• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONSEP SISTEM RUANG TERBUKA HIJAU (2)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KONSEP SISTEM RUANG TERBUKA HIJAU (2)"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

BAB VI

KONSEP PENGEMBANGAN RUANG TERBUKA HIJAU

6.1. KONSEP SISTEM RUANG TERBUKA HIJAU

Secara umum, Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Perkotaan Deket Kabupaten Lamongan dikelompokkan ke dalam 2 (dua) kelompok yaitu RTH Publik dan RTH Privat. Namun jika dilihat dari pola pengadaan dan pemeliharaan, serta kemungkinan penggunaannya maka Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Perkotaan Deket Kabupaten Lamongan dapat dikelompokkan ke dalam beberapa kategori, yaitu:

 Ruang Terbuka Hijau (RTH) Publik;

Merupakan Ruang Terbuka Hijau (RTH) dalam jaringan kota yang terbuka dan dapat dicapai secara visual maupun fisik dan dapat dimanfaatkan oleh semua lapisan masyarakat dalam suasana kebebasan dan kesamaan derajat. Karena milik publik maka penyediaan dan pemeliharaannya menjadi tanggung jawab pemerintah

 Ruang Terbuka Hijau (RTH) Semi Publik;

Ruang Terbuka Hijau (RTH) milik publik yang karena sifat dan karakteristik penggunaannya, maka dibatasi penggunaannya untuk publik dan tidak dapat digunakan secara bebas oleh semua lapisan masyarakat.

 Ruang Terbuka Hijau (RTH) Semi Privat;

Merupakan Ruang Terbuka Hijau (RTH) pada lahan milik pribadi atau lembaga yang karena sifat kegiatannya dimungkinkan untuk penggunaan oleh publik secara terbatas.

 Ruang Terbuka Hijau (RTH) Privat;

(2)

Tabel 6. 1 Konsep Sistem Ruang Terbuka Hijau (RTH) Perkotaan Deket

1. RTH PADA JALUR JALAN KOTA

Jalur pengaman jalan 

Median Jalan 

Pulau Jalan 

2. RTH TAMAN, MONUMEN, DAN GERBANG KOTA

Taman batas kota 

Taman pintu masuk 

Taman Lingkungan  

3. RTH LAPANGAN OLAHRAGA DAN MAKAM

Makam  

Lapangan olahraga  

4. RTH PENGAMAN JALUR KA, SUTT, SUNGAI, BUFFER ZONE

Taman gedung komersil  

Sumber : Hasil Analisa

6.2. KONSEP PENGEMBANGAN RUANG TERBUKA HIJAU 6.2.1. Jalur Hijau Jalan

(3)

Gambar 6. 1

Konsep Tata Letak Jalur Hijau Jalan

A. Median dan Pulau Jalan

Median jalan adalah ruang yang disediakan pada bagian tengah dari jalan untuk membagi jalan dalam masing-masing arah serta untuk mengamankan ruang bebas samping jalur lalu lintas.

Saat ini di Perkotaan Deket Kabupaten Lamongan terdapat beberapa ruas jalan utama kota yang dikembangkan dalam dua jalur pergerakan jalan sehingga memiliki median seperti pada Jalan Arteri Urip Sumoharjo dan Jalan Lingkar (Ringroad) Perkotaan Deket Kabupaten Lamongan. Konsep pengembangan pada median jalan diusulkan beberapa hal sebagai berikut:

 Median jalan khususnya pada Ringroad diusulkan selebar 2-3 meter

 Jarak perpotongan median untuk gerakan berbelok kendaraan rata-rata 300

meter

 Agar tidak menghalangi pandangan pengemuidi, maka pada median jalan tidak

direkomendasikan ditanami pohon yang yang bertajuk lebar dan berdaun rindang.

 Lampu jalan dan perabot jalan yang ditempatkan pada median jalan

diperhitungkan untuk jalur jalan dengan kecepatan sedang hingga tinggi

(4)

Pada median Jalan, tanaman berfungsi sebagai penahan silau lampu kendaraan. Kriteria RTH pada median jalan antara lain:

 Merupakan tanaman perdu/semak

 Ditanam dengan rapat dan membentuk massa

 Tanaman memiliki ketinggian kurang dari 1,5 m

 Memiliki massa daun yang padat

Beberapa alternatif tanaman untuk pengisi RTH pada median jalan antara lain sebagai berikut:

 Bougenvill

 Kembang Sepatu

 Oleander

 Nusa Indah

Gambar 6. 2

Konsep Jalur Hijau Pada Median Jalan

B. Persimpangan Jalan

Beberapa hal penting yang perlu dipertimbangkan dalam penyelesaian lansekap jalan pada persimpangan, antara lain:

1) Daerah bebas pandang di mulut persimpangan

(5)

letak tanaman yang disesuaikan dengan kecepatan kendaraan dan bentuk persimpangannya.

Tabel 6. 2

Kriteria Pemilihan Tanaman Pada Persimpangan Jalan

2) Pemilihan jenis tanaman pada persimpangan

Penataan lansekap pada persimpangan akan merupakan ciri dari persimpangan itu atau lokasi setempat. Penempatan dan pemilihan tanaman dan ornamen hiasan harus disesuaikan dengan ketentuan geometrik persimpangan jalan dan harus memenuhi kriteria sebagai berikut:

 Daerah bebas pandang tidak diperkenankan ditanami tanaman yang menghalangi

pandangan pengemudi.

 Sebaiknya digunakan tanaman rendah berbentuk tanaman perdu dengan

ketinggian <0.80 m, dan jenisnya merupakan berbunga atau berstruktur indah, misalnya:

- Soka berwarna-warni (Ixora stricata) - Lantana (Lantana camara)

(6)

Gambar 6. 3

Konsep Jalur Hijau Jalan Pada Daerah Bebas Pandang

3) Bila pada persimpangan terdapat pulau lalu lintas atau kanal yang dimungkinkan untuk ditanami, sebaiknya digunakan tanaman perdu rendah dengan pertimbangan agar tidak mengganggu penyeberang jalan dan tidak menghalangi pandangan pengemudi kendaraan.

4) Penggunaan tanaman tinggi berbentuk tanaman pohon sebagai tanaman pengarah, misalnya:

 Tanaman berbatang tunggal seperti jenis palem

Contoh:

- Palem raja (Oreodoxa regia) - Pinang jambe (Areca catechu)

- Lontar (siwalan) (Borassus flabellifer)

 Tanaman pohon bercabang > 2 m

Contoh:

- Khaya (Khaya Sinegalensis) - Bungur (Lagerstromea Loudonii) - Tanjung (Mimosups Elengi)

C. Sempadan Jalan

(7)

Tabel 6. 3

Ketentuan Lebar Sempadan Bangunan Perkotaan Deket Kabupaten Lamongan

No Klasifikasi Jalan Lebar (m) GSB (m)

1 Arteri Primer 30 15

2 Arteri Sekunder 23 12

3 Kolektor Primer 18 8-12

4 Kolektor Sekunder 15 6-8

5 Lokal 7 4

 Peneduh

- ditempatkan pada jalur tanaman (minimal 1,5 m dari tepi median); - percabangan 2 m di atas tanah;

- bentuk percabangan batang tidak merunduk; - bermassa daun padat;

- berasal dari perbanyakan biji; - ditanam secara berbaris; - tidak mudah tumbang.

Gambar 6. 4

Konsep Jalur Hijau Jalan Sebagai Peneduh

 Penyerap polusi udara

(8)

- memiliki kegunaan untuk menyerap udara; - jarak tanam rapat;

- bermassa daun padat.

Gambar 6. 5

Konsep Jalur Hijau Jalan Sebagai Penyerap Polusi Udara

 Peredam kebisingan

- terdiri dari pohon, perdu/semak; - membentuk massa;

- bermassa daun rapat; - berbagai bentuk tajuk.

Gambar 6. 6

Konsep Jalur Hijau Jalan Sebagai Peredam Kebisingan  Pemecah angin

(9)

- bermassa daun padat;

- ditanam berbaris atau membentuk massa; - jarak tanam rapat < 3 m.

Gambar 6. 7

Konsep Jalur Hijau Jalan Sebagai Pemecah Angin

 Pembatas pandang

- tanaman tinggi, perdu/semak; - bermassa daun padat;

- ditanam berbaris atau membentuk massa; - jarak tanam rapat.

Gambar 6. 8

(10)

Penyediaan RTH pada taman, monumen dan gerbang kota diarahkan pada pengembangan konsep vegetasi yang lebih menonjolkan segi estetika guna memberi ruang kawasan yang asri dan harmoni. Penyediaan vegetasi pada kawasan ini dimaksudkan juga memberi visual kawasan yang harmoni antara estetika dengan fungsi lainnya salah satunya sebagai tempat bermain (Playground), istirahat (Rest) dan tanda

(sign). Diperlukan kriteria penyediaan Vegetasi yang memenuhi standart yang sesuai dengan fungsi dan karakter kawasan tersebut. Kriteria pemilihan vegetasi untuk Taman dan Gerbang kota adalah sebagai berikut:

a. Tidak Beracun, Tidak Berduri, Dahan Tidak Mudah Patah, Perakaran Tidak Mengganggu Pondasi;

b. Tajuk Cukup Rindang Dan Kompak, Tetapi Tidak Terlalu Gelap;

c. Ketinggian Tanaman Bervariasi, Warna Hijau Dengan Variasi Warna Lain Seimbang;

d. Perawakan Dan Bentuk Tajuk Cukup Indah; e. Kecepatan Tumbuh Sedang;

f. Berupa Habitat Tanaman Lokal Dan Tanaman Budidaya; g. Jenis Tanaman Tahunan Atau Musiman;

h. Jarak Tanam Setengah Rapat Sehingga Menghasilkan Keteduhan Yang Optimal; i. Tahan Terhadap Hama Penyakit Tanaman;

j. Mampu Menjerap Dan Menyerap Cemaran Udara;

k. Sedapat Mungkin Merupakan Tanaman Yang Mengundang Burung.

Tabel 6. 4

Konsep Pengembangan Vegetasi Taman, Monumen dan Gerbang Kota Perkotaan Deket Kabupaten Lamongan

No Jenis dan Nama

Tanaman Nama Latin Keterangan

(11)

No Jenis dan NamaTanaman Nama Latin Keterangan

11 bunga lampion brownea ariza berbunga 12 bungur langerstroemea floribunda berbunga 13 tanjung mimosup elengi berbunga 14 kenanga canangan odorata berbunga 15 sawo kecik manilkara kauki berbuah 16 akasia mangium accacia mangium

-17 jambu air eugenia aguea berbuah 18 kenari canarium commune berbuah sumber : Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di

Kawasan Perkotaan

catatan : pemilihan tanaman disesuaikan dengan kondisi tanah dan iklim

6.2.3. Makam dan Lapangan Olah Raga A. Makam

Penyediaan ruang terbuka hijau pada areal pemakaman disamping memiliki fungsi utama sebagai tempat penguburan jenasah juga memiliki fungsi ekologis yaitu sebagai daerah resapan air, tempat pertumbuhan berbagai jenis vegetasi, pencipta iklim mikro serta tempat hidup burung serta fungsi sosial masyarakat disekitar seperti beristirahat dan sebagai sumber pendapatan.

Untuk penyediaan RTH pemakaman, maka ketentuan bentuk pemakaman adalah sebagai berikut:

 ukuran makam 1 m x 2 m;

 jarak antar makam satu dengan lainnya minimal 0,5 m;

 tiap makam tidak diperkenankan dilakukan penembokan/ perkerasan;

 pemakaman dibagi dalam beberapa blok, luas dan jumlah masing-masing blok

disesuaikan dengan kondisi pemakaman setempat;

 batas antar blok pemakaman berupa pedestrian lebar 150-200 cm dengan deretan

pohon pelindung disalah satu sisinya;

 batas terluar pemakaman berupa pagar tanaman atau kombinasi antara pagar

buatan dengan pagar tanaman, atau dengan pohon pelindung;

 ruang hijau pemakaman termasuk pemakaman tanpa perkerasan minimal 70%

(12)

Gambar 6. 9

Konsep RTH Pemakaman

B. Lapangan Olah Raga

Penyediaan ruang terbuka hijau pada areal Lapangan Olah raga disamping memiliki fungsi utama sebagai tempat olah raga juga memiliki fungsi estetika dan ekologi yaitu sebagai peneduh, fungsi resapan tempat pertumbuhan berbagai jenis vegetasi, pencipta iklim mikro serta tempat hidup burung serta fungsi sosial masyarakat disekitar seperti beristirahat dan sebagai sumber pendapatan.

Untuk penyediaan RTH lapangan olah raga, maka ketentuan bentuk lapangan olah raga adalah sebagai berikut:

 Vegetasi dengan tajuk daun yang rindang

 Memberi batas sebagai gradasi lingkungan

 Sebagai fungsi estetika pada beberapa sudut kawasan

Arahan untuk jenis vegetasi pada kawasan lapangan olah raga adalah sebagai berikut :

(13)

g. Pohon puring h. Pohon palm

6.2.4. Pengaman Jalur (Sempadan) dan Buffer Zone Kota

Penyediaan RTH jalur (sempadan) dan Buffer Zone Kota pada arahan konsep diarahkan pada penyediaan RTH sempadan Jalur kereta api, RTH sempadan jaringan listrik tegangan tinggi dan RTH Sempadan sungai. Konsep pengembangan pada kawasan ini di arahkan dengan penataan serta pemilihan vegetasi yang sesuai dengan kondisi eksisting. Penataan pada pengaman jalur (sempadan) dan Buffer Zone Kota Penataan vegetasi pada kawasan ini lebih berfungsi sebagai konservasi dan safety, sedangkan untuk pemilihan vegetasi juga memiliki tipologi yang memberi fungsi lindung, dengan tajuk dan akar pohon yang lebih kuat dan memiliki masa tanam yang lama. Maka Diperlukan kriteria penyediaan Vegetasi yang memenuhi standart yang sesuai dengan fungsi dan karakter kawasan tersebut. Kriteria pemilihan vegetasi untuk Pengaman jalur ( sempadan) dan Buffer zone kota adalah sebagai berikut:

A. RTH Sempadan Jalur Kereta api

Kriteria pemilihan vegetasi untuk RTH ini adalah sebagai berikut: a. tumbuh baik pada tanah padat;

b. sistem perakaran masuk kedalam tanah, tidak merusak konstruksi dan bangunan;

c. fase anakan tumbuh cepat, tetapi tumbuh lambat pada fase dewasa; d. ukuran dewasa sesuai ruang yang tersedia;

e. batang dan sistem percabangan kuat; f. batang tegak kuat, tidak mudah patah; g. perawakan dan bentuk tajuk cukup indah;

h. daun tidak mudah rontok karena terpaan angin kencang;

i. buah berukuran kecil dan tidak bisa dimakan oleh manusia secara langsung;

j. tahan terhadap hama penyakit; k. berumur panjang.

(14)

disesuaikan dengan potensi dan kesesuaian pada daerah masing-masing. Pola tanam vegetasi di sepanjang rel kereta api harus memperhatikan keamanan terhadap lalu lintas kereta api, tidak menghalangi atau mengganggu penglihatan masinis, serta tidak menggangu kekuatan struktur rel kereta api. Pola tanam yang harus diperhatikan adalah sebagai

berikut:

a. jarak maksimal dari sumbu rel adalah 50 m;

b. pengaturan perletakan (posisi) tanaman yang akan ditanam harus

Tabel 6. 5

Konsep Pengembangan Vegetasi RTH Sempadan Jalur Kereta api Perkotaan Deket Kabupaten Lamongan

No Jenis dan Nama Tanaman Nama Latin

1 Flamboyan Delonix Regia 2 Angsana Ptereocarpus indicus 3 Ketapang Terminalia Cattapa 4 Kupu - Kupu Bauhinia Purpurea 5 Kiara payung Filicium Decipiesns

6 Johar Cassia Multiyoga 16 Liang Liu salix babilinica 17 Kismis muehlenbeckia sp

18 Ganitri Elaeocarpus grandiflorus 19 Saga adenanthera povoniana 20 Anting - Anting Elaeocarpus grandiflorus 21 Asam Kranji Pithecelobium Dulce

22 Johar Cassia Grandis

23 Cemara Cupresus papuana

24 Pinus pinus merkusii

25 Beringin Ficus Benjamina

sumber : Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan

(15)

Kriteria pemilihan vegetasi untuk RTH ini adalah sebagai berikut:

a. sistem perakaran yang kuat, sehingga mampu menahan pergeseran tanah; b. tumbuh baik pada tanah padat;

c. sistem perakaran masuk kedalam tanah, tidak merusak konstruksi dan bangunan;

d. kecepatan tumbuh bervariasi;

e. tahan terhadap hama dan penyakit tanaman;

f. jarak tanam setengah rapat sampai rapat 90% dari luas area, harus dihijaukan;

g. tajuk cukup rindang dan kompak, tetapi tidak terlalu gelap; h. berupa tanaman lokal dan tanaman budidaya;

i. dominasi tanaman tahunan;

j. sedapat mungkin merupakan tanaman yang mengundang burung.

Tabel berikut ini adalah alternatif vegetasi yang dapat digunakan pada RTH sempadan sungai, namun karena adanya perbedaan biogeofisik maka pemilihan vegetasi untuk RTH sempadan sungai disesuaikan dengan potensi dan kesesuaian lahan pada daerah masing-masing.

Tabel 6. 6

Arahan Konsep Pengembangan Vegetasi Sempadan Sungai Perkotaan Deket Kabupaten Lamongan

No Jenis dan Nama Tanaman Nama Latin

(16)

No Jenis dan Nama Tanaman Nama Latin

17 Kismis muehlenbeckia sp

18 Ganitri Elaeocarpus grandiflorus 19 Saga adenanthera povoniana 20 Anting - Anting Elaeocarpus grandiflorus 21 Asam Kranji Pithecelobium Dulce 22 Johar Cassia Grandis 29 pala hutan Myristica Fatua 30 cemara sumatra Casuarina Sumatrana 31 palur raja oreodoxa regia

32 kbeusi leutik Lindera Srtichchytolla 33 kaliandra Calliandra Marginata 34 balam sudu Palagulum Sumatranum 35 sawo duren Crysophylium cainito 36 kedinding albizzia Leppecioides 48 Tengkawang layar shandoricum koetjpe 49 Kecapi oerodoxa regia 50 Palem Raja poliantha laterflora 51 Kalak maniloa brawneodes 52 saputangan manejtera foetida 53 Bacang cinnamonum burmani 54 kayu manis feronia limonia 55 kawista cananglium odoratum 56 kenanga feronia limonia

57 - cananglium odoratum

58 - hpea bancana

(17)

No Jenis dan Nama Tanaman Nama Latin

60 Khaya k sinegalensis

61 khaya k grandiflora

62 khaya k anthotheraca

sumber : Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan

catatan : pemilihan tanaman disesuaikan dengan kondisi tanah dan iklim

Persyaratan pola tanam vegetasi pada RTH sempadan sungai adalah sebagai berikut:

a. jalur hijau tanaman meliputi sempadan sungai selebar 50 m pada kiri-kanan sungai besar dan sungai kecil (anak sungai);

b. sampel jalur hijau sungai berupa petak-petak berukuran 20 m x 20 m diambil secara sistematis dengan intensitas sampling 10% dari panjang sungai;

c. sebelum di lapangan, penempatan petak sampel dilakukan secara awalan acak (random start) pada peta. sampel jalur hijau sungai berupa jalur memanjang dari garis sungai ke arah darat dengan lebar 20 m sampai pohon terjauh;

d. sekurang-kurangnya 100 m dari kiri kanan sungai besar dan 50 m di kiri kanan anak sungai yang berada di luar permukiman;

e. untuk sungai di kawasan permukiman berupa sempadan sungai yang diperkirakan cukup untuk dibangun jalan inspeksi antara 10-15 m; f. jarak maksimal dari pantai adalah 100 m;

g. pengaturan perletakan (posisi) tanaman yang akan ditanam harus

6.2.5. Lahan Pekarangan

(18)

A. Kriteria Vegetasi untuk RTH Pekarangan Rumah Besar, Pekarangan Rumah Sedang, Pekarangan Rumah Kecil, Halaman Perkantoran, Pertokoan, dan Tempat Usaha

Kriteria pemilihan vegetasi untuk RTH ini adalah sebagai berikut: a. memiliki nilai estetika yang menonjol;

b. sistem perakaran masuk ke dalam tanah, tidak merusak konstruksi dan bangunan;

c. tidak beracun, tidak berduri, dahan tidak mudah patah, perakaran tidak mengganggu pondasi;

d. ketinggian tanaman bervariasi, warna hijau dengan variasi warna lain seimbang;

e. jenis tanaman tahunan atau musiman; f. tahan terhadap hama penyakit tanaman;

g. mampu menjerap dan menyerap cemaran udara;

h. sedapat mungkin merupakan tanaman yang mengundang kehadiran burung.

B. Kriteria Vegetasi untuk Taman Atap Bangunan dan Tanaman dalam Pot Kriteria pemilihan vegetasi untuk RTH ini adalah sebagai berikut:

a. tanaman tidak berakar dalam sehingga mampu tumbuh baik dalam pot atau bak tanaman;

b. relatif tahan terhadap kekurangan air;

c. perakaran dan pertumbuhan batang yang tidak mengganggu struktur bangunan;

d. tahan dan tumbuh baik pada temperatur lingkungan yang tinggi; e. mudah dalam pemeliharaan.

Tabel 6. 7

(19)

No Jenis dan Nama Tanaman Nama Latin Keterangan

I Perdu/Semak

1 Akalipa Merah acalypha wilkesiana Daun Berwarna 2 Nusa Indah Merah musaenda erythophylla Berbunga

3 Daun Mangkokan notophanax scuteralarium Berdaun unik 4 Bogenvil merah bougenvillea glabra Berbunga 5 Azalea rhododenron indicum Berbunga 6 soka daun besar ixora javonica Berbunga 7 bakung Crinum Asiaticum Berbunga 8 oleander Nerium Oleander Berbunga

9 palem kuning

Chrysalidocaus

Lutescens Daun Berwarna 10 sikas Cycas Revolata Bentuk unik

11 alamanda alamanda cartatica Merambat Berbunga 12 puring codiaeum varigatum Daun Berwarna 13 kembang merak caesalphinia pulcherima Berbunga

II Ground Cover

1 Rumput Gajah axonophus compressus Tekstur Kasar 2 Lantana Ungu lantana camara Berbunga 3 Rumput kawat cynodon dacylon Tekstur Sedang sumber : Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan

Perkotaan

catatan : pemilihan tanaman disesuaikan dengan kondisi tanah dan iklim

6.2.6. Taman Kantor

Arahan konsep pengembangan RTH untuk taman kantor diarahkan pada pengembangan vegetasi gradening serta berfungsi sebagai estetika dan pembatas gradasi kawasan . Kriteria Vegetasi untuk Taman Atap Bangunan dan Tanaman dalam Pot Kriteria pemilihan vegetasi untuk RTH ini adalah sebagai berikut:

a. tanaman tidak berakar dalam sehingga mampu tumbuh baik dalam pot atau bak tanaman;

b. relatif tahan terhadap kekurangan air;

c. perakaran dan pertumbuhan batang yang tidak mengganggu struktur bangunan;

(20)

Tabel 6. 8

Arahan Konsep Pengembangan RTH Taman Kantor Perkotaan Deket Kabupaten Lamongan

No Jenis dan Nama Tanaman Nama Latin Keterangan

1 Akalipa Merah acalypha wilkesiana Daun Berwarna 2 Nusa Indah Merah musaenda erythophylla Berbunga 3 Lidah Mertua Sansivera Berdaun unik 4 Bogenvil merah bougenvillea glabra Berbunga 5 Azalea rhododenron indicum Berbunga 6 soka daun besar ixora javonica Berbunga 7 oleander Nerium Oleander Berbunga 8 palem kuning Chrysalidocaus Lutescens Daun Berwarna 9 sikas Cycas Revolata Bentuk unik

10 alamanda alamanda cartatica Merambat Berbunga 11 puring codiaeum varigatum Daun Berwarna 12 kembang merak caesalphinia pulcherima Berbunga

sumber : Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan

catatan : pemilihan tanaman disesuaikan dengan kondisi tanah dan iklim

6.2.7. Taman Gedung Komersil

Kriteria Vegetasi untuk Taman gedung komersil pemilihan vegetasi untuk RTH ini adalah sebagai berikut:

a. tanaman tidak berakar dalam sehingga mampu tumbuh baik dalam pot atau bak tanaman;

b. relatif tahan terhadap kekurangan air;

c. perakaran dan pertumbuhan batang yang tidak mengganggu struktur bangunan;

d. tahan dan tumbuh baik pada temperatur lingkungan yang tinggi; e. mudah dalam pemeliharaan.

Tabel 6. 9

(21)

No Jenis dan Nama Tanaman Nama Latin

1 Flamboyan Delonix Regia 2 Ketapang Terminalia Cattapa 3 Kiara payung Filicium Decipiesns 4 Johar Cassia Multiyoga 12 Liang Liu salix babilinica 13 Kismis muehlenbeckia sp 21 pala hutan Myristica Fatua 22 cemara sumatra Casuarina Sumatrana

sumber : Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan

catatan : pemilihan tanaman disesuaikan dengan kondisi tanah dan iklim

6.3. RENCANA PENGEMBANGAN RUANG TERBUKA HIJAU 6.3.1. Jalur Hijau Jalan

RTH jalur hijau jalan merupakan RTH yang berada pada tepi kiri dan kanan jalan. RTH jalur hijau jalan ini akan direncanakan pada Jalan Panglima Sudirman dan Jalan Jaksa Agung Suprapto.

Konsep pengembangan RTH ini adalah pengembangan tanaman yang berfungsi untuk peneduh, penyerap polusi udara, peredam kebisingan. Adapun penempatannya disesuikan dengan kondisi jalan tersebut.

Jenis vegetasi yang dikembangkan dengan fungsi peneduh dan pola penataannya disyaratkan sebagai berikut :

 Ditempatkan pada jalur tanaman (minimal 1,5 m dari tepi median);

(22)

 Bentuk percabangan batang tidak merunduk;

 Bermassa daun padat;

 Berasal dari perbanyakan biji;

 Ditanam secara berbaris;

 Tidak mudah tumbang.

Sedangkan jenis vegetasi yang dikembangkan dengan fungsi sebagai penyerap polusi udara dan pola penataannya disyaratkan sebagai berikut :

 Penyerap polusi udara

 Terdiri dari pohon, perdu/semak;

 Memiliki kegunaan untuk menyerap udara;

 Jarak tanam rapat;

 Bermassa daun padat.

Gambar 6. 10. Perspektif Jalur Hijau Jalan

6.3.2. Taman Gerbang Kota

(23)

Konsep desain yang akan ditampilkan disini adalah menampilkan konsep taman pasif dengan fungsi taman sebagai estetika kawasan. Penataan RTH dilakukan dengan mengoptimalkan pemanfaatan tanaman hias perdu dan semak seperti bunga dan rumput untuk menutup permukaan taman (ground cover), dilengkapi lampu penerangan untuk taman.

Gambar 6. 11. Perspektif Taman Gerbang Kota

6.3.3. Sempadan Sungai

Kawasan ini merupakan kawasan konservasi yang harus dijaga agar nantinya bisa bermanfaat dalam menangani masalah erosi dan banjir jika debit air mengalami peningkatan hingga melebihi kapasitas. Oleh karena itu sempadan sungai ini akan ditanami dengan tanaman penghijauan yang perakarannya kuat mampu melindungi kawasan ini dengan baik.

Konsep yang akan diusulkan dalam perencanaan pengembangan tata hijau dikawasan ini adalah menjadikan kawasan ini menjadi lahan konservasi yang memiliki peran dalam menjaga kelestarian sungai, dengan ketetapan sempadan 3 meter dari kiri kanan sungai, jenis tanaman yang akan digunakan adalah jenis pohon dengan perakaran kuat, tanaman hias dengan berbagai macam bentuk ragam warna.

Tata Hijau

(24)

3 meter pada kiri kanan sungai dengan mengembangkan vegetasi pohon besar dan sedang.

2. Kawasan sempadan yang berbatasan langsung dengan jalan, maka pengembangannnya berupa vegetasi pohon besar dan sedang pada kiri kanan sungai berjejer mengikuti garis sempadan sungai dengan jarak tanaman 5 m, 3. Untuk mengoptimalkan fungsi kawasan sempadan, selain terdapat pohon

perlunya pengembangan perdu dan semak sebagai penutup permukaan tanah (ground cover).

Gambar 6. 12. Perspektif Sempadan Sungai

6.3.4. Sempadan Rel Kereta Api

Rencana pengembangan RTH sempadan rel KA direncanakan dengan konsep sebagai kawasan konservasi yang dapat memberikan kenyamanan bagi masyarakat sekitar, dan juga bagi para penumpang rel KA, yang sedang melewati Perkotaan Deket. Jenis tanaman yang dikembangkan berupa tanaman yang berfungsi untuk penyerap polusi udara dan peredam kebisingan, berupa tanaman jenis perakaran dan batang yang kuat. Selain pohon juga perlu penanaman perdu dan semak sebagai penutup permukaan tanah (ground cover). Status kawasan ini akan dikembangkan sebagai kawasan RTH pasif (tidak ada kegiatan didalamnya).

Rencana pengembangan sempadan rel KA ditetapkan sebagai berikut :

(25)

2. Pada kawasan yang sudah ada bangunannya ditetapkan sesuai batas kapling rumah.

Gambar 6. 13. Perspektif Sempadan Rel Kereta Api 6.3.5. Pekarangan Hunian

Pengembangan tata hijau untuk pekarangan rumah disesuaikan dengan lahan yang tersisa dengan ketetapan KDB, adapun pengembangan yang dilakukan :

1. Rumah Besar : KDB < 75 % jumlah pohon pelindung yang harus disediakan minimal 3 (tiga) pohon pelindung ditambah dengan perdu dan semak serta penutup tanah dan atau rumput.

2. Rumah Sedang : KDB < 75 % jumlah pohon pelindung yang harus disediakan minimal 2 (dua) pohon pelindung ditambah dengan tanaman semak dan perdu, serta penutup tanah dan atau rumput.

3. Rumah Kecil : KDB < 75 % jumlah pohon pelindung yang harus disediakan minimal 1 (satu) pohon pelindung ditambah tanaman semak dan perdu, serta penutup tanah dan atau rumput.

4. Sedangkan pada lahan dengan kapling tersisa cukup sempit penghijauan menggunakan tanaman hias dalam pot-pot tanaman atau pada lahan tersisa yang ada, terdapat juga tanaman peneduh yang dimiliki rumah-rumah warga yang berasal dari tanaman hias.

(26)

Pengembangan tata hijau kawasan pekarangan bangunan non hunian juga demikian yaitu disesuaikan dengan lahan yang tersisa dengan ketetapan KDB, adapun pengembangan yang dilakukan :

1. Untuk dengan tingkat KDB 70%-90% perlu menambahkan tanaman dalam pot;

2. Perkantoran, pertokoan dan fasilitas lainnya dengan KDB diatas 70%, memiliki minimal 2 (dua) pohon kecil atau sedang yang ditanam pada lahan atau pada pot berdiameter diatas 60 cm;

3. Persyaratan penanaman pohon pada bangunan non hunian dengan KDB dibawah 70%, berlaku seperti persyaratan pada RTH pekarangan rumah, dan ditanam pada area diluar KDB yang telah ditentukan.

Penghijauan yang dikembangkan merupakan perpaduan dari berbagai fungsi tanaman, yaitu tanaman hias dan tanaman penghijauan untuk memadukan antara kesan keindahan yang akan ditimbulkan dan fungsi peneduh yang akan memberikan kesejukan Iingkungan, sehingga akan menciptakan lingkungan yang estetis.

(27)

6.4. RENCANA PEMBANGUNAN RUANG TERBUKA HIJAU

Dalam Perencanaan Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Perkotaan Deket ini akan disertakan konsep pembangunan RTH dalam bentuk taman bermain anak dan wisata pancing. Rencana pembangunan RTH ini nantinya diharapkan akan menjadi stimulan bagi pembengunan RTH di Perkotaan Deket sehingga target untuk mencapai kekurangan RTH dapat terpenuhi.

6.4.1. Pemilihan Lokasi

Lokasi pembangunan RTH Kota harus memiliki beberapa kriteria tertentu, sehingga RTH yang nanti akan dibangun dapat berfungsi secara optimal sebagaimana yang diharapkan. Beberapa pertimbangan pemilihan lokasi untuk pilot project pengembangan RTH Kota adalah sebagai berikut:

 Memiliki luasan minimum untuk Taman publik sebesar 0,5 Ha;  Memiliki akses yang mudah dijangkau;

 Memiliki status yang jelas, lebih diprioritaskan jika status tanah adalah milik

Pemerintah Kota atau Kabupaten;

 Bukan merupakan lahan yang ditetapkan sebagai LP2B (Lahan Pertanian Pangan

Berkelanjutan);

 Jika lahan belum siap dibangun, maka perlu ada kegiatan pematangan lahan

terlebih dahulu;

 Kawasan disekitarnya memiliki potensi aktivitas tertentu yang dominan;

 Kawasan di sekitarnya memiliki issue strategis berkaitan dengan pengembangan

kawasan.

Berdasarkan hal tersebut, maka arahan lokasi pilot project pembangunan RTH Taman berada di Kelurahan Deket Wetan dengan pertimbangan sebagai berikut:

 Memiliki luas lahan ±0,55 Ha, luasan ini memenuhi luasan minimum untuk

Taman Kota (0,5 Ha)

 Memiliki akses yang mudah dijangkau dan dilalui oleh jalan kolektor;

 Bukan merupakan kawasan LP2B;

(28)

 Fasilitas penunjang (toilet, dll)

6.1. KONSEP SISTEM RUANG TERBUKA HIJAU 1

6.2. KONSEP PENGEMBANGAN RUANG TERBUKA HIJAU 2

6.2.1. Jalur Hijau Jalan...2

6.2.2. Taman dan Gerbang Kota...10

6.2.3. Makam dan Lapangan Olah Raga...11

(29)

6.2.5. Lahan Pekarangan...17

6.2.6. Taman Kantor...19

6.2.7. Taman Gedung Komersil...20

6.3. RENCANA PENGEMBANGAN RUANG TERBUKA HIJAU21 6.3.1. Jalur Hijau Jalan...21

6.3.2. Taman Gerbang Kota...22

6.3.3. Sempadan Sungai...23

6.3.4. Sempadan Rel Kereta Api...24

6.3.5. Pekarangan Hunian...25

6.3.6. Pekarangan Non Hunian...26

6.4. RENCANA PEMBANGUNAN RUANG TERBUKA HIJAU 27 Dalam Perencanaan Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Perkotaan Deket ini akan disertakan konsep pembangunan RTH dalam bentuk taman bermain anak dan wisata pancing. Rencana pembangunan RTH ini nantinya diharapkan akan menjadi stimulan bagi pembengunan RTH di Perkotaan Deket sehingga target untuk mencapai kekurangan RTH dapat terpenuhi...27

Gambar

Tabel 6. 1 Konsep Sistem Ruang Terbuka Hijau (RTH) Perkotaan Deket
Gambar 6. 1Konsep Tata Letak Jalur Hijau Jalan
Gambar 6. 2Konsep Jalur Hijau Pada Median Jalan
Tabel 6. 2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Akan tetapi, yang menjadi persoalan dalam ritual setiap tarekat yang ada adalah bahwa hampir mayoritas ritual tarekat mencitrakan Tuhan dalam bentuk atau citra laki-laki dan

Apabila selisih sebesar Rp 35.025 tersebut ditanggung oleh pemberi kerja/pemotong pajak maka jumlah tersebut bukan merupakan biaya yang dapat dikurangkan dalam menghitung

Setelah dilakukan percobaan dengan dua kombinasi ciri, maka selanjutnya pada percobaan keempat dilakukan terhadap tiga kombinasi ciri yaitu ciri warna, tekstur dan bentuk,

Saran dari penelitian pengembangan ini adalah (1) bagi guru maupun siswa supaya lebih teliti dalam menggunakan program kuis interaktif tipe fill in the

dilihat dari data hasil matering selama 1 tahun di tahun 2015, dimana data yang dihasilkan dari data 1 bulan dari januari sampai desember 2015, untuk nilai temperatur

Tingkat kepuasan pengguna jasa layanan dalam penelitian ini mencakup aspek kualitas informasi, kualitas sistem, kualitas pelayanan, kepuasan pengguna, dan loyalitas pengguna

Jika kontraktor telah mengetahui kesulitan yang dihadapi pekerja maka dapat dipikirkan solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi kesulitan tersebut,

Dengan kondisi alam tersebut Magetan merupakan daerah yang berpotensi sebagai daerah pertanian yang subur, khususnya untuk.