43 LAMPIRAN – I :
PRAKTEK YANG DITERAPKAN UNTUK PENGEMBANGAN BUDAYA KESELAMATAN YANG TIDAK DISEBUTKAN DALAM INSAG – 4. SISTEM DAN PROSES
♦ Pemanfaatan sistem informasi elektronik untuk mempermudah informasi dan data
tersebar luas dan mudah diperoleh.
♦ Upaya-upaya untuk meningkatkan kepuasan kerja.
♦ Dukungan teknis dan tenaga teknis yang kuat untuk mencapai peningkatan
keselamatan.
BUDAYA KEORGANISASIAN
♦ Melakukan sesuatu yang benar, tidak karena sesuatu tersebut diperlukan.
♦ Menghargai teknologi nuklir.
♦ Pandangan yang luas terhadap keselamatan – termasuk aspek-aspek radiologis,
industri, lingkungan dan nuklir.
KEPEMIMPINAN
♦ Bersedia mendengarkan untuk dimengerti.
44 LAMPIRAN II :
PERTANYAN PERTANYAAN KUNCI UNTUK BAHAN DISKUSI
♦ Apakah yang dimaksud dengan “ Budaya Keselamatan “ ?
♦ Apakah prioritas – prioritas utama dan prinsip-prinsip dan tindakan – tindakan yang
terpenting ?
♦ Apakah praktek pelaksanaan yang merupakan contoh budaya keselamatan ?
♦ Bagaimana hubungan budaya keselamatan dengan tujuan produktivitas dan
semangat organisasi dan mengapa hubungan ini sangat penting ?
♦ Apa yang dapat dilakukan untuk menjadikan Budaya Keselamatan menjadi efektif ?
♦ Bagaimana Budaya Keselamatan dapat tetap hidup dalam organisasi ?
♦ Bagaimana kita mencapai sikap-sikap, nilai-nilai dan perilaku yang mendukung
budaya keselamatan ?
♦ Bagaimana kita mengkaji perubahan budaya keselamatan ?
♦ Bagaimana strategi bdan pengawas dan strategi pemerintah mempengaruhi budaya
keselamatan ?
Catatan : Daftar lebih rinci pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat dilihat pada INSAG – 4 ( 3 ).
45 LAMPIRAN III :
CIRI-CIRI FASILITATOR YANG BAIK
♦ Dihormati oleh rekan sejawat, dan sebaiknya dipercaya oleh mereka.
♦ Bermotivasi tinggi, mau menerima tantangan dan mau belajar.
♦ Memberikan contoh nilai-nilai keorganisasian.
♦ Menunjukkan tekad pribadi yang kuat terhadap visi organisasi.
♦ Terbuka, tulus hati, mau menghargai pendapat orang lain.
♦ Pelaksana kerja berkualitas tinggi
♦ Menunjukkan pengalaman fasilitasi yang diinginkan
♦ Menunjukkan kemampuan yang efektif pada situasi yang tidak menentu.
♦ Berpenampilan baik dan berkeahlian dalam berbicara didepan publik.
♦ Menunjukkan keluwesan dan rasa humor.
♦ Bersedia meluangkan waktu dan energi untuk mencapai kesuksesan tugas sebagai
fasilitator.
♦ Mempunyai pengetahuan bisnis , organisasi dan hubungan pekerja.
♦ Mau mengadakan perjalanan jika diperlukan untuk memfasilitasi kelompok.
♦ Memiliki perasaan keamanan personal dan keberanian dalam menghadapi tantangan
dan resiko.
♦ Menunjukkan kemampuan dan keinginan untuk belajar tentang “ dinamika manusia
dan keorganisasian “ dan “ perubahan “ untuk membantu sesamanya.
Catatan :
♦ Tidak ada seseorang fasilitatorpun yang dapat memenuhi semua ciri-ciri tersebut
diatas.
♦ Orang yang ditunjuk sebagai fasilitator harus mendapat pelatihan
♦ Dalam beberapa organisasi, manajer berperan sebagai fasilitator.
46 LAMPIRAN IV :
MATRIK SARINGAN BUDAYA KESELAMATAN
IV.1. : PENILAIAN FAKTOR-FAKTOR DAMPAK POTENSIAL TINGGI BAGI BUDAYA KESELAMATAN.
Berikut ini adalah petunjuk untuk penilaian faktor pengaruh. Petunjuk ini hanya sebagai acuan saja & harus disertai oleh justifikasi personal berdasarkan pengalaman dan pengamatan.
Faktor Pengaruh Kecenderungan Kriteria penilaian
Lingkungan Bisnis Positif ♦ Dipandang sebagai bisnis yang sukses &
menguntungkan
♦ Pasar saham yang stabil atau berkembang
Negatif ♦ Bisnis yang merugikan
♦ Pasar saham mengalami ancaman karena
persaingan Lingkungan
Perundang-undangan
Positif ♦ Kerangka perundang-undangan matang
dan berdiri kokoh.
♦ Badan pengawas yang berpengalaman
Negatif ♦ Mengalami kelonggaran peraturan
♦ Badan pengawas yang berpengalaman
Lingkungan Keorganisasian
Positif ♦ Perubahan pengelolaan yang
berpengalaman.
♦ Komunikasi yang baik
♦ Tujuan yang tertata rapih
♦ Peran serta pekerja
♦ Adanya kepemimpinan yang nyata
Negatif ♦ Pengelolaan yang tidak berpengalaman
♦ Komunikasi yang kurang baik
♦ Kurangnya keterlibatan pekerja]
♦ Tidak adanya komitmen keselamatan dari
pucuk pimpinan
Sejarah Organisasi Positif ♦ Pengalaman jangka panjang ( > 20 th )
dalam industri nuklir.
♦ Tidak ada pengambilalihan / reorganisasi
♦ Terkenal di dunia internasional
Negatif ♦ Terbatasnya pengalaman industri nuklir
♦ Seringkalinya mengalami pengamilalihan
dan reorganisasi
♦ Berusaha merubah budaya keorganisasian.
Sifat-sifat pekerja Positif ♦ Fleksibel ( luwes )
♦ Terlatih / pelatihan berdasarkan
kemampuan
♦ Berpengalaman dalam kerja tim
♦ Latar belakang pendidikan yang layak
♦ Tenaga kerja diambil dari lingkungan
47
Negatif ♦ Tidak fleksibel
♦ Pelatihan berdasarkan ruang kelas
♦ Tidak berpengalaman dalam kerja tim
♦ Latar belakang pendidikan kurang
♦ Semangat rendah
Sifat-sifat Teknologi Positif ♦ Teknologi yang matang
♦ Ragam teknis keselamatan disatukan
dalam perencanaan.
♦ Hanya sedikit diperlukan modifikasi
♦ Bersifat ergonomis ( menunjang
keselamatan kerja )
♦ Handal.
Negatif ♦ Teknologi yang tidak matang
♦ Teknologi yang usang
♦ Tidak baiknya perencanaan dalam
perspektif keselamatan
♦ Terus menerus mengalami modifikasi
♦ Tidak ergonomis
♦ Tidak handal
♦ Berakibat buruk jika terjadi kesalahan
Budaya Nasional Positif ♦ Etos tanggung jawab seseorang
♦ Tidak ada kesombongan status
♦ Adanya pertentangan sikap
Negatif ♦ Orientasi hierarki
♦ Tidak ada pertentangan sikap
♦ Terlalu peka terhadap kritik
Lingkungan Sosial Politik
Positif ♦ Stabil
♦ Pendanaan yang tepat
♦ Institusi yang matang
♦ Masyarakat yang bersatu
♦ Menghormati hukum
Negatif ♦ Mudah berubah
♦ Perundang-undangan yang tidak matang
♦ Pengekangan anggaran pemerintah yang
sangat ketat
♦ Masyarakat yang terpecah belah
48 IV.2. KRITERIA SKORING
SKOR KRITERIA
5 Semua kecenderungan positif terlihat kuat sekali
4 Semua kecenderungan positif berada pada derajat yang sama
3 Mayoritas kecenderungan positif
2 Mayoritas kecenderungan negatif
1 Mayoritas kecenderungan negatif dengan salah satunya bersifat lebih
kuat
0 Semua kecenderungan negatif sangat kuat
IV.3. MATRIKS PENYARINGAN
Faktor Pengaruh Bobot Penilaian Nilai
Lingkungan Bisnis X2 Lingkungan Perundang-undangan X2 Lingkungan Keorganisasian X3 Sejarah Organisasi X1 Sifat-sifat pekerja X3 Sifat-sifat teknologi X2 Budaya Nasional X2 Lingkungan Sosialpolitik X1 Jumlah Nilai IV.4. EVALUASI
Jumlah Nilai Evaluasi Umum
> 60 Memuaskan
30 – 60 Cenderung ada kelemahan baru yang muncul
49 LAMPIRAN V
INDEKS TINDAKAN PEMBETULAN
Pemberian indeks memungkinkan pelacakkan status tindakan pembetulan yang relatif terhadap status pada tanggal awal jika indeks sama dengan 100. Dasar indeks kuantitas dan indeks waktu dihitung berdasarkan waktu terbuka dan jumlah tindakan pembetulan pada tanggal acuan dasar sebagai faktor bobot.
Indeks tindakan pembetulan = 100 X √ (indeks kuantitas X indeks waktu)
Dimana : Σi Toi x Qi Indeks kuantitas = Σi Toi x Qoi Σi Qoi x Ti Indeks Waktu = Σi Qoi x Toi
Σi = Jumlah semua tindakan pembetulan dalam data base
Toi= Waktu rata-rata dimana tindakan pembetulan dalam database dengan i telah
terbuka pada tanggal acuan .
Ti = Waktu rata-rata dimana tindakan pembetulan dalam database dengan i telah
terbuka pada waktu pengukuran berikutnya
Qoi= Jumlah tindakan pembetulan yang terbuka dalam database dengan i sebagai
tanggal acuan
50
CONTOH PENGGUNAAN RUMUS INDEKS TINDAKAN PEMBETULAN
Berikut ini adalah contoh yang berdasarkan pada suatu organisasi yang terbagi 2 bagian setiap bagian mempunyai database tindakan pembetulan masing-masing yang mencatat tindakan pembetulan luar biasa dan lama waktu terbukanya. Bulan pertama adalah bulan awal. Divisi A. Divisi B. Bulan Jml Tindakan pem betulan yang terbuka Rata-2 Lama waktu terbuka ( hari ) Jml tindakan pembe tulan yang terbuka Rata-2 lama waktu terbuka ( hari ). 1. 10 30 20 45 2. 10 45 20 60 3. 5 45 10 60 4. 5 30 10 45 5. 15 20 25 25
Indeks kuantitas , indeks waktu dan rata-rata jumlah indeks tindakan pembetulan untuk bulan kedua diperhitungkan sebagai berikut :
30 x 10 + 45 x 20 Indeks kuantitas = = 1 30 x 10 + 45 x 20 10 x 45 + 20 x 60 Indeks Waktu = = 1,375 10 x 30 + 20 x 45
Indeks Tindakan Pembetulan = 100 x √ (indeks kuantitas X indeks waktu)
= 100 x √(1 x 1.375)
= 117
Pengulangan perhitungan untuk bulan – bulan berikutnya memberikan hasil sebagai berikut :
Bulan Indeks Kuantitas Indeks Waktu Indeks Tindakan Pembetulan
1 1 1 100
2 1 1,375 117
3 0,5 1,375 83
4 0,5 1 71
51 DAFTAR PUSTAKA
[1] INTERNATIONAL NUCLEAR SAFETY ADVISORY GROUP, Summary
report on the Post-Accident Review Meeting on the Chernobyl Accident, Safety Series No. 75-INSAG-1, IAEA, Vienna (1986).
[2] INTERNATIONAL NUCLEAR SAFETY ADVISORY GROUP, Basic Safety
Principles for Nuclear Power Plants, Safety Series No. 75-INSAG-3, IAEA, Vienna (1988).
[3] INTERNATIONAL NUCLEAR SAFETY ADVISORY GROUP, Safety
Culture, Safety Series No. 75-INSAG-4, IAEA, Vienna (1991).
[4] INTERNATIONAL ATOMIC ENERGY AGENCY, Convention on Nuclear
Safety, Legal Series No. 16, IAEA, Vienna (1994).
[5] INTERNATIONAL ATOMIC ENERGY AGENCY, The Safety of Nuclear
Installations, Safety Series No. 110, IAEA, Vienna (1993).
[6] INTERNATIONAL ATOMIC ENERGY AGENCY, Establishing a National
Sistem for Radioactive Waste Management, Safety Series No. 111-S-1, IAEA, Vienna (1995).
[7] FOOD AND AGRICULTURE ORGANIZATION OF THE UNITED
NATIONS, INTERNATIONAL ATOMIC ENERGY AGENCY, INTERNATIONAL LABOUR ORGANIZATION, OECD NUCLEAR ENERGY AGENCY, PAN AMERICAN HEALTH ORGANIZATION, WORLD HEALTH ORGANIZATION, International Basic Safety Standards for Protection against Ionizing Radiation and for the Safety of Radiation Sources, Safety Series No. 115, IAEA, Vienna (1996).
[8] KOLB, D., Experiental Learning, Prentice-Hall, Englewood Cliffs, NJ (1984).
[9] WALTERS, M., Building the Responsive Organization: Using Employee Surveis