• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI PROVINSI PAPUA BARAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI PROVINSI PAPUA BARAT"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Pada Juni 2015 terjadi Inflasi sebesar 1,71 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 118,27. Dari 82 kota IHK, tercatat 76 kota mengalami inflasi sedangkan 6 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Sorong 1,90 persen dengan IHK 119,69 dan terendah terjadi di Palu 0,03 persen dengan IHK 120,46. Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Tual -0,80 persen dengan IHK 133,57 dan terendah terjadi di Pangkal Pinang -0,14 persen dengan IHK 117,90.

 Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh kenaikan indeks pada semua kelompok pengeluaran yaitu pada kelompok bahan makanan 4,05 persen; kelompok mananan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 1,54 persen; kelompok kesehatan 0,77 persen; kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan 0,60 persen; kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,34 persen; kelompok sandang 0,31 persen; serta kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,13 persen.

Tingkat inflasi tahun kalender Juni 2015 sebesar 2,68 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Juni 2015 terhadap Juni 2014) sebesar 8,24 persen.

No. 34/07/91 Th. IX, 01 Juli 2015

P

ERKEMBANGAN

I

NDEKS

H

ARGA

K

ONSUMEN

/I

NFLASI

P

ROVINSI

P

APUA

B

ARAT

BULAN JUNI 2015, DI PROVINSI PAPUA BARAT TERJADI INFLASI SEBESAR 0.71 PERSEN

DENGAN INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) SEBESAR 118.27

Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan salah satu indikator ekonomi yang sering digunakan untuk mengukur tingkat perubahan harga (inflasi/deflasi) di tingkat konsumen, khususnya di daerah perkotaan. Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket komoditas yang dikonsumsi oleh rumah tangga. Di Indonesia, tingkat inflasi diukur dari persentase perubahan IHK dan diumumkan ke publik setiap awal bulan (hari kerja pertama) oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

Mulai Januari 2014, pengukuran inflasi di Indonesia menggunakan IHK tahun dasar 2012=100. Ada beberapa perubahan yang mendasar dalam penghitungan IHK baru (2012=100) dibandingkan IHK lama (2007=100), khususnya mengenai cakupan kota, paket komoditas, dan diagram timbang. Perubahan tersebut didasarkan pada Survei Biaya Hidup (SBH) 2012 yang dilaksanakan oleh BPS, yang merupakan salah satu bahan dasar utama dalam penghitungan IHK. Hasil SBH 2012 sekaligus mencerminkan adanya perubahan pola konsumsi masyarakat dibandingkan dengan hasil SBH sebelumnya.

BADAN PUSAT STATISTIK

(2)

SBH 2012 dilaksanakan di 82 kota, yang terdiri dari 33 ibukota provinsi dan 49 kota besar lainnya. Dari 82 kota tersebut, 66 kota merupakan cakupan kota SBH lama dan 16 merupakan kota baru. Survei ini hanya dilakukan di daerah perkotaan (urban area) dengan total sampel sebanyak 13.608 Blok Sensus dan total sampel rumahtangga sebanyak 136.080. SBH 2012 dilaksanakan secara triwulanan selama tahun 2012 sehingga setiap triwulan terdapat 34.020 sampel rumahtangga.

Paket komoditas Provinsi Papua Barat hasil SBH 2012 di bentuk dari 2 kota SBH yakni Manokwari dan Kota Sorong. Di Kota Manokwari terpilih 345 komoditas dimana 139 merupakan komoditas makanan, dan 206 merupakan komoditas non makanan. Sedangkan di Kota Sorong terpilih 319 komoditas dimana 135 merupakan komoditas makanan, dan 184 merupakan komoditas non makanan.

Perkembangan harga berbagai komoditas pada bulan Juni 2015, secara umum menunjukkan kenaikan. Berdasarkan hasil pemantauan BPS, dengan menggunakan penghitungan dan tahun dasar (2012 = 100), di Provinsi Papua Barat pada bulan Juni 2015 terjadi inflasi sebesar 1,71 persen, atau terjadi kenaikan IHK dari 116,27 pada bulan Mei 2015 menjadi 118,27 pada bulan Juni 2015. Tingkat inflasi tahun kalender Juni 2015 sebesar 2,68 persen, sedangkan tingkat inflasi tahun ke tahun (Juni 2015 terhadap Juni 2014) sebesar 8,24 persen.

Inflasi di Provinsi Papua Barat terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh kenaikan indeks pada semua kelompok pengeluaran yakni : kelompok bahan makanan 4,05 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 1,54 persen; kelompok kesehatan 0,77 persen; kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan 0,60 persen; kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,34 persen; kelompok sandang 0,31 persen; serta kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,13 persen.

Inflasi yang terjadi di Provinsi Papua Barat dipengaruhi oleh kenaikan indeks yang signifikan pada beberapa sub kelompok, yaitu: sub kelompok telur, susu, dan hasil-hasilnya 7,87 persen; sub kelompok bumbu-bumbuan 6,71 persen; sub kelompok ikan segar 6,67 persen; sub kelompok sayur-sayuran 5,56 persen; serta sub kelompok buah-buahan 3,12 persen. Sedangkan beberapa sub kelompok yang mengalami deflasi yaitu: sub kelompok olahraga -0,55 persen; serta sub kelompok sandang wanita -0,04 persen.

(3)

Tabel 1

IHK dan Tingkat Inflasi Gabungan Provinsi Papua Barat Juni 2015, Tahun Kalender 2015, Dan Tahun ke Tahun Menurut Kelompok Pengeluaran (2012=100)

IHK IHK IHK Inflasi Laju Inflasi Inflasi Desember 2014 Juni 2014 Juni 2015 Juni 2015 *) Tahun Kalender Tahun Ke Tahun 2015 **) 2015 ***) [2] [3] [4] [5] [6] [7] U m u m 115,18 109,26 118,27 1,71 2,68 8,24 1 Bahan Makanan 117,32 109,99 123,37 4,05 5,16 12,17

2 Makanan Jadi, minuman, Rokok dan Tembakau

115,93 111,62 123,84 1,54 6,83 10,95

3 Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan bakar

113,86 108,07 115,51 0,13 1,44 6,88

4 Sandang 101,43 100,93 102,55 0,31 1,11 1,61

5 Kesehatan 110,03 107,43 115,13 0,77 4,64 7,16

6 Pendidikan, Rekreasi dan Olah raga 108,12 105,65 109,69 0,34 1,45 3,82 7 Transpor dan Komunikasi dan Jasa

Keuangan

120,86 112,07 116,30 0,60 -3,77 3,77

Kelompok Pengeluaran

[1]

Catatan : Angka diatas merupakan pembulatan

*) Persentase perubahan IHK bulan Juni 2015 terhadap IHK bulan sebelumnya. **) Persentase perubahan IHK bulan Juni 2015 terhadap IHK bulan Desember 2014. ***) Persentase perubahan IHK bulan Juni 2015 terhadap IHK bulan Juni 2014.

(4)

URAIAN MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN

1.

Bahan Makanan

Kelompok bahan makanan pada bulan Juni 2015 mengalami inflasi sebesar 4,05 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 118,57 pada bulan Mei 2015 menjadi 123,37 pada bulan Juni 2015.

Dari sebelas sub kelompok yang ada dalam kelompok bahan makanan, semua sub kelompok mengalami inflasi. Inflasi terbesar terjadi pada sub kelompok telur, susu, dan hasil-hasilnya 7,87 persen; dan inflasi terkecil terjadi pada sub kelompok padi-padian, umbi-umbian, dan hasilnya 0,08 persen.

2.

Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau

Kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau pada bulan Juni 2015 mengalami inflasi sebesar 1,54 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 121,96 pada bulan Mei 2015 menjadi 123,84 pada bulan Juni 2015.

Dari tiga sub kelompok yang ada dalam kelompok ini, semua sub kelompok mengalami inflasi. Inflasi terbesar terjadi pada sub kelompok tembakau dan minuman beralkohol 2,56 persen; sedangkan inflasi terkecil terjadi pada sub kelompok makanan jadi 0,48 persen.

3.

Perumahan, Air, Lisrik, Gas dan Bahan Bakar

Kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar pada bulan Juni 2015 mengalami inflasi sebesar 0,13 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 115,36 pada bulan Mei 2015 menjadi 115,51 pada bulan Juni 2015.

Dari empat sub kelompok yang ada dalam kelompok ini, semua sub kelompok mengalami inflasi. Inflasi terbesar terjadi pada sub kelompok perlengkapan rumah tangga 0,31 persen, dan inflasi terkecil terjadi pada sub kelompok biaya tempat tinggal 0,10 persen.

4.

S a n d a n g

Kelompok sandang pada bulan Juni 2015 mengalami inflasi sebesar 0,31 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 102,23 pada bulan Mei 2015 menjadi 102,55 pada bulan Juni 2015.

Dari empat sub kelompok yang ada dalam kelompok ini, tiga sub kelompok mengalami inflasi, sedangkan satu sub kelompok lainnya mengalami deflasi. Inflasi terbesar terjadi pada sub kelompok sandang laki-laki 0,63 persen, dan inflasi terkecil terjadi pada sub kelompok sandang anak-anak 0,19 persen. Sedangkan deflasi terjadi pada sub kelompok sandang wanita -0,04 persen.

5.

K e s e h a t a n

Kelompok kesehatan pada bulan Juni 2015 mengalami inflasi sebesar 0,77 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 114,24 pada bulan Mei 2015 menjadi 115,13 pada bulan Juni 2015.

(5)

Dari empat sub kelompok yang ada dalam kelompok ini, tiga sub kelompok mengalami inflasi, sedangkan satu sub kelompok lainnya tidak mengalami perubahan indeks. Sub kelompok yang mengalami inflasi terbesar terjadi pada sub kelompok perawatan jasmani dan kosmetika 1,28 persen, dan inflasi terkecil terjadi pada sub kelompok obat-obatan 0,33 persen.

6.

Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga

Kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga pada bulan Juni 2015 mengalami inflasi sebesar 0,34 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 109,32 pada bulan Mei 2015 menjadi 109,69 pada bulan Juni 2015.

Dari lima sub kelompok yang ada dalam kelompok ini; dua sub kelompok mengalami inflasi; satu sub kelompok mengalami deflasi; sedangkan dua sub kelompok lainnya tidak mengalami perubahan indeks. Inflasi terbesar terjadi pada sub kelompok perlengkapan/peralatan pendidikan 1,68 persen, dan inflasi terkecil terjadi pada sub kelompok rekreasi 0,35 persen. Sedangkan deflasi terjadi pada sub kelompok olahraga -0,55 persen.

7.

Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan

Kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan pada bulan Juni 2015 mengalami inflasi sebesar 0,60 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 115,61 pada pada bulan Mei 2015 menjadi 116,30 pada bulan Juni 2015.

Dari empat sub kelompok yang ada dalam kelompok ini; dua sub kelompok mengalami inflasi; sedangkan dua sub kelompok lainnya tidak mengalami perubahan indeks. Sub kelompok yang mengalami inflasi terbesar adalah sub kelompok transpor 0,86 persen, sedangkan inflasi terkecil terjadi pada sub kelompok sarana dan penunjang transpor 0,10 persen.

(6)

Tabel 2

IHK dan Tingkat Inflasi Gabungan Provinsi Papua Barat Juni 2015, Tahun Kalender 2015, Dan Tahun ke Tahun Menurut Kelompok dan Sub Kelompok Pengeluaran (2012=100)

IHK IHK IHK Inflasi

bulan

Laju Inflasi Inflasi

Desember 2014 Juni 2014 Juni 2015 Juni 2015 *) Tahun Kalender Tahun Ke Tahun 2015 **) 2015 ***) [2] [3] [4] [5] [6] [7] U M U M 115,18 109,26 118,27 1,71 2,68 8,24 I. BAHAN MAKANAN 117,32 109,99 123,37 4,05 5,16 12,17

Padi-padian, Umbi-Umbian dan Hasilnya 108,88 105,93 111,29 0,08 2,21 5,06

Daging dan Hasil-hasilnya 115,41 114,55 120,90 3,03 4,75 5,54

Ikan Segar 118,02 104,16 134,08 6,67 13,61 28,73

Ikan Diawetkan 112,69 119,73 124,36 2,10 10,36 3,86

Telur, Susu dan Hasil-hasilnya 120,50 119,72 131,07 7,87 8,77 9,48

Sayur-sayuran 106,10 107,88 114,36 5,56 7,78 6,01

Kacang-kacangan 117,96 111,69 128,25 0,13 8,72 14,83

Buah-buahan 122,81 115,61 121,68 3,12 -0,92 5,25

Bumbu-bumbuan 153,20 113,86 143,37 6,71 -6,42 25,91

Lemak dan Minyak 120,12 118,33 120,46 0,19 0,28 1,80

Bahan Makanan Lainnya 108,34 106,78 110,43 2,16 1,92 3,42

II. MAKANAN JADI, MINUMAN

ROKOK & TEMBAKAU 115,93 111,62 123,84 1,54 6,83 10,95

Makanan Jadi 116,80 112,03 124,15 0,48 6,29 10,82

Minuman yang Tidak Beralkohol 105,39 108,89 115,24 2,52 9,35 5,83

Tembakau dan Minuman Beralkohol 125,66 113,77 132,63 2,56 5,54 16,58

III. PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS

& BAHAN BAKAR 113,86 108,07 115,51 0,13 1,44 6,88

Biaya Tempat Tinggal 106,81 105,44 107,88 0,10 1,00 2,32

Bahan Bakar, Penerangan dan Air 135,80 115,70 138,67 0,15 2,11 19,85

Perlengkapan Rumahtangga 112,09 107,07 114,21 0,31 1,89 6,67 Penyelenggaraan Rumahtangga 109,97 107,83 113,26 0,11 2,98 5,03 IV. SANDANG 101,43 100,93 102,55 0,31 1,11 1,61 Sandang Laki-laki 98,70 98,19 100,87 0,63 2,20 2,73 Sandang Wanita 103,35 103,10 104,06 -0,04 0,69 0,93 Sandang Anak-anak 100,56 99,86 101,87 0,19 1,31 2,02

Barang Pribadi dan Sandang Lain 105,61 104,98 104,90 0,42 -0,67 -0,08

V. KESEHATAN 110,03 107,43 115,13 0,77 4,64 7,16

Jasa Kesehatan 101,77 101,48 119,36 0,40 17,28 17,62

Obat-obatan 111,80 108,35 114,69 0,33 2,59 5,85

Jasa Perawatan Jasmani 117,47 116,33 117,63 0,00 0,14 1,12

Perawatan Jasmani dan Kosmetika 112,35 108,76 113,44 1,28 0,97 4,30

Kelompok Pengeluaran

[1]

Catatan : Angka diatas merupakan pembulatan

*) Persentase perubahan IHK bulan Juni 2015 terhadap IHK bulan sebelumnya. **) Persentase perubahan IHK bulan Juni 2015 terhadap IHK bulan Desember 2014. ***) Persentase perubahan IHK bulan Juni 2015 terhadap IHK bulan Juni 2014.

(7)

Tabel 2 (Lanjutan)

IHK dan Tingkat Inflasi Gabungan Provinsi Papua Barat Juni 2015, Tahun Kalender 2015, Dan Tahun ke Tahun Menurut Kelompok dan Sub Kelompok Pengeluaran (2012=100)

IHK IHK IHK Inflasi Laju Inflasi Laju Inflasi Desember 2014 Juni 2014 Juni 2015 Juni 2015 *) Tahun Kalender Tahun Ke Tahun 2015 **) 2015 ***) [2] [3] [4] [5] [6] [7]

VI. PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAHRAGA 108,12 105,65 109,69 0,34 1,45 3,82 Jasa Pendidikan 108,07 104,12 109,02 0,00 0,88 4,71 Kursus-kursus/Pelatihan 110,15 106,99 110,15 0,00 0,00 2,96 Perlengkapan/Peralatan Pendidikan 102,28 101,58 106,37 1,68 4,00 4,72 Rekreasi 110,64 110,25 112,52 0,35 1,69 2,06 Olahraga 102,04 101,43 103,00 -0,55 0,94 1,55

VII. TRANSPOR, KOMUNIKASI & JASA KEUANGAN

120,86 112,07 116,30 0,60 -3,77 3,77

Transpor 130,12 117,84 123,28 0,86 -5,26 4,62

Komunikasi dan Pengiriman 100,40 100,40 100,40 0,00 0,00 0,00

Sarana dan Penunjang Transpor 102,37 101,90 102,69 0,10 0,32 0,77

Jasa Keuangan 121,87 101,54 121,87 0,00 0,00 20,03

Kelompok Pengeluaran

[1]

Catatan : Angka diatas merupakan pembulatan

*) Persentase perubahan IHK bulan Juni 2015 terhadap IHK bulan sebelumnya. **) Persentase perubahan IHK bulan Juni 2015 terhadap IHK bulan Desember 2014. ***) Persentase perubahan IHK bulan Juni 2015 terhadap IHK bulan Juni 2014.

PERBANDINGAN ANTAR KOTA

Pada Juni 2015, Papua Barat mengalami inflasi sebesar 1,71 persen dengan IHK sebesar 118,27. Dari 82 kota IHK, tercatat 76 kota mengalami inflasi dan 6 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Sorong 1,90 persen dengan IHK 119,69 dan terendah terjadi di Palu 0,03 persen dengan IHK 120,46. Deflasi tertinggi terjadi di Tual -0,80 persen dengan IHK 133,57 dan terendah terjadi di Pangkal Pinang -0,14 persen dengan IHK 117,90. Perbandingan Antar Kota di SULAMPUA

Kota-kota IHK di wilayah Sulampua yang berjumlah 18 kota, pada Juni 2015 tercatat 15 kota mengalami inflasi, dan 3 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Sorong 1,90 persen dengan IHK 119,69 dan terendah terjadi di Palu 0,03 persen dengan IHK 120,46. Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Tual -0,80 persen dengan IHK 133,57 dan terendah terjadi di -0,25 persen dengan IHK 120,87 (lihat Tabel 3).

(8)

Tabel 3

Perbandingan Indeks dan Inflasi/Deflasi Juni 2015 Kota-Kota di Sulampua (2012 = 100)

No Kota Bulan Juni 2015

IHK Inflasi Peringkat

1 MANADO 119,91 0,49 49 2 PALU 120,46 0,03 76 3 BULUKUMBA 125,55 0,63 36 4 WATAMPONE 116,35 0,54 45 5 MAKASSAR 118,67 0,75 24 6 PAREPARE 116,96 0,68 32 7 PALOPO 117,88 0,77 22 8 KENDARI 115,67 0,28 67 9 BAU BAU 123,88 1,13 7 10 GORONTALO 115,98 0,71 28 11 MAMUJU 118,65 0,95 10 12 AMBON 120,87 -0,25 79 13 TUAL 133,57 -0,80 82 14 TERNATE 123,67 0,89 12 15 MANOKWARI 113,99 1,14 6 16 SORONG 119,69 1,90 1 17 MERAUKE 123,24 -0,57 80 18 JAYAPURA 121,42 0,80 19 Grafik 1

Grafik Perbandingan Indeks dan Inflasi/Deflasi Juni 2015 Kota-Kota di Sulampua (2012 = 100)

(9)

Tabel 4

Perbandingan Indeks dan Inflasi/Deflasi Juni 2015 Kota-Kota di Luar Sulampua (2012 = 100)

No Kota Bulan Juni 2015

IHK Inflasi Peringkat

1 MEULABOH 120,05 0,57 41 2 BANDA ACEH 115,26 1,20 5 3 LHOKSEUMAWE 115,52 1,03 8 4 SIBOLGA 121,46 1,36 3 5 PEMATANG SIANTAR 123,52 1,44 2 6 MEDAN 121,91 0,77 22 7 PADANG SIDEMPUAN 118,12 0,48 51 8 PADANG 123,48 0,83 18 9 BUKIT TINGGI 117,15 0,45 52 10 TEMBILAHAN 124,94 0,43 54 11 PEKAN BARU 120,31 0,75 24 12 DUMAI 120,83 0,59 40 13 BUNGO 117,29 0,62 37 14 JAMBI 119,33 0,54 45 15 PALEMBANG 117,06 0,39 58 16 LUBUK LINGGAU 116,62 0,86 16 17 BENGKULU 124,19 0,89 12 18 BANDAR LAMPUNG 120,39 0,70 30 19 METRO 128,00 0,84 17 20 TANJUNG PANDAN 125,91 0,69 31 21 PANGKAL PINANG 117,90 -0,14 77 22 BATAM 118,68 0,87 15 23 TANJUNG PINANG 120,78 0,60 39 24 JAKARTA 120,58 0,35 62 25 BOGOR 119,96 0,49 49 26 SUKABUMI 119,79 0,14 72 27 BANDUNG 119,02 0,72 26 28 CIREBON 117,61 0,31 66 29 BEKASI 117,89 0,43 54 30 DEPOK 118,75 0,36 61 31 TASIKMALAYA 118,18 0,72 26 32 CILACAP 121,85 0,43 54 33 PURWOKERTO 117,88 0,57 41 34 KUDUS 124,73 0,56 44 35 SURAKARTA 117,15 0,53 48 36 SEMARANG 119,26 0,64 34 37 TEGAL 116,17 0,89 12 38 YOGYAKARTA 117,96 0,35 62 39 JEMBER 117,69 0,20 70 40 BANYUWANGI 118,05 0,26 68 41 SUMENEP 117,73 0,38 59 42 KEDIRI 119,01 0,26 68 43 MALANG 120,51 0,38 59

(10)

Tabel 4 (Lanjutan)

Perbandingan Indeks dan Inflasi/Deflasi Juni 2015 Kota-Kota di Luar Sulampua (2012 = 100)

No Kota Bulan Juni 2015

IHK Inflasi Peringkat

44 PROBOLINGGO 119,50 0,44 53 45 MADIUN 117,72 0,32 65 46 SURABAYA 119,79 0,54 45 47 TANGGERANG 126,64 0,62 37 48 CILEGON 122,47 0,40 57 49 SERANG 125,20 0,71 28 50 SINGARAJA 126,49 -0,18 78 51 DENPASAR 117,42 0,14 72 52 MATARAM 118,21 0,15 71 53 BIMA 120,15 -0,79 81 54 MAUMERE 113,42 0,05 75 55 KUPANG 121,09 0,67 33 56 PONTIANAK 126,65 0,64 34 57 SINGKAWANG 119,35 0,06 74 58 SAMPIT 119,64 0,91 11 59 PALANGKA RAYA 118,41 0,96 9 60 TANJUNG 118,79 0,35 62 61 BANJARMASIN 117,55 0,80 19 62 BALIKPAPAN 122,94 1,23 4 63 SAMARINDA 121,83 0,80 19 64 TARAKAN 127,99 0,57 41 Grafik 2

Grafik Perbandingan Indeks dan Inflasi/Deflasi Juni 2015 Kota-Kota di Luar Sulampua (2012 = 100)

(11)

Diterbitkan oleh :

Bidang Statistik Distribusi

Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat

Jalan Trikora – Sowi IV, Manokwari 98315.

Telp. (0986) 2702414, Fax. (0986) 213038

Contact Person :

Hendra Wijaya, S.ST, M.Si (081344441704)

Leonardo A Simamora, S.ST (081370556151)

Gambar

Grafik Perbandingan Indeks dan Inflasi/Deflasi Juni 2015  Kota-Kota di Sulampua (2012 = 100)
Grafik Perbandingan Indeks dan Inflasi/Deflasi Juni 2015  Kota-Kota di Luar Sulampua (2012 = 100)

Referensi

Dokumen terkait

Junaedin Wadu. Analisis Faktor yang Mempengaruhi Risiko Produksi Serta Perilaku Petani dan Strategi Menghadapi Risiko produksi Usahatani Padi Sawah di Kecamatan

Pada sektor rumah tangga mengalami peningkatan pertumbuhan energi listrik dengan persentase pertumbuhan rata-rata mencapai 1,736 % pertahunnya hingga 10 tahun

ini membahas data dari temuaan di lapangan yang meliputi analisis hukum Islam terhadap praktik utang-piutang yang digunakan untuk usaha, serta analisis hukum

Didalam ekosistem mangrove keberadaan siput bakau sangat tergantung kepada kondisi lingkungan mangrove itu sendiri, siput bakau yang hidup dengan cara menempel

Masalah ini timbul karena konsumen berada pada lokasi yang terpisah secara geografis, hal ini mengakibatkan pentingnya untuk menyimpan persediaan pada beberapa lokasi

Manfaat penelitian pada Evaluasi Kinerja Struktur Portal pada Gedung Bertingkat Dengan Analisis Respon Spektrum Menggunakan ETABS V 9.7.2 adalah sebagai berikut

Metode mempunyai andil yang cukup besar dalam kegiatan belajar mengajar. Kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki anak didik, ditentukan oleh kerelevansian penggunaan suatu

Berdasarkan informasi yang dipaparkan oleh keluarga informan dari berbagai asal suku bangsa yaitu Melayu, Minangkabau, Jawa dan Batak yang ditanyakan tentang