• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penetapan No. 23 Pdt.G 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Penetapan No. 23 Pdt.G 2017"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

Hal. 1 dari 30 hal. Put.No :23/Pdt.G/2017/PA.Kras P U T U S A N

Nomor 23/Pdt.G/2017/PA.Kras

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Pengadilan Agama Karangasem yang memeriksa dan mengadili pada

tingkat pertama dalam persidangan Majelis Hakim telah menjatuhkan putusan

atas perkara cerai talak yang diajukan oleh:

PEMOHON, umur 35 tahun ( lahir Amlapura, 29 Agustus 1983 ), agama Islam, pekerjaan pedagang kelontong, bertempat tinggal di Jalan

Diponegoro No. 25 Lingkungan Bangras, Kelurahan Karangasem,

Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem, selanjutnya disebut sebagai “Pemohon Konpensi/Tergugat Rekonpensi ” ;

Melawan

TERMOHON, umur 28 tahun ( lahir Amlapura, 08 September 1988) , agama Islam, pekerjaan Karyawati Bank BRI KCP Unit Abang, bertempat

tinggal di dahulu di Jalan. Diponegoro No. 25 Lingkungan Bangras,

Kelurahan Karangasem, Kecamatan Karangasem, Kabupaten

Karangasem, sekarang tinggal di Lingkungan Karang Langko

Kelurahan Karangasem, Kecamatan Karangasem, Kabupaten

Karangasem, selanjutnya disebut sebagai “Termohon Konpensi / Penggugat Rekonpensi ” ;

Pengadilan Agama tersebut;

Telah membaca dan meneliti berkas perkara yang bersangkutan;

Telah mendengar keterangan kedua belah pihak yang berperkara ;

Telah memeriksa bukti tertulis dan saksi saksi Pemohon dan Termohon di

persidangan;

TENTANG DUDUK PERKARA

Bahwa Pemohon dengan surat permohonannya tanggal 12 Desember

2017 yang telah mengajukan cerai talak dan permohonan tersebut telah

terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Agama Karangasem dengan register

(2)

Hal. 2 dari 30 hal. Put.No :23/Pdt.G/2017/PA.Kras 1. Bahwa pada tanggal 08 Februari 2015, Pemohon dengan Termohon

melangsungkan pernikahan yang dicatat oleh Pegawai Pencatat Nikah

Kantor Urusan Agama Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem,

sebagaimana tercatat dalam Kutipan Akta Nikah Nomor 12 / 05 / II / 2015

tanggal 09 Februari 2015;

2. Bahwa setelah menikah Pemohon dan Termohon tinggal bersama di

rumah Pemohon di Jalan Diponegoro No. 25 Lingkungan Bangras,

Kelurahan Karangasem, Kabupaten Karangasem sebagai tempat tinggal

bersama terakhir;

3. Bahwa selama pernikahan antara Pemohon dengan Termohon telah

hidup rukun sebagaimana layaknya suami istri dan dikaruniai 1 orang

anak bernama ANAK PEMOHON DAN TERMOHON, umur 1 tahun 8 bulan

dan sekarang anak tersebut dibawah pemeliharaan dan pengawasan

Pemohon dan Termohon;

4. Bahwa sejak pertengahan bulan Pebruari 2015 kehidupan rumah tangga

Pemohon dengan Termohon mulai tidak harmonis dengan adanya

perselisihan dan pertengkaran antara Pemohon dengan Termohon yang

terus menerus dalam rumah tangga yang sulit untuk dirukunkan lagi yang

disebabkan:

 Bahwa Termohon tidak mau melayani Pemohon dalam hal makan dan

minum;

 Bahwa setiap bertengkar Termohon selalu minta kepada Pemohon

untuk menceraikannya;

5. Bahwa Puncak keretakan hubungan rumah tangga antara Pemohon

dengan Termohon tersebut terjadi pada akhir Desember 2016, yang

akibatnya antara Pemohon dengan Termohon pisah rumah disebabkan hal

tersebut diatas Termohon pulang ke rumah orang tua Termohon di

Lingkungan Karang Langko Kelurahan Karangasem, Kecamatan

Karangasem, Kabupaten Karangasem sedangkan Pemohon tetap tinggal

Jalan Diponegoro No. 25 Lingkungan Bangras, Kelurahan Karangasem,

(3)

Hal. 3 dari 30 hal. Put.No :23/Pdt.G/2017/PA.Kras 6. Bahwa dengan kejadian tersebut rumah tangga Pemohon dengan

Termohon sudah tidak lagi dapat dibina dengan baik sehingga tujuan

perkawinan untuk membentuk rumah tangga yang sakinah, mawaddah dan

rahmah sudah sulit diwujudkan lagi; dan karenanya agar masing-masing

pihak tidak lebih jauh melanggar norma hukum dan norma agama maka

perceraian merupakan jalan terakhir bagi Pemohon untuk menyelesaikan

permasalahan antara Pemohon dengan Termohon;

7. Bahwa dari pihak keluarga Pemohon dan Termohon pernah menasehati,

namun tidak berhasil;

8. Bahwa Pemohon bersedia membayar biaya perkara sesuai dengan

ketentuan yang berlaku;

Berdasarkan alasan/dalil-dalil diatas, Pemohon mohon kepada Bapak

Ketua Pengadilan Agama Karangasem untuk memeriksa dan mengadili perkara

ini, selanjutnya menjatuhkan putusan yang amarnya berbunyi :

Primer :

1. Mengabulkan permohonan Pemohon;

2. Memberi ijin kepada Pemohon untuk mengucapkan Ikrar Talak kepada

Termohon dimuka sidang Pengadilan Agama Karangasem;

3. Membebankan biaya dalam perkara ini sesuai hukum;

Subsider :

Apabila Majelis Hakim berpendapat lain mohon putusan yang seadil-adilnya;

Bahwa pada hari sidang yang telah ditentukan, Pemohon dan Termohon

hadir in person di persidangan dan oleh Majelis telah diupayakan perdamaian

serta diperintahkan kepada para pihak untuk menyelesaikan perkara dengan

menempuh jalur mediasi, untuk itu para pihak telah sepakat memilih NURUL

LAILY, S.Ag.;

Bahwa setelah dilaksanakan mediasi oleh hakim mediator yang dihadiri

oleh Pemohon dan Termohon, selanjutnya mediator menyampaikan laporan

kepada majelis hakim yang menangani perkara ini bertanggal 3 Januari 2018,

mediator menyatakan hasil mediasi dinyatakan gagal mencapai kesepakatan,

kemudian majelis hakim berusaha kembali mendamaikan para pihak yang

(4)

Hal. 4 dari 30 hal. Put.No :23/Pdt.G/2017/PA.Kras dilanjutkan untuk memeriksa permohonan Pemohon selanjutnya dibacakanlah

permohonan cerai talak Pemohon yang dalil dan isinya tetap dipertahankan

dengan tambahan penjelasan sebagaimana tertulis dalam berita acara sidang ;

Bahwa, atas permohonan Pemohon tersebut, Termohon telah

memberikan jawaban dalam konpensi dan gugatan balik dalam rekonpensi

secara lisan yang pada inti pokoknya sebagai berikut :

Dalam Konpensi :

1. Bahwa Termohon pada prinsipnya mengakui dalil-dalil Pemohon, kecuali

ada beberapa point yang dibantah oleh Termohon ;

2. Bahwa benar Pemohon dan Termohon adalah pasangan suami isteri yang

telah menikah sah dan tercatat di Kantor Urusan Agama Kecamatan

Karangasem Kabupaten Karangasem 08 Februari 2015 ;

3. Bahwa benar setelah menikah Pemohon dan Termohon tinggal bersama

di rumah Pemohon ( warisan dari neneknya ) di Jalan. Diponegoro No. 25

Lingkungan Bangras, Kelurahan Karangasem, Kabupaten Karangasem

sebagai tempat tinggal bersama terakhir;

4. Bahwa benar pernikahan Pemohon dengan Termohon telah hidup rukun

dan dikaruniai 1 orang anak bernama ANAK PEMOHON DAN

TERMOHON, umur sekitar 1 tahun 8 bulan dan sekarang anak tersebut

dibawah pemeliharaan dan pengawasan Pemohon dan Termohon, dengan

perincian pada hari senin sampai dengan hari jumat dari pagi sampai sore

tinggal bersama Pemohon sedangkan selainnya tinggal bersama Termohon

disebabkan Termohon bekerja di BRI sejak pagi hari hingga sore, atas

dasar tersebut Termohon dan Pemohon menyetujuinya ;

5. Bahwa benar telah terjadi perselisihan dan pertengkaran antara Pemohon

dan Termohon namun bukan tahun 2015 yang benar pertengahan tahun

2016 dan penyebabnya bukan seperti yang terdapat pada surat

permohonan Pemohon melainkan disebabkan karena;

- Bahwa sebelum melangsungkan perkawinan antara Pemohon dan

Termohon, Pemohon menyetujui/tidak menuntut bila Termohon tidak

(5)

Hal. 5 dari 30 hal. Put.No :23/Pdt.G/2017/PA.Kras disebabkan keterbatasan waktu, termohon bekerja di mulai dari pagi

hingga sore ;

- Bahwa pertengkaran yang terjadi antara Pemohon dengan Termohon

hanya sebatas pertengkaran secara mulut saja dimulai sejak 2 bulan

Termohon melahirkan ;

- Setelah Termohon melahirkan, Pemohon mulai kurang dalam

memberikan biaya hidup untuk Termohon dan anaknya, uang yang

dipunyai Pemohon digunakan untuk beli merokok, sekitar Rp. 20.000,-

perharinya ;

- Bahwa Pemohon berprilaku yang menyakitkan hati Termohon karena

sering bercanda ria dengan perempuan lain dengan seorang

perempuan bernama PACAR ternyata mantan pacarnya semula dan

terbukti hubungannya saat ini menjadi hubungan saling mencintai ;

- Bahwa bila Pemohon bertengkar dengan termohon, Pemohon sering

mengucapkan kata kata mengusir sehingga hati Termohon terusik dan

akhirnya Termohon tidak bersedia lagi diajak tinggal bersama Pemohon

meskipun Pemohon mengajaknya ;

6. Bahwa, tidak benar setiap bertengkar Termohon selalu minta kepada

Pemohon untuk menceraikannya, bahwa Termohon sangat terpaksa

mengatakan minta cerai karena Pemohon sudah berlebih lebihan dalam

menyakiti hati Termohon dan tidak bertanggung jawab atas biaya hidup

Termohon dan anaknya ;

7. Bahwa benar antara Pemohon dan Termohon telah terjadi pisah tempat

tinggal namun bukan pada akhir Desember 2016 tapi pada Januari 2017,

Termohon pulang ke rumah orang tua Termohon sedangkan Pemohon

tetap tinggal Jalan Diponegoro No. 25 Lingkungan Bangras, Kelurahan

Karangasem, Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem sampai

sekarang;

8. Bahwa rumah tangga antara Pemohon dan termohon telah benar benar

tidak lagi saling memperdulikan sejak maret 2017, bahkan tidak ada lagi

kewajiban yang dijalankan oleh Pemohon dan Termohon termasuk sudah

(6)

Hal. 6 dari 30 hal. Put.No :23/Pdt.G/2017/PA.Kras 9. Bahwa benar Pemohon sudah berupaya untuk damai dengan Termohon

dengan cara mengutus orang dekat Pemohon Paman Pemohon dan

seorang ketua RT setempat telah datang menemui Termohon namun

upaya tersebut tidak berhasil karena Pemohon tidak mengakui telah

berbuat salah terhadap Termohon ;

10. Bahwa terhadap permohonan cerai talak ini Termohon pada prinsipnya

tidak keberatan diceraikan oleh Pemohon karena prilakunya / tabiatnya

tersebut sulit berubah, namun Termohon menuntut hak Termohon selaku

isteri yang dicerai Pemohon selaku suami dalam bentuk gugatan balik

secara lisan di depan persidangan ;

Dalam Rekonpensi

1. Bahwa atas permohonan cerai talak maka Termohon melakukan gugat

balik secara lisan dan dalam gugatan balik ini, Termohon selaku Penggugat

dalam rekonpensi dan Pemohon selaku Tergugat dalam rekonpensi, serta

apa-apa yang tertulis dalam jawaban Termohon dalam konpensi, dianggap

tertulis kembali dan dipergunakan kembali dalam gugat balik ini;

2. Bahwa Penggugat sebagai orang yang dicerai talak sudah selayaknya

menerima uang iddah dan uang mut’ah dari Tergugat, untuk itu Penggugat menuntut Tergugat memberikan nafkah iddah besarnya Rp. 500.000,00 (

lima ratus ribu rupiah ) X 3 kali masa suci = Rp. 1.500.000,00 ( Satu juta

lima ratus ribu rupiah), sedang uang mut’ah sebesar Rp. 1.000. 000,- ( Satu juta rupiah ) ;

3. Bahwa saat sekarang Tergugat berkerja sebagai pedagang kelontong dan

jajanan makanan anak-anak/snack serta pengecer gas elpiji di kota

Amlapura dengan penghasilan perbulannya sebesar Rp. 2.700.000,- ( Dua

juta tujuh ratus ribu rupiah ) ;

Berdasarkan segala apa yang terurai tersebut di atas, sudilah kiranya

majelis Penga-dilan Agama Karangasem berkenan memeriksa dan memutus

perkara ini dengan amar sebagai berikut :

Dalam Konpensi :

Termohon menyerahkan majelis hakim Pengadilan Agama Karangasem agar

(7)

Hal. 7 dari 30 hal. Put.No :23/Pdt.G/2017/PA.Kras Dalam Rekonpensi :

1. Menerima dan mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya;

2. Menghukum Tergugat memberikan nafkah iddah besarnya Rp. 500.000,00

( lima ratus ribu rupiah ) X 3 kali masa suci = Rp. 1.500.000,00 ( Satu juta

lima ratus ribu rupiah), sedang uang mut’ah sebesar Rp. 1.000. 000,- ( Satu juta rupiah ) ;

Atau :

Bila Pengadilan Agama Karangasem berpendapat lain, demi peradilan

yang baik, mohon putusan seadil-adilnya berdasarkan hukum.

Bahwa, Pemohon selanjutnya menyampaikan replik pada materi

konpensi dan sekaligus jawaban rekonpensi secara lisan yang pada inti

pokoknya sebagai berikut ;

Dalam Konpensi :

- Bahwa Pemohon dengan tegas mengakui semua dalil-dalil atau jawaban

Termohon kecuali yang secara tegas kami menolaknya ;

- Bahwa apa-apa yang telah tertulis dalam surat permohonan cerai talak

Pemohon mohon dianggap terulang lagi dalam Replik ini, dan dianggap

sebagai satu kesatuan dengan surat permohonan cerai talak ini ;

- Bahwa Termohon dengan tegas telah mengakui terjadinya

perselisihan antara Pemohon dan Termohon dan sudah pernah

didamaikan namun tidak berhasil karena Pemohon tidak bersedia damai

dengan Termohon, masing masing mempunyai syarat yang tidak dapat

dilaksanakan ;

- Bahwa benar Pemohon kurang dalam memberikan biaya hidup untuk

Termohon karena Termohon tidak melaksanakan kewajibannya sebagai

seorang isteri sejak Pemohon dan Termohon pisah tempat tinggal;

- Bahwa Pemohon ngobrol dengan PACAR bukan berduaan tetapi di depan

orang banyak dan sambil menunggu barang dagangan;

- Bahwa Pemohon mengucapkan kata-kata mengusir karena Termohon

sering berkata kasar kepada Pemohon sehingga Pemohon sakit hati;

(8)

Hal. 8 dari 30 hal. Put.No :23/Pdt.G/2017/PA.Kras - Bahwa apa yang terurai dalam replik konpensi diatas dinggap terulang

dan menjadi dasar dalam jawaban rekonpensi ;

- Bahwa Tergugat membenarkan dalil Penggugat dalam gugatan baliknya ;

- Bahwa Tergugat rekonpensi bersedia memenuhi semua tuntutan balik

Penggugat dan membenarkan saat ini Tergugat bekerja sebagai pedagang

kelontong;

Berdasarkan segala apa yang terurai tersebut di atas, sudilah kiranya

majelis Pengadilan Agama Karangasem berkenan memeriksa dan memutus

perkara ini dengan amar sebagai berikut :

Dalam Konpensi :

Memberi ijin kepada Pemohon untuk menjatuhkan talak terhadap Termohon di

hadapan sidang Pengadilan Agama Karangasem, apabila majelis hakim

berpendapat lain mohon agar memutus perkara ini yang seadil-adilnya.

Dalam Rekonpensi :

- Menerima dan mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya;

- Menyerahkan kepada majelis hakim untuk memutus perkara ini yang seadil

adilnya ;

Bahwa atas replik Pemohon, Termohon telah menyampaikan duplik pada

pokoknya tetap pada jawaban semula;

Bahwa dalam materi konpensi untuk meneguhkan kebenaran dalil-dalil

permohonannya, Pemohon dipersidangan telah mengajukan alat-alat bukti

tertulis berupa :

1. Bukti surat berupa:

a. Fotokopi Buku Kutipan Akta Nikah yang dikeluarkan oleh Pegawai

Pencatat Nikah pada Kantor Urusan Agama Kecamatan Karangasem

tanggal 9 Februari 2015 yang telah dicocokkan dengan aslinya telah

bernasegelen dan bermaterai cukup, yang selanjutnya diberi tanda P1;

b. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk yang dikeluarkan oleh Dinas Provinsi Bali

Kabupaten Karangasem tangga 1 Juni 2015 atas nama PEMOHON yang

telah dicocokkan sesuai dengan aslinya, telah bernasegelen dan

bermaterai cukup selanjutnya diberi tanda P2 ;

(9)

Hal. 9 dari 30 hal. Put.No :23/Pdt.G/2017/PA.Kras a. Saksi I, SAKSI I, usia 54 tahun, agama Islam, pekerjaan wiraswasta, tempat

tinggal di Jalan Diponegoro No. 25 Lingkungan Bangras, Kelurahan

Karangasem, Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem, di

hadapan persidangan saksi tersebut memberikan keterangan di bawah

sumpahnya yang pada intinya sebagai berikut :

- Bahwa saksi mengenal Pemohon dan Termohon karena saksi ada hubungan keluarga dekat yakni paman Pemohon;

- Bahwa Pemohon dan Termohon merupakan suami isteri yang menikah di Karangasem pada tahun 2015;

- Bahwa Pemohon dan Termohon setelah menikah tinggal bersama di

rumah orangtua Pemohon di Lingkungan Bangras, Kelurahan

Karangasem, Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem;

- Bahwa Pemohon dan Termohon telah dikaruniai 1 orang anak yang

sekarang diasuh dengan baik oleh Pemohon dan Termohon dengan

bergiliran, Pagi diasuh oleh Pemohon sedangkan kalau malam tidur

dengan Termohon karena Termohon sibuk dengan pekerjaannya

sebagai pegawai Bank BRI;

- Bahwa kedaan rumah tangga Pemohon dan Termohon tidak harmonis

sejak 1 tahun yang lalu,tepatnya setelah dikaruniai anak, Termohon

pergi dari tempat kediaman bersama pulang ke rumah orangtuanya di

Lingkungan Karanglangko, Kelurahan Karangasem sampai dengan

sekarang;

- Bahwa saksi tidak pernah melihat pertengkaran antara Pemohon dan

Termohon, namun mengetahui kondisinya saat ini hidup berpisah

sehingga nampak tidak harmonis ;

- Bahwa saksi mengetahui penyebab ketidak harmonisan rumah tangga Pemohon dan Termohon dari cerita Termohon pada saat saksi diminta

datang oleh Pemohon ke rumah orang tua Termohon untuk

mendamaikan Pemohon dan Termohon;

- Bahwa menurut cerita Termohon penyebab ketidakharmonisan rumah

(10)

Hal. 10 dari 30 hal. Put.No :23/Pdt.G/2017/PA.Kras hubungan dengan wanita lain, Pemohon selalu mengunci HP Pemohon

sehingga Termohon tidak dapat membukanya;

- Bahwa saksi bersama dengan SEPUPU PEMOHON pernah datang

kerumah orangtua Termohon untuk mendamaikan Pemohon dan

Termohon namun tidak berhasil;

b. Saksi II, SAKSI II, usia 43 tahun , agama Islam, pekerjaan swasta, bertempat

tinggal Jalan Diponegoro No. 25 Lingkungan Bangras, Kelurahan

Karangasem, Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem, dibawah

sumpahnya memberikan keterangan yang pada pokoknya sebagai berikut:

- Bahwa saksi mengenal Pemohon dan Termohon karena saksi ada

hubungan keluarga dekat yakni sepupu Pemohon dan sekaligus kepala

lingkungan tempat tinggal Pemohon ;

- Bahwa Pemohon dan Termohon merupakan suami isteri yang menikah

di Karangasem pada tahun 2015;

- Bahwa Pemohon dan Termohon setelah menikah tinggal bersama di

rumah orangtua Pemohon di Lingkungan Bangras, Kelurahan

Karangasem, Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem;

- Bahwa Pemohon dan Termohon telah dikaruniai 1 orang anak yang

sekarang diasuh dengan baik oleh Pemohon dan Termohon dengan

bergiliran, Pagi diasuh oleh Pemohon sedangkan kalau malam tidur

dengan Termohon karena Termohon sibuk dengan pekerjaannya

sebagai pegawai Bank BRI;

- Bahwa kedaan rumah tangga Pemohon dan Termohon tidak harmonis

karena sering bertengkar mulut dan saksi mengetahui pertengkaran

tersebut dari tetangga yang rumahnya berdekatan dengan tempat

tinggal Pemohon dan Termohon;

- Bahwa menurut cerita Termohon penyebab pertengkaran antara

Pemohon dan Termohon karena Pemohon kurang memberikan nafkah

kepada Termohon, sedangkan menurut cerita Pemohon penyebabnya

karena hal-hal sepele dijadikan masalah besar oleh Termohon, seperti

Pemohon terlabat bangun pagi, Termohon marah dan akhirnya

(11)

Hal. 11 dari 30 hal. Put.No :23/Pdt.G/2017/PA.Kras - Bahwa saksi mengetahui akibat dari pertengkaran tersebut akhirnya

keduanya pisah tempat tinggal sejak 1 tahun yang lalu, Termohon pergi

dari tempat kediaman bersama pulang ke rumah orangtuanya di

Lingkungan Karanglangko, Kelurahan Karangasem sampai dengan

sekarang;

- Bahwa saksi bersama dengan PAMAN PEMOHON pernah datang kerumah orangtua Termohon untuk mendamaikan Pemohon dan

Termohon namun tidak berhasil;

Bahwa atas keterangan saksi-saksi tersebut Pemohon dan Termohon

menyatakan menerima ;

Bahwa untuk membuktikan dalil dalilnya dalam persidangan Termohon

juga mengajukan 2 orang saksi sebagai berikut:

a. SAKSI I TERMOHON, usia 52 tahun , agama Islam, pekerjaan ibu ruah

tangga, tempat tinggal di Lingkungan Karang Langko Kelurahan

Karangasem, Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem, di

hadapan persidangan saksi tersebut memberikan keterangan di bawah

sumpahnya yang pada intinya sebagai berikut :

- Bahwa saksi mengenal Pemohon dan Termohon karena saksi ada

hubungan keluarga dekat yakni ibu kandung Termohon;

- Bahwa Pemohon dan Termohon merupakan suami isteri yang menikah

di Karangasem pada tahun 2015;

- Bahwa Pemohon dan Termohon setelah menikah tinggal bersama di rumah orangtua Pemohon di Lingkungan Bangras, Kelurahan

Karangasem, Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem;

- Bahwa Pemohon dan Termohon telah dikaruniai 1 orang anak yang

sekarang diasuh dengan baik oleh Pemohon dan Termohon dengan

bergiliran, Pagi diasuh oleh Pemohon sedangkan kalau malam tidur

dengan Termohon karena Termohon sibuk dengan pekerjaannya

sebagai pegawai Bank BRI;

- Bahwa kedaan rumah tangga Pemohon dan Termohon tidak harmonis

karena sering bertengkar sekitar sejak 1 tahun setelah anak Pemohon

(12)

Hal. 12 dari 30 hal. Put.No :23/Pdt.G/2017/PA.Kras - Bahwa saksi 2 kali melihat dan mendengar pertengkaran secara lesan

antara Pemohon dan Termohon ketika saksi berkunjung ke rumah

Pemohon dan Termohon;

- Bahwa sepengetahun saksi penyebab pertengkaran antara Pemohon

dan Termohon karena orangtua Pemohon selalu ikut campur urusan

rumah tangganya, Termohon mempunyai sifat pemboros, Termohon

sering membelanjakan uangnya untuk kebutuhan pribadi Termohon dan

anaknya, Termohon juga mempunyai sifat temparamental sehingga

ketika Termohon kecapean bekerja Termohon akan mudah emosi;

- Bahwa pada tanggal 2 Januari 2017, Pemohon mengusir Termohon dari

tempat kediaman bersama , Termohon pulang ke rumah saksi di

Lingkungan Karanglangko, Kelurahan Karangasem sampai dengan

sekarang;

- Bahwa keluarga Pemohon dan Termohon, masing masing bernama H.

Hakim bin Haris dan Abdul Aziz bin Sahar sudah datang untuk

merukunkan Pemohon dan Termohon namun tidak berhasil;

- Bahwa saksi sebagai ibu kandung juga telah mendamaikan dan

menasehati kedua belah pihak agar dapat mempertahankan rumah

tangganya namun juga tidak berhasil ;

b. Saksi II : SAKSI II TERMOHON, usia 24 tahun , agama Islam, pekerjaan

karyawati swasta, bertempat tinggal Jalan Untung Surapati, Gang Sakura

Lingkungan Galiran Kaler Kelurahan Subagan, Kecamatan Karangasem,

Kabupaten Karangasem, dibawah sumpahnya memberikan keterangan yang

pada pokoknya sebagai berikut:

- Bahwa saksi mengenal Pemohon dan Termohon karena saksi ada

hubungan keluarga dekat yakni adik kandung Termohon;

- Bahwa Pemohon dan Termohon merupakan suami isteri yang menikah di

Karangasem pada tahun 2015;

- Bahwa Pemohon dan Termohon setelah menikah tinggal bersama di rumah orangtua Pemohon di Lingkungan Bangras, Kelurahan

(13)

Hal. 13 dari 30 hal. Put.No :23/Pdt.G/2017/PA.Kras - Bahwa Pemohon dan Termohon telah dikaruniai 1 orang anak yang

sekarang diasuh dengan baik oleh Pemohon dan Termohon dengan

bergiliran, Pagi diasuh oleh Pemohon sedangkan kalau malam tidur

dengan Termohon karena Termohon sibuk dengan pekerjaannya sebagai

pegawai Bank BRI;

- Bahwa kedaan rumah tangga Pemohon dan Termohon tidak harmonis karena sering bertengkar sekira sejak 1 tahun setelah anak Pemohon dan

Termohon lahir;

- Bahwa saksi tidak pernah melihat dan mendengar secara langsung

pertengkaran antara Pemohon dan Termohon saksi mengetahui dari

curhatan ;

- Bahwa sepengetahun saksi penyebab pertengkaran antara Pemohon dan

Termohon karena adanya gangguan fihak ketiga yakni Pemohon menjalin

hubungan cinta dengan perempuan lain bernama Noor di Karangasem ;

- Bahwa, selain hal tersebut Termohon juga mempunyai sifat pemboros,

Termohon sering membelanjakan uangnya untuk kebutuhan pribadi

Termohon

- Bahwa sejak 1 tahun yang lalu Pemohon dan Termohon pisah tempat

tinggal karena Pemohon mengusir Termohon dan tidak lagi memberikan

nafkah ,Termohon pulang ke rumah ibunya di Lingkungan Karanglangko,

Kelurahan Karangasem sampai dengan sekarang;

- Bahwa dari keluarga Pemohon dan Termohon sudah datang untuk merukunkan Pemohon dan Termohon namun tidak berhasil;

Bahwa atas keterangan saksi-saksi tersebut Termohon dan Pemohon

menyatakan menerima ;

Bahwa pada materi rekonpensi telah terjadi kesepakatan atas tuntutan

Penggugat rekonpensi dengan Tergugat Rekonpensi sehingga karenanya tidak

diperlukan lagi beban pembuktian ;

Bahwa pada materi konpensi Pemohon menyampaikan kesimpulan

akhir yang pada inti pokoknya Pemohon tetap pada dalil dan pendiriannya

untuk diijinkan menjatuhkan talak terhadap Termohon sedangkan Termohon

(14)

Hal. 14 dari 30 hal. Put.No :23/Pdt.G/2017/PA.Kras materi rekonpensi kedua belah pihak yang berperkara pada kesimpulannya

memohon agar kesepakatan yang telah dibuat di depan persidangan secara

lesan dimasukkan dalam dictum putusan , apabila majelis hakim berpendapat

lain mohon putusan yang seadil adilnya :

Bahwa semua peristiwa yang terjadi dalam persidangan telah dicatat

dalam berita acara persidangan perkara ini dan merupakan bagian yang tak

terpisahkan dari putusan ini;

TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM

Dalam Konpensi

Menimbang bahwa, maksud dan tujuan permohonan Pemohon adalah

sebagaimana tersebut diatas ;

Menimbang, bahwa perkara ini mengenai permohonan cerai talak yang

diajukan oleh pihak yang beragama Islam, oleh karenanya berdasarkan Pasal

49 (a) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 sebagaimana telah diubah

dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan perubahan kedua dengan

Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009, maka perkara a quo merupakan

kewenangan absolut Peradilan Agama ;

Menimbang bahwa, pada hari sidang yang telah ditetapkan Pemohon

dan Termohon hadir secara in person di persidangan , oleh majelis hakim telah

diupayakan perdamaian dan kepada kepada pihak yang berperkara telah

diperintahkan untuk menempuh jalur mediasi, namun para pihak tidak berhasil

mencapai kesepakatan damai , oleh karenanya majelis hakim berpendapat

prosedur persidangan tersebut telah sesuai dengan maksud Peraturan

Mahkamah Agung RI Nomor 1 tahun 2016 ;

Menimbang bahwa, upaya damai yang dilakukan oleh Majelis Hakim

pada tiap-tiap permulaan sidang, agar Pemohon kembali hidup rukun dengan

Termohon tidak berhasil, upaya damai mana telah dilaksanakan secara

maksimal oleh Majelis Hakim sesuai dengan ketentuan pasal 82 ayat (1)

Undang-undang No. 7 tahun 1989 jo pasal 31 ayat (1) PP. No. 9 tahun 1975 jo.

Pasal 143 ayat (1) Kompilasi Hukum Islam di Indonesia, kemudian segala

sesuatu yang berkaitan dalam duduk perkaranya akan dipertimbangkan lebih

(15)

Hal. 15 dari 30 hal. Put.No :23/Pdt.G/2017/PA.Kras Menimbang bahwa sebelum mempertimbangkan pokok perkara perlu

dipertimbangkan apakah ada hubungan hukum antara Pemohon dengan

Termohon sebagai suami istri yang sah,dan berdasarkan alat bukti tertulis

(P.1) merupakan akte otentik terbukti Pemohon dan Termohon terikat adanya

hubungan perkawinan yang ,maka kedua belah pihak berkualitas sebagai subjek

hukum (legitima personastandi in judicio) dalam perkara a quo ;

Menimbang, bahwa dalam persidangan telah terjadi proses jawab

menjawab antara Pemohon dan Termohon sebagaimana dalam duduk perkara

tersebut diatas diperoleh kesimpulan pokok perkaranya sebagai berikut

dibawah ini ;

Menimbang, bahwa pokok masalahnya adalah apakah benar dalam

rumah tangga Pemohon dengan Termohon telah terjadi pertengkaran secara

lesan dipicu oleh sikap Termohon yang tidak mau melayani Pemohon dalam hal

menyiapkan makanan dan pula sikap Pemohon yang menjalin hubungan cinta

dengan perempuan lain , selanjutnya apakah benar kejadian tersebut berujung

pada terjadinya perselisihan yang terus menerus sifatnya berakibat keduanya

hidup berpisah sejak Januari 2017 dan selama berpisah tersebut Pemohon

tidak mempedulikan terhadap Termohon begitu pula sebaliknya serta apakah

akibat perselisihan tersebut keduanya berpisah dan putus komunikasi hingga

perkara ini dalam proses persidangan kedua belah pihak belum rukun lagi dan

atau setidak tidaknya kedua belah pihak masih hidup berpisah ;

Menimbang, bahwa meskipun sebagian besar dalil dalil permohonan

pemohon diakui oleh Termohon selanjutnya menjadi fakta yang tetap namun

pengakuan dalam bidang perkara perdata perceraian bukanlah sebagai alat

bukti yang sempurna dan menentukan sebagaimana pada perkara perdata

murni, oleh karenanya Majelis Hakim dengan berpedoman pada azas hukum

acara khusus dalam perkara perceraian yang berlaku telah memerintahkan

wajib bukti kepada Pemohon sebagai pihak yang mendalilkan permohonan

untuk membuktikan kebenaran dalil dalil permohonannya, untuk itu Pemohon

telah mengajukan bukti tertulis dan saksi saksinya sebagaimana dalam duduk

(16)

Hal. 16 dari 30 hal. Put.No :23/Pdt.G/2017/PA.Kras Menimbang, bahwa sebagai pedoman pembagian beban pembuktian

digariskan dalam Pasal 283 R.bg dan Pasal 1865 KUH Perdata yang

menegaskan bahwa setiap orang yang mendalilkan bahwa ia mempunyai

sesuatu hak, atau guna menegakkan haknya sendiri maupun membantah

sesuatu hak orang lain, menunjuk pada suatu peristiwa, diwajibkan

membuktikan adanya hak atau peristiwa tersebut, artinya siapa yang

menyatakan sesuatu, mesti membuktikannya. Dalam Putusan MA No. 3164

K/Pdt/1983 ditegaskan bahwa beban pembuktian ada ditangan penggugat,

karena ia yang mengemukakan sesuatu hak dan berarti pihak yang dibebani

wajib membuktikan dalil gugatannya ;

Menimbang, bahwa untuk menguatkan dalil gugatannya itu Penggugat

mengajukan bukti P-1 (Fotokopi Kutipan Akta Nikah) dikaitkan dengan

ketentuan pasal 7 ayat ( 1) Kompilasi Hukum Islam di Indonesia tahun 1991,

maka secara hokum telah terbukti antara Penggugat dan tergugat adalah

pasangan suami isteri yang sah , dan karena bukti tersebut merupakan akta

otentik dan pula telah bermeterai cukup serta telah cocok dengan aslinya,

maka oleh karena itu bukti tersebut telah memenuhi Pasal 2 ayat (3)

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1985 dan Pasal 1888 KUHPerdata, sehingga bukti

tersebut mempunyai kekuatan bukti yang sempurna dan mengikat;

Menimbang, bahwa sebagaimana telah dipertimbangkan tersebut diatas

bahwa Pemohon telah mengajukan bukti P-1 (Fotokopi Kutipan Akta Nikah)

dikaitkan dengan ketentuan pasal 7 ayat ( 1) Kompilasi Hukum Islam di

Indonesia tahun 1991, maka secara hukum telah terbukti antara Pemohon

dan Termohon adalah pasangan suami isteri yang sah , dan karena bukti P.1

merupakan akta otentik dan pula telah bermeterai cukup serta telah cocok

dengan aslinya, maka oleh karena itu bukti tersebut telah memenuhi Pasal 2

ayat (3) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1985 dan Pasal 1888 KUHPerdata,

sehingga bukti tersebut mempunyai kekuatan bukti yang sempurna dan

mengikat ;

Menimbang, bahwa dari bukti P2 diketahui bahwa Pemohon adalah

warga negara Indonesia yang beralamat di Jalan Diponegoro No. 25

(17)

Hal. 17 dari 30 hal. Put.No :23/Pdt.G/2017/PA.Kras Kabupaten Karangasem, dikaitkan dengan ketentuan pasal 66 ayat 2 UU

Nomor 7 tahun 1989 sebagaimana diubah dalam UU Nomor 3 tahun 2006 tentang Peradilan agama disebutkan “ Permohonan cerai talak diajukan di tempat kediaman Termohon kecuali apabila Termohon dengan sengaja

meninggalkan tempat kediaman yang ditentukan bersama tanpa ijin “ ;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut diatas dikaitkan

dengan tempat kediaman Termohon yang bertempat tinggal di Lingkungan

Karang Langko Kelurahan Karangasem, Kecamatan Karangasem, Kabupaten

Karangasem, maka terbukti tempat kediaman Pemohon maupun Termohon

berada di wilayah Yurisdiksi Pengadilan Agama Karangasem, maka karenanya

secara kompetensi relative Pengadilan Agama Karangasem berwenang untuk

memeriksa dan mengadili perkara ini ;

Menimbang, bahwa untuk membuktikan dalil permohonan Pemohon

dalam pokok perkara ini adalah perkara perceraian dengan alasan

perselisihan dan pertengkaran yang terus menerus serta sulit didamaikan

untuk hidup rukun kembali dalam rumah tangga,maka proses pemeriksaan

perkara cerai talak berdasarkan Pasal 19 huruf f Peraturan Pemerintah

No.9 tahun 1975 dan Pasal 116 huruf f. Intruksi Presiden No.1 Tahun 1991

Kompilasi Hukum Islam Indonesia, haruslah sesuai dengan petunjuk Pasal 22 ayat (2) Peraturan Pemerintah No 9 tahun 1975, perceraian baru dapat diterima apabila telah cukup jelas bagi Pengadilan mengenai

sebab perselisihan dan pertengkaran itu dan setelah mendengar keterangan

pihak keluarga serta orang-orang yang dekat dengan suami isteri itu. Hal ini

dilakukan setelah usaha damai yang sungguh-sungguh tidak berhasil sesuai

dengan Pasal 31 Peraturan Pemerintah No.9 Tahun 1975 dan Pasal 82 ayat

(4) Undang-undang No.3 Tahun 2006.dan Peraturan Mahkamah Agung RI.

No.2 Tahun 2004 .

Menimbang, bahwa Pemohon telah menghadirkan saksi dari pihak

keluarga Pemohon yakni kakak kandung Pemohon , para saksi yang

dihadirkan di persidangan telah memenuhi kriteria sebagai orang orang yang

terdekat dalam lingkup keluarga Pemohon, hal mana telah sesuai dengan

(18)

Hal. 18 dari 30 hal. Put.No :23/Pdt.G/2017/PA.Kras pengecualian dari apa yang diatur dalam Pasal 174 R.Bg., khusus berlaku

dalam perkara perceraian dengan alasan Pasal 19 huruf f Peraturan

Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 jo Pasal 116 huruf f Kompilasi Hukum

Islam, dan tidak diterapkan pada alasan perceraian selainnya ;

Menimbang, bahwa para saksi adalah dari unsur orang orang dekat

Penggugat telah memberikan keterangan sebagaimana telah diuraikan dalam

bagian duduknya perkara, hal mana keterangan para saksi khususnya para

saksi Pemohon keterangan yang diberikan tidak berdasarkan pengetahuannya

secara langsung sebagaimana yang digariskan pasal 308 ayat (1) Rbg) dan

Pasal 1907 ayat (1) KUH Perdata sehingga keterangannya tidak diterima ( in

admissable ) sebagai alat bukti, namun Majelis berpendapat bahwa

keterangan tersebut dikategorikan sebagai testimonium de auditu, dimana

menurut Yurisprudensi, testimonium de auditu tidak dapat digunakan

sebagai bukti langsung tetapi penggunaan kesaksian yang bersangkutan

sebagai persangkaan yang dari persangkaan itu dibuktikan sesuatu

(Putusan MARI No. 308 K/Sip/1959 tanggal 11 Nopember 1959), jadi dalam

hal ini penggunaannya tidak dilarang ;

Menimbang, bahwa selain pertimbangan tersebut diatas majelis hakim

berpendapat bahwa saksi dalam kategori Testimonium de audito dapat saja

diterapkan secara eksepsional kususnya dalam kasus perceraian,dan pula

perkara perceraian adalah perkara yang rumit, gaya hidup yang individulistis,

acuh tak acuh dengan lingkungan sekitar, hidup jauh dari keluarga, dan

tenggelam dengan kesibukan masing-masing, membuat sukarnya menemukan

saksi yang tidak tergolong kesaksian testimonium de auditu, oleh karenanya

perkara perceraian pada dasarnya adalah perkara personel recht

(berhubungan dengan orang),sehingga persoalan yang jamak terjadi sekarang

ini adalah sulitnya menemukan saksi-saksi yang benar-benar melihat dan

mendengar langsung dalam hal pembuktian adanya unsur-unsur yang

menunjukkan adanya keretakan dalam rumah tangga Penggugat dan

Tergugat ;

Menimbang, bahwa meskipun demikian kesaksian yang diberikan oleh

(19)

Hal. 19 dari 30 hal. Put.No :23/Pdt.G/2017/PA.Kras secara rasional dan objektif dan dikaitkan dengan kondisi riil atas

keterangan Pemohon, hal ini menunjukkan hati suami istri sudah pecah

dan sudah sampai pada kualitas terjadinya pertengkaran terus-menerus

yang tidak dapat didamaikan lagi “ , hal mana para saksi tersebut telah berupaya untuk merukunkan kedua belah pihak tentang apa yang

diperselisihkan namun tidak berhasil, dengan demikian keterangan saksi

Pemohon tersebut dapat diterima sebagai saksi yang telah memenuhi syarat

formil dan materiil sebagai seorang saksi karena telah terpenuhi syarat

materiilnya sebagaimana diatur dalam pasal 308 dan 309 R.Bg ;

Menimbang, bahwa para saksi telah memberikan keterangan

sebagaimana telah diuraikan dalam bagian duduknya perkara, hal mana

keterangan diberikan berdasarkan pengetahuannya langsung dan keterangan

satu sama lainnya tidak saling bertentangan, selain itu saksi saksi yang

dihadirkan Pemohon juga telah memenuhi kriteria sebagai saksi keluarga dan

atau orang dekat sebagaimana dikehendaki dalam ketentuan pasal 22 ayat (1)

Peraturan Pemerintah Nomor : 9 tahun 1975 dan dari sebab telah ternyata,

terdapat unsur kesesuaian dan kecocokan antara keterangan saksi yang satu

dengan saksi yang lain yang pada intinya bahwa dalam rumah tangga antara

Pemohon dengan Termohon telah tidak harmonis karena adanya

pertengkaran dan berakibat adanya perselisihan yang terus menerus yang

tidak ada penyelesaian, maka Majelis yang memeriksa perkara ini berpendapat

berdasarkan ketentuan pasal 308 ayat (1) Rbg) kesaksiannya , dengan

demikian secara formil dan materiil dapat diterima sebagai alat bukti ;

Menimbang, bahwa di persidangan Termohon juga telah menghadirkan

2 orang saksi dari unsur keluarga dekat Termohon, dimana saksi bernama

SAKSI I TERMOHON pernah melihat langsung pertengkaran secara lesan

antara Pemohon dan Termohon dan mengetahui akibat perselisihannya

Pemohon mengusir Termohon dan saat ini tinggal di rumah ibu kandung

Termohon. Sedangkan saksi bernama Jumita Fitriani binti Maid majelis menilai

keterangannya termasuk saksi de auditu dan di pertimbangkan sama dengan

pertimbangan para saksi Pemohon, sehingga karenannya saksi yang

(20)

Hal. 20 dari 30 hal. Put.No :23/Pdt.G/2017/PA.Kras telah tidak rukun dan sulit untuk didamaikan lagi, sehingga karenanya

keterangan para saksi Termohon dapat dinilai sebagai alat bukti yang sah

menurut hukum .

Menimbang, bahwa berdasarkan dalil dalil permohonan Pemohon dan

pengakuan Termohon serta alat bukti tertulis dan keterangan saksi saksinya

dipersidangan Majelis Hakim menemukan fakta sebagai berikut dibawah ini ;

- Bahwa Pemohon dengan Termohon telah melangsungkan pernikahan pada

tanggal 08 Februari 2015, yang dicatat oleh Pegawai Pencatat Nikah Kantor

Urusan Agama Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem,

sebagaimana tercatat dalam Kutipan Akta Nikah Nomor 12 / 05 / II / 2015

tanggal 09 Februari 2015, selama menikah bakda dukhul dan belum pernah

bercerai ;

- Bahwa setelah menikah Pemohon dan Termohon tinggal bersama di rumah

Pemohon di Jalan Diponegoro No. 25 Lingkungan Bangras, Kelurahan

Karangasem, Kabupaten Karangasem sebagai tempat tinggal bersama

terakhir;

- Bahwa selama pernikahan antara Pemohon dengan Termohon telah hidup

rukun sebagaimana layaknya suami istri dan dikaruniai 1 orang anak

bernama ANAK PEMOHON DAN TERMOHON, umur 1 tahun 8 bulan dan

sekarang anak tersebut dipelihara bersama Pemohon dari pagi hingga sore

hari sedangkan Termohon malam hari dan hari hari libur ;

- Bahwa kedaan rumah tangga Pemohon dan Termohon tidak harmonis karena sering bertengkar dan berkelanjutan menjadi perselisihan sejak

sekitar sejak 1 tahun setelah anak Pemohon dan Termohon lahir;

- Bahwa penyebab pertengkaran antara Pemohon dan Termohon karena

orangtua Pemohon selalu ikut campur urusan rumah tangganya, Termohon

mempunyai sifat pemboros, Termohon sering membelanjakan uangnya

untuk kebutuhan pribadi Termohon dan anaknya berakibat Pemohon kurang

memberikan uang belanjanya, Termohon juga mempunyai sifat

temparamental sehingga ketika Termohon kecapean bekerja Termohon

(21)

Hal. 21 dari 30 hal. Put.No :23/Pdt.G/2017/PA.Kras - Bahwa, pemicu pertengkaran lainnya disebabkan Pemohon menjalin

hubungan cinta dengan perempuan lain bernama TEMAN DEKAT ternyata

mantan pacarnya semula dan terbukti hubungannya saat ini menjadi

hubungan saling mencintai ;

- Bahwa pada tanggal 2 Januari 2017, Pemohon mengusir Termohon dari

tempat kediaman bersama , Termohon pulang ke rumah orangtuanya

sampai dengan sekarang;

- Bahwa keluarga Pemohon dan Termohon, masing masing bernama PAMAN PEMOHON dan SEPUPU TERMOHON sudah datang untuk merukunkan

Pemohon dan Termohon namun tidak berhasil;

- Bahwa ibu kandung juga telah mendamaikan dan menasehati kedua belah

pihak agar dapat mempertahankan rumah tangganya namun juga tidak

berhasil ;

Menimbang bahwa, berdasarkan fakta tersebut diatas dapat

disimpulkan bahwa rumah tangga pemohon dengan termohon sudah tidak

harmonis, fakta mana menunjukkan kejadian yang sebenarnya, bahwa rumah

tangga antara pemohon dengan termohon sudah tidak sejalan lagi dengan

tujuan perkawinan yang suci yakni untuk membentuk rumah tangga yang

sakinah, mawaddah wa rahmah sebagaimana dikehendaki dalam rumusan

pasal 3 Kompilasi hukum Islam di Indonesia Jo. Pasal 1 ayat (1)

Undang-undang nomor : 1 tahun 1974, tidak lagi dapat terwujud , dengan demikian

Majelis Hakim berpendapat bahwa rumah tangga antara Pemohon dengan

Termohon sudah dalam suasana yang tidak tentram, tidak terbina dengan baik,

oleh karena itu untuk menghindari madlarat yang lebih besar dalam hubungan

keluarga, maka perceraian merupakan pilihan yang dianggap lebih ringan

madlaratnya. Hal ini sejalan dengan qoidah fiqhiyah yaitu :

امهفخا لضف ناررض ضراعت اذا

Artinya : “ Apabila ada dua hal yang sama-sama mengandung madlarat, maka harus dipilih satu diantaranya yang lebih kecil madlaratnya”.

Menimbang, bahwa memperhatikan keadaan rumah tangga antara

Pemohon dan Termohon seperti tersebut diatas, majelis yang memeriksa

(22)

Hal. 22 dari 30 hal. Put.No :23/Pdt.G/2017/PA.Kras kepastian hukum daripada meneruskan perkawinan, bahkan meneruskan

perkawinan dalam keadaan seperti tersebut di atas dikhawatirkan akan

mendatangkan madlarat yang lebih besar bagi kedua belah pihak , sedangkan

kemadlaratan harus dihapuskan, sesuai dengan qoidah fiqhiyah :

ﺢﻟاﺼﻤﻠا ﺐﻠﺟ ﻰﻠﻋ ﻡﺪﻘﻤ ﺪﺴافﻤﻠا ﺀﺮﺪ

Artinya : Mencegah kerusakan/ kemadlorotan harus didahulukan dari pada

mengambil suatu manfaat ;

Menimbang, bahwa dengan pertimbangan diatas maka rumah tangga

Pemohon dan Termohon tersebut benar-benar telah pecah, dan sulit untuk

dirukunkan kembali karena keduanya telah berpisah tempat tinggal dan selama

berpisah keduanya tidak lagi berkomunikasi sebagaimana layaknya suami

isteri atau orang berumah tangga karena itu majelis berpendapat bahwa

berdasarkan Yurisprudensi Mahkamah Agung RI Nomer 379K/AG/1995 tanggal 26 Maret 1997 : “ Suami isteri yang tidak berdiam serumah lagi dan tidak ada harapan rukun kembali, maka rumah tangga tersebut telah terbukti retak dan

pecah dan telah memenuhi alasan cerai pasal 19 huruf ( f ) Peraturan

Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975”.;

Menimbang, bahwa keadaan rumah tangga Pemohon dan Termohon

dengan kondisi seperti tersebut di atas, dengan tidak lagi mempertimbangkan

dari pihak mana datangnya penyebab terjadinya ketidak rukunan antara

Pemohon dan Termohon, sudah sangat sulit untuk mewujudkan rumah tangga

bahagia sejahtera, penuh dengan cinta dan kasih sayang sebagaimana

dikehendaki Pasal 1 Undang- undang Nomor 1 Tahun 1974 jo. Pasal 3

Kompilasi Hukum Islam, dan sebagaimana yang dikehendaki firman Allah

surah ar-Rum ayat 21 :

(23)

Hal. 23 dari 30 hal. Put.No :23/Pdt.G/2017/PA.Kras menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu

cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu

rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar

terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir” .

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut diatas majelis

hakim berpendapat bahwa tujuan perkawinan adalah untuk membentuk

rumah tangga yang sakinah, mawaddah dan rahmah dan jika Pemohon dan

Termohon selaku pasangan suami isteri telah ternyata sudah tidak lagi timbul

sikap saling mencintai, saling pengertian dan saling melindungi dan bahkan

Pemohon dan Termohon tetap sudah tidak lagi berkeinginan untuk meneruskan

rumah tangganya dengan Termohon, maka agar kedua belah pihak berperkara

tidak lagi lebih jauh melanggar norma agama dan norma hukum maka

perceraian dapat dijadikan salahsatu alternatif untuk menyelesaikan sengketa

rumah tangga antara Pemohon dengan Termohon.;

Menimbang, bahwa selain berdasarkan pertimbangan tersebut majelis

hakim juga berpendapat meskipun perceraian merupakan perbuatan yang tidak

disukai Allah, namun mempertahankan perkawinan Pemohon dengan

Termohon dengan kondisi di atas, diyakini Majelis Hakim akan sia sia dan lebih

mendatangkan madharat yang lebih besar dari pada kebaikan yang akan

dicapai, maka perceraian adalah jalan terbaik bagi Pemohon dan Termohon ;

Menimbang, bahwa berdasarkan uraian pertimbangan diatas, Majelis

Hakim berpendapat bahwa mempertahankan perkawinan yang demikian

adalah sia-sia dan bahkan dapat menimbulkan madlarat bagi para pihak,

karenanya dengan berdasar pada yurisprudensi tetap Mahkamah Agung RI,

dengan tidak mempersoalkan pihak yang menjadi penyebab terjadinya

keretakan rumah tangga, permohonan Pemohon dapat dinyatakan telah

beralasan hukum .

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di

atas, Majelis berkesimpulan bahwa dalam rumah tangga Pemohon dan

Termohon telah terjadi rumah tangga yang pecah (Marriage breakdown) yang

sulit untuk dirukunkan lagi, hal mana sesuai dengan yurisprudensi Putusan

(24)

Hal. 24 dari 30 hal. Put.No :23/Pdt.G/2017/PA.Kras (f) PP No.9 Tahun 1975 adalah keadaan pecahnya rumah tangga itu sendiri,

dengan demikian alasan Pemohon untuk bercerai dari Termohon telah sesuai

dengan pasal 39 ayat (2)UU No. 1 Tahun 1974 jo. Pasal 19 huruf (f) PP No. 9

Tahun 1975 jo. Pasal 116 huruf (f) KHI di Indonesia tahun 1991 ;

Menimbang, bahwa demikian juga dalam perkara a quo, Pengadilan

Agama Kota Madiun merujuk pada putusan Mahkamah Agung R.I. tanggal 17

Maret 1999, nomor : 237 K/AG/1998 yang mengandung abstraksi hukum

bahwa cek-cok, hidup berpisah, tidak dalam satu tempat kediaman bersama,

salah satu pihak tidak berniat untuk meneruskan kehidupan bersama dengan

pihak lain adalah merupakan fakta yang cukup untuk alasan suatu perceraian

sesuai dengan Pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 .

Menimbang, bahwa oleh karena alasan perceraian telah terbukti sesuai

dengan Pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 serta

Pasal 116 huruf (f) Kompilasi Hukum Islam, sedang usaha perdamaian sesuai

dengan Pasal 82 ayat (2) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 juncto Pasal

31 dan Pasal 32 serta Pasal 22 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun

1975 ternyata tidak berhasil, maka dalam hal ini perceraian dipandang sebagai

tasrih bi ihsan dan hal ini relevan dengan pendapat Ibnu Sina dalam Kitab Asy Syifa’ yang dikutip Sayid Sabiq dalam Kitab Fiqhus sunnah juz II halaman 208 yang berbunyi :

وبنﻟاو رشﻟا داز امهنيب عمﺟﻟا ﻰف دهتﺟا امﻠكف (

فلاخﻟا يا )

شي اعمﻟا تصغنتو

Artinya : “ Maka bila kedua belah pihak dipaksakan untuk tetap kumpul sebagai suami isteri, niscaya akan bertambah buruk dan memperuncing peselisihan,

serta kehidupan menjadi suram .

Menimbang bahwa selanjutnya, Majelis perlu mengetengahkan firman

Allah S.W.T. sebagaimana tercantum dalam Al-Qur-an surat Al-Baqarah ayat

227 yang berbunyi :

ﻡيﻠﻋ عيمس الله ّناف قلاّطﻟااومزﻋ ناو

Artinya : Dan jika mereka telah berketetapan hati untuk bercerai, maka

sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui .

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan pertimbangan tersebut

(25)

Hal. 25 dari 30 hal. Put.No :23/Pdt.G/2017/PA.Kras diijinkan mengucapkan ikrar talak kepada Termohon di hadapan sidang

Pengadilan Agama Karangasem dapat dikabulkan dengan memperhatikan

bahwa antara Pemohon dan Termohon adalah suami isteri yang sah yang

selama pernikahannya telah bakda dukhul dan belum pernah bercerai, mak a

Majelis Hakim memberi ijin kepada Pemohon untuk mengucapkan ikrar

talak Satu Raj’I terhadap Termohon , hal mana sesuai dengan ketentuan Pasal 118 KHI di Indonesia tahun 1991, Pengucapan Ikrar talak Pemohon

terhadap Pemohon dilakukan di hadapan sidang Pengadilan Agama kota

Madiun setelah putusan berkekuatan hukum tetap ;

Menimbang, bahwa berkaitan dengan maksud pasal 84 Undang Undang

Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama, sebagaimana yang telah

dirubah dengan Undang Undang Nomor 03 Tahun 2006 dan perubahan kedua

dengan Undang Undang Nomor 50 Tahun 2009, serta sesuai dengan ketentuan

pasal 35 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 maka majelis

berpendapat secara ex officio majelis hakim akan memasukkan dalam amar

putusan tentang kewajiban Panitera dalam hal ini Panitera Pengadilan Agama

Karangasem untuk menyampaikan salinan penetapan Ikrar talak tanpa materai.

Kepada pejabat terkait ( Pegawai Pencatat Nikah ) guna mencatatkan dalam

register yang diperuntukkan untuk keperluan itu ;

Dalam Rekonpensi

Menimbang, bahwa Termohon Konpensi/Penggugat Rekonpensi telah

mengajukan gugat balik sebagaimana dalam duduk perkaranya tersebut

diatas ;

Menimbang, bahwa Majelis Hakim telah berupaya mendamaikan dalam

pokok perkara materi gugat balik Penggugat Rekonpensi akan tetapi belum

berhasil selanjutnya Penggugat menyampaikan gugatan secara lisan di

persidangan yang inti pokok dan tuntutannya sebagaimana tersebut diatas ;

Menimbang, bahwa gugatan Rekonpensi tersebut diajukan

bersama-sama dengan jawaban dan dari sebab materi gugatan Rekonpensi yang

diajukan terdapat hubungan yang erat (Innerlijke samen Hangen) dengan

materi pokok perkara, maka berdasarkan pasal 132 b ayat (1) HIR. Formil

(26)

Hal. 26 dari 30 hal. Put.No :23/Pdt.G/2017/PA.Kras Menimbang, bahwa atas gugatan balik Penggugat Rekonpensi tersebut,

selanjutnya Tergugat Rekonpensi menyampaikan jawabannya sebagaimana

terurai dalam duduk perkaranya tersebut diatasyang intinya menyanggupi

seluruh tuntutan Penggugat ;

Menimbang, bahwa berkaitan dengan gugatan balik Penggugat

Rekonpensi yang telah disepakati kedua belah pihak, oleh karena itu sepanjang

yang telah disepakati oleh kedua belah pihak di depan persidangan, maka

kesepakatan tersebut menjadi dasar hokum bagi majelis untuk

mempertimbangkan lebih lanjut ;

Menimbang, bahwa selanjutnya majelis berpendapat bahwa

kesepakatan yang dinyatakan oleh Penggugat dan Tergugat di depan

persidangan berkaitan dengan hak hak isteri yang diceraikan oleh suami ,

maka majelis berpendapat kesepakatan tersebut tidak perlu dibuktikan oleh

kedua belah pihak ;

Menimbang, bahwa berdasarkan pasal 1338 Kitab Undang-Undang

Hukum Perdata dikatakan bahwa “ Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai Undang-Undang bagi mereka yang membuatnya , hal mana

sesuai dengaan azas hokum Pacta sun servanda , kesepakatan damai mana

disampaikan secara lesan dan tertulis , dilakukan secara sukarela tanpa ada

paksaan dari siapapun,dilaksanakan didepan persidangan , selanjutnya Majelis

Hakim berpendapat kedua belah pihak harus melaksanakan perjanjian tersebut

karena perjanjian yang dimaksud pasal 1338 KUHPerdata direalisasikan dengan

bentuk Perjanjian atau Kesepakatan yang dibuat oleh kedua belah pihak sebagaimana ketentuan pasal 1340 KUHPerdata “Suatu perjanjian hanya berlaku antara pihak-pihak yang membuatnya;

Menimbang, bahwa ditinjau dari sudut hokum Islam berkaitan dengan telah

tercapainya kesepakatan damai dalam hal nafkah iddah dan mut’ah, dimana

kesepakatan damai tersebut dinilai oleh majelis hakim telah mencerminkan rasa

keadilan dinilai patut dan berdasarkan kemampuan Tergugat rekonpensi ,

sehingga karenanya harus dilaksanakan atau harus ditepati sebagaimana

petunjuk firman Allah dalam surat Al-Maidah ayat 1 yang artinya berbunyi

(27)

Hal. 27 dari 30 hal. Put.No :23/Pdt.G/2017/PA.Kras Wahai orang-orang yang beriman, penuhilah janji-janji “, serta Firman Alah Swt dalam surat Al-Isro’ ayat 34 yang artinya sebagai berikut “ Penuhilah janji-janji karena janji-janji itu pasti diminta pertanggung jawabannya. “;

Menimbang, bahwa perintah Allah ini menunjukkan hukum wajib,

sebagaimana bunyi kaidah Ushul Fiqih sebagai berikut :

Artinya : asal di dalam perintah itu menunjukkan hukum wajib kecuali ada dalil

yang menunjukkan sebaliknya.Begitu pula Sabda Rasuluullah saw yang

diriwayatkan oleh imam Abu Daud dan Al-Hakim berbunyi sebagai berikut :

ﻻلاﺤﻢﺮﺤواماﺮﺤﻞﺤااﻄﺮشﻻاﻢهﻄﻮﺮﺸﻰﻠﻋﻦﻮمﻠﺴمﻟا

Artinya : Orang Islam terikat dengan perjanjian yang mereka buat kecuali

perjanjian yang menghalalkan yang haram dan mengharamkan yang halal.

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut diatas, majelis

hakim menilai kesepakatan damai yang dibuat oleh kedua belah telah sesuai

dengan semangat dalil firman Allah dan Sabda Rasulullah tersebut ,secara

perdata telah memenuhi unsur unsur persetujuan sebagaimana tersebut dalam

pasal 1320 ,pasal 1851 KUHPerdata jo pasal 154 RBg ayat 1,2 dan 3, dengan

demikian secara factual telah terjadi perbuatan hukum antara Penggugat

dengan Tergugat tentang nafkah iddah dan mut’ah secara damai maka konsekwensi hukumnya /akibat hukumnya kedua belah pihak wajib memenuhi

dan melaksanakan janji atau kesepakatan damai yang telah dibuat

dipersidangan sebagai kewajiban hokum dan dalam upaya memberikan

jaminan kepastian hukum kedua belah pihak , maka majelis hakim berpendapat

bahwa kesepakatan tersebut berlaku mengikat dan harus ditaati oleh kedua

belah pihak sebagai hukum ;

Menimbang, bahwa berkaitan dengan kesepakatan yang dibuat oleh

Penggugat dan tergugat secara lesan di persidangan kesepakatan tersebut

dinilai oleh Majelis Hakim Pengadilan Agama Karangasem telah berdasarkan

hokum , hal ini merujuk pada putusan Mahkamah Agung RI tanggal 6

November 2003 nomor : 02 K/AG/2003 yang menyebutkan : “ menurut hukum Islam sebagaimana diatur dalam psal 149 Kompilasi Hukum Islam, apabila

(28)

Hal. 28 dari 30 hal. Put.No :23/Pdt.G/2017/PA.Kras madhiyah, nafkah iddah, mut’ah dan biaya hadhonah untuk anak-anak yang belum mencapai umur 21 tahun, sekalipun hal ini tidak ada dalam gugatan

rekonpensi dari istri, tetapi secara ex officio, sesuai ketentuan pasal 41 huruf (c)

Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974 pengadilan in casu majelis hakim dapat

menetapkan suatu kewajiban kepada bekas suami berupa nafkah madhiyah, nafkah iddah dan mut’ah kepada bekas istri “ sepanjang sesuai dengan ketentuan Syari’at Islam yang ada ;

Menimbang, bahwa dari pertimbangan pertimbangan sebagaimana

tersebut diatas majelis hakim berkesimpulan bahwa hal hal yang telah

disepakati oleh kedua belah pihak telah berdasar hukum dan tidak ada unsur

melawan hukum dan tidak bertentangan dengan hukum Islam,dengan

demikian untuk memberikan kepastian hukum majelis akan memasukkan

kesepakatan damai kedua belah pihak harus dimuat dalam diktum putusan dan

patut dikabulkan ;

DALAM KONVENSI DAN REKONVENSI

Menimbang bahwa pada materi konpensi petitum point angka 3

permohonan cerai talak pemohon agar biaya perkara dibebankan kepada

pemohon atas seluruh biaya yang timbul dalam perkara ini maka berdasarkan

ketentuan Pasal 89 ayat 1 Undang-Undang nomor 7 Tentang Peradilan Agama

yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan

perubahan kedua dengan Undang – Undang Nomor 50 Tahun 2009, maka Majelis Hakim berpendapat semua biaya yang timbul dalam perkara ini

dibebankan kepada Pemohon ;

Mengingat, pasal 49 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang

Peradilan Agama ,sebagaimana yang telah dirubah dengan Undang Undang

Nomor 03 Tahun 2006 dan perubahan kedua dengan Undang Undang Nomor

50 Tahun 2009 tentang Peradilan Agama, serta segala ketentuan

perundang-undangan yang berlaku, dan dalil syar'i yang bersangkutan dengan perkara ini ;

M E N G A D I L I Dalam Konpensi

(29)

Hal. 29 dari 30 hal. Put.No :23/Pdt.G/2017/PA.Kras 2. Memberi ijin kepada Pemohon ( PEMOHON ) untuk menjatuhkan talak satu raj’i terhadap Termohon (TERMOHON) di depan sidang Pengadilan Agama Karangasem ;

3. Memerintahkan Panitera Pengadilan Agama Karangasem untuk

mengirimkan salinan penetapan ikrar talak kepada Pegawai Pencatat Nikah

Kantor Urusan Agama Kecamatan Karangasem Kabupaten Karangasem ,

selanjutnya untuk dicatat dalam daftar yang disediakan untuk itu;

Dalam Rekonpesi

1. Mengabulkan gugatan Penggugat Rekonpensi seluruhnya ;

2. Menghukum Pemohon konpensi/Tergugat rekonpensi untuk membayar

kepada Termohon konpensi/Penggugat rekonpensi ;

2.1. Uang nafkah Iddah selama 3 bulan X Rp. 500.000,-( Lima ratus ribu

rupiah ) totalnya sebesar Rp.1.500.000,- ( Satu juta lima ratus ribu

rupiah ) ;

2.3. Uang Mut’ah sebesar Rp. 1.000.000,- ( Satu juta rupiah ); Dalam Konpensi Rekonpensi

Membebankan biaya perkara kepada Pemohon konpensi / Tergugat rekonpensi

sebesar Rp.271.000,-( Dua ratus tujuh puluh satu ribu rupiah ) ;

Demikian diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim yang

dilangsungkan pada hari Rabu tanggal 24 Januari 2018 Masehi bertepatan

dengan tanggal 8 Jumadil Awal 1439 Hijriyah, oleh kami Drs. AMANUDIN, S.H.,

M.Hum., sebagai Ketua Majelis, ABDURRAHMAN, S.Ag. dan NURUL LAILY,

S.Ag.,masing-masing sebagai Hakim Anggota, putusan tersebut diucapkan

dalam sidang terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh Ketua Majelis

tersebut dengan didampingi Hakim-Hakim Anggota tersebut dan dibantu oleh

SALMINI,BA.,sebagai Panitera Pengganti serta dihadiri oleh Pemohon dan

Termohon .

Hakim Anggota, Ketua Majelis,

(30)

Hal. 30 dari 30 hal. Put.No :23/Pdt.G/2017/PA.Kras ABDURRAHMAN, S.Ag. Drs. AMANUDIN, S.H., M.Hum.

Hakim Anggota,

NURUL LAILY, S.Ag.

Panitera Pengganti,

SALMINI,BA.

Perincian Biaya Perkara :

Pendaftaran Rp 30.000,-

Proses Rp 50.000,-

Panggilan Rp 180.000,-

Redaksi Rp 5.000,-

Meterai Rp 6.000,-

JUMLAH Rp 271.000,-

Referensi

Dokumen terkait

Analisis SWOT terhadap faktor internal dan eksternal kantor cabang Medan, berhasil diproleh sembilan strategi dan kebijakan oprasional alternatif yang dapat diimplementasikan

Namun masalah yang sering muncul adalah bagaimana cara untuk merepresentasikan pengetahuan di antaranya adalah menerapkan sistem pakar yang telah terkomputerisasi

Jika informasi mengenai peraturan lainnya yang berlaku belum tersedia di bagian lain dalam lembaran data keselamatan bahan ini, maka hal ini akan dijelaskan dalam bagian

Rakyat. Pemerintahan Tujuan Negara. Negara Indonesia adalah Negara Hukum Negara Indonesia berdasarkan atas hokum bukan berdasarkan atas kekuasaan belaka terbukti bahwa pemerintahan

Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengumpulkan data dilapangan, dan dalam penulisan ini penulis memperoleh data dari sumber yang berhubungan dengan objek yang

Pranata Komputer Pelaksana melaksanakan operasi teknologi informasi dan implementasi teknologi informasi yang meliputi perekaman data, pemasangan dan pemeliharaan

21.15

(4) Pergeseran anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dilakukan dengan cara mengubah Peraturan Bupati tentang penjabaran APBD sebagai dasar