• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR ISI. BAB III METODE PENELITIAN Langkah-Langkah Penelitian Identifikasi Masalah Tinjaun Pustaka...

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DAFTAR ISI. BAB III METODE PENELITIAN Langkah-Langkah Penelitian Identifikasi Masalah Tinjaun Pustaka..."

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

COVER ... i

Lembar Pengesahan ... ii

Surat Pernyataan ... ii

Abstrak ... iii

Ucapan Terima Kasih ... iv

Daftar Isi ... v

Daftar Tabel ... vii

Daftar Gambar ... ix Daftar Istilah ... x BAB I PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Rumusan Masalah ... 2 1.3 Tujuan Penelitian ... 2 1.4 Manfaat Penelitian ... 2 1.5 Batasan Masalah. ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1 Landasan Teori ... 4

2.1.1 Pengertian Halte ... 4

2.1.2 Penentuan Lokasi Halte ... 5

2.1.3 Kriteria Fasilitas Halte ... 8

2.1.4 Angkutan Umum Bus Kota Metropolitan ... 8

2.1.5 Pengertian Efektivitas ... 10

2.1.6 Fungsi Jaringan Jalan ... 11

2.2 Angkutan Umum Bus Kota Metropolitan Sarbagita ... 16

2.3 Efektivitas Halte Angkutan Umum Bus Kota Metropolitan .... 21

BAB III METODE PENELITIAN ... 23

3.1 Langkah-Langkah Penelitian ... 23

3.2 Identifikasi Masalah ... 24

3.3. Tinjaun Pustaka ... 24

3.4 Penetapan Tujuan Penelitian ... 24

3.5. Pengumpulan Data ... 25

3.6. Analisis Data ... 25

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 32

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian... 32

4.2 Pembahasan ... 36

(2)

4.2.2 Penempatan Lokasi Halte ... 46

4.2.3 Penempatan Halte Di Jalan Raya ... 67

4.3 Penyebaran Halte ... 76

4.4 Efektivitas Halte Bus Sarbagita ... 81

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 94

5.1 Simpulan ... 94

5.2 Saran .. ... 96

DAFTAR PUSTAKA ... 98

LAMPIRAN ... ... 100

LAMPIRAN A : Peta Dan Denah Lokasi Studi... 100

LAMPIRAN B : Hasil Analisis Dan Perhitungan... 103

LAMPIRAN C : Pedoman dan Peraturan Teknis Halte... 119

LAMPIRAN D : Rencana Tata Ruang Wilayah ... 146

(3)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penentuan jarak halte ... 7

Tabel 3.1 Skor kondisi halte sarbagita ... 26

Tabel 3.2 Skor jarak pandang penumpang saat menunggu di halte ... 27

Tabel 3.3 Skor kemanan penumpang ... 28

Tabel 3.4 Skor gangguan terhadap lalulintas saat berhenti ... 28

Tabel 3.5 Jarak antar halte... 29

Tabel 3.6 Skor public relation ... 30

Tabel 3.7 Skor penempatan halte di jalan raya ... 31

Tabel 3.8 Skor jarak halte dengan pejalan kaki ... 31

Tabel 4.1 Sebaran halte sarbagita koridor I (Kota-Gwk) ... 32

Tabel 4.2 Sebaran halte sarbagita koridor I (Gwk- Kota) ... 33

Tabel 4.3 Sebaran halte Sarbagita koridor II (Batubulan-Nusa Dua) ... 34

Tabel 4.4 Sebaran halte Sarbagita koridor II (Nusa Dua-Batubulan) ... 35

Tabel 4.5 Kondisi halte bus Sarbagita koridor I (Kota-Gwk) ... 36

Tabel 4.6 Kondisi halte bus Sarbagita koridor I (Gwk-Kota) ... 37

Tabel 4.7 Kondisi halte bus Sarbagita koridor II (Batubulan-Nusa Dua) ... 38

Tabel 4.8 Kondisi halte bus Sarbagita koridor II (Nusa Dua-Batubulan) ... 39

Tabel 4.9 Kelas interval kondisi halte bus Sarbagita koridor I (Kota-Gwk) 40 Tabel 4.10 Klasifikasi kondisi halte bus sarabagita koridor I (Kota-Gwk) .. 41

Tabel 4.11 Kelas interval kondisi halte bus Sarbagita koridor I (Gwk-Kota) 42 Tabel 4.12 Klasifikasi kondisi halte bus sarabagita koridor I (Gwk- Kota) . 42 Tabel 4.13 Kelas interval kondisi halte sarbagita koridor II (Batubulan-Nusa Dua) 43 Tabel 4.14 Klasifikasi kondisi halte sarabagita koridor II (Batubulan-Nusa Dua) 43 Tabel 4.15 Kelas interval kondisi halte sarbagita koridor II (Nusa Dua-Batubulan 44 Tabel 4.16 Klasifikasi kondisi halte sarbagita koridor II (Nusa Dua-Batubulan) .. 45

Tabel 4.17 Pemenuhan kriteria penempatan halte koridor I (Kota-Gwk) ... 46

Tabel 4.18 Kelas interval pemenuhan kriteria penempatan halte ... 47

Tabel 4.19 Klasifikasi pemenuhan kriteria penempatan halte koridor I (Kota-Gwk) 48 Tabel 4.20 Pemenuhan kriteria penempatan halte koridor I (Gwk-Kota)….. 49

Tabel 4.21 Kelas interval pemenuhan kriteria penempatan halte………….. 50

Tabel 4.22 Klasifikasi pemenuhan kriteria penempatan halte koridor I (Gwk-Kota) 50 Tabel 4.23 Klasifikasi penempatan halte koridor II (Batubulan-Nusa Dua)……… 51

Tabel 4.24 Kelas interval pemenuhan kriteria penempatan halte…………... 52

Tabel 4.25 Klasifikasi penempatan halte koridor II (Batubulan-Nusa Dua)…….... 52

Tabel 4.26 Pemenuhan kriteria penempatan halte koridor II (Nusa Dua-Batubulan) 53 Tabel 4.27 Kelas interval pemenuhan kriteria penempatan halte…………... 54

Tabel 4.28 Klasifikasi penempatan halte koridor II (Nusa Dua- Batubulan).. 54

Tabel 4.29 Jarak antar halte………. 58

Tabel 4.30 Kelas interval jarak antar halte ... 58

Tabel 4.31 Jarak antar halte koridor I (Kota-Gwk) ... 59

Tabel 4.32 Klasifikasi dan skor jarak antar halte koridor I (Kota-Gwk) ... 60

Tabel 4.33 Jarak antar halte koridor I (Gwk-Kota) ... 61

(4)

Tabel 4.35 Jarak antar halte koridor II (Batubulan-Nusa Dua) ... 63

Tabel 4.36 Klasifikasi dan skor jarak antar halte koridor II (Batubulan-Nusa Dua) 64 Tabel 4.37 Jarak antar halte koridor II (Nusa Dua-Batubulan) ... 65

Tabel 4.38 Klasifikasi dan skor jarak antar halte koridor II (Nusa Dua-Batubulan) 66 Tabel 4.39 Penempatan halte sarbagita koridor I (Kota-GWK) di jalan raya 68 Tabel 4.40 Kelas interval penempatan halte di jalan raya... 69

Tabel 4.41 Klasifikasi penempatan halte di jalan raya... 69

Tabel 4.42 Penempatan halte sarbagita koridor I (Gwk-Kota) di jalan raya. 70 Tabel 4.43 Kelas interval penempatan halte di jalan raya... 71

Tabel 4.44 Klasifikasi penempatan halte di jalan raya... 71

Tabel 4.45 Penempatan halte koridor II (Batubulan-Nusa Dua) di jalan raya ... 72

Tabel 4.46 Kelas interval penempatan halte di jalan raya... 73

Tabel 4.47 Klasifikasi penempatan halte di jalan raya... 73

Tabel 4.48 Penempatan halte koridor II (Nusa Dua -Batubulan) di jalan raya 74 Tabel 4.49 Kelas interval penempatan halte di jalan raya... 75

Tabel 4.50 Klasifikasi penempatan halte di jalan raya... 75

Tabel 4.51 Penyebaran halte berdasarkan fungsi jalan koridor I (Kota-Gwk) ... 76

Tabel 4.52 Penyebaran halte berdasarkan fungsi jalan koridor I (Gwk- Kota) ... 77

Tabel 4.53 Penyebaran halte berdasarkan fungsi jalan koridor II (Batubulan-Nusa Dua) 78 Tabel 4.54 Penyebaran halte berdasarkan fungsi jalan koridor II (Nusa Dua-Batubulan) 79 Tabel 4.55 Penjumlahan skor penentu efektivitas halte Koridor I (Kota-Gwk) ... 80

Tabel 4.56 Kelas interval penentu efektivitas halte ... 81

Tabel 4.57 Tingkat efektivitas halte Koridor I (Kota-Gwk) ... 81

Tabel 4.58 Penjumlahan skor penentu efektivitas halte Koridor I (Gwk-Kota) ... 83

Tabel 4.59 Kelas interval penentu efektivitas halte ... 84

Tabel 4.60 Tingkat efektivitas halte Koridor I (Gwk-Kota) ... 84

Tabel 4.61 Penjumlahan skor penentu efektivitas halte Koridor II (Batubulan-Nusadua) 86 Tabel 4.62 Kelas interval penentu efektivitas halte ... 87

Tabel 4.63 Tingkat efektivitas halte II (Batubulan-Nusa Dua) ... 88

Tabel 4.64 Penjumlahan skor penentu efektivitas halte Koridor II (Nusadua- Batubulan) 90 Tabel 4.65 Kelas interval penentu efektivitas halte ... 91

(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Ketersediaan halte koridor I dan II bus trans sarbagita ... 18

Gambar 2.2 Rencana pengoperasian trans sarbagita ... 19

Gambar 2.3 Halte tetap ... 20

Gambar 2.4 Halte portable... 20

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian ... 23 Gambar 4.1 Diagram perbandingan tingkat efektivitas halte koridor I (Kota-Gwk) 83 Gambar 4.2 Diagram perbandingan tingkat efektivitas halte koridor I (Gwk- Kota) 86 Gambar 4.3 Diagram perbandingan efektivitas halte koridor II (Batubulan-Nusa dua) 90 Gambar 4.4 Diagram perbandingan efektivitas halte koridor II (Nusa dua- Batubulan) 94

(6)

DAFTAR ISTILAH

BTDC = Bali Tourism Development Corporation

CBD = Central Business District , zona pusat daerah kegiatan atau

pusat bisnis, pusat dari segala kegiatan politik, sosial budaya, ekonomi, teknologi dan komersial di suatu kota.

Ditjen = Direktorat Jendral

Far side = Sesudah persimpangan

GWK = Garuda Wisnu Kencana

Halte = Perhentian kereta api, trem, atau bus (biasanya mempunyai ruang tunggu yang beratap, tetapi lebih kecil daripada stasiun). Headway = Waktu antara dua sarana angkutan untuk melewati suatu

titik/tempat perhentian bus

Kota Metropolitan = Beberapa kota sentral yang saling bertetangga dan daerah sekitarnya. Satu kota besar atau lebih dapat berperan sebagai hub-nya, dan wilayah metropolitan biasanya diberi nama sesuai dengan kota sentral terbesar atau terpenting di dalamnya

LPKM = Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Midblock street = Cukup jauh dari persimpangan

Near side = Sebelum persimpangan

Portable = Dapat dipindahkan, dapat di bawa.

Public relation = Proses komunikasi dua arah yang bertujuan untuk mencapai opini publik sesuai dengan keinginan perusahaan/organisasi. Road map = Cara atau paduan yang digunakan sebagai pentunjuk arah

atau jalan.

Sarbagita = Singkatan dari empat kawasan terpadu di Bali yakni Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan.

(7)

STUDI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN HALTE BUS STUDI KASUS KOTA METROPOLITAN SARBAGITA

KORIDOR I DAN II

Oleh :

Meyske Margareth Kaiba 1204105149

ABSTRAK

Kebutuhan angkutan umum yang tidak diimbangi dengan pelayanan dan kinerja yang baik mengakibatkan masyarakat lebih memilih kendaraan pribadi daripada angkutan umum. Kehadiran angkutan umum, seperti bus Sarbagita yang jauh lebih nyaman dibandingkan angkutan umum lainnya juga belum bisa dijadikan solusi. Melihat perlunya dilakukan evaluasi terhadap kinerja angkutan umum Trans Sarbagita tersebut, maka penelitian ini bermaksud untuk melakukan evalusi terhadap operasional kinerja angkutan umum dengan meninjau efektivitas halte angkutan umum Trans sarabagita koridor I dan II. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penyebaran halte bus kota metropolitan Sarbagita koridor I dan II. Dan untuk menganalisis efektivitas penggunaan halte bus kota metropolitan Sarbagita koridor I dan II.

Penentuan lokasi halte bus Sarbagita dilakukan dengan cara meninjau langsung ke lokasi dan mencatat setiap halte di semua kelas jalan yang ada. Dengan melihat sebaran halte disetiap kelas jalan yang ada di kota Denpasar kita dapat mengetahui perlu atau tidaknya penambahan jumlah halte. Penentuan efektivitas halte bus Sarbagita dilakukan denan cara memberi skor pada setiap faktor yang mempengaruhi, sehingga diperoleh tingkat efektivitas halte bus Sarbagita. Semakin besar nilai parameternya maka halte tersebut semakin efektif. Sebaliknya, semakin kecil nilai parameternya maka halte tersebut semakin tidak efektif. Data fisik dan data pemenuhan kriteria lokasi halte yang digunakan adalah kondisi halte, penempatan lokasi halte yang meliputi keselamatan, arus lalu lintas, jarak antar halte, public relation dan penempatan halte terhadap ruang lalu lintas.

Berdasarakan hasil penelitian dapat disimpulkan, Sebaran halte bus Kota metropolitan Sarbagita koridor I dan II mempunyai sebaran yang belum cukup merata di setiap kelas jalan, baik jalan arteri, jalan kolektor maupun jalan lokal. Tingkat efektivitas halte dibagi dalam tiga kelas yaitu efektivitas tinggi, efektivitas sedang dan efektivitas rendah. Untuk koridor I jalur Kota-Gwk, Gwk-Kota sebagian besar memiliki tingkat efektivitas yang tinggi sebesar 84,21% dan 45,45%. Untuk koridor II jalur Batubulan-Nusa Dua, Nusa Dua-Batubulan sebagian besar memiliki tingkat efektivitas yang tinggi dengan presentase 67% dan 64%.

(8)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebutuhan angkutan umum yang tidak diimbangi dengan pelayanan dan kinerja yang baik mengakibatkan masyarakat lebih memilih kendaraan pribadi daripada angkutan umum. Berdasarkan data statistik daerah kota Denpasar pada tahun 2015 jumlah kendaraan mencapai 1.381.198, sebanyak 82,69% adalah sepeda motor. Penggunaan sepeda motor di kota Denpasar sangat banyak dan salah satu penyebabnya adalah kurang berkembangnya sektor angkutan umum. Kehadiran angkutan umum, seperti bus Sarbagita yang jauh lebih nyaman dibandingkan angkutan umum lainnya belum busa dijadikan solusi. Masyarakat lebih memilih transportasi pribadi dan sepeda motor sebagai sarana transportasi favorit.

Bus Trans Sarbagita merupakan salah satu pelayanan publik berupa angkutan umum yang diresmikan oleh Pemerintah Provinsi Bali pada tanggal 17 Agustus 2011 dan mulai dioperasikan pada tanggal 18 Agustus 2011. Bus Trans Sarbagita dalam pengoperasiannya masih ditemukan masalah-masalah yang dihadapi, baik itu minat dari masyarakat terhadap penggunaan bus Trans Sarbagita itu sendiri ataupun masalah mengenai kualitas pelayanannya. Salah satu penyebab dari kurangnya minat masyarakat adalah faktor kinerja pelayanan dari bus Trans Sarbagita yang masih rendah. Berdasarkan beberapa penelitian sebelumnya tentang angkutan umum Trans Sarbagita, selama pengoperasian bus Trans Sarbagita dari awal mulai beroperasi sampai saat ini belum menunjukan capaian yang optimal. Hal ini terlihat dari belum terangkutnya penumpang secara maksimal sesuai kapasitas yang ada, bus masih sering terlihat sepi saat beroperasi namun tetap harus dijalankan karena sudah merupakan kontrak kerja dan biaya operasinya sudah di subsidi pemerintah, selain itu rendahnya kinerja pelayanan bus yang diukur dari waktu menunggu di terminal atau halte, jarak rata-rata ke halte, waktu perjalanan, dan kecepatan perjalanan.(Asmara,2016 ; Putra, 2016 ; Nirjaya,2016)

(9)

Berdasarkan kondisi tersebut perlu adanya evaluasi terhadap kinerja angkutan umum Trans Sarbagita. Evaluasi kinerja angkutan umum dapat dilakukan dengan dua cara, yang pertama evaluasi operasional dan yang kedua evaluasi kepuasan penumpang. Melihat perlunya dilakukan evaluasi terhadap kinerja angkutan umum Trans Sarbagita tersebut, maka penelitian ini bermaksud untuk melakukan evalusi terhadap operasional kinerja angkutan umum dengan meninjau efektivitas halte angkutan umum Trans sarabagita koridor I dan II.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun permasalahan yang ingin diungkap dalam penelitian ini antara lain : 1. Bagaimanakah penyebaran halte bus kota metropolitan Sarbagita koridor I

dan II?

2. Bagaimanakah efektivitas Penggunaan Halte Bus Kota Metropolitan Sarbagita Koridor I dan II?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui penyebaran halte bus kota metropolitan Sarbagita koridor I dan II.

2. Untuk menganalisis efektivitas Penggunaan halte bus kota metropolitan Sarbagita koridor I dan II.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Untuk mahasiswa dan masyarakat: dapat menambah pengetahuan dalam hal pengeloaan halte bus sebagai Transportasi publik kota metropolitan

Sarbagita yang efektif.

2. Untuk pemerintah: dapat dijadikan sebagai salah satu pedoman atau arahan kepada pihak yang nantinya akan melaksanakan pengembangan halte Trans Sarbagita.

(10)

1.5 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah

Untuk menghindari ruang lingkup yang terlalu luas sehingga penelitian dapat terarah dengan baik sesuai dengan tujuan penelitian. Maka dibuat batasan-batasan sebagai berikut:

1. Penelitian dilakukan pada halte bus Trans Sarbagita koridor I (Kota-GWK/ GWK-Kota) dan koridor II (Batubulan-Nusa Dua/ Nusa Dua-Batubulan). 2. Evaluasi terhadap kinerja operasional angkutan umum dengan meninjau

efektivitas halte berdasarkan kondisi halte bus Sarbagita, tata letak halte terhadap ruang lalu lintas, dan tata letak halte di jalan raya.

3. Acuan yang digunakan di dalam menentukan penilaian efektivitas halte bus Trans Sarbagita menggunakan Peraturan Menteri Perhubungan RI No PM.10 Tahun 2012 dan Pedoman Teknis Perekayasaan Tempat Perhentian Kendaraan Penumpang Umum Direktorat Jendral Perhubungan Darat tahun 1996.

Referensi

Dokumen terkait

“Observasi adalah kegiatan mengamati secara langsung suatu objek untuk melihat dengan kegiatan yang dilakukan objek tersebut.” 41 Observasi tersebut mengenai

2011).Mengingat kinerja menjadi hal yang sangat penting bagi manajemen untuk melakukan evaluasi terhadap kinerja dalam pencapaian tujuan perusahaan dan perencanaan di

Tes yang dilakukan pada akhir pembelajaran, untuk melihat sejauh mana pengaruh teknik Mind maping terhadap pemahaman konsep siswa.. Berikut ini adalah

Penilaian pada aspek keuangan dilakukan dengan melihat delapan rasio yang merupakan indikator yang ditetapkan pemerintah untuk mengukur kinerja keuangan

yang dilakukan oleh dosen pembimbing, pada tahap pengembangan evaluasi yang dilakukan oleh validator, dan pada tahap implementasi evaluasi yang dilakukan oleh

Selain itu juga telah melewati validasi dari pakar materi berkaitan dengan tampilan, isi materi, operasional, evaluasi serta perbaikan setelah proses uji

Berdasarkan hasil observasi dilanjutkan dengan evalusi, guna dapat merefleksi diri tentang berhasil tidaknya tindakan kelas yang dilakukan, dengan melihat refleksi awal

Observasi secara langsung dilakukan untuk melihat aktivitas kegiatan kader pada waktu melakukan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dalam melaksanakan pendidikan pada