• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemodelan Sistem Pakar Untuk Identifikasi Kerusakan Kamera Digital Single Lens Reflex (DSLR) Canon Menggunakan Metode Dempster - Shafer

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pemodelan Sistem Pakar Untuk Identifikasi Kerusakan Kamera Digital Single Lens Reflex (DSLR) Canon Menggunakan Metode Dempster - Shafer"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Fakultas Ilmu Komputer

2408

Pemodelan Sistem Pakar Untuk Identifikasi Kerusakan Kamera

Digital

Single Lens Reflex

(DSLR) Canon Menggunakan Metode

Dempster - Shafer

Rihandiko Hari Romadhona 1, Suprapto2, Nurul Hidayat 3

Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya Email: aku.ricko@gmail.com1, ntayadih@ub.ac.id 2, spttif@ub.ac.id 3

Abstrak

Di era digital saat ini pengembangan komputer sangat diperlukan untuk meringankan pekerjaan manusia, khususnya perkembangan dunia fotografi. Berbagai perangkat fotografi yang mendukung untuk tersampaikannya kepada manusia sudah semakin canggih. Salah satunya adalah kamera Digital Single Lens Reflex (DSLR).Oleh karena itu kamera ini sangat digemari oleh masyarakat. akan tetapi terjadi suatu permasalahan jika kamera mengalami kerusakan. Dempster – Shafer telah berhasil di aplikasikan dalam permasalahan dunia nyata dan memberikan solusi yang lebih baik, dimana Dempster

– Shafer dapat di aplikasikan untuk data – data multisensor dan atau multisumber termasuk data-data dari penginderaan jauh. Subjek dalam pada penelitian kali ini adalah aplikasi sistem menggunakan metode Dempster – shafer sebagai media deteksi pada kerusakan kamera Digital Single Lens Reflex (DSLR). Pengumpulan data dalam penelitian dengan melakukan dengan seorang pakar. Hasil dari penelitian ini adalah aplikasi sistem untuk identifikasi kerusakan kamera Digital Single Lens Reflex (DSLR) menggunakan metode Dempster – shafer yang memuat berbagai gejala, macam – macam kerusakan dan solusi dan hasil deteksi yang berdasarkan basis pengetahuan para pakar atau para ahli di bidang kamera Digital Single Lens Reflex (DSLR). Dari kasus uji yang telah dilakukan hasil pengujian tingkat akurasi yaitu 90% yang menunjukkan bahwa sistem berfungsi dengan baik sesuai dengan metode Dempster – Shafer.

Kata kunci: DSLR kamera , Metode Dempster Shafer

Abstract

Today's digital age computer development is necessary to alleviate human work, especially the development of the world of photography. Various photographic devices that support to recieved humans have increasingly sophisticated. One is a Digital Single Lens Reflex camera (DSLR). Therefore this camera very popular by the public. But there is problem if the camera is damaged. Dempster - Shafer has been successfully applied in real-world problems and provides better solutions, where Dempster - Shafer can applied to multisensor and / or multisumbered data including data from remote sensing. Subjects in this research is the application system using Dempster - shafer method as detection medium on damage to Digital Single Lens Reflex (DSLR) camera. Collecting data in research by doing with expert. The result of this research the application system for identification of Digital Single Lens Reflex (DSLR) camera damage using Dempster - shafer method containing various symptoms, kinds of damage solution and result of detection based on knowledge base of experts or experts in Digital camera field Single Lens Reflex (DSLR). From the test cases that have been done the results accuracy level of testing is 90% indicating the system works well in accordance with the method Dempster - Shafer.

Keywords: DSLR cameras, Dempster-Shafer method

1. PENDAHULUAN

Tingginya ketergantungan sehari-hari dengan Kamera DLSR (Digital Single Lens Reflex) dan tidak diimbangi dengan kemampuan pengguna untuk menganalisis sejak dini

(2)

kerusakan kamera DSLR.

Pada sistem ini nantinya akan mengindentifikasi kerusakan pada kamera DSLR secara lebih mendalam dan akan menghasilkan output berupa kerusakan yang lebih spesifik. Sistem pakar berbasis komputer yang menggunakan pengetahuan, fakta, dan teknik penalaran dalam memecahkan masalah yang biasanya hanya dipecahkan oleh seorang pakar dalam bidang tersebut. Sistem pakar dirancang agar dapat melakukan penalaran seperti layaknya seorang pakar pada suatu bidang keahlian tertentu.

Teori Dempster-Shafer adalah suatu teori matematika untuk membuktikan berdasarkan belief functions dan plausible reasoning (fungsi kepercayaan dan pemikiran masuk akal), yang digunakan untuk mengkombinasikan potongan informasi yang terpisah (bukti) untuk mengkalkulasi kemungkinan dari suatu peristiwa (Wahyuni,2013).

2. LANDASAN PUSTAKA

2.1 Sistem Pakar

Sistem pakar adalah program berbasis pengetahuan yang menyediakan solusi-solusi dengan kualitas pakar untuk problema-problema dalam suatu domain yang spesifik. Sistem pakar merupakan program komputer yang meniru proses pemikiran dan pengetahuan pakar dalam menyelesaikan suatu masalah tertentu. Implementasi sistem pakar banyak digunakan dalam bidang psikologi karena sistem pakar dipandang sebagai cara penyimpanan pengetahuan pakar pada bidang tertentu dalam program komputer sehingga keputusan dapat diberikan dalam melakukan penalaran secara cerdas. Konsep dasar dari sistem pakar yaitu meliputi keahlian (expertise), ahli (expert),

perpindahan keahlian (transfering expertise),

inferensi (inferencing), aturan (rules), dan kemampuan memberikan penjelasan

(explanation capability).

2.2 Dempster-Shafer

Teori Dempster-Shafer adalah suatu teori matematika untuk membuktikan berdasarkan belief functions dan plausible reasoning (fungsi kepercayaan dan pemikiran masuk akal), yang digunakan untuk mengkombinasikan potongan informasi yang terpisah (bukti) untuk mengkalkulasi kemungkinan dari suatu peristiwa

(Wahyuni,2013). Secara umum teori Dempster – Shafer ditulis dalam suatu interval persamaan

Belief (Bel) yaitu ukuran kekuatan evidence

dalam mendukung suatu himpunan proposisi. Jika bernilai 0 maka mengindikasikan bahwa tidak ada evidence dan jika bernilai 1 menunjukkan adanya kepastian. Serta persamaan Plausibility (PI) yang dinotasikan sebagai :

PI(s) = 1 –Bel (⌐s) (1)

3. METODE PENELITIAN

Pada bab ini akan membahas langkah – langkah yang dilakukan penulis dalam

pembuatan pemodelan sistem untuk identifikasi kerusakan kamera Digital Single Lens Reflex

(DSLR) dengan metode Dempster – Shafer.

Gambar 3.1 Alur Metodologi Penelitian

4. IMPLEMENTASI

Tujuan implementasi ini adalah untuk mengetahui pengimplementasian dalam membangun sistem pakar kerusakan kamera

Digital Single Lens Reflex (DSLR) dengan menggunakan metode dempster – shafer

berbasis web dengan perancangan sistem yang telah dibuat, implementasi perangkat lunak dilakukan dengan menggunakan bahasa pemograman PHP, media penyimpanan database MySQL, dan tools pendung lainnya.

4.1 Antarmuka Halaman Utama

(3)

halaman deteksi kerusakan kamera. Antarmuka halaman utama dapat dilihat pada gambar 4.1.

Gambar 4.1 Halaman Utama

4.2 Antarmuka Halaman Login

Pada halaman ini berisi field username

dan password yang harus diisikan oleh pengguna, pakar, ataupun admin sesuai dengan basis data yang sudah ada. Antarmuka halaman

login admin ditunjukan pada Gambar4.2.

Gambar 4.2 Halaman Login Admin

4.3 Antarmuka Halaman data Kerusakan

Halaman data kerusakan kamera berisi tentang daftar kerusakan yang telah diisi oleh pakar. Atribut yang ada di dalam daftar kerusakan tersebut adalah kode kerusakan, nama kerusakan, gambar kerusakan, solusi kerusakan. Gambar 4.3 menunjukan antarmuka halaman daftarkerusakan kamera.

Gambar 4.3 Halaman List Kerusakan

4.4Antarmuka Halaman daftar Gejala

Halamandaftar gejala ini berisi tentang

daftar gejala yang telah diisi oleh pakar. Atribut yang ada di dalam daftar gejala tersebut adalah kode gejala, nama gejala, dan nilai densitas. Gambar 4.4 menunjukan daftar gejala.

Gambar 4.4 Halaman List Gejala

4.5Antarmuka Halaman Hasil Deteksi

Halaman hasil identifikasi merupakan halaman hasil deteksi kamera menggunakan metode Dempster-Shafer sesuai dengan gejala-gejala yang dimasukkan pengguna. Adapun hasilnya adalah nama kerusakan dan nilai kepercayaannya. Halaman hasil identifikasi dapat dilihat pada 4.5.

Gambar 4.5 Halaman Hasil Identifikasi Kerusakan

5. PENGUJIAN AKURASI

(4)

Tabel 5.1 Hasil Pengujian Akurasi hasil identifikasi sistem dengan pakar

Data Kamer a ke-

Gejala yang dialami Ada Bintik Hitam, Muncul Kode Error 01 Di Panel LCD, Muncul Kode Error 02 Di Panel LCD

Memory Memory 1

2 Kamera

Tidak Dapat Fokus Saat Membidik, Muncul Kode Error 02 Di Panel LCD

Memory Memory 1

3

Kamera Tidak Dapat Dinyalakan, Hasil Foto Ada Bintik Hitam

Lensa Lensa 1

4 Kamera

Tidak Dapat Fokus Saat Membidik, Lampu Flash Tidak Dapat Ada Bintik Hitam, Muncul Kode Error 06 Di Panel Ada Bintik Hitam, Muncul Kode Error 01 Di Panel LCD, Muncul Kode Error 05 Di Panel

Kode Error 01 Di Panel LCD, Muncul Kode Error 40 Di Panel LCD, Muncul Kode Error 83 Di Panel Kode Error 70 Di Panel LCD, Muncul Kode Error 81 Di Panel LCD

Miror Miror 1

9 Muncul

Kode Error 81 Di Panel LCD, Muncul Kode Error 84 Di Panel

Kode Error 99 Di Panel LCD, Muncul Kode Error 10 Di Panel LCD

Memory Memory 1

11 Muncul

Kode Error 40 Di Panel LCD, Muncul Kode Error 30 Di Panel

Kode Error 30 Di Panel LCD, Muncul Kode Error 80 Di Panel Kode Error 01 Di Panel LCD, Muncul Kode Error 84 Di Panel

Kode Error 01 Di Panel LCD, Muncul Kode Error 50 Di Panel

(5)

16 Muncul Kode Error 01 Di Panel LCD, Muncul Kode Error 30 Di Panel LCD, Muncul Kode Error 80 Di Panel

Kode Error 01 Di Panel LCD, Muncul Kode Error 84 Di Panel LCD, Muncul Kode Error 40 Di Panel

Kode Error 01 Di Panel LCD, Muncul Kode Error 84 Di Panel LCD, Muncul Kode Error 81 Di Panel LCD

Mirror Mirror 1

19 Muncul

Kode Error 01 Di Panel LCD, Muncul Kode Error 30 Di Panel LCD, Muncul Kode Error 81 Di Panel

Kode Error 01 Di Panel LCD, Muncul Kode Error 30 Di Panel LCD, Muncul Kode Error 51 Di Panel

Hasil akurasi bernilai 1 artinya keluaran dari perhitungan sistem sama dengan keluaran dari data pakar. Sebaliknya, hasil akurasi bernilai 0 artinya keluaran dari perhitungan sistem tidak sama dengan keluaran dari data pakar. Tabel 5.1 telah dilakukan pengujian akurasi dengan 20 sampel data kerusakan kamera DSLR dan menghasilkan nilai akurasi

sebagai berikut:

Nilai akurasi = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑑𝑎𝑡𝑎𝑎𝑘𝑢𝑟𝑎𝑡

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑑𝑎𝑡𝑎 x 100%

Nilai akurasi = 18

20 x 100% = 90%

Dapat disimpulkan bahwa akurasi sistem sebesar 90% yang menunjukkan bahwa sistem ini dapat berfungsi dengan baik sesuai dengan identifikasi pakar

6. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil perancangan dan pengujian yang dilakukan pada sistem identifikasi kerusakan kamera Digital Single Lens Reflex

(DSLR) dengan menggunakan metode

Dempster-Shafer, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Sistem identifikasi kerusakan kamera

Digital Single Lens Reflex (DSLR) mampu mengidentifikasi kerusakan kamera Digital Single Lens Reflex (DSLR) serta pengambilan kesimpulan kerusakan dihitung menggunakan metode Dempster-Shafer dengan memasukkan gejala fakta dari pengguna.

2. Berdasarkan hasil pengujian didapatkan hasil sebagai berikut :

a. Hasil pengujian validasi fungsionalitas system identifikasi kerusakan kamera

Digital Single Lens Reflex (DSLR) menggunakan metode Dempster-Shafer

memiliki tingkat kesesuaian persentase sebesar 100%. Nilai persentase 100% diperoleh dari pembagian data yang valid sebanyak 20 dari 20 daftar kebutuhkan. Sehingga fungsional sistem ini sudah memenuhi kebutuhan yang diperlukan.

b. Hasil pengujian akurasi sistem identifikasi kerusakan kamera Digital Single Lens Reflex (DSLR) menggunakan metode Dempster-Shafer

dengan menggunakan 20 sampel data, memliki tingkat kesesuaian persentase sebesar 90%.

(6)

7. DAFTAR PUSTAKA

Kurniawati, 2014. Implementasi Metode Dempster-Shafer Pada Sistem Pakar Untuk Diagnosis Jenis – Jenis Kerusakan Diabetes Mellitus.

Achmad, Rifai. 2014. Sistem Pakar Diagnosa Kamera Digital Single Lens Reflex (DSLR) Menggunakan Metode Certainty Factor Berbasis Web.

Muhammad, Arhami. 2010. Kelebihan dan kekurangan sistem pakar.

Kusumadewi, Sri. 2003. Artificial Intelligence Teknik dan Aplikasinya. Yogyakarta : Graha

Ilmu.

Mukhni, Idris. 2016. Pemodelan Sistem Pakar Untuk Identifikasi Kerusakan Printer Menggunakan Metode Dempster – Shafer

Belfot , 2009. Alur kerja kamera Digital Single Lens Reflex (DSLR) [online] tersedia di :http://belfot.com/cara-kerja-kamera-dslr-pengertian/ [Diakses 8 September 2016]

Nugrahajati, Paulus. 2011. Buku pintar fotografi dengan kamera DSLR. Yogyakarta, 2011 [Diakses 8 September 2016]

Hanson, 2012. Gambar capasitor pada kamera Digital single lens Reflex (DLSR) [Online] tersedia di:

http://www.hansonphotodesign.com/canon-550d-repair/h3E434B6#h3e434b6 [Diakses 9 september 2016]

Gambar

Gambar 3.1 Alur Metodologi Penelitian
Gambar 4.3 Halaman List Kerusakan
Tabel 5.1 Hasil Pengujian Akurasi hasil identifikasi sistem dengan pakar

Referensi

Dokumen terkait

Terdapat permasalahan Mesin Blower Dust Fan 9 ini yaitu kelebihan kapasitas hisap (debit aliran) dari blower ini yang tidak sesuai dengan standar operasi yang

KODE DAN DATA WILAYAH ADMINISTRASI PEMERINTAHAN PROVINSI, KABUPATEN/KOTA.. KECAMATAN DAN DESA/KELURAHAN

Pada saat undang-undang ini berlaku, Pajak dan Retribusi yang masih terutang berdasarkan Peraturan Daerah mengenai jenis Pajak Provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1)

Mendiskripsik an perubahan yang terjadi pada makhluk hidup dan hal- hal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak(makanan, kesehatan, rekreasi, istirahat,

• korištenjem kompozicije funkcija do rezultata dolazimo množenjem svih promjena od izlaza do težinske vrijednosti, suprotno od onoga što radimo kod propagacije unaprijed, formulom

Çağatay dan Demircioğlu (2013, hlm.30) menjelaskan bahwa kelas eksperimen yang diberi perlakuan dengan metode Jigsaw menunjukkan hasil pos-test yang lebih baik dalam

Buku ini disusun sebagai panduan dalam penyelenggaraan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) di Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta I Tahun

Dengan pertimbangan-pertimbangan di atas dan kemudahan untuk mendapatkan bahan bakar maka sangat tepat jika instalasi turbin gas dipilih sebagai penggerak generator untuk