• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Nyeri punggung bawah merupakan rasa nyeri yang dirasakan pada punggung bawah yang bersumber dari tulang belakang daerah spinal, otot, saraf, atau struktur lain disekitar daerah punggung. Nyeri punggung bawah terjadi akibat dari biomekanik vertebra lumbal yang mengalami perubahan titik berat badan dan terjadi kompensasi perubahan posisi tubuh sehingga timbul nyeri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh latihan peregangan terhadap intensitas nyeri punggung bawah pada pemetik bunga pacar air di Desa Sibanggede. Jenis penelitian ini termasuk quasi eksperimental design dengan menggunakan rancangan pre-test dan post-test with control group design. Sampel dalam penelitian berjumlah 24 orang yang dipilih melalui teknik purposive sampling, dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Instrumen yang digunakan adalah pedoman latihan peregangan dan skala pengukuran nyeri Numeric Rating Scale (NRS). Hasil Penelitian didapatkan rata-rata intensitas nyeri punggung bawah pada kelompok perlakuan adalah 1,92 sedangkan pada kelompok kontrol adalah 3,58. Berdasarkan uji Mann-Whitney U Test didapatkan nilai signifikansi p value = 0,000 artinya ada pengaruh latihan peregangan terhadap intensitas nyeri punggung bawah pada pemetik bunga pacar air di Desa Sibanggede. Berdasarkan penelitian diatas disarankan kepada perawat agar menggunakan latihan peregangan sebagai alah satu penatalaksanaan untuk nyeri punggung bawah.

Kata kunci : Nyeri punggung bawah, posisi tubuh, latihan peregangan Referensi (77 : 2005 - 2016)

(2)

ABSTRACT

Low back pain is the pain that experienced on lower back which sourced from spine in spinal area, muscle, nerve, or from other structure around the back area. Low back pain occurs because of biomechanics of the lumbal spine which weight point has changed and then changes of body position as a compensation occurred and for that reason the pain will be experienced. This study was conducted to determine the effect of stretching exercise on low back pain among flower pickers in Sibanggede village. This study is a quasi-experimental design with pre-test and post-test with control group design. 24 respondents were selected by purposive sampling and were divided into two groups of experimental and control. Stretching exercises guidance was used as the instrument and pain intensity was measured by numerical rating scale (NRS). The mean difference of low back pain was found 1.92 in the experimental group, while 3.58 was showed in the control group. Based on Mann-Whitney U test, p value = 0.00, therefore it can be concluded that there was a influence of stretching exercise on low back pain among flower pickers in Sibanggede village. According to the results of this study, using this therapy is recommended for nurses as one of therapies to relieve low back pain.

Key words : Low Back Pain, body position, stretching Reference (77 : 2005 – 2016)

(3)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL DEPAN ... i

HALAMAN JUDUL BELAKANG ... ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... iii

PERNYATAAN LEMBAR PERSETUJUAN ... iv

HALAMAN PENGESAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

DAFTAR SINGKATAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Rumusan Masalah ... 5 1.3 Tujuan Penelitian ... 6 1.3.1 Tujuan Umum ... 6 1.3.2 Tujuan Khusus ... 6 1.4 Manfaat Penelitian ... 7 1.4.1 Manfaat Teoritis ... 7 1.4.2 Manfaat Praktis ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ergonomi Kerja Pemetik Bunga Pacar Air ... 8

2.2 Konsep Nyeri Punggung Bawah ... 9

2.2.1 Definisi Nyeri Punggung Bawah ... 9

2.2.2 Anatomi dan Fisiologi Tulang Belakang ... 9

(4)

2.2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nyeri ... 12

2.2.5 Klasifikasi Nyeri Punggung Bawah ... 15

2.2.6 Etiologi Nyeri Punggung Bawah ... 16

2.2.7 Patofisiologi Nyeri Punggung Bawah ... 17

2.2.8 Manifestasi Klinis Nyeri Punggung Bawah ... 18

2.2.9 Pengkajian Intensitas Nyeri Punggung Bawah ... 18

2.2.10 Penatalaksanaan Nyeri Punggung Bawah ... 21

2.3 Konsep Latihan Peregangan ... 22

2.3.1 Definisi Latihan Peregangan ... 22

2.3.2 Fisiologi Peregangan ... 23

2.3.3 Refleks Regangan... 24

2.3.4 Tahapan Latihan Peregangan ... 24

2.3.5 Kontraindikasi Latihan Peregangan ... 25

2.4 Konsep dasar pengaruh Latihan Peregangan Terhadap Intensitas Nyeri Punggung Bawah ... 26

BAB III KERANGKA KONSEP 3.1 Kerangka Konsep ... 28

3.1.2 Penjelasan Kerangka Konsep ... 29

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 30

3.2.1 Variabel penelitian ... 30

3.2.2 Definisi Operasional... 30

3.3 Hipotesis ... 31

BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian ... 32

4.2 Kerangka Kerja ... 33

4.3 Tempat dan Waktu Penelitian ... 34

4.4 Populasi, Teknik Sampling Penelitian, dan Sampel ... 34

4.4.1 Populasi ... 34

4.4.2 Teknik Sampling ... 34

(5)

4.4.4 Besar Sampel ... 35

4.5 Jenis dan Cara Pengumpulan Data ... 37

4.5.1 Jenis Data yang Dikumpulkan ... 37

4.5.2 Cara Pengumpulan Data ... 38

4.6 Instrumen Pengumpulan Data ... 40

4.7 Pengolahan dan Analisa Data... 40

4.7.1 Pengolahan Data... 40

4.7.2 Analisa Data ... 41

4.8 Etika Penelitian ... 43

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian ... 45

5.1.1 Kondisi Lokasi Penelitian ... 45

5.1.2 Karakteristik Sampel Penelitian ... 45

5.1.3 Hasil Pengamatan Terhadap Sampel Berdasarkan Variabel Penelitian ... 47

5.1.4 Analisis Intensitas Nyeri Punggung Bawah Pre-test dan Post-test Intervensi pada Kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol ... 48

5.1.5 Analisis Perbedaan Selisih Intensitas Nyeri Punggung Bawah pada Kelompok Perlakuan Setelah Diberikan Latihan Peregangan dan Kelompok Kontrol ... 48

5.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 49

5.2.1 Karakteristik Sampel Penelitian ... 49

5.2.2 Intensitas Nyeri Punggung Bawah Pre-test pada Kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol ... 51

5.2.3 Intensitas Nyeri Punggung Bawah Post-test pada Kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol ... 52

5.2.4 Perbedaan Intensitas Nyeri Punggung Bawah Pre-test dan Post-test pada Kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol ... 53

5.2.5 Perbedaan Selisih Intensitas Nyeri Punggung Bawah pada Kelompok Perlakuan Setelah Diberikan Latihan Peregangan dan Kelompok Kontrol ... 55

(6)

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan ... 59 6.2 Saran .. ... 60

DAFTAR PUSTAKA Lampiran

(7)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Pekerjaan sebagai pemetik bunga pacar air merupakan suatu pekerjaan yang banyak dilakukan oleh masyarakat Bali. Bunga pacar air merupakan sarana yang selalu tersedia di antara banten (sesaji) yang digunakan untuk sembahyang (Kompas, 2009). Petani di Bali biasanya menanam bunga pacar air secara bergantian dengan tanaman padi (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, 2013). Pacar air berbunga selama 1-2 bulan. Kegiatan memetik bunga pacar air dilakukan secara terus menerus selama musim berbunga. Tinggi tanaman pacar air berkisar antara 30-80 cm, sehingga untuk memetik bunga pacar air petani harus menyesuaikan posisi kerja dengan cara membungkuk (Kompas, 2009).

Menurut Humantech dalam Aprilia (2009), membungkuk adalah posisi badan bergerak ke arah depan sehingga antara sumbu badan bagian atas akan membentuk sudut ≥ 20° dengan garis vertikal atau sumbu tubuh. Sikap membungkuk merupakan sikap kerja yang tidak ergonomi, sehingga rentan mengakibatkan keluhan saat bekerja. Secara teori posisi tubuh dan cara kerja yang salah atau melebihi kapasitas kemampuan merupakan salah satu penyebab nyeri punggung bawah (Suma’mur, 2009). Penerapan ergonomi dalam melakukan kerja telah terbukti mampu meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja. Penerapan ergonomi dalam kegiatan ekonomi seperti pertanian, mampu memberikan pengaruh terhadap penurunan angka sakit dan kecelakaan akibat kerja. Permasalahan yang berkaitan dengan faktor ergonomi biasanya disebabkan karena ketidaksesuaian antara pekerja, lingkungan kerja, dan peralatan kerja yang digunakan (Sitanggang, 2006).

Salah satu keluhan yang sering diakibatkan oleh posisi kerja pemetik bunga pacar air adalah nyeri punggung bawah. Nyeri punggung bawah merupakan fenomena yang seringkali dijumpai pada setiap pekerjaan (Samara, Sulistio, Rachmawati, & Harrianto, 2005). Nyeri punggung bawah adalah nyeri atau ketidaknyamanan

(8)

yang terlokalisasi di bawah sudut iga terakhir (costal margin) dan di atas lipat bokong bawah (gluteal inferior fold), dengan atau tanpa nyeri pada tungkai (Tarwaka dkk., 2007). Dalam pelaksanaan kesehatan kerja, nyeri punggung bawah merupakan isu penting, karena menyebabkan penurunan kapasitas kerja, kehilangan produktivitas, dan kerugian ekonomis (Samara dkk., 2005).

Nyeri punggung bawah merupakan penyebab tersering disability pada orang dewasa usia dibawah 45 tahun. Menurut U.S. Department of Human Health and Services, lebih dari 19 juta orang berobat ke dokter setiap tahunnya karena menderita nyeri punggung. Sekitar 22 juta rakyat Amerika Serikat datang ke ahli chiropractors setiap tahun. Dari jumlah tersebut, sekitar 7,7 juta atau 35% dalam pengobatan untuk mengatasi nyeri punggung yang biasanya disebabkan karena kecelakaan, cedera olahraga, dan ketegangan otot (muscle strains) (Swolensky, 2013).

Data yang didapatkan dari World Health Organization (WHO) (2013) menyatakan bahwa sekitar 37% dari nyeri punggung disebabkan faktor risiko pekerjaan. Jumlah penderita nyeri punggung relatif bervariasi yaitu antara 12% sampai 38% untuk perempuan dan antara 31% sampai 45% untuk laki-laki. Meskipun bukan penyebab kematian, nyeri punggung bisa menyebabkan morbiditas yang cukup besar, sehingga diperkirakan terjadi 0,8 juta Disability-Adjusted Life Year (0,1%) di seluruh dunia. Ini adalah penyebab utama ketidakhadiran kerja, sehingga menyebabkan kerugian ekonomi yang tinggi. Di Indonesia angka kejadian pasti dari nyeri punggung bawah tidak diketahui, namun diperkirakan angka kejadian nyeri punggung bawah bervariasi antara 7,6% sampai 37% dari jumlah keseluruhan jumlah penduduk (Tarwaka dkk., 2007). Masalah nyeri punggung bawah pada pekerja umumnya dimulai pada usia dewasa muda dengan puncak prevalensi pada kelompok usia 45-60 tahun dengan sedikit perbedaan berdasarkan jenis kelamin (Widiyanti, Basuki, & Jannis, 2009). Community Oriented Program for Controle of Rheumatic Disease (COPORD) Indonesia menunjukan angka kejadian nyeri punggung 18,2 % pada laki-laki dan 13,6 % pada wanita. National Safety Council melaporkan bahwa sakit akibat kerja

(9)

yang frekuensi kejadiannya paling tinggi adalah nyeri pada punggung, yaitu 22% dari 1.700.000 kasus (Tarwaka dkk., 2007).

Menurut Dinas Kesehatan Provinsi Bali tahun 2013 nyeri punggung bawah masuk ke dalam 10 besar penyakit rawat jalan di beberapa kabupaten. Angka kejadian nyeri punggung bawah dilaporkan mencapai 3276 kasus dengan pembagian 1695 kasus terjadi pada laki-laki dan sebanyak 1581 kasus terjadi pada perempuan. Dari beberapa kabupaten yang ada di Bali, angka kejadian nyeri punggung di Kabupaten Badung cukup tinggi, yaitu 367 kasus dari keseluruhan jumlah kasus yang ada dan merupakan kabupaten dengan tingkat nyeri punggung tertinggi ketiga di Bali setelah Klungkung dan Karangasem.

Desa Sibanggede merupakan salah satu desa yang ada di kabupaten Badung. Hasil data yang diperoleh dari laporan tahunan kantor balai desa tahun 2015, Desa Sibanggede merupakan produsen penghasil bunga pacar air yang cukup besar dengan luas area persawahan mencapai 331 Ha. Dari keseluruhan jumlah penduduk, sebanyak 818 orang atau 12,6% berkerja sebagai petani. Petani biasanya menanam sebagian lahan persawahan dengan tanaman padi dan sebagian lagi ditanami bunga pacar air.

Studi pendahuluan dilakukan pada 10 orang pemetik bunga pacar air di Desa Sibanggede yang sudah bekerja sebagai pemetik bunga pacar air rata-rata selama 2-3 tahun. Didapatkan hasil 4 orang mengalami nyeri ringan, 2 orang mengalami nyeri sedang dalam rentang skala nyeri 0 – 10 dan 4 orang mengatakan tidak mengalami nyeri punggung bawah karena tidak sedang memetik bunga pacar air, tetapi 4 orang tersebut pernah mengalami nyeri punggung bawah akibat memetik bunga pacar air. Rata-rata pemetik bunga pacar air yang mengalami nyeri ringan dan sedang dengan skala nyeri 0-7 bekerja sebagai pemetik bunga pacar air sekitar lebih dari 4 bulan, sedangkan pemetik bunga pacar air yang mengalami nyeri berat dengan skala 8-10 rata-rata sudah bekerja selama kurang dari 4 bulan. Penanganan yang biasa dilakukan oleh pemetik untuk meringankan nyeri punggung adalah beristirahat, namun sebagian ada juga yang tetap beraktifitas. Hal tersebut

(10)

menunjukan belum ada penanganan yang maksimal untuk meringankan nyeri punggung bawah yang diderita oleh pemetik bunga pacar air.

Nyeri punggung bawah terjadi akibat dari biomekanik vertebra lumbal yang mengalami perubahan titik berat badan dan terjadi kompensasi perubahan posisi tubuh sehingga timbul nyeri. Pada umumnya, nyeri punggung bawah karena pekerjaan terjadi akibat ketegangan dan keregangan pada otot regio lumbal (Samara dkk., 2005). Ketika membungkuk, terjadi ketegangan dan keregangan yang berlebihan pada ligamentum tulang belakang sehingga mengakibatkan nyeri. Jika tidak ditangani dengan baik dapat menimbulkan efek yang lebih serius seperti kecacatan (Brunner & Suddarth, 2002). Ketegangan dan keregangan dapat terjadi karena kurangnya kekuatan dan fleksibilitas ligamentum tulang belakang dan otot-otot punggung (Samara dkk., 2005).

Penatalaksaan nyeri punggung bawah dapat dibagi menjadi dua cara, yaitu terapi farmakologi dan non farmakologi (Brunner & Suddarth, 2002). Salah satu terapi non farmakologi yang bisa digunakan untuk menangani nyeri punggung adalah latihan peregangan (Sunarto, 2005). Latihan peregangan dapat meningkatkan fleksibilitas dan kekuatan otot. Terdapat berbagai macam gerakan peregangan yang bisa dilakukan untuk meringankan nyeri punggung bawah. Peregangan dilakukan dari kepala sampai kaki dan berfokus pada gerakan punggung dan pinggang (Alter, 2008).

Berdasarkan fisiologi kelelahan, posisi kerja dapat menyebabkan penurunan kerja otot-otot dan kemungkinan faktor saraf dan sentral berpengaruh (Suma’mur, 2009). Oleh karena itu dengan dilakukan gerakan peregangan dapat membantu relaksasi otot sehingga otot lebih lentur dalam bergerak karena peningkatan suplai oksigen. Peregangan juga dapat meningkatkan kelenturan, yaitu kemampuan untuk menggerakan otot beserta persendian pada seluruh daerah pergerakan karena otot dilatih untuk melakukan pergerakan dengan baik (Alter, 2008).

Beberapa hasil penelitian menunjukan bahwa latihan peregangan memiliki efek yang signifikan sebagai terapi untuk nyeri punggung. Hasil penelitian dari Putra dan Hamid (2012) menyatakan bahwa ada penurunan rata-rata intensitas nyeri

(11)

punggung bawah pada pekerja las sesudah diberikan latihan peregangan secara rutin 3 kali/minggu selama 4 minggu dengan p value < 0,05. Hasil analisis data yang dilakukan menunjukkan bahwa rata-rata intensitas nyeri punggung bawah pre-test kelompok perlakuan adalah 4,35, sedangkan hasil rata-rata post-test 2,50. Pada pre-test kelompok kontrol didapatkan rata-rata 4,45, sedangkan rata- rata hasil post-test adalah 4,75.

Sa’adah (2013) juga menyatakan bahwa latihan peregangan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap penurunan intensitas nyeri punggung bawah pada lansia dengan p value < 0,00. Dari hasil analisis data dengan jumlah sampel 20 orang didapatkan sebelum melakukan latihan 6 orang mengalami nyeri ringan, 12 orang mengalami nyeri sedang, dan 2 orang mengalami nyeri berat. Setelah dilakukan latihan peregangan didapatkan hasil 14 orang mengalami nyeri ringan dan 6 orang mengalami nyeri sedang.

Penelitian pada populasi pemetik bunga pacar air terkait dengan pengaruh latihan peregangan terhadap intensitas nyeri punggung bawah belum pernah dilakukan sebelumnya, sehingga perlu diteliti efeknya. Latihan peregangan yang akan dilakukan pada pemetik bunga pacar air di Desa Sibanggede adalah latihan peregangan dari Anderson (2008). Metode latihan peregangan ini belum pernah diterapkan dalam penelitin terkait intensitas nyeri punggung bawah, sehingga perlu dilakukan analisis efektifitasnya terhadap intensitas nyeri pungguh bawah. Berdasarkan permasalahan di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti “Pengaruh Latihan Peregangan Terhadap Intensitas Nyeri Punggung Bawah Pada Pemetik Bunga Pacar Air di Desa Sibanggede”

1.2 Rumusan Masalah

Bedasarkan latar belakang diatas, maka peneliti merumuskan masalah pelitian sebagai berikut: “Adakah Pengaruh Latihan Peregangan Terhadap Intensitas Nyeri Punggung Bawah Pada Pemetik Bunga Pacar Air di Desa sibanggede?”

(12)

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui pengaruh latihan peregangan terhadap intensitas nyeri punggung bawah pada pemetik bunga pacar air di Desa Sibanggede.

1.3.2 Tujuan Khusus

Secara khusus penelitian ini bertujuan:

a. Mengidentifikasi karakteristik pemetik bunga pacar air yang mengalami nyeri punggung bawah yaitu usia dan jenis kelamin pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol di Desa Sibanggede.

b. Mengidentifikasi intensitas nyeri punggung bawah pemetik bunga pacar air pada kelompok perlakuan sebelum diberikan latihan peregangan dan kelompok kontrol di Desa Sibanggede.

c. Mengidentifikasi intensitas nyeri punggung bawah pemetik bunga pacar air pada kelompok perlakuan setelah diberikan latihan peregangan dan kelompok kontrol di Desa Sibanggede.

d. Menganalisis perbedaan intensitas nyeri punggung bawah pemetik bunga pacar air pada kelompok perlakuan sebelum dan setelah diberikan latihan peregangan di Desa Sibanggede.

e. Menganalisis perbedaan intensitas nyeri punggung bawah pemetik bunga pacar air pada kelompok kontrol di Desa Sibanggede.

f. Menganalisis perbedaan selisih intensitas nyeri punggung bawah pada kelompok perlakuan setelah dilakukan latihan peregangan dan kelompok kontrol pada pemetik bunga pacar air di desa Sibanggede.

(13)

1.4 Manfaat

1.4.1 Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dalam penatalaksanaan nyeri punggung bawah khususnya pada pemetik bunga pacar air dengan menggunakan latihan peregangan.

b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar atau acuan bagi peneliti selanjutnya dalam mencari pengaruh penatalaksaan lain terhadap nyeri punggung bawah sehingga kualitas hidup dapat ditingkatkan.

1.4.2 Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat diaplikasikan di lapangan antara lain:

a. Memberikan tambahan metode latihan yaitu latihan peregangan untuk penatalaksanan nyeri punggung bawah sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup penderita nyeri punggung bawah.

b. Digunakan oleh tenaga kesehatan dan pemetik bunga pacar air sebagai bahan pertimbangan dalam penatalaksaanan nyeri punggung bawah.

Referensi

Dokumen terkait

Melihat potensi kitosan dan silika, keduanya merupakan bahan yang dapat digunakan dalam pembuatan membran sel bahan bakar karena silika dapat meningkatkan

Beratnya sanksi yang diterima oleh pihak-pihak yang bertanggung jawab dalam perusakan atau pencemaran lingkungan tersebut diharapkan dapat menekan terjadinya kasus

Pelayanan adalah suatu aktivitas yang bersifat tidak kasat mata atau tidak dapat diraba yang terjadi karena adanya interaksi antara konsumen (donatur) dengan

Strategi Pengembangan Daya Saing Produk Sentra Kerajinan Purun Hasil Pertanian Lahan Basah di Kalimantan Selatan 30.000.000,00 111. Muhammad Kusasi, M.Pd Keguruan &amp; Ilmu

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, maka disimpulkan hal-hal sebagai berikut, kemampuan menanggapi isi artikel oleh siswa kelas X SMA

Iklan Baris Iklan Baris BODETABEK Serba Serbi JAKARTA PUSAT RUPA-RUPA Rumah Dijual Rumah Dikontrakan JAKARTA SELATAN JAKARTA SELATAN JAKARTA TIMUR JAKARTA UTARA SILAT

Sedangkan pendapat mazhab Hanafi tentang saksi yang menghadiri dan menyaksikan akad pernikahan tidak harus orang laki-laki semua, akan tetapi boleh diganti dengan wanita,

Data item dengan nilai indeks employee engagement yang terendah menjadi prioritas untuk dianalisis sebagai upaya perancangan usulan tindakan perbaikan dalam meningkatkan