• Tidak ada hasil yang ditemukan

FORMULASI PAKAN SAPI POTONG BERBASIS SOFTWARE UNTUK MENDUKUNG PROGRAM SWASEMBADA DAGING SAPI DAN KERBAU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FORMULASI PAKAN SAPI POTONG BERBASIS SOFTWARE UNTUK MENDUKUNG PROGRAM SWASEMBADA DAGING SAPI DAN KERBAU"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

FORMULASI PAKAN SAPI POTONG BERBASIS SOFTWARE

UNTUK MENDUKUNG PROGRAM SWASEMBADA DAGING

SAPI DAN KERBAU

(Beef Cattle Feed Formulation Based on Software in

Supporting Beef Cattle Self Sufficiency Program)

Agung Prabowo, Susanti AE

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sumatera Selatan Jl. Kol. H. Barlian Km 6 No. 83 Palembang, Sumatera Selatan

[email protected]

ABSTRACT

Feed is a major factor in intensive beef cattle business. Approximately 70% of the production cost is for feed, so inexpensive balanced feed is needed. To simplify and accelerate the inexpensive balanced feed formulations, a software application is needed. This paper aims was to introduce a balanced feed formulations based software. This software aplication consists of three main parts, namely the database, data processing and results. Simulations was conducted on beef cattle feed with a body weight (BW) 300 kg. Three types of feed were used in this simulation, namely: P1 (balanced feed, consist of rice straw, rice bran, gliricidia leaves and CaCO3), P2 [elephant grass 30 kg (10% of BW)] and P3 [elephant grass 30 kg (10% of BW) and rice

bran 3 kg (1% of BW)]. These simulations were replicated five times. As replications were average daily gain (ADG) 0 kg, 0,25 kg, 0,50 kg, 0,75 kg and 1 kg. The simulation results with the feed formulation software application showed significant difference between P1 and P2 feed with P3 for the difference in dry matter (DM) with a minimum requirement. Meanwhile, for the difference in metabolic energy (ME), total digestible

nutriens (TDN), crude protein (PK) and phosphorus (P) with the minimum requirements between three feed

showed significant difference. Overall P1 feed was better than P2 and P3 feed. Implementation of balanced feed formulation can be used to support PSDSK.

Key Words: Formulation, Balanced Feed, Software

ABSTRAK

Pakan merupakan faktor utama dalam usaha sapi potong secara intensif. Kurang lebih 70% dari biaya produksi adalah untuk pakan sehingga pakan seimbang yang murah sangat dibutuhkan. Untuk mempermudah dan mempercepat formulasi pakan seimbang yang murah diperlukan suatu aplikasi software. Tulisan ini bertujuan untuk memperkenalkan formulasi pakan seimbang berbasis software. Aplikasi sofware ini terdiri dari tiga bagian utama, yaitu database, pengolah data dan hasil. Simulasi dilakukan terhadap pakan sapi potong dengan bobot badan (BB) 300 kg. Tiga jenis pakan digunakan dalam simulasi ini, yaitu: P1 [pakan seimbang, terdiri dari jerami padi, dedak padi, daun glirisidia dan CaCO3], P2 [rumput gajah 30 kg (10% dari

BB)] dan P3 [rumput gajah 30 kg (10% dari BB) dan dedak padi 3 kg (1% dari BB)]. Simulasi diulang sebanyak lima kali. Sebagai ulangan adalah pertambahan bobot badan harian (PBBH) 0,0; 0,25; 0,50; 0,75; dan 1,0 kg. Hasil simulasi formulasi pakan dengan aplikasi software ini menunjukkan berbeda nyata antara pakan P1 dan P2 dengan P3 untuk rerata selisih bahan kering (BK) dengan kebutuhan minimal. Sementara itu, untuk rerata selisih metabolisme energy (ME), total digestible nutriens (TDN), protein kasar (PK) dan fosfor (P) dengan kebutuhan minimal antara ketiga pakan berbeda nyata. Secara keseluruhan pakan P1 lebih baik dibandingkan dengan pakan P2 dan P3. Implementasi formulasi pakan seimbang ini dapat digunakan sebagai penunjang PSDSK.

Kata Kunci: Formulasi, Pakan Seimbang, Software PENDAHULUAN

Pakan merupakan campuran dari dua atau lebih bahan pakan. Pakan sapi pada umumnya

terdiri dari pakan hijauan dan konsentrat. Pakan hijauan dapat berupa rumput dan legum, sedangkan pakan konsentrat merupakan campuran dari dedak, biji-bijian, bungkil dan

(2)

tepung ikan. Dalam usaha peternakan sapi potong, pakan merupakan aspek yang penting karena 70% dari total biaya untuk pakan (Hartanto 2008).

Pakan yang baik adalah pakan seimbang, yaitu pakan yang cukup mengandung zat gizi untuk memenuhi kebutuhan ternak sesuai dengan tujuan pemeliharaan (Chuzaemi 2002). Menurut Tillman et al. (1991), zat-zat pakan dalam pakan hendaknya tersedia dalam jumlah yang cukup dan seimbang sebab keseimbangan zat–zat pakan dalam pakan sangat berpengaruh terhadap daya cerna. Pakan seimbang diharapkan dapat mengoptimalkan produktivitas ternak. Dalam formulasi pakan, zat gizi pakan yang terutama perlu diperhatikan, yaitu bahan kering (BK),

metabolisme energy (ME), total digestible nutriens (TDN), protein kasar (PK), kalsium

(Ca) dan fosfor (P). Bahan kering berfungsi sebagai pengisi lambung dan perangsang dinding saluran pencernaan untuk menggiatkan pembentukan enzim (Lubis 1992). Protein berfungsi sebagai zat pembangun dan pengganti sel yang rusak (Tillman et al. 1991). Sementara itu TDN merupakan jumlah seluruh zat-zat makanan (protein, serat kasar, lemak dan BETN) yang dapat dicerna (Siregar 1994). Hartanto (2008) menyatakan bahwa konsumsi BK, PK dan TDN untuk sapi peranakan Simmental adalah 2,571 – 2,665%, 0,251 – 0,259% dan 1,540-1,592% dari bobot badan. Sementara itu, Tillman et al. (1991) menyatakan bahwa sapi potong mampu mengkonsumsi ransum berupa bahan kering sebanyak 3-4% dari bobot badannya. Kemampuan ternak untuk mengkonsumsi BK berhubungan erat dengan kapasitas fisik lambung dan saluran pencernaan secara keseluruhan (Parakkasi 1999).

Untuk melakukan formulasi pakan seimbang yang murah diperlukan: tabel kebutuhan zat gizi, tabel komposisi/kandungan zat gizi bahan pakan dan tabel harga bahan pakan. Menurut Soetanto (2002), sebelum melakukan formulasi pakan, ada beberapa hal yang perlu diketahui terlebih dahulu, yaitu: taksiran bobot badan ternak, fase fisiologis ternak, ketersediaan bahan pakan, jumlah pakan yang akan disusun, biaya pakan yang dapat ditoleransi, jarak distribusi pakan dan lama simpan sebelum didistribusikan. Agar

formulasi pakan berjalan dengan mudah dan cepat, maka diperlukan suatu aplikasi software formulasi pakan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini akan diperkenalkan suatu aplikasi software formulasi pakan dengan menggunakan software microsoft excel.

Aplikasi ini dirancang untuk mempermudah formulasi pakan sehingga formulasi pakan dapat dijalankan oleh semua orang yang dapat mengoperasikan microsoft excel dengan kata lain semua orang yang dapat menjalankan

microsoft excel dapat melakukan formulasi

pakan seimbang yang murah dengan mudah dan cepat. Untuk mempermudah proses formulasi pakan, aplikasi ini dilengkapi dengan petunjuk, grafik perbandingan kebutuhan zat gizi dan grafik perbandingan harga dalam satu tayangan. Aplikasi ini diharapkan dapat memberikan kenyamanan bagi pengguna dalam proses formulasi pakan dan dapat disebarluaskan kepada petugas lapang, peternak dan stakeholder yang lainnya sehingga dapat digunakan untuk mendukung Program Swasembada Daging Sapi dan Kerbau (PSDSK).

MATERI DAN METODE Formulasi pakan

Diagram alur proses formulasi pakan disajikan dalam Gambar 1. Dalam formulasi ini tersedia tabel komposisi bahan pakan, tabel kebutuhan zat gizi pakan dan tabel harga bahan pakan. Jenis dan kandungan zat gizi serta harga bahan pakan dapat disesuaikan.

Formulasi pakan yang digunakan adalah formulasi pakan seimbang. Formulasi ini disusun berdasarkan kebutuhan zat gizi pakan, bobot badan (BB) dan pertambahan bobot badan harian (PBBH) ternak. Ada enam zat gizi yang digunakan sebagai dasar formulasi pakan, yaitu: bahan kering (BK), metabolisme

energy (ME), total digestible nutriens (TDN),

protein kasar (PK), kalsium (Ca) dan fosfor (P). Pakan yang diformulasikan harus memenuhi kebutuhan minimal zat gizi tersebut di atas dan nilainya tidak jauh di atas kebutuhan minimal, sehingga sisa zat gizi (yang tidak termanfaatkan oleh ternak) yang keluar dalam bentuk feses dapat minimal.

(3)

Gambar 1. Diagram alur formulasi pakan sapi potong

Simulasi formulasi pakan

Simulasi formulasi pakan dilakukan terhadap pakan sapi potong dengan bobot badan (BB) 300 kg. Tiga jenis pakan digunakan dalam simulasi ini, yaitu: P1 (pakan seimbang, terdiri dari jerami padi, dedak padi, daun gliricidia dan CaCO3), P2 (rumput gajah

30 kg (10% dari BB)] dan P3 [rumput gajah 30 kg (10% dari BB) dan dedak padi 3 kg (1% dari BB)]. Simulasi diulang sebanyak lima kali. Sebagai ulangan adalah pertambahan bobot badan harian (PBBH) 0 kg, 0,25; 0,50; 0,75 dan 1 kg. Simulasi dilakukan dengan menggunakan Aplikasi Software Penyusun Pakan Sapi Potong I (Prabowo 2012).

Jenis dan kandungan zat gizi bahan pakan yang digunakan untuk simulasi formulasi pakan disajikan dalam Tabel 1.

Analisis data

Data hasil simulasi formulasi pakan dianalisis dengan analisis sidik ragam dengan menggunakan rancangan acak lengkap pola searah (Gaspersz 1991) dan dilanjutkan dengan uji beda nyata dengan taraf nyata 5% (Gomez dan Gomez 1984).

HASIL DAN PEMBAHASAN Kandungan zat gizi pakan

Hasil simulasi formulasi pakan untuk sapi potong dengan bobot badan (BB) 300 kg disajikan dalam Tabel 2. Rerata selisih bahan kering (BK) pakan P1, P2 dan P3 dengan

Tabel 1. Jenis dan kandungan zat gizi bahan pakan yang digunakan untuk simulasi formulasi pakan

Bahan pakan BK (%) ME TDN PK Ca P (%) (Mcal/kg) (%) (%) (%) (%) Rumput gajah 21,0 1,80 50,00 8,30 0,59 0,29 Daun gliricidia (segar) 27,0 2,45 65,00 19,10 0,67 0,19 Jerami padi (kering) 86,0 1,27 39,00 3,70 0,00 0,00 Dedak padi 86,0 2,73 70,00 12,50 0,06 1,55 CaCO3 90,0 0,00 0,00 0,00 36,00 0,00

Database

Harga Maksimum Tabel Komposisi

Tabel Kebutuhan Tabel Harga

Pengolah Data

BB dan PBBH Grafik Maks - Min Grafik Harga

Petunjuk Hasil

(4)

Tabel 2. Rerata selisih zat gizi pakan terhadap kebutuhan minimal zat gizi pakan untuk sapi potong dengan BB 300 kg Parameter P1 (PS) P2 (10% H) P3 (10% H + 1% K) BK (kg) 0,84a -0,28a 2,32b ME (Mcal/kg) 2,24a 40,84b 49,04c TDN (kg) 0,74a 11,32b 13,42c PK (g) 16,32a 1.845,2b 2.220,2c Ca (g) 4,28a 158,0b 159,8b P (g) 6,32a 72,2b 118,7c Superskrip berbeda pada baris yang sama menunjukkan beda nyata (P<0,05)

P1 = Pakan seimbang, terdiri dari jerami padi, dedak padi, daun gliricidia dan CaCO3

P2 = Rumput gajah 30 kg (10% dari BB)

P3 = Rumput gajah 30 kg (10% dari BB) dan dedak padi 3 kg (1% dari BB)].

kebutuhan minimal zat gizi pakan untuk sapi potong dengan BB 300 kg menunjukkan beda nyata antara pakan P1 dan P2 dengan P3. Rata-rata selisih BK pakan P1 dan P2 lebih rendah dibandingkan dengan pakan P3, sedangkan pakan P2 lebih rendah dibandingkan dengan pakan P1, namun selisih BK pakan P2 bernilai negatif. Nilai negatif ini menunjukkan bahwa BK pakan P2 masih di bawah kebutuhan minimal.

Rerata selisih metabolisme energy (ME),

total digestible nutriens (TDN), protein kasar

(PK) dan fosfor (P) pakan P1, P2 dan P3 dengan kebutuhan minimal zat gizi pakan untuk sapi potong dengan BB 300 kg menunjukkan beda nyata antara pakan P1, P2 dan P3. Rerata selisih ME, TDN, PK, dan P pakan P1 lebih rendah dibandingkan dengan P2 dan P3, sedangkan P2 lebih rendah dibandingkan dengan P3 (Tabel 2). Sementara itu, rerata selisih kalsium (Ca) pakan P1, P2 dan P3 menunjukkan beda nyata antara pakan P1 dengan P2 dan P3. Rerata selisih Ca pakan P1 lebih rendah dibandingkan dengan P2 dan P3. Dengan demikian secara keseluruhan kandungan zat gizi pakan P1 lebih baik dibandingkan dengan P2 dan P3.

Kecukupan zat gizi pakan

Kecukupan zat gizi pakan P1 disajikan dalam Gambar 2. Berdasarkan hasil simulasi formulasi pakan untuk sapi potong dengan BB 300 kg dan PBBH 0,25 kg, kandungan zat gizi pakan P1 berada di atas kebutuhan minimal dan di bawah kebutuhan maksimal. Dengan

demikian, formulasi pakan P1 telah memenuhi pakan seimbang. Formulasi pakan seimbang akan mudah dilakukan jika bahan pakan yang digunakan lebih banyak karena setiap bahan pakan mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing, ada yang sebagai sumber BK, ME, TDN, PK, Ca atau P sehingga antara bahan pakan yang satu dengan yang lain saling melengkapi.

Sementara itu, dalam formulasi pakan seimbang yang murah, sebaiknya dipilih terlebih dahulu bahan pakan yang paling murah, mudah didapat serta tersedia sepanjang waktu, kemudian dipilih bahan pakan yang dapat mencukupi zat gizi bahan pakan sebelumnya sehingga dapat memenuhi kebutuhan minimal zat gizi pakan untuk sapi potong dengan BB dan PBBH tertentu. Demikian seterusnya sehingga diperoleh pakan seimbang yang murah.

Kecukupan zat gizi pakan P2 disajikan dalam Gambar 3. Berdasarkan simulasi pakan, kandungan ME, TDN, PK, Ca dan P pakan P2 di atas kandungan maksimal zat gizi pakan untuk sapi potong dengan BB 300 kg dan PBBH 0,25 kg, sedangkan BK di bawah kebutuhan minimal (Gambar 3). Dengan demikian pakan P2 tidak memenuhi pakan seimbang. Kondisi ini disebabkan pakan P2 hanya berupa rumput gajah saja sehingga tidak memungkinkan untuk formulasi pakan seimbang. Tidak seperti pakan P1, yang terdiri dari beberapa bahan pakan sehingga pakan P1 dengan mudah untuk diformulasi menjadi pakan seimbang. Gambar 3 menunjukkan bahwa kandungan zat gizi ME, TDN, PK, Ca dan P berada di atas kebutuhan maksimal.

(5)

Gambar 2. Perbandingan zat gizi pakan P1 (PS) dengan kebutuhan minimal zat gizi pakan untuk sapi potong

dengan BB 300 kg dan PBBH 0,25 kg

Gambar 3. Perbandingan zat gizi pakan P2 (10% H) dengan kebutuhan minimal zat gizi pakan untuk sapi

potong dengan BB 300 kg dan PBBH 0,25 kg

Untuk membuat pakan P2 ini seimbang, maka jumlah pakan P2 perlu diturunkan sehingga kandungan zat gizi ME, TDN, PK, Ca dan P berada di bawah kebutuhan maksimal, namun masih di atas kebutuhan minimal. Dengan dikuranginya jumlah rumput gajah, tentunya jumlah BK akan turun di bawah kebutuhan minimal. Untuk menaikkan BK pakan, maka perlu ditambahkan bahan pakan yang lain yang mempunyai kandungan BK tinggi, namun kandungan zat gizi ME, TDN, PK, Ca dan P rendah. Demikian seterusnya sehingga pakan

P2 dapat mempunyai kandungan zat gizi yang seimbang sesuai dengan kebutuhan ternak.

Kecukupan zat gizi pakan P3 disajikan dalam Gambar 4. Kandungan zat gizi pakan P3 berada di atas kandungan maksimal zat gizi pakan.sapi potong dengan BB 300 kg dan PBBH 0,25 kg. Hasil ini menunjukkan bahwa pakan P3 tidak memenuhi pakan seimbang. Kondisi ini akan mengurangi daya cerna pakan. Menurut Tillman et al. (1991), zat-zat pakan dalam pakan hendaknya tersedia dalam jumlah yang cukup dan seimbang sebab

0,0 2,0 4,0 6,0 8,0 10,0 12,0 14,0 BK ME TDN PK Ca P

Zat gizi pakan

10% H K. Min K. Maks 0,0 0,2 0,4 0,6 0,8 1,0 1,2 1,4 BK ME TDN PK Ca P Zat gizi pakan

PS K. Min K. Maks

(6)

Gambar 4. Perbandingan zat gizi pakan P3 (10% H + 1% K) dengan kebutuhan minimal zat gizi pakan

untuk sapi potong dengan BB 300 kg dan PBBH 0,25 kg

keseimbangan zat-zat pakan dalam pakan sangat berpengaruh terhadap daya cerna. Supaya pakan P3 ini dapat menjadi pakan seimbang, seperti pakan P1, maka jumlah rumput gajah dan dedak padi harus dikurangi sehingga kandungan zat gizi pakan ME, TDN, PK, Ca dan P di bawah kebutuhan maksimal dan di atas kebutuhan minimal (Gambar 4). Pakan P3 ini sebenarnya pakan P2 ditambah dengan dedak padi. Penambahan dedak padi ini meningkatkan kandungan P pakan sehingga keseimbangan kandungan zat gizi pakan P3 menjadi lebih baik dibandingkan dengan pakan P2, namun jumlah bahan pakan perlu dikurangi sehingga kandungan zat gizi pakan berada di bawah kebutuhan maksimal dan di atas kebutuhan minimal.

Formulasi pakan seimbang yang murah dengan menggunakan aplikasi software akan mudah dilakukan dengan cepat. Dengan demikian aplikasi software formulasi pakan ini akan sangat bermanfaat bagi petugas lapang, peternak dan stakeholder lainnya dalam proses penggemukan sapi potong sehingga aplikasi ini dapat digunakan untuk mendukung Program Swasembada Daging Sapi dan Kerbau (PSDSK).

KESIMPULAN

Formulasi pakan sapi potong berbasis

software dapat digunakan untuk formulasi

pakan seimbang dengan mudah dan cepat, sehingga formulasi pakan berbasis software ini dapat digunakan untuk mendukung Program Swasembada Daging Sapi dan Kerbau (PSDSK).

DAFTAR PUSTAKA

Chuzaemi S. 2002. Arah dan sasaran penelitian nutrien sapi potong di Indonesia. Workshop Sapi Potong. Lolit Sapi Potong.

Gaspersz V. 1991. Teknik analisis dalam penelitian Percobaan. Tarsito, Bandung.

Gomez KA, Gomez AA. 1984. Statistical procedures for agricultural research. 2nd ed. A Wiley Interscience Publication. John Wiley and Sons Inc. New York.

Hartanto. 2008. Estimasi konsumsi ahan kering, protein kasar, total digestible nutriens dan sisa pakan pada sapi Peranakan Simmental. Agromedia. 26(2):34-43.

Lubis DA. 1992. Ilmu makanan ternak umum. Jakarta (Indones): PT Pembangunan.

0,0 2,0 4,0 6,0 8,0 10,0 12,0 14,0 BK ME TDN PK Ca P Zat gizi pakan

10% H+1% K K. Min K. Maks

(7)

Parakkasi A. 1999. Ilmu nutrisi dan makanan ternak ruminansia. Jakarta (Indones): Penerbit Universitas Indonesia.

Prabowo A. 2012. Membuat aplikasi software penyusun pakan sapi potong I. BPTP Sumatera Selatan.

Siregar SB. 1994. Ransum Ternak Ruminansia. Penebar Swadaya, Jakarta.

Soetanto H. 2002. Kebutuhan Gizi Ternak Ruminansia Menurut Stadia Fisiologisnya. Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternak, Universitas Brawijaya, Malang.

Tillman AD, Reksohadiprodjo S, Prawirokusumo, S, Hartadi H, Lebdosoekojo S. 1991. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Umiyasih U, Anggraeny YN. 2007. Ransum Seimbang, Strategi Pakan pada Sapi Potong. Petunjuk Teknis. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

Gambar

Gambar 1. Diagram alur formulasi pakan sapi potong
Gambar 3.  Perbandingan  zat  gizi  pakan  P2 (10%  H)  dengan  kebutuhan  minimal  zat  gizi  pakan  untuk  sapi  potong dengan BB 300 kg dan PBBH 0,25 kg
Gambar 4.  Perbandingan  zat  gizi  pakan  P3  (10%  H  +  1%  K)  dengan  kebutuhan  minimal  zat  gizi  pakan  untuk sapi potong dengan BB 300 kg dan PBBH 0,25 kg

Referensi

Dokumen terkait