• Tidak ada hasil yang ditemukan

VOL. X No. 1 APRIL 2013 ISSN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "VOL. X No. 1 APRIL 2013 ISSN"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

KEADAAN SANITASI HOTEL MELATI

SINGARAJA INDAH DAN GRIYO MULYO SURABAYA TAHUN 2012 Fitri Ros Santi, Suparlan, Khambali

ABSTRACT

Melati is one type of hotel frequented by a lot of consumers since they are affordable by communities especially the middle class, local or international. In their operational activities hotels that provide facilities should be supervised regularly. Impairments with regard to health standard may support transmission of diseases among guests and to and from hotel employees.

The study took place at the Hotel Melati Singaraja Indah and Griyo Mulyo within the operationall area of Puskesmas Peneleh Surabaya. This descriptive research aimed to describe objectively the sanitary condition of such an establishment such as the exterior and interior environment in a hotel building; sanitary facilities, and facilities for hotel employees. Research was carried out upon the lodging component of the hotel, using predetermined criteria in an appraisal scoring system. Data were gathered by means of observation, interviews, measurement of several quality parameter of the physical environment and assessment of secondary data records.

The results showed that sanitary condition of Hotel Melati Singaraja Indah and Griyo Mulyo Surabaya were satisfactory, having a total score of 1099 ( 86 % ).

Reviewing all variables assessment of lodging sanitation there are several health requirements which have not been satisfied, such as : hotel surroundings, there was no efforts in preventing infestation of insects and pests due to open garbage containers located in outer courtyard, resting quarters for employees are comfortable and but there was no separation between male and female employee,there is a need for additional shower and toilet facilities for employees. Linens should be stored in closed cabinets and warehouses should be kept neat and clean.

Among the suggestions are the provisions of covers for existing garbage containerslocated outside in the hotel courtyard to prevent rodents and cockroaches harborage; provision of closed cabinet for storing linens, improvement of cleanliness and managing the goods warehouses, provision of comfortable and safe resting quarters for employees.

Classification : The state of sanitation, sanitary facilities, hotel melati PENDAHULUAN

Latar Belakang

Keberadaan suatu tempat penginapan bagi kota Surabaya yang terkenal sebagai Kota Metropolitan dan Kota INDARMADI yaitu kota Industri, Perdagangan, Pariwisata, Maritim dan Pendidikan, sangat membutuhkan penginapan untuk menunjang mobilitas dan kegiatan bagi penduduknya. Adanya Sarana dan Prasarana untuk menginap berupa Hotel yang tersebar ditengah kota maupun dipinggiran kota, berkualitas mewah maupun yang sederhana yang harganya mahal maupun yang murah menjadi harapan untuk memenuhi kebutuhan penginapan bagi masyarakatnya. Bagi yang mampu dari golongan menengah keatas kebanyakan pilihan menginap di hotal yang yang berbintang dengan sarana & prasarana serta pelayanan yang mewah, bagi golongan menengah kebawah pilihan jatuh pada Hotel klas Melati dengan sarana & prasarana serta pelayanan yang cukup dan sederhana. Dari segi fungsi pada hakekatnya sama yaitu untuk menginap, yang membedakan adalah sarana & prasarana serta pelayanannya. Hotel berbintang semakin tinggi bintangnya semakin banyak jumlah dan jenis kamar serta sarana & prasarana semakin mewah serta pengunjungnya berklas atas sampai dengan menengah. Hotel klas Melati, jumlah

kamar terbatas dan jenis kamarnya sama serta sarana & prasarananya lebih sederhana dibanding klas berbintang, tidak menyediakan makan, kondisi demikian memungkinkan banyak muncul masalah, bagi tamu maupun para karyawan yang bekerja di hotel. Dengan demikian hotel dapat menjadi tempat yang memungkinkan timbulnya suatu penularan penyakit. (Reksosoebroto, 1991)

Hotel melati merupakan jenis perhotelan yang cukup banyak konsumennya, mengingat bahwa hotel melati terjangkau oleh berbagai golongan menengah baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Sehingga berbagai perilaku mereka yang menginap mungkin bisa memberikan masukan tentang kualitas lingkungan perhotelan. (Fitria,2011)

Keberadaan lokasi dan lingkungan, taman, tempat parkir, bangunan, kamar tamu, lobby, telepon umum, toilet umum, ruangan yang disewakan, front office, kantor pengelolaan Hotel, ruang lena, ruang binatu, ruang oprasional, gedung dan fasilitas karyawan) dan Oprasional/Menejemen (organisasi, tenaga kerja, front office, house keeping, binatu, ruang karyawan, keamanan, kebersihan, kesehatan, pelayanan umum perlu mendapat pengawasan. Oleh karena itu

(2)

40 No.80/Menkes/Per/II/1990 tentang Persyaratan

Kesehatan Hotel yang meliputi sanitasi lodging hotel sangat diperlukan untuk mencegah dan menanggulangi terjadinya penularan penyakit atau pencegahan pencemaran lingkungan hotel itu sendiri maupun lingkungan sekitar hotel.

Di wilayah kerja Puskesmas Peneleh Surabaya mempunyai hotel melati sebanyak 7 hotel yang terdiri dari kelas 1dan 2. Dari ke 7 hotel tersebut semua terletak di tengah kota yang dekat dengan keramaian seperti pusat pertokoan, taman hiburan dan tempat bersejarah kota Surabaya. Kondisi ini dapat menguntungkan pihak hotel karena dapat meningkatkan jumlah pengunjung sehingga dapat menambah pendapatan hotel. Disisi lain, meningkatnya jumlah pengunjung dapat memperbesar risiko penularan penyakit jika tidak didukung dengan sanitasi hotel yang memenuhi syarat sesuai dengan Permenkes RI No.80/Menkes/Per/II/1990 tentang Persyaratan Kesehatan Hotel.

Berdasarkan survey pendahuluan yang dilakukan pada satu diantara hotel yang ada di wilayah kerja Puskesmas Peneleh Surabaya yaitu Hotel Griyo Mulyo Surabaya didapat hasil bahwa rata-rata jumlah pengunjung per bulan (BOR) sebesar 60% dan rata-rata jumlah kamar yang terpakai per hari yaitu 10 kamar dari 19 kamar yang ada di hotel tersebut dengan rata-rata lama tinggal pengunjung hotel selama 2 sampai 3 hari. Dari hasil survey diatas membuktikan bahwa hotel melati di wilayah kerja Puskesmas Peneleh Surabaya banyak diminati pengunjung.

Selain itu diperoleh data bahwa masih ditemukan bagian dari lodging hotel yang belum memenuhi syarat kesehatan antara lain pada toilet umum kondisinya masih kotor, terdapat genangan air dan belum terpisah antara toilet pria dan wanita. Selain itu masih terdapat tempat sampah yang tidak memiliki tutup, begitu pula dengan saluran pembuangan air limbah.

Berdasarkan permasalahan pada salah satu hotel melati yang telah dilakukan observasi awal maka

penulis ingin mengetahui apakah permasalahan tersebut juga terdapat pada hotel melati lainnya yang berada di wilayah kerja Puskesmas Peneleh Surabaya. Untuk mendapatkan gambaran tentang penyelenggaraan Hotel Melati di Wilayah kerja Puskemas Peneleh Surabaya.

METODE PENELITIAN

Penelitian yang dilakukan termasuk jenis penelitian deskriptif, untuk memberikan gambaran keadaan dan kejadian saat penelitian dilakukan.

Lokasi penelitian Hotel Melati yang berada di wilayah kerja Puskesmas Peneleh Surabaya yaitu Hotel Singaraja Indah dan Griyo Mulyo Surabaya, dengan jumlah kamar tidur 31 buah untuk hotel pertama dan 19 buah untuk hotel kedua. Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2012. Obyek Penelitian;

1. Lingkungan Luar Hotel meliputi; lokasi, lingkungan dan bangunan Hotel.

2. Lingkungan Dalam Hotel meliputi; tata ruang, konstruksi, kamar tidur, kamar linen, ruang cuci dan gudang.

3. Fasilitas Sanitasi meliputi : penyediaan air bersih, pembuangan limbah cair, toilet umum, kamar mandi dan jamban untuk tamu, pembuangan sampah dan pencegahan serangga dan tikus.

4. Fasilitas Karyawan Hotel meliputi : pakaian kerja, ruang istirahat, kamar mandi dan jamban untuk karyawan.

Metode Analisis Data

Dari data yang dikumpulkan kemudian diolah secara manual dan disajikan dalam bentuk tabel dan persentase dengan menggunakan analisis data secara deskriptif yaitu menggambarkan keadaan sanitasi hotel melati di wilayah kerja Puskesmas Peneleh Surabaya berdasarkan persyaratan kesehatan hotel sesuai dengan Permenkes RI Nomor : 80/MENKES/PER/II/1990. HASIL PENELITIAN

Fasilitas Sanitasi

Sistem Penyediaan Air Bersih

Berdasarkan hasil wawancara Hotel Singaraja Indah dan hotel Griyo Mulyo menggunakan air sumur untuk kebutuhan air bersih dihotel baik untuk tamu, pengunjung maupun karyawan. Sedangkan air minum untuk tamu menggunakan air mineral. Untuk Hotel Griyo Mulyo menggunakan air PDAM Surabaya apabila kondisi air sumur tidak memungkinkan untuk dipakai/digunakan (air berubah warna dan berbau). Pemakaian air bersih yang digunakan kedua hotel tersebut sebanyak 150 liter/hari/tempat tidur.

Sistem Pembuangan Sampah

Berdasarkan hasil wawancara Sampah yang dihasilkan kedua hotel tersebut berasal dari kamar tamu, dapur, dan sampah daun. Untuk sampah kering dan basah dikumpulkan menjadi satu tanpa ada pemilahan dan langsung dibuang ke tempat pembuangan sampah sementara yang berada di luar halaman hotel, kemudian diangkut oleh petugas sampah kampung Peneleh dengan gerobak ke TPS Peneleh setiap hari.

Sistem Pembuangan Air Limbah

Berdasarkan hasil wawancara baik Hotel Singaraja Indah maupun Hotel Griyo Mulyo sama-sama tidak memiliki sarana pengolahan air limbah. Limbah cair yang berasal dari kamar mandi dan dapur langsung di buang dan dialirkan ke sungai yang terletak di depan (untuk Hotel Singaraja Indah) dan di belakang hotel (untuk Hotel Griyo Mulyo) tanpa ada pengolahan terlebih dahulu.

(3)

Tabel 1

Rekapitulasi Perolehan Skor Masing-Masing Variabel Sanitasi Hotel Dan Kriteria Yang Diperoleh Hotel Singaraja Indan Dan Griyo Mulyo Surabaya Tahun 2012

Sumber : Data Primer Keterangan : MS = Memenuhi Syarat, TMS = Tidak Memenuhi Syarat

Tabel di atas dapat menjelaskan bahwa keadaan sanitasi hotel Singaraja Indah dan Griyo Mulyo Surabaya yang meliputi Lingkungan Luar Bangunan Hotel, Lingkungan Dalam Bangunan Hotel. Fasilitas Sanitasi Hotel dan Fasilitas Karyawan Hotel telah mencapai kriteria Memenuhi

Syarat dengan total skor sebesar 1099 (86%). Dengan rincian Hotel Singaraja Indah memperoleh total skor sebesar 542 (85%) dan Hotel Griyo Mulyo memperoleh total skor sebesar 557 (87%). PEMBAHASAN

Untuk lingkungan bagian luar hotel baik Singaraja Indah maupun Griyo Mulyo yang belum memenuhi syarat yaitu variabel lingkungan dan bangunan karena pada lingkungan hotel masih memungkinkan masuknya hewan mengerat karena pada hotel Griyo Mulyo tidak memiliki pagar sedangkan pagar pada hotel Singaraja Indah tidak diberi pengaman untuk mencegah masuknya hewan mengerat tersebut dan juga dapat menjadi tempat berkembang biaknya serangga dan tikus karena TPS yang ada di halaman luar kedua hotel tersebut tidak memiliki tutup. Jika hewan pengganggu dari luar seperti tikus masuk dan berkeliaran di dalam lingkungan hotel yang kemudian meninggalkan kotoran dan air kencing maka dapat mengganggu estetika lingkungan hotel dan yang lebih penting mengganggu kenyamanan penghuni hotel. Untuk itu sebaiknya perlu diberi pengaman pada pagar seperti fiber glass untuk mencegah masuknya binatang mengerat dari luar lingkungan hotel serta tempat sampah yang ada di halaman hotel

sebaiknya diberi penutup agar tidak menjadi sarang binatang pengganggu.

Selain itu bangunan di Hotel Singaraja Indah maupun Griyo Mulyo juga masih memungkinkan sebagai tempat berkembang biaknya serangga dan tikus seperti pintu utama hotel yang selalu terbuka dan jendela yang ada dilobby hotel tidak dilengkapi kasa sehingga bisa menjadi jalan masuknya binatang pengganggu dari luar seperti tikus. Apabila ada tikus yang berkeliaran di hotel dan meninggalkan kotoran dan air kencing maka dapat mengganggu kenyamanan penghuni atau tamu hotel dan merusak estetika bangunan hotel. Jika keadaan tersebut dibiarkan terus-menerus tanpa diberi pengaman pada tempat-tempat yang bisa menjadi jalan masuknya binatang mengerat seperti pintu dan jendela, maka dapat memungkinkan turunnya minat pelanggan atau tamu hotel untuk menginap di hotel tersebut. Untuk itu seperti jendela yang dapat menjadi jalan masuknya binatang pengganggu sebaiknya di beri kasa.

No Variabel Skor Pencapaian Kriteria

SI GM SI GM SI GM

A. Lingkungan Luar Bangunan Hotel 1. Lokasi 2. Lingkungan 3. Bangunan 30 12 10 30 8 10 100% 60% 50% 100% 40% 50% MS TMS TMS MS TMS TMS B.

Lingkungan Dalam Bangunan Hotel 1. Pembagian ruang

2. Konstruksi

3. Kamar/ ruang hotel

20 60 47 20 60 55 100% 100% 78% 100% 100% 92% MS MS MS MS MS MS C.

Fasilitas Sanitasi Hotel 1. Penyediaan air bersih 2. Pembuangan air limbah 3. Toilet untuk umum

4. Kamar mandi dan jamban untuk tamu hotel yang menginap

5. Pembuangan sampah padat

6. Peralatan pencegahan masuknya serangga dan tikus

100 63 20 50 72 20 100 63 36 50 72 20 100% 70% 50% 100% 80% 100% 100% 70% 90% 100% 80% 100% MS TMS TMS MS MS MS MS TMS MS MS MS MS D. Fasilitas Karyawan Hotel

1. Pakaian kerja

2. Ruang istirahat karyawan 3. Kamar mandi dan jamban

10 10 12 10 5 18 100% 100% 60% 100% 50% 90% MS MS TMS MS TMS MS Jumlah 542 557 85% 87% MS MS

(4)

42 Untuk lingkungan bagian dalam bangunan hotel

pada variabel kamar linen dan gudang yang ada di Hotel Singaraja Indah belum memenuhi syarat. Karena di kamar linen masih ada lemari yang tidak tertutup sehingga kemungkinan besar dapat menyebabkan tercemarnya linen yang bersih dengan udara dari luar seperti debu karena letak kamar linen di tempat yang terbuka pada lantai 3. Jika hal tersebut di biarkan maka dapat merugikan baik dari pihak hotel maupun penghuni/tamu hotel seperti tamu yang menggunakan linen yang tercemar dapat menimbulkan reaksi yang bermacam-macam misalnya menyebabkan gatal-gatal dan akhirnya melakukan protes kepada pihak hotel dan secara tidak langsung memberikan image (gambaran) yang buruk terhadap kualitas hotel tersebut. Untuk menghindari kejadian tersebut sebaiknya lemari untuk menyimpan linen bersih dilengkapi dengan tutup agar kondisinya selalu bersih pada saat di gunakan oleh tamu hotel. Untuk kondisi gudang yang berada di hotel Singaraja Indah sangat kotor, tidak ada pemisahan antara gudang bahan berbahaya, alat rumah tangga dan perlengkapan kamar tamu yang tidak digunakan, serta barang yang tersimpan tidak tertata rapi dan tidak dilengkapi rak. Untuk itu perlu pembersihan dan penataan barang-barang yang ada di gudang agar kondisinya tetap bersih dan rapi sehingga tidak menjadi sarang binatang pengganggu seperti tikus dan kecoa. Selain itu sebaiknya gudang juga perlu dipisahkan antara alat-alat rumah tangga hotel, fasilitas kamar tamu yang tidak dipakai serta alat dan bahan pembersih untuk kebutuhan house keeping hotel. Sedangkan pada Hotel Griyo Mulyo variabel gudang belum memenuhi syarat. Hal ini dikarenakan kondisi gudang yang ada di hotel Griyo Mulyo terlihat masih kotor, barang yang tersimpan belum tertata rapi meskipun sudah dilengkapi rak dengan tinggi minimal 20 cm dari lantai dan ada pemisahan antara gudang bahan berbahaya, alat rumah tangga dan perlengkapan kamar tamu yang tidak digunakan. Untuk itu perlu pembersihan dan penataan barang-barang yang ada di gudang agar kondisinya tetap bersih dan rapi sehingga tidak menjadi sarang binatang pengganggu seperti tikus dan kecoa. Untuk fasilitas sanitasi di Hotel Singaraja Indah dan Griyo Mulyo yang belum memenuhi syarat pada variabel pembuangan air limbah dan toilet untuk umum. Karena pada Hotel Singaraja Indah dan Griyo Mulyo tidak memiliki sarana pengolahan air limbah sehingga air limbah yang dihasilkan dari kamar mandi tamu, toilet umum dan dapur langsung di buang ke sungai yang berada di seberang (Singaraja Indah) dan belakang (Griyo Mulyo) bangunan hotel. Jika hal tersebut dibiarkan terjadi terus-menerus maka dapat mencemari badan air sungai. Sedangkan untuk toilet umum yang ada di Hotel Singaraja Indah dan Griyo

Mulyo tidak dibedakan untuk pengunjung pria dan wanita karena toilet yang tersedia hanya satu toilet. Jika memungkinkan sebaiknya perlu penambahan satu toilet umum agar terdapat pemisahan toilet untuk untuk pengunjung pria dan wanita sehingga pengunjung dapat merasa aman dan nyaman menggunakan fasilitas hotel untuk umum. Sedangkan kondisi toilet umum pada hotel Singaraja Indah masih tampak kotor serta di dalam toilet tidak tersedia sabun, tissue dan tempat sampahSelain itu, untuk variabel pembuangan sampah padat pada hotel Singaraja Indah dan Griyo Mulyo juga belum memenuhi syarat karena tempat sampah yang tersedia masih ada yang tidak memiliki tutup sehingga dapat memungkinkan menjadi tempat bersarang atau berkembang biaknya serangga ataupun binatang pengganggu. Jika hal tersebut dibiarkan terus menerus tidak menutup kemungkinan dapat mengakibatkan gangguan kesehatan pada tamu hotel misalnya sampah yang tidak tertutup mengundang lalat dan lalat dapat menghinggapi makan yang tidak tertutup, jika makanan tersebut dimakan maka bisa memungkinkan dapat menimbulkan sakit seperti diare. Untuk itu tempat sampah yang tersedia sebaiknya diberi penutup agar tidak mengundang binatang pengganggu untuk bersarang ataupun berkembang biak didalamnya. Untuk fasilitas karyawan hotel Singaraja indah yang belum memenuhi syarat yaitu pada variabel kamar mandi dan jamban untuk karyawan karena kondisinya terlihat masih kotor dan masih terlihat sampah seperti bungkus sabun mandi yang tergeletak di lantai kamar mandi. Jumlah kamar mandi dan jamban yang tersedia yaitu 2 kamar mandi dan 2 jamban dengan jumlah karyawan yang menggunakan fasilitas ini adalah 14 orang. Untuk itu perlu dilakukan pembersihan secara rutin agar kondisi kamar mandi bersih dan tidak berbau serta dilengkapi tempat sampah dan poster misalnya dengan tulisan “Buang Sampah Pada Tempatnya”. Pada Hotel Griyo Mulyo yang belum memenuhi syarat yaitu pada variabel ruang istirahat karyawan dikarenakan ruang istirahat karyawan masih tidak terpisah antara karyawan pria dan wanita begitu pula dengan kamar mandi dan jamban untuk karyawan tidak terpisah karena hanya tersedia satu kamar mandi. Untuk itu sebaiknya ruang istirahat karyawan perlu dibedakan antara pria dan wanita demi keamanan dan kenyamanan karyawan yang bekerja dihotel dan jika memungkinkan sebaiknya perlu ditambahkan satu kamar mandi, jamban dan urinoir (untuk karyawan laki-laki) sehingga untuk pemakaian kamar mandi bisa terpisah antara karyawan pria dan wanita.

(5)

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Hotel Singaraja Indah

a. Pada variabel Lingkungan Luar Bangunan Hotel memperoleh persentase total skor sebesar 74% dengan kriteria Tidak Memenuhi Syarat.

b. Pada variabel Lingkungan Dalam Bangunan Hotel memperoleh persentase total skor sebesar 91% dengan kriteria Memenuhi Syarat.

c. Pada variabel Fasilitas Sanitasi Hotel memperoleh persentase total skor sebesar 83% dengan kriteria Memenuhi Syarat. d. Pada variabel Fasilitas Karyawan Hotel

memperoleh persentase total skor sebesar 80% dengan kriteria Memenuhi Syarat. Hotel Griyo Mulyo

a. Pada variabel Lingkungan Luar Bangunan Hotel memperoleh persentase total skor sebesar 69% dengan kriteria Tidak Memenuhi Syarat.

b. Pada variabel Lingkungan Dalam Bangunan Hotel memperoleh persentase total skor sebesar 96% dengan kriteria Memenuhi Syarat.

c. Pada variabel Fasilitas Sanitasi Hotel memperoleh persentase total skor sebesar 87% dengan kriteria Memenuhi Syarat. d. Pada variabel Fasilitas Karyawan Hotel

memperoleh persentase total skor sebesar 90% dengan kriteria Memenuhi Syarat.

Secara keseluruhan penilaian sanitasi Hotel Melati Singaraja Indah dan Griyo Mulyo yang ada di wilayah kerja Puskesmas Peneleh Surabaya mendapatkan persentase total skor sebesar 86% dan telah mencapai kriteria Memenuhi Syarat. Saran

1. Sebaiknya memberi tutup pada tempat sampah yang ada di luar halaman hotel baik di Hotel Singaraja Indah maupun Griyo Mulyo agar dapat mencegah masuk dan berkembang biaknya serangga dan binatang pengganggu misalnya: tikus ataupun kecoak.

2. Sebaiknya perlu adanya pagar yang kuat dan aman untuk Hotel Griyo Mulyo agar hewan pengganggu dari luar tidak masuk ke dalam lingkungan hotel dan untuk Hotel Singaraja Indah sebaiknya pagar yang sudah ada diberi pengaman misalnya pagar dilengkapi fiber glass agar hewan pengganggu dari luar tidak masuk ke dalam lingkungan hotel.

3. Untuk kamar linen yang ada di Hotel Singaraja Indah sebaiknya dilengkapi dengan lemari yang terdapat tutup agar linen yang sudah bersih dengan kontak/terkontaminasi dengan debu atau kotoran dari luar.

4. Untuk gudang di Hotel Singaraja Indah sebaiknya terpisah sesuai jenisnya seperti gudang untuk bahan berbahaya (keperluan House Keeping), perlengkapan hotel, alat rumah tangga

hotel, dan lain-lain. Serta dilengkapi rak untuk meletakkan barang yang tingginya minimal 20 cm dari lantai agar mudah dibersihkan sehingga gudang tampak bersih dan tertata rapi. Sedangkan untuk gudang yang ada di Hotel griyo Mulyo sebaiknya selalu rutin dibersihkan dan ditata rapi agar tidak menjadi sarang binatang pengganggu misalnya kecoa dan tikus.

5. Untuk pengolahan limbah cair baik di Hotel Singaraja Indah maupun Griyo Mulyo sebaiknya perlu pembuatan IPAL ( Instalasi Pengolahan Air Limbah) agar air limbah tersebut dapat juga memenuhi syarat sesuai dengan Surat Keputusan Gubenur No 60 / 1999 Tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi kegiatan Hotel Kesehatan. Sehingga air limbah tidak dibuang kesungai dan tidak mencemari lingkungan terutama badan air sungai.

6. Untuk toilet umum yang ada di Hotel Singaraja Indah dan Griyo Mulyo sebaiknya selalu dibersihkan agar kondisi toilet selalu tampak bersih dan tidak bau serta dilengkapi dengan sabun dan tempat sampah agar kebersihanya selalu terjaga. Jika memungkinkan sebaiknya perlu penambahan satu toilet umum agar terdapat pemisahan toilet untuk pengunjung pria dan wanita.

7. Untuk tempat sampah yang ada di Hotel Singaraja Indah dan Griyo Mulyo sebaiknya dilengkapi dengan tutup agar tidak menjadi sarang binatang pengganngu seperti lalat, kecoa dan tikus.

8. Untuk kamar mandi karyawan di Singaraja Indah sebaiknya juga selalu rutin dibersihkan agar kondisi toilet selalu tampak bersih dan tidak bau serta dilengkapi dengan tempat sampah.

9. Untuk ruang istirahat karyawan di Hotel Griyo Mulyo bila memungkinkan sebaiknya dibedakan antara karyawan pria dan wanita serta tersedia kamar mandi dan jamban yang terpisah pula antara karyawan pria dan wanita agar aman dan nyaman. Untuk itu perlu penambahan satu kamar mandi, jamban dan urinoir (untuk karyawan pria).

Daftar Pustaka

Anonymous, 1983. Buku Pedoman Sanitasi Tempat-Tempat Umum.

Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia

Anonymous, 1990. Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia

No.80/MENKES/PER/II/1990 Tentang Persyaratan kesehatan Hotel. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Anonymous, 1990. Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia

No.416/MENKES/PER/IX/1990 Tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Bersih. Jakarta: Dirjen PPM dan PLP

(6)

44 Anonymous, 1991. Lampiran Keputusan Dirjen

PPM dan PLP No.95-I/PD.03.04.LP. Tentang Penilaian Pemeriksaan Kesehatan Hotel Tanggal 25 Mei 1991. Jakarta: Dirjen PPM dan PLP.

Fitriyah, Lailatul, 2011. Studi Keadaan Sanitasi Hotel Melati Di Wilayah Kerja Puskesmas Pucang Sewu Surabaya Tahun 2011. Skripsi. Jurusan Kesehatan Lingkungan Politeknik Kementerian Kesehatan Surabaya.

Notoatmodjo, Soekidjo, 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Suparlan, 2012, Pengantar Pengawasan Hygiene & Sanitasi Tempat-tempat Umum – Wisata & Usaha-usaha. Surabaya, Dua-Tujuh. Surabaya

Yuliarsih, Retno Widyati, 2002. Higiene dan Sanitasi Umum Dan Perhotelan. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

(7)

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh ekstrak tumbuhan bakau kacangan ( R. apiculata ) dalam menghambat pertumbuhan bakteri Aeromonas

Pondok Pesantren Al-Ittifaq Rancabali Bandung telah merealisasikan berbagai program sebagai lembaga pendidikan agama, meliputi; 1) Mengembangkan lembaga pendidikan dengan

Dalam menentukan Stand Bazar terbaik dengan menggunakan metode MOORA diperlukan kriteria-kriteria dan bobot untuk melakukan perhitungan sehingga akan didapat alternatif terbaik,

Pola pengendalian gerak dalam disain iradiator gamma ISG-500 ini tidak memberi perintah serentak ke semua carrier untuk bergerak pada awal siklus, tetapi diatur sedemikian

konservasi yang paling sering dilakukan agar koleksi Museum Ranggawarsita itu lestari adalah penghilangan karat pada besi, fumigasi pada kertas dan kain, dan

and Lounge Makanan Khas indonesia dan India Jalan Veteran I No. 38 Jakarta Pusat

Berdasarkan jenis pala terlihat bahwa intensitas kerusakan tertinggi adalah 24,35% pada jenis pala Panjang, kemudian diikuti oleh pala Panjang (19,65 %), dan terendah

Selain itu, bila melihat jumlah individu, jumlah spesies dan jumlah familia, nilai indeks keragaman jenis Shannon-Weinner dan nilai indeks kekayaan jenis Margalef