Arsitektur Tradisional : Adaptasi Sistem Struktur Rumah Gadang Terhadap Bencana Gempabumi
Aditya Soesilo
Program Studi Teknik Arsitektur Fakultas Teknik UNSRI ABSTRAK
Indonesia merupakan salah satu negara terbesar di dunia.Indonesia terbentang dari Sabang sampai dengan Merauke yang terdiri dari 34 provinsi dan pasti tiap provinsi memiliki chiri khas baik dari ragam budaya atau pun dari ragam arsitektur. Arsitektur Minangkabau merupakan salah satu dari sekian banyak arsitektur lokal di Indonesia yang memiliki ciri yang sangat khas. Kearifan lokal sebagai latar belakang terbangunnya rumah gadang ditelusuri sebagai kearifan masyarakat tradisional dalam menghadapi alamnya. Tulisan ini membahas tentang elemen arsitektural dan adaptasi sistem struktur konstruksi dari rumah gadang terhadap bencana alam seperti gempabumi, angin, banjir dan bencana lainnya. Gempabumi merupakan salah satu bencana alam yang sering terjadi di Sumatera Barat.
Kata Kunci : Arsitektur Minangkabau, Kearifan Lokal, Sistem Struktur Konstruksi PENDAHULUAN
Latar Belakang
Bencana gempabumi merupakan sebuah fenomena alam yang tidak asing lagi bagi kita semua,karena seringkali diberitakan adanya wilayah yang dilanda gempabumi , dari yang ringan sampai yang dahsyat yang menelan banyak korban jiwa dan harta. Gempabumi disebabkan oleh pelepasan energi yang dihasilkan oleh tekanan yang dilakukan oleh lempengan yang bergerak semakin lama tekanan tersebut akan membesar sehingga tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran lempengan dan pada saat itulah gempabumi terjadi. Terdapat dua teori yang menyatakan proses terjadinya atau asal mula gempa yaitu pergeseran sesar dan teori kekenyalan elastis. Gerak tiba2 sepanjang sesar merupakan penyebab yang sering terjadi. Klasifikasi gempa bumi secara umum berdasarkan sumber kejadian gempa (R.Hoernes, 1878). Secara geografis Indonesia terletak di daerah khatulistiwa dengan keragaman morfologi, keragaman morfologi ini banyak dipengaruhi oleh faktor geologi terutama pergerakan lempeng tektonik aktif yang berada di sekitar perairan Indonesia seperti lempeng Euarasia, Australia dan lempeng dasar Samudera Pasifik. Pergerakan lempengan tektonik tersebut mengakibatkan proses gempa terjadi pada suatu titik kedalaman dan menjalar sepanjang patahan.
Permasalahan
gempa tetapi struktur ini tidak didisain untuk rumah tinggal dikarenakan harganya yang cukup mahal, oleh karena itu mengapa struktur konstruksi Rumah Gadang harus dikembangkan dan diaplikasikan pada rumah tinggal yang terdapat di Sumatera Barat.
Batasan dan Lingkup
Bangunan tradisional pada Arsitektur Minangkabau bukan hanya Rumah Gadang ada juga istana,lumbung,balai adat dan juga mesjid.Pada tulisan ini yang akan dibahas hanyalah Rumah Gadang dikarenakan fungsinya sebagai tempat tinggal. Rumah Gadang berarti rumah besar, dalam adat Minangkabau rumah adat merupakan milik satu kaum bukan milik perseorangan oleh karena itu rumah gadang sering digunakan untuk bermufakat.
Teori dan Kajian Pustaka
Arsitektur vernakular merupakan arsitektur warga kebanyakan yang terikat dengan lingkungan dan sumber daya dibangun pemilik dan komunitas sesuia dengan cara hidup dan kebudayaan (Kartohadiprojo,2010). Berdasarkan tambo (sejarah minangkabau) bentukan atap gonjong rumah gadang berasal dari bentukan tanduk kerbau yang merupakan simbol kemenangan dikarenakan masyarakat minangkabau memenangkan adu kerbau dengan bangsa Portugis yang ingin menaklukan wilayah Sumatera Barat.
Lokasi, Topografi, Iklim
Filosofi
Masyarakat minangkabau memiliki sebuah falsafat yang selalu mereka terapkan pada kehidupan sehari-hari yaitu “alam takambang jadi guru” . Bentukan rumah gadang merupakan hasil ataupun karya dari pemikiran “niniak mamak” atau orang yang dituakan pada suatu kaum dimana mereka menyelaraskan kehidupan pada susunan alam yang harmonis dan juga dinamis.Rumah gadang berbentuk persegi yang non-simetris yang mengembang ke atas, atapnya melengkung tajam keatas seperti tanduk kerbau sedangkan badan rumah berbentuk landai seperti kapal, tingkatan-tingkatan atap yang meninggi pada bagian tengahnya menyerupai puncak dari Bukit Barisan.
Sistem Kekerabatan
Minangkabau menganut sistem matrilineal
dimana keturunan dan warisan melaui garis keturunan ibu. Sistem hukum pada adat minangkabau menempatkan ibu sebagai pusat keluarga,meskipun peranan pria sebagai kepala keluarga sangat penting , tetapi kesatuan keluarga dihimpun berdasarkan anggota keluarga wanita. Jadi jika sebuah keluarga pada adat minnagkabau tidak memiliki anak wanita berarti suku ataupun garis keturunannya terthenti pada wanita yang terakhir menikah.
Karakteristik Rumah Tradisional Minangkabau
Secara garis besar adat minangkabau terbagi atas 2 keselaran yaitu laras (lareh) Bodi Chaniago dan lareh Koto Piliang,dimana lareh Bodi Chaniago dipimpin oleh datuk Perpatih Nan Sabatang sedangkan lareh Koto Piliang dipimpin oleh datuk Katumanggungan.Tidak hanya kepemimpinan yang berbeda tetapi juga bentuk rumah gadang dari kedua lareh ini pun ikut berbeda.
Sumber:
http://www.photoswinprizes.com/ Sumber:
Adaptasi Sistem Struktur Rumah Gadang Pengertian adaptasi
Adaptasi adalah penyesuaian thd lingkungan, pekerjaan, dan pelajaran.
Sedangkan adaptasi dalam arsitektur adalah penyesuaian bentuk yang di implementasikan pada bentukan baru.
Pengertian Struktur
Dari arti katanya, struktur berarti cara sesuatu disusun atau dibangun; susunan; ban- gunan; 2 yg disusun dng pola tertentu; 3 pengaturan unsur atau bagian suatu benda; 4 ketentuan unsur-unsur dr suatu benda. Struktur adalah tata ukur, tata hubung, tata letak dalam suatu system yang membentuk satuan kerja. Dalam ilmu arsitektur, struktur berhubungan dengan sistem penyaluran atau distribusi gaya-gaya eksternal maupun internal ke dalam bumi. Sedangkan pengertiannya dalam arsitektur, struktur adalah sarana untuk menyalurkan
9Bentuk Bangunan Dari Pendekatan Lokasi/Tapak, Lingkungan, dan Struktur
beban akibat penggunaan atau kehadiran bangunan kedalam tanah (Scodek,1998) Melindungi suatu ruang dari pengaruh iklim, bahaya-bahaya yang ditimbulkan alam dan menyalurkan semua beban ketanah (Sutrisno,1983) Jadi bentuk bangunan bangunan yang terlahir dari pendekatan struktur adalah suatu bentuk bangunan yang terlahir dari susunan atau pengaturan unsur-unsur penyaluran beban dari sebuah bangunan..
Struktur Rumah Gadang
Rumah gadang merupakan salah satu rumah tradisional di Indonesia,dimana pembagaian struktur rumah tradisional terdiri dari kepala (atap) , badan (dinding) , kaki (pondasi).
Struktur Pondasi dan Kolom
Rumah gadang merupakan rumah tradisional dengan bentukan panggung dimana pondasi rumah tidak ditanam dalam tanah tetapi diekspos pada permukaan tanah dengan cara menumpukan tiang kolom pada sebuah batu atau yang kita sebut pondasi umpak.Jarak lantai rumah dengan lantai luar sekitar 1-2 meter sehingga diperlukan tangga sebagai akses masuk rumah.Kolong pada rumah biasa digunakan sebagai tempat hewan ternak dahulunya,tetapi kebanyakan kolong dari rumah gadang digunakan sebagai gudang luar untuk menyimpan peralatan bercocok tanam ataupun kayu-kayu bakar.
Pada sistem struktur kolom dan balok rumah gadang menggunakan sistem pasak kayu dimana,kolom dan balok disambung atau dirangkai tanpa menggunakan paku,sehingga pada saat terjadi gempa balok-balok kayu tidak mengalami patah karena dapat bergerak seperti engsel dengan jarak tertentu. Kolom pada rumah gadang biasanya menggunakan kayu keras yang dikenal dengan sebutan kayu “juar”
Sistem pondasi umpak
Sumber : A.R ITB ,1979 Sistem pondasi umpak
Sumber : Dokumentasi Pribadi, 8 Juni 2014
B Gambar : sambungan pondasi tiang dengan balok penguat menggunakan paku
Sistem Struktur Lantai
Sitem lantai pada rumah gadang menggunakan sambungan yang dikenal dengan “rasuak”. Rasuak adalah kayu yang melintang mengikuti lebaran rumah apabila ada anjungan maka rasuak-nya juga ikut naik mengikuti ketinggian anjungan.
C
D
Gambar : pasak tiang dan balok kayu
Sumber : dokumentasi pribadi , 8 Juni 2014
Gambar : Sistem Lantai
Sumber : Dokumnetasi Pribadi, 8 Juni 2014
G ambar : Rasuak
Sistem Struktur Atap
Konstruksi atap rumah gadang menggunakan balok-balok pengikat tiang,diatasnya disusun gording gording yang lengkung mengikuti bentuk atap rumah gadang lalu dipasang reng banmbu yang diikat menggunakan rotan . Sistem ikatan pada struktur atap dan juga sambungan kayu yang tidak kaku membuat rumah gadang lebih fleksibel dan memiliki toleransi tinggi terhadap gempabumi.
KESIMPULAN
Arsitektur tradisional selalu berkembang dan menyesuaikan dengan keadaan alam dan lingkungannya.
Arsitektur rumah gadang telah terbukti kemampuannya pada saat terjadinya bencana gempabumi, sistem struktur, lantai, dan atap rumah gadang dibangun menuruti aturan alam,rumah gadang tidak berusaha untuk melawan kekuatan alam.Terdapat beberapa kasus dimana pada saat terjadi gempabumi ada rumah gadang yang rubuh ,hal ini bukan disebabkan karena kegagalan struktur tetapi karena umur kayu yang menjadi tiang telah termakan usia.Pada
Sumber :Dokumentasi Pribadi ,8 Juni 2014 Sumber :Dokumentasi
zaman modern saat ini sudah ada beberapa bangunan yang mengadaptasi sistem struktur arsitektur tradisional di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
A.A. Navis,1984.Alam Terkembang Jadi Guru : Adat dan kebudayaan Minangkabau.Jakarta :Graviti Press
Blackwood, Evelyn(1999) 'Big houses and small houses: Doing matriliny in West Sumatra', Ethnos, 64: 1, 32 — 56
Dewanto,2011. Rumah Konstruksi Kayu: http://www.rudydewanto.com/2011/02/rumah-konstruksi-kayu.html
Ernaning Setyowati,2008. Aspek-aspek yang mempengaruhi arsitektur tradisional minangkabau.ars-vern-minangkabau.pdf.
Esti Asih Nurdiah,2011.Studi struktur dan konstruksi rumah tradisional suku Batak Toba,Minangkabau, dan Toraja.Laporan Penelitian