• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Belajar dan Pembelajaran Jenis J

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah Belajar dan Pembelajaran Jenis J"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

JENIS JENIS BELAJAR

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran

Fitri Maiziani

Disusun oleh :

1. Mery Maharani (150384205044) 2. Nolis Febry Anggraini (150384205048) 3. Yuli Hartini (150384205067) 4. Ulli Pena Ardo Prianto (150384205079)

Program Studi Biologi

Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Maritim Raja Ali Haji

(2)

Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan karuniaNya lah makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini membahas tentang Belajar dan Pembelajaran, dimana pada makalah ini pokok topic yang dibahas ialah Jenis Jenis Belajar.

Tak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada Dosen matakuliah Belajar dan Pembelajaran 2015 Ibu Fitri Maiziani, atas bimbingan dan arahan yang diberikan kepada kami, serta ucapan terima kasih kepada teman - teman yang ikut berpartisipasi dalam penyelesaian makalah ini.

Dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, untuk itu kami memohon kritik dan saran yang membangun, agar pada pembuatan makalah selanjutnya bisa lebih baik. Akhir kata kami ucapkan terimakasih.

Tanjungpinang, 6 Oktober 2015

(3)

Daftar Isi

Kata Pengantar………... i

Daftar Isi ……… ii

Pendahuluan ………. 1

A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Tujuan Isi ……… 2-8 Penutup ………. 9

D. Kesimpulan ……… 9

E. Kritik & Saran ……….. 9

Revisi ………. 10

F. Pertanyaan ………. 10

G. Jawaban ………. 11

(4)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dunia pendidikan mengartikan diagnosis kesulitan belajar sebagai segala usaha yang dilakukan untuk memahami dan menetapkan jenis dan sifat kesulitan belajar. Dalam belajar pun kita harus mengetahui jenis jenis belajar.

Dengan demikian, seorang guru harus mempelajari terlebih dahulu apa itu jenis jenis belajar yang apat mempermudah proses mengajar. Karena tanpa adanya jenis jenis belajar seorang guru akan sulit untuk menyampaikan materi sesui ranvangan yang telah ditentukan.

Berkaitan dengan ini, kami membuat suatu makalah yang berisikan tentang jenis jenis belajar. Dimana disana kami telah menguraikan beberapa konsep yang mungkin dapat dipahami dan dapat menyelesaikan suatu permasalahan dari seorang guru yang telah mengajar tanpa ada hambatan apapun. Kami akan menguraikan jenis jenis belajar tentang belajar arti kata, belajar kognitif, belajar menghapal, belajar teoritis, belajar konsep, belajar berpikir, belajar kaidah, keterampilan motorik, dan belajar estetis.

B. Rumusan Masalah

1. Apa definisi dari Jenis Jenis Belajar?

2. Komponen apa sajakah yang terdapat dalam jenis jenis belajar?

C. Tujuan

(5)

2. Dapat mengetahui serta memahami komponen dari Jenis Jenis Belajar

ISI

A. Jenis Jenis Belajar

Walaupun belajar dikatakan berubah, namun untuk mendapatkan perubahan itu bermacam-macam caranya. Setiap perbuatan belajar mempunyai cirri-ciri masing-masing. Para ahli dengan melihat ciri-ciri yang ada di dalamnya, mencoba membagi jenis-jenis belajar ini. Oleh karena itu, sampai saat ini belum ada

kesepakatan atau keragaman dalam merumuskannya. A. De Block misalnya

berbeda dengan C. Van Parreren dalam merumuskan sistematika jenis-jnis belajar. Demikian juga antara rumusan sistematika jenis-jenis belajar yang dikemukakan oleh C. Van Parreren dengan Robert M. Gagne.

Oleh karena itu, jenis-jenis belajar yang diuraikan berikut ini menyangkut masalah belajar arti kata-kata, belajar kognitif, belajar menghafal, belajar teoritis, belajar kaedah, belajar konsef/pengertian, belajar keterampilan motorik, dan belajar estetik. Untuk jelasnya ikutilah uraian berikut :

1. Belajar arti kata-kata

Belajar arti kata-kata maksudnya adalah orang mulai menangkap arti yang terkandung dalam kata-kata yang digunakan. Pada mulanya suatu kata sudah dikenal, tetapi belum tahu artinya. Misalnya, pada anak kecil, dia sudah

(6)

kucing, tetapi anjing. Anak itu pun tahu bahwa anjing bertubuh besar dengan telinga yang cukup panjang, dan kucing itu bertubuh kecil dengan telinga yang kecil dari pada anjing.

Setiap pelajar atau mahasiswa pasti belajar arti kata-kata tertentu yang belum diketahui. Tanpa hal ini, maka sukar menggunakannya. Kalau pun dapat menggunakannya, tidak urung ditemukan kesalahan penggunaan. Mengerti arti kata-kata merupakan dasar-dasar terpenting. Orang yang membaca akan

mengalami kesukaran untuk memahami isi bacaan. Karena ide-ide yang terpatri dalam setiap kata. Dengan kata-kata itulah, para penulis atau pengarang

melukiskan ide-idenya kepada siding pembaca. Oleh karena itu, penguasaan arti kata-kata adalah penting dalam belajar.

2. Belajar Kognitif

Tak dapat disangkal bahwa belajar kognitif bersentuhan dengan masalah mental. Objek-objek yang diamati dihadirkan dalam diri seseorang melalui tanggapan, gagasan, atau lambang yang merupakan sesuatu bersifat mental. Misalnya, seseorang menceritakan hasil perjalanannya berupa pengalamannya kepada temuannya. Ketika dia menceritakan pengalamannya selama dalam perjalanan, dia tidak tidak dapat menghadirrkan objek-objek yang pernah

dilihatnya selama dalam perjalanan itu di hadapan temannya itu, dia hanya dapat menggambarkan semua objek itu dalam bentuk kata-kata atau kalimat. Gagasan atau tanggapan tentang objek-objek yang dilihat itu dituangkan dalam kata-kata atau kalimat yang disampaikan kepada orang yang mendengarkan ceritanya.

Bila tanggapan berupa objek-objek materiil dan tidak materiil telah dimiliki, maka seseorang telah mempunyai alam pikiran kognitif. Itu berarti semakin banyak pikiran dan gagasan yang dimiliki seseorang, semakin luaslah alam pikiran kognitif orang itu.

(7)

3. Belajar Menghafal

Menghafal adalah suatu aktivitas menanamkan suatu materi verbal dalam ingatan, sehingga nantinya dapat diproduksikan {diingat} kembali secara harfiah, sesuai dengan materi yang asli, dan menyimpan kesan-kesan yang nantinya suatu waktu bila diperlukan dapat diingat kembali kealam dasar.

Dalam menghafal, ada beberapa syarat yang perlu diperhatikan, yaitu mengenai tujuan, pengertian, perhatian, dan ingatan. Efektif tidaknya dalam menghafal dipengaruhi oleh syarat-syarat tersebut. Menghafal tanpa tujuan menjadi tidak terarah, menghafal tanpa pengertian menjadi kabur, menghafal tanpa perhatian adalah kacau, dan menghafal tanpa ingatan adalah sia-sia.

4. Belajar Teoritis

Bentuk belajar ini bertujuan menempatkan semua data dan fakta {pengetahuan} dalam suatu kerangka organisasi mental, sehingga dapat difahami dan digunakan untuk memecahkan problem, seperti terjadi dalam bidang-bidang studi ilmiah. Maka, diciptakan konsep dan relasi di antara konsep-konsep dan struktur-struktur hubungan. Missalnya, “bujur sangkar” mencakup semua persegi empat; iklim dan cuaca berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman; tumbuh-tumbuhan dibagi dalam genus dan species. Sekaligus dikembangkan dalam metode-metode untuk memecahkan problem-problem secara efektif dan efesien, misalnya dalam penelitian fisika.

5. Belajar Konsep

Konsep atau pengertian adalah satuan arti yang mewakili sejumlah objek yang mempunyai ciri-ciri yang sama, orang yang memiliki konsep mampu mengadakan abstraksi terhadap objek-objek yang dihadapinya, sehingga objek ditempatkan dalam golongan tertentu. Objek-objek dihadirkan dalam kesadaran orang dalam bentuk repressentasi mental tak berperaga. Konsep sendiri pun dapat dilambangkan dalam bentuk suatu kata {lambang bahasa}.

Konsep dibedakan atas konsep konkret dan konsep yang harus didefinisikan. Konsep konkret adalah pengertian yang menunjuk pada objek-objek dalam lingkungan fisik. Konsep ini mewakili benda tertentu, seperti meja, kursi,

(8)

adalah konsep yang mewakili realitas hidup, tetapi tidak langsung menunjuk pada realitas dalam lingkungan hidup fisik, karena realitas itu tidak berbadan. Hanya dirasakan adanya melalui proses mental. Misalnya, saudara sepupu, saudara

kandung, paman, bibi, belajar, perkawinan, dan sebagainya, adalah kata-kata yang tidak dapat dilihat dengan mata biasa, bahkan dengan mikroskop sekalipun. Untuk memberikan pengertian pada semua kata itu diperlukan konsep yang didefinisikan dengan menggunakan lambang bahasa.

Ahmad adalah saudara sepupu Mahmud; merupakan kenyataan {realitas}, tetapi tidak dapat diketahui dengan mengamati Ahmad dan Mahmud. Kenyataan itu dapat diketahui dengan menggunakan lambang bahasa. Kata “saudara sepupu” dijelaskan. Penjelasan atas kata “saudara sepupu” itulah yang dimaksudkan disini dengan konsep yang didefinisikan. Berdasarkan konsep yang didefinisikan,

didapatkan pengertian, sauadara sepupu adalah anak dari paman atau bibi.

Akhirnya, belajar konsep adalah berfikir dalam konsep dan belajar pengertian. Taraf ini adalah taraf konprehensif. Taraf kedua dalam taraf berfikir. Taraf

pertamanya adalah taraf pengetahuan, yaitu belajar reseptif atau menerima.

6. Belajar Kaidah

Belajar kaidah termasuk dari jenis belajar kemahiran intelektual yang dikemukakan oleh Gagne. Belajar kaidah adalah bila dua konsep atau lebih

dihubungkan satu sama lain, terbentuk suatu ketentuan yang mereprensikan suatu keteraturan. Orang yang telah mempelajari suatu kaidah, mampu menghubungkan beberapa konsep. Misalnya, seseorang berkata, “besi dipanaskan memuai”, karena seseorang telah menguasai konsep dasar mengenai “besi”, “dipanaskan” dan “memuai”, dan dapat menentukan adanya suatu relasi yang tetap antara ketiga konsep dasar itu {besi, dipanaskan, dan memuai}, maka dia dengan yakin mengatakan bahwa “besi dipanaskan memuai”.

Kaidah adalah suatu pegangan yang tidak dapat diubah-ubah. Kaidah

(9)

7. Belajar Berpikir

Dalam belajar ini, orang dihadapkan pada suatu masalah yang harus dipecahkan, tetapi tanpa melalui pengamatan dan reorganisasi dalam pengamatan.masalah harus dipecahkan melalui operasi mental, khususnya menggunakan konsep dan kaidah serta metode-metode bekerja tertentu.

Dalam konteks ini ada istilah berpikir konvergen dan berpikir divergen.

Berpikir konvergen adalah berpikir menuju satu arah yang benar atau satu jawaban yang paling tepat atau satu pemecahan dari suatu masalah.berpikir divergen adalah berpikir dalam arah yang berbeda-beda, akan diperoleh jawaban-jawaban unit yang berbeda-beda tetapi benar.

Konsep Dewey tentang berpikir menjadi dasar untuk pemecahan masalah adalah sebagai berikut:

a. Adanya kesulitan yang dirasakan dan kesadaran akan adanya masalah.

b. Masalah itu diperjelas dan dibatasi.

c. Mencari informasi atau data dan kemudian data itu diorganisasikan.

d. Mencari hubungan-hubungan untuk merumuskan hipotesis-hipotesis,

kemudian hipotesis-hipotesis itu dinilai, diuji, agar dapat ditentukan untuk diterima atau ditolak.

e. Penerapan pemecahan terhadap masalah yang dihadapi sekaligus berlaku sabagai pengujian kebenaran pemecahan tersebut untuk dapat sampai pada kesimpulan.

Menurut Dewey, langkah-langkah dalam pemecahan masalah adalah sebagai berikut:

a. Kesadaran akan adanya masalah.

b. Merumuskan masalah.

(10)

d. Menguji hipotesis-hipotesis itu.

e. Menerima hipotesis yang benar.

8. Keterampilan Motorik

Semua kegiatan manusia bergantung pada aspek motoriknya dalam

melaksanakan aktifitasnya mulai dari berjalan, berlari, bernapas. Sehingga David Gallahue menyatakan bahwa motorik adalah factor dasar yang mempengaruhi gerakan. Hal ini dikarenakan tanpa adanya motorik maka tdak akan ada gerakan dan tidak ada aktifitas bila tidak ada gerakan. Sedangkan keterampilan motorik menurut Gagne adalah kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan kordinasi, sehingga terwujud gerak otomatisasi. Keterampilan motorik yang dimaksud adalah keterampilan dalam melakukan gerakan-gerakan fisik yang memerlukan koordinasi antara otot dengan saraf untuk menghasilkan gerakan yang terotomatisasi.

Ketika seseorang melakukan sebuh keterampilan motorik berupa tindakan maka bagian tubuh tersebut mendapat control gerakan yang alami dan sukarela dari bagian tubuh yang meliputi tindakan tadi. Jadi dapat disimpulkan bahwa

keterampilan motorik adalah tindakan yang berupa serangkaian gerakan sukarela hasil control bagian-bagian tubuh yang melatari tindakan tersebut.

Penguasaan suatu keterampilan motorik merupakan suatu proses dimana seseorang mengembangkan seperangkat respon kedalam suatu pola gerak yang terkoordinasi, terorganisasi, dan terpadu. Tiap keterampilan motorik memerlukan pengorganisasian berupa gerakan otot, baik dalam aspek tempat maupun waktu.

Keterampilan motorik dibagi menjadi keteranpilan motorik kasar dan

keterampilan motorik halus. Keterampilan motorik kasar merupakan keterampilan yang meliputi aktifitas otot besar, seperti menggerakkan lengan dan berjalan. Jadi keterampilan motorik kasar lebih kepada kegiatan yang melibatkan control tubuh dan koordinasi yang baik dan aktifitas yang bersifat bergerak.

(11)

tangan, lengan dan membutuhkan kecermatan dan koordinasi mata-tangan. Seperti makan, menggambar, menulis, mengetik dan menjahit.

9. Belajar Estetis

Bentuk belajar ini bertujuan untuk membentuk kemampuan menghayati keindahan, bahkan menciptakan keindahan dalam berbagai segi kehidupan. Yang mana

(12)

PENUTUP

D. Kesimpulan

Belajar itu sendiri memiliki beberapa jenis jenis belajar yang mana diantaranya ialah, belajar arti kata, belajar kognitif, belajar menghafal,belajar teoritis, belajar konsep, belajar kaidah belajar berpikir, keterampilan motorik, dan belajar estetis.

(13)

REVISI

A. Pertanyaan

1. Selly Soraya

Mengapa terjadi perbedaan dalam menghafal, serta fakor apa saja yang mempengaruhi cara menghafal seseorang?

2. Azra Yulia Rahayu

Bagaimana cara pendidik menerapkan cara menghafal yang efektif agar para peserta didik tidak mudah lupa?

3. Sandy Oktora

Setiap orang memiliki cara menghafal yang berbeda seperti seseorang akan mudah menghafal suatu materi ketika berlari, dalam keadaan sunyi, ataupun mendengarkan lagu. Apakah cara-cara tersebut baik atau tidak? Jelaskan!

4. Rosyanti

Apa keterkaitan jenis jenis belajar dengan belajar?

5. Azheinita Eka Putri

Bagaimana tanggapan para penyaji mengenai cara belajar siswa yang “bersikap santai” saat proses pembelajaran sedang berlangsung?

6. Jumaira

(14)

B. Jawaban

1. Adanya perbedaan cara menghafal ini membuktikan bahwa setiap individu memiliki cara tersendiri yang membedakannya dengan individu lain. Ada individu yang akan dengan mudah menyerap apa yang ia baca jika ia dalam keadaan sunyi, ada yang lebih mudah menyerap jika melakukan gerakan tertentu (seperti, mengayun-ayunkan kaki, atau jemari tangan mengetuk-ketuk meja, dsb), ada yang akan mudah menyerap jika mendengarkan (seperti saat pelajaraan sedang berlangsung guru menerangkan didepan kelas, atau seperti telah mendengarkan lagu-lagu tertentu sehingga membuatnya lebih rileks saat akan memulai suatu pelajaran).

Factor yang mempengaruhi cara menghafal ialah :

 Kecerdasan IQ : karena setiap individu memiliki tingkat IQ yang berbeda. Ada yang IQ mereka diatas standar sehingga materi pembelajaran akan sangat mudah untuk diserap, ada pula yang IQ mereka masih sangat standar sehingga mereka memerlukan pengulangan materi untuk beberapa kali agar dapat diserap oleh mereka.

 Keseriusan : jika seseorang sudah serius dalam mengerjakan sesuatu maka hambatan sesulit apapun akan tertempuh. Tidak hanya dalam menghafal. Seseorang yang sudah memiliki keseriusan dalam mengahafal akan

(15)

tumbuhan “EKor Endo Kambing S(x)y Emen” dimana artinya adalah Epidermis, Korteks, Endodermis, Kambium, Xylem, Floem, Empulur. Dll

3. Metode menghafal apa saja itu adalah baik, akan tetapi metode itu harus sesuai dengan kemampuan individu tersebut, tanpa harus mengganggu aktivitas yang lainnya. Misalnya saja seseoarang akan lebih mudah menghafal jika berlari, selama kegiatan itu tidak membuatnya terganggu adalah tidak masalah, karena selama hal itu membuatnya nyaman dan mudah mengerti tentang hal yang ia lakukan it is not a problem.

4. Belajar itu sendiri adalah perubahan tingkah laku dengan serangkaian kegiatan seperti membaca, melihat, mendengar, meniru dan mengamati untuk memperoleh keterampilan, nilai-nilai, serta sikap-sikap yang berguna dalam kehidupan. Walaupun belajar dikataka berubah, namun untuk mendapatkan perubahan tersebut memiliki berbagai macam ciri atau jenis. Sehingga terdapat didalamnya jenis-jenis belajar.

5. Memiliki keunikan metode dalam menghafal adalah suatu kewajaran, tetapi tetap harus memiliki batasan. Ketika metode tersebut membuat orang disekitar tidak nyaman maka

6. Belajar berpikir konvergen adalah cara berpikir satu arah atau langsung mengacu pada jawaban sebenarnya. Contoh ; perhitungan matematika 9x9 sudah pasti jawabannya 81. Maka ketika seseorang bertanya 9x9 kita sudah dengan cepat menjawab 81.

Belajar berikir divergen yaitu belajar berpikir dalam arah berbeda atau sudut pandang berbeda yang mana akan dihasilkan jawaban yang beragam tetapi jawaban tersebut benar. Contoh : jika dalam perhitungan maka pandangan yang berbeda adalah cara-cara untuk mendapatkan hasil. Dalam matematika ada banyak sekali cara-cara mendapatkan jawaban dari cara cepat dan cara panjang. Atau dalam menjawab soal essay, kita diminta

Referensi