• Tidak ada hasil yang ditemukan

V. GAMBARAN UMUM P4S NUSA INDAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "V. GAMBARAN UMUM P4S NUSA INDAH"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

33

V. GAMBARAN UMUM P4S NUSA INDAH

5.1. Sejarah dan Perkembangan P4S Nusa Indah

Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S) Nusa Indah adalah sebuah pusat pelatihan usaha jamur tiram dan tanaman hias yang didirikan pada tanggal 17 Juli 1998. Pusat pelatihan ini terletak di Gang Pala, Kampung Sukamanah RT 02 RW 01, Desa Tamansari, Kecamatan Tamansari, Bogor.

P4S Nusa Indah terbentuk sebagai wujud kepedulian petani dalam meningkatkan jiwa kewirausahaan agribisnis melalui penyebaran informasi dan teknologi pertanian. Selain sebagai pusat pelatihan, P4S Nusa Indah ini juga melakukan usaha jamur tiram putih.

Usaha jamur tiram putih yang dilakukan meliputi usaha pembibitan dan budidaya jamur tiram putih. Usaha pembibitan berupa usaha yang menghasilkan bibit jamur siap panen. Usaha ini dilatarbelakangi tingginya permintaan jamur tiram yang belum terpenuhi. Namun banyak petani yang belum mampu menghasilkan bibit dikarenakan tingginya resiko kegagalan.

Awalnya usaha yang dilakukan hanyalah budidaya jamur tiram putih pada tahun 1998. Seiring berjalannya waktu dan banyaknya permintaan bibit siap panen dari para petani, maka pembibitan mulai dilakukan. Rata-rata bibit yang dihasilkan per bulan sebanyak 1.300 log dan jamur tiram putih yang dihasilkan sebanyak 30 kg per bulan. Pada tahun 2010 P4S akhirnya hanya melakukan pembibitan jamur tiram putih siap panen.

5.2.Organisasi dan Tenaga Kerja

P4S Nusa Indah merupakan gabungan para petani dalam satu wilayah kerja. Dalam kegiatan pembinaan P4S Nusa Indah mendapat binaan dari dinas atau instansi lingkup Departemen Pertanian. P4S Nusa Indah ini diketuai oleh Ibu Cucu Komalasari dalam pengelolaannya dibantu oleh seorang wakil Bapak Heri Hermawan, sekretaris Ibu Yayat dan Bendahara Ida Yani. Dalam kegiatannya, P4S terdiri dari empat bagian yakni bagian sumberdaya manusia, produksi, pascapanen, dan pemasaran (Gambar 4).

(2)

34 Gambar 4. Struktur Organisasi P4S Nusa Indah

Bagian sumberdaya manusia bertugas dalam mengatur para petani dalam kegiatan pembinaan. Bagian produksi bertugas melakukan kegiatan produksi dan menjaga agar kegiatan produksi berjalan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah disepakati. Bagian pasca panen bertugas menjalin kerjasama dengan para petani untuk pemenuhan kebutuhan permintaan pasar. Bagian pemasaran bertugas melakukan promosi, mencari tempat pameran, serta bertanggung jawab dalam proses penjualan kepada konsumen.

Untuk usaha jamur tiram dikelola oleh Ibu Cucu Komalasari mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan hingga pengawasan. Dalam usaha ini terdapat lima orang tenaga kerja yang berperan dalam kegiatan produksi. Tenaga kerja ini bekerja delapan jam per hari mulai dari pukul 08.00 hingga 17.00 dengan waktu istrirahat antara pukul 12.00 hingga 13.00. Upah yang diperoleh sebesar Rp 400.000 per bulan.

Bag. Pasca Panen Bag. Pemasaran Bag.SDM Bag. Produksi Bendahara Sekretaris Pembina Camat Distanhut Ciawi

Ketua

(3)

35 5.3. Sarana dan Sistem Produksi

Sarana adalah faktor utama yang harus dimiliki untuk menjalankan suatu usaha. Sarana yang dimiliki P4S Nusa Indah untuk berproduksi terdiri dari lahan seluas 200 m². Kemiringan lahan landai, bahkan cenderung datar. Status penggunaan lahan adalah milik sendiri. Dalam lahan ini terdapat bangunan tempat pencampuran dan pengomposan, ruang sterilisasi, ruang inokulasi, dan ruang inkubasi (kumbung).

Tempat pencampuran dan pengomposan seluas 50 m² berupa ruangan terbuka, berlantai semen dan beratap. Tempat ini berfungsi sebagai tempat pencampuran, pengomposan dan pembuatan media tanam yang dikemas dalam plastik polypropilen (baglog). Ruang sterilisasi seluas 13 m² semi tertutup yaitu terdapat celah untuk sirkulasi udara dan pembuangan asap. Tempat ini berfungsi sebagai tempat untuk sterilisasi media melalui pengukusan.

Ruang inokulasi merupakan ruangan yang benar-benar tertutup rapat sebagai ruang pembibitan. Ruang inkubasi atau kumbung merupakan tempat penyimpanan bibit. Pada kumbung ini terdapat rak-rak bertingkat.

Prasarana merupakan faktor pendukung kegiatan produksi. Prasarana yang digunakan terdiri dari rak penyimpan bibit, drum, ayakan serbuk, sekop, cangkul, timbangan, selang, ember, kursi, keranjang, spatula, handsprayer, pasak pemadat, botol, dan terpal. Ayakan serbuk digunakan untuk memisahkan serbuk kayu dari potongan-potongan kayu, serat-serat kasar kayu, dan dari sampah atau material lain yang dapat mengganggu pertumbuhan miselium jamur.

Bahan-bahan yang digunakan untuk memproduksi bibit siap panen sama dengan bahan yang digunakan untuk memproduksi jamur tiram putih. Bahan-bahan ini terdiri dari serbuk kayu, bibit, dedak, kapur, gips, plastik, cincin bambu, karet, kertas, alkohol dan spirtus.

Serbuk kayu digunakan sebagai media tanam jamur. Serbuk ini berasal dari limbah usaha perkayuan di sekitar P4S Nusa Indah. Serbuk kayu yang digunakan albasia dan mahoni, yaitu jenis kayu yang tidak bergetah, karena zat ekstraktifnya (zat pengawet alami) dapat menghambat pertumbuhan jamur.

(4)

36 Serbuk kayu ini mengandung selulosa, glukosa, lignin, protein dan senyawa pati yang merupakan bahan makanan bagi jamur.

Bibit jamur yang digunakan untuk menghasilkan bibit siap panen dan jamur tiram putih ini berupa jenis bibit serbuk yang dikemas dalam plastik polypropilen. Dedak merupakan sumber karbohidrat, karbon, nitrogen, dan vitamin B komplek yang bisa mempercepat pertumbuhan miselium dan mendorong perkembangan tubuh buah jamur. Dedak yang diguanakan harus masih baru, tidak berbau apek dan strukturnya tidak rusak. Dedak ini diperoleh dari petani sekitar P4S Nusa Indah.

Kapur berfungsi untuk mengontrol pH media tanam dan sebagai sumber kalsium. Kapur yang digunakan yaitu kapur pertanian kalsium karbonat (CaCO3).

Gipsum atau gips berguna untuk memperkokoh struktur campuran serbuk kayu dengan bahan lainnya, sehingga tidak mudah pecah. Kapur dan gipsum ini diperoleh dari toko panca kimia Bogor.

5.4.Proses Produksi

Proses produksi mulai dari pembibitan hingga budidaya jamur tiram putih terdiri dari beberapa tahap. Untuk pembibitan prosesnya dimulai dari pembuatan media tanam, pembibitan (inokulasi), dan inkubasi. Budidaya jamur tiram putih adalah kelanjutan dari pembibitan. Budidaya jamur tiram ini adalah pemeliharaan setelah bibit diinkubasikan selama satu bulan.

5.4.1 Pembuatan Media Tanam

Untuk satu paket pembibitan terdiri dari tiga log bibit jamur, tujuh karung serbuk kayu (100 kg), 15 kg dedak, dua kg kapur, satu kg gipsum, dan air secukupnya. Satu paket pembibitan ini mampu menghasilkan 150 log bibit siap panen ukuran 17 x 35 cm. Untuk bibit siap panen ukuran 18 x 35 cm atau 20 x 30 cm hanya dihasilkan sebanyak 125 log.

Serbuk kayu diayak terlebih dahulu, kemudian dicampurkan dengan dengan bahan sesuai komposisinya secara merata. Campuran media ini sesuai jika ketika digenggam tidak meneteskan air, tetapi juga tidak mudah hancur

(5)

37 kembali. Media tanam ini kemudian dikomposkan selama 24 jam dengan tujuan untuk menguraikan senyawa kompleks yang terdapat di dalam media dengan bantuan mikroba, sehingga menjadi lebih sederhana dan mudah diserap oleh jamur.

Campuran media tanam dikemas dengan plastik polypropilen dan dipadatkan dengan menggunakan botol serta diberi lubang tanam di tengah dengan menggunakan pasak pemadat. Pengisian media ini harus padat agar media tanam tidak cepat rusak dan tidak mengganggu pertumbuhan miselium.

Sterilisasi media tanam dilakukan dengan mengukus bibit siap panen menggunakan drum yang disekat dibagian tengah bawahnya selama delapan jam. Bahan bakar yang digunakan pun berasal dari serbuk kayu dengan kompor yang terbuat dari drum. Pengukusan ini bertujuan untuk mensterilkan media tanam dari mikroba yang dapat menghambat pertumbuhan jamur tiram putih. Media tanam ini sebelum ditanami bibit jamur, didinginkan terlebih dahulu selama 24 jam.

5.4.2 Pembibitan

Ruang tempat pembibitan, peralatan, dan tangan pekerja disemprotkan alkohol 70 persen untuk sterilisasi. Bibit jamur ditaburkan diatas media tanam, kemudian kemasan media tanam ditutup kembali dengan menggunakan cincin dan kertas yang diikat karet. Kertas yang digunakan dipanaskan diatas api terlebih dahulu untuk sterilisasi.

5.4.3 Inkubasi

Media tanam yang sudah ditanami bibit jamur dibawa ke kumbung pembibitan dan disimpan diatas rak. Media tanam ini menjadi bibit siap panen setelah miselium jamur tumbuh merata. Waktu yang dibutuhkan untuk proses inkubasi adalah 30 hari. Jika miselium sudah tumbuh merata, maka bibit siap panen ini dapat dijual, atau dilanjutkan ke proses selanjutnya yaitu budidaya jamur tiram putih.

(6)

38 5.4.4. Budidaya Jamur Tiram

Budidaya jamur tiram putih dilakukan setelah miselium bibit siap panen tumbuh merata. Bibit siap panen dipindahkan ke kumbung budidaya. Pemeliharaan dilakukan dengan cara menjaga suhu dan kelembapan kumbung. Hal ini dapat dilakukan dengan penyiraman maupun pengabutan. Pada musim hujan suhu udara dan kelembapan normal, sehingga pengabutan cukup satu kali pada pagi hari. Pada musim kemarau penyiraman dilakukan sebanyak dua sampai tiga kali sehari.

Jamur tiram putih dapat dipanen setelah bibit siap panen berusia 45 hari dan terus dipanen satu minggu sekali hingga umurnya mencapai 120 hari. Panen dilakukan secara manual dengan memotong jamur dari media tanam dengan menggunakan pisau. Akar jamur dipotong agar jamur tiram putih ini tidak cepat busuk.

Pada saat ini P4S Nusa Indah hanya memproduksi dan menjual bibit siap panen ukuran 17 x 35 cm sebanyak 5.000 log. Untuk bibit siap panen ukuran 18 x 35 cm tidak diproduksi. Bibit ini diproduksi jika langsung dibudidayakan menjadi jamur tiram putih. P4S Nusa Indah tidak memproduksi jamur tiram putih karena dinilai lebih menguntungkan memproduksi bibit siap panen daripada memproduksi jamur tiram putih. Bibit siap panen ukuran 20 x 30 cm diproduksi setiap dua bulan sekali hal ini sesuai dengan permintaan minimum yang ada yaitu 4.000 log. Permintaan maksimum bibit siap panen ukuran 20 x 30 cm adalah 7.000 log.

5.5.Pemasaran

P4S Nusa Indah memasarkan jamur tiram putihnya ke Pasar Bogor. Permintaan untuk jamur tiram putih itu sendiri masih sangat tinggi. Hal ini terlihat dari pasar yang mampu menerima berapa pun jamur yang dihasilkan oleh P4S Nusa Indah. Permintaan maksimum jamur tiram putih yang ada adalah 12.000 kg per bulan. Namun permintaan jamur tiram putih ini sama sekali tidak dipenuhi oleh P4S Nusa Indah.

(7)

39 Semakin tingginya permintaan jamur tiram putih, membuat usaha jamur tiram putih ini menjadi sebuah usaha yang memiliki prospek yang sangat baik. Hal ini mendorong para petani untuk mengusahakan jamur tiram putih. Namun tingginya risiko kegagalan yang dihadapi dalam tahap pembibitan membuat para petani hanya bergerak dalam budidaya jamur tiram putih, sehingga permintaan bibit jamur tiram putih P4S Nusa Indah semakin meningkat.

Penjualan bibit dengan kemasan 17 x 35 cm setiap bulannya 5.000 log. Untuk bibit ukuran 20 x 30 cm setiap dua bulan sekali permintaannya antara 4.000 hingga 7.000 log per bulannya. Bibit 17 x 35 cm dipasarkan ke petani di Sukaraja, SBJ, Kota Batu, dan Ciomas sebanyak 5.000 log per bulan dengan harga satuannya Rp 1.800 per log. Bibit ukuran 18 x 35 cm tidak dihasilkan, dan bibit siap panen ukuran 20 x 30 cm dipasarkan ke daerah Lampung setiap dua bulan sekali dengan harga per log nya sebesar Rp 2.000 sebanyak 4.000 log.

Referensi

Dokumen terkait

Kondisi perekonomian yang tidak stabil memiliki bobot keempat tertinggi dalam faktor eksternal ancaman yaitu sebesar 0,222609 dan menunjukkan bahwa faktor ini memiliki

Terjadi peningkatan kesiapan peserta dalam kegiatan Workshop di pada guru Agama Hindu tingkat Sekolah Dasar (SD) Gugus Pejeng, Keca- matan Tampaksiring Kabupaten Gianyar Disam-

Tegangan setiap bus dari hasil eksekusi dari program perhitungan analisis aliran daya pada penyulang Durian 3 ditampilkan ke dalam gambar dibawah ini :.

Nilai posisi (variabel kontrol) dari setiap search agent pada setiap iterasi dievaluasi untuk memperoleh nilai fungsi objektif ( fitness ), yakni rugi-rugi daya aktif dan

Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan informasi mengenai penggunaan metode simulasi sebagai salah satu metode pembelajaran dalam pengajaran keterampilan berbicara

Pada program pengenalan pola telah disiapkan data latih dalam image database (IMDB) untuk dilatih pada jaringan convolutional neural network, dimana output

Namun jika menggunaan benih yang bermutu rendah akan mendapatkan hasil persentase perkecambahan bibit yang rendah, bibit yang intoleran terhadap cekaman abiotik,

Penggunaan piridin sebagai pelarut dalam sintesis flutamida dengan starting material 4-nitro-3-trifluorometil anilin dan turunan asam isobutirat bertujuan untuk