• Tidak ada hasil yang ditemukan

Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS PERTANYAAN

PRODUKTIF TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN MENULIS

(BAHASA INDONESIA) PADA TEMA CITA-

CITAKU SISWA KELAS IV DI SDN PEGUYANGAN

Ni Made Yuni Wiratni

1

, MG. Rini Kristiantari

2

, Ni Nyoman Ganing

3

1,2,3

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP

Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

e-mail :yuniwiratni@gmail.com

1

, rini_bali@yahoo.co.id

2

, nyomanganing@yahoo.co.id

3

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan yang signifikan hasil belajar keterampilan menulis bahasa Indonesia antara siswa kelas IV di SDN Peguyangan yang dibelajarkan menggunakan pendekatan saintifik berbasis pertanyaan produktif

dan siswa yang dibelajarkan menggunakan pendekatan saintifik. Penelitian ini

termasuk penelitian eksperimen semu menggunakan non equivalent control group

design. Populasi yang dilibatkan adalah seluruh siswa kelas IV SD Negeri desa

Peguyangan Denpasar utara yang berjumlah 561 orang siswa. Sampel penelitian

berjumlah 90 orang siswa yaitu 45 orang siswa dari kelas IVSD Negeri 4 Peguyangan

menjadi kelompok eksperimen dan 45 orang siswa dari kelas IV SD Negeri 11 Peguyangan menjadi kelompok kontrol. Sampel penelitian diperoleh dengan teknik random sampling. Data berupa hasil belajar bahasa Indonesia siswa pada keterampilan menulis dikumpulkan menggunakan metode tes jenis subjektif (Essay Test) selanjutnya data yang terkumpul dianalisis dengan uji t. Atas hasil analsis data diperoleh rata-rata hasil belajar keterampilan menulis (bahasa Indonesia) siswa kelas IV yang dibelajarkan menggunakan pendekatan saintifik berbasis pertanyaan produktif lebih tinggi dari siswa yang dibelajarkan menggunakan pendekatan saintifik (83,73>78,08). Hasil analisis uji t menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar keterampilan menulis bahasa Indonesia antara siswa yang dibelajarkan menggunakan pendekatan saintifik berbasis pertanyaan produktif dan siswa yang dibelajarkan menggunakan pendekatan saintifik (thitung=4,99 ; ttabel=1,67). Dengan demikian dapat ditarik simpulan bahwa terdapat pengaruh penerapan pendekatan saintifik berbasis pertanyaan produktif terhadap hasil belajar keterampilan menulis (bahasa Indonesia) pada tema cita-citaku siswa kelas IV SD Negeri di desa Peguyangan Denpasar Utara.

Kata kunci :

Pendekatan saintifik, pertanyaan produktif, hasil belajar bahasa Indonesia

Abstract

This research purpose is to determine the significant difference of Indonesia writing skills between the fourth grade students of SDN Peguyangan which were taught using scientific approach based on productive questions and students which were taught using scientific approach. This the research is a part by quasi-experiment using non equivalent control group design. Population is all of students in the fourth grade of SD Negeri Desa Peguyangan Denpasar Utara which has 561 students. Sample of this research is 90 students, there are 45 students of which comes from the fourth grade of SD Negeri 4 Peguyangan which become experimental group and the other 45 students are from the fourth grade of SD Negeri 11 Peguyangan which become control group. Experiment sample is obtained by random sampling technique. The data about writing skills in Indonesia learning outcome is obtained by using subjective test type (essay

(2)

test). Then the data collected is analyzed by using t-test. The data analyzed showed that by average of (writing skills) as of the fourth grade students which was taught by using scientific approach based on productive questions is higher than students which was taught by using scientific approach (83.73>78.08). The result of t-test showed that there is a significant difference of Indonesia writing skills between students which was taught using scientific approach based on productive questions and students which was taught using scientific approach. (Tcalculate=4.99 ; Ttable =1.67). Therefore it can be concluded of this experiment there are effect of the application of scientific approach based on productive questions on writing skills in Indonesian learning outcome on cita-citaku theme in the fourth grade of SD Negeri Desa Peguyangan Denpasar Utara. Key words: Scientific Approach, productive questions,Indonesia learning outcomes.

PENDAHULUAN

Pendidikan sebagai wahana pembentukan kualitas sumber daya manusia merupakan hal yang harus dipenuhi oleh setiap orang. Salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah dengan penyempurnaan proses pendidikan melalui perubahan kearah yang lebih baik oleh satuan pendidikan. Pendidikan dengan perubahan yang ada dapat menciptakan suatu pembentukan sumber manusia dengan cara yang bervariatif. Perubahan pada dinamika pendidikan ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

Faktor keberhasilan peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia salah satunya adalah dengan peran serta guru yang selalu bervariatif dalam menyampaikan materi pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran guru dituntut untuk mampu menyampaikan bahan pelajaran agar dapat dikuasai oleh siswa secara optimal. Selain guru, siswa juga dituntut untuk mampu memahami maksud yang disampaikan oleh guru. Agar mampu memahami materi yang dibawakan guru maka siswa harus memiliki keterampilan berbahasa yang kerap kali diterapkan pada pembelajaran.

Pengajaran bahasa Indonesia merupakan hal dasar yang mengajarkan siswa dalam keterampilan berbahasa sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku untuk mengembangkan kemampuannya dalam berbahasa. Hal ini sesuai dengan pendapat Djamarah (2010:69) yang menyatakan bahwa bahasa adalah alat untuk menyampaikan

dan memahami gagasan pikiran, pendapat, dan perasaan, secara lisan maupun tulisan. Terampil berbahasa dalam segala konteks pembelajaran untuk menyampaikan suatu ide dan berbagai situasi sangat diperlukan dalam proses kehidupan. Menurut Ngalimun (2014:5) Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya adalah pengajaran keterampilan berbahasa, bukan pengajaran tentang bahasa. Keterampilan berbahasa yang ditekankan pada pengajaran bahasa Indonesia adalah keterampilan reseptif (keterampilan mendengarkan dan membaca) dan keterampilan produktif (keterampilan berbicara dan menulis).

Keterampilan berbahasa yang paling kompleks adalah keterampilan menulis. Keterampilan menulis

merupakan keterampilan

mengungkapkan ide-ide atau gagasan seseorang kedalam media tulis. Dalam hal ini menulis juga dikatakan proses penyampaian pesan secara tertulis berupa hasil kreativitas penulisnya dengan penggunaan cara berpikir yang divergen (menyebar) daripada konvergen (memusat) (Dalman:2014).

Keterampilan menulis seseorang berpedoman pada aspek-aspek penyusunan tulisan untuk dapat memenuhi indikator ketercapaian keterampilan menulis. Guru pada proses pembelajaran selalu memberikan pembelajaran terkait aspek-aspek penyusunan tulisan untuk meningkatkan keterampilan menulis siswanya. Indikator pencapaian keterampilan menulis dapat dilihat dari kesanggupan penulis dalam

(3)

menyusun tulisan pada aspek ejaan, diksi dan pilihan kata, struktur kalimat, serta struktur paragraph.

Setiap orang terutama siswa penting kiranya memiliki keterampilan menulis, hal ini dikarenakan masa yang akan datang siswa akan menghadapi tantangan berat karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat. Oleh karena itu keterampilan menulis siswa harus dilatih sedini mungkin untuk membiasakan siswa berpikir kritis dalam menuangkan gagasan atau pendapatnya. Penuangan gagasan dalam bentuk tertulis ini sangat bermanfaat dalam pengelolaan pembelajaran di sekolah.

Berdasarkan pengelolaan pembelajaran ditemui beberapa permasalahan secara umum dalam pembelajaran di sekolah. Dalam pembelajaran, siswa dituntut untuk mengembangkan potensi keterampilan yang dimiliki salah satunya adalah keterampilan menulis. Ditemukan bahwa kegiatan siswa untuk belajar berpikir kritis agar memiliki gagasan yang kemudian dituangkan dalam bentuk tulisan kini kian merosot. Hal ini dikarenakan anggapan siswa terkait kegiatan menulis merupakan kegiatan yang rumit karena memerlukan kosentrasi yang tinggi dalam merumuskan suatu tulisan. Kondisi ini sejalan dengan banyak siswa yang sulit sekali menentukan kalimat pertama dalam sebuah tulisan. Guru sebagai pengajar disini sangat diperlukan peranannya dalam mengarahkan siswa.

Terkait dengan keterampilan menulis, pembelajaran yang mampu mengarahkan siswa berpikir kritis untuk menuangkan idenya dalam bentuk tulisan adalah kegiatan bertanya guru. Guru sebaiknya mengarahkan siswa secara tidak langsung melalui pertanyaan. Namun dalam proses pembelajaran tematik ditinjau dari karakteristik pertanyaan guru, dapat ditemui masih kurangnya partisipasi guru dalam mengarahkan siswa menemukan suatu jawaban atau hasil melalui pertanyaan guru yang sifatnya penemuan dan bukan sekadar jawaban biasa. Hal ini akhirnya

dapat mempengaruhi hasil belajar keterampilan menulis siswa.

Mengatasi permasalahan hasil belajar keterampilan menulis tersebut pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar siswa secara aktif menyusun konsep melalui tahapan-tahapan mengamati, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data,

menarik kesimpulan dan

mengomunikasikan. Pendekatan ini juga terlihat cocok dalam pengembangan keterampilan menulis siswa yang menekankan pada pemikiran yang kritis. Kosasih (2014:72) menyatakan,

Pada intinya, pendekatan saintifik merupakan pendekatan di dalam kegiatan pembelajaran yang mengutamakan kreativitas dan temuan-temuan siswa. Pengalaman belajar yang mereka peroleh tidak bersifat indoktrinisasi, hafalan, dan sejenisnya. Pengalaman belajar, baik itu yang berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap mereka peroleh berdasarkan kesadaran dan kepentingan mereka sendiri.

Pada Permendikbud No. 81 A Tahun 2013 lampiran IV, proses pembelajaran saintifik terdiri atas lima pengalaman belajar pokok yaitu mengamati, menanya, menalar, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan (serta mengkreasikan). Kelima tahapan ini merupakan proses yang berkesinambungan dan dalam penerapannya selalu diharapkan berkaitan dengan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan. ”Para siswa tidak sekedar tahu (apa), tetapi juga bisa (bagaimana), dan memperoleh perubahan sikap (mengapa) atas proses belajar yang dilakoninya” (Kosasih:2014). Dalam pendekatan saintifik pengalaman menanya ditujukan kepada siswa. Siswa dituntut untuk aktif dalam memberikan pertanyaan disetiap pembelajaran.

Sejalan dengan dinamika yang ada, pertanyaan yang asalnya dari siswa saja

(4)

belum cukup untuk memenuhi kriteria ketuntasan belajar sesuai dengan keterampilan menulis bahasa Indonesia. Pertanyaan yang diajukan oleh siswa tidak selalu bisa mengarahkan siswa untuk menggali informasi secara lebih mendalam dan memanfaatkan keterampilan menulisnya. Untuk dapat terlaksananya pembelajaran dengan baik, guru harus mengoptimalkan perannya dalam mengaktifkan siswa pada proses pembelajaran. Sebagai langkah untuk memberikan pembelajaran yang aktif dan sekaligus melibatkan keterampilan menulis, guru harus memancing siswa dengan berbagai pertanyaan yang bisa membangkitkan aktivitas siswa dan daya nalar siswa terkait pertanyaan yang diberikan guru terhadap hasil belajar siswa, maka dalam penelitian ini peneliti dicobakan suatu pembelajaran aktif yang dilandasi dengan salah satu karakteristik pertanyaan guru yaitu pertanyaan produktif.

Wisudawati dan Eka (2014:162) menyatakan “bertanya merupakan penggunaan bahasa verbal untuk meminta respon dari orang lain. Bertanya digunakan guru untuk mendorong peserta didik berpikir dan merespon pesan yang diberi oleh guru”. Berkaitan dengan pertanyaan yang disampaikan oleh guru, Kristiantari (1997:1) menyatakan ”pertanyaan guru adalah variabel yang sangat berperan dan dapat mempengaruhi perolehan pembelajar. Dengan kata lain, agen pengajaran yang efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran adalah pertanyaan”. Pertanyaan yang diberikan guru untuk mempengaruhi hasil belajar siswa harus bersifat produktif. Pertanyaan produktif yang dimaksud adalah pertanyaan yang jawabannya didapat melalui suatu proses pelibatan percobaan untuk menemukan kepastian jawaban tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat Kosasih (2014:77) menyatakan, ”pertanyaan produktif adalah pertanyaan yang hanya dapat dijawab melalui pengamatan, percobaan, atau penyelidikan”. Dengan adanya pertanyaan yang bersifat produktif dari guru maka hal ini akan

menciptakan perkembangan belajar yang lebih baik dan berpengaruh pada hasil belajar siswa.

Menurut Juliah (dalam Jihad 2012:14), ”hasil belajar adalah segala sesuatu yang menjadi milik siswa sebagai akibat dari kegiatan belajar yang dilakukannya. Hasil belajar merupakan salah satu alat yang digunakan guru untuk mengukur tingkat keberhasilan suatu proses pembelajaran. Pada penelitian ini hasil belajar yang dimaksud, menekankan pada hasil belajar keterampilan menulis bahasa Indonesia.

Berdasarkan uraian tersebut, maka dilakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Pendekatan Saintifik Berbasis Pertanyaan Produktif terhadap Hasil Belajar Keterampilan Menulis (Bahasa Indonesia) pada Tema Cita-Citaku Siswa Kelas IV di SDN Peguyangan”.

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan yang signifikan hasil belajar keterampilan menulis (bahasa Indonesia) pada tema cita-citaku antara siswa kelas IV di SDN Peguyangan yang dibelajarkan menggunakan pendekatan saintifik berbasis pertanyaan produktif dan siswa yang dibelajarkan menggunakan pendekatan saintifik.

METODE

Penelitian ini tergolong penelitian eksperimen semu (quasi experiment) berupa penelitian dengan pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik ditinjau dari karakteristik pertanyaan guru sebagai variabel bebas dan hasil belajar keterampilan menulis (bahasa Indonesia) sebagai variabel terikat. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design. Rancangan penelitian ini hanya memperhitungkan skor post test saja yang dilakukan pada akhir penelitian atau dengan kata lain tanpa memperhitungkan skor pretest. Skor pretest hanya digunakan untuk menyetarakan sampel guna membuktikan tidak ada kelas yang unggul. Rancangan penelitian ini diilustrasikan sebagai berikut.

(5)

(Sugiyono, 2012:116) Gambar 1. Rancangan Penelitian Nonequivalent Control Group Design Keterangan :

O1 = Pre Test pada kelompok

eksperimen

O3 = Pre Test pada kelompok kontrol

X =Perlakuan (treatment) dengan pendekatan saintifik ditinjau dari

karakteristik pertanyaan guru (pertanyaan produktif)

O2 =Post test pada kelompok

eksperimen

O4 =Post test pada kelompok kontrol

Pemberian treatment berupa pendekatan saintifik ditinjau dari karakteristik pertanyaan guru (pertanyaan produktif) hanya dilakukan pada kelas eksperimen, sedangkan di kelas kontrol dilaksanakan pembelajaran dengan pendekatan saintifik.

Populasi dalam penelitian ini diambil dari keseluruhan siswa kelas IV SDN di desa Peguyangan Denpasar Utara tahun ajaran 2014/2015. SDN di desa Peguyangan terdiri dari 12 sekolah dan seluruh siswa kelas IV berjumlah 561 orang siswa. Teknik sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik random sampling.

Pada penelitian ini pengambilan sampel dilakukan melalui dua tahap. Pada tahap pertama dipilih dua kelas pada sekolah yang berbeda (dipilih dari populasi yang ditentukan) secara random dengan memperhatikan keadaan kedua kelas tersebut sebelumnya yaitu ditinjau dari jumlah siswa yang relative sama, status pendidikan guru dengan jenjang S1, dan keadaan sekolah terteliti yang memadai dan mendukung pelaksanaan penelitian. Setelah ditentukan dua kelas yang dijadikan sampel dilanjutkan dengan

menguji kesetaraan kedua kelas tersebut. Setelah kelas yang ditentukan setara tahap dilanjutkan dengan menentukan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang dilakukan dengan teknik random yaitu teknik jenis undian.

Berdasarkan teknik random sampling yang telah dilakukan, kelas IV SD Negeri 4 Peguyangan yang berjumlah 45 orang siswa ditentukan sebagai kelompok eksperimen dan kelas IV SD Negeri 11 Peguyangan yang berjumlah 45 orang siswa ditentukan sebagai kelompok kontrol.

Pada penelitian ini Data yang terkumpul berupa hasil belajar bahasa Indonesia siswa pada keterampilan menulis. Data dikumpulkan menggunakan metode tes jenis subjektif dengan jenis tes esay (Essay Test). Tes uraian yang juga dikenal dengan istilah subjektif tes adalah tes hasil belajar yang memiliki karakteristik: (1) Tes yang berbentuk pertanyaan atau perintah yang menghendaki jawaban berupa uraian atau paparan kalimat yang umumnya cukup panjang; (2) bentuk-bentuk pertanyaan atau perintah menuntut jawaban berupa penjelasan, komentar, perbedaan, dan sebagainya; (3) jumlah butir soal terbatas; (4) terdapat kalimat pertanyaan yang diawali dengan kata perintah (Yadnyawati:2011).

Tes hasil belajar bahasa Indonesia (keterampilan menulis) yang telah disusun untuk mengukur pemahaman dan penguasaan materi siswa terkait keterampilan menulis, selanjutnya tes tersebut diuji validitas, dan reliabilitas tes. Hal ini dilakukan untuk mengetahui layak tidaknya tes hasil belajar dijadikan sebagai instrumen penelitian.

Instrumen post-test yang disusun dalam penelitian ini terdiri dari 15 butir soal. Berdasarkan hasil uji validitas konstruk diperoleh 11 soal yang dinyatakan lolos oleh expert. Selanjutnya dilakukan uji validitas isi instrumen dengan menguji cobakan instrument pada testi. Tes esay merupakan tes yang bersifat politomi, selanjutnya untuk menguji validitas butir instrument yang O1 X O2

(6)

bersifat politomi digunakan teknik korelasi product moment.

Berdasarkan analisis diperoleh sebanyak 10 butir soal yang memiliki rhitung> rtabel dengan rtabel yaitu 0,28,

sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat 10 butir soal yang valid dan 1 butir soal yang tidak valid. Berdasarkan uji reliabilitas tes diperoleh r1.1 = 0,10

sehingga r1.1 > 0,70, dengan demikian tes

hasil belajar IPS memiliki reliabilitas yang sangat tinggi. Berdasarkan hasil analisis instrument post-test diperoleh sebanyak 10 butir soal yang memenuhi syarat validasi. Soal yang lolos uji validasi dan reliabilitas tersebut digunakan sebagai tes hasil belajar bahasa Indonesia (keterampilan menulis) yang berjumlah 10 butir soal. Soal-soal tersebut dipilih berdasarkan alasan bahwa soal-soal yang terpilih telah mencakup keseluruhan indikator yang ditetapkan sebelumnya.

Data yang diperoleh dari post-test selanjutnya di uji hipotesis untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan data yang diperoleh dari dua kelas sampel. Sebelum dilakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis data. Uji prasyarat yang digunakan yaitu uji normalitas sebaran data yang dianalisis menggunakan rumus Chi-Squre dan uji homogenitas varians yang dianalisis menggunakan uji F. Setelah uji prasyarat terpenuhi, dilanjutkan dengan uji hipotesis menggunakan uji-t.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada analisis hipotesis menggunakan uji-t diperlukan uji prasyarat untuk memenuhi kriteria pengujian suatu hipotesis diantaranya uji normalitas dan homogenitas. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran data yang diperoleh dalam penelitian berdistrubusi normal atau tidak. Sedangkan uji homogenitas dilakukan untuk menunjukkan bahwa perbedaan yang terjadi pada uji hipotesis benar benar terjadi akibat adanya perbedaan antar kelompok, bukan

sebagai akibat perbedaan individu dalam kelompok. Berdasarkan hasil uji normalitas sebaran data menggunakan rumus Chi-Square, pada kelompok eksperimen, diperoleh 2

hitung = 8,98.

Sedangkan pada taraf signifikansi 5% dan derajat kebebasan (dk) = 6-1 = 5 diperoleh 2

tabel = 11,07. Karena 2 hitung<2tabel maka Ho diterima (gagal

ditolak) yang berarti sebaran data hasil belajar keterampilan menulis (bahasa Indonesia) siswa pada kelompok eksperimen berdistribusi normal. Sedangkan berdasarkan hasil uji normalitas sebaran data pada kelompok kontrol diperoleh 2

hitung = 8,38.

Sedangkan pada taraf signifikansi 5% dan derajat kebebasan (dk) = 6-1 = 5 diperoleh 2

tabel = 11,07. Karena 2 hitung<2tabel maka Ho diterima (gagal

ditolak) yang berarti sebaran data hasil belajar keterampilan menulis (bahasa Indonesia) siswa pada kelompok kontrol berdistribusi normal. Setelah dilakukan uji normalitas sebaran data, uji prasyarat lainnya dilanjutkan dengan uji homogenitas varians menggunakan rumus uji F. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh Fhitung = 1,497 sedangkan dengan derajat kebebasan pembilang = 45 – 1 = 44 dan derajat kebebasan penyebut = 45 – 1 = 44 pada taraf signifikansi 5% diperoleh Ftabel = 1,66. Sehingga diperoleh Fhitung = 1,497<Ftabel (α=0,05, 44, 44) = 1,66 maka Ho

diterima dan Ha ditolak. Ini berarti kedua

kelompok memiliki varians yang homogen.

Berdasarkan hasil uji prasyarat yaitu uji normalitas dan homogenitas dapat diketahui bahwa data yang diperoleh dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen. Karena data yang diperoleh telah memenuhi semua prasyarat maka dilanjutkan dengan uji hipotesis menggunakan analisis satistik.

Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis uji beda mean atau yang disebut dengan uji-t. Adapun

(7)

hipotesis penelitian yang diuji adalah Ho :

tidak terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar keterampilan menulis (bahasa Indonesia) antara siswa kelas IV di SDN Peguyangan yang dibelajarkan menggunakan pendekatan saintifik berbasis pertanyaan produktif dan siswa yang dibelajarkan menggunakan pendekatan saintifik. Ha : terdapat

perbedaan yang signifikan hasil belajar keterampilan menulis (bahasa Indonesia) antara siswa kelas IV di SDN Peguyangan yang dibelajarkan menggunakan pendekatan saintifik berbasis pertanyaan produktif dan siswa

yang dibelajarkan menggunakan pendekatan saintifik. Adapun kriteria pengujiannya adalah jika <ttabel , maka Ho diterima (gagal ditolak) dan Ha

ditolak, sebaliknya jika >ttabel , maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan

dk = n1 + n2 – 2 dan taraf signifikansi 5%

(α = 0,05) atau taraf kepercayaan 95%.Hasil analisis uji hipotesis menggunakan uji-t disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Hasil Pengujian Hipotesis pada Taraf Signifikansi 5% dan dk=88 No. Kelompok Nilai thitung Nilai ttabel Hipotesis Alternatif

1 Eksperimen 83,73 4,99 1,67 Diterima

2 Kontrol 78,08

Berdasarkan hasil analisis data diperoleh thitung sebesar 4,99. Harga tersebut kemudian dibandingkan dengan harga ttabel . Harga ttabel diperoleh dari tabel nilai-nilai dalam distribusi t dengan dk = 45 + 45 – 2 = 88 dan taraf signifikansi 5% . Bersadarkan tabel nilai-nilai dalam distribusi t diperoleh harga ttabel sebesar 1,67, karena thitung >ttabel (4,99 > 1,67) maka Ho ditolak atau Ha diterima. Hal ini berarti

dapat dinyatakan terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar keterampilan menulis (bahasa Indonesia) antara siswa kelas IV di SDN Peguyangan yang dibelajarkan menggunakan pendekatan saintifik berbasis pertanyaan produktif dan siswa yang dibelajarkan menggunakan pendekatan saintifik.

Atas hasil dari penelitian didapatkan rata-rata nilai akhir hasil belajar dalam pembelajaran keterampilan menulis (bahasa Indonesia), untuk kelompok eksperimen melalui pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik berbasis pertanyaan produktif adalah 83,73. Sedangkan rata-rata nilai akhir hasil belajar dalam pembelajaran bahasa Indonesia untuk kelompok kontrol melalui pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah 78,08.

Berdasarkan data perolehan tersebut dapat menunjukkan bahwa kelompok eksperimen melalui pendekatan saintifik berbasis pertanyaan produktif memiliki rata-rata akhir hasil belajar dalam pembelajaran keterampilan menulis (bahasa Indonesia) yang lebih tinggi dari kelompok kontrol dengan pembelajaran melalui pendekatan saintifik.

Hal ini disebabkan karena pendekatan saintifik berbasis pertanyaan produktif yang dibelajarkan pada kelas eksperimen mampu memberikan pengalaman belajar untuk siswa. Pengalaman belajar yang terdapat dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah pengalaman siswa dalam menemukan suatu ilmu baru. Ilmu baru dapat diperoleh siswa melalui beberapa kegiatan seperti mengamati objek, menanya, menalar, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan. Kegiatan tersebut diterapkan pada saat pembelajaran berlangsung untuk menciptakan suasana belajar yang aktif.

Pendekatan saintifik pada dasarnya pembelajaran yang dilandasi pendekatan ilmiah dalam pembelajaran yang diorientasikan guna membina kemampuan siswa memecahkan masalah melalui serangkaian aktivitas yang menuntut

(8)

kemampuan berpikir kritis, berpikir kreatif, dan berkomunikasi dalam upaya meningkatkan pemahaman siswa.

Menurut Sani (2014:54-71) langkah – langkah pembelajaran dalam pendekatan saintifik adalah sebagai berikut : (a) melakukan pengamatan atau observasi, pengamatan yang cermat sangat dibutuhkan untuk dapat menganalisis suatu permasalahan atau fenomena; (b) mengajukan pertanyaan, siswa perlu dilatih untuk merumuskan pertanyaan terkait dengan topik yang akan dipelajari. Aktivitas belajar ini sangat penting untuk meningkatkan keingintahuan (curiosity) dalam diri siswa; (c) melakukan eksperimen /percobaan atau memperoleh informasi, sebuah percobaan dapat dilakukan untuk memancing minat siswa menyelidiki fenomena alam yang diamati ketika melakukan percobaan, tanpa dimulai dengan pengajuan pertanyaan terlebih dahulu. Pertanyaan diajukan ketika percobaan sdang dilakukan dan guru menyediakan lembar kerja siswa terkait percobaan; (d) mengasosiasikan / menalar, kemampuan mengolah informasi melalui penalaran dan berfikir rasional merupakan kompetensi penting yang harus dimiliki oleh siswa. Informasi yang diperoleh dari pengamatan yang dilakukan harus diproses untuk menemukan pola dari keterkaitan informasi, dan mengambil berbagai kesimpulan dari pola yang ditemukan; (e) membangun atau mengembangkan jaringan dan berkomunikasi, kemampuan ini perlu dimiliki oleh siswa karena kompetensi tersebut sama pentingnya dengan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman. Bekerja sama dalam kelompok merupakan salah satu cara membentuk kemampuan siswa untuk dapat membangun jaringan dan berkomunikasi serta meningkatkan suatu pembelajaran yang aktif di kelas. pendekatan saintifik memiliki langkah-langkah yang telah ditetapkan namun langkah-langkah tersebut bukanlah suatu pedoman yang mutlak harus diikuti atau dilaksanakan dan bersifat kaku, melainkan dapat dikombinasikan dalam

pembelajaran sebagaimana langkah tersebut diperlukan.

Belajar aktif sangat diperlukan oleh siswa untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimum. Ketika siswa pasif, atau hanya menerima informasi dari guru, ada kecenderungan untuk cepat melupakan apa yang telah diberikan. Hal ini berkaitan dengan keaktifan siswa menuangkan gagasan yang dimiliki dalam bentuk tulisan karena siswa mampu mengingat pengetahuan yang ditemukan sehingga memudahkan siswa untuk menuangkan gagasan siswa.

Keaktifan siswa dalam menemukan suatu pengetahuan didukung dengan adanya stimulus yang membangkitkan pola pikir siswa. pertanyaan merupakan salah satu hal yang sangat berperan dalam proses pembelajaran terutama dalam membangkitkan pola piker siswa.

Pada konteks pembelajaran, pertanyaan merupakan strategi pembelajaran yang paling umum digunakan dikelas. Pertanyaan guru bukan saja berguna untuk mengetahui kemampuan siswa melainkan melalui pertanyaan, guru dapat mengarahkan siswa ke materi pembelajaran yang ingin disampaikan. Dalam proses pembelajaran pertanyaan memegang peranan yang penting, sebab (Hasibuan:2010) menyatakan pertanyaan yang tersusun baik dengan teknik pengajuan yang tepat akan: (1) meningkatkan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran ; (2) membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap masalah yang dibicarakan; (3) mengembangkan pola berpikir dan proses aktif siswa; (4) menuntun proses berpikir siswa hingga mendapatkan jawaban yang baik dari suatu pertanyaan; (5) memusatkan perhatian siswa terhadap masalah yang sedang dibahas. Dalam pembelajaran, pertanyaan yang disusun dengan baik dapat menciptakan sikap kritis pada siswa. Jenis pertanyaan yang diajukan guru berpengaruh pada jenis informasi yang diingat siswa. Pertanyaan memiliki beberapa jenis dan karakteristik, salah satu pertanyaan guru yang mampu memancing daya nalar siswa untuk mulai berpikir kritis adalah pertanyaan yang bersifat produktif.

(9)

Karakteristik pertanyaan guru yang bersifat produktif merupakan salah satu karakteristik pertanyaan yang digunakan sebagai tehnik guru dalam memberikan stimulus kepada siswa. Pertanyaan yang membutuhkan proses berpikir kritis merupakan salah satu karakteristik dari pertanyaan produktif. Pertanyaan produktif merupakan salah satu karakter pertanyaan guru yang berpengaruh efektif dalam proses pembelajaran. Menurut Kosasih (2014:77) “Pertanyaan produktif merupakan pertanyaan yang hanya dapat dijawab melalui pengamatan, percobaan, atau penyelidikan”. Dengan adanya pengamatan maka seseorang akan berusaha berpikir kritis untuk mengetahui jawaban dari pertanyaan yang diberikan.

Selain berfungsi pada guru, pertanyaan produktif ini juga berfungsi untuk siswa, yaitu untuk mengembangkan daya nalar siswa terhadap suatu pemecahan permasalahan. Dalam menemukan jawaban dari pertanyaan yang diajukan guru, siswa hendak menyelidiki atau mencobakan dengan memadukan pengetahuan yang dimiliki dan hasi dari penalaran siswa. Siswa diarahkan untuk aktif dalam menemukan suatu informasi dan jawaban serta kreatif dalam menyajikan suatu jawaban.

Terkait penyajian jawaban dari pertanyaan produktif, siswa akan lebih mudah menuangkan jawaban yang ia temukan melalui media tulis. Dengan menulis semua jawaban yang siswa temukan, akan membuat siswa maupun guru memahami maksud yang lebih rinci dari hasil jawaban siswa sesuai dengan keterampilan menulis siswa.

Seseorang dikatakan terampil dalam menulis apabila ia mampu menuangkan ide-ide maupun gagasannya kedalam bentuk tulisan yang mampu dipahami isinya. Dalam dunia pendidikan, menulis adalah hal yang sangat berharga dan siswa diwajibkan untuk memiliki keterampilan menulis, sebab menulis dapat mempermudah siswa untuk berpikir lebih mudah. Menulis sebagai suatu alat dalam proses pembelajaran memiliki peranan yang sangat penting terhadap hasil belajar siswa.

Berbeda dengan pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik secara umum. Kegiatan pembelajaran dilakukan dengan cara memberikan lima pengalaman belajar seperti mengamati, menanya, menalar, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan kepada siswa yang diselingi dengan diskusi kemudian diikuti dengan pemberian tugas. Dengan pembelajaran seperti ini, siswa tidak mempunyai kesempatan untuk mengembangkan kemampuan berpikir yang lebih mendalam, memecahkan masalah yang ditemui melalui pertanyaan guru yang sifatnya lebih memicu daya nalar yang lebih tinggi , serta kesesuaian materi yang ingin diarahkan guru terutama dalam mempengaruhi hasil belajar siswa salah satunya dalam hasil belajar bahasa Indonesia (keterampilan menulis).

Pembelajaran dengan pendekatan saintifik secara umum mengakibatkan siswa hanya mendapatkan informasi dari hasil temuannya tanpa pengarahan yang lebih mendalam yang mampu sekaligus mengajak siswa untuk bernalar, hal ini dapat mengakibatkan hasil belajar siswa kurang optimal.

Hal ini mendukung hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar keterampilan menulis bahasa Indonesia antara siswa kelas IV di SDN Peguyangan yang dibelajarkan menggunakan pendekatan saintifik berbasis pertanyaan produktif dan siswa yang dibelajarkan menggunakan pendekatan saintifik.

Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian (tesis) yang disampaikan oleh MG. Rini Kristiantari yang berjudul “Pertanyaan Guru dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar”. Menemukan bahwa penerapan pertanyaan guru dalam pembelajaran mempengaruhi hasil belajar bahasa Indonesia pada siswa kelas IV SD Negeri 5 Sesetan Denpasar Bali.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian terdapat perbedaan nilai rata-rata yang diperoleh antara siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik berbasis pertanyaan produktif yaitu 83,73 dan siswa yang

(10)

dibelajarkan melalui pendekatan saintifik yaitu 78,08. Berdasarkan hasil analisis uji-t diperoleh thitung lebih besar dari pada ttabel

(4,99 > 1,67), maka Ho ditolak dan Ha

diterima. Dapat dibuktikan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar keterampilan menulis (bahasa Indonesia) antara siswa kelas IV di SDN Peguyangan yang dibelajarkan menggunakan pendekatan saintifik berbasis pertanyaan produktif dan siswa yang dibelajarkan menggunakan pendekatan saintifik. Dengan demikian dapat ditarik simpulan bahwa terdapat pengaruh pendekatan saintifik terhadap hasil belajar keterampilan menulis (bahasa Indonesia) tema cita-citaku pada siswa kelas IV di SDN Peguyangan ditinjau dari karakteristik pertanyaan guru.

Adapun saran yang dapat disampaikan setelah melaksanakan dan memperoleh hasil dari penelitian yaitu; bagi siswa dengan diterapkannya pendekatan saintifik berbasis pertanyaan produktif dalam penelitian ini, siswa menjadi aktif dalam memecahkan masalah. Maka dari itu disarankan kepada siswa untuk lebih serius dalam memahami setiap materi pembelajaran yang diperoleh. Dengan adanya keseriusan diharapkan siswa mampu melatih dirinya berpikir kritis, logis dan sistematis dalam melatih keterampilan menulisnya melalui stimulus pertanyaan dari guru. Bagi guru dengan diadakan penelitian ini, guru diharapkan untuk melakukan inovasi dalam pembelajaran dengan menerapkan pendekatan saintifik berbasis pertanyaan produktif dalam pembelajaran sehingga proses pembelajaran menjadi optimal. Bagi kepala sekolah diharapkan kepala sekolah dapat mengarahkan manajemen sekolah yang lebih baik, sehingga tercipta kondisi yang mampu mendorong para guru untuk mencoba menerapkan strategi, metode dan tehnik yang baru terutama dalam karakteristik pengajaran untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran di sekolah. Bagi Peneliti diharapkan peneliti selanjutnya melakukan penelitian dengan mata pelajaran dan pokok bahasan yang lebih beragam untuk memperoleh hasil yang lebih baik.

DAFTAR RUJUKAN

Dalman. 2014. Keterampilan Menulis. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Depdiknas. 2013. Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 81 A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Hasibuan. 2010. Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Jihad, Asep dan Abdul Haris. 2012.

Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Persindo.

Kosasih. 2014. Strategi Belajar dan Pembelajaran Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: Yrama Widya.

Kristiantari, Mg. Rini. 1997. Pertanyaan Guru Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Tesis (tidak diterbitkan) Fakultas Pascasarjana, IKIP Malang.

Ngalimun. 2014. Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Indonesia. Yogyakarta: Aswaja Persindo. Sani, Ridwan Abdullah. 2014.

Pembelajaran Saintifik Untuk Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Bumi Aksara.

Sugiyono. 2012. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Wisudawati, Asih Widi dan Eka Sulistyowati. 2014. Metodologi Pembelajaran IPA. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Yadnyawati, Ida Ayu Gde. 2011. Evaluasi Pendidikan. Denpasar: Paramita.

Referensi

Dokumen terkait

Belum adanya syslog server yang dapat menampilkan log jika terjadi serangan di sebuah jaringan client yang ditampilkan secara terpusat untuk memudahkan para admin wahana

Dengan mengurangi mgrek total, H + dan (Mg²⁺+ Zn²⁺) maka dapat diketahui mgrek Na + sebesar - 0,1865 mgrek, tanda minus (-) menandakan ion logam Na + tidak terdapat dalam air

Kontribusi antar Indikator dalam IPG Indikator yang paling berpengaruh terhadap nilai IPG di Daerah Istimewa Yogyakarta dari tahun 1999, 2002, 2005 adalah indeks kesehatan

Profil ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang Program Pelayanan Kesejahteraan Sosial Anak di BSPPSA ”Sasambo Matupa” yang terdiri dari Pelayanan Petirahan Sosial

Sejauh yang diizinkan oleh hukum,dan peraturan yang berlaku, Lumenus tidak menjamin dan tidak menerima tanggung jawab hukum apa pun dari kapanpun, secara tidak langsung,

Pertimbangan moral yang mencapai tingkat pascakonvensional tersebut mempunyai peran sangat penting, yaitu individu akan mampu mengambil keputusan-keputusan

Pada tabel 4.2 tampak bahwa nilai rata-rata kelas hasil belajar peserta didik mata pelajaran matematika pada materi bangun ruang kubus adalah 78 dan nilai terendah adalah 60 dengan

Officielt er udfasningen, som ambassadør Tom Barthel Hansen forklarer, et udtryk for en politisk prioritering som består i, at den danske bistand skal fokuseres omkring