• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRUKTUR DAN KOMPOSISI VEGETASI HUTAN LINDUNG PETAK 35 B, 44 E, DAN 44 H RPH KEDUNG REJO BKPH PUJON KPH MALANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STRUKTUR DAN KOMPOSISI VEGETASI HUTAN LINDUNG PETAK 35 B, 44 E, DAN 44 H RPH KEDUNG REJO BKPH PUJON KPH MALANG"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

STRUKTUR DAN KOMPOSISI VEGETASI HUTAN LINDUNG

PETAK 35 B, 44 E, DAN 44 H RPH KEDUNG REJO

BKPH PUJON KPH MALANG

SKRIPSI

Oleh:

MOH. ALI MUDHOFIR 201410320311026

JURUSAN KEHUTANAN

FAKULTAS PERTANIAN-PETERNAKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)

i

LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Struktur dan Komposisi Vegetasi Hutan Lindung Petak 35 B, 44 E, dan 44 H RPH Kedung Rejo BKPH Pujon KPH Malang.

Nama : Moh Ali Mudhofir NIM : 201410320311026 Jurusan : Kehutanan

(3)
(4)

iii

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Moh Ali Mudhofir

NIM : 201410320311026

Jurusan : Kehutanan

Fakultas : Pertanian-Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang

Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Struktur dan Komposisi Vegetasi Hutan Lindung Petak 35 B, 44 E, dan 44 H RPH Kedung Rejo BKPH Pujon KPH Malang” adalah bukan karya orang lain baik sebagian maupun keseluruhan kecuali dalam bentuk kutipan yang diacu dalam naskah ini dan telah dituliskan sumbernya.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila peryataan ini tidak benar, maka saya bersedia mendapatkan sanksi akademik.

(5)

v PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya, sehingga penulisan skripsi dengan judul “Struktur dan Komposisi Vegetasi Hutan Lindung Petak 35B, 44E, dan 44H RPH Kedung Rejo BKPH Pujon KPH Malang”, yang ditulis sebagai syarat memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana dapat terselesaikan. Dalam kesempatan ini penulis tidak lupa menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Bapak Dr. Ir. David Hermawan, MP, IPM, selaku dekan Fakultas Pertanian Peternakan.

2. Bapak Tatag Muttaqin, S.Hut, M.Sc, IPM, selaku ketua Jurusan Kehutanan dan dosen penguji pertama yang telah memberi motivasi untuk menyelesaikan kuliah dan skripsi ini.

3. Bapak Dr. Ir. Joko Triwanto, MP, IPU, selaku dosen penguji kedua yang memberi motivasi dan masukan dalam penyempurnaan penulisan skripsi ini. 4. Bapak Drs. Amir Syarifuddin, MP. selaku dosen pembimbing I yang telah

membimbing dan memberikan masukan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu Nirmala Ayu Aryanti S.Hut, M.Sc. selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan masukan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 6. Bapak dan ibu yang sangat saya hormati serta keluarga besarku tercinta yang

(6)

vi

7. Teman-teman mahasiswa kehutanan yang telah memberikan semangat untuk mengerjakan skripsi.

8. Semua pihak yang turut membantu terselesaikannya penulisan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun dalam penyempurnaan penulisan ini.

Malang, 8 Maret 2019 Penulis

(7)

vii DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

SURAT PERNYATAAN... iii

RIWAYAT HIDUP ... iv

PRAKATA ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix DAFTAR TABEL ... xi ABSTRAKSI ... xii BAB I PENDAHULUAN ... 1 1.1. Latar Belakang ... 1 1.2. Rumusan Masalah ... 2 1.3. Tujuan Penelitian ... 2 1.4. Manfaat Penelitian ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1. Profil Kawasan ... 4

2.2. Hutan Lindung ... 5

2.3. Keanekaragaman ... 7

2.4. Struktur dan Tingkat Hidup Tanaman ... 8

BAB III METODE PENELITIAN... 11

3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ... 11

3.2. Alat dan Bahan ... 12

3.3. Metode Pengambilan Data ... 12

3.4. Analisis Data ... 15

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 18

4.1. Vegetasi di Petak 35 B, 44 E, dan 44 H ... 18

4.2. Petak 35 B ... 21

4.3. Petak 44 E ... 30

4.4. Petak 44 H ... 37

(8)

viii

5.1. Kesimpulan ... 47 5.2. Saran ... 48 DAFTAR PUSTAKA

(9)

ix

DAFTAR GAMBAR

Nomor Teks Halaman

3.1. Peta Penelitian dan Wilayah KHDTK UMM ... 11

3.2.a. Denah Pembuatan Plot ... 13

3.2.b. Denah Jalur Pembuatan Plot ... 13

3.3.a. Lokasi Transek Anak Petak 35 B ... 14

3.3.b. Lokasi Transek Anak Petak 44 H ... 14

3.3.c. Lokasi Transek Anak Petak 44 E ... 14

4.1. Indeks Keanekaragaman, Kekayaan, dan Kemerataan Jenis Tanaman Berdasarkan Tingkat Pertumbuhan pada Petak 35 B ... 28

4.2. Indeks Keanekaragaman, Kekayaan, dan Kemerataan Jenis Tanaman Berdasarkan Tingkat Pertumbuhan pada Petak 44 E ... 35

4.3. Indeks Keanekaragaman, Kekayaan, dan Kemerataan Jenis Tanaman Berdasarkan Tingkat Pertumbuhan pada Petak 44 H ... 44

Lampiran 1.a. Petak 35 B ... 63

1.b. Petak 44 E ... 63

2.a. Lahan Rehabilitasi Petak 44 H ... 64

2.b. Petak 44 H ... 64

3.a. Tanaman Ekaliptus (Eucalyptus deglupta Blume.) ... 65

3.b. Tanaman Gendis ... 65

4.a. Tanaman Gendis ... 66

4.b. Tanaman Pinus (Pinus mercusii Jungh. et deVries) ... 66

5.a. Tanaman Bambu Petung (Dendrocalamus asper {Schult.} Backer) ... 67

5.b. Tanaman Kaliandra (Calliandra calothyrsus Meisn.) ... 67

6.a. Tanaman Kopi (Coffea Arabica L) ... 68

6.b. Tanaman Rumput Gajah (Pennisetum purpureum Schumach) ... 68

(10)

x

7.b. Tanaman Prasman (Ayapana triplinervis (Vahl) R.M.King & H.Rob) ... 69 8.a. Pengukuran Diameter Batang Pohon ... 70 8.b. Pengukuran Diameter Rumpun Bambu ... 70

(11)

xi

DAFTAR TABEL

Nomor Teks Halaman

4.1. Jenis Tanaman yang Ditemukan dari Tingkat Hidup Tumbuhan Bawah,

Semai, Pancang, Tiang, dan Pohon di Petak 35 B, 44 E, dan 44 H ... 18

4.2. Indeks Nilai Penting Jenis Tanaman Tertinggi Petak 35 B... 23

4.3. Indeks Nilai Penting Jenis Tanaman Tertinggi Petak 44 E ... 31

4.4. Indeks Nilai Penting Jenis Tanaman Tertinggi Petak 44 H ... 39

Lampiran 1. Jenis Tanaman yang Ditemukan di Petak 35 B ... 51

2.a. Jenis Tanaman yang Ditemukan di Petak 44 E ... 52

2.b. Jenis Tanaman yang Ditemukan di Petak 44 H ... 52

3.a. Indeks Nilai Penting Tingkat Hidup Tumbuhan Bawah Petak 35 B ... 54

3.b. Indeks Nilai Penting Tingkat Hidup Semai Petak 35 B ... 54

4.a. Indeks Nilai Penting Tingkat Hidup Pancang Petak 35 B ... 55

4.b. Indeks Nilai Penting Tingkat Hidup Tiang Petak 35 B ... 55

5. Indeks Nilai Penting Tingkat Hidup Pohon Petak 35 B ... 56

6.a. Indeks Nilai Penting Tingkat Hidup Tumbuhan Bawah Petak 44 E ... 57

6.b. Indeks Nilai Penting Tingkat Hidup Semai Petak 44 E ... 57

6.c. Indeks Nilai Penting Tingkat Hidup Pancang Petak 44 E ... 57

7.a. Indeks Nilai Penting Tingkat Hidup Tiang Petak 44 E ... 58

7.b. Indeks Nilai Penting Tingkat Hidup Pohon Petak 44 E ... 58

8.a. Indeks Nilai Penting Tingkat Hidup Tumbuhan Bawah Petak 44 H ... 59

8.b. Indeks Nilai Penting Tingkat Hidup Semai Petak 44 H ... 59

9. Indeks Nilai Penting Tingkat Hidup Pancang Petak 44 H ... 60

10. Indeks Nilai Penting Tingkat Hidup Tiang Petak 44 H ... 61

(12)

49

DAFTAR PUSTAKA

Ardhana, I,P,G. 2012. Ekologi Tumbuhan. Udayana University Press. Denpasar. Endarwati. 2015. Keanekaragaman Hayati dan Konservasinya di Indonesia.

Online; http://endarwati.blogspot.co.id/2005/09/. Diakses tanggal 3 Mei 2018.

Fachrul, M,F. 2007. Metode Sampling Bioekologi. Bumi Aksara. Jakarta.

Indriyani, L. Alamsyah, F. & Erna. 2017. Analisis Keanekaragaman Jenis

Tumbuhan Bawah Di Hutan Lindung Jompi. Jurnal Ecogreen Vol.3 No.1

Indriyanto. 2010. Ekologi Hutan. Bumi Aksara. Jakarta.

Ismaini, L. Masfiro, L. Rustandi. Dadang, S. 2015. Analisis Komposisi dan

Keanekaragaman Tumbuhan di Gunung Dempo, Sumatra Selatan. Jurnal

Pros Sem Nas Masy Biodiv Indon.Volume 1, nomor 6

Kabupaten Malang. 2014. Potensi Kecamatan Pujon. Online, http://pujon.malangkab.go.id/?page_id=358. Diakses tanggal 1 Mei 2018. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI. 2015. Luas Kawasan Hutan

dan Kawasan Konservasi Perairan Indonesia Menurut Provinsi Berdasarkan SK Menteri Kehutanan. Statistik Kementerian Lingkungan

Hidup dan Kehutanan. Jakarta.

Kusmana, C. & Anggun, R,M. 2017. Keragaman Komposisi Jenis dan Struktur Vegetasi pada Kawasan Hutan Lindung dengan Pola PHBM di BKPH Tampomas, KPH Sumedang, Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Barat dan Banten. Jurnal Silvikultur Tropika. Vol. 08 No. 2.

Magurran, A,E. 1988. Ecological Diversity and Its Measurenment. Princeton NJ: Princeton University Press.

Mawazin & Atok, S. 2013. Keanekaragaman dan Komposisi Jenis Permudaan

Alam Hutan Rawa Gambut Bekas Tebangan di Riau. Pusat Litbang

Konservasi dan Rehabilitasi. Bogor.

Noviady, I. & Siwi, S,N. 2015. Komposisi Vegetasi di Robian Tongah-Tongah,

Hutan Lindung Gunung Sibuatan, Sumatera Utara. Jurnal Pros Sem Nas

Masy Biodiv Indon Volume 1, Nomor 6.

Odum, E,P. 1971. Dasar-Dasar Ekologi. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

(13)

50

Soerianegara, I. Indrawan, A. 2005. Ekologi Hutan Indonesia. Laboratorium Ekologi Hutan Fakultas Kehutanan IPB. Bogor.

Suhendang, E. 2013. Pengantar Ilmu Kehutanan. Institut Pertanian Bogor Press. Bogor.

Sutoyo. 2010. Keanekaragaman Hayati Indonesia. PS Agroteknologi, Fakultas IPSA, Universitas Tribhuwana Tunggadewi. Malang.

Triwanto, J. 2017. Petunjuk Praktikum Silvikultur Hutan Alam. Laboratorium Kehutanan Universitas Muhammadiyah Malang. Malang.

(14)

Referensi

Dokumen terkait

Christoforidis, A., Stamatis, N 2009 “Heavy metal contamination in street dust and roadside soil along the major national road in Kavala's region, Greece,” Geoderma, 151: 257-263..

Bagi masyarakat, agar tetap melestarikan tradisi tilik wong loro ini, karena dukungan yang diberikan kepada pasien dapat berpengaruh terhadap motivasi sembuh. pasien,

Tujuan percobaan termokimia mempelajari bahwa setiap reaksi kimia selalu disertai dengan perubahan energi,

[r]

Green technology refers to the development and application of product, equipment and systems for protecting the environment and nature as well as to reduce the negative

Mengetahui aktivitas pertumbuhan rambut marmut dari sediaan gel yang mengandung ekstrak kulit buah apel dalam konsentrasi 1, 3, 5% dan sediaan yang di pasaran (.Notel

Asam pada air gambut bereaksi dengan kalisum hidroksida membentuk ettringite yang dapat melemahkan ikatan antar partikel beton, sehingga kuat Tarik belah

Hasil penelitian ini disimpulkan faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian flebitis adalah jenis kateter, bahan kateter, ukuran kateter, lama pemasangan, tempat insersi, penutup

Suatu sistem tidak berada dalam lingkungan yang kosong, tetapi sebuah sistem berada dan berfungsi di dalam lingkungan yang berisi sistem lainnya. Suatu sistem terdiri dari