• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Produksi Sampah dan Sistem Pengelolaannya di Lingkungan IX Kelurahan Tegal Sari 1 Kecamatan Medan Area tahun 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Produksi Sampah dan Sistem Pengelolaannya di Lingkungan IX Kelurahan Tegal Sari 1 Kecamatan Medan Area tahun 2014"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Permasalahan lingkungan hidup akhir-akhir ini sudah semakin ramai

dibicarakan. Pembangunan yang bertujuan untuk membangun manusia Indonesia

seutuhnya sudah tentu tidak lepas dari tujuan agar kehidupan manusia itu terdapat

keserasian, keselarasan dan keseimbangan, baik itu kehidupan diantara sesamanya

maupun dengan lingkungan alam. Tetapi cita-cita mulia yakni dambaan

kehidupan yang serasi, selaras dan seimbang itu tidak mudah diwujudkan

mengingat masyarakat belum sepenuhnya sadar akan pentingnya lingkungan

hidup tersebut.

Manusia mempunyai berbagai aktivitas untuk memenuhi kesejahteraan

hidupnya dengan memproduksi bahan makanan, minuman, barang dan lainnya

dari sumber daya alam yang tersedia. Disisi lain aktivitas tersebut menghasilkan

barang-barang yang akan dikonsumsi, namun disisi lain aktivitas tersebut juga

menghasilkan bahan buangan yang tidak diinginkan atau tidak berguna. Makin

hari makin bertambah banyak, hal ini erat hubungannya dengan makin

bertambahnya jumlah penduduk disatu pihak dan dipihak lain dengan

ketersediaan ruang hidup manusia yang relatif tetap, dan bahan buangan ini

dikenal dengan sampah.

Dari berbagai masalah lingkungan hidup, masalah sampah merupakan

masalah yang sangat kompleks dan erat kaitannya dengan tata kehidupan

manusia, baik kehidupan perorangan maupun lingkungan masyarakat. Masalah

sampah juga tidak hanya terjadi di Medan atau di Indonesia saja, namun termasuk

(2)

menjadi perhatian dunia. Hal itu dimulai sejak 5 Juni 1972 telah disahkan sebagai

hari lingkungan hidup sedunia pada konferensi PBB di Stocholm tentang

mengelola lingkungan hidup (Pantodwijo, 1988).

Salah satu permasalahan yang di hadapi manusia adalah semakin

meningkatnya produksi sampah. Kondisi inilah yang akhir-akhir ini dihadapi

kota-kota besar di Indonesia khususnya Kota Medan yang merupakan pusat

aktivitas penduduk. Disisi lain dengan semakin meningkatnya peradaban manusia,

tuntutan akan pentingnya kebersihan kota juga semakin besar. Hal ini tentu

berkaitan dengan upaya manusia untuk meningkatkan derajat kesehatan sesuai

dengan hakekat dan tujuan pembangunan yang telah ditetapkan. Salah satu unsur

yang secara langsung terkait dengan kebersihan dan keindahan lingkungan adalah

masalah sampah. Persoalan sampah inilah yang akhir-akhir ini menjadi fenomena

aktual kota-kota besar di Indonesia.

Pada tahun 2007, diproyeksikan penduduk Kota Medan mencapai

2.083.156 jiwa. Dibanding hasil Sensus Penduduk tahun 2000 terjadi

pertumbuhan penduduk tahun 2000-2007 sebesar 1,28 % pertahun, dengan luas

wilayah mencapai 265,10 km², kepadatan penduduk mencapai 7858 jiwa/km² .

Sementara menurut data Dinas Kebersihan Kota Medan pada tahun 2009 dengan

pertambahan penduduk Kota Medan sebesar 2.578.315 jiwa menghasilkan

sampah sebesar 5.616 m³/hari (1.404 ton/hari) dengan volume sampah sebesar itu

jika tidak dilakukan dengan manajemen pengelolaan yang baik akan mengalami

penurunan kualitas lingkungan.

Setiap masyarakat dari berbagai golongan dimanapun berada,

(3)

dihasilkannya, dan sampah Rumah Tangga (RT) merupakan bagian terbesar dari

sampah di kota-kota dan sebagian besar berasal dari sampah dapur dan sampah

pekarangan. Kondisi inilah yang memaksa pemerintah daerah memacu

kemampuan untuk mengelola sampah dengan baik dan benar berdasarkan

pengetahuan yang relative minim. Namun sayang, niat baik pemerintah itu masih

jauh dari memadai bila diukur dari sistem dan metode pengelolaan sampah yang

efektif, aman, sehat, ramah lingkungan.

Melihat kondisi tersebut, penanganan sistem pengelolaan persampahan

suatu kota harus dilaksanakan dengan efisien dan efektif, sehingga dapat dicapai

hasil maksimum sesuai yang diharapkan oleh masyarakat dan pemerintah. Dalam

pengelolaan persampahan hal yang perlu diperhatikan yaitu diantaranya adalah

pewadahan, pengumpulan, pemindahan, pengangkutan dan pembuangan

sementara serta pembuangan akhir, dimana yang paling menentukan baik tidaknya

ssspengelolaan sampah adalah pengangkutan sampah (Naatonis, 2010).

Kondisi ini memaksa pemerintah daerah memacu kemampuan untuk

mengelola sampah dengan baik dan benar berdasarkan pengetahuan yang relativ

minim. Namun sayang, niat baik pemerintah itu masih jauh dari memadai bila

diukur dari sistem dan metode pengelolaan sampah sampah secara efektif, aman,

sehat, ramah lingkungan dan ekonomis. Bahkan pada umumnya penanganan

sampah ini masih terkesan sesuatu yang business as usual dan rutin yang

memandang sampah sebagai barang yang menjijikkan. Sehingga penanganannya

pun dipahami hanya sebatas urusan memindahkan, membuang dan memusnahkan

(4)

Undang-undang No.18/2008 Pasal 6 butir (d) menyatakan bahwa tugas

pemerintah adalah melaksanakan pengelolaan sampah dan memfasilitasi

penyediaan prasarana dan sarana pengelolaan sampah. Ini berarti Pemerintah

memiliki tanggungjawab dalam penyediaan sarana dan prasarana pengelolaan

sampah, termasuk menentukan rute pengangkutan sampah mulai dari sumber

hingga tempat pengelolaan akhir.

Data mengenai produksi sampah sangat diperlukan dalam menyeleksi jenis

atau tipe peralatan yang digunakan dalam transportasi sampah, desain sistem

pengolahan persampahan, fasilitas pengolahan sampah, dan desain TPA.

Penentuan produksi sampah biasanya dinyatakan dalam volume dan berat.

Komposisi sampah merupakan penggambaran dari masing-masing komponen

yang terdapat pada sampah dan distribusinya. Biasanya dinyatakan dalam persen

berat (% berat). Data ini penting untuk mengevaluasi peralatan yang diperlukan,

sistem, program dan rencana manajemen persampahan suatu kota (Damanhuri,

2004). Dalam penelitian Yones (2007), berdasarkan data jumlah KK yang terdapat

di Kelurahan Ranai adalah 3.863 KK dengan jumlah penduduk 12.996 jiwa

dengan produksi sampah rata-rata per jiwa per hari ialah 2,48 Liter/hari/jiwa.

Volume sampah yang diproduksi penduduk kota Medan mencapai 5.710

m3/hari. Masalah utama dalam sektor persampahan di kota Medan adalah masih

banyaknya illegal dumping. Hal tersebut disebabkan karena tingkat kesadaran

penduduk yang masih kurang. Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah yang

melayani pembuangan sampah untuk penduduk kota Medan terdapat di dua

lokasi, yaitu di TPA Kampung Terjun dan TPA Namo Bintang. Luas area kedua

(5)

Medan. Sesuai dengan standard kota metropolitan, yaitu tingkat produksi sampah

sebanyak 3,5 liter/orang/hari, kota Medan dengan jumlah penduduk 1.963.855

jiwa, menghasilkan 6.873,49 m3 timbulan sampah. Jumlah ini didapatkan dari

jumlah penduduk x 3,5/1000. Namun kota Medan baru dapat mengelola sebanyak

5.710 m3. Sehingga banyaknya sampah yang belum terlayani adalah 1.163,49 m3

(Profil Kabupaten/Kota Sumatera Utara).

Kecamatan Medan Area terdiri dari 12 lingkungan. Kondisi lingkungan di

Kecamatan Medan Area Kelurahan Tegal Sari 1 merupakan suatu kondisi

pemukiman padat penduduk dengan timbunan sampah yang cukup tinggi.

Semakin tinggi jumlah penduduk disuatu daerah maka akan semakin tinggi pula

sampah yang dihasilkan. Jika sampah tersebut tidak dikelola dengan baik, maka

akan menimbulkan berbagai masalah seperti masalah estetika karena bau yang

ditimbulkannya, menjadi tempat perkembangbiakan vektor penyakit dan dapat

mengganggu kualitas tanah dan air sekitarnya. Lingkungan IX di Kelurahan Tegal

Sari 1 merupakan lingkungan yang cukup tinggi timbulan sampahnya

dibandingkan dengan lingkungan yang lainnya. Banyaknya timbulan sampah di

lingkungan ini diakibatkan oleh belum terlaksananya operasional pengelolaan

sampah dengan baik dan belum terangkutnya sampah-sampah rumah tangga

dengan baik dan pemukiman di kelurahan ini mempunyai lorong-lorong jalan

yang sempit sehingga akses petugas kebersihan sulit menjangkau sampah-sampah

yang ada. Karena Kelurahan ini berdekatan dengan lokasi Pasar Sukarame maka

aktivitas-aktivitas di kelurahan ini cukup tinggi sehingga membuat daerah ini

menjadi rawan dengan timbulan sampah. Dari survei pendahuluan yang dilakukan

(6)

sampah yang cukup tinggi dan masih banyak sampah-sampah yang belum

terangkut dengan baik dan belum merata.

Melalui penelitian ini diharapkan agar operasi armada pengangkutan

sampah dapat dilakukan dengan optimal, sehingga seluruh produksi sampah yang

dihasilkan dapat terangkut ke TPA setiap hari. Beberapa alternatif pengelolaan

angkutan sampah juga diusulkan agar dapat dicapai pemerataan pelayanan

persampahan bagi seluruh lapisan masyarakat di Kelurahan Tegal Sari 1

Kecamatan Medan area khususunya lingkungan IX.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis ingin melakukan

penelitian terhadap timbulan dan sistem pengelolaan sampah yang ada di

Kelurahan Tegal Sari 1 Kecamatan Medan Area. Mengingat masalah sampah

merupakan masalah yang dengan cepat dapat menimbulkan kerugian maka

penulis perlu segera untuk meneliti sampah di daerah tersebut.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka

permasalahan yang menjadi perhatian penulis dalam penelitian ini adalahmasih

banyaknya produksi sampah yang dihasilkan di Lingkungan IX Kelurahan Tegal

Sari 1 kecamatan Medan Area yang belum terangkut dengan baik.

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui produksi sampah dan

sistem pengelolaan sampah yang dilakukan di Lingkungan IX Kelurahan Tegal

(7)

1.3.2. Tujuan Khusus

Adapun tujuan penelitian ini dilakukan adalah :

1. Untuk mengetahui karakteristik penduduk di Lingkungan IX Kelurahan Tegal

Sari 1 Kecamatan Medan Area.

2. Untuk mengetahui aspek teknis operasional pengelolaan sampah di

Lingkungan IX Kelurahan Tegal Sari 1 Kecamatan Medan Area.

3. Untuk mengetahui aspek kelembagaan pengelolaan sampah di Lingkungan IX

Kelurahan Tegal Sari 1 Kecamatan Medan Area.

4. Untuk mengetahui aspek pembiayaan pengelolaan sampah di Lingkungan IX

Kelurahan Tegal Sari 1 Kecamatan Medan Area.

5. Untuk mengetahui aspek peraturan pengelolaan sampah di Lingkungan IX

Kelurahan Tegal Sari 1 kecamatan Medan Area.

6. Untuk mengetahui produksi sampah yang dihasilkan di Lingkungan IX

Kelurahan Tegal Sari 1 Kecamatan Medan Area.

7. Untuk mengetahui aspek teknis operasional sampah yang sesuai dilakukan di

Lingkungan IX Kelurahan Tegal Sari 1 Kecamatan Medan Area.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Sebagai masukan dan sumbangan pemikiran bagi instansi-instansi pemerintah

yang terkait dengan sistem pengelolaan sampah di Kelurahan Tegal Sari 1

Kecamatan Medan Area.

2. Untuk dapat member masukan kepada Dinas Kebersihan dalam

penanggulangan sampah.

3. Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan tingkat pengetahuan masyarakat

(8)

4. Sebagai informasi dan bahan referensi bagi penelitian-penelitian selanjutnya,

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesadaran masyarakat dalam melestarikan fungsi lingkungan hidup di Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan

Penelitian tentang perilaku ibu dalam mengatasi gejala perimenopause di Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai diperlukan agar dapat memberi

Hubungan pengetahuan dan sikap ibu pramenopause dalam menghadapi perubahan pada masa menopause di Kelurahan Tegal Sari Mandala, Kecamatan Medan Denai Tahun 2010,

Di Kelurahan Tegal Sari II Kecamatan Medan Denai terdapat kurang lebih sekitar 110 orang yang berprofesi sebagai pemulung di kawasan kota medan, selain pendapatannya yang

STRATEGI BERTAHAN HIDUP PEMULUNG DI KELURAHAN TEGAL SARI MANDALA II KECAMATAN MEDAN DENAI KOTA MEDAN.. Pedoman wawancara ditujukan kepada Informan pangkal, informan utama,

Diagram 4.3 Distribusi Pengetahuan Ibu yang Mempunyai Balita Tentang Varicela Berdasarkan Pekerjaan di Lingkungan X kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan

Diagram 4.4 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Impetigo Berdasarkan Paritas Di Lingkungan XIII Kelurahan Tegal Sari Mandala II Kecamatan

Diagram 4.2 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Skabies Berdasarkan Pendidikan di Lingkungan XIII Kelurahan Tegal Sari Mandala II Kecamatan