• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

39

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Diskripsi Data dan Hasil Tindakan

Dari penelitian yang telah dilakukan dapat dideskripsikan data hasil pengamatan efek atau hasil intervensi tindakan pada setiap siklus sebagai berikut : 1. Deskripsi Kondisi Awal Tindakan

a. Gambaran pembelajaran matematika sebelum tindakanPada tanggal 07 Januari 2013 peneliti melakukan kegiatan pembelajaran matematika pada pratindakan. Masalah yang ditemukan ketika memulai pembelajaran, peneliti tidak melakukan appresiasi dan pree tes, padahal dengan mengadakan appresiasi, pembelajaran akan menyenangkan karena siswa akan termotivasi untuk menerima bahan ajar yang baru sehingga proses pembelajaran akan lebih aktif, kreatif dan efektif Dalam mengajar, peneliti masih menggunakan metode mengajar konvensional yaitu ceramah, tanya jawab dan pemberian tugas, peneliti tidak menggunakan media pengajaran/alat bantu mengajar, peneliti tidak membiasakan siswa untuk menemukan dan mengkonstruksi pengetahuan sendiri, siswa kurang aktif karena siswa hanya memperhatikan dan mendengarkan penjelasan yang disampaikan serta mencatat apa yang ditulìs di papan tulis. Kegiatan pembelajaran banyak didominasi oleh guru (teacher centered). Setelah menjelakan,peneliti memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya

(2)

dan mencatat apa yang telah diterangkan. Kegiatan selanjutnya siswa disuruh mengerjakan soal-soal yang terdapat dalam buku paket atau buku LKS bila telah selesai hasil pekerjaannya dikumpulkan untuk diperikasa. Kegiatan penutup adalah peneliti membuat kesimpulan tentang materi yang telah dibahas selama pembelajaran dan menyuruh siswa untuk mempelajari kembali di rumah materi yang telah dijelaskan.

b. Analisis Gambaran Awal Pembelajaran Matematika di Kelas 3 MI Thoriqul Huda

Berdasarkan gambaran pembelajaran matematika pada bilangan pecahan sederhana sebagaimana tampak pada deskripsi di atas, diperoleh gambaran umum bahwa pembelajaran tersebut bersìfat klasikal dan berpusat pada guru (teacher centered).Persiapan mengajar yang disusun guru mengacu pada buku LKS.

Metode yang dipakai adalah metode ceramah yakni guru menjelaskan dan menyampaikan informasi kepada seluruh siswa dalam kelas, Guru menuliskan topik, menjelakan dan mengadakan pertanyaan secara lisan tentang materi yang telah disajikannya.

Selanjutnya siswa mengerjakan soal-soal yang tersedia dalam buku sedangkan guru hanya duduk didepan menunggu siswa mengerjakan tugas, seharusnya guru berkeliling dalan ruang kelas memperhatikan siswa saat mengerjakan tugas sebab banyak diantara siswa yang belum mengertì soal-soal yang diberikan guru.

(3)

Motivasi siswa dalam pembelajaraa matematika pada bilangan pecahan umumnya masih rendah, dalam pembelajaran metode yang digunakan guru adalah ceramah dan tanya jawab. Keterlibatan siswa pada proses pembelajaran di kelas kelihatan kurang bersemangat, baik dalam menjawab pertanyaan maupun dalam mengajukan pertanyaan.

Dalam proses pembelajaran, nampak bahwa guru tampil dengan antusias. Hal ini dapat dilihat ketika guru menjelaskan, intonasi maupun volume suara cukup baik dan jelas terdengar oleh semua siswa. Berdasarkan hasil analisis terhadap pembelajaran tersebut diatas, tampak bahwa pembelajaran terdapat beberapa kekurangan, yakni guru tidak menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan materi pengenalan bilangan precahan, interaksi tidak multi arah sehingga tidak terjadi komunikasì antar siswa dengan guru maupun antar siswa dengan siswa, guru lebih banyak menjelaskan sehingga sebagian siswa merasa bosan dan bermain-main dengan teman sebangkunya. Kegiatan pembelajaran lebih sering dilakukan dengan mengerjakan soal-soal yang ada di buku LKS dan yang diberikan oleh guru.

Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi angket dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar matematika pada bilangan pecahan sebelum tindakan .

Adapun data hasil penelitian pada pratindakan adalah sebagai berikut:

(4)

c. Hasil observasi aktivitas siswa dalam PBM selama kegiatan pratindakan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.1 Lembar observasi siswa pada kegiatan pratindakan

No Indikator Penilaian Pratindakan

1 2 3 4 1 Siswa duduk di mejanya waktu pelajaran di mulai. √

2 Siswa siap dengan buku atau kelengkapan alat belajar √

3 Mendengar dan memperhatikan penjelasan guru atau sesama siswa (interaksi dalam pembelajaran). √ 4 Siswa tanggap dengan apa yang diperintahkan guru √

5 Siswa dapat berdiskusi dengan baik ketika dalam

kelompok √

6 Siswa mengerjakan tugas dengan sungguh-sungguh √ 7 Siswa antusias terhadap soal yang diberikan guru. √ 8 Siswa aktif dalam memberikan komentar atau tanggapan √ 9 Melaporkan hasil persentasi kelompok didepan kelas √

dengan benar

10 Siswa mengerjakan tugas tepat waktu. √ Sumber : Data lapangan (2013)

Keterangan : 4 = Sangat baik 3 = Baik

2 = Cukup 1 = Kurang

(5)

Berdasarkan tabel diatas aktivitas siswa pada kegiatapratindakan dapat digambarkan bahwa persiapan siswa sebelum pelajaran dimulai yaitu siswa duduk di mejanya masing-masing kurang. Pada saat pembelajaran berlangsung tidak semua siswa aktif menjawab pertanyaan begitu juga mendengar dan memperhatikan penjelasan dari guru dan mencatat materi yang di sampaikan guru, berada pada kualifikasi cukup. Siswa belum semuanya aktif dalam memberikan komentar atau tanggapan dan tidak bersemangat dalam pembelajaran. Hal ini di lihat dari siswa mengerjakan tugas asal-asalan, berada pada kualifikasi kurang. Dalam mempersentasikan hasil diskusi jawaban siswa belum tepat demikian juga kegiatan merefleksipun juga belum tepat, berada pada kualifikasi kurang. d. Hasil penelitian yang diperoleh dari angket yang telah disebarkan kepada

26 responden dengan jumlah pertanyaan 10 item pada pratindakan adalah sebagai berikut :

Tabel 4.2: Rekapitulasi angket motivasi belajar siswa pratindakan

No Nomer item pertanyaan Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 3 2 3 1 2 2 3 3 3 2 24 2 2 3 3 3 2 3 2 2 1 2 23 3 2 3 1 1 2 2 2 3 1 2 19 4 2 3 2 3 2 1 2 1 1 1 18 5 3 4 2 4 3 1 3 3 2 3 32

(6)

6 4 4 4 4 2 4 2 3 2 1 30 7 4 2 4 3 2 1 3 4 4 2 32 8 3 2 1 3 1 3 2 4 3 4 25 9 4 4 1 4 2 1 2 3 3 3 25 10 4 2 3 4 4 4 4 3 2 2 31 11 4 2 1 4 3 3 2 4 3 3 29 12 4 3 3 1 3 3 4 4 4 3 30 13 3 3 1 4 2 2 2 3 2 4 27 14 2 3 4 4 1 2 1 2 3 1 25 15 3 2 2 2 3 3 3 2 2 3 25 16 2 3 1 3 4 2 4 1 1 3 29 17 4 3 2 1 4 4 4 2 2 3 29 18 2 4 1 3 2 2 1 3 3 4 24 19 3 3 4 3 2 3 2 4 4 4 34 20 3 3 4 4 3 4 3 2 2 2 29 21 3 3 3 4 3 2 1 3 3 1 24 22 4 3 4 1 2 2 2 1 1 3 25 23 4 3 1 4 3 3 3 4 4 3 29 24 3 3 2 3 4 2 4 3 3 3 27 25 4 2 1 3 2 1 3 1 1 2 20 26 3 4 3 4 3 2 3 4 4 4 33 Jumlah 3568

(7)

Berdasarkan hasil angket diatas , maka akan dibuat tabel deskripsi untuk mengetahui prosentase peningkatan motivasi siswa pratindakan yaitu sebagai berikut :

Tabel 4.3 : Daftar hasil prosentase tiap item pertanyaan

No Alternatif Jawaban A F % B F % C F % D F % 1 10 38.46 6 23.08 6 23.08 4 15.38 2 5 19.23 14 53.85 8 30.77 1 3.85 3 6 23.08 6 23.08 5 19.23 9 34.62 4 11 42.31 9 34.62 1 3.85 5 19.23 5 4 15.38 8 30.77 12 46.15 2 7.69 6 4 15.38 7 26.92 10 38.46 5 19.23 7 5 19.23 8 30.77 10 38.46 3 11.54 8 7 26.92 10 38.46 5 19.23 4 15.38 9 5 19.23 8 30.77 7 26.92 6 23.08 10 5 19.23 10 38.46 7 26.92 4 15.38 Jumlah 62 238.46 86 330.77 71 273.08 43 165.38

(8)

Dari angket diatas dapat diketahui idealnya 4 jumlah frekuensinya 62 berasal dari 10 item pertanyaan dan 26 responden. Adapun untuk mengetahui seberapa jauh motivasi belajar siswa, digunakan rumus sebagai berikut : % 100 x N F P= % 100 26 62 x P= = 23,8 % Keterangan : F : frekuensi

N : Number of cases (jumlah frekuensi atau banyaknya individu) P : Angket prosentase

Dari data diatas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan media benda kongkret dapat disimpulkan prosentase yang ideal adalah nilai 4 dengan jumlah frekuensi 62 adalah 23,8%. Maka dapat dikatakan bahwa motivasi belajar siswa pada pratindakan tergolong kurang.sehingga perlu adanya perbaikan pada siklus selanjutnya yaitu siklus 1

(9)

e. Hasil observasi aktivitas siswa dalam PBM selama kegiatan pratindakan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.4 lembar observasi siswa pada kegiatan pratindakan

No Indikator Penilaian Pratindakan

1 2 3 4 1 Siswa duduk di mejanya waktu pelajaran di mulai. √

2 Siswa siap dengan buku atau kelengkapan alat belajar √

3 Mendengar dan memperhatikan penjelasan guru atau sesama siswa (interaksi dalam pembelajaran). √ 4 Siswa tanggap dengan apa yang diperintahkan guru √

5 Siswa dapat berdiskusi dengan baik ketika dalam

kelompok √

6 Siswa mengerjakan tugas dengan sungguh-sungguh √ 7 Siswa antusias terhadap soal yang diberikan guru. √ 8 Siswa aktif dalam memberikan komentar atau tanggapan √ 9 Melaporkan hasil persentasi kelompok didepan kelas √

dengan benar

10 Siswa mengerjakan tugas tepat waktu. √ Sumber : Data lapangan (2013)

Keterangan : 4 = Sangat baik 3 = Baik 2 = Cukup 1 = Kurang

(10)

Berdasarkan tabel diatas aktivitas siswa pada kegiatan pratindakan dapat digambarkan bahwa persiapan siswa sebelum pelajaran dimulai yaitu siswa duduk di mejanya masing-masing kurang. Pada saat pembelajaran berlangsung tidak semua siswa aktif menjawab pertanyaan begitu juga mendengar dan memperhatikan penjelasan dari guru dan mencatat materi yang di sampaikan guru, berada pada kualifikasi cukup. Siswa belum semuanya aktif dalam memberikan komentar atau tanggapan dan tidak bersemangat dalam pembelajaran. Hal ini di lihat dari siswa mengerjakantugas asal-asalan, berada pada kualifikasi kurang. Dalam mempersentasikan hasil diskusi jawaban siswa belum tepat demikian juga kegiatan merefleksipun juga belum tepat, berada pada kualifikasi kurang. f. Nilai siswa sebelum sebelum penelitian tindakan kelas dilakukan

Tabel 4.5 : Data Sebelum PTK dilakukan

No Nama Nilai Tidak Tuntas Tuntas/

1 Adik Malail Ma’la 50 TT

2 Alfina Fitriani 55 TT

3 Bagus Rizki Maulana 50 TT

4 Dewi Nur Fadilah 50 TT

5 Dewi Amalia Salsabila 57 TT

6 Dea Nur Febreani 70 T

(11)

8 Fikri Salma Ghifari 70 T

9 Masta Dwi Wicaksana 50 TT

10 Indah Qurotul Uyun 50 TT

11 Moh. Adi Surya 70 T

12 Moh Sahid Alwi 72 T

13 Maulidina Kholidah 50 TT

14 Moh. Nurul Fadli 50 TT

15 Moh. Wahyu Hidayat 50 TT

16 Moh. Zainal Abidin 65 TT

17 Sirli Nasihatul Maula 70 T

18 Shahrul Azza 70 T

19 Siti Munfirotul Alimah 70 T

20 Kurnia Zida Amalia 70 T

21 Wardotul Janah 70 T

22 Wahyudi 50 TT

23 Zaidatul Wardhiyah 50 TT

24 Evi Elfiana Nur Aini 70 T

25 Rizal Nur Walidani 50 TT

26 Zainal Abidin 45 TT

Jumlah 1547

(12)

Diketahui jumlah semua nilai siswa ∑ X = 1547 Jadi X =

N X 5 , 59 26 1547 X = =

= siswa % 100 belajar x tuntas yang siswa P 26 % 100 X 11 P= P = 42,3 %

Jadi ketuntasan belajar siswa sebelum PTK dilakukan adalah 42,3 % Keterangan:

T : Tuntas

TT : Tidak Tuntas

Jumlah siswa yang tuntas : 11 Jumlah siswa yang belum tuntas : 15

Tabel 4.6 Hasil Tes Pratindakan No Aspek Keberhasilan Pratindakan 1 Nilai rata-rata 59,5

2 Nilai 70-100 11 3 Nilai dibawah 70 15 4 Presentase Keberhasilan 42,3 %

(13)

Dari analisis data dapat diketahui bahwa rata-rata kelas dari 26 siswa mampu mencapai tingkat penguasaan materi mencapai 59,5, tingkat ketuntasan keberhasilan siswa 42,3 %, 11 siswa nilai 70-100 dan 15 siswa yang mencapai dibawah 70. padahal standar ketuntasan minimal yang ditentukan oleh MI Thoriqul Huda adalah 70,00 dan ketuntasan belajar 65%. Nilai rata-rata yang dicapai siswa kelas 3 MI Thoriqul Huda hanya mencapai 59,5 nilai rata-rata yang jauh dibawah kriteria kentuntasan minimal (KKM). Berdasarkan pengamatan dan analisis data masih dibawah KKM sehingga perlu adanya perbaikan pada siklus selanjutnya yaitu siklus 1

2. Deskripsi Data Siklus I

Setelah dilakukan perencanaan, tindakan dan pengamatan, peneliti bersama kolaborator mengadakan refleksi tindakan-tindakan yang akan dilakukan pada siklus I. Pelaksanaan siklus I dilakukan sebanyak 2 kali pertemuan. Pertemuan ke-1 tanggal 14 Januari 2013, sedangkan pertemuan ke-2 tanggal 15 Januari 2013 dengan jumlah siswa 26 orang.

Siklus I terdiri dari tahapan-tahapan sebagai berikut : a. Tahap Perencanaan

Sebelum melaksanakan tindakan, peneliti membuat desain pembelajaran matematika yang dirancang oleh peneliti bersama kolaborator. Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), buku paket, , soal tes formatif, media benda kongkret seperti, roti, papan

(14)

pecahan, sedotan dan juga alat- alat yang mendukung lainnya. Selain itu juga dipersiapkan lembar observasi dan lembar angket digunakan untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar pada bilangan pecahan sederhana di kelas 3 MI Thoriqul Huda Ngronggot Nganjuk.

Pada tahap perencanaan, tindakan yang direncanakan terdiri dari 2 kali pertemuan dengan materi bilangan pecahan sederhanayaitu : membaca dan menulis lambang bilangan pecahan ,membandingkan 2 bilangan pecahan,menjumlahkan pecahan dengan penyebut sama. Desain pembelajaran yang digunakan pada siklus I ini dapat dilihat pada lampiran. b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan

Dalam tahapan ini peneliti bersama kolaborator melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media benda kongkret, seperti papan pecahan dan sedotan.

1) Pertemuan ke- 1

Materi pada pertemuan pertama ini yang diberikan adalah membaca dan menulis lambang bilangan pecahan.Pada kegiatan pembelajaran ini, media yang digunakan adalah papan pecahan yang ada pada kit matematika.Kegiatan pada pertemuan ini siswa secara berkelompok diberi papan pecahan. Kemudian siswa disuruh memasang semua kepingan pada papan pecahan sesuai pada tempatnya.Selanjutnya mereka mendiskusikan:

(15)

a) Mana bagian yang menunjukkan setengah? b) Mana bagian yang menunjukkan seperempat? c) Mana bagian yang menunjukkan seperdelapan? b) Mengenal pecahan senilai sederhana dengan menyebutkan:

a) Bingkai mana yang hanya berisi dua keping?

b) Bangun mana saja yang dapat menggambarkan pecahan setengah

c) Pecahan berapa yang digambarkan dari dua keping dalam satu bingkai?

Setelah selesai mengerjakan tugas perwakilan dari kelompok mempretasikan dan kelompok yang lain diberi kesempatan untuk menangapinya.

2) Pertemuan ke-2

Materi pada pertemuan ini ; a)membandingkan dua bilangan pecahan dengan menggunakan tanda >,< dan = ; b) menjumlahkan pecahan dengan penyebut sama. Pada kegiatan pembelajaran ini, media yang digunakan adalah sedotan yang terdiri dari berbaggai macam warna. Kegiatan pembelajaran disesuaikan dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) .

Langkah-langkah kegiatan sebagai berikut :

a) Siswa dikelompokkan menjadi 5 yaitu mawar, anggrek, melati,kenanga dan dahlia

(16)

b) Guru membagikan 4 buah sedotan yang berbeda warna ( merah, kuning, biru,dan hijau)

c) Mereka mempraktekkan memotong-motong sedotan yang mereka bawa sesuai perintah yang ada yatu : warna merah dipotong menjadi 2 bagian yang sama,kuning menjadi 3 bagaianyang sama,biru menjadi 4 bagian yang sama dan yang warna hijau menjadi 5 bagian yang sama

d) Siswa membandingkan potongan-potongan sedotan tersebut untuk mengetahui besar mana antara :

1. 2 1 dan 3 1 2. 4 1 dan 5 1 3. 3 1 dan 4 1 4. 2 1 dan 5 1 5. 3 1 dan 5 1

e) Siswa menggabungkan potongan-potongan sedotan untuk mengerjakan soal pecahan dibawah ini:

1. 2 + 1

2 1

(17)

2. 3 1 + 3 1 = ……. 3. 3 2 + 3 1 =……. 4. 4 1 + 4 2 =……. 5. 5 1 + 5 2 =……

f) Perwakilan dari kelompok mempretasikan hasil diskusi

g) Guru memberikan penguatan tentang materi yang telah diajarkan. h) Siswa mengerjakan soal-soal yang telah diberikan oleh guru

Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi angket dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar matematika pada bilangan pecahan dengan media benda kongkret

c. Tahap Pengamatan (Observasing) Implementasi

Selama implementasi tindakan, peneliti dan kolaborator melakukan secara langsung bagaimana pelaksanaan pembelajaran matematika pada bilangan pecahan di kelas 3 melalui media benda kongkret.Observasi dilakukan untuk mengetahui sejauh mana rencana intervensi tindakan telah dilaksanakan serta efek yang ditimbulkan dari pelaksnaan tindakan tersebut, baik bagi siswa, guru, maupun sistem pembelajaran secara keseluruhan.Pembelajaran dilakukan secara berkelompok yang berbeda dari biasanya.

(18)

Dalam pembagian kelompok, penelit membagi siswa dengan cara mengambil nome undian yang telah disediakan. Penggunaan media benda kongkret sebelumnya tidak pemah dilakukan dalam pembelajaran matematika pada bilangan pecahan sederhana di MI Thoriqul Huda.Hal ini dapat dilihat dari respon siswa, mereka meminta kegiatan dengan mengunakan media benda kongkret diakukan lagi. Mereka terlihat senang sekali dan antusias mengikui proses pembelajaran .

Dari hasil obervasi terhadap implemeritasi tindakan pada siklus 1 selama kegiatan pembelajaran berlangsung, peneliti dan kolaborator mengamati jalannya kegiatan untuk melihat apakah tindakan – indakan tersebut sesuai yang direncanakan.hasil pengamatan peneliti dan kolaboraor menunjukan bahwa pelaksanaan tindakan dilakukan sudah berjalan sesuai dengan rencana, walaupun ada beberapa hambatan yang disebabkan perilaku siswa yang kurang disiplin. Rangkuman hasil observasi pembelajaran dalam siklus I diperlihatkan pada tabel sebagai berikut :

Tabel 4.7: lembar observasi siswa pada siklus I

No Indikator Penilaian Pratindakan

1 2 3 4 1 Siswa duduk di mejanya waktu pelajaran di mulai. √ 2 Siswa siap dengan buku atau kelengkapan alat belajar √ 3 Mendengar dan memperhatikan penjelasan guru atau

(19)

sesama siswa (interaksi dalam pembelajaran). √ 4 Siswa tanggap dengan apa yang diperintahkan guru √ 5 Siswa dapat berdiskusi dengan baik ketika dalam

kelompok

6 Siswa mengerjakan tugas dengan sungguh-sungguh √ 7 Siswa antusias terhadap soal yang diberikan guru. √ 8 Siswa aktif dalam memberikan komentar atau tanggapan √ 9 Melaporkan hasil persentasi kelompok didepan kelas

dengan benar

10 Siswa mengerjakan tugas tepat waktu. √ Sumber : Data lapangan (2013)

Keterangan :

4 = Sangat baik 3 = Baik 2 = Cukup 1 = Kurang

Berdasarkan tabel di atas aktifitas siswa pada siklus 1 siswa sudah lebih siap sebelum pelajaran di mulai di mana siswa lebih tertib dan tenang.Sebagian siswa mendengar dan memperhatikan penjelasan dari guru atau sesama teman dengan baik. Dalam proses pembelajaran berlangsung siswa kurang bersemangat memberikan komentar atau tanggapan dari

(20)

menghitung siswa. Apa yang ditugaskan oleh guru dengan sungguh-sungguh walaupun ada sebagaian siswa yang masih ramai dan berjalan-jalan mengganggu teman yang lain, berada pada kualifikasi baik.

d. Refleksi Hasil Tindakan Sìklus l

Refleksi ini adalah evaluasi yang dilakukan peneliti bersama kolaborator. Setelah dilaksanakn uji instrumen sikius l terhadap proses pembelajaran matematika pada bilangan pecahan sederhana dengan media benda kongkret, maka terjadi peningkatan yaitu:

1) Hasil dari angket yang telah disebarkan kepada 26 responden dengan jumlah pertanyaan 10 item pada siklus 1 adalah sebagai berikut :

Tabel 4.8: Rekapitulasi angket motivasi belajar siswa pada siklus 1

No Nomer item pertanyaan Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 3 2 3 4 4 2 3 3 3 4 31 2 4 3 3 3 2 3 2 2 2 2 28 3 4 3 2 3 2 2 2 3 1 2 29 4 2 3 2 3 2 4 2 3 4 3 28 5 3 4 4 4 3 4 3 3 2 3 31 6 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 36 7 4 2 4 4 2 4 3 4 4 2 32 8 3 2 4 3 4 3 2 4 3 4 32 9 2 4 4 4 4 4 2 3 3 4 32

(21)

10 4 2 3 4 4 4 4 3 4 2 32 11 4 2 4 4 3 3 2 4 3 3 32 12 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 35 13 3 3 4 4 2 2 2 3 2 4 29 14 2 3 4 4 4 2 4 2 3 4 32 15 3 2 2 2 3 3 3 2 2 3 31 16 2 3 4 3 4 2 4 4 4 3 28 17 4 3 2 4 4 4 4 2 2 3 29 18 2 4 4 3 2 2 4 3 3 4 28 19 3 3 4 3 2 3 2 4 4 4 31 20 3 3 4 4 3 4 3 2 2 2 31 21 3 3 3 4 3 2 4 3 3 1 28 22 4 3 4 4 2 2 2 4 1 3 29 23 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 28 24 3 3 2 3 4 2 4 3 3 3 31 25 4 2 4 3 2 4 3 4 4 2 36 26 3 4 3 4 3 2 3 4 4 4 36 Jumlah 821

(22)

Berdasarkan hasil angket diatas , maka akan dibuat tabel deskripsi untuk mengetahui prosentase peningkatan motivasi siswa dengan penerapan media benda konkret, yaitu sebagai berikut :

Tabel 4.9 : Daftar hasil prosentase tiap item pertanyaan

No Alternatif jawaban A F % B F % C F % D F % 1 11 42.31 10 38.46 4 15.38 - - 2 5 19.23 14 53.85 6 23.08 - - 3 15 57.69 6 23.08 5 19.23 - - 4 17 65.38 8 30.77 1 3.85 - - 5 9 34.62 8 30.77 9 34.62 - - 6 10 38.46 7 26.92 9 34.62 - - 7 10 38.46 8 30.77 8 30.77 - - 8 12 46.15 9 34.62 5 19.23 - - 9 9 34.62 8 30.77 7 26.92 2 7,69 10 9 34.62 10 38.46 4 15,38 3 3,85 JUMLAH 107 411.54 88 338,46 60 230,77 5 19,23

Dari angket diatas dapat diketahui idealnya 4 jumlah frekuensinya 107 berasal dari 10 item pertanyaan dan 26 responden. Adapun untuk mengetahui seberapa peningkatan motivasi belajar siswa

(23)

dengan penerapan media benda kongkret, digunakan rumus sebagai berikut : % 100 x N F P= % 100 26 107 x P= = 41,1 % Keterangan : F : frekuensi

N : Number of cases (jumlah frekuensi atau banyaknya individu) P : Angket prosentase

Dari data yang diperoleh di atas maka dapat disimpulkan prosentase yang ideal adalah nilai 4 dengan jumlah responden 26 dan frekuensinya 107 adalah 41,1% maka dapat dikatakan bahwa motivasi belajar siswa dalam bilangan pecahan sederhana dengan penerapan media benda kongkret terjadi peningkatan.

Maka dapat dikatakan bahwa motivasi belajar siswa pada siklus 1 sudah lebih baik dari pratindakan tetapi masih tergolong cukup. Sehingga perlu adanya perbaikan pada siklus selanjutnya yaitu siklus 2 2) Terjadi peningkatan hasil belajar matematika pada bilangan pecahan

pada uji instrument di siklus 1.Tes hasil belajar siklus 1 bisa dilihat pada table di bawah ini

(24)

Tabel 4.10 : Data tes hasil belajar siklus 1

No Nama Nilai Tidak Tuntas Tuntas/

1 Adik Malail Ma’la 60 TT

2 Alfina Fitriani 71 T

3 Bagus Rizki Maulana 60 TT

4 Dewi Nur Fadilah 60 TT

5 Dewi Amalia Salsabila 65 TT

6 Dea Nur Febreani 70 T

7 Dikrul Muttaqin 80 T

8 Fikri Salma Ghifari 70 T

9 Masta Dwi Wicaksana 50 TT

10 Indah Qurotul Uyun 60 TT

11 Moh. Adi Surya 60 TT

12 Moh Sahid Alwi 70 T

13 Maulidina Kholidah 50 TT

14 Moh. Nurul Fadli 50 TT

15 Moh. Wahyu Hidayat 50 TT

16 Moh. Zainal Abidin 70 T

17 Sirli Nasihatul Maula 70 T

18 Shahrul Azza 70 T

(25)

20 Kurnia Zida Amalia 70 T

21 Wardotul Janah 80 T

22 Wahyudi 70 T

23 Zaidatul Wardhiyah 70 T

24 Evi Elfiana Nur Aini 73 T 25 Rizal Nur Walidani 72 T 26 Zainal Abidin 70 T

Jumlah 1712

Rata-rata 65,8

Diketahui jumlah semua nilai siswa (

X)= 1712 Jadi

= N X X 65,8 siswa rata -rata nilai jadi 65,8 X 26 1712 X= =

= siswa % 100 belajar x tuntas yang siswa P % 100 X 26 16 P= P = 61,5%

Jadi ketuntasan belajar siswa setelah siklus 1 adalah 61,5% Keterangan:

T : Tuntas TT : Tidak Tuntas

(26)

Jumlah siswa yang tuntas : 16

Jumlah siswa yang belum tuntas : 10 Tabel 4.11 Hasil Tes Siklus I

No Aspek Keberhasilan Pratindakan

1 Nilai rata-rata 65,8

2 Nilai 70-100 16

3 Nilai dibawah 70 10

4 Presentase Keberhasilan 61,5 %

Dari analisis data dapat diketahui bahwa rata-rata kelas dari 26 siswa mampu mencapai tingkat penguasaan materi 65,8, 16 siswa mencapai nilai 70-100 dan 10 siswa yang mencapai dibawah 70. padahal standar ketuntasan minimal yang ditentukan oleh MI Thoriqul Huda adalah 70,00 dan ketuntasan belajar 61,5%. Nilai rata-rata yang dicapai siswa kelas 3 MI Thoriqul Huda hanya mencapai 65,8 nilai rata-rata yang jauh dibawah kriteria kentuntasan minimal (KKM). Berdasarkan pengamatan dan analisis data masih dibawah KKM sehingga perlu adanya perbaikan pada siklus selanjutnya yaitu siklus 2.

HaI ini disebabkan karena mereka memang belum memiliki persiapan untuk menghadapai pelajaran yang akan mereka hadapi dan tentu saja kurang adanya motivasi belajar di dalam diri masing-masing siswa. Adapun beberapa faktor yang kemungkinan menjadi penyebab

(27)

dari kurangnya ketuntasan belajar siswa adalah; (1). Guru masih menjadi sentral dari proses pembelajaran; (2). Siswa kurang antusias dalam mendengarkan penjelasan guru sehingga mereka mengantuk,berbicara atau bergurau dengan temannya;; (3). Kurang memahami cara memotong sedotan agar menjadi bagian yang sama; (4). Kurang memanfaatkan media pembelajaran untuk mencapai target pembelajaran yang diharapkan

Revisi

Untuk mengantisipasi persoalan yang telah dipaparkan diatas maka seorang guru hendaknya memiliki kemampuan-kemampuan seperti yang telah penulis paparkan pada pendahuluan yang salah satunya seorang guru mampu mendesain program pembelajaran sehingga menciptakan proses pembelajaran yang efektif, menyenangkan dan komunikatif. Sehingga perlu adanya revisi untuk dilakukan pada siklus berikutnya.

a) Guru perlu lebih terampil dalam memotivasi siswa dan lebih jelas dalam menyampaikan tujuan pembelajaran. Dimana siswa diajak untuk terlibat langsung dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan. b) Guru perlu mendistribusikan waktu secara baik dengan

menambahkan LKS dan informasi-informasi yang dirasa perlu c) Guru harus lebih kreatif dalam pemberikan reward kepada team

(28)

d) Guru harus selalu memberikan semangat dengan cara tepuk tangan atau menyanyikan lagu anak-anak.

3. Deskripsi Data Siklus 2

Setelah dilakukan perencanaan, tindakan dan pengamatan, peneliti bersama kolaborator mengadakan refleksi tindakan-tindakan yang akan dilakukan pada siklus I. Pelaksanaan siklus I dilakukan sebanyak 2 kali pertemuan. Pertemuan 1 tanggal 14 Januari 2013, sedangkan pertemuan ke-2 tanggal 15 Januari ke-2013 dengan jumlah siswa ke-26 orang.

Siklus I terdiri dari tahapan-tahapan sebagai berikut : a. Tahap Perencanaan

Sebelum melaksanakan tindakan, peneliti membuat desain pembelajaran matematika yang dirancang oleh peneliti bersama guru.Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), buku paket, lembar LKS, soal tes formatif, media benda kongkret seperti, roti, papan pecahan, sedotan dan juga alat- alat yang mendukung lainnya.Selain itu juga dipersiapkan lembar observasi dan lembar angket digunakan untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar pada bilangan pecahan sederhana.

Pada tahap perencanaan, tindakan yang direncanakan terdiri dari 2 kali pertemuan dengan materi bilangan pecahan sederhanayaitu : membaca dan menulis lambang bilangan pecahan ,membandingkan 2 bilangan pecahan,menjumlahkan pecahan dengan penyebut sama. Desain

(29)

pembelajaran yang digunakan pada siklus 2 ini dapat dilihat pada lampiran.

b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan

Dalam tahapan ini peneliti bersama kolaborator melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media benda kongkret, seperti roti papan pecahan dan sedotan.

1) Pertemuan ke- 1

Materi pada pertemuan pertama ini yang diberikan adalah membaca dan menulis lambang bilangan pecahan.Pada kegiatan pembelajaran ini, media yang digunakan adalah papan pecahan yang ada pada kit matematika. Kegiatan pembelajaran disesuaikan dengan Rencana Pelaksaan Pembelajaran (RPP)

Langkah-langkah kegiatan

a) Siswa dikelompokkan menjadi 5 yaitu mawar, anggrek, melati,kenanga dan dahlia dengan cara mengambil nomer udian b) Guru membagikan 5 buah papan pecahan setiap kelompok c) Guru membagikan lembar LKS pada setiap kelompok

Siswa disuruh mengerjakan soal dengan cara berdiskusi sesuai perintah yang ada pada LKS,yaitu : Mengenal pecahan sederhana dengan menyebutkan :

a) Mana bagian yang menunjukkan setengah? b) Mana bagian yang menunjukkan seperempat?

(30)

c) Mana bagian yang menunjukan seper delapan?

Mengenal pecahan senilai sederhana dengan menyebutkan: (1) Bingkai mana yang hanya berisi dua keping?

(2) Bangun mana saja yang dapat menggambarkan pecahan setengah (3) Pecahan berapa yang digambarkan dari dua keping dalam satu

bingkai?

(4) Setiap wakil kelompok mempretasikan hasil kerja kelompok (5) Setiap kelompok diberi kesempatan untuk menanggapinya (6) Guru memberikan penguatan tentang materi yang diajarkan (7) Guru memberikan penghargaan bagi kelompok yang berhasil

menjawab dengan baik

(8) Guru melakukan Tanya jawab seputar materi yang telah diajarkanya

(9) Siswa mengerjakan soal latihan secara kelompok 2) Pertemuan ke-2

Materi pada pertemuan ini ; a)membandingkan dua bilangan pecahan dengan menggunakan tanda >,< dan = ; b) menjumlahkan pecahan dengan penyebut sama. Pada kegiatan pembelajaran ini, media yang digunakan adalah sedotan yang terdiri dari berbaggai macam warna. Kegiatan pembelajaran disesuaikan dengan rencana pelaksanaa pembelajaran( RPP). Langkah-langkah kegiatan sebagai berikut :

(31)

a) Guru memberikan soal kuis. ‘Ada seorang ibu mempunyai 2 potong roti yang akan di berikan kepada 3 anaknya. Bagaimana caranya agar ke 3 anaknya mendapat bagian yang sama.

b) Siswa dikelompokkan menjadi 5 yaitu mawar, anggrek, melati,kenanga dan dahlia

c) Guru membagikan 4 buah sedotan yang berbeda warna ( merah, kuning, biru,dan hijau)

d) Guru membagikan lembar LKS pada setiap kelompok.

e) Guru mendemontrasikan bagaimana cara melipat sedotan agar menjadi bagian-bagian yang sama

f) Guru bersama siswa menyanyikan lagu anak-anak “ Jari Jempol”. g) Mereka mempraktekkan memotong-motong sedotan yang mereka

bawa sesuai perintah yang ada pada LKS yaitu : warna merah menjadi 2 bagian yang sama,kuning menjadi 3 bagaian,biru menjadi 4 dan yang warna hijau menjadi 5 bagian yang sama

h) Siswa membandingkan potongan-potongan sedotan untuk mengerjakan soal pada LKS

i) Siswa melakukan penjumlahan pecahan penyebut sama

j) Perwakilan dari kelompok mempretasikan hasil diskusi dan kelompok yang lain disuruh menanggapi.

k) Guru memberikan reward bagi setiap kelompok agar lebih bersemangat.

(32)

Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi angket dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar matematika pada bilangan pecahan dengan media benda kongkret.

Selama implementasi tindakan, peneliti bertindak sebagai guru yang memimpin jalannya proses pembelajaran matematika pada bilangan pecahan di kelas 3 melalui media benda kongkret yaitu, roti, sedotan papan pecahan. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada pada rencana pembelajaran yang telah dibuat dengan memperhatikan revisi pada siklus 1, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus 1 tidak terulang lagi pada siklus II.

Pembelajaran pada siklus II dilakukan secara berkelompok. Dalam pembagian anggota kelompok dengan pengaturan meja, bangku dan formasi anggota kelompok yang berbeda dari biasanya. Peneliti membagi siswa dengan cara mengambil nomer undian yang telah disediakan. Penggunaan media benda kongkret sebelumnya tidak pemah dilakukan dalam pembelajaran matematika pada bilangan pecahan sederhana di kelas 3 MI Thoriqul Huda.Hal ini dapat dilihat dari respon siswa, mereka meminta kegiatan dengan mengunakan media benda kongkret diakukan lagi. Mereka terlihat senang sekali dan antusias mengikui proses pembelajaran .Sehinga ada peningkatan motivasi belajar matematika pada bilangan pecahan sederhana.

(33)

c. Tahap Pengamatan (Observasing) Implementasi

Dari hasil obervasi terhadap implemeritasi tindakan pada siklus II selama kegiatan pembelajaran berlangsung, peneliti dan kolaborator mengamati jalannya kegiatan untuk melihat apakah tindakan – indakan tersebut sesuai yang direncanakan. hasil pengamatan peneliti dan kolaboraor menunjukan bahwa pelaksanaan tindakan dilakukan sudah berjalan sesuai dengan rencana. Rangkuman hasil observasi pembelajaran dalam siklus II diperlihatkan pada table sebagai berikut :

Tabel 4.12: lembar observasi siswa pada siklus II

No Indikator Penilaian Pratindakan 1 2 3 4 1 Siswa duduk di mejanya waktu pelajaran di mulai. √ 2 Siswa siap dengan buku atau kelengkapan alat belajar √ 3 Mendengar dan memperhatikan penjelasan guru atau √ sesama siswa (interaksi dalam pembelajaran). √ 4 Siswa tanggap dengan apa yang diperintahkan guru √ 5 Siswa dapat berdiskusi dengan baik ketika dalam

kelompok

6 Siswa mengerjakan tugas dengan sungguh-sungguh √ 7 Siswa antusias terhadap soal yang diberikan guru. √ 8 Siswa aktif dalam memberikan komentar atau tanggapan √ 9 Melaporkan hasil persentasi kelompok didepan kelas √

(34)

dengan benar 10 Siswa mengerjakan tugas tepat waktu. √

Sumber : Data lapangan (2011) Keterangan : 4 = Sangat baik 3 = Baik 2 = Cukup 1 = Kurang

Berdasarkan tabel diatas aktivitas siswa pada siklus II siswa sudah lebih siap sebelum pelajaran dimulai dimana siswa lebih tertib dan tenang. Semua siswa mendengar dan memperhatikan penjelasan dari guru atau sesama teman dengan baik. Dalam proses pembelajaran berlangsung siswa lebih bersemangat dan aktif dalam memberikan komentar atau tanggapan membaca siswa dan melaksanakan apa yang ditugaskan oleh guru dengan sungguh-sungguh. Pada siklus II aktivitas siswa mengalami peningkatan dimana indikator penilaiansemuanya dilakukan dengan baik dan berada pada kualifikasi sangat baik .

e. Refleksi Hasil Tindakan Sìklus II

Refleksi ini adalah evaluasi yang dilakukan peneliti bersama kolaborator. Setelah dilaksanakn uji instrumen sikius II terhadap proses pembelajaran matematika pada bilangan pecahan sederhana dengan media benda kongkret, maka terjadi peningkatan yaitu:

(35)

1) Hasil dari angket yang telah disebarkan kepada 26 responden dengan jumlah pertanyaan 10 item pada siklus 1 adalah sebagai berikut :

Tabel 4.13: Rekapitulasi angket motivasi belajar terhadap bilangan pecahan sederhana pada siklus II

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Nomer item pertanyaan Jumlah 1 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 35 2 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 36 3 3 3 3 4 3 2 2 3 1 4 33 4 2 3 3 3 2 2 2 3 2 3 34 5 3 4 4 4 3 4 3 3 4 3 35 6 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 36 7 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 32 8 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 32 9 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 32 10 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 32 11 4 2 4 4 4 3 4 4 3 3 32 12 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 35 13 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 29 14 2 3 4 4 4 4 4 2 3 4 32 15 3 2 2 3 3 3 3 2 2 1 31 16 2 3 4 3 4 2 4 4 4 3 28

(36)

17 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 29 18 2 4 4 3 2 2 4 3 3 4 28 19 3 3 4 4 4 3 2 4 4 4 31 20 3 3 4 4 3 4 3 2 4 2 31 21 3 3 3 4 3 2 4 3 3 3 28 22 4 3 4 4 2 2 2 4 1 3 29 23 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 28 24 3 3 2 3 4 2 4 3 3 3 31 25 4 2 4 3 2 4 3 4 4 2 36 26 3 4 3 4 3 2 3 4 4 4 36 Jumlah 821

Berdasarkan hasil angket diatas , maka akan dibuat tabel deskripsi untuk mengetahui prosentase peningkatan motivasi siswa dengan penerapan media benda konkret, yaitu sebagai berikut :

Tabel 4.14: Daftar hasil prosentase tiap item pertanyaan

No Alternatif jawaban A F % B F % C F % D F % 1 19 73.08 5 19.23 1 3.85 - - 2 16 61.54 7 26.92 3 11.54 - - 3 19 73.08 6 23.08 1 3.85 - -

(37)

4 20 76.92 5 19.23 1 3.85 - - 5 16 61.54 8 30.77 2 7.69 - - 6 16 61.54 7 26.92 3 11.54 - - 7 14 53.85 8 30.77 4 15.38 - - 8 19 73.08 7 26.92 1 3.85 - - 9 14 53.85 8 30.77 2 7.69 2 7,69 10 19 73.08 5 19.23 1 3.85 1 3,85 Jumlah 172 661.54 66 253.85 19 73.08 3 11,54

Dari angket diatas dapat diketahui idealnya 4 jumlah frekuensinya 172 berasal dari 10 item pertanyaan dan 26 responden. Adapun untuk mengetahui seberapa peningkatan motivasi belajar siswa dengan penerapan media benda kongkret, digunakan rumus sebagai berikut :

% 100 x N F P= % 100 26 172 x P= = 66,1 % Keterangan : F : Frekuensi

N : Number of cases (jumlah frekuensi atau banyaknya individu) P : Angket prosentase

(38)

Dari data yang diperoleh di atas maka dapat disimpulkan prosentase yang ideal adalah nilai 4 dengan jumlah responden 26 dan frekuensinya 172 adalah 66,1% maka dapat dikatakan bahwa motivasi belajar siswa dalam bilangan pecahan sederhana dengan penerapan media benda kongkret terjadi peningkatan.

Adanya peningkatan motivasi belajar siswa dalam bilangan pecahan sederhana karena pada pertemuan siklus II siswa lebih bersemangat dalam belajarnya, mengeluarkan pendapat dan mengungkapkan gagasan tanpa harus ada pernyataan dari guru. Selain itu dengan meningkatnya motivasi siswa membangkitkan kesadaran bagi mereka bahwa belajar bukan hanya menerima apa yang diberikan oleh guru namun mereka juga harus menggali dan mempertanyakan sesuatu untuk menambah pengetahuan mereka. Adapun inti dari hasil wawancara tersebut adalah mereka sangat setuju dengan penerapan metode pembelajaran dengan media benda kongkret yang di dalamnya tidak hanya menuntut guru untuk ceramah namun siswa juga harus terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Dengan pemanfaatan media benda kongkret yang sudah dikenal siswa sangat menarik minat siswa untuk memperhatikan materi yang dipelajari sehingga motivasi belajar matematika pada bilangan pecahan sederhana tergolong baik.

(39)

2) Terjadi peningkatan hasil belajar matematika pada bilangan pecahan pada uji instrument di siklus II.Tes hasil belajar siklus II bisa dilihat pada table di bawah ini

Tabel 4.15 : Nilai siswa setelah siklus II

No Nama Nilai Tuntas/

Tidak Tuntas

1 Adik Malail Ma’la 70 TT

2 Alfina Fitriani 75 T

3 Bagus Rizki Maulana 60 TT

4 Dewi Nur Fadilah 60 TT

5 Dewi Amalia Salsabila 80 T

6 Dea Nur Febreani 70 T

7 Dikrul Muttaqin 90 T

8 Fikri Salma Ghifari 75 T

9 Masta Dwi Wicaksana 75 T

10 Indah Qurotul Uyun 80 T

11 Moh. Adi Surya 75 T

12 Moh Sahid Alwi 70 T

13 Maulidina Kholidah 80 T

14 Moh. Nurul Fadli 80 T

15 Moh. Wahyu Hidayat 70 T

(40)

17 Sirli Nasihatul Maula 80 T

18 Shahrul Azza 70 T

19 Siti Munfirotul Alimah 70 T

20 Kurnia Zida Amalia 90 T

21 Wardotul Janah 90 T

22 Wahyudi 70 T

23 Zaidatul Wardhiyah 80 T

24 Evi Elfiana Nur Aini 80 T

25 Rizal Nur Walidani 79 T

26 Zainal Abidin 75 T

Jumlah 1964

Rata-rata 75,53

Diketahui jumlah semua nilai siswa(

X)= 1964 Jadi

= N X X 75,53 siswa rata -rata nilai jadi 75,53 X 26 1964 X= =

= siswa % 100 belajar x tuntas yang siswa P % 100 X 26 23 P= P = 88,46%

(41)

Jadi ketuntasan belajar siswa sebelum PTK dilakukan adalah 88,46 % Keterangan: T : Tuntas

TT : Tidak Tuntas Jumlah siswa yang tuntas : 23

Jumlah siswa yang belum tuntas : 3 Tabel 4.16 Hasil Tes Siklus I I

No Aspek Keberhasilan Pratindakan

1 Nilai rata-rata 75,53

2 Nilai 70-100 23

3 Nilai dibawah 70 3

4 Presentase Keberhasilan 88,46 %

Dari analisis data dapat diketahui bahwa rata-rata kelas dari 26 siswa mampu mencapai tingkat penguasaan materi 75,53, 23 siswa mencapai nilai 70-100 dan 3 siswa yang mencapai dibawah 70. padahal standar ketuntasan minimal yang ditentukan oleh MI Thoriqul Huda adalah 70 dan ketuntasan keberhasilan belajar 88,46%. Nilai rata-rata yang dicapai siswa kelas III MI Thoriqul Huda mencapai 75,53 nilai diatas kriteria kentuntasan minimal (KKM).

Berdasarkan kurikulum 2006 ( Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) yang dikutib oleh Rosma Hartny khususnya dalam pedoman pelaksanaan proses pembelajaran, dijelaskan bahwa

(42)

seorang siswa tersebut telah memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan 65% dalam tes sebuah pokok bahasan. Selanjutnya sebuah kelas dikatakan menguasai sebuah pokok bahasan yang diajarkan apabila dalam 85% dari seluruh siswa dikelas tersebut telah memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan 65% dari hasil sebuah tes terhadap pokok bahasan tersebut.26

Berdasarkan pengamatan dan analisis data, sudah di atas KKM sehingga tidak perlu adanya perbaikan pada siklus selanjutnya.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Setelah dilakukan berbagai kegiatan mulai dari kegiatan pra-penelitian sampai diberikan tindakan pada siklus 1 dan siklus II diperoleh data dari hasil angket, observasi dan tes hasil belajar matematika pada bilangan pecahan dengan media benda kongkret. Berikut ini data hasil penelitian tindakan pada pratindakan, siklus I dan siklus II:

1. Hasil Angket Motivasi Belajar Matematika pada Bilangan Pecahan Sederhana

Hasil angket motivasi belajar matematika pada bilangan pecahan mulai dari pra-tindakan, siklus I dan siklus II.

26 Dra.Rosma Hartiny Sam’s,Model penelitian tindakan kelas,(Yokyakarta,Gowok

(43)

Tabel 4.17 : Rekapitulasi angket peningkatan motivasi belajar siswa pada pratindakan, siklus I dan siklus 2

Arternatif jawaban Pra-tindakan % Siklus I % Siklus II %

Selalu % 23,8 41,1 66,1

Kadang-kadang % 33,0 33,8 25,3

jarang% 27,3 23,0 7,3

Tidak pernah % 16,5 2,4 1,1

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran dengan media benda kongkret dapat meningkatkan motivasi belajar pada bilangan pecahan sederhana, ini dapat dilihat dari peningkatan mulai dari pratindakan 23,8 % dengan akatagori kurang pada siklus 1 terjadi peningkatan menjadi 41,1% dengan kategori cukup dan pada siklus II terjadi peningkatan menjadi 66,1 dengan katagori baik dan telah sesuai dengan teori yang ada. HaI ini terbukti dari hasil angket tentang motivasi belajar siswa pada bilangan pecahan sederhana yang membuktikan bahwa para siswa setuju dengan penerapan metode ini untuk meningkatkan motivasi dan kepercayaan diri mereka dalam bertanya maupun mengeluarkan pendapat dan mengungkapkan gagasan serta belajar menggali pengetahuan mereka sendiri tanpa harus menunggu apa yang akan diberikan oleh guru.

Hal ini karena dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode ini para siswa lebih mengutamakan belajar, memproduksi gagasan

(44)

bukan mengkonsumsi, keterampilan belajar kooperatif, aktif berusaha dan melakukan sesuatu untuk menemukan pengetahuan, aktif berinteraksi dengan sesama pelajar sehingga saling mempengaruhi satu sama lain,dan mencoba untuk melakukan apa yang telah didapat dikelas melalui sejumlah praktek sehingga mereka mendapatkan pengalaman belajar sehingga kualitas perolehannya tidak hanya sebatas teori.

2. Tes Hasil Belajar Matemateka

Hasil evaluasi atau hasil belajar matematika pada bilangan pecahan sederhana yang diperoleh siswa pada pratindakan, siklus 1 dan siklus II disajikan dalam table dibawah ini.

Tabel 4.18 Tes Hasil Belajar Matematika Pada Bilangan Pecahan Sederhana, Pratindakan, Siklus 1 Dan Siklus II Responden Pratindakan Siklus 1 Siklus II

Nilai T / TT Nelai T / TT Nelai T / TT

1 50 TT 60 TT 70 T 2 55 TT 71 T 75 T 3 50 TT 60 TT 60 TT 4 50 TT 60 TT 60 TT 5 57 TT 65 TT 80 T 6 70 T 70 T 70 T 7 73 T 80 T 90 T 8 54 TT 70 T 75 T

(45)

9 50 TT 50 TT 75 T 10 50 TT 60 TT 80 T 11 70 T 60 TT 70 T 12 72 T 70 T 75 T 13 50 TT 50 TT 80 T 14 50 TT 50 TT 80 T 15 50 TT 50 TT 70 T 16 65 T 70 T 70 T 17 65 T 70 T 80 T 18 65 T 70 T 70 T 19 65 T 71 T 70 T 20 70 T 70 T 90 T 21 70 T 80 T 90 T 22 65 T 70 T 70 T 23 50 TT 70 T 80 T 24 55 TT 73 T 80 T 25 50 TT 72 T 79 T 26 60 TT 70 T 75 T Jumlah 1547 1712 1964 Rata-rata 59,5 65,8 75,53

(46)

Tabel 4.19 Ketuntasan Belajar Matematika Pada Bilangan Pecahan Sederhana Pratindakan Sederhana, Siklus 1 Dan Siklus II No. Aspek keberhasilan Pratindakan Sklus I Siklus II

1 Nilai Rata-rata 59,5 65,8 75,53 2 Nilai 70-100 11 16 23 3 Nilai di bawah 70 15 10 3 4 Presentasi keberhasilan 42,3% 61,5% 88,46%

Tindakan-tindakan yang telah dilakukan, yaitu pembelajarn matematika pada bilangan pecahan sederhana melalui media benda kongkret seperti papan pecahan dan sedotan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada bilangan pecahan sederhana.Peneliti melakukan perbandingan antara hasil belajar matematika pada bilangan pecahan pada pratindakan, siklus 1 dan siklus II. Dari hasil tes tersebut memperlihatkan bahwa pada pratindakan ketuntasan belajar 42,3%, pada siklus 1 ada peningkatan menjadi 61,5% sedangkan pada siklus II ketuntasan belajar mencapai 88,46%. Dari informasi yang telah disampaikan menunjukan terjadinya peningkatan hasil belajar matematika pada bilangan pecahan sederhana.

Gambar

Tabel 4.1 Lembar observasi siswa pada kegiatan pratindakan
Tabel 4.2: Rekapitulasi angket motivasi belajar siswa pratindakan  No  Nomer item pertanyaan
Tabel 4.3 : Daftar hasil prosentase tiap item pertanyaan
Tabel 4.4 lembar observasi siswa pada kegiatan pratindakan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Daan EC-725 Full Combat SAR full mission

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa laju penjerapan simultan Cr(III) dan Na menggunakan Amberlite IR-120 H dipengaruhi

meningkatkan kemampuan berbicara siswa. Media wayang kerton ini digunakan untuk siswa kelas II SD pada tema kegiatan sehari – hari dengan background dibuat berdasarkan

Secara teknikal IHSG terkonsolidasi positif tepat pada bullish trend line setelah sempat menyentuh support MA50.. Indikator stochastic masih bergerak bearish meskipun momentum

Tuti, Orang Tua Tika Dwi Astuti, Wawancara , Natar 30 November 2015.. Sehingga akhirnya manfaat peran dan perhatian orang tua, terutama ibu, hubungannya dengan

1) Rancangan Fruit Shredder Feeding berhasil dibuat sesuai dengan rancangan dan dapat berfungsi sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan. 2) Pemutus sistem motor

Kuswanto (1996) menjelaskan pada kategori pertama benih harus disebarkan di atas permukaan lahan untuk mengecambahkan, kategori kedua be- nih tersebut dibenamkan di

Metode bagging regresi logistik digunakan untuk meningkatkan ketepatan klasifikasi dan menstabilkan pendugaan parameter model dari regresi logistik ordinal. Variabel