• Tidak ada hasil yang ditemukan

Amplifikasi PCR (Polymerase Chain Reaction)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Amplifikasi PCR (Polymerase Chain Reaction)"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

# Ko r esp o n d e nsi: Balai Pe n elit ian d an Pe ng e m b an gan Bu d id aya Ikan Hias. Jl. Pe rikan an No . 1 3 , Pan co r an Mas, De p o k, Jawa Barat 1 4 6 3 4 , In d o n e sia. Te l.: + (0 2 1 ) 7 5 2 0 4 8 2

E-m ail: er ma_ pr i mani t a@ yahoo.com

Tersedia online di: ht t p://ej ournal-balit bang.kkp.go.id/index.php/j ra

KERAGAM AN GENOTIPE TIGA GENERASI IKAN RAINBOW KURUM OI (M elanotaenia parva)

HASIL DOM ESTIKASI BERDASARKAN RAPD

Erm a Prim anita Hayuningtyas# dan Tutik Kadarini

Balai Penelitian dan Pen gemb angan Bud idaya Ikan Hias

ABSTRAK

Ikan rainbow Kurumoi (M elanot aenia parva) adalah ikan endemik Danau Kurumoi, Papua Barat, Indonesia. Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias (BPPBIH), Depok telah berhasil melakukan domestikasi dan menghasilkan beberapa generasi ikan rainbow Kurumoi. Ikan rainbow Kurumoi memijah secara alami, sehingga kemungkinan terjadinya inbreeding tinggi. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk mengevaluasi keragaman genet ik ikan rainbow Kurumoi. Pene litian ini bertujuan untuk me ngetahui kualitas ge netik den gan me ngevaluasi keragaman genot ipe tiga ge nerasi ikan rain bow Kurumoi menggunakan met ode RAPD (Randomly Amplified Polymorphic DNA) dengan tiga jenis primer, yaitu: OPA-18, OPZ-5, dan OPZ-13. Setiap generasi diambil 10 ekor ikan secara acak. Hasil penelitian ditemukan bahwa keragaman genotipe ikan generasi pertama (69,25%) relatif lebih rendah (P> 0,05) daripada generasi kedua (76,9%) dan ketiga (76,9%). Nilai heterozigositas cenderung meningkat dari generasi ke generasi. Heterozigositas ikan generasi pertama adalah 0,21; generasi kedua sebesar 0,24; dan generasi ketiga sebesar 0,25. Jarak genetik terjauh adalah antara generasi pertama dan generasi ketiga, yaitu sebesar 0,19. Dengan demikian, proses domestikasi yang telah dilakukan tidak menyebabkan penurunan keragaman genotipe ikan rainbow Kurumoi.

KATA KUNCI: ikan rainbow Kurumoi; RAPD; keragaman genotipe; jarak genetik

ABSTRACT: Genotype diversity in three generations of domesticated Kurumoi rainbow fish (M elanot aenia par va) based on RAPD method. By: Erma Primanita Hayuningtyas and Tutik Kadarini

Kurumoi rainbow fish (M elanotaenia parva) is an endemic species from Kurumoi Lake, West Papua, Indonesia. Research and Development for Ornament al Fish Cult ure, Depok has successfully domest icat ed and produce Kurumoi rainbow fish for several generat ions. This fish is breed nat urally, inbreeding probabilit y is highly occure. It is import ant t o evaluat e genet ic diversit y of Kurumoi rainbow fish. Aim of t he research was t o evaluat e genot ype diversit y at t hree generat ions of Kurumoi rainbow fish using RAPD (Randomly Amplified Polymorphic DNA) method wit h t hree primers, namely OPA-18, OPZ-5, and OPZ-13. In t he research, 10 fishes were randomly t aken from each generat ion. The research found t hat genot ype diversit y of fish first generat ion (69.25%) was relat ively lower (P> 0.05) t han second (76.9%) and t hir d (76.9%) gener at ions. Het erozygosit y value t ended t o increase by gener at ion t o gener at ion. Het erozygosit y at first generat ion was 0.21, 0.24 at second generat ion and 0.25 at t hird generat ion. The highest genet ic dist ance was between t he first and t hird generat ion (0.19). Thus, the domest icat ion process that has been done does not cause a decrease in genot ype diversit y of Kurumoi rainbow fish.

KEYW ORDS: Kurumoi rainbow fish; RAPD; genotype diversity; genetic distance

PENDAHULUAN

Ik a n r a in b o w Ku r u m o i (M el a not a eni a pa r va) merupakan ikan hias air t awar asli Indo nesia. Ikan ini m e r u p a k a n ik a n e n d e m ik d a r i Da n a u Ku r u m o i, Kabupat en Bint uni, Papua Barat (Kadarusman et al., 2010). Indo nesia memiliki 95 jenis ikan rainbo w yang berasal dari Sulawesi dan Papua. Ikan rainbo w pada

badannya ber warna biru, kuning, merah, dan jingga t ergant ung jenisnya sehingga warnanya sepert i warna pelangi at au rainbo w (Nur et al., 2009; Tappin, 2010; Kadarini et al., 2013).

(2)

dikem ban gbiakkan di BPPBIH, Depo k. Do m est ikasi merupakan upaya unt uk menjinakkan ikan liar (wild spesies) yang hidup di alam bebas agar t erbiasa hidup pada lingkungan budidaya yang t erkont ro l, baik pakan maupun habit at nya atau disebut dengan ikan budidaya (Effendi, 2004; Muslim & Syaifudin, 2012).

Ikan ini m u dah b erke mb an g b iak se cara alam i se hingga po t e nsi t erjad in ya inbr eeding t in ggi. Ikan rainbo w Kurumo i sudah mengalami pemijahan hingga t u ju h ge n e r a si, n am u n b e lu m p e rn a h d ilak u ka n karakt erisasi t erhadap t iap generasi yang dihasilkan. Pe mijah an yang d ilaku kan p ad a gen erasi sebe lu m-sebelumnya pun tidak t erko nt ro l dan t erpro gram. Pada t iga generasi t erakhir ini dilakukan pemijahan yang lebih t erarah melalui seleksi individu yang dilakukan dan terpro gram unt uk pro duksi massal. Sebagai upaya u nt u k m en get ahu i karakt e rist ik d ari su mb e r d aya ge n e t ik p ad a ikan rain b o w Ku ru m o i, m aka p e rlu dilakukan karakt erisasi secara geno t ipe, yait u dengan menggunakan met o de RAPD (Radomly Amplified Poly-morphic DNA) t erhadap t iga generasi t erakhir dari ikan rainbo w Kurumo i hasil budidaya. Met o de RAPD dapat digunakan unt uk mendet eksi perbedaan po limo rfik DNA yang ada ant ara generasi at au ant ar individu ikan rainbow. Kelebihan met ode RAPD adalah menggunakan prime r t unggal yan g d apat m engamp lifikasi secara acak, sed e rh ana, d an cep at d alam p e nge rjaan n ya. Akurasi dari meto de ini dit entukan o leh jumlah primer dan jumlah sampel yang digunakan. Semakin banyak ju mlah p rime r d an sam p e l yan g d igu n akan , maka semakin besar peluang unt uk mendet eksi po limo rfik DNA, s e h in g g a k e r a g a m a n g e n o t ip e n ya m u d a h dian alisis (Kusmini et al., 2 01 0). Me lalui info rmasi keragaman genet ik dapat diket ahui karakt er-karakt er unggul dari induk yang dit urunkan dari generasi ke generasi berikut nya (Nugro ho et al., 2011).

Pe n e lit ia n in i b e r t u ju a n u n t u k m e n ge va lu a s i ke ra ga m an g e n o t ip e t iga g e n e r asi ika n r ain b o w Kurumo i hasil budidaya. Melalui dat a geno t ipe yang dihasilkan t erbent uk pet a genet ik dari t iap generasi se h in g ga d ap at d ija d ika n in fo rm a si d as ar u n t u k menunjang kest abilan kualit as induk dan benih ikan rainbo w Kurumo i.

BAHAN DAN M ETODE Ikan Uji

Ikan uji yang digunakan pada penelit ian ini adalah ikan rainbo w Kurumo i (M . parva) dari t iga generasi t erakhir yang dibudidayakan di BPPBIH, Depo k. Tiga generasi t erakhir ini merupakan ikan ket urunan F-5, F-6 , d a n F-7 d a ri aw al ikan in i d id o m e st ikas i d i BPPBIH. Pada penelitian ini ket urunan F-5 diasumsikan sebagai G-1, ket urunan F-6 diasumsikan sebagai G-2

dan ket urunan F-7 diasumsikan sebagai G-3. Pro ses p e m b e n ih a n d ia w a li d e n g a n p e m ilih a n in d u k berdasarkan jenis kelaminnya pada induk yang sudah mencapai mat ang go nad. Pemijahan dilakukan secara alami dan massal dengan rasio perbandingan kelamin jantan dan bet ina yait u 2:3. Ikan yang sudah dipijahkan menghasilkan t elur secara parsial dan memiliki sifat menempel pada subst rat (adhesive), sehingga dalam sat u siklus p emijahan t e rdapat leb ih d ari lim a kali pengangkat an substrat yang berisi t elur. Masa inkubasi t e lu r 5 -6 h ar i, se t e la h t e lu r m e n e t a s d ila k u k a n pemelih araan mulai dari t ahapan lar va sampai ikan dewasa.

Pe m b e n t u ka n p o p u la s i G-1 , in d u k G-0 a t a u ket urunan F-4 dipijahkan secara massal tanpa dilakukan seleksi pert umbuhan. Hanya dilakukan pemilihan induk ya n g s u d a h m a t an g go n ad . Te rd a p a t d u a w ad ah pemijahan berupa bak fiber dengan diamet er 2 m3,

masing-masing dit ebar induk sebanyak 100 eko r (40 e ko r jan t an : 6 0 e ko r b e t in a). Dari h asil pro d u ksi massal dip ero leh b enih se banyak 1 0.00 0 eko r d an dipelihara pada 10 wadah dengan kepadatan 1.000 ekor per wadah ukuran 2 m x 2 m x 1 m.

Pembent ukan G-2, induk G-1 dipilih yang memiliki p e rt u m b u h an ce p at , ke m u d ia n d ip ija h kan se cara massal. Terdapat empat wadah pemeliharaan berupa ko lam bet o n dengan ukuran 2 m x 2 m x 1 m, masing-masin g dit eb ar indu k sebanyak 10 0 e ko r (40 eko r jant an : 60 eko r bet ina). Dari hasil pro duksi m assal dipero leh benih sebanyak 10.000 eko r. Pada saat benih berumur 4-5 bulan diseleksi berdasarkan pertumbuhan sebesar 10% dari 5.000 e ko r benih. Kemud ian ikan G-2 dipelihara sampai menjadi induk.

(3)

Tabel 1. Enam jenis primer RAPD yang digunakan pada saat seleksi primer Tabel 1. Six primers sequence of RAPD were used in primer screening

Kode prim er Amplifikasi PCR (Polymerase Chain Reaction)

Pada penelit ian ini diuji enam jenis primer RAPD, yait u: OPA-18, OPB-10 , OPZ-5, OPZ-9, OPZ-10, dan OPZ-1 3 (Tabel 1 ). PCR dilakukan me nggunakan kit D r ea m t a q Gr een PCR M a st er M i x 2 x (Th e r m o Scie n t ific, m ad e in (EU) Lit h uan ia, Th e rm o Fish e r Scient ific, USA) pada mesin t hermocycler gradient (AB), unt uk mendapat kan suhu annealing yang sesuai unt uk m as in g-m asin g p rim e r. Pro gram PCR t e rd iri at as: denat urasi awal pada suhu 94°C selama dua menit ; 35 siklus t erdiri at as denat urasi 94°C selama sat u menit , annealing sesuai t emperat ure melt ing primer (Tabel 1) se lama sat u men it , d an ext ension 7 2°C se lama d ua menit , dan diakhiri dengan extension pada 72°C selama t ujuh menit . amplifikasi RAPD. Jika kemunculan fragment ko nsisten dan po limo rfik pada kedua sampel yang digunakan, maka primer dapat digunakan ke t ahap selanjut nya. Hasil screening dari enam jenis primer yang digunakan t erdapat tiga primer yang mo nomo rfik dan tiga primer yang po limo rfik. Primer yang po limo rfik dan muncul secara ko nsist en yait u OPA-18, OPZ-5, dan OPZ-13. Selanjutnya seluruh sampel diamplifikasi menggunakan t iga primer t ersebut .

Elektroforesis

Hasil PCR dilihat melalui t ahapan elekt ro fo resis, sebanyak 7 µL produk PCR yang sudah mengandung dye dimasukkan ke dalam sumur elekt ro fo resis pada gel agaro sa 1,5% yang t elah diberi pewarna 0,01% Sybr Safe (Invit ro gen, Thermo Fisher Scient ific, USA) pada media 1x TBE Buffer (Tris Bo rat e EDTA). Elekt rofo resis dilakukan menggunakan M UPID Gel Elect rophoresis Unit pada vo lt ase 100 V selama 45 menit . Ukuran fragmen

DNA p ro d u k PCR d ip re d iks i b e rd asa rka n u ku r an m a rk e r 1 0 0 b p (Vivan t is). Se lan ju t n ya h as il PCR divisualisasikan pada Gel Do c UV t ransiluminat o r.

Analisis Dat a

Keragaman ge no t ipe t iga generasi ikan rainbo w Kurumo i dianalisis dengan analisis mo lekuler varians (AMOVA). Analisis diawali dengan melakukan scoring kemunculan fragmen DNA pada hasil elekt ro fo resis dari t iga jenis primer RAPD (hasil seleksi primer) yang digunakan, selanjutnya fragmen yang dihasilkan diubah menjadi dat a biner. Angka sat u (1) merupakan nilai u n t u k k e m u n cu la n fr a g m e n d a n a n g k a d u a (2 ) m erup akan n ilai un t u k ket idakm u nculan fragm en . Ke b e r a d a a n fr a g m e n ya n g t e r b e n t u k d ia n g g a p merupakan sat u buah lo kus. Hasil yang dipero leh dari dat a biner kemudian dianalisis menggunakan soft ware TFPGA (Tools For Populat ion Genet ic Analyses), sehingga dihasilkan nilai derajat po limo rfisme, het ero zigo sitas, d an jarak ge n e t ik, se rt a p e m b u at an d e n d ro gram berdasarkan UPGMA (Unweight ed Pair Group Arithmet ic Average) (Miller, 1997).

HASIL DAN BAHASAN

Pada Gambar 1 disajikan pro fil fragmen DNA hasil am p ifika si m e n gg u n akan OPA-1 8 . Fra gm e n yan g dihasilkan po limo rfik, t et api ada dua fragmen yang t erlihat muncul pada hampir semua ikan uji, yait u pada 1.500 bp dan 900 bp. Hasil amplifikasi menggunakan primer OPZ-5 dit ampilkan pada Gambar 2. Fragmen ya n g d ih a s ilk a n ju ga p o lim o r fik t e t a p i fr a gm e n 1.500 bp muncul pada semua ikan uji, dan 1.100 bp dan 1.000 bp muncul pada hampir semua sampel. Hasil amplifikasi menggunakan primer OPZ-13 dit ampilkan pada Gambar 3. Fragmen yang dihasilkan po limo rfik t et api ad a sat u fragmen yang t erlihat mun cul pada semua ikan uji dengan pit a DNA yang jelas, yait u pada 2.000 bp.

(4)

Gambar 1. Pro fil fragmen RAPD hasil amplifikasi DNA t iga generasi ikan rain-bo w Kurumo i dengan menggunakan primer OPA-18

Figure 1. Profile of RAPD fragment s of DNA amplificat ion result in t hree genera-t ions of Kurumoi rainbow fish using OPA-18 primer

Gambar 2. Pro fil fragmen RAPD hasil amplifikasi DNA t iga generasi ikan rain-bo w Kurumo i dengan menggunakan primer OPZ-5

Figure 2. Profile of RAPD fragmens of DNA amplificat ion result in t hree genera-t ions of Kurumoi rainbow fish using OPZ-05 primer

2 ,5 0 0

5 0 0 6 0 0 7 0 0 8 0 0 1 ,0 0 0 1 ,2 0 0 3 ,0 0 0

9 0 0 1 ,5 0 0 2 ,0 0 0

2 0 0 3 0 0 4 0 0

2 ,5 0 0

5 0 0 6 0 0 7 0 0 8 0 0 1 ,0 0 0 1 ,2 0 0 3 ,0 0 0

9 0 0 1 ,5 0 0

2 0 0 3 0 0 4 0 0 2 ,0 0 0

G-1 G-2 G-3

M 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 M

G-1 G-2 G-3

(5)

Gambar 3. Pro fil fragmen RAPD hasil amplifikasi DNA t iga generasi ikan rain-bo w Kurumo i dengan menggunakan primer OPZ-13

Figure 3. Profile of RAPD fragment s of DNA amplificat ion result in t hree generat ions of Kurumoi rainbow fish using OPZ-13 primer

Tabel 2. Jumlah sampel, derajat po limo rfisme, het ero zigo sit as, jumlah lo kus, jumlah fragmen, dan ukuran fragmen dari t iga generasi ikan rainbo w Kurumo i hasil do mest ikasi

Table 2. Number of sample, degree of polymorphism, het erozygosit y, number of locus, fragment number, and lengt h from t hree generat ions of t he domest icat ed Kurumoi’s rainbow fish

G-1 G-2 G-3

30

69 .2 7 6 .9 76 .9 6 9 .2 0 .2 0 91 0.2 3 5 0 .2 4 76 0.2 36 4

8 1 1 7 2 6

OPA 1 8 Jumlah fr agmen (Fragment count) 2 -4 2 -3 1 -3 1 -4 Uku ran frag men (Fragment lengt h) 9 00 -2 ,5 0 0 9 0 0 -2 ,5 0 0 9 00 -1 ,8 0 0 9 0 0 -2 ,50 0

OPZ 1 3 Jumlah fr agmen (Fragment count) 1 -5 1 -5 4 -5 1 -5 Uku ran frag men (Fragment lengt h) 400-2,000 400-2,000

OPZ 5 Jumlah fr agmen (Fragment count) 1 -5 1 -4 1 -4 1 -5

Uku ran frag men (Fragment lengt h) 8 00 -1 ,6 0 0 8 0 0 -1 ,6 0 0 8 00 -1 ,5 0 0 8 0 0 -1 ,60 0

2-1 0 1 -1 1 7 -1 0 1 -11

10

Tot al /ant ar generasi

Total/between generation

To tal ju mlah fr ag men Total f ragment count

Param et er

Par am eter s

Ju mlah samp el (eko r) / Sampel count (ind.)

Po limo rfisme (Polymorphism) (%) Heter o zig ositas (Het erozygosit yi) (%)

Ju mlah loku s (Locus count)

Ju mlah d an u kur an fr agmen per p rimer: Number and fragment length per primer:

Popul asi (Population)

2 ,5 0 0

5 0 0 6 0 0 7 0 0 8 0 0 1 ,0 0 0 1 ,2 0 0 3 ,0 0 0

9 0 0 1 ,5 0 0

2 0 0 3 0 0 4 0 0 2 ,0 0 0

G-1 G-2 G-3

(6)

Tabel 3. Jar ak ge n e t ik t iga ge n e r as i ik an r a in b o w Ku ru m o i be rd asarkan jarak Wright ’s (197 8) mo difikasi Ro ger ’s (1972)

Table 3. Genet ic dist ance in t hree genet ions of Kurumoi rainbow fish based on Wright ’s (1978) modificat ion of Roger ’s (1972)

dit ampilkan pada Tabel 2. Berdasarkan hasil analisis keragaman genet ik dari t iga generasi ikan rainbo w Kurumo i, nilai keragaman genet ik t ert inggi dengan d e r a ja t p o lim o r fis m e se b e s a r 7 ,6 9 % yait u p a d a generasi kedua dan ket iga. Tet api pada generasi ket iga menghasilkan het ero zigo sit as sebesar 0,2476, yang lebih t inggi dibandingkan generasi dua yait u 0,235. Nilai keragaman genet ik terendah adalah pada generasi pert ama dengan derajat po limo rfisme 69,2 % dan nilai het ero zigo sit as 0,2091. Hal ini menunjukkan bahwa d a r i t ig a g e n e r a s i ik a n r a in b o w Ku r u m o i h a s il do mest ikasi m engalami perbaikan kualit as genet ik. Dar i ge n e rasi p e rt am a ke g e n e ras i ke d u a t e rjad i peningkat an keragaman genet ik dengan selisih nilai h e t e ro zigo sit a s se b e sa r 0 ,0 2 5 9 ; se d a n g ka n d a ri ge nerasi kedua ke gene rasi ket iga peningkat ann ya lebih rendah dengan selisih 0,0126 at au sekit ar 50% dari peningkat an sebelumnya. Hal ini mengindikasikan bahwa se lalu t erjadi pe ningkat an kualit as gen et ik, namun pada generasi ketiga nilai peningkat annya lebih r e n d ah d ib a n d in g ge n e r as i s e b e lu m n ya . Ad a n ya peningkat an kualit as genet ik meminimalkan adanya inbreeding depression (efek silang dalam) yang t erjadi ant ar generasi ikan rainbo w kurumo i. Menurut Klug & Cummings (1994), inbreeding merupakan perkawinan ant ara individu yang memiliki hubungan keluarga yang d e k a t . I nbr eeding d a p a t d it e k a n d e n g a n a d a n ya pemijahan yang dilakukan terarah, yait u melalui proses se le ksi ind ivid u dan fam ili (Gu st iano et al., 2 00 8). Dalam hal ini pemijahan pada budidaya ikan hias rain-bow kurumo i masih dapat dikatakan t erarah dan dapat mengurangi adanya inbreeding melalui pro ses seleksi induk sebelum dilakukannya pemijahan. Namun selain pro ses seleksi induk perlu juga adanya penambahan su mb er gen et ik baru agar t id ak t e rjadi pe nurun an kualit as genet ik pada generasi selanjut nya.

Tin g ka t k e r a g a m a n g e n e t ik d it e n t u k an o le h kemunculan fragmen at au alel dari hasil amplifikasi pada tiap primer yang digunakan. Jumlah fragmen yang dihasilkan pada ikan rainbo w Kurumo i berkisar 1-11 fragmen dengan ukuran fragmen t erendah 400 bp dan t ert inggi 2.500 bp dari t iga primer yang digunakan.

Dari d at a di Tab el 2 , jumlah fragm en yang t e rlih at p o lim o r fik a d a la h p a d a O PA-1 8 ka r e n a s it u s penempelannya yang berbeda pada t iap generasi ikan rainbo w, jumlah fragmen yang dihasilkan berkisar 1-4 fragmen dengan ukuran 900-2.500 bp. Pada primer OPZ-5 jumlah fragmen yang dihasilkan juga po limo rfik t et api jumlahnya lebih banyak dibandingkan OPA-18. Jumlah fragmen yang dihasilkan berkisar 1-5 dengan u k u r a n fr a g m e n 8 0 0 -1 . 6 0 0 b p . Pr im e r O PZ-1 3 menghasilkan ukuran fragmen dengan kisaran yang sama dari t iap generasi yait u 400-2.000 bp, dengan jumlah fragmen 1-5 kecuali pada generasi ketiga jumlah fragmennya 4-5. Jumlah fragmen yang dihasilkan setiap p rim e r t e r ga n t u n g p a d a s e b a ra n s it u s h o m o lo g dengan sekuen primer pada geno m sampel yang diuji. Pad a ikan clo wn uku ran fragm en yan g d ih asilkan berkisar 100-1.500 bp dengan jumlah fragmen yang dihasilkan 6-10 fragmen yang berasal dari amplifikasi menggunakan sembilan prim er RAPD (Sembiring et al., 2010).

Jarak genet ik yang dihit ung berdasarkan Wright ’s (1978) mo difikasi Ro gers (1972) (pengo lah dat a TFPGA dalam Miller, 1997) t erhadap t iga generasi ikan rain-b o w Ku r u m o i d it a m p ilka n p a d a Ta rain-b e l 3 . Ha s il p e rh it u n g a n m e n u n ju k ka n b ah w a ja r a k g e n e t ik t e rd e k at ad alah a n t ara ge n e ra si p e rt am a d e n gan ge n erasi ke du a se b esar 0 ,1 50 9 ; ke mu d ian ant ara g e n e r a s i k e d u a d e n g a n k e t ig a s e b e s a r 0 ,1 6 2 4 . Sement ara jarak genetik terjauh adalah ant ara generasi p e rt am a d e n g an ge n e rasi ke t iga se b e sar 0 ,1 8 5 5 . Kemiripan ant ar generasi berdasarkan jarak genet ik dit unjukkan dengan dendro gram pada Gambar 4.

(7)

Gambar 4. Dendro gram kemiripan ant ara t iga generasi ikan rain-bo w Kurumo i hasil do mest ikasi dengan analisis RAPD m e n g gu n a ka n t iga je n is p r im e r. (G-1 = ge n e ra si pert ama, G-2= generasi kedua, dan G-3= generasi ke t iga)

Figure4. Dendrogram similarit y bet ween t hree generat ions of do-mesticat ion Kurumoi rainbow fish analysis wit h t hree prim-ers of RAPD. (G-1= first generat ion, G-2= second genera-t ion, and G-3= genera-t hird generagenera-t ion)

Tabel 4. Hasil uji Fst berpasangan t erhadap t iga generasi ikan rain-bo w Kurumo i

Table 4. Result of Fst comparison pairs t est regarding t hree generat ions of Kurumoi rainbow fish

Ke terang an (Not e): NS = Tid ak berbed a nyata p ad a taraf alp ha (P> 0,0 5) (Not signi ficant ly di ffer ent on t he si gni ficance level of (P> 0.05 ))

G-1 G-2 G-3

G-1 **** 0 .9 9n s 0 .8 4n s

G-2 **** 0 .9 8n s

G-3 ****

Se cara st at ist ik d e ngan m e n ggu n akan AMOVA menunjukkan bahwa t idak t erdapat perbedaan yang nyat a secara genet ik ant ara populasi generasi pert ama dengan kedua maupun ant ara generasi kedua dengan ket iga (Tabe l 4). Hal yang sam a juga t e rjadi ant ara generasi pert ama dengan ket iga yait u t idak berbeda n ya t a (P> 0 , 0 5 ) b e r d a s a r k a n h a s il a m p lifik a s i m e n ggu n akan t iga je n is p rim e r. In i m e n u n ju kkan bahwa t idak t erjadi perubahan genet ik yang berart i ant ar t iga gen erasi ikan rain bo w Kurumo i. Den gan demikian, belum dapat dikat akan sebuah perbaikan kualit as geno t ipe dari set iap generasi ikan rainbo w Ku rumo i. Sebagai upaya un t uk dap at m empe rbaiki kualit as geno t ipe dapat dilakukkan beberapa hal di a n t ar a n ya m e la lu i s e le ks i d a n p e r s ilan g a n . Jik a pemijahan yang dilakukan melalui seleksi induk belum

dapat meningkat kan kualit as geno t ipe menjadi lebih baik, maka perlu dilakukannya persilangan. Menurut Ariyanto (2003), persilangan dilakukan untuk mencegah ke mu n d uran ge n et ik yan g b iasan ya t e rjad i akib at adanya silang d alam (inbreeding). Up aya p erb aikan kualit as gen o t ipe ikan rainbo w Kurum o i d ilaku kan u n t u k m e n jag a ke st ab ilan ku alit as g e n o t ip e d ari sumber daya ikan hias asli Indo nesia.

KESIM PULAN

Ku a lit a s g e n e t ik t ig a g e n e r a s i ik a n r a in b o w Kurum o i hasil do m est ikasi ad alah sama (P> 0 .0 5). Keragaman geno t ipe ikan rainbo w Kurumo i generasi pert ama (69,25%) relatif lebih rendah daripada generasi kedua (76,9%) dan ketiga (76,9%). Nilai het erozigo sitas cenderung meningkat dari generasi ke generasi, yait u

0.15

0.20 0.10 0.05 0.00

G-1

G-2

(8)

generasi pert ama 0,2091; generasi kedua 0,235; dan generasi ket iga 0,2476. Jarak genet ik t erjauh adalah ant ara gene rasi pe rt ama d an gene rasi ke t iga, yait u s e b e s a r 0 , 1 8 5 5 . De n g a n d e m ik ia n , p r o s e s do mest ikasi yang t elah dilakukan t idak menyebabkan penurunan keragaman geno t ipe ikan Kurumo i.

UCAPAN TERIM A KASIH

Ucap an t e rim a kasih d isa m p aikan ke p ad a t im ekspedisi Inst it ut de Recherche po ur le Develo pment (IRD) - Perancis, Akademi Perikanan So ro ng, dan Balai Pen e lit ian d an Pen gem b an gan Bu d id aya Ikan Hias (BPPBIH) – Depok. Terima kasih juga diucapkan kepada Sau dara San usi selaku t ekn isi yan g t erlib at dalam kegiat an penelit ian ini.

DAFTAR ACUAN

Ariyant o , D. (2003). Ikan mas hibrida ant ara harapan dan kenyat aan. Wart a Penelit ian Perikanan Indone-sia, 9(3), 2-6.

Effe n d i, I. (2 0 0 4 ). Pe n gan t ar aku aku lt u r. Pe n e rb it Penebar Swadaya. Jakart a.

Gu st ia n o , R., Ar ifin , O.Z., & Nu g ro h o , E. (2 0 0 8 ). Pe rb aikan p ert u m bu h an ikan n ila (Or eochr omis nilot icus) dengan seleksi famili. M edia Akuakult ur, 3(2), 98-106.

Kadarini, T., Zamro ni, M., & Pamb ayun ingrum , E.K. (2013). Perkembangan lar va ikan rainbo w kurumo i (M elanot aenia parva) dari hasil pemijahan. J. Ris. Akuakult ur, 8(1), 77-86.

Kad aru s m an , Su d art o , Par ad is , E., & Po u yau d , L. (20 10). Descrip t io n o f M elanot aenia fasinensis, a new spesies o f rainbo wfish (M elanot aeniidae) fro m West Pap ua, In do ne sia wit h co mm e nt s o n t h e redisco ver y o f M . Aj amaruensis and t he endangered st at us o f M . parva. Cybium Int ernat ional Journal of Icht hyology, 34(2), 207-215.

Klug, W.S., & Cummings, M.R. (1994). Concept s of ge-net ics. (4t h ed). Englewo o d cliffs, NJ. Prent ice Hall. Ku smin i, I.I., Nu gro ho , E., Alimud din, & Mulyasari. (2010). Karakt erist ik geno t ipe hibrida huna biru (Cherax albert isii)dengan huna capit merah (Cherax quadricarinat us). J. Ris. Akuakult ur, 5(2), 191-197. Lesmana, D.S. (2015). Ensiklo pedia ikan hias air t awar.

Penerbit Penebar Swadaya. Jakart a.

Miller, M.P. (1997). To o ls fo r po pulat io n genet ic analy-ses (TFPGA). (Versio n 1.3). No rt hern Arizo na Uni-ve rsit y. USA.

Muslim, & Syaifu din, M. (201 2). Do mest ikasi calo n induk ikan gabus (Channa striata) dalam lingkungan budidaya (ko lam bet o n). M aj alah Ilmiah Sriwij aya, 21(15), 20-27.

Nu gro h o , E., Sun dari, S., & Jat n ika. (2 01 1). Variasi gen et ik hibrida ikan gu rame dian alisis d en gan menggunakan marker RAPD. J. Ris. Akuakult ur, 6(1), 1-6.

Nu r, B., Ch u m a id i, Su d a r t o , Po u ya u n d , L., & Sle m b r o u c k , J. (2 0 0 9 ). Pe m ija h a n d a n perkembangan embrio ikan pelangi (M elanot aenia spp.) asal Sungai Sawiat , Papua. J. Ris. Akuakult ur, 4(2),147-156.

Tappin, A.R. (2010). Rainbo w fishes: Their care and keeping in capt ivit y. Aust ralia: Art Publicat io ns. Ret rieved fro m rainbo wfishes@ o pt usnet .co m.au. websit e: ht t p://myweb.t iscali.co .uk/ho unslo wfish/ index.h t g/Rainbo wfish es.pdf.

Gambar

Tabel 1.Enam jenis primer RAPD yang digunakan pada saat seleksi primerTabel 1.Six primers sequence of RAPD were used in primer screening
Gambar 1.Profil fragmen RAPD hasil amplifikasi DNA tiga generasi ikan rain-bow Kurumoi dengan menggunakan primer OPA-18Figure 1.Profile of RAPD fragments of DNA amplification result in three genera-tions of Kurumoi rainbow fish using OPA-18 primer
Gambar 3.Profil fragmen RAPD hasil amplifikasi DNA tiga generasi ikan rain-Fbow Kurumoi dengan menggunakan primer OPZ-13igure 3.Profile of RAPD fragments of DNA amplification result in three generationsof Kurumoi rainbow fish using OPZ-13 primer
Table 3.Genetic distance in three genetions of Kurumoi rainbow fish
+2

Referensi

Dokumen terkait

Tes dan konseling adalah pintu gerbang utama menuju pengobatan denga ARV yang merupakan bagian dari pelayanan kesehatan paripurna bagi ODHA dengan pendekatan

Arthritis gout adalah suatu penyakit yang ditandai dengan serangan mendadak dan berulang dari artritis yang terasa sangat nyeri karena adanya endapan kristal monosodium

RMA2 adalah model numerik elemen hingga dua dimensi dengan perataan-kedalaman, yang dapat digunakan menghitung elevasi muka air dan komponen kecepatan

Berdasarkan informasi dari guru kelas, adanya beberapa anak yang memutuskan untuk tidak bersekolah (putus sekolah) di SD Inpres Cambaya di Kabupaten Gowa,

Hasil yang diperoleh memperlihatkan bahwa data input yang dimasukkan oleh pengguna, setelah menjalani proses pada pemancar untuk kemudian dikirim melalui kanal dengan error

Jumlah kelompok usaha masyarakat pesisir yang memenuhi standar kelembagaan; Jumlah pembinaan pelaku unit usaha mikro yang mandiri di kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil;

Menurut terminologi dari DoD US 2011, Keamanan Informasi (InfoSec) adalah upaya perlindungan informasi dan sistem informasi terhadap akses atau modifikasi informasi yang

TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI OPERASI BENTUK ALJABAR SISWA KELAS VIII MTs. SWASTA DI KABUPATEN BLITAR TAHUN