• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Formulasi Dan Evaluasi Secara In Vitro Kompleks Nanopartikel Alginat-Kitosan Yang Mengandung Amoksisilin Dan Bovine Serum Albumin

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Formulasi Dan Evaluasi Secara In Vitro Kompleks Nanopartikel Alginat-Kitosan Yang Mengandung Amoksisilin Dan Bovine Serum Albumin"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Nanopartikel didefinisikan sebagai dispersi partikulat atau partikel padat

dengan jarak ukuran 1 - 1000 nm. Obat dilarutkan, dijerat, dienkapsulasi, dan

diikat dalam matriks nanopartikel. Bergantung pada metode pembuatan,

nanopartikel, nanospheres dan nanokapsul dapat diperoleh. Nanokapsul merupakan sistem dimana obat berada dalam rongga yang dikelilingi oleh

membrane polimer yang unik, sedangkan nanospheres merupakan sistem matriks dimana obat terdispersi secara fisik dan secara merata. Dalam tahun-tahun terakhir

ini, nanopartikel polimerik terbiodegradasi, terutama yang dilapisi dengan polimer

hidrofilik digunakan sebagai alat penghantaran obat yang potensial karena

kemampuannya untuk bersirkulasi dalam waktu yang diperpanjang dalam organ

target, sebagai pembawa DNA dalam terapi gen, dan kemampuannya untuk

menghantarkan protein, peptida dan gen (Langer, 2000; Bhadra, et al., 2000;

Kommareddy, et al., 2005; Lee dan Kim, 2005).

Tujuan utama dalam mendesain nanopartikel sebagai sistem penghantaran

adalah untuk mengontrol ukuran partikel, sifat permukaan dan pelepasan bahan

aktif secara farmakologi untuk mencapai aksi spesifik target dari obat dengan

kecepatan terapeutik yang optimal dan dosis regimen. Walaupun liposom telah

digunakan sebagai pembawa potensial dengan keuntungan yang unik seperti

melindungi obat dari degradasi, bertarget ke tempat aksi dan mengurangi efek

(2)

bermasalah seperti efisiensi enkapsulasi yang rendah, obat yang larut air mudah

lepas dengan cepat dalam komponen darah, dan stabilitas penyimpanan yang

rendah. Di lain pihak, nanopartikel polimerik memiliki beberapa keuntungan

spesifik dibanding liposom. Sebagai contoh, nanopartikel polimerik membantu

meningkatkan stabilitas dari obat dan protein dan menghasilkan sifat pelepasan

terkontrol (Vila, et al., 2002; Mu dan Feng, 2003).

Alginat merupakan polisakarida yang linear dan tidak bercabang yang

mengandung rantai dari guluronat dan asam mannuronat (Tonnesen, et al., 2002).

Dalam media air, ion natrium dari garam anionik ini, heteropolimer bertukaran

dengan kation divalen, seperti kalsium membentuk gel yang tidak larut dalam air

(Rajaonarivory, et al., 1993). Karena dengan kondisi pembuatan yang baik ,

alginat yang merupakan pembawa yang ideal untuk oligonukleotida (Gonzalez, et

al., 1998), peptida, protein (Wee dan Gombotz, 1998), obat yang larut air, atau

obat yang terdegradasi dalam pelarut organik. Alginat bersifat non-immunogenik

dan tersedia memiliki kisaran berat molekul yang lebar sebagai karaktersasi dari

viskositas. Alginat nanopartikel disiapkan dengan cara memasukkan larutan

natrium alginat melalui jarum berlubang kecil, ke dalam larutan dari agen

kationik, seperti ion kalsium, kitosan atau poly-L-lysine. Kation cross-link dengan asam guluronat dan asam manuronat untuk membentuk struktur egg-box yang membentuk inti dari matriks gel. In vivo, agen terapeutik dilepaskan ketika

matriks terlarut yang disebabkan oleh perubahan yang reversibel pada kation

divalen dengan ion monovalen, terutama natrium yang tersedia dalam cairan

fisiologis. Kerugian dari nanopartikel alginat adalah bersifat pertukaran ion secara

(3)

satu metode untuk menghasilkan pelepasan yang diperpanjang dengan melapisi

mereka dengan polimer kationik, seperti poly-L-lysine atau kitosan. Aplikasi ini, rasio massa dari alginat terhadap polimer kationik menjadi tahap yang kritis pada

sifat pelepasan dan ukuran partikel (De dan Robinson, 2003).

Kitosan merupakan polimer natural yang didapat dari deasetilasi dari kitin,

komponen dari cangkang kepiting. Kitosan merupakan polisakarida kationik yang

mengandung linear 𝛽𝛽(1,4) linked-D-glucosamine. Terdapat metode yang bervariasi untuk menyiapkan nanopartikel berbasis kitosan dan aplikasi mereka

telah ditinjau secara luas (Agnihotri, et al., 2004). Kitosan dapat menjerat obat

dengan mekanisme yang banyak termasuk pembentukan cross-linking ionik (Prabaharan dan Mano, 2005).

Natrium alginat dan kitosan selalu digunakan untuk enkapsulasi obat

dengan tujuan pelepasan diperpanjang. Ini merupakan polimer polisakarida (baik

berupa mono atau disakarida) yang bergabung bersama yang dijembatani dengan

ikatan glikosidik (Varki, et al., 2008). Kedua polimer tersebut memiliki sifat

sebagai pembawa yang ideal untuk penghantaran obat, karena bersifat

biokompatibel, biodegradable, tidak toksik serta harganya murah (Angshuman, et al., 2010).

Bentuk kompleks poli-ionik alginat-kitosan melalui gelasi ionik berupa

interaksi antara gugus karboksil dari alginat dan gugus amina dari kitosan.

Kompleks melindungi partikel yang dienkapsulasi, bersifat biokompatibel dan

biodegradable, dan membatasi pelepasan obat yang dienkapsulasi menjadi lebih

efektif dibandingkan pemakaian alginat dan kitosan secara terpisah (Yan, et al.,

(4)

alginat dengan dua tahap. Ini dilakukan dengan penambahan ion kalsium untuk

membentuk pre-gel, kemudian penambahan larutan polikationik seperti larutan kitosan untuk membentuk suatu lapisan kompleks polielektrolit (Shafie dan

Hadeel, 2013).

Belum lama ini, berdasarkan penelitian yang dikerjakan oleh Arianto, et

al. (2014) berupa pembuatan dan perbandingan pengembangan, mukoadesif, dan

pelepasan ranitidine dari matriks berbentuk bola dari alginat, kitosan,

alginat-kitosan, dan kalsium alginat-kitosan dalam cairan lambung buatan untuk

mendapatkan sistem penghantaran obat gastroretentive yang bertarget secara spesifik pada lambung dan pelepasan obat secara terus menerus dan terkontrol

jadi memberikan keuntungan untuk meningkatkan efikasi dari obat. Dalam

penelitian tersebut membahas tentang pembuatan pengembangan, mukoadesif dan

sifat pelepasan Ranitidine dari matriks alginat, kitosan, alginat-kitosan, dan

kalsium alginat-kitosan dalam cairan lambung buatan.

Amoksisilin merupakan antibiotik beta laktam, berspektrum luas untuk

pengobatan infeksi bakteri yang luas, termasuk Helicobacter pylori. Studi klinis menggunakan amoksisilin menunjukkan paling sedikit resisten dibandingkan

dengan klaritromisin atau metronidazol terhadap Helicobacter pylori (Murakami, et al., 2006). Eradikasi yang tidak sempurna terhadap Helicobacter pylori

disebabkan karena konsentrasi sub-bakterisida dari antibiotik dalam bagian

mukosa lambung, baik dari lumen lambung maupun dari pasokan lambung. Oleh

sebab itu, difusi lokal dalam mukosa lambung sangat penting untuk efikasi

(5)

penghantaran amoksisilin pada lapisan mukus bagian dalam dekat dengan tempat

berkembangnya Helicobacter pylori (Motwani, et al., 2008).

Protein sering kali tidak stabil dan sangat mudah rusak. Nanopartikel

alginat meningkatkan stabilitas metabolik pada ikatan antisense oligonukleotida dan melindunginya dari degradasi pada bovine serum dan modifikasi biodistribusi setelah pemberian intravena (Vauthier, et al., 1998; Aynie, et al., 1999; Lambert,

et al., 2001). Berdasarkan studi literatur yang dilakukan, peneliti tertarik untuk

meneliti tentang formulasi kompleks nanopartikel alginat-kitosan yang

mengandung amoksisilin (BM 419,45) sebagai model obat dengan berat molekul

kecil dan untuk pemberian secara oral, sedangkan Bovine Serum Albumin (BM 66.430) sebagai model obat dengan berat molekul besar dan untuk pemberian

secara parenteral.

1.2 Kerangka Pikir Penelitian

Secara skematis, kerangka pikir penelitian ditunjukkan oleh Gambar 1.1.

Latar belakang Penyelesaian Variabel bebas Variabel terikat Parameter

.

Gambar 1.1 Kerangka pikir penelitian

(6)

1.3 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka permasalahan dalam

penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

a. Apakah variasi konsentrasi Tween 80 dapat mempengaruhi ukuran partikel

kompleks nanopartikel alginat-kitosan yang mengandung amoksisilin?

b. Apakah variasi konsentrasi Tween 80 dapat mempengaruhi persentase

penjeratan amoksisilin dalam kompleks alginat-kitosan?

c. Apakah variasi pH pembuatan dapat mempengaruhi ukuran partikel

kompleks nanopartikel alginat-kitosan yang mengandung bovine serum albumin?

d. Apakah variasi pH pembuatan dapat mempengaruhi persentase penjeratan

bovine serum albumin dalam kompleks nanopartikel alginat-kitosan? e. Apakah sediaan kompleks nanopartikel alginat-kitosan yang mengandung

amoksisilin dapat memberikan pelepasan obat yang optimal dalam

medium lambung buatan pH 1,2?

f. Apakah sediaan kompleks nanopartikel alginat-kitosan yang mengandung

bovine serum albumin dapat memberikan pelepasan obat yang optimal dalam medium NaCl 0,9%?

1.4 Hipotesis penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka hipotesis penelitian ini

adalah sebagai berikut:

a. Variasi konsentrasi Tween 80 dapat mempengaruhi ukuran partikel

(7)

b. Variasi konsentrasi Tween 80 dapat mempengaruhi persentase penjeratan

amoksisilin dalam kompleks alginat-kitosan.

c. Variasi pH pembuatan dapat mempengaruhi ukuran partikel kompleks

nanopartikel alginat-kitosan yang mengandung bovine serum albumin. d. Variasi pH pembuatan dapat mempengaruhi persentase penjeratan bovine

serum albumin dalam kompleks nanopartikel alginat-kitosan.

e. Sediaan kompleks nanopartikel alginat-kitosan yang mengandung

amoksisilin dapat memberikan pelepasan obat yang optimal dalam

medium lambung buatan pH 1,2.

f. Sediaan kompleks nanopartikel alginat-kitosan yang mengandung bovine serum albumin dapat memberikan pelepasan obat yang optimal dalam medium NaCl 0,9%.

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

a. Mengetahui pengaruh variasi konsentrasi Tween 80 terhadap ukuran

partikel kompleks nanopartikel alginat-kitosan yang mengandung

amoksisilin.

b. Mengetahui pengaruh variasi konsentrasi Tween 80 terhadap persentase

penjeratan amoksisilin dalam kompleks nanopartikel alginat-kitosan.

c. Mengetahui pengaruh pH pembuatan terhadap ukuran partikel kompleks

nanopartikel alginat-kitosan yang mengandung bovine serum albumin. d. Mengetahui pengaruh pH pembuatan terhadap persentase penjeratan

(8)

e. Mengetahui pelepasan obat sediaan kompleks nanopartikel alginat-kitosan

yang mengandung amoksisilin dalam medium lambung buatan pH 1,2.

f. Mengetahui pelepasan obat sediaan kompleks nanopartikel alginat-kitosan

yang mengandung bovine serum albumin dalam medium NaCl 0,9%.

1.6 Manfaat Penelitian

Melalui penelitian ini, diharapkan dapat digunakan sebagai informasi

dalam pengembangan sediaan nanopartikel alginat-kitosan yang dapat

menghasilkan pelepasan obat secara terkontrol dan dapat meningkatkan stabilitas

bahan obat, sehingga dapat menjadi salah satu bentuk sistem penyampaian obat

Gambar

Gambar 1.1 Kerangka pikir penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Dengan adanya website atau situs auto motor ini, penulis memberikan informasi secara online kepada masyarakat luas tanpa harus datang langsung ke toko

Pembuatan Aplikasi Multimedia Interaktif Pengenalan Bahasa Inggris untuk Anak-Anak ini merupakan sebuah aplikasi multimedia yang berisikan pelajaran tentang mengenal angka, kata

[r]

Formasi yang telah ditetapkan, kelebihan dari daftar peringkat kelulusan tersebut dinyatakan gugur dan tidak dapat ditetapkan sebagai cadangan untuk

Pengukuran terhadap perubahan berat tubuh mencit setiap kelompok memperlihatkan kenaikan rerata berat tubuh pada seluruh kelompok perlakuan, kecuali pada kelompok

Guessing yang berarti menebak, artinya para hacker mencoba untuk membuat sebuah tebakan dengan menjawab sistem keamanan yang tersedia pada setiap akun. Jadi intinya adalah, si hacker

Responden yang mengalami kecemasan ringan dapat disebabkan karena responden telah mempunyai pengalaman melahirkan pada kehamilan sebelumnya, sehinga lebih mampu

PENGARUH MUSIK TERHADAP SEL SARAF OTAK YANG AKAN MEMBERI DAMPAK DALAM KONSENTRASI BELAJAR.. SISWA SMAN