• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. KONSEP PERANCANGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IV. KONSEP PERANCANGAN"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

35

IV. KONSEP PERANCANGAN

A. Ide Desain Perancangan

Ide ini muncul dari teman penulis yang memang mempunyai suatu usaha dari produk lampu hias. Walaupun teman penulis usahanya lampu hias ruangan, akan tetapi disini penulis mempunyai suatu ide dan inovasi yang tertuju kepada lampu ruang belajar dengan mempunyai nilai fungsional. Hal ini lah yang membuat penulis merasa bahwa memang perlunya penerangan dalam sebuah ruang, khususnya ruang belajar. Karena memang lampu belajar ini sangat membantu si pengguna saat beraktivitas dalam ruangan. Keberadaan lampu selalu menjadi prioritas utama yang harus dipenuhi dan merupakan suatu kebutuhan primer dalam rumah kita. Perkembangan lampu hias saat ini memang sangat pesat dikarenakan munculnya sebuah inovasi-inovasi baru dalam lampu ruang belajar, tak terkecuali trend lampu belajar pada saat ini memang cenderung lebih ke minimalis dan klasik. Lampu belajar memang memiliki suatu karakter tersendiri yang menarik baik dari bentuk, dan bahan materialnya.

Kemajuan jaman saat ini dimana produk lampu ruang belajar juga digunakan sebagai hiasan interior yang sekaligus berfungsi sebagai penerang ketika tidur. Sesuai perkembangan lampu ruang belajar saat ini yang kebanyakan dibuat dengan desain minimalis, karena memang desain minimalis itu sederhana. Oleh sebab itu dalam segi desain, perancang membuat suatu inovasi dari lampu belajar yang ada saat ini, dengan memanfaatkan nilai multifungsi dan bisa dibongkar pasang yaitu dengan konsep desain klasik memilih nilai multifungsi pada lampu ini. Karena lampu belajar saat ini kurang memanfaatkan nilai multifungsi dan hanya mengunggulkan aspek desain minimalis karena masyarakat memang suka yang sederhana dalam ruang belajar. Produk yang dirancang tentu tidak dapat terlepas dari unsur-unsur desain yang mendukung, diantaranya: bentuk, ukuran, warna dan bahan materialnya sehingga pesan dan gagasan dapat diterima oleh sasarannya dan pengguna. Lampu belajar ini bersifat multifungsi yang memudahkan pengguna

(2)

36 saat berada dalam ruang belajar. memiliki kelebihan yaitu bisa menerangi kemana saja dengan kap memutar 360 derajat, bertujuan memudahkan pengguna saat beraktivitas dalam ruang. Kenyamanan suatu proses belajar mengajar tidak lepas dari desain ruang belajar dalam kamar yang baik serta pencahayaan yang cukup baik. Serta bisa dibongkar pasang dan di kaki kerangka lampu ruang belajar ini terdapat lubang berfungsi untuk menaruh alat tulis seperti pensil dan pulpen sehingga membuat lampu ruang belajar ini berbeda dengan lampu ruang belajar pada umumnya kemudian juga dengan menggunakan tombol saklar on/off pada kabel lampu tersebut agar memudahkan pengguna ingga pengguna bisa sewaktu-waktu mematikan dan menghidupkan lampu dengan menekan tombol on/off tersebut yang ada dikabel tersebut sesuai keinginan walaupun kabel lisrik terpasang sehingga tidak perlu mencopot kabel listrik tersebut.

B. Inovasi Desain

Penulis merasa tertantang dalam penciptaan inovasi terhadap lampu ruang belajar. Dimana pada masa ini memang perkembangan lampu ruang belajar sangat pesat dengan jenis dan bentuk yang sangat variatif. Untuk itu penulis beupaya untuk menciptakan sebuah desain dengan inovasi yang tidak biasa agar konsumen serta para pengguna bisa melihat desain tersebut dan dapat tertarik, serta dapat membantu aktivitas dalam ruangan. Penulis membuat lampu ruang belajar sebanyak 3 buah. Inovasi yang penulis terapkan pada lampu ruang belajar tersebut yaitu dengan sebuah ide kreatif si penulis. Selain itu penulis juga menggunakan warna-warna yang elegen dan tidak mencolok, sepeti warna cokelat tua seperti kulit buah salak. Sejauh ini penulis belum menemukan lampu ruang belajar yang menggunakan teknik multifungsi seperti bisa dibongkar pasang serta memutar hingga 360 derajat. Penulis mendapatkan ide untuk menerapkan teknik multifungsi ini dari teman yang menggunakan teknik multifungsi dalam sebuah produknya. Dan penulis berfikir kenapa tidak diterapkan dalam sebuah lampu ruang belajar. Karena menurut penulis dengan menambahkan teknik rmultifungsi ini pengguna yang melihat lampu tersebut akan merasa penasaran dan mencoba untuk mendekati serta ingin tahu untuk dilihat dan memutarnya. Walaupun proses multifungsi pada lampu belajar

(3)

37 tersebut adalah proses yang sudah ada, akan tetapi tidak menutup kemungkinan jika lampu ruang belajar ini menjadi pembaharuan dalam poster-poster sebelumnya. Untuk itu ide yang penulis hasilkan menjadikan ide yang inovatif untuk dijadikan sebuah media yang dapat menarik perhatian khalayak khususnya anak remaja.

C. Sasaran Desain

Sasaran desain yaitu anak berumur sekitar 10-12 tahun atau setara anak-anak sekolah dasar kelas 5. Pada target usia ini diharapkan dapat membangun serta memberikan pemahaman tentang kesadaran sejak dini akan kesiapan anak dalam menghadapi bencana yang datang secara tiba-tiba.

D. Pendekatan Estetis Desain

Desain yang digunakan sebagai pendekatan estetis dalam produk lampu hias ruangan ini terdapat pada bentuk karakter yang minimalis dan klasik yang mengacu kepada mobile fungsi, namun tetap terlihat menarik dan unik serta berbeda pada lampu umumnya. Warna yang digunakan disamakan dengan karakter dari lampu tersebut, dan disesuaikan dengan motif batik yang warnanya tidak terlalu terang dan norak. Guna menjadikan lampu ruang ini terlihat minimalis dan klasik serta terlihat saling berkaitan antara desain lampu satu dengan desain lampu belajar lainnya. Karena lampu ruang belajar ini ditargetkan untuk anak remaja, maka penulis menggunakan desain yang tidak terlalu kekanak-kanakan.

E. Muatan Lokal Perancangan Desain

Konten isi yang terdapat dalam lampu ruang belajar adalah konten yang berkaitan dengan nilai lokalitas kebudayaan, dengan memakai motif batik dari kap lampu tersebut.

(4)

38 Gambar 15, Kap Lampu Ruang Belajar Dengan Motif Batik Khas Tasik

(5)

39 F. Perancangan Sketsa Manual

1. Konsep Proses Perancangan Sketsa Desain Pertama

Gambar 16, Proses Sketsa Manual Pertama Hadap Samping Kanan

(6)

40 2. Konsep Proses Perancangan Sketsa Desain Kedua

Gambar 18, Proses Sketsa Manual Hadap Depan

(7)

41 3. Konsep Proses Perancangan Sketsa Desain Ketiga

Gambar 20, Proses Sketsa Manual Hadap Depan

(8)

42 G. Perancangan Sketsa Digital

1. Perancangan Sketsa Digital Pertama

(9)

43 2. Perancangan Sketsa Digital Kedua

(10)

44 3. Perancangan Sketsa Digital Kedua

(11)

45 H. Penjelasan Perancangan Desain

1. Desain Kerangka Lampu Ruang Belajar Pertama

40 Cm

30 Cm 25 Cm

Gambar 25, Kerangka Lampu Ruang Belajar Pertama

a. Disini perancang membuat inovasi dengan dua kerangka lampu berbentuk huruf L dengan sudut siku tumpul, karena untuk kap yang berputar dan bongkar pasang

b. Dengan kap berbentuk kotak supaya penyinaran cahaya lampu agar lebih merata

c. Dengan alas kerangka persegi dan sisi yang berlubang dibuat untuk menaruh pensil dan pulpen

(12)

46 1. Desain Kerangka Lampu Ruang Belajar Kedua

40 Cm

25 Cm

30 Cm

Gambar 26, Kerangka Lampu Ruang Belajar Kedua

a. Perancang membuat inovasi dengan dua kerangka lampu dengan satu penyanggah, agar kerangka tersebut bisa memutar juga hingga 360 derajat sama dengan kap lampunya

b. Dengan kap berbentuk kotak supaya penyinaran cahaya lampu agar lebih merata

c. Dengan alas kerangka bercabang agar tapakan lampu tersebut lebih kokoh dan sisi yang berlubang dibuat untuk menaruh pensil dan pulpen

(13)

47 2. Desain Kerangka Lampu Ruang Belajar Ketiga

40 Cm

25 Cm

Gambar 27, Kerangka Lampu Ruang Belajar Ketiga

1. Disini perancang membuat inovasi dengan dua kerangka lampu yang berbentuk huruf V, agar kap lampu tersebut bisa memutar hingga 360 derajat

2. Dengan kap berbentuk kotak supaya penyinaran cahaya lampu agar lebih merata

3. Dengan alas kerangka berbentuk bulat lonjong agar tapakan lampu tidak goyah dan

(14)

48 I. Tujuan Perancangan Desain

Memberikan kemudahan serta kenyamanan kepada para pengguna ruangan sehingga tidak perlu untuk menggeserkan dan memindahkan lampu yang ada pada ruangan belajar secara manual sebab pada kap lampu tersebut bisa memutar 360 derajat dan apabila ingin menghidupkan lampu tersebut tinggal menekan tombol on/off yang ada pada kabel apabila ingin menggunakannya.

Membantu mengasah kreatifitas dalam mendesain dan merancang sebuah lampu ruang belajar serta mampu mengetahui hal-hal penting dalam merancang lampu belajar yang multifungsi untuk menumbuhkan rasa nyaman dalam aktivitas belajar sehingga masyarakat mengetahui lampu belajar yang akan dibutuhkan saat ini dan memunculkan rasa betah dalam ruang belajar.

J. Alasan Perancangan Desain

Walaupun peralatan lampu ruang belajar ini adalah hal yang umum di dalam rumah-rumah, namun yang membuat perbedaan adalah desain yang menarik berbeda dengan desain lampu belajar pada umumnya. Disini perancang ingin membuat suatu inovasi yang berbeda pada lampu belajar tersebut, perancang

ingin memberikan kemudahan serta kenyamanan kepada para pengguna

ruangan sehingga tidak perlu untuk menggeserkan dan memindahkan lampu yang ada pada ruangan belajar secara manual sebab pada kap lampu tersebut bisa memutar 360 derajat dan apabila ingin menghidupkan lampu tersebut tinggal menekan tombol on/off yang ada pada kabel apabila ingin menggunakannya. Dengan kap lampu desain 360 derajat sesuai dengan keinginan kita sehingga mendukung aktivitas kita dalam ruang belajar. Kemudian lampu terebut bisa dibongkar pasang yang mengaju kepada desain yang multifungsi. Kemudian sistem kelistrikan yang digunakan pada lampu ini

adalah dengan memakai kabel listrik dan menerapkan sistem kabel on/off

sehingga pengguna bisa sewaktu-waktu mematikan dan menghidupkan lampu dengan menekan tombol on/off tersebut yang ada dikabel tersebut sesuai keinginan walaupun kabel lisrik terpasang sehingga tidak perlu mencopot kabel

(15)

49 listrik tersebut. sehingga aman dan dalam ruangan serta akan menghasilkan peralatan yang bernilai ekonomis untuk si pengguna.

K. Bahan Material

Di indonsia kayu kamper telah menjadi alternatif bahan bangunan yang harganya lebih terjangkau. Meskipun tidak setahan dan sekuat kayu jati dan sekuat kayu bingkirai, kayu kamper memiliki serat kayu yang halus dan indah sehingga sering menjadi pilihan bahan membuat pintu, jendela dan lampu hias. Karena tidak segetas bangkirai, retak rambut jarang ditemui pada kayu kamper. Karena tidak sekeras kayu bingkirai, kecenderungan berubah bentuk juga cukup besar. Sehingga tidak disarankan untuk pintu, jendela dan lampu hias dengan desain yang terlalu lebar dan tinggi. Kayu kamper termasuk kayu kelas awet nomer dua, dan kuat nomer dua. Pohon kamper banyak ditemui dihutan hujan tropis di Kalimantan. Samarinda adalah daerah yang terkenal menghasilkan kamper yang serat lebih halus dibandingkan daerah lain di Kalimantan.

(16)

50 Perancang memilih kayu kamper ini karena memang kayu kamper ini cukup halus akan seratnya dibandingkan kayu lain yang kasar. Dan juga kayu kamper ini selain halus dia juga tidak terlalu susah untuk ditemukan di tempat pembuatan furniture, begitu juga dengan harga yang cukup terjangkau dan modelnya yang tidak rumit untuk di buat sedemikian rupa sehingga dalam pembuatan pintu, jendela dan lampu ruang belajar ini tidak terlalu lama.

L. Proses Perancangan Desain

Perancang membuat suatu inovasi desain dari sebuah lampu ruang belajar dengan pencahayaan yang baik dan multifungsi serta menggabungkan dengan nilai lokalitas yaitu dengan unsur kebudayaan lokal. Dengan desain yang baik dan pencahayaan yang tepat, maka akan memberikan kenyamanan bagi penghuni dan pengguna. Cahaya ruang belajar yang terlalu redup akan memberi kesan yang kusam. Sedangkan jika terlalu terang cahaya membuat silau dan sulit saat sedang beraktivitas dalam ruang belajar tersebut. Sumber cahaya pada siang hari yaitu matahari, bila malam, lampu penerangan yangcukup akan memberikan cahaya yang baik pada ruang. Disini pemilihan lampu ruang belajar sangat penting, selain sebagai penerangan lampu juga harus mempunyai nilai estetika danlokalitas yang cukup tinggi. Beragam model lampu ruang belajar tersedia, namun untuk ruang belajar diperlukan keselarasan bentuk dan multifungsi. Dengan kesesuaian ini, lampu ruang belajar akan memberi peran dekoratif yang baik pada ruangan anda. Perancangan sebuah lampu ruang belajar multifungsi, kap lampu tersebut bisa memutar hingga 360 derajat. Dan terdapat sistem aliran listrik yaitu dengan menggunakan kabel dan saklar on/off sehingga pengguna bisa sewaktu-waktu mematikan dan menghidupkan lampu dengan menekan saklar on/off tersebut yang ada dikabel tersebut sesuai keinginan walaupun kabel lisrik terpasang sehingga tidak perlu mencopot kabel listrik tersebut. Berikut adalah sebuah proses perancangan desain lampu ruang multifungsi belajar ;

(17)

51 M. Struktur Proses Perancangan Lampu Ruang Belajar

1. Perancangan Lampu Ruang Belajar Pertama

Gambar 29, Proses Perancangan Desain Lampu Ruang Belajar Pertama

Unsur Perancangan

Tipe : Minimalis dengan sentuhan klasik

Tinggi : 40 cm

Lebar : 25 cm

Panjang : 35 cm

Bahan material : Kayu kamper

Warna kap : Batik Daerah Tasik

Warna kerangka : Cokelat kayu kamper Aliran listrik : Kabel dan saklar on/off Ukuran kabel : 1,5 meter

Penerangan : Lampu bohlam

Merk lampu bohlam : Philips

Tegangan listrik : 5 Watt, 220 – 240 Volt Tutup kap lampu : Kaca bening

(18)

52 2. Perancangan Lampu Ruang Belajar Kedua

Gambar 30, Proses Perancangan Desain Lampu Ruang Belajar Kedua

Unsur Perancangan

Tipe : Minimalis dengan sentuhan klasik

Tinggi : 40 cm

Lebar : 25 cm

Panjang : 35 cm

Bahan material : Kayu kamper

Warna kap : Batik Daerah Tasik

Warna kerangka : Cokelat kayu kamper Aliran listrik : Kabel dan saklar on/off Ukuran kabel : 1,5 meter

Penerangan : Lampu bohlam

Merk lampu bohlam : Philips

Tegangan listrik : 5 Watt, 220 – 240 Volt Tutup kap lampu : Kaca bening

(19)

53 3. Perancangan Lampu Ruang Belajar Ketiga

Gambar 31, Proses Perancangan Desain Lampu Ruang Belajar Ketiga

Unsur Perancangan

Tipe : Minimalis dengan sentuhan klasik

Tinggi : 40 cm

Lebar : 30 cm

Panjang : 20 cm

Bahan material : Kayu kamper

Warna kap : atik Daerah Tasik

Warna kerangka : Cokelat kayu kamper Aliran listrik : Kabel dan saklar on/off Ukuran kabel : 1,5 meter

Penerangan : Lampu bohlam

Merk lampu bohlam : Philips

Tegangan listrik : 5 Watt, 220 – 240 Volt Tutup kap lampu : Kaca bening

(20)

54 N. Lokalitas

Dalam penciptaan desain produk lampu ini, perancang membuat suatu identitas dari sebuah nilai lokalitas kebudayaan dengan menggabungkan motif batik dari daerah Tasik. Identitas tersebut berada pada kap lampu yang diberikan sentuhan motif batik, dikarenakan perancang yang berasal dari daerah Tasik.

(21)

55 O. Proses Finishing

Proses pembuatan lapu ini dengan menggunakan sistem melamine dengan pernis glosyy. Karena dengan memakai melamine dengan pernis glossy, kerangka kayu pada lampu tersebut menjadi tampak halus serta terlihat berkilau. Dengan warna cokelat terlihat seperti kulit salak ditambah pernis glossy nampak mengkilap dan elegan

Referensi

Dokumen terkait

Set Mebel Rumah Tinggal yang di rancang untuk ruang tamu atau ruang keluarga adalah berupa fasilitas duduk dan sebuah bidang kerja yang berfungsi untuk mewadahi,

Obyek penelitian adalah koridor jalur pejalan kaki yang berada di koridor kawasan Tedies Ketapang satu Kota Kupang yang memiliki beberapa ruang yang berorientasi

Merupakan pendukung dari pesan, antara lain ilustrasi berupa foto produk yang berfungsi untuk memperjelas atau menerangkan teks atau pesan sekaligus sebagai penghias atau daya

TERMINAL Bl S TIPE A KABI PATEN NGAWI PENDEKATAN PADA KENYAMANAN VISUAL YANG MENIMBULKAN KESEJUKAN. IV.l.9 Pelindung Matahari pada

T-shirt berfungsi sebagai aksesoris dan dibagikan kepada konsumen Kabar24.com sebagai Merchandise setelah bekerja sama atau dibagikan dengan cuma cuma kepada para pengunjung

Aktivitas kawasan dialokasikan menyebar dengan membuat titik-titik alokasi aktivitas berupa Ruang Terbuka Aktif, yakni ruang terbuka yang berfungsi fleksibel, yang pada