• Tidak ada hasil yang ditemukan

OPUS - Creative Economy Outlook 2019 (Indonesia Version)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "OPUS - Creative Economy Outlook 2019 (Indonesia Version)"

Copied!
148
0
0

Teks penuh

(1)

O

u

tlook

2

0

1

9

E

k

on

om

i K

re

a

tif

(2)
(3)
(4)
(5)

PENASIHAT:

Triawan Munaf Ricky Joseph Pesik

PENGARAH:

Abdur Rohim Boy Berawi

PENANGGUNGJAWAB:

Wawan Rusiawan

EDITOR:

Dian Permanasari Rizky Deco Praha Celsius Creative Lab

TIM STUDI:

Dian Permanasari Rizky Deco Praha Sri Handoyo Mukti Socia Prihawanto Heri Apriyanto Hermawan Prasetya Agus Sucipto Atikah Nur Pajriyah Muhammad Sukma Mahfud Ainun Najib Masfuhurrizqi Iman Rizka Dyah Utami

“Kalau ingin bersaing dengan

industri canggih, kita akan

kalah dengan Jerman dan

China. Tapi di bidang ekonomi

kreatif ini, besar peluangnya

kita akan jadi pemenang!”

- Joko Widodo, Presiden Republik Indonesia.

Fika Aprina Jasmine Joko Bramantio Nurhani Yatimah

KONTRIBUTOR:

Iqbal Bachtiar Mauliandini N.N Sarah Gracia Keinamada Sistri Riska Andini Edwin Muhammad Fadholi Yanuar Arief

Christina Sariowan Ary Afiatur Rahman Anton Suprayogi Debby Permatasari Usamah Widyatmo Adzania Wulandari Yusuf Rahmadi K. Biondi Nasution Yoannes Baptista E. W. Angelina Egawati Arief Wahyu Megatama Irfan Zayanto Rozin Fathur Rahman Dyah Nita

(6)

Seiring dengan prospek perekonomian Indonesia yang akan menjadi salah satu negara dengan pendapatan tertinggi di dunia pada 2030, Ekonomi Kreatif di Indonesia turut ditargetkan akan menjadi salah satu kekuatan industri kreatif dunia. Harapan Ekonomi Kreatif Indonesia untuk menjadi kekuatan baru ekonomi nasional di masa mendatang mulai menunjukkan gambaran positif mengingat kontribusi PDB (Produk Domestik Bruto) Ekonomi Kreatif terhadap PDB nasional terus menunjukkan peningkatan setiap tahunnya.

Melalui Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF), Pemerintah Indonesia berusaha memberikan inovasi serta menaruh perhatian lebih terhadap sektor ini, dengan tujuan untuk menggali potensi dan memaksimalkan peluang sekaligus mengatasi tantangan Ekonomi Kreatif yang ada di Indonesia. Badan Ekonomi Kreatif secara resmi telah terbentuk pada tanggal 20 Januari 2015 berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 6 Tahun 2015 tentang Badan Ekonomi Kreatif.

Setiap program dan kegiatan BEKRAF memiliki visi untuk meningkatkan PDB, nilai ekspor, dan tenaga kerja di sektor Ekonomi Kreatif. Untuk mewujudkan visi ini, BEKRAF memiliki misi untuk membangun ekosistem Ekonomi Kreatif yang solid dan produktif melalui penerbitan buku panduan yang berisikan data, informasi, dan laporan mengenai Ekonomi Kreatif di Indonesia. Opus 2019 merupakan salah satu perwujudan akan misi tersebut.

Sebagai buku tahunan, Opus juga diharapkan mampu menjadi pedoman primer pemerintah dan pelaku Ekonomi Kreatif untuk terus berkarya dan mengembangkan sektor Ekonomi Kreatif di Indonesia.

Kami berharap buku Opus 2019 yang ada di tangan Anda sekarang ini dapat memberikan gambaran dan informasi terkini Ekonomi Kreatif di Indonesia serta peluangnya dalam setahun ke depan. Atas nama BEKRAF, saya menyampaikan apresiasi dan rasa terima kasih sebesar-besarnya kepada berbagai pihak yang telah turut berpartisipasi dalam penyusunan buku Opus 2019. Semoga buku ini dapat memberi manfaat kepada para pelaku Ekonomi Kreatif di Indonesia serta para pemangku kepentingan lainnya.

JAKARTA, Oktober 2018

KEPALA BADAN EKONOMI KREATIF

TRIAWAN MUNAF

(7)
(8)

Daftar

Preambul

Wawasan

12 - Apa Itu Ekonomi Kreatif

13 - Di Mana Kita Berada Sekarang

16 - Ke Mana Kita Mau Berjalan

18 - Potret Ekraf Indonesia

22 - Insight 2018

(9)

isi

Perkembangan

Sub-sektor Ekraf

Aktivitas BEKRAF

2017 – 2018

Epilog

78 - Deputi Riset, Edukasi, dan Pengembangan

94 - Deputi Akses Permodalan

108 - Deputi Infrastruktur

118 - Deputi Pemasaran

124 - Deputi Fasilitasi Hak Kekayaan Intelektual

dan Regulasi

130 - Deputi Hubungan Antar Lembaga dan Wilayah

140 - Prospek Ekonomi Global

141 - Kondisi Ekonomi Indonesia

142 - Prospek Ekonomi Indonesia 2019

34 - Arsitektur

36 -Desain Interior

38 -Desain Komunikasi Visual

40 -Desain Produk

42 -Film, Animasi, dan Video

46 - Fotografi

48 - Kriya

50 - Kuliner

52 - Musik

54 - Fesyen

58 -Aplikasi dan Game Developer

62 - Penerbitan

66 -Periklanan

68 - Televisi dan Radio

70 - Seni Pertunjukan

(10)
(11)
(12)

John Howkins, sang Bapak Ekonomi Kreatif, menjabarkannya dengan sederhana: “Ekonomi Kreatif berhubungan dengan ide dan uang. Ini adalah jenis ekonomi pertama di mana imajinasi dan kreativitas menentukan apa yang orang-orang ingin lakukan dan hasilkan”.

Ekonomi Kreatif (Ekraf) adalah paradigma ekonomi baru yang mengandalkan gagasan, ide, atau kreativititas dari Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai faktor produksi utama dalam kegiatan ekonominya.

Apa itu

KEUNGGULAN EKONOMI KREATIF VS. EKONOMI TRADISIONAL

Sumber daya utama dalam Ekonomi Kreatif adalah kreativitas, yakni kapasitas atau kemampuan untuk menghasilkan atau

menciptakan sesuatu yang unik, solusi dari suatu masalah, atau sesuatu yang berbeda dari pakem. Namun selain kreativitas, unsur lain yang dianggap penting untuk menunjang Ekonomi Kreatif adalah nilai tambah. Nilai tambah ini dapat dilihat dari adanya peningkatan kualitas produk dari segi nilai dan ekonomi. Kegiatan seperti hobi yang dilakukan secara cuma-cuma belum bisa digolongkan ke dalam Ekonomi Kreatif.

Fleksibel:

Ekraf tidak terpaku kepada struk-tur atau astruk-turan yang kaku Ringan Modal:

Sumber daya utama Ekraf adalah kreativitas yang bersifat orisinil,

unik, dan terbarukan

Ringan Sumber Daya Alam: Sumber daya utamanya adalah

talenta setiap individu

Mempromosikan HKI Indonesia: Hak Kekayaan Intelektual atau

Intellectual Property merupakan aset yang sangat berharga bagi penciptanya, budaya, bangsa dan

negara itu sendiri Meningkatkan Standar Hidup dan

Gaji Rata-Rata: Kreativitas yang menjadi modal

utama membuat pelaku ekraf dituntut menghasilkan produk terbaik dan inovasi berkelanjutan

Higher Value Economy: Ekraf memiliki nilai tambah

yang tinggi

Kolaboratif: Ekraf mempersatukan berbagai

individu dari bidang dan latar belakang yang berbeda-beda

Low Barrier to Entry: Sektor Ekraf tidak memerlukan

biaya yang besar maupun sertifikasi tertentu

Ekonomi Kreatif?

“Ekonomi Kreatif adalah perwujudan nilai tambah

dari suatu hak kekayaan intelektual yang lahir dari

kreativitas manusia, berbasis ilmu pengetahuan,

warisan budaya, dan teknologi.”

(13)

Berada Sekarang

Pada tahun 2015, Ernst and Young (EY) melaku-kan pemetaan Ekonomi Kreatif global untuk pertama kalinya di dunia dan mencatat bahwa Industri Kreatif dan Budaya atau CCI) bernilai sebesar 2,3 triliun dolar AS (US$ 2,3 trillion atau 30.654 triliun rupiah), dan menyamai 3% dari PDB total dari seluruh dunia.

NAPAK TILAS PERJALANAN EKRAF DI INDONESIA

Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) dibentuk di bawah pemerintahan Joko Widodo melalui Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2015. BEKRAF mengemban mandat langsung dari Presiden untuk memajukan dan mengembangkan Ekonomi Kreatif di Indonesia.

Tiga subsektor Ekonomi Kreatif yakni kuliner, kriya, dan fesyen memberikan kontribusi terbesar pada Ekonomi Kreatif dengan kontribusi masing-masing sebesar 41,69%, 15,70%, dan 18,15%.

Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) mendorong pembuatan Undang-Undang Ekonomi Kreatif agar industri kreatif Indonesia lebih berkembang dan pelaku Ekonomi Kreatif memiliki landasan hukum yang kuat.

-BEKRAF memulai penetrasi ke berbagai daerah di Indonesia dalam rangka menciptakan ekosistem Ekonomi Kreatif yang efisien dan kondusif.

4 dari 16 subsektor Ekonomi Kreatif berpotensi menjadi kekuatan ekonomi baru yakni film, musik, art, dan game (animasi). Empat subsektor ini memiliki nilai pertumbuhan ekonomi yang paling pesat. Pekan Produk Budaya Indonesia pertama kali digelar

Perpres Nomor 92 Tahun 2011 membentuk kementerian baru yaitu Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, dengan menteri pertamanya, Mari Elka Pangestu. Perubahan nama dari Pekan Produk

Budaya Indonesia menjadi Pekan Produk Kreatif Indonesia

-Terbit Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2009, legislasi pionir menge-nai Ekonomi Kreatif Indonesia.

2007

2018

2009

2011

2015

2017

2016

(14)

Ekonomi Kreatif memiliki potensi yang cukup menjanjikan. Pada 2016, kontribusi Ekonomi Kreatif terhadap perekonomian nasional sebesar 7,44 persen dan diproyeksikan akan terus meningkat. Dari segi nilai, Produk Domestik Bru-to Ekonomi Kreatif diproyeksikan telah melam-paui 1.000 triliun pada 2017 dan meningkat mendekati 1.102 triliun pada 2018.

PERTUMBUHAN KONTRIBUSI EKRAF TERHADAP PDB INDONESIA:

2019 – Rp 1.211 T Proyeksi PDB Ekraf 2018 2018 – Rp 1.105 T

2017 – Rp 1.009 T

2015 – Rp 852 T 2016 – Rp 922,59 T

TREN PERTUMBUHAN TENAGA KERJA EKRAF INDONESIA DALAM 4 TAHUN TERAKHIR

TAHUN JUMLAH (DALAM JUTA ORANG) PERTUMBUHAN (%)

2017 17,43 4,13%

2016 16,91 5,95%

2015 16,06 5,22%

2014 15,46 2,94%

PERTUMBUHAN TENAGA KERJA SEKTOR EKONOMI KREATIF 2016

118.405.188

JUTA ORANG

16.909.690

JUTA ORANG

3,02%

5,95

%

TINGKAT PERTUMBUHAN TINGKAT PERTUMBUHAN

Ekraf

Nasional

(15)

Go-Jek

Estimasi Valuasi (Mei 2018): US$ 5 miliar (Rp 69,4 triliun) Investor Terkemuka: Sequoia Capital, Temasek Holdings, Google Inc, Tencent, JD.com, Meituan-Dianping, KKR, Warburg Pincus, Farallon Capital, Capital Group Mar-kets, GDP Venture, Rakuten Ventures, Allianz, dan Astra International

Rekam Jejak Pendanaan: 2016:

US$ 550 juta 2017: US$ 1,2 miliar (Rp 17 triliun) 2018: US$ 150 juta (Rp 2 triliun)

Bukalapak

Estimasi Valuasi (Mei 2018): US$ 1 miliar (Rp 14 triliun) Investor Terkemuka: Emtek, 500 Startup, dan QueensBridge Venture Partners Rekam Jejak Pendanaan: Tidak dipublikasikan Tokopedia

Estimasi Valuasi (Mei 2018): US$ 1,062 miliar (Rp 15 triliun) Investor Terkemuka:

Alibaba, CyberAgent Ventures, SIMI (Softbank Internet and Media Inc.), Sequoia Capital, SB Pan Asia Fund

Rekam Jejak Pendanaan: 2011: US$ 700 juta (Rp 9,8 triliun) 2014: US$ 100 juta (Rp 1,3 triliun) 2016: US$ 147 juta (Rp 2 triliun) 2017: US$ 1,2 miliar (Rp 15 triliun

Traveloka

Estimasi Valuasi (Mei 2018): US$ 2 miliar (Rp 28 triliun) Investor Terkemuka: Tencent, Expedia, East Ven-tures, JD.com

Rekam Jejak Pendanaan: 2017: US$ 500 juta (Rp 7 triliun)

(16)

Ke Mana

Kita

Mau Berjalan?

Mengutip riset IMF, posisi perekonomian Indo-nesia tahun 2016 berada di peringkat 8 dengan total Produk Domestik Bruto (GDP) 3.028 miliar dolar AS. Sejalan dengan riset tersebut, PWC memprediksi Indonesia mampu menjadi negara “superpower” di dunia dengan peringkat kelima pada 2030 dan peringkat keempat pada 2050 bermodalkan pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi serta momentum bonus demografi. Posisi tersebut akan menjadikan Indonesia sebagai

big emerging market mengingat posisi Indone-sia merupakan negara dengan perekonomian terkuat di Asia Tenggara saat ini. Indonesia juga memiliki potensi lain di sektor Ekonomi Kreatif yang terus tumbuh dan berkembang dilihat dari kontribusinya terhadap perekonomian nasional.

Potensi ini ingin dimaksimalkan oleh pemerintah; salah satu wujud nyatanya adalah dengan mem-bentuk Badan Ekonomi Kreatif yang difokuskan untuk mengembangkan sektor Ekonomi Kreatif di Indonesia.

Pembentukan BEKRAF ini membuat Indonesia bergabung dengan sejumlah negara maju di dun-ia yang mulai fokus menggarap potensi Ekonomi Kreatif secara serius seperti Inggris, Korea Selatan, dan Australia.

Sebagai bagian dari usahanya untuk mengem-bangkan Ekraf di Indonesia, BEKRAF member-ikan fasilitasi dan bantuan untuk para pelaku Ekonomi Kreatif.

PENJUALAN IDE / PRODUK

PEMASARAN

BEKRAF

Membangun Ekosistem Ekonomi Kreatif yang

Kohesif

PRODUKSI

HKI

BANTUAN YANG DISALURKAN BEKRAF BAGI PARA PELAKU EKRAF: Edukasi

Program pendidikan dan pelatihan (diklat) secara cuma-cuma, di berbagai daerah di Indonesia. Baca lebih lanjut: Coding Mum (hal. 80), IKKON (hal. 87).

Permodalan

Memfasilitasi dan menghubungkan para pelaku Ekraf lokal dengan investor. Baca lebih lanjut: DEUREUHAM (hal. 99).

Fasilitasi HKI dan Regulasi

(17)

PERINGKAT GLOBAL INDONESIA UNTUK EKONOMI TERBESAR DI DUNIA (MENURUT PROYEKSI PWC, 2018)

8

Target Nilai Ekonomi

Digital Indonesia

pada 2020 (11% dari

PDB nasional)*

Sumber: Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara

PEMERINTAH TERKAIT

SEKTOR EKRAF

MEMBANGUN PALAPA RING, YANG AKAN MENJADI TULANG PUNGGUNG EKOSISTEM EKONOMI DIGITAL

MEMBANGUN JARINGAN 4G DI SELURUH NUSANTARA

MENERBITKAN PETA JALAN SISTEM PERDAGANGAN NASI-ONAL BERBASIS ELEKTRONIK (E-COMMERCE ROAD MAP) MEMBENTUK BEKRAF, LEM-BAGA NON-KEMENTERIAN PEMERINTAH YANG DIKHU-SUSKAN UNTUK MENGEM-BANGKANKAN EKONOMI KREATIF DI INDONESIA

(18)

Dalam rangka memenuhi kebutuhan data

Ekraf, Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF)

kembali menjalin kerjasama penyusunan

data Ekraf dengan Badan Pusat Statistik

(BPS). Kerjasama yang dilakukan tahun

2017 ini dilakukan untuk mengukur kinerja

Sektor Ekonomi Kreatif di tahun

sebelum-nya, yaitu 2016. Sedangkan kinerja sektor

Ekraf tahun 2017 akan disajikan di akhir

tahun 2018.

8.203.826

TOTAL JUMLAH

USAHA YANG

BERGERAK DI

SEK-TOR EKRAF 2016

POTRET EKRAF

INDONESIA

4 SUB-SEKTOR

DENGAN PERTUMBUHAN

TERTINGGI 2016

Animasi & Video

Provinsi Penyumbang Ekspor Ekraf Terbesar 2016

Jawa Barat — 31,96% Jawa Timur — 24,36% Banten — 15,23% Jawa Tengah — 14,49% DKI Jakarta — 8,97% Provinsi Penyumbang PDB

Ekraf Terbesar 2016 Yogyakarta — 16,12% Bali — 12,57% Jawa Barat — 11,81% Jawa Timur — 9,37% Sumatera Utara — 4,77%

SHARE PDB EKRAF 5 PROVINSI

VS. 29 PROVINSI LAINNYA

2014-2016

Provinsi

5

29

Provinsi

(Yogyakarta, Bali, Jawa Barat, Jawa Timur, Sumatera Utara)

48,04%

51,96%

(19)

NEGARA TUJUAN EKSPOR TERATAS 2016

Amerika Serikat

30,24%

Swiss

0,45%

Jepang

6,79%

Singapore

6,14%

Jerman

4,43%

Nilai Ekspor

Ekonomi Kreatif

2016

Vs.

US$ Rp 19,33 M

Nilai Ekspor

Ekonomi Kreatif

2015

3 Ekspor Ekraf Teratas

2016 (Sub-Sektor)

Fesyen — 54,54%

Kriya — 39,01

Kuliner — 6,31%

1 / 5

ORANG BURUH

DI SEKTOR

EKONOMI

KREATIF

BERUMUR

20-24 TAHUN

PERBANDINGAN TK EKRAF VS. TK NASIONAL 2016

EKRAF

NASIONAL

Laki-Laki: 44,26%

Perempuan: 55,74%

Laki-Laki: 61,60%

Perempuan: 38,40%

600 JUTA

ORANG

POPULASI DI ASIA

TENGGARA

250 JUTA

ORANG

POPULASI DI

INDONESIA

143,26 juta orang

Pengguna Internet di

Indonesia 2017

(52%

dari total populasi)

63,5%

Pengguna

Internet

yang Pernah

Bertransaksi

Online 2016

Sumber: Tempo.co

130 juta orang

Pengguna aktif sosial

media (49% dari total

populasi)

Sumber: Digital in 2018 in Southeast Asia (www.hootsuite.com)

7 PERUSAHAAN UNICORN DI ASIA TENGGARA

(20)
(21)
(22)

Pada edisi kedua Opus, BEKRAF, bekerja sama

dengan lembaga-lembaga riset kemitraan

terma-suk Badan Pusat Statistik (BPS), PwC, The Nielsen

Company (Indonesia), Snapcart, dan lain-lainnya,

berinisiatif menampilkan pandangan atau

wa-wasan mengenai potret Ekraf di Indonesia beserta

proyeksi ke depannya.

Bab ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu Insight

2018, yang menampilkan data-data paling

terba-rukan, dan Forecast 2019, yang mencoba

meng-hadirkan prediksi yang relevan bagi para pelaku

usaha Ekraf untuk tahun-tahun ke depannya.

INSIGHTS 2019

S

u

m

b

e

r:

fo

to

i

st

im

e

w

(23)

Didirikan tahun 2015, visi Snapcart adalah men-jadi perusahaan penyedia solusi data luring ( of-fline) yang paling diandalkan. Snapcart bekerja dengan klien di berbagai sektor dari riset pasar (market research) hingga cloudmarketing. Snap-cart beroperasi di 4 negara, yaitu: Indonesia, Filipina, Singapura dan Brasil. Hingga saat ini, Snapcart sudah menyediakan layanan pada lebih dari 30 perusahaan yang menaungi 100 brands

termasuk L’Oreal, Nestle, P&G, dan Unilever.

POTRET PERILAKU KONSUMEN E-COMMERCE INDONESIA 2018*

*Survei dilaksanakan pada bulan Juli 2018 dengan 3.286 responden di Indonesia melalui aplikasi Snapcart

Melalui aplikasi pemindai struk belanja, aplikasi

point-of-sale, dan machine learning, Snapcart mampu mengumpulkan miliaran poin data pada tingkat pembelanja dan pengecer individual. Data-data ini memungkinkan Snapcart untuk membangun profil spesifik untuk sebuah pasar melalui teknologi big data, sebuah inovasi yang berpotensi mengubah lanskap pasar riset di dunia.

Jenis kelamin:

Perempuan:

51.1%

Laki-laki:

48.9%

Umur:

PROVINSI DENGAN PENGGUNA E-COMMERCE TERTINGGI:

Jabodetabek 20,4%

Jawa Timur 17,8%

Jawa Tengah 12,7%

Jawa Barat 9,3%

Sumatera Utara 7,6%

Sulawesi Selatan 3,7%

Sumatera Selatan 3,4%

Lampung 3,2%

Dl Yogyakarta 2,7%

Bali 2,6%

Riau 2,4%

Kalimantan Timur 1,5%

Kalimantan Barat 1,5%

Kepulauan Riau 1,4%

Jambi 1,3%

Kalimantan Selatan 1,3%

PLATFORM E-COMMERCE

(APLIKASI DAN SITUS) YANG PALING SERING DIGUNAKAN:

Shopee 41,2%

Tokopedia 27,4%

Lazada 13,6%

Bukalapak 12,7%

JD.id 1,9%

SUMBER INFORMASI MENGENAI E-COMMERCE:

Media Sosial (Facebook / Instagram / Twitter,dll) 53,4%

Iklan Televisi 41,7%

Iklan di situs online lainnya 33,8% Keluarga/Kerabat/Teman 29,3% Iklan di Aplikasi Lainnya 25,9% Iklan di tempat umum (Stasiun, Gedung Perkantoran,

Mall, Rumah Sakit, dll) 11,3%

Lainnya 8,5%

Iklan Billboard 8,4%

Iklan di Transportasi Umum (Bus/Ojek/dll) 7,3%

Berita 6,2%

Iklan di Music Streaming (Joox,Spotify,dll) 3,4%

Booth/Event 3,0%

Iklan di Radio 2,8%

Rp 101.000 -250.000 40,5%

Rp 251.000 – 500.000 27,0%

PENGELUARAN RATA-RATA PER BULAN BELANJA

E-COMMERCE (3 BULAN TERAKHIR, SEMUA

PLATFORM)

(24)

Gawai & Aksesori 34.7%

Produk Digital

(Paket data, voucher mobile games,

BPJS, PLN, dll) 34.5%

Kosmestik & Perawatan Pribadi 29.2%

Tas 27.7%

Sepatu 26.8%

Hobi & Koleksi 20.7%

Barang Kebutuhan Sehari-hari 18.9%

Lainnya 12.6%

Produk Anak & Bayi 12.5%

Peralatan Rumah Tangga 12%

Peralatan Olahraga dan Kegiatan Alam 7.2%

Perangkat Kantor/ATK 5.2%

FREKUENSI BELANJA DI E-COMMERCE Lebih sering dari 1 minggu sekali 11,9%

1 minggu sekali 8,8%

2 - 3 kali sebulan 24,2%

1 bulan Sekali 19,7%

2 - 3 bulan sekali 17,7% Lebih jarang dari 6 bulan sekali 11,9%

4 - 6 bulan sekali 5,8%

E-COMMERCE DENGAN TOP-OF-MIND AWARENESS TERTINGGI

Shopee 38.6%

Tokopedia 26.6%

Lazada 15%

Bukalapak 13.1%

Blibli 2%

KATEGORI YANG PALING BANYAK DIBELI DI E-COMMERCE

(25)

PwC merupakan salah satu kantor jasa auditor profesional terbesar di dunia saat ini dengan jumlah karyawan melebihi 236.000 orang. Di Indonesia, PwC Indonesia telah menjadi bagian dari cerita kesuksesan ekonomi nusantara sela-ma lebih dari 45 tahun.

Semua data diambil dan diolah dari laporan khu-sus dari PwC, yaitu Perspective from the Global Entertainment & Media Outlook 2018-2022 yang bisa diakses di www.pwc.com/outlook.

Dalam sebuah studi tahunan yang dilakukan oleh PwC berjudul Perspective from the Global Enter-tainment & Media Outlook 2018-2022, industri

Entertainment & Media (E&M) global ditengarai sedang mengalami disrupsi yang hebat. Un-tuk bisa melampauinya dan menjadi sukses di masa depan, PwC melaporkan, pelaku usaha di masing-masing Sub-sektor wajib mengenali dan memahami tiga tren yang kini tengah melanda industri E&M: Konvergensi, Koneksi, dan Keper-cayaan.

APA ITU CONVERGENCE 3.0?

Dari laporan PwC, Convergence 3.0 dideskripsikan

sebagai sebuah fenomena disruptif yang terjadi di industri

Entertainment dan Media (E&M), yang menyelimurkan

batas-batas tradisional antara sekat media dengan

hiburan, hiburan dengan teknologi, teknologi dengan

telekomunikasi, dan seterusnya.

Teori Konvergensi ini penting dimengerti karena

menawarkan solusi berguna untuk masalah-masalah nyata

di kehidupan manusia.

Connections

Trust

Convergence 3.0 Spesialisasi

Relevansi kepada target audience

Teknologi (AI, VR) Distribusi konten

EKOSISTEM

MEDIA YANG

(26)

Amazon

Asal mula: Toko buku daring (online),

didirikan tahun 1994. Convergence 3.0: Menjadi perusahaan e-Commerce terbesar di dunia yang menawarkan hiburan yang digabungkan dengan media (video, text dan audio), dalam bentuk ce-tak dan digital; Menawarkan layanan pengiriman (logistika) tersebut yang superior yang diban-tu dengan teknologi (AI); Mulai menawarkan layanan internet (Amazon Web Service) di 2006; Membeli surat kabar harian The Washington Post di 2013; Membeli jaringan toko swalayan Whole Foods di 2017; Membuka divisi baru untuk memproduksi film-film garapan sendiri (Amazon Studios).

Gojek

Asal mula: Layanan ojek offline (order by phone), dimulai tahun 2010.Convergence 3.0: Konver-gensi antara layanan ojek tradisional, jasa kurir, rumah pijat, salon, layanan antar makanan, biro penyewaan mobil, bank (jasa pembayaran), studio film (Go-Studio); video streaming; dan inkubator (Go-Academy). Memiliki divisi kreatif in-house untuk memproduksi konten mereka, yang didistribusikan secara reguler melalui plat-form-nya sendiri atau outlet lain.

Valuasi awal (1997): US$ 8 Jt (jumlah Series A sebelum IPO, Juni 1996). Valuasi kini (2018): US$ 1 T — Menjadi perusahaan dengan valuasi 1 triliun dolar AS kedua di dunia setelah Apple Inc., Sep-tember 2018), atau peningkatan sebesar 134.000 (seratus tiga puluh empat ribu) persen sejak IPO pertama di Mei 1997.

Kesimpulan: Kini, Amazon adalah raksasa super-competitor yang akan terus melahap industri-in-dustri lainnya (konvergensi horizontal dan vertikal) dan mengkonvergensi semua layanan-layanannya untuk terus menjadi pemimpin pasar.

Valuasi awal (2010): Rp 5 M. Valuasi kini (2018): Rp 69,4 T.

Kesimpulan: Go-Jek kini sudah termasuk kategori

supercompetitor yang telah melakukan berbagai konvergensi baik secara horizontal maupun ver-tikal. Kini, ia tak bisa lagi murni disebut sebagai startup teknologi, dikarenakan telah merambah di sektor media dan perbankan. Bahkan, menurut sebuah survei PwC Indonesia yang dirilis pada 12 Juli 2018, 72 persen banker di Indonesia melihat Go-Jek sebagai kompetitor dan ancaman terbaru bagi sektor mereka.

STUDI KASUS

Malas gerak

Problem:

Terpepet waktu

Problem:

Transportasi nyaman

& terjangkau

Problem:

Sistem pembayaran

alternatif selain debit /

credit

Konvergensi

Solusi terpadu

TAKE AWAY

(27)

Sektor FMCG Dengan Nilai ADEX Tertinggi 2017 (dalam triliun rupiah)

ADEX 2017

Personal Care 24,9 Beverage 21,6 Food 19,1 Pharmaceutical 10,4 Household 5,9

Sektor Non-FMCG Dengan Nilai ADEX Tertinggi 2017 (dalam triliun rupiah)

ADEX 2017

Telco & Digital 13,3 Cigarette 5,4 Automotive 5,4 Properti 4,1 Finance 3,4

Recipe For Success 2018-2022

Right Technology

>

Right Content

>

Right Distribution

Channel

>

Right Audience

>

Brand Trust

(you have

successfully owned the user experience)

NIELSEN

Nielsen merupakan perusahaan multinasional yang bergerak di bidang riset, rekapitulasi, dan tabulasi pasar, serta menyediakan data berhar-ga yang memotret keadaan pasar spesifik sejak tahun 1923. Di Indonesia, Nielsen direpresen-tasikan oleh The Nielsen Company (Indonesia), yang merilis laporan ADEX (Advertising Expendi-ture atau Belanja Iklan) secara rutin setiap tahun. Untuk laporan ini, data yang dipakai adalah data ADEX yang dirilis oleh The Nielsen Company (In-donesia) untuk tahun 2017. www.nielsen.com/id

Rp 145,5 T

Total Adspent TV & Print

2017 (+8% Vs. 2016)

5,25 Jt

Jumlah Spot TV & Print

2017 (-2% Vs. 2016)

Rp 115,8 T

ADEX di Kategori Media

Televisi 2017 (Vs.

Rp 103,8 T di 2016)

Rp 28,5 T

ADEX di Kategori Media

Newspaper 2017 (Vs.

Rp 29,4 T di 2016)

Rp 1,1 T

ADEX di Kategori Media

Magazine & Tabloid 2017

(Vs. Rp 1,6 T di 2016)

Produk / Pengiklan ADEX Tertinggi di Indonesia 2017

Meikarta Cikarang* 1,539 Traveloka 1,137 Indomie 981 VIVO Smartphone 823 Clear Anti Ketombe 795 SGM Eksplow 1 Plus 770

Kemenkes RI 702

Samsung Smartphone 640 Dove Nutrition Solutions Total Damage 610

(28)

Databott

HARA

Didirikan pada 2015, HARA adalah solusi digital untuk pertanian yang dibangun Dattabot di atas

platform Predix dari GE. HARA adalah data exchange berbasis teknologi blockchain asal Indonesia dengan misi untuk menyediakan akses data yang akurat dan terpercaya bagi industri makanan dan agrikultural Indonesia dan jaringan transaksi yang aman yang nyaman. Ekosistem data exchange dengan mekanisme insentif mem-berikan jaminan penggunaan berkelanjutan dari aplikasi ini oleh para penggunanya.

Pada tahun ini, HARA memfokuskan laporannya pada teknologi blockchain, sebuah teknologi distribusi berbasis database buku besar yang diamankan dengan kriptografi. Blockchain, jika kita ingat, menjadi populer berkat bitcoin, yang sempat menggegerkan keseluruhan dunia dikare-nakan merupakan sistem finansial terbaru. Pada laporan ini, HARA melakukan studi mengenai industri Ekraf di Indonesia, dan menyampaikan ide dan gagasan mengenai bagaimana industri kreatif dapat memanfaatkan teknologi ini untuk mendistribusikan konten mereka secara digital dan terlindungi dari pembajakan Hak Milik In-telektual (HKI) yang marak terjadi di Indonesia.

92.37%

Persentase Pelaku

Us-aha Ekraf di Indonesia

yang Menggunakan Dana

Sendiri Untuk Modal

Usa-ha*

53.49%

Persentase Pelaku Usaha

Ekraf di Indonesia yang

Tidak Berbadan Usaha*

88.95%

Persentase Pelaku Usaha

Ekraf di Indonesia yang

Belum Memilki HKI

2009

Pemerintah KorSel mendirikan agensi untuk mengawasi dan mengkoordinasikan industri kreatif KorSel

2013

Presiden KorSel mengumumkan strategi nasional untuk menuju “Ekonomi Kreatif” dan mempersiapkan dana sebesar US$ 1 miliar untuk mendorong Ristek dan pengembangan dan perlindungan HKI bagi UMKM.

2016

Ekspor konten kreatif budaya KorSel meningkat 9,7% ( year-on-year) meskipun ekonomi negara mengalami perlambatan

2019

Pemerintah KorSel mengumumkan roadmap untuk mengembang-kan industri blockchain dalam negerinya dengan investasi dana sebesar US$ 9 juta

STUDI KASUS: KOREA SELATAN

(29)

Didirikan pada 2014, Hakuhodo Institute of Life and Living ASEAN (HILL ASEAN) adalah sebuah

think tank dari Hakuhodo Group yang melayani kawasan ASEAN. HILL memiliki misi untuk membantu perusahaan atau brand memahami inisiatif pemasaran mereka di negara-negara ASEAN, serta menyediakan laporan khusus mengenai gaya hidup dan tren yang berkembang di kawasan yang dinamis ini.

POTRET KESETARAAN GENDER DI INDONESIA

84

PERINGKAT

INDONESIA

DI DUNIA

BERDASARKAN

KESETARAAN

GENDER 2018

4

Peringkat Indonesia di

Antara Negara ASEAN

dan Asia-Pasifik 2018

>70%

Persentase pasangan

suami-istri yang

bekerja di Indonesia

(keduanya bekerja dan

menjadi kontributor

rumah tangga)

53%

PERSENTASE

PASANGAN SUAMI-ISTRI

YANG MEMBAGI RATA

TUGAS RUMAH TANGGA

DI ANTARA MEREKA

(

TASK-BASED SHARING

VS. TRADISIONAL 25%

DAN

FLEXIBLE SHARING

20%)

PROFIL RUMAH TANGGA BERKATEGORI TASK-BASED

SHARING 2018

Istri menghasilkan lebih: 6% Keduanya menghasilkan sama: 16% Suami menghasilkan lebih: 787% Kepuasan dengan situasi ini: Suami: 89%

(30)

FORECAST 2019

PROYEKSI KONSUMSI DATA (BERDASARKAN TIPE KONTEN, CAGR) 2017-2022*

Sumber: PwC Global Entertainment & Media Outlook 2018-2022.

Komunikasi 28,5% Gim 27,8%

Video 25,4% Konten digital lainnya 24,2%

Musik 23,9% Media Sosial 20,7%

Internet 18,8%

8 TREN MASA DEPAN

Internet of Things (IoT)

Robots

Drones

3D Printing

Artificial Intelligence (AI)

Blockchain

Virtual Reality (VR)

Augmented Reality (AR)

PROYEKSI

PENDAPAT-AN DI SEGMEN DIGITAL

VS. KESELURUHAN

PENDAPATAN (GLOBAL)

2022*

SUMBER: PWC GLOBAL ENTER-TAINMENT & MEDIA OUTLOOK 2018-2022. WWW.PWC.COM/ OUTLOOK

56,9%

KONSUMEN YANG

DISURVEI SETUJU

PERUSAHAAN WAJIB

PROAKTIF

MELIN-DUNGI DATA PRIBADI*

SUMBER: PWC GLOBAL ENTER-TAINMENT & MEDIA OUTLOOK 2018-2022. WWW.PWC.COM/ OUTLOOK

92%

7* PROYEKSI RANKING DUNIA

INDONESIA BERDASARKAN

EKONOMI TERBESAR 2030

*MENURUT RISET DARI MCKINSEY

4* PROYEKSI RANKING DUNIA

INDONESIA BERDASARKAN

EKONOMI TERBESAR 2050

(31)

BLOCKCHAIN

Menurut riset dari HARA, teknologi blockchain bisa digunakan un-tuk melindungi HKI pencipta konten serta memajukan ekosistem Ekraf di Indonesia. Juga menurut prediksi dari PwC, blockchain

akan mengambil peranan penting di masa depan sebagai salah satu teknologi yang paling berpengaruh di dunia

3 CARA TEKNOLOGI

BLOCKCHAIN

BISA

MEMBANTU EKRAF INDONESIA DI 2022

Perlindungan HKI

Teknologi blockchain bisa digunakan untuk mencatat pemilik HKI orisinal, sehingga walaupun digunakan di media lain, pemilik orisinal akan tetap menerima kredit.

Teknologi blockchain lebih sukar untuk dibajak dibanding te-knologi perlindungan HKI lainnya.

Di kawasan ASEAN, platform seperti Six Network asal Thailand dan Ink Labs Foundation dari Singapore mulai menggunakan

blockchain untuk membangun ekosistem yang transparan dan aman bagi keseluruhan pelaku usaha di sektor Ekraf-nya ma sing-masing.

Teknologi blockchain sudah mulai diterima sebagai barang bukti sah di kasus pengadilan HKI Micropayments

Konten kreatif di dalam jaringan blockchain dapat menerima pembayaran royalti secara otomatis.

Teknologi blockchain mampu mereduksi campur tangan pihak ketiga, yang mengambil bagian dari pembayaran royalti. Di Amerika Serikat, Ujo Music merupakan sebuah platform

blockchain populer yang kerap dimanfaatkan oleh pelaku usaha Sub-sektor Musik dan sukses meningkatkan perlindungan HKI kepada segmen penggunanya.

Mendorong Pelaku Usaha untuk Terus Menciptakan Konten

Teknologi blockchain mengusung fitur-fitur yang mengurangi ham-batan finansial bagi para pencipta konten, seperti crowdfunding. Platform blockchain populer untuk crowdfunding: Fanship (untuk Kpop), Hubii Network (untuk funding film).

(32)
(33)
(34)

Arsitektur

Saat ini arsitektur tidak hanya diartikan sebatas bentuk dan

fungsi dari sebuah konstruksi bangunan, tetapi juga seni

yang memiliki estetika. Oleh karena itu, arsitektur tidak bisa

dibatasi oleh titik, garis, dan bidang. Melainkan berkembang

menjadi sebuah keindahan seni yang bersumber dari

nilai-nilai budaya, moral, kehidupan, sejarah dan lain-lain.

Ran-cangan arsitektur harus mampu mengkomunikasikan fungsi

dan wadah dari arsitektur sendiri.

6,05%

Nilai PDB yang

Dihasilkan Oleh

Sub-Sektor

Arsi-tektur 2016

53.844 orang

Jumlah Tenaga Kerja

di Sub-Sektor

Arsitek-tur 2016

5.740

Jumlah Usaha Yang

Bergerak Di

Sub-Sek-tor Arsitektur 2016

Persentase TK Berdasarkan Gender 2016

Dalam Usaha

Sub-Sektor Arsitektur

2016

52,20%

Persentase Usaha

yang Memanfaatkan

Internet Dalam

Usahanya 2016

(tertinggi ke-3,

setelah Periklanan

dan DKV)

(35)

ANDRA MATIN

(36)

Desain Interior

Selama dua dekade terakhir ini, perkembangan Sub-sektor Desain

Inte-rior menunjukkan kemajuan yang sangat pesat. Masyarakat mulai

men-gapresiasi estetika ruangan secara lebih baik. Penggunaan jasa desainer

interior untuk merancang estetika interior hunian, hotel, dan perkantoran

pun semakin meningkat. Potensi ini bisa menjadi momentum positif bagi

Sub-sektor Desain Interior. Munculnya berbagai sekolah, konsultan,

peru-sahaan, dan asosiasi desain interior menunjukkan adanya semangat dari

Sub-sektor ini untuk berkembang di pasar nasional bahkan internasional.

Selain itu, desain interior dengan karakter otentik Indonesia, tentu bisa

dikembangkan untuk menunjukkan identitas bangsa.

5,92%

Laju pertumbuhan

PDB Sub-Sektor

Desain Interior 2016

Rp 1.483,7 M

Nilai PDB yang

Dihasilkan Oleh

Sub-Sektor Desain Interior

2016 (Vs. Rp 1.354 M

pada 2015)

798

Jumlah Usaha Yang

Bergerak Di

Sub-Sek-tor Desain Interior

2016

Persentase TK Berdasarkan Gender 2016

Laki-Laki — 77,7% Perempuan — 22,3%

23.967

orang

Jumlah Tenaga

Kerja di

Sub-Sektor Desain

Interior 2016

Laju Pertumbuhan TK di Sub-Sektor Desain Interior

2016

71,13%

Persentase Penerapan

E-Commerce

Dalam

Usaha Sub-Sektor

Desain Interior 2016

36,47%

Persentase

Usaha yang

Memanfaatkan

Internet Dalam

Usahanya 2016

6,6%

Penyebaran Pelaku

Desain Interior

(37)

DIANA NAZIR

Pada tahun 1991, Diana Nazir mendirikan Artura Insanindo, sebuah firma desain interior yang memiliki sederet kredensial baik di dalam maupun luar negeri. Kini, Artura telah berkembang pesat menjadi salah satu konsultan interior terkemuka di Indonesia dengan proyek-proyek komersial terbesar, hingga menjadi pelopor Indonesian Contemporary Art and Design (ICAD), sebuah perhelatan seni terpen-ting di nusantara, hingga membuka Designershop, sebuah butik produk interior yang menjual karya-karya seperti Wiron Dining Chair (2016), Jejari Hanging Lamp (2014), Tweet Tweet (2011), Wiron Sofa (2010), dan lain sebagainya.

(38)

Desain

Komunikasi Visual

Menurut data BEKRAF yang dihimpun selama periode 2011 hingga 2016, kontribusi PDB Laju pertumbuhan Sub-sektor Desain Komunikasi Vi-sual tercatat yang tertinggi keempat di ekonomi kreatif. Hal ini menunjukkan bahwa Sub-sektor Desain Komunikasi Visual memiliki potensi yang dahsyat, namun masih terkendala oleh ekosistem dan fasilitas yang terbatas. Ke depannya, pihak pemerintah harus mendorong terbangunnya eko-sistem-ekosistem Sub-sektor Desain Komunikasi Visual yang mumpuni sehingga minat pelaku usaha bertambah dan pendapatan PDB dapat terus ditingkatkan.

Sub-sektor Desain Komunikasi Visual memiliki

potensi besar dalam mendorong pertumbuhan

Ekonomi Kreatif. Potensi tersebut didorong

oleh semakin berkembangnya teknologi dalam

mempermudah penciptakan kreatifvitas. Sejalan

dengan itu, kebutuhan manusia akan visualisasi

terhadap produk dalam kehidupan sehari-hari

semakin meningkat sehingga permintaan

terh-adap Desain Komunikasi Visual semakin besar.

Selain itu, Desain Komunikasi Visual juga dinilai

mampu memberikan dampak besar terhadap

sektor Ekonomi Kreatif lain.

Rp 579,3 M

Nilai PDB yang

Dihasilkan Oleh

Sub-Sektor Desain

Komunikasi Visual

2016

8,98%

Laju pertumbuhan

PDB Sub-Sektor

Desain Komunikasi

Visual 2016

616

Jumlah Usaha

Yang Bergerak Di

Sub-Sektor Desain

Komunikasi Visual

2016

Persentase TK

Berdasar-kan Gender 2016

Laki-Laki

— 92,05%

Perempuan — 7,95%

81,72%

Persentase

Penerapan

E-Commerce Dalam

Usaha Sub-Sektor

Desain Komunikasi

Visual 2016

73,70%

Persentase Usaha yang

Memanfaatkan Internet

Dalam Usahanya 2016

Penyebaran Pelaku

Desain Komunikasi

Visual

DI Yogyakarta Bandung

DKI Jakarta

88,80% Persentase Usaha

DKV yang Tidak Berbadan Usaha

(39)

FEAT

(40)

Desain produk, sebagai proses penggabungan unsur fungsi dan estetika yang memiliki nilai

tambah tinggi, tengah memiliki tren positif. Ini didukung oleh kecenderungan masyarakat dan

pasar sekarang yang mengapresiasi produk berkualitas. Para desainer produk dalam negeri

diharapkan mampu menggali dan mengangkat kearifan lokal dan kekayaan budaya dalam

setiap karya-karyanya. Sebagai perwakilan pemerintah, BEKRAF telah melakukan berbagai

hal dalam rangka mendampingi pelaku kreatif dalam mengembangkan bisnisnya.

Pendeka-tan dilakukan dari hulu ke hilir. Bekerja sama dengan berbagai asosiasi juga dilakukan demi

meningkatkan penggunaan desain produk lokal.

Desain Produk

Rp 2.281 M

Nilai PDB Sub-sektor

Desain Produk 2016

PERSENTASE USAHA YANG

MEMANFAATKAN INTERNET DALAM

USAHANYA 2016

3.367

Jumlah Usaha Yang Bergerak Di Sub-Sektor

Desain Produk 2016

Persentase TK Berdasarkan Gender 2016

Laki-Laki 53,96% Perempuan 46,04%

72,21%

Persentase Penerapan

E-Commerce

Dalam Usaha

Sub-Sektor Desain Produk 2016

20,20

%

MYCOTECH

(41)

ALVIN T

Nama Alvin Tjitrowirjo, Creative Director & Founder alvinT & alvinT Studio, seorang desainer produk muda berbakat dari Indonesia, mulai mencuat ke panggung nasi-onal pada tahun 2006, ketika ia untuk pertama kalinya menggelar pameran tunggal di Indonesia yang disponsori oleh Volvo, jaringan ritel jam tangan mewah The Hour Glass, dan produsen kitchen surface DuPont Corian. Alumni Royal Melbourne Institute of Technology (RMIT) dan IED European Design Labs berusia 34 tahun ini bercita-cita untuk mengubah persepsi pasar selama ini yang mengidentikkan produk furnitur lokal dengan “kemurahan” dan menjadikannya komoditas bernilai dan berkualitas tinggi.

(42)

Film, Animasi & Video

Sub-sektor Film, Animasi dan Video memberikan dampak yang signifikan dan masif

bagi perekonomian nasional. Data yang dilansir oleh UNESCO Institute for Statistics

menunjukan bahwa sepanjang tahun 2005 hingga 2017, produksi film telah tumbuh

se-cara signifikan yaitu 64 persen. Lebih lanjut, PwC memprediksikan bahwa pada tahun

2019, pendapatan dari industri film global akan mencapai 104,2 miliar dolar AS.

Di Indonesia, laju pertumbuhan PDB Sub-sektor Film, Animasi dan Video meningkat

pesat seiring dengan meningkatnya produksi dan penonton film nasional. Potensi film

pun semakin didukung dengan maraknya berbagai aplikasi dan layanan

video

stream-ing

yang berkembang, sehingga menyediakan berbagai pilihan bagi masyarakat dalam

menikmati film.

10,09%

Laju pertumbuhan

PDB Sub-Sektor

Film, Animasi dan

Video 2016

(ter-tinggi ke-2)

Negara Tujuan Ekspor

Sub-Sektor Film,

Ani-masi dan Video 2016

Hong Kong

Singapura

39.546 orang

Jumlah Tenaga

Kerja di

Sub-sektor Film,

Animasi dan

Video 2016

(+5,85% vs.

2015)

2.418

Jumlah Usaha

Yang Bergerak Di

Sub-Sektor Film,

Animasi dan Video

2016 (peringkat 14)

78,66%

Pengusaha di

Sub-sektor Film,

Animasi dan Video

dengan

Pendapat-an +/- Rp 300 juta

/ tahun

10,96%

Pengusaha di

Sub-sektor Film,

Animasi dan Video

dengan

Pendapat-an Rp 2,5—50 M /

tahun

42,7 Juta

Jumlah Penonton

Bioskop Indonesia

2017*

*Sumber: rilis BPS

Layar Bioskop pada

tahun 2018

(43)

PENGABDI SETAN (2017)

(44)

Penyebaran Pelaku Film, Animasi dan Video

2 Provinsi Teratas:

Sumatera (19,35%)

DKI Jakarta (16,79%)

16 juta Jumlah

Penonton Bioskop

Indonesia 2015

*

*Sumber: Kutipan Triawan Munaf, Kepala BEKRAF (27/02/2018)

4.000 Layar Bioskop,

Target Yang Dicanangkan

BEKRAF Di 2019

Konsentrasi bioskop berada di Pulau Jawa

183 bioskop di Jawa vs. 305 bioskop di luar Jawa

988 layar vs. 1.641

* total layar di seluruh Indonesia

*Sumber: Data dari Gabungan Pengusaha Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI) (18/05/2018)

70%

bioskop berada di P. Jawa

58 / 21

Kota / Kabupaten di

Indonesia yang memiliki sarana

bioskop

99 / 416

Total Kota /

Kabupaten di seluruh Indonesia

Sumber: http://news.metrotvnews.com/read/2018/02/19/833684/jumlah-layar-bioskop-indonesia-meningkat-pesat-dalam-lima-tahun-terakhir (19/2/2018), Katalog Film Indonesia (KFI) dalam artikel Kaleidoskop 2017

78,66%

Pengusaha di Sub-sektor Film, Animasi dan Video dengan Pendapatan +/- Rp 300 juta / tahun

10,96%

Pengusaha di Sub-sektor Film, Anima-si dan Video dengan Pendapatan Rp 2,5—50 M / tahun

Pasar Bioskop Nasional Didominasi oleh 3 Perusahaan:

Nama Dagang Jumlah Layar Jumlah Bioskop

FILM INDONESIA TERLARIS

SEPANJANG MASA (HINGGA JUNI

2018)

Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss! Part 1 (2016)

6.858.616 penonton

Dilan 1990 (2018)

6.315.664 penonton

Laskar Pelangi (2008)

4.719.453 penonton

Habibie & Ainun (2012)

4.583.641 penonton

Pengabdi Setan (2017)

4.206.103 penonton

Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss! Part 2 (2017)

4.083.190 penonton

Ayat-ayat Cinta (2008)

3.676.135 penonton

Ada Apa Dengan Cinta? 2 (2016)

3.665.509 penonton

My Stupid Boss (2016)

3.052.657 penonton

Ayat Ayat Cinta 2 (2017)

2.840.159 penonton

93%

Sumber: filmindonesia.or.id

(45)
(46)

Fotografi

Perkembangan teknologi digital yang pesat ternyata memberikan

pe-ngaruh yang besar terhadap perkembangan fotografi. Kamera digital

menjadikan produksi foto menjadi semakin mudah dan murah. Terlebih

lagi, kehadiran ponsel pintar (

smartphone)

dengan kamera canggih telah

menjadikannya sebagai alat fotografi yang umum dan lazim. Fotografi pun

menjadi sangat dekat dengan ma syarakat. Fenomena ini merupakan

pelu-ang besar bagi Sub-sektor Fotografi untuk tumbuh dan berkembpelu-ang.

6,89%

Persentase

Pertum-buhan di Sub-Sektor

Fotografi 2016

40.436

Jumlah Usaha Yang

Bergerak Di

Sub-Sek-tor Fotografi 2016

Persentase TK

Ber-dasarkan

Gender

2016

Laki-Laki — 91,77%

Perempuan — 8,23%

69.826 orang

Jumlah Tenaga

Kerja di Sub-Sektor

Fotografi 2016

58,78%

Persentase Penerapan

E-Commerce

Dalam

Usaha Sub-Sektor

Fotografi 2016

17,74%

(47)

ANTON ISMAEL

Pria kelahiran Jakarta, 1975, ini telah berkecimpung di dunia fotografi sejak tahun 2000. Selama kurun waktu tersebut, Anton Ismael telah menelurkan karya-karya seperti Tuhan dan Hantu, Ingin Dekat dengan Tuhan, Dosa, dan Karma yang dipuji secara luas; menggelar beberapa pameran foto bersama murid-murid-nya dari Kelas Pagi, sebuah kelas fotografi sans biaya alias gratis yang ia buka di 2006; dan mengembangkan bisnis Third Eye Space, sebuah studio kreatif komersial yang ia dirikan di 2005. Sebagai Creative Director Third Eye Space yang kerap mendapat kepercayaan untuk menggarap berbagai proyek dan kolaborasi antara selebriti, brand nasional internasional, dan artis tersohor lainnya, Anton masih meluangkan waktunya untuk mengajar secara cuma-cuma di sekolah fotografi Kelas Pagi, yang ia gelar secara rutin setiap pagi pukul 06.00 WIB tanpa pernah absen. Kelas Pagi, bagi Anton, adalah perwujudan akan prinsip hidupnya yaitu “Keluar, tumbuh, liar”. Sejak awal terbentuk hingga saat ini, Kelas Pagi telah meluluskan 11 angkatan, dan pada tahun 2018, Anton juga membuat gebrakan baru di Kelas Pagi yaitu “Kelas Pagi Militan”, sebuah platform “jembatan” untuk menjawab dunia kreatif dan pembentukan SDM di industri. Pada tahun 2017, Anton mendulang pengakuan dari BEKRAF, yang menobatkannya sebagai salah satu tokoh inspiratif di dunia kreatif dalam Ideafest 2017; dan dari majalah Rolling Stone, yang menamakannya sebagai salah satu “Editor’s Choice Award 2017”. www.thirdeye-space.com

LANS BRAHMANTYO

(48)

Kriya

Indonesia mempunyai potensi untuk menawarkan gaya hidup yang

ter-inspirasi kearifan lokal dengan selera internasional sebagai bagian dari

pengembangan kriya. Saat ini, Kriya merupakan salah satu Sub-sektor

yang memberi kontribusi PDB, ekspor, dan Tenaga Kerja tiga terbesar

un-tuk Ekonomi Kreatif nasional. Seni Kriya menjadi bisnis yang menjanjikan.

Produk-produk kriya Indonesia terkenal dengan ‘buatan tangan’. Dengan

memanfaatkan hal tersebut, harga pasar pun menjadi semakin tinggi.

Sebagai lembaga pemerintah, BEKRAF mempunyai peran untuk

menge-lola Sub-sektor ini dengan menyediakan berbagai fasilitasi yang relevan.

Kolaborasi antara desainer, usaha kecil menengah, dan manufaktur

sema-kin didorong. Promosi produk-produk kriya di dalam dan luar negeri juga

menjadi program-program utama BEKRAF untuk subsektor ini.

15,40%

Kontribusi PDB Sub-sektor Kriya 2016 (tertinggi ke-3)

Rp 142 T

Nilai PDB yang Dihasilkan Oleh Sub-Sektor Kriya 2016 (terbesar ke-3)

39,01%

Persentase Kontribusi Ekspor Sub-Sektor Kriya Terhadap Ekspor Ekraf Keseluruhan 2016 (terbesar ke-2)

1.194.509

Jumlah Usaha Yang Berger-ak Di Sub-Sektor Kriya 2016 (terbanyak ke-3)

15%

Persentase Jumlah Usaha Di Sub-Sektor Kriya Vs. Keseluruhan Jumlah Usaha di Sektor Ekraf 2016

Persentase TK Berdasarkan Gender 2016

Laki-Laki — 54,03% Perempuan — 45,97%

3,72 juta orang

Jumlah Tenaga

Kerja di

Sub-Sek-tor Kriya 2016

(+1,99% Vs. 2015)

21,99%

Laju Pertumbuhan TK di Sub-Sektor Kriya 2016 (terbesar ke-3)

22,03%

Serapan TK di

Sub-Sektor Kriya Terhadap

Keseluruhan TK Ekraf

2016

57,48%

Persentase Penerapan

E-Commerce Dalam Usaha Sub-Sektor Kriya 2016

US$ 7.797,6 Jt

Nilai Ekspor Sub-sektor Kriya 2016 (terbesar ke-2)

39,01%

Kontribusi Sub-sektor Kriya Terhadap Total Nilai Ekspor Sektor Ekraf

Swiss Menjadi

Nega-ra Ekspor No. 1 bagi

Sub-sektor Kriya 2016

US$ 2,06 M

Nilai Ekspor

Sub-sek-tor Kriya ke Swiss

2016

77,93%

Pengusaha Sub-sektor Periklanan memulai usaha pada tahun 1990-2014

95,19%

Persentase Pengusaha di

Sub-sektor Kriya yang

Tidak Berbadan Usaha

1.247

(49)

RAJA SERAYU

Raja Serayu adalah sebuah merek dagang untuk produk-produk batik dan tenun bambu yang berasal dari Cilacap, Jawa Tengah. Yang menarik dari Raja Serayu adalah ia merupakan kolaborasi antara Mufti Alem (www.alemplus.com), desainer produk dari Bandung, dan Rajasa Mas, sebuah produsen batik dari Maos, Cilacap; dan terbentuk berkat inisiatif Kementerian Perdagang-an Republik Indonesia bekerja sama dengPerdagang-an BEKRAF, dalam sebuah program yang dikenal sebagai Layanan Dispatch Designer (Designer Dispatch Service, atau DDS). Pada tahun 2017, BEKRAF memfasilitasi Raja Serayu untuk hadir di Ambiente 2017, salah satu pameran kriya internasional terbesar di Eropa dan paling berpengaruh di dunia. Hasilnya, kini sentra kerajinan Raja Serayu di Nuwawungu, Cilacap, kebanjiran order dari dalam dan luar negeri dan membuat Euis Rohaini dan Tonik Sudarmaji, pendiri Rajasamas Batik, sibuk bekerja untuk memenuhi pesanan yang datang dari Rusia, Jerman, Italia dan Saudi Arabia dengan jumlah produksi 7.000 hingga 10.000 produk per tahun. Tawaran pro-duk-produk Raja Serayu memang unik: selain kerajinan anyaman bambu yang dipadukan dengan anyaman batik yang berkualitas tinggi dan apik, desain yang diusung Mufti Alem juga menawarkan kerajinan yang menggunakan bahan seperti rotan, rumput ilalang (alang-alang), dan bahkan enceng gondok. Model usaha Raja Ser-ayu yang berhasil memanfaatkan limbah sisa batik yang biasanya dibuang begitu saja menjadi sebuah produk turunan yang bernilai tinggi patut dicontoh. www.rajaserayu.com

SEPIRING INDONESIA

(50)

Kuliner

Sebagai kebutuhan dasar manusia, tidak berlebihan jika kuliner dikategorikan

sebagai industri yang abadi. Terlebih lagi, saat ini kuliner sudah naik kelas,

yaitu sudah menjadi

lifestyle

dan

leisure

. Fenomena ini, menjadikan kuliner

sebagai Sub-sektor yang berkembang semakin pesat.

Kuliner saat ini adalah mesin utama bagi industri Kreatif Indonesia, dan

menjadi Sub-sektor yang memberi sumbangan terbesar bagi PDB Ekonomi

Kreatif. Kuliner bahkan dicanangkan sebagai menjadi salah satu Sub-sektor

unggulan oleh BEKRAF. BEKRAF optimis bahwa Sub-sektor mampu

mem-berikan sumbangsih yang terus meningkat pada masa depannya. Bukan

hanya itu, peluang kuliner untuk terus berinovasi dan menghasilkan varian

makanan baru juga semakin besar di masa kini.

41,40%

Kontribusi PDB

Sub-sek-tor Kuliner 2016

(per-ingkat 1 dari semua

Sub-sektor)

5,06%

Laju pertumbuhan PDB

Sub-Sektor Kuliner 2016

Rp 381.985,7 M

Nilai PDB yang

Dihasil-kan Oleh Sub-Sektor

Kuliner 2016 (peringkat

1)

US$ 1.260.503.586

Nilai Ekspor Sub-sektor

Kuliner 2016 (terbesar

ke-3)

6,31%

Kontribusi Sub-sektor

Kuliner Terhadap Total

Nilai Ekspor Ekraf 2016

(terbesar ke-3 setelah

Fesyen dan Kriya)

97,89%

Persentase Pengusaha di

Sub-sektor Kuliner yang

Tidak Berbadan Usaha

(5.434.047 usaha)

5.550.960

Jumlah Usaha Yang Berger-ak Di Sub-Sektor Kuliner 2016 (peringkat 1)

67,66%

Persentase Jumlah Usaha

Di Sub-Sektor Kuliner Vs.

Keseluruhan Jumlah

Us-aha di Sektor Ekraf 2016

(peringkat 1)

7.983.259 orang

Jumlah Tenaga Kerja di

Sub-Sektor Kuliner 2016

(peringkat 1)

47,21%

Serapan TK di Sub-Sektor Kuliner Terhadap Keseluruhan TK Ekraf 2016 (peringkat 1)

Tahun Pendirian dan Jumlah Usaha Kuliner 1990 - 2014

Tahun pendirian <1990 1990 – 2014 > 2014 Jumlah usaha 231.922 4.069.932 1.249.106 Persentase 4,18% 73,32% 22,50%

38,86%

(51)

TOKO KOPI TUKU

Toko Kopi Tuku merupakan salah satu ikon “Third Wave Coffee” Indonesia yang mampu menangkap permintaan pasar akan pro-duk kopi yang relevan dengan gaya hidup pekerja kelas menengah di Jakarta. Pemilik dan pendirinya, Andanu Prasetyo, atau akrab dipanggil dengan Tyo, jeli menangkap peluang pasar yang ia identifikasi sebagai negara produsen kopi namun yang memiliki tingkat konsumsi kopi lokal yang rendah. Tantangan berikut-nya adalah merumuskan sebuah produk kopi dengan rasa yang dapat diterima khalayak luas dan dikonsumsi secara rutin, namun dengan harga yang masih masuk di kantung konsumennya. Kisah sukses Tyo yang berujung ditandangi Presiden Republik Indone-sia, Jokowi, di gerainya di Cipete Raya, Jakarta Selatan, tidak terlepaskan dari kegigihan serta semangatnya dalam membangun usahanya secara mikro dan berbasis akar rumput. Secara makro, Tyo berharap untuk dapat memenuhi misinya dalam meningkat-kan konsumsi kopi konsumen Indonesia sehingga dapat menarik ekosistem industri kopi Indonesia menjadi lebih baik. Saat ini, Toko Kopi Tuku sudah tersebar di Cipete, Pasar Santa, Bintaro, dan BSD; dan memperkerjakan sekitar 70 orang barista dan 10 orang dari tim manajemen dimana mereka tergabung di kantor yang berlokasi di daerah Antasari, Jakarta. www.tuku.coffee

MATCHAMU

Matchamu adalah kurator produk dan olahan turunan matcha (teh hijau Jepang bubuk) pertama dan terbesar di Indonesia yang memulai sepak terjangnya dari tahun 2013. Matchamu menyaji-kan berbagai variasi loose green tea dan powdered green tea yang berasal dari Uji-Kyoto, sebuah wilayah di Jepang yang dibangga-kan sebagai wilayah penghasil teh hijau terbaik di dunia. Keunidibangga-kan tawaran produk Matchamu adalah kualitas tehnya yang walaupun merupakan produk bubuk olahan, namun tetap mengedepank-an kualitas premium dmengedepank-an harga ymengedepank-ang kompetitif. Model usaha Matchamu terbukti jitu, dan food startup binaan Bekraf ini kini memiliki omzet penjualan sekitar 9.000 sachet yang terjual setiap bulannya, melalui 15 outlet ritel, 20 B2B dan 44 reseller. Semua itu berubah ketika BEKRAF mengikutsertakannya dalam program Food Startup Indonesia (FSI) 2017 dan 2018, salah satu program Deputi Bidang Akses Permodalan yang memfasilitasi pertemuan perusahaan rintisan sektor kuliner dengan calon investor. Founder

(52)

Musik

Internasional Federation of the Phonographic Industry (IFPI) dalam salah

satu laporannya menyatakan bahwa Musik dapat menjadi penggerak

da-lam aktivitas perekonomian, menyerap tenaga kerja, ekspor, serta

sum-ber pendapatan pajak. Selaras dengan peryataan tersebut, Sub-sektor

Musik di Indonesia tengah mengalami perkembangan cukup pesat dengan

pertumbuhan nilai PDB di atas tujuh persen pada 2016. Dengan alasan

tersebut, BEKRAF pun sangat optimis menjadikan Sub-sektor Musik

se-bagai salah satu Sub-sektor prioritas. Berse-bagai program dilakukan,

sep-erti pembentukan satuan tugas anti-pembajakan, pendukungan terhadap

berbagai pertunjukan musik, dan pembentukan kota musik.

7,59%

Laju pertumbuhan

PDB Sub-Sektor

Musik 2016

Rp 4.426,4 M

Nilai PDB yang

Dihasilkan Oleh

Sub-Sektor Musik

2016

56.891 orang

Jumlah Tenaga

Kerja di

Sub-Sek-tor Musik 2016

4,9%

Pertumbu-han TK di

Sub-Sektor

Musik

Negara Tujuan

Ekspor Teratas

Sub-Sektor Musik

SINGAPURA

BELGIA

TAIWAN

Penyebaran Pelaku Musik

3 Provinsi Teratas:

Jawa Barat (17,57%)

Jawa Timur (16,14)

Jawa Tengah (14,7)

34.242

Jumlah Usaha

Yang Bergerak Di

Sub-Sektor Musik

2016

Persentase TK Berdasarkan Gender 2016

Laki-Laki — 82,85%

Perempuan — 17,15%

53,35%

Persentase

Pener-apan E-Commerce

Dalam Usaha

Sub-Sektor Musik

2016

10,37%

Persentase Usaha

yang

Memanfaat-kan Internet Dalam

Usahanya 2016

(53)

KARINDING ATTACK

Apa jadinya jika musik heavy metal ala System of A Down dimainkan dengan menggunakan perkusi bambu tradisio-nal ala Sunda? Untuk menjawabnya, kita harus menden-garkan Karinding Attack, atau sering disingkat sebagai Karat, sebuah band asal Indonesia berkiblat heavy metal

dan punk yang mengekspresikan lagu-lagunya melalui alat musik tradisional yang dikenal sebagai karinding. Berdiri pada Maret 2009 dari gabungan komunitas metal

underground Bandoon Sindekeit dan Ujunberung Rebels, Karat, yang kini beranggotakan tujuh orang ini langsung meroket. Pada tahun 2011, Karat merilis album per-dananya, Gerbang Kerajaan Serigala, yang menampilkan musisi senior Trie Utami dan sukses menuai pujian serta menggaet basis penggemar baru baik di dalam maupun luar negeri. Karat juga rajin berkolaborasi dengan musisi dan seniman dari berbagai aliran, seperti jazz dengan Sony Akbar, Beatbox dengan Diki, Elektronik dengan Europe in de Troppen, dan seniman Seni Rupa Tisna Sanjaya dan Vina Candrawati. Akhirnya, pada tahun 2017, Karat ditun-juk oleh pemerintah Indonesia untuk mewakili negaranya di Europalia Arts Festival 2017, pergelaran festival seni dan budaya internasional terbesar di Eropa, yang dimulai di Jerman, Belgia, dan Belanda, pada tanggal 15 hingga 19 November 2017. Tak berhenti di situ, Karinding Attack juga melanjutkan turnya yang digelar bersama Morphine Records yang dijuduli Tur Raung Raya ke Denmark, Italia, Belgia, Belanda, dan Jerman sebagai bagian dari rangkaian tur Karinding Attacks Europe 2017 hingga 29 November 2017. Pada awal tahun 2018, Karat tengah mempersiapkan album keduanya dengan konsep musik yang lebih bertena-ga dan unik, dan jubertena-ga mematangkan rencana tur keduanya di Eropa, termasuk salah satunya adalah di Festival Radio Asia di Warsawa, Polandia. www.karinding-attack.com

WE THE FEST

(54)

Fesyen

Fesyen nyatanya bukan hanya mengenai industri pakaian sebagai

kebu-tuhan dasar manusia. Lebih luas dari itu, fesyen mampu menggambarkan

gaya hidup dalam berpenampilan, juga pencerminan identitas diri atau

kelompok. Pentingnya peran fesyen dibuktikan melalui kontribusinya yang

besar terhadap nilai tambah perekonomian. Melalui besarnya

sumbang-sih terhadap pendapatan nasional serta nilai ekspor, Sub-sektor Fesyen

menjadi salah satu Sub-sektor yang diunggulkan dalam Ekonomi

Kreat-if. Fesyen yang berkelanjutan

(sustainable fashion)

dan pengembangan

fesyen muslim merupakan beberapa isu penting harus diperhatikan dalam

rangka mengembangkan Sub-sektor Fesyen.

18,01%

Kontribusi PDB

Sub-sektor

Fesyen 2016

(tertinggi ke-2)

4,05%

Laju pertumbuhan

PDB Sub-Sektor

Fe-syen 2016 (+2,78 Vs.

2015)

Rp 166,1 T

Nilai PDB yang

Dihasil-kan Oleh Sub-Sektor

Fesyen 2016

(pering-kat 2)

US$ 10,9 Jt

Nilai Ekspor

Sub-sek-tor Fesyen 2016

(ter-besar ke-1)

54,54%

Kontribusi Sub-sektor

Fesyen Terhadap Total

Nilai Ekspor Ekraf

2016

Negara Tujuan

Ekspor Teratas

Sub-Sektor Fesyen

Amerika Serikat

(US$ 4,72 M)

Persentase TK Berdasarkan Gender 2016

Laki-Laki — 45,75% Perempuan — 54,25%

4.130.000 orang

Jumlah Tenaga Kerja

di Sub-Sektor Fe syen

2016 (+3,05% Vs.

2015)

24,42%

Serapan TK di

Sub-Sektor Fesyen

Terhadap Keseluruhan

TK Ekraf 2016

(per-ingkat 2)

1.230.988

Jumlah Usaha Yang

Bergerak Di

Sub-Sek-tor Fesyen 2016

(ter-banyak ke-2)

15,00%

Persentase Jumlah

Usaha Di Sub-Sektor

Fesyen Vs.

Keseluru-han Jumlah Usaha

di Sektor Ekraf 2016

(peringkat 2)

77,56%

Pengusaha Sub-Sektor

Fesyen memulai usaha

pada tahun

1990-2014

Persentase Penerapan

E-Commerce

Dalam

Usaha Sub-Sektor

Fesyen 2016

57,10% / 42,90%

Memanfaatkan

E-Commerce dalam

Usaha / Tidak

Me-manfaatkan

E-Com-merce

dalam Usaha

94,41%

Persentase Pengusaha

di Sub-sektor Fesyen

yang Tidak Berbadan

Usaha

865

(55)
(56)

MUSLIM FASHION FESTIVAL INDONESIA (MUFFEST) 2018

Melanjutkan kesuksesan Muslim Fashion Festival (MUFFEST) Indonesia pada tahun 2016 dan 2017, MUFFEST 2018 kembali digelar tahun ini dengan menampilkan 200 brand dan 100 desainer dari dalam dan luar negeri di sebuah pekan mode yang berlangsung selama empat hari berturut-turut. Presiden Joko Widodo, dalam sambutan pembuka MUFFEST 2018 pada 19 April 2018, menyambut baik pergelaran pekan mode seperti MUFFEST untuk memaju-kan perkembangan fesyen di Tanah Air. Jokowi mengungkapkan bahwa Indonesia, dengan jumlah penduduk muslim yang tercatat terbesar di dunia, harus menjadi tuan rumah di negeri sendiri, dikarenakan brand luar kini sudah mulai melirik pasar fesyen muslim global, termasuk Indonesia. Dengan kekuatan budaya Indonesia yang tidak dimiliki negara lain, pergelaran fesyen muslim terbesar di Indonesia ini bertu-juan untuk mewujudkan cita-cita pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat mode muslim dunia pada tahun 2020. MUFFEST 2018 juga dimeriahkan dengan kegiatan seminar dan

talkshow, termasuk di antaranya Trend Forecast-ing 2019/2020 oleh BEKRAF dan para desainer.

www.muslimfashionfestival.com

TORAJA MELO

Toraja Melo, sebuah Social Enterprise yang dim-ulai pada tahun 2008 oleh dua wanita Indonesia, Dinny Jusuf dan Nina Jusuf, menjual dan me-masarkan produk fesyen dan cinderamata yang terbuat dari bahan tenun yang dibuat oleh komu-nitas penenun Toraja di empat wilayah di Indo-nesia, termasuk Toraja dan Mamasa di Sulawesi; dan di Adonara dan Lembata di Nusa Tenggara Timur. Dinny, yang berlatar belakang Sekretaris Jenderal Komnas Perempuan, menjelaskan bah-wa Toraja Melo bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan para penenun tradisional Indone-sia, terutama perempuan marginal yang berada di pelosok nusantara. Para perempuan ini, kata Dinny, sering tidak memiliki pilihan lain kecuali menjadi Tenaga Kerja Indonesia, dan rentan menjadi korban kekerasan. Usaha sosial yang telah mengikuti berbagai pameran internasional dan menjual karyanya di Singapura, Jepang, Prancis, Inggris, Amerika Serikat, dan Australia ini menekankan bahwa meskipun kepopuleran serta pendapatan mereka terus meningkat dari tahun ke tahun, mereka tetap ingin memfokuskan usahanya di “Conscious Market” atau segmen pasar yang membeli karena peduli mengenai isu sosial ketimbang harga maupun nilai lainnya.

(57)

Referensi

Dokumen terkait