MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)
Resti Yulianti1, Achyani2, Agil Lepiyanto3
1,2,3
Pendidikan Biologi FKIP Universitas Muhammadiyah Metro
Alamat : Jl. Ki Hajar Dewantara 15A Metro Telp (0725) 42445-42454 fax. (0725) 42445
Email: 1)[email protected], 2)[email protected], 3)[email protected]
Abstrak
Tujuan penelitian dan pengembangan produk modul materi sistem pencernaan dalam pengintegrasian nilai keislaman melalui model pembelajaran NHT diuji kelayakannya melalui uji ahli. Prosedur penelitian model pengembangan perangkat oleh Sugiyono, Terdiri dari 8 tahap yaitu potensi dan masalah, pengumpulan data, desain produk, validasi desain, revisi desain, uji coba produk, revisi produk, dan produk masal, namun pada penelitian dan pengembangan ini, kegiatan yang dilakukan hanya sampai pada tahap pengembangan. Penilaian yang dilakukan yaitu kelayakan media dan kelayakan materi modul oleh para ahli, guru mata pelajaran dan tingkat keterbacaan modul oleh Peserta Didik. Hasil uji ahli media pada modul menunjukkan persentase penilaian sebesar 79% dengan kriteria kuat, uji ahli materi pada modul menunjukkan persentase penilaian sebesar 97% dengan kriteria sangat kuat, uji ahli tafsir Al-qur’an menunjukan persentase penilaian sebesar 88% dengan kriteria sangat kuat, uji guru mata pelajaran menunjukkan persentase penilaian sebesar 80% dengan kriteria kuat, dan penilaian peserta didik sebesar 75,3% dengan kriteria kuat. Berdasarkan data hasil uji ahli dan uji Peserta Didik menunjukkan bahwa modul yang telah dikembangkan sangat layak untuk digunakan dan siap untuk dijadikan sebagai salah satu sumber belajar biologi yang dapat membentu kegiatan peserta didik dalam proses pembelajaran.
Kata Kunci: integrasi, modul, nht, nilai keislaman
Abstract
The purpose of research and product development of the digestive system material module in the integration of Islamic values through the NHT learning model is tested feasibility through expert test. Procedure of research of device development model by Sugiyono, Consisting of 8 stages namely potential and problem, data collection, product design, design validation, design revision, product trial, product revision, and mass product, but in this research and development, Only to the stage of development. Assessment done is media feasibility and feasibility of module materials by experts, subject teachers and module readability level by Students. The result of media expert test in the module shows the percentage of assessment by 79% with strong criterion, the material expert test in the module shows the percentage of assessment of 97% with very strong criteria, the Al-Qur'an commentator test shows the percentage of assessment of 88% with very strong criteria , The subjects teacher test shows the percentage of assessment of 80% with strong criteria, and the students' assessment of 75.3% with strong criteria. Based on the data of expert test results and the test of the learner shows that the module that has been developed is feasible to be used and ready to serve as one of biology learning source which can make the learners activity in learning process.
1. PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan kepribadian, mengembangkan potensi yang dimiliki dan keberhasilan dalam upaya meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Pendidikan dapat mengembangkan pengetahuan dan meningkatkan mutu kehidupan serta martabat manusia seperti yang diharapkan. Proses pembelajaran pastinya ada peran seorang guru yaitu untuk mendidik, mengajar dan menjadi fasilitator dalam pembelajaran, yang memberikan pengaruh positif terhadap perkembangan peserta didik baik fisik maupun psikis.
Pendidikan yang ada sekarang lebih menekankan pada ranah kognitif dan kurang memperhatikan sifat afektif, empati, dan rasa. Mata pelajaran yang berkaitan dengan nilai-nilai keislaman yaitu sains (Biologi) yang mempelajari segala hal yang berhubungan dengan makhluk hidup dan kehidupan. Proses pembelajaran di kelas menuntut perubahan yang tidak hanya berpusat kepada guru, dalam hal ini pembelajaran menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads
Together. Biologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempunyai kemampuan untuk
berfikir logis, sistematis, dan kreatif yang berlandaskan bahwa Al-Qur’an adalah sumber dari segala sumber ilmu pengetahuan. Konsep integrasi Islam dan Sains pada pembelajaran bisa menjadi solusi untuk menanamkan nilai-nilai spiritual pada peserta didik [1]. Agama islam tidak terlepas dari pendidikan moral yang bertujuan untuk peserta didik agar lebih beriman dan bertaqwa. Pendidikan memiliki dua misi yaitu pembinaan daya intelektual dan moral.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan pada tanggal 31 Oktober 2016 di SMA Kesuma Bhakti pada mata pelajaran Biologi dengan materi ajar Sistem Pencernaan, proses pembelajaran biologi di SMA Kesuma Bhakti belum
terintegrasi nilai-nilai keislaman dalam pemahaman pembelajaran biologi,
pembelajaran biologi di SMA Kesuma Bhakti masih menggunakan buku paket atau lembar kerja peserta didik (LKS) cetak. Pembelajaran biologi yang kurang efektif dan variatif ternyata mempengaruhi kurangnya pemahaman peserta didik dalam belajar, jika di tinjau dari proses belajar mengajar, masih menggunakan metode ceramah, latihan dan tanya jawab yang sama secara berulang dengan setiap materi. Buku paket belum menunjukkan adanya kajian keislaman dan model pembelajaran, dengan demikian tidak dapat menambah wawasan keislaman peserta didik dalam belajar biologi, selain itu pembelajaran belum menggunakan modul dalam proses pembelajaran.
Hasil diskusi dengan guru mata pelajaran untuk mengembangkan modul sebagai sumber belajar peserta didik. Pembelajaran adalah merupakan sistem, maka perancangan pembelajaran seharusnya dilakukan secara sistematik (menggunakan pendekatan sistem), dalam rangka merancang pembelajaran inilah, maka pemilihan strategi pembelajaran harus mendapatkan perhatian secara seksama untuk menciptakan pengelolaan proses belajar mengajar yang efektif [2]. Penggunaan modul dalam kegiatan belajar mengajar merupakan salah satu cara untuk menciptakan pembelajaran yang mengutamakan keaktifan peserta didik [3]. Pembelajaran menggunakan modul, peserta didik diberi kesempatan belajar menurut cara masing-masing untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi. Salah satu tujuan penyusunan modul adalah menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan mempertimbangkan kebutuhan peserta didik. Modul merupakan suatu unit yang lengkap dan dapat berdiri sendiri atas suatu rangkaian kegiatan belajar-mengajar yang disusun untuk membantu peserta didik dalam mencapai sebuah tujuan yang dicapai serta dirumuskan secara khusus dan jelas [4]. Model pembelajaran kooperatif tipe NHT adalah suatu model pembelajaran yang dilandasi oleh teori belajar konstruktivis [5]. Model pembelajaran NHT ini merupakan suatu sistem kerja atau belajar kelompok yang terstruktur, yakni saling ketergantungan positif, tanggung jawab
peserta didik menghabiskan sebagian besar waktunya di kelas dengan bekerjasama antara 4-5 orang dalam satu kelompok.
Tujuan pengembangan ini yaitu untuk menghasilkan modul materi sistem pencernaan dalam pengintegrasian nilai keislaman melalui model pembelajaran kooperatif tipe NHT, yang layak digunakan sebagai sumber belajar biologi.
2. METODE
Jenis penelitian ini adalah Penelitian dan Pengembangan (Research and
development), dimana pada penelitian ini menggunakan model pengembangan yang
dikemukakan oleh Sugiyono [6]. Model pengembangan ini yaitu potensi dan masalah, pengumpulan data, desain produk, validasi desain, revisi desain, uji coba produk, revisi produk dan produk masal. Penelitian ini mengembangkan bahan ajar yang sudah ada menjadi modul dalam pengintegrasian nilai keislaman melalui model pembelajaran NHT.
Penelitian ini melalui tahapan dan perancangan dimulai dari potensi dan masalah, pengumpelan data hingga tahap desain produk terbentuknya modul dalam pengintegrasian nilai keislaman melalui model pembelajaran NHT. Setelah modul yang dirancang sudah siap maka dilanjutkan ke validasi. Sebelum diuji cobakan di kelas, maka modul akan divalidasi oleh tim ahli.
Validasi oleh tim ahli ini dilakukan pada 6 uji yaitu uji ahli media, uji ahli materi, uji ahli tafsir ayat al-qur’an dan uji guru mata pelajaran biologi. Tim ahli
terdiri dari 1 guru dan 5 dosen. Validasi oleh dosen dilaksanakan pada tanggal 22 dan 23 Mei 2017. Validasi oleh guru Biologi dilakukan pada 30 Mei 2017. Setelah validasi ahli selesai, maka modul pun sudah siap untuk diuji cobakan di kelas. Uji coba produk dilakukan pada hari Sabtu tanggal 3 Juni 2017. Menghitung persentase dari tiap-tiap jawaban dari hasil angket percobaan dengan rumus sebagai berikut [7]:
Keterangan: AP = Angka Presentase yang dicari = Skor rata-rata (mean) setiap variabel
Sit = Skor ideal setiap variabel
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Setelah melalui beberapa tahapan pengujian ahli, dan didapatkan datanya, maka data tersebut dapat dianalisis. Berdasarkan hasil analisis data modul tersebut, pengujian yang dilakukan oleh ahli sumber belajar yang menilai kelayakan tampilan desain modul yang telah dikembangkan menunjukkan persentase penilaian sebesar 79%, Pengujian yang dilakukan oleh ahli materi yang menilai kelayakan materi dalam modul yang telah dikembangkan menunjukkan persentase penilaian sebesar 97%, Pengujian yang dilakukan oleh materi yang menilai kelayakan tafsir ayat al-qur’an dalam modul yang telah dikembangkan menunjukan persentase penilaian sebesar 88%, Penilaian guru mata pelajaran biologi menunjukkan hasil 80% dan Penilaian oleh Peserta Didik sebesar 75,3%. Hasil uji oleh ahli dan peserta didik tersebut masuk dalam kriteria “Sangat kuat” dan “kuat”. Kriteria tersebut menandakan bahwa modul yang telah dikembangkan dapat digunakan dalam proses pembelajaran.
Gambar 1. Hasil Analisis Pengujian modul
Berdasarkan hasil analisis data pengembangan modul materi sistem pencernaan dalam pengintegrasian nilai keislaman melalui model pembelajaran NHT yang
dikembangkan melalui tahap validasi oleh ahli desain, ahli materi, ahli tafsir ayat Al-Qur’an dan ahli guru mata pelajaran serta pengujian oleh peserta didik.
Pengembangan modul perlu dilakukan revisi karena adanya masukan dan saran yang disampaikan oleh para ahli dan peserta didik. Saran yang diberikan ini merupakan perbaikan yang bertujuan untuk memperbaiki Modul agar lebih baik lagi. Saran dari ahli dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Saran dari Ahli
No. Saran/Masukan secara Umum
1. Ahli media
pembelajaran a. Halaman cover, tulisan judul dan gambar diperjelas.
b. Indikator materi pada halaman 1 diperbaiki warnanya
c. Ukuran gambar diperbesar
2. Ahli materi a. Praktikum belum sesuai antara bahan dan tujuan praktik
b. Sumber gambar diperbaiki 3. Ahli tafsir ayat
Al-Qur’an Perlunya penambahan Integrasi nilai ke-Islaman
Revisi produk yang dilakukan sesuai dengan saran dari para ahli ini nantinya diharapkan mampu menjadikan produk yang telah dikembangkan menjadi lebih efektif, efisien, menarik dan dapat diterima dengan baik oleh peserta didik sebagai sumber belajar dalam proses pembelajaran. Revisi materi perlu dilakukan agar modul yang dikembangkan dapat lebih efektif, dan efisien dalam penggunaannya. Materi yang ada didalam modul berkaitan dengan nilai keislaman melalui model pembelajaran NHT. Modul yang baik memenuhi unsur-unsur yaitu: “judul, petunjuk belajar peserta didik atau pendidik”, kompotensi yang dicapai, informasi pendukung, latihan-latihan, petunjuk kerja atau lembar kerja (LKS), dan evaluasi [8]. Fungsi gambar melengkapi bahasa lisan dan tulisan dalam kaitan menjelaskan keberadaan suatu obyek [9]. Gambar memiliki kemampuan memaparkan lebih rinci dan membatasi interpretasi. Pentingnya penembahan nilai islam pada pembelajaran dapat dilihat melalui aspek nilai-nilai ajaran Islam pada intinya dibedakan menjadi tiga jenis yaitu nilai-nilai aqidah, nilai-nilai ibadah, dan nilai-nilai akhlak [10]. Materi adalah komponen penting dalam
79%
97%
88% 80%
kesesuaiannya dengan SK, KD, dan indikator yang dibuat. Materi dalam modul harus selalu diperbarui dengan kemajuan dunia pendidikan yang sudah modern, sehingga modul yang telah dikembangkan dapat dijadikan sumber belajar yang layak dan baik.
4. SIMPULAN DAN SARAN
Setelah proses kegiatan pembelajaran berlangsung dengan menggunakan modul yang dikembangkan. Produk hasil pengembangan ini memiliki kelebihan dan keterbatasan yaitu:
1. Kelebihan Produk Hasil Pengembangan
a. Modul yang dikembangkan membuat peserta didik mampu untuk meningkatkan pemahaman tentang materi yang yang terbukti di dalam Al-Qur'an dan Hadist sehingga peserta didik lebih yakin akan kekuasaan Allah SWT yang dapat menciptakan alam semesta beserta isinya.
b. Modul disusun secara runtut yang terdiri dari judul, petunjuk penggunaan, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, peta konsep, ringkasan materi, lembar kerja siswa dan soal-soal latihan.
c. Hal yang membedakan Modul yang dikembangkan dengan bahan ajar lain terletak pada langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe NHT yang meliputi pembentukan kelompok 4-5 peserta didik, diskusi bersama, membuat kesimpulan dan mempresentasikan hasil jawaban.
2. Kelemahan Produk Hasil Pengembangan
Modul yang dikembangkan oleh peneliti hanya hanya terbatas kepada teks, materi, dan lembar evaluasi, dan pengintegrasian nilai ke-Islaman tidak dapt dilakukan oleh semua materi pada sistem pencernaan. Modul yang dikembangkan masih sampai tahap ketiga yaitu uji coba produk, belum sampai pada tahap produk masal (penyebaran). Hal ini karena adanya keterbatasan waktu dan biaya sehingga modul yang dikembangkan belum dapat digunakan oleh seluruh peserta didik.
Berdasarkan hasil pembahasan mengenai pengembangan modul dapat disimpulkan bahwa modul layak dijadikan sebagai sumber belajar Biologi dan dapat meningkatkan pemahaman peserta didik. Peneliti menyarankan kepada guru maupun mahasiswa untuk dapat memanfaatkan modul yang telah ada dengan sebaik-baiknya pada proses belajar mengajar. Adapun kelemahan dalam modul ini nantinya bisa
diperbaiki pada penelitian selanjutnya. Peneliti menyarankan ketika ingin
mengembangkan suatu produk agar memperhatikan kembali tahapan yang harus dilakukan dalam penelitian pengembangan.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Winarti. 2015. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Fisika Bermuatan Integrasi Islam-Sains untuk Menanamkan Nilai-nilai Spiritual Siswa Madrasah Aliyah. Jurnal Ikippgrimadiun. 1(2): 54 – 60.
[2] Muldayanti, N.D. 2013. Pembelajaran Biologi Model STAD dan TGT Ditinjau dari Keingintahuan dan Minat Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia. 2(1): 12–17.
[3] Ditasari, R., P. Endah., Kusmuni. 2013. Pengembangan Modul Pembelajaran IPA Terpadu Berpendekatan Keterampilan Proses Pada Tema Dampak Limbah Rumah Tangga terhadap Lingkungan Untuk SMP Kelas VIII. Jurnal Unnes
[4] Sugiharto, B., P.H. Wibowo., dan I.Meti. 2013. Pengaruh Penggunaan Modul Hasil Penelitian Bentos Pada Pokok Bahasan Pencemaran Lingkungan terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Mojolaban Tahun Pelajaran 2011/2012. Jurnal Pendidikan Biologi. 5(1): 70 – 80.
[5] Prihatin, J., D.D. Herawati., dan D. Wahyuni. 2014. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Head Together) dengan Media Komik Pada Materi Pengelolaan Lingkungan Guna Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar. Jurnal Pancaran. 3(3): 73 – 82.
[6] Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
[7] Riduwan dan Akdon. 2010. Rumus Dan Data Dalam Analisis Statistika. Bandung: Alfabeta
[8] Prastowo, A. 2012. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Jogjakarta: Diva Press.
[9] Istanto, F.H. 2000. Gambar sebagai Alat Komunikasi Visual. Nirmana. 2(1): 23- 35. [10] Hakim, L. 2012. Internalisasi Nilai-Nilai Agama Islam dalam Pembentukan Sikap
dan Perilaku Siswa Sekolah Dasar Islam Terpadu Al-Muttaqin Kota Tasikmalaya.