• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENGKARYAAN. Pada tahap praproduksi pengkaryaan di film dokumenter yaitu penemuan,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENGKARYAAN. Pada tahap praproduksi pengkaryaan di film dokumenter yaitu penemuan,"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENGKARYAAN 3.1 Pra Produksi

Praproduksi adalah proses pengkaryaan sebelum produksi berlangsung. Pada tahap praproduksi pengkaryaan di film dokumenter yaitu penemuan, pengumpulan informasi dan objek yang dipilih melalui beberapa sumber. Dalam praproduksi sendiri memiliki beberapa tahapan yaitu mencari riset isu dan riset lapang yang memiliki banyak tahapan. Tahapan ini merupakan landasan untuk melakukan produksi dan harus dilakukan dengan rinci dan teliti, sehingga dapat membantu kelancaran produksi. Berikut penjabaran alur kerja tahap praproduksi penyutradaraan film dokumenter The Messenger.

3.1.1 Riset Isu

Dalam riset isu harus memiliki beberapa kriteria yang ada antara lain adalah permasalahan (problem), oportuniti (opportunity) atau peluang yang akan ditangkap hingga fenomena yang akan dipilih dalam pengkaryaan film dokumenter. Pengkarya menggunakan metode pembagian kuesioner kepada beberapa orang yang ada dalam lingkup isu yang akan dipilih. Pada film dokumenter yang akan di kerjakan pengkarya yaitu memilih isu trend bersepeda di Kota Malang dengan memberikan kuesioner kepada komunitas sepeda sarapancal.

(2)

3.1.2.1Riset Lapang

Dalam riset lapang terdapat beberapa hal yang harus ada di dalamnya antara lain Perencanaan draft wawancara mendalam, observasi dan riset mendalam yang dijabarkan sebagai berikut:

3.1.2.2 Perencanaan Draft Wawancara Mendalam

Dalam pengkaryaan film dokumenter tentang Lokal Messenger, pengkarya memilih pemilik dari Lokal Messenger dan rider Lokal Messenger sebagai subjek dalam pengkaryaan film. Dalam pemilihan draft wawancara pengkarya akan menggunakan konsep 5W+1H dengan pengambangan statement dari narasumber yang telah dibuat. Maka pengkarya membuat draft wawancara sebagai berikut:

1. Arya Dypta Harsa Draft Wawancara:

1. Perkenalan diri mas dipta 2. Apa itu Lokal Messenger ?

3. Bagaimana pandangan anda tentang tren bersepeda khusunya di kota malang?

(Bisa dilanjut dengan menyambungkan mengenai wabah covid 19 saat ini)

4. Bagaimana anda menyikapi hal tersebut ? 5. Kapan lokal messenger ini terbentuk ?

6. Apa yang membuat anda terbesit membuat Lokal Messenger ?

7. Mengapa memilih membuat jasa menggunakan sepeda ? 8. Mengapa anda tertarik untuk membantu usaha teman anda yang terkena dampak pandemik ?

(3)

10. Wilayah mana saja yang bisa dijangkau oleh lokal messenger?

11. Apa yang menjadi keluh kesah lokal messenger saat ini ? 12. bagaimana respon pelanggan mengenai lokal messenger ? 13. Bagaimana cara lokal messenger unuk bersaing dengan jasa angkutan lain ? contohnya seperti ojek online atau jasa ekspedisi seperti jne, jnt dan sejenisnya

14. Apa harapan anda untuk lokal messenger kedepan ?

2. Ahmad Panca

Draft Wawancara:

1. Perkenalkan diri mas panca

2. Sejak kapan anda menjadi rider lokal messenger ? 3. Kenapa anda memilih menjadi rider lokal messenger? 4. Apa ada motivasi tersendiri anda bekerja di lokal

messenger ?

5. Bagaimana proses anda menjadi seorang rider lokal messenger ?

6. Sebelum menjadi rider anda bekerja sebagai apa dan pengalaman menarik apa yang pernah anda rasakan selama menjadi rider lokal messenger?

7. Apa tanggapan anda mengenai lokal messenger ? 8. Dimana daerah yang biasa anda mengantar ?

3.1.2.2 Observasi dan Riset Lokasi a) Observasi

Teknik observasi yang akan dilakukan adalah partisipatif aktif, dengan terlibat secara aktif dan terlibat secara langsung dalam kegiatan,

(4)

serta mengamati objek secara langsung. (Ahmad, 2012) Observasi dilakukan pengkarya untuk mengetahui bagaimana karakter dari narasumber, kegiatan dan kebiasaan narasumber.

b) Riset Lokasi

Riset Lokasi dilakukan agar pengkarya mengetahui bagaimana keadaan suasana rumah narasumber yang digunakan setiap harinya. Riset lokasi juga dapat membantu dalam tahap bagaimana diterapkannya konsep pengambilan gambar. Riset lokasi yang dilakukan disini adalah dengan dokumentasi agar nantinya bisa menganalisis konidisi dan apa saja kekurangan yang ada di lokasi yang dipilih.

Dalam pemilihan lokasi antara lain adalah Taman sudimoro dan Taman Slamet sebagai lokasi untuk wawancara sedangkan untuk lokasi lainnya adalah daerah Kota Malang dari daerah Sawojajar, Pasar Besar, Jalan Ijen hingga daerah Tawangmangu yang merupakan tempat Lokal Messenger bekerja.

3.1.3 Segmentasi dan Target Audience

Dalam Film dokumenter ini perlu di tentukan segmentasi penonton yang bertujuan untuk memahami siapa yang nantinya akan menjadi target audience. Menentukan segmentasi berkaitan dengan isu yang diangkat film dokumenter itu sendiri. Penonton film pada umumnya memilki sifat yang heterogen, maka sulit bagi sebuah film untuk menargetkan sasaran penontonnya. Oleh karena itu harus dipilih segmen dan target audience tertentu saja dengan meninggalkan segmen lainnya. Bagian segmen yang

(5)

dipilih adalah bagian yang homogen yang memiliki ciri yang sama dan cocok dengan isu yang diangkat dalam film dokumenter tersebut.

Segmentasi dari film dokumenter the messenger adalah seluruh warga Kota Malang dan untuk target audience adalah Komunitas sepeda yang belum mengetahui adanya Lokal messenger.

3.1.4 Standart kerja dan Rekrutmen kru

Pemilihan kerabat kerja pada film dokumenter the messenger, berdasarkan pada pertimbangan pengkarya kru yang berkompeten dalam bidangnya. Kerabat kerja produksi film the messenger terdiri dari delapan orang yaitu produser yang bertugas mengatur segala urusan tentang film dari pendanaan hingga pemilihan kerabat kerja, sutradara memiliki tugas sebagai orang yang bertanggung jawab dalam proses kreatif, penata kamera bertugas sebagai orang yang menyampaikan maksud pesan dari sutradara dengan visual dan kepala kru dibagian kamera dan pencahayaan , cameramen bertugas sebagai pengoprasi kamera menemani penata kamera, soundman bertugas mengatur dan menempatkan setiap alat perekam pada set adegan dengan tersembunyi dan tidak terlihat oleh kamera, editor bertugas untuk mengedit atau menggabungan setiap adegan dalam film agar menjadi sebuah film yang dapat dipahami oleh penikmatnya, scoring orang yang memiliki keahlian dalam menentukan ritme di film dan menggabungkan suara agar lebih mendapatkan feel di film. dan behind the scene adalah orang yang mengambil gambar dibalik layar proses produksi dengan fungsi untuk laporan

(6)

terhadap client. Dalam film ini sutradara merangkap menjadi produser. berikut kerabat kerja dalam film dokumenter yang akan di produksi:

Produser : Mohammad Arif Sutradara : Mohammad Arif Penata Kamera : Luqman Naufal Cameramen : Lukman Hakim Soundman : Willy Bara

Editor : Muhammad Brahiswara scoring : Mirza Vakhriz Sabilly Behind The scene : - Rizky Yanuar

- Mahaztra Yedhi Syaelendra - Pungy Priyo Prakoso

Dalam proses rekrutmen kru pengkarya memaksimalkan sumber daya teman sekeliling yang memiliki kemampuan di bidang masing-masing. Pemilihan kru yang sedikit di karenakan proses produksi dilakukan ketika pandemi sehingga harus tetap menjalankan protokol kesehatan.

3.1.5 Story Line

Storyline berfungsi sebagai pondasi cerita pada film yang akan diproduksi.dalam pembuatannya, pengkarya akan memasukan unsur-unsur penting seperti setting, tokoh utama, permasalahan, alur cerita, opening dan closing.

(7)

3.1.6 Penulisan Sinopsis

Sinopsis bukan ringkasan cerita seeperti ang ada di koran-koran, tapi sebuah tulisan yang berfungsi untuk mendeskripsikan secara lengkap alur cerita dari sebuah film. Pengkarya harus memilih dan menuliskan plot yang akan dipilih untuk tuangkan dalam sinopsis, dalam pengkaryaan film dokumenter Lokal Messenger ini, pengkarya akan membuat sinopsis setelah film ini selesai tahap online editing.

3.1.7 Penulisan Outline (scene-plot)

Saat membuat sinopsis, penulis skenario terkadang tidak memperhatikan struktur. Ini bisa dimaklumi, karena tahap ringkasan memang bisa mempublikasikan plot untuk di informasikan. Oleh karena itu, outline-lah untuk memperbaiki dan menciptakan struktur dramatik. Outline film dokumenter sebenarnya mirip dengan outline film cerita, yang membedakan adalah film dokumenter kesinambungan per-scene ditambah dengan pesan dan hubungan antar adegan ada. Dalam pengkaryaan film dokumenter Lokal Messenger, pengkarya akan mempertimbangkan penggunakan outline. Karena bila adegan per-scene yang di sampaikan sudah lengkap maka sutradara tidak akan membuat outline dengan pertimbangan sudah mampu menyampaikan melalui storyline dan sinopsis dari film.

3.1.8 Shooting Script

Shooting Script berfungsi untuk memberikan informasi kepada tim apa yang akan divisualkan oleh pengkarya, bahasanya harus menggunakan

(8)

Bahasa filmis. Bentuknya dua kolom terpisah untuk membedakan antara visual dan suara. Dalam kolim visual terdiri dari ruang/waktu, setting, karakter dan adegan oleh subjek)

Tabel 3.1 Tabel shooting Script

Shooting Script

Visual Audio

Scene 1. Taman Sudimoro – Pagi atsmosfir suasana Taman (wawancara)

Scene 2. Jalanan – Pagi Atmosfir bersepeda

( Narasi Arya dipta menjelaskan Lokal messenger)

3.1.9 Analisis Tokoh

Dalam film dokumenter dibutuhkan narasumber sebagai orang atau tokoh yang berperan mengutarakan pernyataan yang berhubungan dengan film dokumenter tersebut. Oleh karena itu dalam film dokumenter analisis tokoh ini digunakan untuk mendapatkan informasi tokoh yang akan muncul secara lengkap sehingga tidak terjadi kehilangan informasi tentang tokoh terebut.

Tabel 3.2 Biodata narasumber BIODATA NARASUMBER

Nama Lengkap Arya Dipta Harsa Abimantrana S.I.Kom Nama Panggilan Dipta

Tempat/Tanggal

Lahir Malang / 19 Juni 1990 Pekerjaan wirausaha

Jenis Kelamin Laki-laki

Agama Islam

Tinggi Badan 158cm Berat Badan 49kg

Nomor Telpon 081260704121

Alamat jl. Selorejo Blok A/10 kota Malang Alamat Email aryadyptaharsabimantra@gmail.com

(9)

Tabel 3.3 Biodata narasumber BIODATA NARASUMBER

Nama Lengkap Achmad Panca Erdiansyah Nama Panggilan Panca

Tempat / Tanggal Lahir

Malang, 17 Juni 1998 Pekerjaan Desain Grafis

Jenis Kelamin Laki-Laki

Agama Islam

Tinggi Badan 167 Cm Berat Badan 50kg

Nomor Telpon 08314275701

Alamat Jl. Bandulan Gg 8 K1 No. 15, Bandulan, Sukun, Kota Malang Alamat Email Achmadpnc0@gmail.com

3.1.10 Perencanaan Film Treatment

Konsep film berbicara tentang gaya dan bentuk yang diinginkan oleh pengkarya. Dalam pembuatannya film treatment adalah bagaimana pengkarya akan memperlakukan gaya filmnya istilahnya treatment berbeda dengan pemahamannya pada penulisan skenario film dokumenter. Isi dalam film treatment di pengkaryaan film dokumenter Lokal Messenger ini adalah dalam bentuk tabel seperti berikut:

Tabel 3.4 Film Treatment

3.2 Produksi

Proses produksi film the messenger dilakukan sesuai jadwal yang telah dibuat. Proses produksi sesuai jadwal yang telah disusun sebelumnya, mulai wawancara,

Treatment film The messenger

(10)

kegiatan Arya dypta sebelum bekerja, mengantar pesanan, dan kegiatan Panca ketika mengambil makanan dan mengantar makanan yang telah diantar. Sesuai jadwal yang telah dibuat, pengkarya menerapkan tipe film dokumenter expository sebagai pembawaan dalam menyajikan film dokumenter the messenger. Dalam tahap produksi pengkarya memperhatikan kondisi dan situasi di lapangan. Mengingat produksi film dokumenter selalu ada peristiwa yang berlangsung dengan sangat cepat. Selain perubahan rencana sacara tiba-tiba karena pengkarya mengacu pada realitas yang ada pada saat kegiatan berlangsung.

3.2.1 Time Schedule

Sebenarnya tidak ada hal baku yang digunakan dalam pembuatan jadwal dalam produksi film, semua format bisa digunakan. Fungsi dari jadwal adalah untuk mempermudah ketika produksi sehingga sesuai dengan rencana dan produksi.

Tabel 3.5 Jadwal Produksi Jadwal Produksi

NO Tempat Waktu Kegiatan Keterangan

3.2.2 Check list alat

Aktivitas check list alat ini wajib dilakukan agar segala sesuatunya bisa sesuai dengan perencanaan yang dibuat sehingga dapat dilanjutkan ke tahapan selanjutnya yaitu tahap produksi. Tujuan digunakan check list alat ini guna mengetahui segala sesuatu yang nantinya bisa menghambat proses produksi, seperti memori kamera yang ketinggalan dan sebagainya.

(11)

Tabel 3.6 Check list alat shooting

No Alat Unit Status Check box

3.3 Pasca Produksi

Pada tahap pasca produksi, sutradara lebih menunggu pada tahap editing offline dan online yang dilakukan oleh editor, sehingga sutradara dapat mempertimbangkan tahapan offline yang telah dibuat. Adapun beberapa tahapan offline dan online editing antara lain:

3.3.1 Perencanaan Shot Screening

Istilah screening rushes sebenarnya diambil dari istilah yang sering digunakan dalam produksi film yang pada dasarnya seorang pembuat film harus melihats seluruh materi yang akan diedit (Hermansyah, 2016). Penata kamera disini nantinya akan melakukan kegiatan Screening Rushes mendampingi editor.

3.3.2 Perencanaan Selection Shots

Setelah melihat materi editor melakukan pemilihan terhadap setiap materi atau bisa juga disebut selection shot untuk di masukkan ke dalam film. Sutradara akan menunggu pemilihan shot yang telah di pilih oleh editor, bila ada shot-shot yang memang belum masuk bisa dimasukkan demi estetika film.

(12)

3.3.3 Perencanaan Editing Skrip

Dalam Film Dokumenter, setelah melakukan pemilihan shot editor akan membuat editing script. Pada tahap ini berfungsi menyelaraskan antara script yang telah dibuat dan shot-shot yang sudah ada (Hermansyah, 2016). Pengkarya nantinya akan membuat perencanaan secara bersama editor.

3.3.4 Perencanaan Editing Sound

Dalam editing sound, ada beberapa unsur dalam editing sound, pertama, adalah Preview setiap suara dengan mendengarkan baik-baik setiap suara yang sudah diambil. Kedua, Menyeleksi setiap suara yang sudah didengarkan dan memilih bagian mana suara yang akan digunakan. Ketiga, Men-singkronisasi setiap audio yang sudah dipilih dengan gambar yang sudah dimasukkan kedalam timeline editing. Keempat, Spotting music dengan menempatkan musik yang akan digunakan dengan memisahkan jalur penempatan khusus agar tidak bercampur dan membingungkan di timeline editing. Terakhir adalah Mixing, yaitu mulai untuk mengedit sound dengan menghilangkan setaip noise pada audio yang sudah di rekam oleh soundman, lalu meratakan setiap track pada timeline baik jalur wawancara dan musik latar belakang. Setiap suara diatur besar kecilnya supaya tidak mengganggu satu sama lain. Proses editing sound pada film dokumenter the messenger ini menggunakan perangkat lunak Adobe Audition 2019.

Gambar

Tabel 3.1 Tabel shooting Script  Shooting Script
Tabel 3.3 Biodata narasumber  BIODATA NARASUMBER
Tabel 3.5 Jadwal Produksi  Jadwal Produksi
Tabel 3.6 Check list alat shooting

Referensi

Dokumen terkait

a. Tata Cara Pembayaran : Pembayaran dilakukan dengan cara transfer langsung ke Madrasah/PPS berdasarkan Surat Keputusan Penerima Bantuan yang diterbitkan oleh Tim

Kelimpahan mikroplastik dari setiap zona di tiga stasiun, tiga transek, dan dua kedalaman yang diamati menunjukkan bahwa zona 1 memiliki kelimpahan mikroplastik tertinggi

Mikrokontroler I (AT89s52) sebagai pengendali sistem dengan mengendalikan sistem dengan mengatur frekuensi tengah pada BPF yang berupa frekuensi fundamental 50Hz beserta frekuensi

dulu mengenai cara pengumpulan cara pengumpulan sampel urin, mereka harus sampel urin, mereka harus mencuci tangannya sebelum dan sesudah pengumpulan sampel, mencuci tangannya

[r]

Pengaruh Pengendalian Internal, Ketaatan Aturan Akuntansi, dan Perilaku Tidak Etis terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi (Studi Empiris pada BUMN di Kota

Berkaitan dengan Sekolah Tinggi Agama Islam Samawa Sumbawa Besar yang memang diarahkan untuk menjadi Perguruan Tinggi yang berkualitas dalam berbagai bidang, salah satu

Rina Rifqie Mariana, M.P. Mazarina Devi, M.Si. Wiwik Wahyuni, M.Pd. Titi Mutiara Kiranawati, M.P. Soenar Soekopitojo, M.Si. Ummi Rohajatien, M.P. M.Si... 12 33 *)