• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERHITUNGAN GEOMETRIC DAN TEBAL PERKERASAN JALAN RUAS AMPANG KURANJI II AMPANG KURANJI IV STA KOTO BARU KABUPATEN DHARMASRAYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERHITUNGAN GEOMETRIC DAN TEBAL PERKERASAN JALAN RUAS AMPANG KURANJI II AMPANG KURANJI IV STA KOTO BARU KABUPATEN DHARMASRAYA"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PERHITUNGAN GEOMETRIC DAN TEBAL PERKERASAN JALAN

RUAS AMPANG KURANJI II – AMPANG KURANJI IV

STA. 0+000 – 1+200 KOTO BARU KABUPATEN DHARMASRAYA

Welly Sastrawijaya , Bahrul Anif , Gusnedi

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Bung Hatta Padang email: welly_s_wijaya@yahoo.com, bahrul_anif@gmail.com, fisika_edi@yahoo.co.id

ABSTRAK

Dalam rangka mendorong sektor perekonomian masyarakat sangat diperlukan sarana dan prasarana transportasi yang baik dan lancar, sehingga bisa memberikan pelayanan lalulintas yang optimal. Kabupaten Dharmasraya sebagai kabupaten hasil pemekaran dari kabupaten Sawahlunto Sijunjung memerlukan sarana transportasi yang lebih baik. Dengan wilayah yang cukup luas, maka pembangunan disegala bidang terutama di bidang transportasi terus dipacu untuk meningkatkan pertumbuhan sektor ekonomi masyarakat setempat. Salah satu sarana transpostasi yang dikembangkan adalah pembangunan ruas jalan Ampang Kuranji II – Ampang Kuranji IV STA. 0+000 – 1+200 Koto Baru. Berdasarkan data yang didapat penulis melakukan perencanaan untuk ruas jalan ini. Adapun perencanaan yang dihitung berupa tinjauan geometrik jalan yang menggacu kepada standar Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota (TPGJAK). Untuk tinjauan tebal perkerasan menggunakan Metoda Analisa Komponen (MAK). Perencanaan alinemen horizontal yang mempunyai 20 tikungan, terdiri 5 tikungan Full Circle (FC), 1 tikungan Spiral Circle Spiral (SCS),dan 14 tikungan Spiral - Spiral (SS). Pada alinemen vertikal terdapat 4 lengkung cembung dan 8 lengkung cekung. Tebal perkerasan didapat lapis permukaan Laston MS 340 tebal 5 cm, lapisan pondasi atas tebal 15 cm dan lapisan pondasi bawah tebal 19 cm. Hasil perencanaan ini, disarankan kepada dinas terkait untuk dapat menggunakan perhitungan ini dalam pelaksanaan.

Kata kunci : Alinemen Vertikal, Alinemen Horizontal,dan Tebal Perkerasan

CALCULATION OF GEOMETRIC AND PAVEMENT THICKNESS

SEGMENT AMPANG KURANJI II-AMPANG KURANJI IV

STA. 0+000-1+200 KOTO BARU DISTRICT DHARMASRAYA

Welly Sastrawijaya , Bahrul Anif , Gusnedi

Civil engineering department, faculty of civil engineering and planning, bung hatta university of padang

email: welly_s_wijaya@yahoo.com , bahrul_anif@gmail.com , fisika_edi@yahoo.co.id

ABSTRACT

In encouraging the public sector ofthe economy, thereis necessary good facilities and infrastructure transport, therefore it can provide optimal traffic services. District Dharmasraya that it is a division of the district Sawahlunto Sijunjung requires better transportation. The development in all fields especially in transportation continues to be encouraged in increasing

(2)

the economic growth of local communities with a large area. One of the tools developed are development Transporter on the road construction Ampang Kuranji II-Ampang Kuranji IV STA. 0+000-1+200 Koto Baru. Based on the data obtained by the authors to plan for these roads. The planning that was calculated in the form of a review of geometric path based on the standard of Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota(TPGJAK). Reviewof pavement thickness usedMetoda Analisa Komponen (MAK). Horizontal alignment design that has 20 bends, twists comprising 5 Full Circle (FC), 1 bend Spiral Spiral Circle (SCS), and 14 bends Spiral – Spiral (SS) On the vertical alignment arch there are 4 curved convex and concave curved 8. Surface layer of pavement thickness obtained Laston MS 3405 cm thick, the base layer is15cm thick and bottom foundation layer19cm thick. The results ofthis plan, it is advisable touse the services related to the implementation of this calculation.

Key words : Horizontal alignment, Vertical alignment, and pavement thickness

Pendahuluan

Sebagai Prasarana transportasi darat yang memegang peranan sangat penting dalam sektor perhubungan terutama untuk kesinambungan distribusi barang dan jasa. Keberadaan jalan raya sangat diperlukan untuk menunjang laju pertumbuhan ekonomi. Seiring dengan meningkatnya kebutuhan sarana transportasi yang dapat menjangkau daerah – daerah terpencil, dimana dengan pembuatan jalan raya dan perkembangan transportasi yang terjadi dapat memberikan pengaruh baik terhadap kelancaran perkembangan kegiatan ekonomi, sosial, budaya dan kegiatan lainnya baik di daerah itu sendiri maupun daerah sekitarnya. Dengan adanya pembuatan jalan raya dapat membuat suatu wilayah menjadi maju

Ada atau tidaknya suatu jalan sebagai prasarana transportasi belum menjadi suatu patokan pasti akan terciptanya suati sistem perhubungan yang

lancar antar satu daerah dengan daerah lainnya. Masyarakat sebagai penikmat akses jalan, menginginkan jalan yang nyaman dan aman untuk dapat dilewati

Kabupaten Dharmasraya yang berstatuskan kabupaten baru dari hasil pemekaran, memerlukan suatu sarana transportasi yang baik untuk dapat menghubungkan semua daerah-daerah yang ada di kabupaten tersebut dengan kota Pulau Punjung sebagai ibu kota kabupaten.

Dengan wilayah yang cukup luas, maka pembangunan disegala bidang terutama di bidang transportasi terus dipacu untuk meningkatkan pertumbuhan sektor ekonomi masyarakat setempat.

Salah satu sarana transpostasi yang dikembangkan adalah pembangunan ruas jalan Ampang Kuranji II – Ampang Kuranci IV STA. 0+000 – 1+200 Koto Baru. Berdasarkan data yang didapat penulis melakukan perencanaan untuk ruas jalan ini. Adapun perencanaan yang

(3)

dihitung berupa tinjauan geometrik jalan yang menggacu kepada standar Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota (TPGJAK). Untuk tinjauan tebal perkerasan menggunakan Metoda Analisa Komponen (MAK). Menurut Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota (TPGJAK) Tahun 1997, pada perencanaa geometric terdapat 2 jenis yaitu alinemen horizontal, alynemen vertical. Alinemen horizontal adalah proyeksi sumbu jalan pada bidang horizontal. Alinemen horizontal dikenal juga dengan nama “situasi jalan” atau “trase jalan”. Alinemen horizontal terdiri dari dua garis lurus yang disebut tangen dan dihubungkan dengan garis lengkung Alnemen ini terdiri atas 3 metode yaitu full circle, sircle-circle-spiral (s-c-s), dan spiral-spiral (s-s).

Alinemen vertical direncakan untuk merubah secara bertahap perubahan dari dua macam arah memanjang jalan pada setiap lokasi yang diperlukan. Hal ini dimaksud untuk mengurangi goncangan akibat perubahan kelandaian dan menyediakan jarak pandang henti yang cukup untuk demi keamanan dan kenyaman. Alinemen ini terbagi atas dua, yaitu lengkung cembung dan lengkung cekung.

Metode Penelitian

Perencanaan prasarana transportasi yang sesuai dengan perkembangan

ekonomi sangat diperlukan agar mampu mengatasi peningkatan arus lalu lintas. Salah satu prasarana transportasi yang penting dan perlu dikelola secara baik adalah jalan dan jembatan. Dari berbagai macam usaha mengatasi peningkatan arus lalu lintas ada dua cara yang dapat ditempuh yaitu :

 Meningkatkan kapasitas jalan yang sudah ada dengan pelebaran  Membangun jalan baru

termasuk jalan bebas hambatan

Untuk membangun ruas jalan yang baru ataupun peningkatan kapasitas jalan raya, diperlukan suatu metoda yang efekif dalam perancangan maupun perencanaan agar diperoleh hasil yang terbaik, ekonomis, dan memenuhi unsur keselamatan pengguna jalan serta tidak mengganggu ekosistem.

Ada beberapa tahapan yang harus dilalui dalam menyelesaikan penulisan ini, yaitu :

 Mengumpulkan data – data teknis. Data teknis didapat sesuai dengan hasil survey di lapangan. Data-data ini berupa peta lokasi, koordinat titik-titik pengukuran, nilai CBR tanah, data lalu lintas dan data yang diperlukan lainnya. Lokasi perencanaan dilakukan pada Ruas jalan Ampang KuranjiII – Ampang Kuranji IV Koto Baru Kabupaten Dharmasraya.

(4)

Data Umum

Pekerjaan : Pembukaan Jalan Nama Ruas :Ampang Kuranji II – Ampang Kuranji IV Target : Sta 0+000 – Sta 1+200 Lokasi : Koto Baru,

Kabupate Dharmasraya

Status / Fungsi Jalan: Jalan Kabupaten. RencanaLebar Jalan : 6,00 m

Kelas Jalan : III C fungsi lokal

Dengan 1 jalur 2 arah

Seperti pada trase jalan yang ditunjukkan pada gambar 1 di bawah ini :

Gambar 1. Trase jalan

Data lalu lintas yang digunakan adalah data lalu lintas pada ruas jalan yang lain dengan jalan yang memiliki kelas sama dengan jalan yang ditinjau (lokal).

Hal ini dikarenakan ruas jalan yang dibangun merupakan jalan baru.

Dari data yang ada, didapatkan data lalu lintas sebagai berikut :

(5)

P3 1. Pribadi = 252 kend/hari/2 arah 2. AngkutanUmum= 25 kend/hari/2 arah 3. Truk Kecil = 146 kend/hari/2 arah 4. Bus = 5 kend/hari/2 arah

5. Truk Berat (3 As)= 40 kend/hari/2 arah

LHR 2009 =468 kend/hari/2 arah Dalam perencanaan tebal lapis perkerasan untuk jalan ,diperlukan data masukan besaran daya dukung tanah dasar, yang umumnya dalam bentuk nilai CBR (California Bearing Ratio). Adapun data CBR yang diperoleh, didapatkan dari data perencanaan Perkerasan Jalan yang mana pengujian dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Dharmasraya, dimana data CBR tersebut dapat dilihat pada tabel 1 dibawah ini. Tabel.1 : Data CBR Nilai CBR Jumlah yang sama/ Lebihbesar Persentase yang sama/Lebihbesar 4 10 100 4 10 100 4 10 100 5 7 70 5 7 70 5 7 70 6 4 40 6 4 40 6 4 40 7 1 10  Studi lapangan.

Melakukan survey lokasi untuk memperoleh data pendukung berupa informasi dari masyarakat tentang tanggapan mereka terhadap kondisi jalan yang ada pada saat ini serta bagaimana aspirasi mereka tentang peningkatan kualitas jalan yang akan direncakan.

 Perencanaan dan perhitungan

Melakukan analisa perencanaan dan perhitungan sesuai dengan referensi dan literatur yang ada dan diakui sesuai dengan standar perencanaan geometrik dan tebal perkerasaan jalan.

Hasil Dan Pembahasan

Melalui tahapan perhitungan yang sesuai dengan standar yang ada, maka didapat hasi:

a. Perhitungan Alinyemen Horizontal

(6)

P13

Dari gambar tikungan 3, diperoleh data-data sebagai berikut:

d 3 = 84.58 m d 4 = 44 m

∆ = 22056’45” = 22.950 Dengan Vr = 30 km/jam maka: R min = 130 m R ren = 130 m emax = 3.4% Ls = 20 m31 Penyelesaian : Tc3= Rc tan ½ Δ = 130 m tan ½ 22.95° = 26.38 m Ec3 = Tc tan ¼ Δ = 26.38tan ¼ 22.95° = 2.65 m Lc3 = 0.01745 x Δ x Rc = 0.01745 x 22.95° x 130 = 52.05 m Kontrol Ts2 = 12.77 m Tc3 = 26.38 m D3= 84.58 m Syarat: Ts2+ Tc3 < d3 12.77 m + 26.38 m< 84.58 m ... OK ! Spiral-Circle-Spiral (S-C-S)

Dari gambar tikungan 13, diperoleh data-data sebagai berikut:

d 13 = 121.16 m d 14 = 71.72 m

∆ = 73042’59” = 73.720 Dengan Vr = 20 km/jam maka: R renc= 40 meter Ls min = 15 m e = 3.1 % Penyelesaian: xs = = 20 = 14 m ys = = = 0.94 m θs = = = 10.47 p = = = 0.24 m k = = = 7.49 m ΔC= Δ – 2 Өs = 73.72 - (2 x 10.47) = 52.240 LC = C x2R 360  = 2 3,14 40 360 24 . 52 x x x = 36.48 m

(7)

P5 Untuk tikungan S – C – S LC> 20 m LC = 36.48 m.... Ok ! L = LC + 2 Ls = 36.48 + (2 x 15) = 66.48 m TS13 = (R + p) tan 2 1 Δ + k = (40 + 0.24 ) tan ( 2 1 73.72)+ 7.49 = 37.66 m ES = 4 2 1 cos p) + (RC  – RC = ) 72 . 73 2 1 cos( 0.24) + (40 – 40 = 10.29 m Kontrol overlap

Titik Adengan tikungan S – C – S TS13 + Ts12 m ≤ d13

37.66 m + 13.48 m ≤ 121.16 m 51.14 m < 121.16 m ... Ok !!!

Spiral -Spiral (S-S)

Dari gambar tikungan 5, diperoleh data-data sebagai berikut

d 5 = 35 m d 6 = 21 m

∆ = 550 = 550

Dengan Vr = 20 km/jam maka: Rrencana = 15 m emax = 4 % Δ = 550   s = ½ .4 = ½ . 550 =27.50  Ls =    90 Rc s   =    90 15 5 . 27 o  = 14.4 m

Dari nilai s maka didapat nilai p* dan k* dari tabel

P* = 0.02896 k* = 0,49789  P = p* . Ls = 0.0396714.4 = 0.57  k = k* . Ls = 0,49618x 14.4 = 7.15  Ts5 = (Rc + P). tg ½ .2 + K = (15 + 0.57). Tg( ½ . 55o) + 7.15 = 15.25 m  Es5 = (Rc + P). sec ½  - Rc = (15 + 0.57). sec(½ .55o) – 15 = 2.55 m  Ltot = 2 . Ls = 2 14.4 = 28.81 m Kontrol :Ts5 + Ts4< d5

(8)

15.25m + 14.38m <35 m 29.64 m<35 m …... ok !!

Dari data yang ada didapat 20 tikungan dimana 5 tikungan dengan metoda Full circle(FC), 1 tikungan metoda Spiral-circle-spiral (S-C-S) dan 14 tikungan metoda Spiral spiral (SS). Seperti yang terlihat pada table 2.

Tabel 2 : Rekapitulasi lengkung horizontal

TIKUNGAN METODE 1 Spiral Spiral (S-S) 2 Spiral Spiral (S-S) 3 Full Circle (F-C) 4 Spiral Spiral (S-S) 5 Spiral Spiral (S-S) 6 Spiral Spiral (S-S) 7 Spiral Spiral (S-S) 8 Spiral Spiral (S-S) 9 Spiral Spiral (S-S) 10 Spiral Spiral (S-S) 11 Full Circle (F-C) 12 Full Circle (F-C) 13

Sircle Spiral Sircle (S-C-S) 14 Spiral Spiral (S-S) 15 Spiral Spiral (S-S) 16 Spiral Spiral (S-S) 17 Spiral Spiral (S-S) 18 Full Circle (F-C) 19 Full Circle (F-C) 20 Spiral Spiral (S-S)

b.Perhitungan Alinyemen Vertikal Alinyemen vertikal adalah perencanaan elevasi sumbu jalan pada setiap titik yang ditinjau, berupa profil memanjang (Shirley,2000). Pada perencanaan alinyemen vertikal akan ditemukan kelandaian positif (Tanjakan) dan kelandaian negatif (Turunan), sehingga kombinasinya berupa lengkung cembung dan lengkung cekung. Dibawah ini akan diuraikan perhitungan Alinyemen Vertikal pada jalan yang direncanakan

1. Perencanaan Lengkung I (Cembung)

Dari gambar rencana diperoleh : Elv A = 110,10 Sta A = 0 + 000 Elv PVI 1 = 109.70 Sta PVI 1 = 0 + 056 Elv PVI 2 = 102.30 Sta PVI 2 = 0 + 121

g1dan g2 belum diketahui, sehingga harus kita cari nilai nya terlebih dahulu dengan menggunakan rumus : g1 = A PVI 1 PVI 2 g2 g1

(9)

= = = -0,714 % (Kelandaian Turun) g2 = = = = -11.385 % (Kelandaian Turun) A = │g2 – g1│ = │-11.385 – (-0.714)│ = 10.670 Pada

tengah lengkung elevasi jalan diatas PVI

Dengan A = 10.670

Untuk Vr = 40 km/jam kelandaian mak = 10%

Untuk Vr = 40 km/jam Jh = 40 m Untuk Vr = 40 km/jam Jd = 200 m a. Maka dapat kita tentukan

panjang lengkungan (L) berdasarkan rumusan jarak pandang henti (Jh) sebagai berikut : Untuk Jh < L L = 399 2 AxJh L= 399 40 670 . 10 x 2 L = 42.788 m Kontrol Syarat Jh < L 40 m <42.788 m…… Memenuhi

b. Panjang Lengkung Berdasarkan Jarang Pandang Mendahului : Untuk Jd< L L = 840 2 AxJd L = 840 200 670 . 10 x 2 L = 508.11 m Kontrol Syarat Jd< L 200 m <508.11m. ….Memenuhi Panjang L

 Dari perhitungan jarak pandang henti L = 42.788 m

 Dari perhitungan jarak pandang mendahului L = 508.11 m

Untuk ekonomis kita mengambil nilai L = 50 m Ev = 800 AxL = 800 50 670 . 10 x = 0,667 m Elevasi dan Station  Titik PLV1 Elevasi PLV1 = Elevasi PVI1  (g1 x 12L1) = 50) 2 1 % 714 , 0 ( 7 . 109  x  = + 109.879 Sta PLV1 = ) 2 1 ( 1 1 Lv PVI Sta  = 50) 2 1 ( 256 1  = 0 +031  Titk ½ curve : Elevasi ½ curve = Elevasi PVI1 Ev1 = 109.7  0,667

(10)

= + 109.033

Sta ½ curve = StaPVI1

= 0 + 056  Titik ¼ curve : z = y = = 0,0893 m y = 0,0017 m Elevasi curve = = 109.7 + 0,0893 - 0,0017 = + 109.788 Sta ¼ curve = = 0 + 056 - (¼ . 50) = 0 + 043.5  Titik ¾ curve = 0,0017 m z = = = 1.4231 m y = 0,0017 m Elevasi ¾ curve = = 109.7 - 1.4231 - 0.0017 = + 108.275 Sta ¾ curve = = 1 + 256 + (¼ . 50) = 0 + 068.5  Titik PTV1 Elevasi PTV1= ) 2 1 ( 2 1 1 g x L I Elevasi PV  = 50) 2 1 % 385 . 11 ( 7 . 109  x  = + 106.854

Sta PTV1 = StaPVI1(12L1)

= 50) 2 1 ( 056 0  = 0 + 081

Dari data yang ada didapat 12 lengkung dimana terdapat 4 Lengkung PVI1 z g1 y ¼ Lv1 Elev ¼ curva PVI1 ¼ ¾ PTV PLV ¼ Lv1 PVI1 ¼ ¾ PTV PLV ¼ Lv1 PVI1 z g2 y ¼ Lv1 Elev ¾ curva

(11)

5 15

19

Laston MS 340 Batu Pecah Kelas A

Sirtu Kelas C

Vertikal Cembung dan 8 Lengkung Vertikal Cekung seperti yang terlihat pada table 3 berikut :

Tabel 4. Rekapitulasi lengkung vertikal

Tikungan Jenis 1 Cembung 2 Cekung 3 Cekung 4 Cekung 5 Cembung 6 Cekung 7 Cekung 8 Cekung 9 Cembung 10 Cekung 11 Cekung 12 Cembung c .Tebal Perkerasan

Dari analisa PerhitunganTebal Perkerasan dengan menggunakan Metoda Analisa Komponen 1987 maka diperoleh tebal lapis permukaan seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini :

Gambar 1. Susunan lapis perkerasan

Dari gambar di atas dapat kita lihat bahwa tebal perkerasan pada lapis permukaan Laston MS 340 tebal 5 cm, lapisan pondasi atas tebal 15 cm dan lapisan pondasi bawah tebal 19 cm.

Kesimpulan

Dari hasil analisa perhitungan Ruas Jalan Ampang Kuranjiii – Ampang Kuranji IV Sta 0+000 – Sta 1+200 Koto Baru Kabupaten Dharmasraya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Dari perhitungan analisa Alinyemen Horizontal untuk ruas Ampang Kuranjiii – Ampang Kuranji IV Koto Baru Kabupaten Dharmasraya ini dengan tinjauan jarak sepanjang 1,2 KM, terdapat 20 tikungan, dimana 5 tikungan menggunakan Metode Full Circle (FC),1 tikungan menggunakan Metode Spiral Circle Spiral (SCS) dan 14 tikungan menggunakan Metode Spiral Spiral (SS).

2. Dari perhitungan analisa Alinyemen Vertikal untuk ruas Ampang Kuranji – Ampang Kuranji IV Koto Baru Kabupaten Dharmasraya ini dengan tinjauan jarak sepanjang 1,2 KM, terdapat 4 Lengkung Vertikal Cembung dan 8 Lengkung Vertikal Cekung

3. Dari analisa PerhitunganTebal Perkerasan dengan menggunakan Metoda Analisa Komponen 1987 maka diperoleh tebal lapis permukaan setebal 5 cm dan tebal lapis pondasi atas 15 cm dan tebal pondasi bawah 19 cm.

Daftar Pustaka

Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal BinaMarga

(12)

(1987).Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Dengan Metode Analisa Komponen. Jakarta: Badan Penerbit Pekerjaan Umum.

Cipta science team (2013). Tabel Konstruksi Jalan Raya. KMKO SipilUnhas.

Kmkosipil.blogspot.com

Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga Jalan No.038/T/BM (1997).Tata Cara

Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota. Jakarta: Badan Penerbit Pekerjaan Umum.

Hendarsin, Shirley L (2000). Penuntun Praktis Perencanaan Teknik Jalan Raya. Bandung: Politeknik Negeri Bandung JurusanTeknik Sipil.

Gambar

Tabel 2 : Rekapitulasi lengkung horizontal

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu metode untuk menangani masalah ini adalah dengan menggunakan VPN untuk kemudahan akses ke jaringan lokal dan penggunaan Proxy Server sebagai web caching dan

Rincian Dokumen Pelaksanaan Anggaran Belanja Langsung Program dan Per Kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah. Uraian

Hal ini bertolak belakang dengan hasil penelitian di luar negeri khususnya negara maju yang menganggap permasalahan seksual pada ibu postpartum dengan riwayat

Perusahaan dibidang perkapalan khususnya galangan kapal tentunya memiliki sistem manajemen dalam menjalankan pekerjaan maupun proyek yang sedang dikerjakan oleh

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembiayaan perbankan Syariah terhadap Indeks Kualitas Udara tingkat provinsi di Indonesia pada periode 2011-2018.

Hasil pengujian hipotesis pertama menunjukkan bahwa variabel kepuasan kerja dan lingkungan kerja mampu menjelaskan variasi yang terjadi pada tingkat turn over

Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Tarif yang ditetapkan peraturan daerah Pertumbuhan ekonomi Kota Bandarlampung Pendapatan Perkapita Peningkatan PDRB Sektor Pariwisata

Dalam hal ini karena kasus malapraktik menggunakan (science tipe crame investigation) pembuktian memerlukan ilmu pengetahuan yang kemudian juga unsur dalam pasal harus