• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENDAPATAN USAHA PENGGILINGAN DAGING DI KECAMATAN SERUYAN HILIR, KABUPATEN SERUYAN Income Analysis of Meat Milling Trade inSeruyan Hilir District, Seruyan Regency

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS PENDAPATAN USAHA PENGGILINGAN DAGING DI KECAMATAN SERUYAN HILIR, KABUPATEN SERUYAN Income Analysis of Meat Milling Trade inSeruyan Hilir District, Seruyan Regency"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Email: eko.saputra310@yahoo.com

Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Darwan Ali Jl. A. Yani No. 1 Kuala Pembuang, Kabupaten Seruyan

ABSTRAK

Peningkatan pendapatan usaha penggilingan daging membutuhkan berbagai informasi terkait dengan faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan dan produktivitas. Faktor penting dalam pengelolaan sumberdaya produksi adalah faktor alam, modal, tenaga kerja, dan faktor manajemen. Tujuan penelitian untuk menganalisis tingkat pendapatan usaha penggilingan daging di Kecamatan Seruyan Hilir, Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah. Penelitian dilakukan di Kecamatan Seruyan Hilir, Kabupaten Seruyan. Pemilihan responden pada penelitian ini adalah 6 orang tenaga kerja dari 3 usaha penggilingan daging yang diambil secara acak sederhana (simple random sampling) dari daftar usaha penggilingan daging yang ada di Kecamatan Seruyan Hilir, Kabupaten Seruyan. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif dan kuantitatif berdasarkan data primer dan sekunder dari hasil penelitian. Untuk menganalisis pendapatan usaha dilakukan pencatatan terhadap seluruh penerimaan dan pengeluaran (biaya) dalam satu bulan pada bulan Juli hingga bulan Agustus tahun 2017. Pendapatan usaha merupakan hasil pengurangan antara penerimaan dengan biaya yang dikeluarkan. Penerimaan berasal dari total produksi dikalikan dengan harga jual jasa. Pengeluaran biaya pada penelitian ini terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan usaha penggilingan daging “Usaha Bersama” lebih besar dibandingkan dengan pendapatan penggilingan daging “Sumber Rejeki”, dan “Ortomoro Group”. Usaha penggilingan daging “Usaha Bersama”, “Sumber Rejeki”, dan “Ortomoro Group” layak dan menguntungkan untuk diusahakan dan dikembangkan (rasio R/C > 1).

Kata kunci: analisis pendapatan; usaha; penggilingan daging.

ABSTRACT

(2)

analyze trade income, recording of all revenues and expenses in one month from July to August of 2017. Trade income are the result of a reduction between revenues and expenses incurred. Revenue comes from total production multiplied by the selling price of the service. Expenditure in this research consists of fixed costs and variable costs. The results showed that the income of “Usaha Bersama” meat milling trade is biger than the income of “Sumber Rejeki” meat milling trade, and “Ortomoro Group”. “Usaha Bersama” meat milling trade, “Sumber Rejeki”, and “Ortomoro Group” are feasible and profitable to be cultivated and developed (R/C ratio > 1).

Keywords: income analysis; trade; meat milling.

PENDAHULUAN

Pembangunan pertanian periode tahun 2005-2009 diarahkan pada terwujudnya pertanian tangguh untuk pemantapan ketahanan pangan, peningkatan nilai tambah dan daya saing produk pertanian, serta peningkatan kesejahteraan petani melalui salah satu program utama yaitu program peningkatan ketahanan pangan (Departemen Pertanian, 2004). Pangan dari subsektor produk peternakan yang terdiri dari daging, susu dan telur, merupakan komoditas pangan hewani yang sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas konsumsi masyarakyat. Permintaan akan produk daging meningkat dari tahun ke tahun sejalan dengan semakin meningkatnya pendapatan dan kesadaran gizi setiap individu. Subsektor peternakan di Kabupaten Seruyan merupakan penunjang dalam penyediaan protein hewani, penyediaan lapangan kerja, dan pembangunan wilayah. Hal ini bisa dilihat dari populasi ternak menurut jenis ternak pada Tabel 1.

Daging merupakan salah satu bahan pangan yang penting dalam rangka pemenuhan gizi khususnya pemenuhan protein hewani. Walaupun banyak bahan nabati yang tinggi kandungan proteinnya,

namun tidak ada bahan pangan nabati yang mempunyai kandungan protein sebaik protein daging (Zaifibio, 2012). Selain itu, daging menjadi penarik bagi pertumbuhan industri hulu dan pendorong pertumbuhan industri hilir di dalam salah satu sistem usaha agribisnis. Konsumsi daging pada tahun 2004 meningkat sebesar 3,1% dibandingkan tahun 2003, konsumsi telur meningkat sebesar 7,9%, dan konsumsi susu meningkat sebesar 2,8% (Statistik Pertanian, 2004).

Besarnya konsumsi daging yang semakin tahun terus meningkat, di Kecamatan Seruyan Hilir Kabupaten Seruyan bermunculan usaha-usaha yang berkepentingan dengan pengolahan daging, salah satunya adalah usaha penggilingan daging. Data produksi usaha penggilingan daging tersebut ditunjukkan pada Tabel 2.

(3)

seperti pengusaha bakso, sosis, dan pengusaha lainnya yang berhubungan dengan daging yang telah dihancurkan atau dihaluskan (Dina, 2013).

Peningkatan pendapatan usaha penggilingan daging membutuhkan berbagai informasi terkait dengan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pendapatan dan produktivitas. Faktor penting dalam pengelolaan sumberdaya produksi adalah faktor alam, modal, tenaga kerja, dan faktor manajemen (Soekartawi, 1986). Oleh karena itu penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi produksi tidak terlepas dari faktor tenaga kerja, manajemen, hingga input dan output usaha. Berdasarkan uraian tersebut maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis tingkat pendapatan usaha penggilingan daging di Kecamatan Seruyan Hilir, Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah.

METODE PENELITIAN

Penelitian dilakukan di Kecamatan Seruyan Hilir, Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa Kecamatan Seruyan Hilir merupakan salah satu sentra pengusaha penggilingan daging di Kabupaten Seruyan. Penelitian dilakukan pada bulan Juli hingga Agustus 2017.

(4)

lembaga-lembaga lain yang terkait dengan penelitian, serta dari internet. Kedua data tersebut digunakan sebagai sumber penelitian kemudian diolah untuk mencapai tujuan penelitian. Pemilihan responden (sample) yang digunakan pada penelitian ini adalah 6 orang tenaga kerja dari 3 usaha penggilingan daging yang diambil secara acak sederhana (simple random sampling) dari daftar usaha penggilingan daging yang ada di Kecamatan Seruyan Hilir, Kabupaten Seruyan.

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif dan kuantitatif berdasarkan data primer dan sekunder dari hasil penelitian. Analisis kualitatif digunakan untuk mengetahui kegiatan yang berkaitan dengan usaha penggilingan daging di daerah penelitian yang diuraikan secara deskriptif. Sementara, analisis kuantitatif dilakukan dengan menggunakan analisis fungsi produksi dan efisiensi penggunaan faktor produksi, analisis pendapatan usaha dan analisis imbangan penerimaan dan biaya (R/C ratio analysis).

Untuk menganalisis pendapatan usaha penggilingan daging pada penelitian ini, dilakukan pencatatan terhadap seluruh penerimaan dan pengeluaran (biaya) dalam satu bulan pada bulan Juli hingga bulan Agustus tahun 2017. Pendapatan usaha merupakan hasil pengurangan antara penerimaan dengan biaya yang dikeluarkan. Pendapatan bersih produsen diperoleh dengan rumus sebagai berikut (Boediono, 1993).

Penerimaan didapat dari perkalian antara banyaknya produk yang dijual dikalikan dengan harga jual produk perunit (Jausaja, 2011).

Pengeluaran biaya penggilingan daging pada penelitian ini terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tetap dalam kisaran volume kegiatan tertentu (Mulyadi, 2009), sedangkan biaya variabel adalah biaya yang totalnya berubah secara proporsional sesuai dengan perubahan output aktivitas (Riwayadi, 2006). Pengeluaran biaya tetap usaha penggilingan daging terdiri dari biaya air PDAM, tenaga kerja, penyusutan gedung, penyusutan mesin giling daging, penyusutan mesin dongfeng, penyusutan timbangan duduk, penyusutan pisau besar, dan penyusutan baskom. Sedangkan, pengeluaran biaya variabel usaha penggilingan daging terdiri dari biaya semir, oli mesin, minyak solar, gemuk, es batu, dan tepung tapioka.

HASIL DAN PEMBAHASAN

(5)

antara penerimaan dengan biaya yang dikeluarkan.

Analisis Penerimaan

Penerimaan usaha merupakan hasil penjumlahan antara perkalian jumlah total produksi penggilingan daging dalam satu bulan dengan harga jual jasa per kg penggilingan daging, dan perkalian jumlah penggunaan tepung tapioka dalam satu bulan produksi dengan harga jual tepung tapioka.

Penggilingan daging “Usaha Bersama” Kabupaten Seruyan Kalteng dalam satu bulan memproduksi penggilingan daging dengan total sebanyak 1.232 kg, dikalikan dengan harga jual jasa penggilingan daging sebesar Rp 4.000/kg, maka total penerimaan hasil jual jasa penggilingan daging diperoleh sebesar Rp 4.928.000. Ditambah dengan penerimaan hasil penjualan tepung tapioka dengan total penjualan sebanyak 745 kg, dikalikan dengan harga jual tepung tapioka sebesar Rp 9.500/kg, maka total penerimaan hasil jual tepung tapioka diperoleh sebesar Rp

7.077.500. Total penerimaan penggilingan daging “Usaha Bersama” dari penjumlahan total penerimaan hasil jual jasa penggilingan daging, dengan total penerimaan hasil jual tepung tapioka diperoleh penerimaan sebesar Rp 12.005.500. Data tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.

(6)

daging, dengan total penerimaan hasil jual tepung tapioka diperoleh penerimaan sebesar Rp 8.605.500. Data tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.

Penggilingan daging “Ortomoro Group” Kabupaten Seruyan Kalteng dalam satu bulan memproduksi penggilingan daging dengan total sebanyak 596 kg. Bila dikalikan dengan harga jual jasa penggilingan daging sebesar Rp 4.000/kg, maka total

(7)

total penerimaan hasil jual tepung tapioka diperoleh penerimaan sebesar Rp 5.509.500. Data tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.

Analisis Biaya

Total biaya yang dikeluarkan oleh penggilingan daging “Usaha Bersama” sebesar Rp 7.140.784 (Tabel 6), penggilingan daging “Sumber Rejeki” sebesar Rp 6.675.643 (Tabel 7), dan penggilingan daging “Ortomoro Group” sebesar Rp 4.484.109 (Tabel 8). Total biaya terkait dengan biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap usaha penggilingan daging di daerah penelitian meliputi air PDAM, tenaga kerja, penyusutan gedung, penyusutan mesin

giling daging, penyusutan mesin dongfeng, penyusutan timbangan duduk, penyusutan pisau besar, dan penyusutan baskom. Sedangkan biaya variabel meliputi semir, oli mesin, minyak solar, gemuk, es batu, dan tepung tapioka.

(8)

yang saling membantu dalam proses penggilingan. Biaya air PDAM untuk masing-masing usaha penggilingan berbeda, hal ini dikarenakan terkait dengan jumlah produksi dan luasnya lokasi penggilingan daging. Semakin banyak produksi dan semakin luas lokasi penggilingan, maka memerlukan air yang banyak untuk membersihkan lokasi setelah proses penggilingan selesai. Biaya tetap dari penyusutan peralatan masing-masing usaha penggilingan didominasi oleh penyusutan gedung, diikuti oleh penyusutan mesin dongfeng, penyusutan mesin giling daging, penyusutan

timbangan duduk, penyusutan pisau besar, dan penyusutan baskom.

(9)

kepada konsumen dengan harga jual sebesar Rp 9.500/kg. Ini diikuti oleh biaya variabel dari biaya semir, oli mesin, minyak solar, gemuk, dan es batu.

Analisis Pendapatan

Pendapatan dan rasio R/C usaha penggilingan daging “Usaha Bersama” ditunjukkan pada Tabel 9, penggilingan daging “Sumber Rejeki” ditunjukkan pada Tabel 10, dan penggilingan daging “Ortomoro Group” ditunjukkan pada Tabel 11. Usaha yang menguntungkan

sebesar Rp 4.864.716. Rasio R/C usaha penggilingan daging atas total biaya adalah 1,68, yang artinya setiap biaya satu rupiah yang dikeluarkan akan mendapatkan penerimaan sebesar 1,68 rupiah. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa usaha penggilingan daging “Usaha Bersama” di Kecamatan Seruyan Hilir Kabupaten Seruyan efisien dari sisi pendapatan.

(10)

penggilingan daging “Sumber Rejeki”adalah 1,29, yang artinya setiap biaya yang dikeluarkan sebesar satu rupiah akan mendapatkan penerimaan sebesar 1,29 rupiah. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa usaha penggilingan daging “Sumber Rejeki” di Kecamatan Seruyan Hilir Kabupaten Seruyan efisien dari sisi pendapatan.

Pendapatan usaha penggilingan daging “Ortomoro Group” adalah sebesar Rp 1.025.391. Rasio R/C atas usaha penggilingan daging “Ortomoro Group” adalah 1,23, yang artinya setiap biaya yang dikeluarkan sebesar satu rupiah akan mendapatkan penerimaan sebesar 1,23 rupiah. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa usaha penggilingan daging “Ortomoro Group” di Kecamatan Seruyan Hilir Kabupaten Seruyan efisien dari sisi pendapatan.

Berdasarkan analisis pendapatan dan rasio R/C, usaha penggilingan daging “Usaha Bersama” memiliki nilai pendapatan yang lebih besar daripada usaha penggilingan daging “Sumber Rejeki” dan usaha penggilingan daging “Ortomoro Group”. Artinya usaha penggilingan daging “Usaha Bersama” lebih menguntungkan daripada usaha penggilingan daging “Sumber Rejeki” dan “Ortomoro Group” yang ada di Kecamatan Seruyan Hilir Kabupaten Seruyan. Apabila melihat nilai rasio R/C antara ketiga usaha penggilingan daging tersebut, nilai rasio R/C-nya sama-sama bernilai lebih dari satu, namun rasio R/C usaha penggilingan daging “Usaha Bersama” lebih besar dari usaha penggilingan daging “Sumber Rejeki” dan usaha penggilingan daging “Ortomoro Group”. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa usaha penggilingan daging “Usaha Bersama” lebih efisien dibandingkan usaha penggilingan daging “Sumber Rejeki” dan usaha penggilingan daging “Ortomoro Group”.

KESIMPULAN

Penerimaan usaha penggilingan daging di Kecamatan Seruyan Hilir Kabupaten Seruyan lebih didominasi oleh hasil penjualan tepung tapioka, dibandingkan dengan hasil penjualan jasa penggilingan daging itu sendiri. Pengeluaran terbesar dari biaya tetap adalah biaya tenaga kerja. Biaya tetap dari penyusutan peralatan didominasi oleh penyusutan gedung, diikuti oleh penyusutan mesin dongfeng, penyusutan mesin giling daging, penyusutan timbangan duduk, penyusutan pisau besar, dan penyusutan baskom. Pengeluaran terbesar dari biaya variabel adalah biaya pembelian tepung tapioka. Diikuti oleh biaya pembelian dan penggunaan semir, oli mesin, minyak solar, gemuk, dan es batu. Pendapatan usaha penggilingan daging bernilai positif yang ditunjukan dengan lebih besarnya total penerimaan daripada total biaya-biaya. Usaha penggilingan daging “Usaha Bersama”, “Sumber Rejeki”, dan “Ortomoro Group” layak dan menguntungkan untuk diusahakan dan dikembangkan (rasio R/C > 1).

DAFTAR PUSTAKA

Boediono. 1993. Ekonomi Makro. Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi No. 2. Edisi 4. Yogyakarta: BPFE.

(11)

Penggiling Daging. http://trendmesin.blogspot.co.id/ 2013/18/mesin-penggiling-daging.html. Diakses pada tanggal 14 Agustus 2017.

Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Seruyan. 2016. Data Produksi dan Pemasaran Usaha Penggilingan Daging di Kuala Pembuang Kabupaten Seruyan. Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Seruyan.

Jausaja. 2011.Penerimaan (revenue). https://jausaja.wordpress.com/20 11/04/11/penerimaan-revenue/. Diakses pada tanggal 15 Agustus 2017.

Statistik Pertanian. 2004. Peternakan. https://www.bappenas.go.id/files /1313/5098/8840/bab-4.pdf. Diakses pada tanggal 16 agustus 2017.

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan untuk variabel produk, harga, tempat, promosi dan kelengkapan sarana prasara adalah variabel yang tidak mempengaruhi tetap harus dikembangkan seiring

Berdasarkan konteks tindak tutur yang dihasilkan oleh Kiai Sholeh dari logika makna hubungan antarumat beragama adalah dialog antarumat beragama dengan konsep

Beliau menemukan bahwa kitin yang telah didihkan pada larutan KOH, juga dapat diperlakukan dengan NaOH dan dipanaskan, maka terjadi perlepasan gugus asetil yang terikat pada

variabel kepuasan umpan balik kinerja hanya dapat dijadikan sebagai variabel mediasi dalam hubungan antara kepuasan dengan penilai terhadap variabel kepuasan kerja dan

Berbagai paparan peraturan yang mengatur terkait dengan BUM Desa diatas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa klasifikasi pembentukan BUM Desa terpolarisasi menjadi BUM

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan. Pertama, strategi perusahaan yang relevan bagi PT. X saat ini adalah ”strategi pertumbuhan melalui

Background dari halaman ini adalah permainan pada siang hari dengan tema yang dapat berubah dan terdapat kotak garis sebagai arena permainan seperti yang

Dari hasil penelitian ini didapatkan informasi bahwa pengetahuan merupakan faktor yang berperan dalam penatalaksanaan premenstrual syndrome mahasiswi UAI, responden