• Tidak ada hasil yang ditemukan

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Metode Kooperatif Learning Terhadap Mata Pelajaran Ekonomi Bisnis Di SMK Attaqwa 05 Kebalen

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Metode Kooperatif Learning Terhadap Mata Pelajaran Ekonomi Bisnis Di SMK Attaqwa 05 Kebalen"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1128

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Metode Kooperatif

Learning Terhadap Mata Pelajaran Ekonomi Bisnis Di SMK Attaqwa 05

Kebalen

Ipi Safitri, Boma Jonaldy Tanjung

Program Studi Pendidikan Ekonomi, STKIP Panca Sakti Jl. Raya Hankam N.54 Jatirahayu, Pondok Gede, Bekasi, Jawa Barat

ifyshafiti99@gmail.com

ABSTRACT

This research is a descriptive qualitative research, this study aims to improve student learning outcomes with cooperative learning methods in business economics subjects at SMK ATTAQWA 05 KEBALEN. To obtain data, the learning outcomes instrument was used in the form of a questionnaire questionnaire. The results of the study show: first, in learning Business Economics by using the Cooperative Learning Method to improve students' abilities in completing tasks given by the teacher easily. Second, as evidenced by the results that can be seen from the questionnaire that has been given by the teacher to students, it shows a figure of 86.79%. Thus, it can be concluded that learning Business Economics using the Cooperative Learning Method has proven to be effective in improving student learning outcomes at SMK Attaqwa 05 Kebalen. . And what makes this study different from other studies is that it was conducted during the COVID-19 pandemic.

Keywords: Cooperative Method, Student Motivation, Learning Outcomes PENDAHULUAN

Apabila kita dapat mencermati keadaan pendidikan pada masa ini, kita dapat bisa melihat bahwa pendidikan yang ada di Indonesia pada saat ini memang masih cukup jauh dari harapan. Selain perlunya memperluas kesempatan pendidikan, dari sisi kualitas, masih banyak aspek yang harus diperbaiki. Banyak faktor yang menyebabkan kualitas pendidikan yang ada menurun, seperti penyebabnya dari siswa, guru, sarana, dan prasarana maupun model pembelajaran yang digunakan. Juga minat dan motivasi siswa yang cukup rendah, kinerja guru yang masih kurang baik, serta sarana dan prasarana yang kurang memadai, akan menyebabkan menurunnya hasil belajar siswa. Proses pembelajaran yang kurang tepat dapat menyebabkan siswa kurang minat untuk belajar. Minat siswa yang rendah ditunjukkan dari kurangnya aktivitas belajar, interaksi dalam proses pembelajaran dan persiapan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.

Seharusnya di era modern seperti ini dan dengan banyaknya variasi metode dan model pembelajaran yang ada, guru dapat menerapkannya didalam kelas sehingga suasana belajar menjadi lebih aktif dan menyenangkan sehingga dapat tercapai belajar yang optimal.

Proses pembelajaran merupakan kegiatan yang fundamental dalam proses pendidikan yang mana terjadinya proses belajar yang tidak terlepas dari proses mengajar.

(2)

Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora Agustus 2021 eISSN 2657- 0998

1129 Proses pengajaran dan pembelajaran dalam konteks pendidikan formal merupakan usaha sadar dan sengaja serta terorganisir secara baik, guru untuk mencapai tujuan institusional yang diemban oleh lembaga yang menjelaskan misi pendidikan. Proses pembelajaran adalah seperangkat kegiatan belajar yang dilakukan siswa (peserta didik).

Keberhasilan pembelajaran ditentukan banyak faktor diantaranya yaitu guru. Guru memiliki kemampuan dalam proses pembelajaran yang terkait erat dengan kemampuannya dalam memilih model pembelajaran dan menerapkannya kepada siswa yang dapat memberi kreativitasan pada siswa. Adapun merupakan sasaran dari proses pembelajaran sehingga memiliki motivasi dalam belajar, sikap terhadap pembelajaran,guru dapat menimbulkan kemampuan berfikir kritis, memiliki kemampuan sosial, serta hasil pencapaian berkreatifitas lebih baik.

Realita yang kita lihat saat ini yaitu proses pembelajaran yang ada dikelas masih didominasi oleh guru dan cenderung hanya mengejar target pencapaian kurikulum yang ada tanpa memperhatikan apakah materi yang diajarkan sudah tersampaikan secara optimal kepada peserta didik. Karena itu, yang menjadikan suasana belajar menjadi tidak optimal dan tidak menyenangkan. Upaya meningkatan hasil belajar tidak lepas dari berbagai faktor yang mempengaruhinya salah satunya ialah diperlukannya guru yang kreatif. Guru yang kreatif sangat dibutuhkan dalam peningkatan hasil belajar siswa, karena guru yang kreatif akan membuat proses pembelajaran menjadi lebih menyenagkan sehingga materi pelajaran dapat tersampaikan secara optimal.

Pengguanaan metode pembelajaran yang menarik dapat memotivasi belajar siswa dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu penggunaan model pembelajaran yang menarik dan menyenangkan dapat membuat suasana kelas menjadi lebih kondusif, aktif, dan menyenagkan. Salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi siswa untuk belajar agar hasilnya belajarnya efektif adalah metode pembelajaran kooperatif tipe think pair share ( TPS ). Melalui model pembelajaran tipe think pair share ( TPS) kelompok ini guru dapat mencoba membangun kesadaran siswa. Bahwa siswa perlu diajarkan untuk mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan siswa dan pengalaman belajarnya berdasarkan pengetahuan yang ia miliki.

Metode think pair share kelompok ini lebih cepat mempengaruhi daya ingat peserta didik melalui pemecahan masalah yang mereka selesaikan bersama. Karena mereka secara kelompok meyelesaikan masalah yang mereka hadapi dalam pelajaran. Metode think pair share kelompok ini juga memungkinkan siswa untuk mengembangkan pemahaman siswa melalui berbagai kegiatan, terutama pada kegiatan perolehan, analisis, dan sintesis informasi dalam upaya untuk memecahkan suatu masalah.

KAJIAN PUSTAKA

Pada dasarnya pembelajaran itu merupakan kegiatan terencana yang mengkondisikan/merangsang seseorang agar bisa belajar dengan baik agar sesuai dengan tujuan pembelajaran. Jadi proses pembelajaran itu sendiri merupakan sebuah proses yang didalamnya terdapat metode, strategi serta interaksi antara guru dan murid didalam sebuah pembelajaran untuk mencapai tujuan belajar. Menurut Rustaman, (2001:461) Proses

(3)

1130

pembelajaran adalah proses yang di dalamnya terdapat kegiatan interaksi antara guru-siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan belajar Pembelajaran itu sendiri bermakna sebagai upaya untuk membelajarkan seseorang atau kelompok orang melalui berbagai upaya dan berbagai strategi, metode dan pendekatan ke arah pencapaian tujuan yang telah direncanakan.

Proses pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan formal disekolah didalamnya terjadi interaksi antara berbagai komponen pembelajaran. Pada awal proses pembelajaran peran guru bisa lebih aktif. Guru memberikan pengetahuan yang dibutuhkan siswa dengan mengemukakan pendapat, bertanya, menjelaskan, memberikan contoh yang akan dipelajari siswa. Selanjutnya guru memberikan kesempatan siswa untuk aktif dan berpartisifasi secara nyata menerapkan apa yang telah dipelajarinya dari guru dengan bertanya, berpendapat, mengerjakan tugas, brlatih, atau mencoba. Ketika siswa aktif peran guru guru berubah menjadi lebih pasif dan cenderung mengawasi dan membimbing siswa tersebut.

Untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi bisnis dapat menggunakan metode kooperatif learning dimana peserta didik berpikir secara mandiri tentang permasalahan yang diberikan oleh guru kemudian diskusi dengan pasangan dan membagikan hasil diskusi tersebut kepada teman di kelas. Bern dan Erickson (2001:5) Cooperative learning (pembelajaran kooperatif) merupakan strategi pembelajaran yang mengorganisir pembelajaran dengan menggunakan kelompok belajar kecil di mana siswa bekerja sama untuk mencapai tujuan belajar. Menurut Ngalimun (2017: 330) cooperative learning merupakan kegiatan pembelajaran menggunakan metode diskusi kelompok yang beranggotakan 4-5 siswa heterogen (kemampuan, gender, karakter) untuk bekerja sama saling membantu mengkonstruksi konsep, menyelesaikan persoalan, atau inkuiri. Tujuan dari model pembelajaran ini adalah untuk meningkatkan aspek kognitif sekaligus aspek keterampilan sosial dan aspek sikap peserta didik. Pada pembelajaran kooperatif, guru harus menciptakan suasana pembelajaran yang mendorong siswa agar merasa saling membutuhkan atau saling ketergantungan positif. Selain itu, perlu juga untuk menciptakan interaksi tiga arah yaitu individu dengan individu, guru dengan individu, individu dengan kelompok. Siswa tidak hanya belajar dari guru melainkan juga dari sesama siswa.

METODE PENELITIAN

Pada penelitian ini dilaksanakan di SMK Attaqwa 05 kebalen pada siswa kelas x Akuntansi. Penelitian dilakukan secara kualitatif deskriptif, dengan diukur menggunakan instrumen kuisioner dengan rumus skala likert.Analisis data menggunakan persentase skala likert.Penelitian ini dilaksanakan kepada siswa kelas x Akuntasi yang bejumlah 40 siswa dan 12 perntayaan .Data dikumpulkan dengan menggunakan instrumen berupa kuisioner yang telah diuji dengan menggunakan skala likert. Berdasarkan hasil uji tersebut, terdiri 12 item penyataan dari Variabel ( x ) dan Variabel ( Y ) dengan skala likert persentase 86,79 %. Sehingga disimpulkan memenuhi syarat untuk dijadikan pengukur variabel penelitian.

(4)

Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora Agustus 2021 eISSN 2657- 0998

1131 HASIL PENELITIAN DAN PEMEBAHASAN

Hasil Penelitian

Pengujian Persyaratan Analisis

Pengujian analisis yang dilakukan adalah: 1. Persentase Persetujuan

Sedang untuk mengetahui jumlah jawaban dari para responden melalui persentase yaitu digunakan umus sebagai berikut :

P=f/N x 100 % P = persentase

f = Frekuensi data

N = Jumlah sampel yang diolah

Berdasarkan angket pernyataan yang telah direspon oleh responden , maka untuk menentukan hasil rekapitulasi masing-masing variabel dapat menggunakan skala pengukuran. skala pengukuran dapat menggunakan rentang kriteria sebagai berikut :

Jawaban Keterangan

0% - 19.99% Sangat (Tidak Setuju, Buruk atau Kurang Sekali) 20% - 39.99% Tidak Setuju atau Kurang Baik

40% - 59.99% Cukup atau Netral 60% - 79.99% Setuju, Baik, atau Suka 80% - 100% Sangat (Setuju, Baik, Suka)

Untuk mengetahui respon pada variabel dapat dilihat dari tanggapan responden melalui pengisian kuisioner yang penulis sebarkan kepada responden.

Rekapitulasi Tanggapan Responden

No Pernyataan Bobot Tiap Jawaban

5 4 3 2 1 1 Pertanyaan 1 21 13 6 0 0 2 Pertanyaan 2 18 20 2 0 0 3 Pertanyaan 3 25 15 0 0 0 4 Pertanyaan 4 19 21 0 0 0 5 Pertanyaan 5 29 6 5 0 0 6 Pertanyaan 6 15 17 8 0 0 7 Pertanyaan 7 13 22 5 0 0 8 Pertanyaan 8 18 15 7 0 0 9 Pertanyaan 9 22 13 5 0 0 10 Pertanyaan 10 19 13 8 0 0 11 Pertanyaan 11 14 17 9 0 0 12 Pertanyaan 12 18 9 13 0 0 Skor 231 181 68

(5)

1132

Jumlah 480

2. Membuat perhitungan skala Likert sesuai variabel yang ada

Skala Skor Jumlah Respon Respon x Skor

SS 5 231 1.155 S 4 181 724 N 3 68 204 TS 2 0 0 STS 1 0 0 Total 480 2.083

3. Menentukan skor maksimum dan minimum Skor Maksimum = 5 x 480 = 2.400 poin Skor Minimum = 1 x 100 = 480 poin

4. Menghitung persentase skala likert dalam penelitian Persentase = 2.083 / 2.400 x 100%

= 86,79% 5. Menarik kesimpulan

Kesimpulan penelitian yang diolah memakai cara menghitung skala likert adalah Sangat Sutuju dengan indeks persentase 86,79%. Perbedaan contoh penelitian ini dari penelitian ilmiah lainnya adalah tidak menggunakan statistika yang rumit, sehingga tidak memerlukan uji hipotesis.

PEMBAHASAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dengan metode Kooperatif Learning

Dari hasil pengujian angket dapat dilihat bahwa Upaya Meningkatkan hasil Belajar Siswa dengan Metode Kooperatif Leaning Terhadap Mata Pelajaran Ekonomi Bisnis yang dilaksanakan di SMK Attaqwa 05 Kebalen terhapa siswa kelas x Akuntasi dengan perhitungan menggunakan skala likert persentase 86,79 % ini membukti ke efektipan.

Menurut Sulisworo (2014: 58) Cooperative learning adalah model pembelajaran dimana peserta didik belajar untuk mengetahui, melakukan dan belajar untuk bekerja sama. Sama halnya menurut Ngalimun (2017: 330) cooperative learning merupakan kegiatan pembelajaran menggunakan metode diskusi kelompok yang beranggotakan 4-5 peserta didik heterogen (kemampuan, gender, karakter) untuk bekerja sama saling membantu mengkonstruksi konsep, menyelesaikan persoalan, atau inkuiri. Tujuan dari model pembelajaran ini adalah untuk meningkatkan aspek kognitif sekaligus aspek keterampilan sosial dan aspek sikap peserta didik. Pada pembelajaran kooperatif, guru harus menciptakan suasana pembelajaran yang mendorong peserta didik agar merasa saling membutuhkan atau saling ketergantungan positif.

(6)

Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora Agustus 2021 eISSN 2657- 0998

1133 PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan analisis data, maka dapat diambil kesimpulan bahwa penerapan Metode Kooperatif dapat meningkatkan hasil belajar siswa terhadap Mata Pelajaran Ekonomi Bisnis. Artinya ketepatan penerapan Metode Kooperatif yang dilaksanakan di SMK Attaqwwa 05 Kebalen mengakibatkan peningkatan hasil belajar siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Majid, abdul. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Sumiati dan Asra. 2007. Metode Pembelajaran. Bandung. CV Wacana Prima Harmaningsih. 2008. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar.

(http://harminingsih.blogspot.com/2008/08/faktor-faktor-yangmempengaruhi-hasil.html, diakses pada tanggal 4 Agustus 2012).

Martiningsih. 2007. Macam-macam Metode Pembelajaran.

(http://martiningsih.blogspot.com/2007/12/macam-macam-metodepembelajaran.html, diakses pada tanggal 4 Agustus 2012).

Moleong, Lexy. J. 1999 Metodologi penelitian Kualitatif. Rakesarasin, Yogyakarta. Wahyu, 2006.Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Sosiologi Antropologi, Banjarmasin. Wahyu, 2007.Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Banjarmasin : FKIP UNLAM. Wahyu, 2010.MetodePenelitian Untuk Penelitian Kualitatif. Banjarmasin: Universitas

Lambung Mangkurat, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Banjarmasin. Wiji Suwarno. 2006. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: AR-Ruzz Media. Santyasa, I Wayan. 2008. Pembelajaran Berbasis Masalah dan Pembelajaran Kooperatif.

Bali: Universitas Pendidikan Ganesha.

Robert K. Yin. 2004. Studi Kasus Desain dan Metode. Jakarta: Raja Grafindo. Purwadi. 2003. ”Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar IPS di Kabupaten Karanganyar melalui Pembelajaran Terpadu”. http://eduarticles .com/mengenal-media-pembelajaran diakses tanggal 8 April 2010 pukul 19.40.

Moleong, Lexy J.. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nana Sudjana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011.

Agus Suprijono. Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi cet. IX. Jogjakarta: Pustaka Pelajar, 2012.

Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2003.

Referensi

Dokumen terkait

Menimbang, bahwa terhadap permasalahan rumah tangga yang dialami oleh pemohon dan termohon, majelis hakim telah pula mendengarkan keterangan para saksi pemohon

Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa implementasi kebijakan pajak pengambilan dan pengolahan bahan galian golongan C di Kabupaten Merauke yang terdiri

Dalam rangka mendukung Visi dan Misi Pemerintah Republik Indonesia dalam bidang akademik sehingga mampu menciptakan Sumber Daya Manusia yang handal, berdaya saing, cerdas, inovatif

Wahai kaum guru semua Bangunkan rakyat dari gulita Kita lah penyuluh bangsa. Pembimbing melangkah

Sonny Keraf membedakan ilmu filsafat menjadi 5 cabang besar: (1) metafisika atau ilmu tentang yang ada sebagai ada; (2) epistemologi atau filsafat ilmu pengetahuan; (3) etika

Tumbuhan Artocarpus juga menghasilkan senyawa-senyawa turunan piranoflavon, senyawa jenis ini dihasilkan dari siklisasi antara gugus hidroksil pada posisi C-2’ di cincin B

1) Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi yang terdiri dari faktor higienis dan faktor motivator berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja, dan faktor

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pemasaran sosial jasa asuhan kebidanan merupakan strategi pelayanan kesehatan yang diberikan oleh bidan yang bertujuan