 303 30 0.0011375056 378.02

SIMPULAN

(10)

212

DAFTAR PUSTAKA

1) Institute of Food Science and Technology (1974). Shelf Life of Food. J. Food Sci. 39 : 861 – 865.

2) Herawati, H, 2008. Penentuan Umur Simpan Produk Pangan. Jurnal Litbang Pertanian, 27(4): 124-130.

3) Cahyawati, A. 2011. Pendugaan Umur Simpan Jamur Kancing (Agaricus bisporus) Beku Menggunakan Metode Accelerated Shelf Lifet Testing (ASLT) Dengan Pendekatan Arrhenius. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya. Malang.

4) AOAC. 2012. Official Methods of Analysis. Association of Official Analytical Chemist Inc, Washington DC.

5) Yuwono, S.S., dan Tri Susanto. 1998. Pengujian Fisik Pangan. Fakultas Teknologi Pertanian. Universitas Brawijaya. Malang.

6) Apriyantono, A, D. Fardiaz, N. L. Puspitasari, Sedarnawati, S. Budiyanto. 1998. Analisis Pangan. Petunjuk Laboratorium. IPB Press, Bogor.

7) Sudarmadji, S., Bambang Haryono, dan Suhardi. 2010. Prosedur Analisis untuk Bahan Pangan dan Pertanian. Liberty. Yogyakarta.

8) Hastuti, U. S. 2012. Penuntun Praktikum Mikrobiologi. UMM Press. Malang

9) Lawless, H.T., and Heymann. 1998. Sensory Evaluation of Food Principles and Practice. International Thompson Publishing. New York.

10) Dewi, R. 2010. Pendugaan Umur Simpan Keripik Cakar Ayam (ceker) Menggunakan Metode Accelerated Shelf Life Testing Dalam Berbagai Bahan Pengemas Dengan Memperhitungkan Biaya. Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya. Malang. 11) Buckle, K. A., R. A. Edwards, G. H. Fleet, dan M. Wootton. 2010. Ilmu Pangan.

Terjemahan: Purnomo H, Adiono. Jakarta: Universitas Indonesia Press.

12) Eskin M.N.A. and Robinson D.S. 2001. Food Shelf Life Stability. CRC Press. USA

13) Nielsen, T.J., Jagerstad, I.M., Oste, R.E. and Wesslen, B.O. 1992. Comparative absorption of low molecular aroma compounds into commonly used food packaging polymer film. Journal of Food Science, 57, 490-492.

14) Tatum, J. H., Philip, E. S., & Berry, R. E. (1969). Degradation products from ascorbic acid. Journal of Agricultural and Food Chemistry, 17(1), 38–40.

15) Labuza,T.P.and D.Riboh.1982.Theory and Aplication Of Arrhenius Kinetics to The Prediction of Nutrien Losses in Food. J. Food Technology 36:66-74.

16) Gosetti, F., V. Gianotti, S. Polati and Maria Carla Gennaro. 2005. HPLC-MS Degradation Study of E110 Sunset Yellow FCF in A Commercial Beverage. J. of Chromatography A, 1090 : 107-115.

17) Robertson L. 1993. Food Packaging Principle and Practice. New York : Marcell Dekker, Inc

Gambar

Tabel 3. Karakteristik Mutu Minuman Berperisa ApelSetelah Penyimpanan (A t) Hari ke-85
Tabel 4. Persamaan Regresi Linier Untuk Parameter Kadar Vitamin C (mg/100 ml sampel)
Tabel 5. Persamaan Regresi Linier Untuk Parameter Warna (∆E) Orde Nol dan Orde Satu Pada Minuman Berperisa Apel
Gambar 3. Nilai Perubahan Total Asam Minuman Berperisa Apel Pada 3 Kondisi Suhu Penyimpanan
+2

Referensi

Dokumen terkait

2236 ARIKA WIJAYA KUSUMA KALIGAWE WETAN SUSUKAN LEBAK. 2237 ARIS KALIGAWE WETAN

Advance Promo SimplePay 0% hingga 12 bulan di seluruh outlet Advance Berlaku dengan minimum transaksi Rp1.000.000,- Berlaku untuk seluruh PermataKartuKredit Berlaku hingga 10

Psikologi Universitas Indonesia Parenting, Sibling Psikologi UI/Jakarta Hubungan Antara Persepsi terhadap Perlakuan Orangtua dengan Agresivitas Saudara Kandung 8..

Hasil penelitian menunjukan bahwa edible film yang dibuat dari campuran komposit karagenan dan lilin lebah mempunyai karakteristik terbaik, yaitu kuat tarik tertinggi sebesar

Dalam Penerapan strategi pembelajaran ( preview, question, read, reflect,recite, dan review) PQ4R siswa dituntut untuk lebih kreatif dan aktif dalam membaca dan

Perbaikan pasal 32 ayat (4) UU Penanaman Modal merupakan penjabaran lebih lanjut dari penguatan kembali nasionalisme dalam kegiatan penanaman modal asing khususnya

Berdasarkan hasil penelitian dan uraian diatas disimpulkan penelitian ini telah menghasilkan media berbasis Animasi Stop Motion dan dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran IPA

Dengan demikian dari percobaan ini diketahui bahwa suplementasi askorbil fosfat magnesium sebagai sumber vitamin C dapat menstimulasi pematangan gonad, dan suplementasi