• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN KURIKULUM SESUAI DENGAN STANDA (4)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MANAJEMEN KURIKULUM SESUAI DENGAN STANDA (4)"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

MANAJEMEN KURIKULUM SESUAI DENGAN

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

Disusun Oleh:

Amelia Miranda (171011500179)

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PAMULANG

(2)

1

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tujuan pendidikan Nasional di Indonesia tentu saja bersumber pada pandangan

dan cara hidup manusia Indonesia, yakni Pancasila. Menurut Tyler (1946), Taba (1963)

Tanner dan Tanner (1984) menyatakan tuntutan masyarakat adalah salah satu dasar

dalam pengembangan kurikulum. Kurikulum sebagai rancangan pendidikan

mempunyai kedudukan yang sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan.

Mengingat pentingnya peranan kurikulum di dalam pendidikan dan perkembangan

kehidupan peserta didik, maka dalam penyusunan kurikulum tidak bisa dilakukan tanpa

menggunakan landasan yang kokoh dan kuat.

Landasan pengembangan kurikulum tidak hanya dipergunakan bagi para penyusun

kurikulum (makro) atau kurikulum tertulis yang sering disebut juga sebagai kurikulum

ideal, akan tetapi terutama harus dipahami dan dijadikan dasar pertimbangan oleh para

pelaksana kurikulum (mikro) yaitu para guru, kepala sekolah, pengawas pendidikan

dan pihak – pihak lain yang terkait dengan tugas – tugas pengelolaan pendidikan,

sebagai bahan untuk dijadikan instrument dalam melakukan pembinaan terhadap

implementasi kurikulum disetiap jenis dan jenjang pendidikan/persekolahan. Dengan

posisinya yang penting tersebut, maka dalam penyusunan dan pengembangan

kurikulum tidak bisa dilakukan secara sembarangan, dalam melakukan proses

penyelenggaraan pendidikan, sehingga dapat menfasilitasi tercapainya sasaran

pendidikan dan pembelajaran secara efektif dan efisien.

Robert S, Zais (1976) mengemukakan empat landasan pengembangan kurikulum,

yaitu : philosophy and the nature of knowledge, society and culture, the individual, and learning theory. Dengan berpedoman pada empat landasan tersebut, maka dibuat model yang disebut “ an ccletik model of the curriculum and its foundation.”

Tyler (1998) mengemukakan pandangan yang erat kaitan nya dengan beberapa

aspek yang melandasi suatu kurikulum(school purposes), yaitu : “use of philosophy,

studies of leaners, suggestion from subjek specialist, studies of contemporary life, dan

use of psychology of learning”11

1

(3)

2

B. Ruang Lingkup Kajian

Makalah ini saya akan membahas tentang Manajemen Kurikulum sesuai dengan

standar nasional pendidikan dimana di dalam pembahasan nya saya membatsi hanya

terdapat definisi kurikulum, ruang lingkup kurikulum, tujuan kurikulum, fungsi

kurikulum, dan manfaat kurikulum. Selain itu, disini saya juga akan membahas tentang

standar nasional manjemen kurikulum dan saya juga membahas tentang implikasi

standar nasional pendidikan terhadap manajemen kurikulum.

C. Tujuan

1. Mahasiswa dapat mengetahui mengenai manajemen kurikulum sesuai dengan

standar nasional pendidikan dan pembelajaran sehingga dapat digunakan sebagai

landasan teori dalam perancangan dan pengembangan kurikulum.

2. Mahasiswa mampu memahami definisi, ruang lingkup, tujuan, fungsi, dan

manfaat kurkulum.

3. Mahasiswa mempunyai efektivitas dalam pengembangan kurikulum sesuai

dengan standar nasional pendidikan.

4. Mahasiswa mampu mengembangkan kurikulum sesuai dengan standar nasional

(4)

3

II. PEMBAHASAN

A. Hakikat Manajemen kurikulum sesuai dengan standar nasional pendidikan

1. Definisi manajemen kurikulum

Manajemen kurikulum adalah sebagai suatu sistem pengelolaan kurikulum yang

kooperatif, komprehensif, sistemik, dengan sistematik dalam rangka mewujudkan

ketercapaian tujuan kurikulum. Dalam pelaksanaan nya, manajemen kurikulum harus

dikembangkan sesuai dengan konteks Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Oleh karena itu, otonomi yang

diberikan pada lembaga pendidikan atau sekolah dalam mengelola kurikulum secara

mandiri dengan memprioritaskan kebutuhan dan ketercapaian sasaran dalam visi dan

misi lembaga pendidikan atau sekolah tidak mengabaikan kebijaksanaan nasional yang

telah ditetapkan.

Hubungan sekolah dengan masyarakat perlu dikelola secara produkif agar

masyarakat merasa memiliki sekolah. Sehingga terbentuk sinerjik antara sekolah

dengan masyarakat untuk mewujudkan program – program sekolah. Dengan demikian

keterlibatan masyarakat dalam manajemen kurikulum di maksudkan agar dapat

memahami, membantu dan mengontrol implementasi kurikulum, sehingga lembaga

pendidikan atau sekolah selain dituntut kooperatif juga mampu mandiri dalam

mengidentifikasi kebutuhan kurikulum, mendesain kurikulum, menentukan prioritas

kurikulum, melaksanakan pembelajaran, menilai kurikulum, mengendalikan serta

melaporkan sumber dan hasil kurikulum baik kepada masyarakat maupun pada

pemerintah.2

2. Ruang lingkup manajemen kurikulum

Ruang lingkup manajemen kurikulum meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan

penilaian kegiatan kurikulum. Pada tingkat sekolah kegiatan kurikulum lebih

mengutamakan untuk merealisasikan dan merelevansikan antara kurikulum nasional

(standar kompetensi/kompetensi dasar) dengan kebutuhan daerah dan kondidsi sekolah

yang bersangkutan, sehingga kurikulum tersebur merupakan kurikulum yang integritas

dengan peserta didik maupun dengan lingkungan..3

2 Asep Sudarsyah & Diding Nurdin.Manajemen pendidikan. Ibid. hlm. 191

(5)

4 3. Tujuan manajemen kurikulum

Secara umum tujuan diterapkannya Kurikulum adalah untuk memandirikan dan

memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan (otonomi) kepada

lembaga pendidikan dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan

secara partisipatif dalam pengembangan kurikulum.

Secara khusus tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk :

1. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam

mengembangkan kurikulum, mengelola dan memberdayakan sumberdaya yang

tersedia.

2. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam pengembangan

kurikulum melalui pengambilan keputusan bersama.

3. Meningkatkan kompetisi yang sehat antar satuan pendidikan tentang kualitas

pendidikan yang akan dicapai.4

4. Fungsi manajemen kurikulum

Fungsi dari menejemen kurikulum dan pembelajaran diantaranya

sebagai berikut:

1) Meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber daya kurikulum, pemberdayaan sumber

maupun komponen kurikulum dapat ditingkatkan melalui pengelolaan yang terencana

dan efektif.

2) Meningkatakan keadilan (equity) dan kesempatan pada siswa untuk mencapai hasil

yang maksimal, kemampuan yang maksimal dapat di capai peserta didik tidak hanya

melalui kegiatan intrakulrikuler, tetapi juga perlu melalui kegiatan ekstra dan

kokurikuler yang dikelola secara integritas dalam mencapai tujuan kurikulum.

3) Meningkatkan relevansi dan efektivitas pembelajaran sesuai dengan kebutuhan

peserta didik maupun lingkungan sekitar peserta didik, kurikulum yang dikelola secara

efektifdapat memberikan kesempatan dan hasil yang relevan dengan kebutuhan peserta

didik maupun lingkungan sekitar.

4) Meningkatkan efektivitas kinerja guru maupun aktivitas siswa dalam mencapai

tujuan pembelajaran, dengan pengelolaan kurikulum yang professional, efektif dan

4E. Mulyasa.Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.(PT. REMAJA ROSDAKARYA,BANDUNG cetakan 6).

(6)

5

terpadu dapat memberikan motivasi pada kinerja guru maupun aktivitas siswa dalam

belajar.

5) Meningkatkan efesiensi dan efektivitas proses belajar mengajar, proses pembelajaran

selalu dipantau dalam rangka melihat konsistensi antara desain yang telah direncanakan

dengan pelaksanaan pembalajaran. Dengan demikian ketidak sesuaian antara desain

dengan implementasi dapat dihindarkan. Disamping itu, guru maupun siswa selalu

termotivasi untuk melaksanakan pembelajaran yang efektif dan efesien, karena adanya

dukungan kondisi positif yang diciptakan dalam kegiatan pengelolaan kurikulum.5

5. Manfaat manajemen kurikulum

Manfaat manajemen kurikulum sangatlah penting bagi peserta didik maupun

bagi guru karena kurikulum mengajarkan kita mandiri. Guru hanya sebagai fasilitator

selebihnya peserta didik yang mencari bahan materi yang akan dibahas. Berikut ini

beberapa manfaat kurikulum bagi peserta didik.

1. Manfaat kurikulum bagi guru

a) Membantu guru dalam mengevaluasi kegiatan belajar mengajar

b) Membantu guru dalam menunjang situasi belajar kea rah yang lebih baik.

c) Membantu guru untuk memperbaiki situasi belajar

2. Manfaat kurikulum bagi siswa

Keberadaan kurikulum sebagai organisasi belajar tersusun merupakan suatu

persiapan bagi anak didik. Anak didik di harapkan mendapatkan sejumlah pengalaman

baru yang kemudian hari dapat dikembangkan seirama dengan perkembangan anak,

agar dapat memenuhi bekal hidupnya nanti. Jikalau dikaitkan dengan pendidikan islam,

pendidikan mestinya diorientasikan kepada kepentingan peserta didik dan perlu diberi

pengetahuan untuk hidup pada zaman nya kelak.

(7)

B. Standar Nasional Pendidikan tentang kurikulum

Standar nasional pendidikan tentang kurikulum diatur dalam UU No.20 Tahun

2003 pasal 36, 37 dan 38 diantaranya berbunyi sebagai berikut :

Pasal 36

(1) Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar nasional

pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

(2) Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip

diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik.

(3) Kurikulum disusun sesuai dengan jenjang pendidikan dalam kerangka Negara

Kesatuan Republik Indonesia dengan memperhatikan :

a. peningkatan iman dan takwa;

b. peningkatan akhlak mulia;

c. peningkatan potensi, kecerdasa, dan minat peserta didik;

d. keragaman potensi daerah dan lingkungan;

e. tuntutan pembangunan daerah dan nasional;

f. tuntutan dunia kerja;

g. perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

h. agama;

i. dinamika perkembangan global, dan

j. persatuan nasional dan nilai – nilai kebangsaan.

(4) ketentuan mengenai pengembangan kurikulum sebagaimana dimaksud dalam ayat

(1), ayat (2), dan ayat (3) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal 37

(1) kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat :

a. pendidikan agama;

b. pendidikan kewarganegaraan;

c. bahasa;

d. matematika;

e. ilmu pengetahuan alam;

(8)

1 g. seni dan budaya

h. pendidikan jasmani dan olahraga;

i. keterampilan / kejuruan; dan muatan local

(2) ketentuan mengenai kurikulum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2)

diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal 38

(1) kerangka dasar dan struktur kurikulum pendidikan dasar dan menengah ditetapkan

oleh pemerintah.

(2) kurikulum pendidikan dasar dan menengah dikembangkan sesuai dengan

relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan dan komite sekolah /

madrasah di bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau kantor Departemen

Agama Kabupaten / kota untuk pendidikan dasar dan Propinsi untuk pendidikan

menengah.

(3) kurikulum pendidikan tinggi dikembangkan oleh perguruan tinggi yang

bersangkutan dengan mengacu pada standar nasional pendidikan untuk setiap program

studi.

(4) kerangka dasar dan struktur kurikulum pendidikan tinggi dikembangkan oleh

perguruan tinggi yang bersangkutan dengan mengacu pada standar nasional pendidikan

untuk setiap program studi.6

(9)

2

C. Implikasi Standar Nasinal Pendidikan terhadap Manajemen Kurikulum

Implikasi atau implementasi merupakan suatu proses penerapan ide, konsep,

kebijakan, atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak,

baik berupa perubahan pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap. Dalam oxford

Advance Leaner’s Dictionary dikemukakan bahwa implementasi adalah “put something

into effect” (penerapan sesuatu yang memberikan efek atau dampak)

Berdasarkan definisi implementasi tersebut, implementasi kurikulum tingkat

satuan pendidikan (KTSP) dapat di definisikan sebagai suatu proses penerapan ide,

konsep, dan kebijakan kurikulum(kurikulum potensial) dalam suatu aktivitas

pembelajaran sehingga peserta didik menguasai kompetensi tertentu sebagai hasil

interaksi dengan lingkungan.

Implementasi kurikulum juga dapat diartikan sebagai aktualisasi kurikulum

tertulis (written curriculum) dalam bentuk pembelajaran . Hal tersebut sejalan dengan

apa yang diungkapkan Miller dan Seller (1985:13) bahwa : “in some implementation

has been identified with instruction….” Lebih lanjut dijelaskan bahwa implementasi

kurikulum merupakan suatu proses penerapan konsep, ide, program, atau tatanan

kurikulum ke dalam praktik pembelajaran atau aktivitas – aktivitas baru sehingga terjadi

perubahan pada sekelompok orang yang diharapkan untuk berubah. Dikemukakannya

juga bahwa implementasi kurikulum merupakan proses interaksi antara fasilitator

sebagai pengembang kurikulum, dan peserta didik sebagai subjek belajar.

Memahami uraian diatas, dapat dikemukakan bahwa implementasi kurikulum

adalah operasionalisasi konsep kurikulum yang masih bersifat potensial(tertulis)

menjadi aktual dalam bentuk kegiatan pembelajaran. Dengan demikian, implemetasi

kurikulum merupakan hasil terjemahan guru terhadap kurikulum (SK-SD) yang

dijabarkan ke dalam slabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sebagai

rencana tertulis.

Implementasi kurikulum setidaknya dipengaruhi oleh tiga faktor berikut :

a. Karakteristik kurikulum; yang mencakup ruang lingkup ide baru suatu kurikulum dan

(10)

3

b. Strategi implementasi; yaitu strategi yang digunakan dalam implementasi, seperti

diskusi profesi, seminar, penataran, loka karya, penyediaan buku kurikulum, dan

kegiatan – kegiatan yang dapat mendorong penggunaan kurikulum di lapangan.

c. Karakterisktik pengguna kurikulum, yang meliputi pengetahua, keterampilan, nilai,

dan sikap guru terhadap kurikulum, serta kemampuannya untuk merealisasikan

kurikulum (curriculum planning) dalam pembelajaran.

Sejalan dengan uraian diatas, Mars (1998) mengemukakan tiga factor yang

memengaruhi implementasi kurikulum, yaitu dukungan kepala sekola, dukungan rekan

sejawat guru , dan dukungan internal yang datang dari dalam diri guru sendiri. Dari

berbagai faktor tersebut guru merupakan faktor penentu disamping faktor – faktor yang

lain. Dengan kata lain, keberhasilan implementasi tingkat satuan pendidikan di sekolah

sangat ditentukan oleh guru karena bagaimanapun baiknya sarana pendidikan jika guru

tidak memahami dan melaksanakan tugas dengan baik, hasil implementasi kurikulum

(pembelajaran) tidak akan memuaskan. Oleh karena itu, peningakatan kompetensi dan

profesionalisme guru merupakan suatu keniscayaan dalam menyukseskan implementasi

kurikulum dan tingkat satuan pendidikan.7

(11)

4

III. PENUTUP

A. Kesimpulan

Manajemen kurikulum adalah sebagai suatu sistem pengelolaan kurikulum yang

kooperatif, komprehensif, sistemik, dengan sistematik dalam rangka mewujudkan

ketercapaian tujuan kurikulum. Dalam pelaksanaan nya, manajemen kurikulum harus

dikembangkan sesuai dengan konteks Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Oleh karena itu, otonomi yang

diberikan pada lembaga pendidikan atau sekolah dalam mengelola kurikulum secara

mandiri dengan memprioritaskan kebutuhan dan ketercapaian sasaran dalam visi dan

misi lembaga pendidikan atau sekolah tidak mengabaikan kebijaksanaan nasional yang

telah ditetapkan.

Ruang lingkup manajemen kurikulum meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan

penilaian kegiatan kurikulum. Pada tingkat sekolah kegiatan kurikulum lebih

mengutamakan untuk merealisasikan dan merelevansikan antara kurikulum nasional

(standar kompetensi/kompetensi dasar) dengan kebutuhan daerah dan kondidsi sekolah

yang bersangkutan, sehingga kurikulum tersebur merupakan kurikulum yang integritas

dengan peserta didik maupun dengan lingkungan..

Secara umum tujuan diterapkannya Kurikulum adalah untuk memandirikan dan

memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan (otonomi) kepada

lembaga pendidikan dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan

secara partisipatif dalam pengembangan kurikulum.

Fungsi dari menejemen kurikulum dan pembelajaran diantaranya

sebagai berikut:

1) Meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber daya kurikulum, pemberdayaan sumber

maupun komponen kurikulum dapat ditingkatkan melalui pengelolaan yang terencana

dan efektif.

2) Meningkatakan keadilan (equity) dan kesempatan pada siswa untuk mencapai hasil

yang maksimal, kemampuan yang maksimal dapat di capai peserta didik tidak hanya

melalui kegiatan intrakulrikuler, tetapi juga perlu melalui kegiatan ekstra dan

kokurikuler yang dikelola secara integritas dalam mencapai tujuan kurikulum.

3) Meningkatkan relevansi dan efektivitas pembelajaran sesuai dengan kebutuhan

(12)

5

efektifdapat memberikan kesempatan dan hasil yang relevan dengan kebutuhan peserta

didik maupun lingkungan sekitar.

Standar nasional pendidikan tentang kurikulum diatur dalam UU No.20 Tahun 2003 pasal 36, 37 dan 38

Implikasi atau implementasi merupakan suatu proses penerapan ide, konsep,

kebijakan, atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak,

baik berupa perubahan pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap. Dalam oxford

Advance Leaner’s Dictionary dikemukakan bahwa implementasi adalah “put something

into effect” (penerapan sesuatu yang memberikan efek atau dampak).

Implementasi kurikulum merupakan suatu proses penerapan konsep, ide, program,

atau tatanan kurikulum ke dalam praktik pembelajaran atau aktivitas – aktivitas baru

sehingga terjadi perubahan pada sekelompok orang yang diharapkan untuk berubah.

Dikemukakannya juga bahwa implementasi kurikulum merupakan proses interaksi

antara fasilitator sebagai pengembang kurikulum, dan peserta didik sebagai subjek

belajar.

Implementasi kurikulum setidaknya dipengaruhi oleh tiga faktor berikut :

a. Karakteristik kurikulum; yang mencakup ruang lingkup ide baru suatu kurikulum dan

kejelasannya bagi pengguna di lapangan.

b. Strategi implementasi; yaitu strategi yang digunakan dalam implementasi, seperti

diskusi profesi, seminar, penataran, loka karya, penyediaan buku kurikulum, dan

kegiatan – kegiatan yang dapat mendorong penggunaan kurikulum di lapangan.

c. Karakterisktik pengguna kurikulum, yang meliputi pengetahua, keterampilan, nilai,

dan sikap guru terhadap kurikulum, serta kemampuannya untuk merealisasikan

(13)

6

B. Saran

Manajemen kurikulum merupakan suatu pengelolaan dari berhasilnya suatu

pendidikan. Kurikulum merupakan jantung dari dunia pendidikan, dan melalui

manajemen kurikulum niscaya pendidikan tersebut dapat terwujud tujuannnya. Untuk

itu, para pengembang kurikulum dalam memutuskan, merancang, melaksanakan, serta

mengevaluasi suatu kurikulum diperlukan manajemen yang tepat dari berbagai

lini/sektor. Keilmuan manajemen sudah sepatutnya dimiliki oleh setiap pengembang

(14)

7

IV. DAFTAR PUSTAKA

1. Sudarsyah, Asep & Nudin, Diding. (2017). Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

2. Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI. (2012). Manajemen pendidikan.Alfabeta.

3. E. Mulyasa.(2009). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung : PT.Remaja Rosdakarya

4. Rusman. (2012). Manajemen Kurikulum. Jakarta : PT. Rajawali Pers.

5. Kementerian Pendidikan Republik Indonesia, Undang – Undang Republik

Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS & Peraturan Pemerintah

R.I Tahun 2003 Tentang Standar Nasional Pendidikan serta Wajib Belajar.

Bandung: Citra Umbara

6. musad. 2017. Fungsi Manajemen. Diambil dari.

www.musad.blogspot.com./2017/04/fungsi-manajemen-kurikulum.html?m=1.

29 juni 2018.

7. Drs. Daryanto. 2014.Manajemen kurikulum. Diambil dari.

Referensi

Dokumen terkait

Secara umum pengaruh subletal pemaparan moluskisida niklosamida selama 12 minggu terhadap kondisi hematologi menunjukkan peningkatan secara nyata pada konsentrasi niklosamida 0,01

5 Skor Kriterium dari Kemandirian Dalam Indikator Percaya Diri Error.. Bookmark

Penerapan Metode Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan Analisis Siswa (Studi Eksperimen Kuasi Pada Mata Pelajaran Ekonomi di Kelas X Sosial SMA Negeri 1

Pada konsentrasi nitrat yang tinggi, isolat HNF5 m em punyai kem am - puan kompetisi yang lebih baik karena memiliki kecepat an reduksi nit rat yang t inggi (0,15 m M/ jam )

 Peralihan / pergantian secara bertahap ( phased )  Pengoperasi sistem lama dan baru secara paralel. sambil dilakukan peralihan secara bertahap (

yang berasal dari Bogor mempunyai kemiripan yang relat if t inggi dengan ikan nila GMT dari Sukabumi dan ikan nila GIFT yang berasal dari Sukamandi sedangkan ikan nila Nirwana

Ø Peserta yang membatalkan diri maupun tidak hadir pada pelaksanaan training, tetap dikenakan biaya investasi dan tidak dapat di reschedule. Ø Pelunasan biaya

Arsitektur merupakan suatu karya manusia untuk manusia, berarti sesungguhnya arsitektur tidak dapat dinilai hanya sebagai seni bangunan saja, tetapi harus selalu dalam